Anda di halaman 1dari 10

Vol. 2, No.

1, Juni 2021 Jurnal Mandala


DOI: https://doi.org/10.35311/jmpm.v2i1.26
Pengabdian Masyarakat
ISSN: 2722-4902 | e-ISSN: 2745-3588 Journal homepage:https://jurnal-pharmaconmw.com/jmpm

Pembuatan Septic Tank Komunal di Desa Leppe Kec.Soropia


Kab.Konawe Sulawesi Tenggara
Jumartin Gerung*, Andi Mauliyana
Prodi Kesmas Universitas Mandala Waluya

ABSTRAK
Permasalahan limbah yang kian memburuk di kawasan pesisir khususnya permukiman nelayan tidak dapat
tertangani secara baik. Masalah pemukiman pada pembuangan tinja merupakan salah satu masalah kesehatan yang
menjadi prioritas. Dengan kondisi rumah warga Desa Leppe Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe Provinsi
Sulawesi Tenggara yang dibangun di atas permukaan laut, yang menjadi masalah utama adalah tempat pembuangan
limbah rumah tangga dan tempat Buang Air Besar (BAB). Kurangnya kesadaran masyarakat untuk membuang air
besar di tempat yang layak dengan alasan tidak adanya tempat, harus difasilitasi dengan pembuatan septic tank
komunal. Wilayah Desa Leppe dipilih sebagai lokasi program dengan pertimbangan lokasi memadai untuk program
sanitasi dan sebagian warganya menerapkan sanitasi yang sederhana. Tujuan program ini adalah meningkatkan
akses sanitasi dan pemahaman warga untuk menggunakan dan memelihara sarana sanitasi (septic tank komunal dan
sambungan rumah) yang dibangun, membangun sarana sanitasi untuk warga, mengurangi BAB sembarangan dan
penerapan PHBS (Pola Hidup Bersi dan Sehat) serta meningkatkan derajat kesehatan lingkungan di wilayah tersebut.
Metode yang dilakukan untuk menentukan prioritas masalah dalam pengabdian ini yakni dengan menggunakan
Metode CARL (Capability, accessibility, Readiness, Leverage), yang merupakan suatu teknik atau cara yang
digunakan untuk menentukan prioritas suatu masalah apabila data yang tersedia adalah data kualitatif. Metode ini
dilakukan dengan menentukan skor atas kriteria tertentu. Dari pengabdian masyarakat yang dilakukan, telah
berhasil dibangun septic tank komunal yang dapat dimanfaatkan dua hingga tiga rumah warga. Daerahnya yang
berbeda dengan daratan membuat pembangunan septic tank komunal ini disesuaikan dengan lingkungan warga dan
memastikan tinja tidak lagi mengotori lingkungan warga.
Kata kunci: Septic tank komunal; Sanitasi; Sulawesi Tenggara.

Construction of Communal Septic Tanks in Leppe Village, Soropia District,


Konawe Regency, Southeast Sulawesi
ABSTRACT
The problem in coastal settlement areas, especially fishermen settlements, cannot be handled properly. The
problem of environmental sanitation, especially in the disposal of feces, is one of the various health problems that
need to be prioritized. With the condition Leppe Village residents which are built above sea level, it is natural that the
main problems in this area are the place for disposal of household waste and places for defecating (BAB). Lack of
public awareness to defecate in an appropriate place on the grounds of not having a place, must be facilitated by the
construction of a communal septic tank. The area of Leppe Village was chosen as the location of the program with
consideration of an adequate location for the sanitation program and some of the residents applied simple sanitation.
The aim of this program was to improve sanitation access and people's understanding of how to use and maintain
sanitation facilities (communal septic tanks and house connections), to build sanitation facilities for residents, to
reduce open defecation and the application of PHBS and improve environmental health in the area. The method used
to determine the priority of problems in this service was the CARL method which is a technique used to determine
the priority of a problem if the available data is qualitative data. This method is done by determining a score on
certain criteria. From this community service activity, a communal septic tank was successfully built that can be used
by two to three residents' houses. The area which is different from the mainland has made the construction of this
communal septic tank adapted to the community's environment and ensures that the feces will no longer pollute the
residents' environment.
Keywords: Communal septic tank; Sanitation; Southeast Sulawesi.

