Anda di halaman 1dari 10

Pencegahan Kebocoran Bahan Bakar Pada

Bunker Station Saat Bunker di MV. SPIL CITRA


Mustholiq a, Hermanto, A.Wb, Muhammad, N c
a
Dosen Program Studi Teknika Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang
b
Dosen Program Studi Teknika Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang
c
Taruna (NIT. 52155748 T) Program Studi Nautika Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

Intisari- Bahan bakar adalah sebuah cairan yang sangat bahan bakar di main deck serta mengancam terjadinya
penting pada kapal, bahan bakar ini fungsinya sangan fital pencemaran lingkungan .
pada kapal, yaitu berfungsi sebagai media pembakaran Di lakukan pemeriksaandi kapal MV.Spil Citra oleh
pada mesin kapal, atau sebagai penghasil tenaga gerak captain ,chief officer ,chief engineer dan second engineer
mekanik pada mesin kapal. ,untuk mengetahui kenapa bisa terjadi kebocoran pada
Metode penelitian dalam skripsi ini menggunakan metode starboard side bunker station . langkah pertama diperiksa
fishbone. Karena dapat mengidentifikasi penyebab yang adalah manifold pada bunker station dengan cara membuka
mungkin timbul dari suatu efek yang spesifik dan dan memeriksapacking flangedisaksikan olehcaptainserta
memisahkan akar penyebabnya. chief officer namun packing flange ternyata dalam keadaan
Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa factor baik ,kemudian msinis jaga menyarankan untuk memeriksa
penyebab kebocoran bahan bakar pada bunkerstation saat threeway valve yang menghubungkan antara F.O bunker
bunker di MV.Spil Citra adalah tidak maksimalnya portside dan F.O bunker stardboard side yang terletak di
prosedur perawatan pada equiptment bunker, valve yang bawah main deck dengan cara membuka dan melakukan
melebihi batas jam kerja, tidak terlaksana dengan test ternyata katup(Valve) sudah tidak dapat menutup secara
maksimal plan maintenance system serta minimnya rapat dikarenakan keadaan valve yang sudah lama dan tidak
pengetahuan serta kurang kompaknya crew pada saat terkontrolnya secara berkala dikarenakan letaknya yang
proses bunker berlangsung. susah terjangkau .
Upaya untuk mencegah kebocoran bahan bakar pada Perawatan sesuai runing hours serta perawatan berkala
bunker station adalah dengan melaksanakan plan sangatlah penting jika tidak maka dapat membahayakan bagi
maintenance system secara maksimal meliputi pengantian crew kapal maupun lingkungan di sekitar.Serta ketika
spare part penunjang bunker sesuai runing hours dan bunker wajib mengikuti aturan yang telah dibuat diatas
sesuai kondisi, mempersiapkan alat keselamatan dan alat kapal dan mempersiapkan alat sopep agar meminimalisir
komunikasi yang akan di pakai. terjaadinya pencemaran lingkungan.
Kata Kunci: Analisis,penanganan muatan, reefer container 1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Faktor apa yang menyebabkan terjadinya
I. PENDAHULUAN kebocoran bahan bakar pada bunker stationdi
MV Spil Citra.?
Transportasi laut berperan penting dalam dunia 1.2.2. Apakah dampak dari kebocoran bahan bakar dan
perdagangan Nasional maupun Intemasional.Dengan pemeliharaan apa saja yang harus dilakukan.di
semakin berkembangnya ilmu pengetahuan di dunia MV Spil Citra.?
pelayaran serta pesatnya laju pembangunan khususnya 1.2.3. Upaya apa saja yang di lakukan untuk mencegah
dalam bidang pelayaran, maka banyak pengusaha yang lebih terjadinya kebocoran pada bunker stationdi MV
memilih menggunakan jasa angkutan laut dalam usahanya. Spil Citra.?
Kapal adalah sarana transportasi yang sangat efisien
dibandingkan transportasi yang ada di darat maupun II. KAJIAN PUSTAKA
udara,karena jumlah muatan yang dibawa oleh kapal lebih 2.1 Tinjauan Pustaka
banyak sehingga lebih efisien dalam bidang transportasi. 2.1.1 Pengertian umum bahan bakar kapal
Kapal juga sebagai ujung tombak untuk mendapatkan Bahan bakar adalah sebuah cairan yang sangat
penghasilan, karena salah satu tujuan perusahaan pelayaran penting pada kapal, bahan bakar ini fungsinya
adalah memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya sangan fital pada kapal, yaitu berfungsi sebagai
sebagai hasil dari jasa angkutan, untuk kemajuan suatu media pembakaran pada mesin kapal, atau sebagai
perusahaan, maka perusahaan pelayaran harus untung penghasil tenaga gerak mekanik pada mesin kapal.
artinya pemasukan harus lebih besar dari pengeluarannya, Menurut Darwanto, (2016: 34), selama diagen
dengan demikian biaya operasi harus ditekan sekecil telahmenyiapkan kapal pelayaran dibutuhkan
mungkin. seperti bahan bakar dan air tawar sangat
Dalam dunia perkapalan,bunker merupakan sulit,karena banyak saingan dari agen serta
komponen pokok karena tanpa bunker, kapal tidak bisa prosedur yang berbelit-belit. Jadi, beberapa
berjalan. Aspek yang paling penting dari operasi bunker kegiatan cukup terhambat. Waktu pun kerap
adalah “daftar” yang merupakan bagian dari Safety terbuang dengan sia-sia.Akhirnya, kami pun minta
Management System (SMS) dan ISM, untuk menghilangkan kolonel fuad untuk meminta bantuan.Beliau pun
kemungkinan kesalahan dan kelalaian human error dan langsung turun tangan mengurus ke pelabuhan
lainnya. beserta staf KBRI sana.Akhirnya, semua pun
Dalam proses bunker, harus diikuti oleh Chief berjalan dengan lancar.
Engineer. Chief Engineer adalah orang yang bertanggung 2.1.2 Bahaya tumpahan minyak di laut (oil spill)
jawab dalam pelaksanaan pengoperasian bunker. Namun Menurut Henita Rahmayanti (2006:13)
pada saat penulis melaksanakan praktek laut, penulis Pencemaran laut adalah masuknya atau
menemukan masalah dalam proses bunker yaitu terjadinya dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau
kebocoran bahan bakar di bunker station yang tidak komponen lain ke dalam laut hingga merubah
terkoneksi hose.hal tersebut mengakibatkan terbuangnya tatanan atau komposisi air karena kegiatan

