Kebocoran minyak Balikpapan 2018 adalah sebuah peristiwa kebocoran minyak yang
terjadi di lepas pantai kota Balikpapan, Indonesia. Tumpahan terjadi di Teluk Balikpapan, tepatnya di pantai yang tempatnya berdekatan dengan Kilang Pengolahan V (Pertamina UP V) berada. Peristiwa tersebut disebabkan oleh pecahnya jalur pipa yang menuju kilang pengolahan Pertamina akibat tergaruk jangkar kapal. Tumpahan minyak terdeteksi dan dilaporkan oleh petugas Pertamina pada tanggal 31 Maret 2019 pukul 02.00 WITA di sekitar jetty Pertamina (No.1, 2 and 5). Berdasarkan laporan KNKT, akar penyebab peristiwa itu terjadi karena miskomunikasi yang terjadi antara pihak kapal pemandu dengan mualim 1 (kru kapal Ever Judger). Komunikasi yang dilakukan antara pihak MV Ever Judger dengan dua kapal pandu, yakni Anggada dan Antasena, menggunakan dua bahasa. Komunikasi nakhoda ke kapal pandu menggunakan bahasa Inggris, sedangkan sesama awak kapal MV Ever Judger menggunakan bahasa China. Saat itu, kapal pandu memerintahkan nakhoda untuk menurunkan jangkar 1 meter. Namun, ketika informasi itu diteruskan ke mualim, jangkar justru diturunkan 1 segel, yakni sekira 27 meter. KNKT menyimpulkan, terjadinya polusi minyak di perairan Teluk Balikpapan itu, akibat kurangnya penerapan bridge resource management (BRM) untuk keselamatan navigasi di atas MV Ever Judger serta penanganan kedaruratan yang tidak tepat. Selain miskomunikasi, kejadian yang menyebabkan pencemaran dan kebakaran di Teluk Balikpapan itu, juga terjadi karena tidak adanya prosedur spesifik. Yakni, tentang pelayanan pemanduan terkait pertukaran informasi seperti diatur dalam resolusi IMO A.960, kecuali prosedur yang dikeluarkan KSOP setempat.
Kebocoran minyak Balikpapan 2018. (2020, Mei 24). Di Wikipedia, Ensiklopedia Bebas. Diakses pada 08:07, Mei 24, 2020, dari