Penulis Korespondensi :
Jumartin Gerung
Prodi Kesmas Universitas Mandala Waluya
E-mail : jumartin.gerung@gmail.com
No. Hp : 085255852718

15
https://jurnal-pharmaconmw.com/jmpm JMPM Vol. 2, No. 1, Juni 2021

PENDAHULUAN lingkungan wilayah pesisir dan lautan,


konflik kepentingan antara kegiatan
Kesehatan adalah keadaan fisik, maupun sektor, pencemaran dan over
mental dan sosial, bukan hanya tidak eksploitasi sumberdaya.
adanya penyakit atau kelemahan. Semua Tidak adanya integrasi dan
orang di beberapa titik bersedia untuk koordinasi perencanaan masing-masing
membayar apa pun untuk menjaganya. sektor mengakibatkan tidak tercapainya
Sumberdaya pantai dan laut tujuan pembangunan secara optimal
dikenal sebagai sumberdaya multi dan terganggunya fungsi utama di
fungsi. Wilayah perairan pantai yang perairan tersebut.
kaya akan sumberdaya alam telah Menyadari adanya karakteristik
dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia dan dinamika alamiah ekosistem pesisir
sebagai salah satu sumber bahan dan lautan yang secara ekologis saling
makanan, utamanya protein, sejak terkait satu dengan lainnya, demikian
berabad-abad lamanya. Selain itu, pula dengan ekosistem lahan atas, serta
pemanfaatan sumber energi, seperti keanekaragaman sumberdaya alam dan
hidrokarbon dan mineral khususnya di jasa-jasa lingkungan sebagai potensi
wilayah pesisir dan laut, telah dilakukan pembangunan, mensyaratkan
untuk menunjang pembangaunan pada pembangunan sumberdaya pesisir dan
sektor ekonomi (Gerung & Wulandari, lautan yang optimal dan berkelanjutan.
2020). Permasalahan air limbah yang
Fungsi lain yang dimiliki oleh kian memburuk di kawasan
wilayah pesisir dan lautan digunakan permukiman pesisir khususnya
untuk berbagai kegiatan seperti permukiman nelayan tidak dapat
transportasi, pelabuhan, industri, tertangani secara baik. Latar belakang
agrobisnis dan agroindustri, rekreasi penyebabnya adalah: (1) kebiasaan
dan pariwisata, kawasan pemukiman, sosial-budaya yang sulit berubah, (2)
dan tempat pembuangan limbah. topografi yang sangat rendah bahkan
Wilayah pesisir dan lautan sebagian berada dibawah ketinggian
merupakan prioritas utama bagi pusat pasang air laut (karena abrasi) (3)
kegiatan pengembangan industri, perkembangan permukiman yang kian
pariwisata, agribisnis, agroindustri, memadat dan tidak tertata dan (4)
pemukiman, transportasi, dan kegagalan penerapan standar teknis
pelabuhan. Di balik prospek di atas, pembuangan air limbah. (Resty, 2018)
pengalaman pembanguan sumberdaya Masalah kesehatan lingkungan
pesisir dan lautan umumnya mengarah pemukiman khususnya pada
ke suatu pola yang merusak daya pembuangan tinja merupakan salah satu
dukung lingkungan dan tidak dari berbagai masalah kesehatan yang
berkesinambungan (unsustainable) perlu mendapatkan prioritas.
(Resty, 2018). Penyediaan sarana pembuangan tinja
Sistem multifungsi yang tidak masyarakat terutama dalam
terencana dengan baik telah pelaksanaannya tidaklah mudah, karena
menunjukkan kemunduran mutu menyangkut peran serta masyarakat