1
Prosiding Seminar Bidang Nautika Pelayaran, Volume 12-2020
manusia atau karena proses alam, dan kualitas pelayaran kapal tersebut, periksa tinggi
turun sampai ketingkat tertentu dan menyebabkan sounding tape, pipa sounding, tinggi
fungsi dari laut tidak sesuai dengan cairan dan apakah fuel additive
peruntukannya,Pencemaran laut terjadi karena ditambahlan ke pipa sounding. Ketika
banyak hal, antara lain sampah , bahan kimia dan melakukan sounding harus dilakukan
yang paling menonjol permasalah pencemaran dengan cermat dan teliti supaya hasil
dilaut adalah minyak, baik yang berasal dari sounding tepat dan benar.
pemboran minyak, juga tumpahan minyak dari 2.1.3.4. Memeriksa juga temperature cairan
kegiatan transportasi di laut. minyak, suhu bahan bakar minyak diukur
2.1.3. Prosedur Bunker dengan menggunakan thermometer air
Sebelum melakukan bunker, sebagai engineer raksa, jika ada double bottom tanks
harus memahami dan mengerti petunjuk kerja supaya menggunakan suhu air laut saat
bunker atau cara mengerjakan bunkerserta itu dan suhu kamar mesin untuk tangki-
mempersiapkan alat alat keselamatan supaya tangki dalam kamar mesin.
meminimalisir terjadinya pencemaran.yaitu: 2.1.3.5. Melakukan perhitungan jumlah volume
2.1.3.1. Pertama yang perlu dipersiapkan sebelum bahan bakar minyak berdasarkan data-
melakukan bunker adalah peralatan kerja data sounding dan temperature yang telah
bunker survey seperti kamera digital, kita lakukan pada tahapan di atas,
kalkulator, alat tulis, buku catatan (notes), perhitungan ini menjadi dasar nilai inisial
lampu senter, alat pengukur meteran perhitungan sebelum bunker survey
panjang (untuk mengukur tinggi dimulai.
soundingan jika di bawah bandul 2.1.4. Rencana Bunker
soundingtape), alat pegukur suhu atau 2.1.4.1. Pada saat pengajuan (request) permintaan
temperature, sounding tape, pasta air dan bunker, menghitung jumlah minyak yang
pasta minyak (water paste and oil paste), masih ada di kapal dan jumlah minyak
formulir bunker survey jika ada, dan yang untuk dikonsumsi sampai ke titik
paling penting alat-alat safety keamanan pengisian, dan juga memutuskan jumlah
diri seperti fire exitinguisher, safety jadwal pengisian berdasarkan rencana
shoes, safety helmet, safety clothes, bagian berikutnya (jadwal pengisian
gloves, life jacket, respirator, dan alat berikutnya, diperkirakan cukup untuk
lainnya jika diperlukan. konsumsi).
2.1.3.2. Persiapan survey, paling penting ketika 2.1.4.2. Ketika akan menempatkan ke
persiapan survey untuk pekerjaan bunker tangkikemana minyak pengisian akan
survey adalah membaca instruksi kerja diisi. Untuk menghindari pencampuran
dengan baik dan seksama, pastikan berbagai jenis minyak sebanyak mungkin
perintah kerja yang diberikan, serta ruang dan sebagai aturan, rencana sehingga
lingkup pekerjaan bunker survey yang tidak ada tangk diisi sampai lebih dari
akan dikerjakan berikut informasi tentang 80% dari kapasitasnya. Karena kalau
jumlah bunker quantity, nama kapal melebihi 80% dapat mengakibatkan
peyuplay bunker (bunker barge) dan juga overflow. Maka dari itu perhatikan bahwa
nama kapal penerima bunker, perusahaan urutan dimana minyak pengisian akan
niaga umum bahan bakar minyak yang diisi harus diputuskan sesuai dengan
menjadi penyuplay bunkersurvey ini, kondisi tangki kapal. Tapi pada
lokasi kerja bunker survey, estimated prinsipnya urutan adalah dari dieseloil ke
arrival kapal untuk megetahui hari dan fuel oil, dan rencana sehingga pengisian
tanggal serta jam pelaksanaan survey yang dilakukan dari tangki terjauh.
bunkerini, mintalah informasi nomor 2.1.4.3. Menyiapkan rencana bunker dengan
handphone orang yang terlibat dalam memasukkan keterangan yang diperlukan
kegiatan ini (person in charge), baik dari ke dalam bentuk rencana bunker yang
crew kapal, agen bunker, bunker club, ditentukan. rencananyaakan didasarkan
agen kapal, pihak terkait lainnya dan pada asumsi dengan memperkirakan suhu
jangan lupa membawa perlengkapan dan bunker minyak, suhu air laut, kapadatan
peralatan survey untuk bunker survey. suhu udara, dan sifat lain dari bahan
Periksa dan catat draft mark kapal untuk bakar dari catatan masa lalu yang
menjadi acuan mendapatkan actua draft, sebenarnya untuk sebagai keterangan atau
trim, dan heel kapal, usahakan agar trim data bunker.
sekecil mungkin dan kapal dalam posisi 2.1.4.4. Setelah mendapat persetujuan dari Chief
mendongak atau upright position. Engineer untuk rencana kerja, kepala
2.1.3.3. Melakukan pengukuran cairan minyak kerja atau Second Engineer menjelaskan
dengan cara sounding atau ullaging pada kepada setiap pekerja, tugasnya, prosedur
semua tangki kapal sebelum kegiatan kerja dan metode, serta cara
bongkar muat bunker surveydimulai, mengatasinya dalam keadaan darurat.
inisial gauging bunker surveyini harus Serta mempersiapkan alat alat
dilakukan dan disaksikan bersama-sama keselamatan di area yang akan digunakan
semua pihak terkait dan berkepentingan untuk bunker guna meminimalisir
seperti bunker club, Chief Engineer, dan terjadinya kebocoran
para engineer kedua belah pihak kapal,
supplier dan receiver bunker, marine 2.1.5. Persiapan untuk bunker
surveyor dan perwakilan perusahaan

1
Prosiding Seminar Bidang Nautika Pelayaran, Volume 12-2020
2.1.5.1. Memiliki jumlah yang diperlukan bahan menginstruksikan orang yang
bakar ditransfer ke HFO settling tank. bertanggung jawab dari pemasok untuk
2.1.5.2. Berhenti dan mengunci FO pompa secara bertahap untuk menaikkan tekanan
perpindahan manual agar tidak start up (pressure).
secara otomatis. 2.1.8. pekerjaan setelah mentransfer minyak
2.1.5.3. Sounding semua tangki pengisian lagi, 2.1.8.1. Menerima dan menyimpan sampel
dan masukkan jumlah aktual dalam minyak
rencana bunker. 2.1.8.2. Setelah memeriksa bahwa pengisian
2.1.5.4. Segel semua pipa drainasedeckdengan minyak selesai, lapor kepada officer
scaper plug, semen atau sumber dengan untuk melepas selang dan memulai
kayu. memisahkan tongkang dari samping
2.1.5.5. Siapkan alat-alat dan peralatan di lokasi kapal.
yang ditentuan, 2.1.8.3. Menyingkirkan alat-alat peralatan,
2.1.6. Pekerjaan sebelum mentransfer minyak bendera bunker dan lampu merah.
2.1.6.1. Memeriksa pekerjan tongkang bersama
kapal dan memstikan bahwa itu telah 2.1. Kerangka pikir
selesai.
2.1.6.2. Mengibarkan bendera bunker dan “Kebocoran bahan bakar pada bunker
menyalakan lampu merah. station saat bunker
2.1.6.3. Menerima daftar bahan bakar minyak,
dari orang yang bertanggung jawab dari
kapal tongkang minyak, periksa jumlah
dan sifat minyak yang akan disuplai,
bunker suhu minyak, metode kapasitas
pompa memeriksa kuantitas pakan Pelaksanaan bunker tidak optimal
minyak (oleh sounding dan ataupun
flowmeter) dan masukkan keterangan
yang diperlukan dalam rencana bunker.
2.1.6.4. Mendatangi dokumen yang diperlukan,
mengkonfirmasi barang yang akan saling
diperiksa, dan menyelesaikan semua
formalitas.
2.1.6.5. Melakukan sounding dari tangki Kurangnya routine maintenance Kurangnya persiapan crew
tongkang minyak atau pembacaan counter pada equipmentbunker pada proses bunker
flowmeter, melaporkan hasilnya kepada
yang berwenang atau kepala operasi
tempat kerja dan mencatatnya.
2.1.6.6. Menghitung dan memasukkan data yang Terjadi overflow pada manifold Memungkinan terjadi
diperlukan dalam rencana bunker dan bunker station pencemaran lingkungan
menyelesaikannya, laporan kepada Chief
Engineer dan menerima perseutujuan
untuk memulai mentransfer minyak.
2.1.6.7. Memeriksa bahwa sudah benar atau Melakukan routine maintenance Mempersiapkan peralatan
belum pemasangan hose pada saat pada semua equipment yang SOPEP untuk mengantisipasi
bunker. mendukung proses berjalanya pencemaran lingkungan
2.1.7. Pekerjaan penerima minyak
2.1.7.1. Pada instruksi dari kepala operasi tempat
kerja, memerintahkan orang yang
bertanggung jawab atas pemasok untuk
mulai mentransfer minyak pada
kecepatan lambat. Proses bunker berjalan dengan baik
2.1.7.2. Memeriksa seluruh bunker line (ternasuk
sisi berlawanan dari kapal), memeriksa Gambar 1 Kerangka pikir
keberadaan atau tidak dari tumpahan atau
kelainan yang lain, dan melaporkan keda III. METODOLOGI
kepala operasi tempat kerja.
2.1.7.3 Ketika tumpahan minyak ke laut 3.1. Waktu dan TempatPenelitian
ditemukan, laporkan segera ke Chief Penelitian dilakukan selama dua belas bulan ketika
Engineer dan kapal kerja yang beroperasi masa praktek laut berlangsung,yaitu terhitung mulai
dan kemudian berurusan dengan masalah tanggal 10 Oktober 2017 sampai dengan tanggal 12
sesuai dengan petunjuk dari lokasi Oktober 2018.tetapi selama praktek tersebut tidak
tumpahan minyak dan pedoman berjudul selalu melakukan pengamatan karena status penulis di
“Shipboard Oil Pollution Emergency atas kapal adalah cadet dan pekerjaan di kapal tidak
Plan”. hanya mengenai proses bunker saja tetapi banyak
2.1.7.4 Setelah memeriksa dan memastikan pekerjaan-pekerjaan yang lainnya. Penelitian ini
bahwa tidak ada kelainan di bagian dilakukan selama melaksanakan PRALA (Praktek
manapun yang mengalir minyak ke dalam Laut) dikapal MV Spil Citra merupakan salah satu
tangki pengisian dan bahwa itu tidak
mengalir ke setiap jalur lain,