16
https://jurnal-pharmaconmw.com/jmpm JMPM Vol. 2, No. 1, Juni 2021

yang biasanya sangat erat kaitannya tidak adanya tempat atau lahan yang
dengan prilaku, tingkat ekonomi, bisa di gunakan untuk membuat tempat
kebudayaan dan pendidikan penampungan kotoran, karena daerah
(Notoatmodjo, 2007). atau tempat tinggal mereka yang berada
Pembuangan tinja perlu di atas air laut. Selain itu kurangnya
mendapat perhatian khusus karena fasilitas penunjang kesehatan seperti
merupakan satu bahan buangan yang Jamban umum dan tempat sampah.
banyak mendatangkan masalah dalam sehingga masyarakat masih masih
bidang kesehatan dan sebagai media kurang menyadari akan pentingnya
bibit penyakit, seperti diare, typhus, kesehatan lingkungan.
muntaber, disentri, cacingan dan gatal- 2. Perilaku
gatal. Selain itu dapat menimbulkan Perilaku adalah respon individu
pencemaran lingkungan pada sumber terhadap suatu stimulus atau suatu
air dan bau busuk serta estetika tindakan yang dapat diamati dan
(Soedjono & Fitriani, 2016). mempunyai frekuensi spesifik, durasi
Berdasarkan hasil observasi yang dan tujuan baik disadari maupun tidak.
dilakukan dan berdasarkan data primer Untuk mengetahui status
didapatkan bahwa dari keempat faktor kesehatan seseorang, pertama adalah
yang mempengaruhi status kesehatan merubah perilaku orang tersebut
masyarakat, yang paling berpengaruh seperti di Desa Leppe dimana banyak
adalah faktor perilaku (kesadaran perilaku penduduk, baik disadari
masyarakat berperilaku hidup sehat maupun tidak mempengaruhi status
untuk mencapai derajat kesehatan yang kesehatan mereka.
optimal yang telah dicanangkan oleh Saat melakukan survei lokasi,
pemerintah) (Sumantri, 2017). ditemukan adanya perilaku yang tidak
1. Lingkungan sesuai dengan prinsip hidup sehat,
Berdasarkan hasil survei terlihat seperti adanya kebiasaan dari sebagian
bahwa keadaan lingkungan di Desa besar masyarakat desa masih Buang Air
Leppe Kecamatan Soropia, Kabupaten Besar (BAB) langsung ke laut.
Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara, Selain itu kebiasaan membuang
masih kurang baik, hal ini di akibatkan sampah ke laut dan di sekitar rumah
karena banyaknya sampah yang dapat mencemari air laut dan
berserakan di pinggir laut yang membahayakan bagi kehidupan biota
berada disekitar pemukiman warga. laut. Perilaku negatif tersebut
Selain itu juga masih banyak diakibatkan karena tidak adanya
masyarakat yang membuang air besar fasilitas penunjang kesehatan seperti
langsung ke laut yang dapat tidak adanya Jamban umum yang sehat
mengakibatkan pencemaran terhadap dan Tempat Sampah.
lingkungan sekitar khusnya air laut Penduduk Desa Leppe sebagian
tersebut. besar adalah penduduk suku Bajo.
Dari hasil wawancara dengan Bentuk rumah penduduk di Desa Leppe
masyarakat, keadaan lingkungan sekitar sebagian besar adalah rumah panggung
yang masih kurang baik dikarenakan yang kebanyakan adalah bangunan

17
https://jurnal-pharmaconmw.com/jmpm JMPM Vol. 2, No. 1, Juni 2021

lama, tapi ada juga rumah permanen program sanitasi dan sebagian
dan semi permanen. warganya menerapkan sanitasi yang
Kebanyakan penduduk pada sederhana. Tujuan program ini adalah
daerah Desa Leppe berprofesi sebagai meningkatkan akses sanitasi dan
Nelayan, sehingga pendapatan mereka pemahaman warga untuk
tidak menentu perharinya tergantung menggunakan dan memelihara sarana
dari hasil penjualan ikan yang mereka sanitasi (septic tank komunal dan
tangkap. Hal ini turut mempengaruhi sambungan rumah) yang dibangun,
upaya masyarakat khususnya dalam hal membangun sarana sanitasi untuk
pengadaan jamban dan septic tank warga, mengurangi BAB sembarangan
komunal. dan penerapan PHBS serta
Sebagai daerah Pesisir, kedua meningkatkan derajat kesehatan
Desa tersebut memiliki permasalahan lingkungan di wilayah tersebut.
mendasar dalam hal saluran Berdasarkan latar belakang
pembuangan tinja manusia. yang telah dikemukakan diatas, maka
Sebagaimana diketahui ada beberapa masalah yang akan dikaji dalam
faktor yang harus diperhatikan dalam Program Pengabdian Pada
pembuatan jamban khususnya di daerah Masyarakat ini adalah bagaimana
pesisir. mengoptimalkan peran masyarakat
Daerahnya yang berbeda melalui upaya pelatihan dan
dengan daratan pada umumnya pembuatan septic tank komunal dalam
membutuhkan tempat yang lebih peningkatan kesehatan masyarakat
kondusif agar kotoran manusia justru khususnya kesehatan lingkungan di
tidak mencemari lingkungan sekitar. wilayah pesisir.
Dalam pembuatan jamban sendiri patut
memperhatikan (Marlinae et al., 2019): METODE
1. Kondisi daerah, datar atau Pengambilan Data
miring Data Primer dilakukan melalui
2. Tinggi rendahnya permukaan air wawancara kepada responden dengan
3. Arah aliran air tanah
menggunakan kuesioner serta observasi
4. Sifat, macam dan struktur tanah
Program pembangunan septic langsung. Sedangkan data sekunder
tank komunal di Desa Leppe sendiri diperoleh dengan cara mengambil data
merupakan bagian dari kegiatan di puskesmas dan pemerintah Desa
pengabdian kepada masyarakat yang
diinisiasi pihak kampus yang setempat. Berdasarkan data yang
membutuhkan kerjasama dengan diperoleh menunjukkan bahwa populasi
warga. Program ini dimaksudkan untuk masyarakat Desa Leppe berjumlah 166
mendorong warga untuk berpola hidup
KK dan 489 Jiwa.
bersih dan sehat.
Wilayah Desa Leppe dipilih
Identifikasi Masalah
sebagai lokasi program dengan
pertimbangan lokasi memadai untuk

18
https://jurnal-pharmaconmw.com/jmpm JMPM Vol. 2, No. 1, Juni 2021

Berdasarkan Observasi dan wawancara C = Capability yaitu ketersediaan


yang dilakukan, terdapat tiga prioritas sumber daya (dana, sarana dan
masalah yang ditemukan yakni : peralatan)

1. Tempat Pembuangan Akhir A = Accessibility yaitu kemudahan,


(TPA) masalah yang ada mudah diatasi atau
tidak. Kemudahaan dapat didasarkan
2. Pembuatan Septic tank komunal
pada ketersediaan metode / cara /
3. Saluran Pembuangan Air Limbah teknologi serta penunjang pelaksanaan
seperti peraturan atau juklak.
Setelah masalah dan alternatif
pemecahan masalah diidentifikasi, maka R = Readiness yaitu kesiapan dari tenaga
dilakukan pemberian skor untuk pelaksana maupun kesiapan sasaran,
menetapkan masalah mana yang paling seperti keahlian atau kemampuan dan
urgen untuk diatasi dengan metode motivasi.
CARL. L = Leverage yaitu seberapa besar
Metode CARL merupakan suatu pengaruh kriteria yang satu dengan
teknik atau cara yang digunakan untuk yang lain dalam pemecahan masalah
menentukan prioritas suatu masalah yang dibahas.
apabila data yang tersedia adalah data
Skoring dari tiga masalah yang ada
kualitatif. Metode ini dilakukan dengan
didasarkan pada ketentuan pemberian
menentukan skor atas kriteria tertentu.
nilai sebagai berikut :
Semakin besar skor yang diperoleh,
maka semakin besar pula suatu masalah Nilai 5 : Paling bermasalah (mutlak)
yang dihadapi, sehingga menjadi
Nilai 4 : Sangat menjadi masalah
semakin tinggi letaknya pada urutan
prioritasnya. Nilai 3 : Cukup menjadi masalah
Metode CARL merupakan metode Nilai 2 : Tidak menjadi masalah
yang cukup baru di bidang kesehatan.
Metode CARL juga didasarkan pada Nilai 1 : Sangat tidak menjadi masalah
serangkaian kriteria yang diberi skor.
Skor dihitung sesuai nilai total yang
Kriteria dalam metode CARL tersebut
merupakan hasil dari perkalian
mempunyai arti:
CxAxRxL. Hasil penghitungan dari
prioritas masalah dapat ditunjukkan
pada tabel berikut :

Masalah C A R L NILAI RANK


TPA 3 4 4 4 192 3
Septic 5 4 4 5 400 1
tank
SPAL 5 4 4 4 320 2

19
https://jurnal-pharmaconmw.com/jmpm JMPM Vol. 2, No. 1, Juni 2021

Dari tabel di atas terlihat bahwa  Paralon dari arah masing-


prioritas masalah yang ditetapkan masing WC warga dibuat
adalah intervensi pembuatan septic menurun sejajar sampai arah
tank komunal yang diperuntukkan bagi pembuangan.
2-3 rumah warga.  Membuat bahan material
dinding septic tank
Septic tank dibuat dengan
menggunakan bata merah yang
mengikuti langkah-langkah berikut ini: diplester.
 Tanah digali sebagai wadah  Membuat tembok alas pada

septic tank sedalam 1,5 meter septic tank untuk mencegah


dengan tinggi 2 meter. roboh atau bocor
 Membuat sekat pada tengah Septic tank komunal dibangun
galian untuk membuat 2 kolom setelah berdiskusi dengan warga
septic tank yang berdempetan mengenai lokasi pembangunan,
yang bertujuan untuk dibuatlah satu unit septic tank komunal
memisahkan kotoran padat dan untuk tiga rumah di dusun 3 Desa
cair. Leppe, Kec. Soropia, Kabupaten Konawe.
 Membuat penghubung antar
sekat dengan menggunakan
paralon berukuran 4 inch.

HASIL DAN PEMBAHASAN mengakibatkan pencemaran terhadap


lingkungan sekitar khusnya air laut
1. Pembuatan Septic Tank tersebut.
Komunal
Berdasarkan observasi yang
Secara umum, kondisi dilakukan terhadap masyarakat,
lingkungan Desa Leppe masih terlihat keadaan lingkungan sekitar yang masih
semrawut. Hal ini di akibatkan karena kurang baik dikarenakan tidak adanya
banyaknya sampah yang berserakan di tempat atau lahan yang bisa di gunakan
pinggir laut yang berada di sekitar untuk membuat tempat penampungan
pemukiman warga. Selain itu juga masih kotoran, karena daerah atau tempat
banyak masyarakat yang membuang air tinggal mereka yang berada di atas air
besar langsung ke laut yang dapat laut.

20
https://jurnal-pharmaconmw.com/jmpm JMPM Vol. 2, No. 1, Juni 2021

Gambar 1. Kondisi Rumah Warga di Desa Leppe

Dengan kondisi rumah warga (BAB). Kurangnya kesadaran


yang dibangun di atas permukaan laut, masyarakat untuk membuang air besar
yang menjadi masalah utama adalah di tempat yang layak dengan alasan
tempat pembuangan limbah rumah tidak adanya tempat, harus difasilitasi
tangga dan tempat Buang Air Besar dengan pembuatan septic tank komunal.

Gambar 2. Pembangunan Septic Tank

Pembuatan Septic tank Komunal dalam proses pemuatan septic tank


dilakukan pada Februari 2020 dilokasi komunal ini.
yang telah disepakati warga yakni di
Berdasarkan hasil yang
Dusun II Desa Leppe Kec. Soropia Kab.
ditemukan saat survei awal terlihat
Konawe. Jumlah septic tank komunal
bahwa masih terdapat beberapa warga
yang di buat berjumlah 1 unit untuk 2 –
yang kurang atau tidak mengetahui apa
3 rumah.
pentingnya pengadaan dan pengadaan
Dalam pembuatan Septic tank septic tank, penggunaan jamban dengan
komunal ini masyarakat setempat turut baik, serta dampak yang akan
memberikan sumbangan bahan untuk ditimbulkan akibat tidak tersedianya
membuat Septic tank komunal berupa jamban pada satu rumah tangga.
pasir, batu, batako, closet, cincin,
balok,kerikil. Serta bantuan tenaga

21
https://jurnal-pharmaconmw.com/jmpm JMPM Vol. 2, No. 1, Juni 2021

Disinilah nampak betapa adalah menentukan lokasi, menyiapkan


pentingnya peningkatan terhadap bahan, kemudian proses dudukan closet
pengetahuan masyarakat agar terjadi kemudian penggalian septic tank hingga
pula peningkatan terhadap tindakan mencapai kedalaman kurang lebih
sebagai aplikasi terhadap pengetahuan 1meter. Lubang yang telah ada
yang dimiliki. kemudian dimasukan cincin yang sudah
disesuaikan dengan besarnya lubang
Masyarakat yang tidak memiliki
galian.
jamban ini lebih memilih untuk buang
air besar langsung ke Laut, dan lebih Setelah itu, dilakukan penutupan
memilih membuang air besar pada lubang menggunakan penutup cincin
jamban yang tidak memenuhi syarat yang sudah disediakan, kemudian
kesehatan seperti jamban cemplung. dilakukan proses pemasangan pipa dari
Alasan utama lainnya yang mereka kloset ke lubang septic tank. Proses
kemukakan adalah faktor ekonomi yang selanjutnya pemasangan kloset.
tidak mencukupi untuk pembuatan Demikian setelah itu dilakukan proses
jamban di rumah mereka. pengacian lantai kamar mandi. Dan yang
terakhir proses pembuatan dinding dan
Tahapan pembuatan septic tank
atap kamar mandi.
komunal pertama yang mesti dilakukan

Gambar 4. Septic Tank komunal yang dapat digunakan 2-3 rumah

Sebagai tempat penampungan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor


dan pengolahan tinja sementara, 3 Tahun 2014 tentan Sanitasi Total
keberadaan septic tank penting untuk Berbasis Masyarakat.
mencegah penularan penyakit dan
Berdasarkan lampiran dalam
penyebaran bakteri. Selain itu, septic
Permenkes tersebut, setiap jamban
tank juga solusi mencegah timbunan
perlu dilengkapi dengan fasilitas septic
tinja mencemari air dan lingkungan.
tank. Adapun septic tank adalah suatu
Pemerintah juga sudah membuat
bak kedap air yang berfungsi sebagai
peraturan tentang septic tank.
tempat penampungan limbah kotoran
Ketentuannya diatur dalam Peraturan

22
https://jurnal-pharmaconmw.com/jmpm JMPM Vol. 2, No. 1, Juni 2021

manusia (tinja dan urine). Bagian padat Meski saat ini, di tengah
kotoran manusia akan tertinggal dalam kemajuan pengetahuan dan teknologi
tangki septik. yang memungkinkan masyarakat bisa
mengakses berbagai macam informasi,
Sedangkan bagian cairnya keluar
namun penyuluhan kesehatan
dari tangki septik dan diresapkan
khususnya terkait masalah kesehatan
melalui bidang atau sumur resapan. Jika
lingkungan masih sangat relevan.
tidak memungkinkan dibuat resapan
maka dibuat suatu filter untuk Hadirnya jejaring media sosial
mengelola cairan itu. Sedangkan memang semakin menjembatani
menurut ketentuan Standar Nasional seseorang untuk memiliki banyak
Indonesia (SNI) 2398:2017, septic tank keterhubungan, baik secara offline
harus kedap air. maupun online. Namun tugas
melakukan penyuluhan adalah bagian
Septic tank juga perlu memiliki
yang tidak dapat dipisahkan dari tenaga
lubang kontrol, ventilasi, pipa masuk-
kesehatan masyarakat.
keluar serta harus dikuras isinya, untuk
dibuang dengan truk tinja secara Melalui penyuluhan yang di
reguler. Limbah dari septic tank itu lakukan di harapkan Masyarakat Desa
dikirim ke Instalasi Pengoalhan Lumpur Leppe dapat mengetahui pemanfaatan
Tinja (IPLT). Ketentuan SNI 2398:2017 Septic Tank Komunal sebagai alternatif
lainnya mengharuskan septic tank yang efektif tempat penampungan limbah
memiliki bagian penampungan dan bagi masyarakat di daerah Pesisir,
pengolah air limbah dengan kecepatan sehingga dapat meningkatkan derajat
aliran lambat. Tujuannya memberia kesehatan masyarakat khususnya di bidang
kesempatan pengendapan benda padat kesehatan lingkungan.
agar terjadi penguraian menjadi bahan KESIMPULAN
larut air dan gas. Masalah penyehatan lingkungan
pemukiman khususnya pada
2. Penyuluhan Mengenai
pembuangan tinja merupakan salah
Pemanfaaan Septic Tank
satu dari berbagai masalah kesehatan
Komunal
yang perlu mendapatkan prioritas.
Selain membuat septic tank Dengan kondisi rumah warga yang
komunal, kami juga melakukan dibangun di atas permukaan laut, yang
penyuluhan pada masyarakat Desa menjadi masalah utama adalah tempat
Leppe pada tanggal 19 Februari 2020. pembuangan limbah rumah tangga dan
Penyuluhan ini di maksudkan untuk tempat Buang Air Besar (BAB).
menambah pengetahuan masyarakat Kurangnya kesadaran masyarakat
setempat mengenai pembuatan dan untuk membuang air besar di tempat
manfaat penggunaan septic Tank yang layak dengan alasan tidak adanya
Komunal bagi masyarakat di daerah tempat, harus difasilitasi dengan
pesisir. pembuatan septic tank komunal.

23
https://jurnal-pharmaconmw.com/jmpm JMPM Vol. 2, No. 1, Juni 2021

Wilayah Desa Leppe dipilih http://kesmas.ulm.ac.id/id/wp-


content/uploads/2019/02/BUKU-AJAR-
sebagai lokasi program dengan
DASAR-DASAR-KESEHATAN-
pertimbangan lokasi memadai untuk LINGKUNGAN.pdf
program sanitasi dan sebagian Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan & Ilmu
Perilaku.
warganya menerapkan sanitasi yang
http://r2kn.litbang.kemkes.go.id:8080/handl
sederhana melalui pembuatan septic e/123456789/77273
tank komunal untuk mengurangi Resty, A. U. (2018). Dampak Sanitasi Lingkungan
Terhadap Kesehatan Masyarakat Di Wilayah
perilaku BAB di sembarang tempat serta
Pesisir Kecamatan Kota Agung. In JPG (Jurnal
meningkatkan derajat kesehatan Penelitian Geografi) (Vol. 6, Issue 7).
lingkungan di suatu wilayah dimana http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JPG/
lingkungan merupakan salah satu article/view/16933
Soedjono, E. S., & Fitriani, N. (2016). Penyediaan
penentu derajat kesehatan masyarakat. Jamban Sehat Sederhana Untuk Masyarakat
Berpenghasilan Rendah Berbasis
UCAPAN TERIMA KASIH Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan
Tambakwedi, Kecamatan Kenjeran, Kota
Ucapan terima kasih kami Surabaya. Jurnal Sains &Teknologi
haturkan kepada yayasan Mandala Lingkungan, 8(1), 36–45.
Waluya dan LPPM Universitas Mandala https://doi.org/10.20885/jstl.vol8.iss1.art4
Sumantri, A. (2017). Kesehatan Lingkungan - Edisi
Waluya yang telah memberikan bantuan Revisi. Prenada Media.
berupa dana kegiatan pemberdayaan
masyarakat, serta masyarakat Desa
Leppe dan Mahasiswa Prodi kesehatan
masyarakat yang telah membantu
terlaksananya pengabdian masyarakat
ini.

DAFTAR PUSTAKA
Gerung, J., & Wulandari, A. R. (2020). Hubungan
Pengetahuan, Sikap, Dan Hygiene
Perorangan Penjamah Makanan Pada
Penyelenggaraan Makanan Di Kantin Sma
Negeri 4 Kendari. MIRACLE JOURNAL OF
PUBLIC HEALTH, 3(1), 25–32.
https://doi.org/10.36566/MJPH/VOL3.ISS1/1
35
Marlinae, L., Khairiyati, L., Rahman, F., & Laily, N.
(2019). Buku Ajar Dasar-Dasar Kesehatan
Lingkungan. Fakultas Kedokteran Universitas
Lambung Mangkurat Banjarbaru, 1–120.

24

Anda mungkin juga menyukai