1
Prosiding Seminar Bidang Nautika Pelayaran, Volume 12-2020
kapal Container milikperusahaan Salam Pacific mengapa masalah tersebut terjadi. Kebersamaan
Indonesian Lines sangat diperlukan disini, juga kebebasan
3.2. Jenis data memberikan pendapat dan pandangan setiap
Menurut macam dan jenisnya data dibedakan menjadi individu. Jadi sebenarnya dengan ini sangatlah
dua yaitu: bermanfaat, tidak hanya dapat menyelesaikan
3.2.1. Data primer masalah sampai akarnya namun bisa mengasah
3.2.2. Data sekunder kemampuan berpendapat bagi orang-orang yang
masuk dalam tim identifikasi masalah dalam
3.3. Metode pengumpulan data perusahaan yang dalam mencari sebab masalah
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa menggunakan diagram tulang ikan (Fishbone).
teknik pengumpulan data yang peneliti anggap tepat, Dikatakan diagram Fishbone (Tulang
antara lain: Ikan) dinamakan fishbone karena memang
3.3.1. Observasi (pengamatan) berbentuk mirip dengan tulang ikan yang
3.3.2. Wawancara moncong kepalanya menghadap ke kanan.
3.3.3. Studi dokumentasi Diagram ini akan menunjukkan sebuah dampak
atau akibat dari sebuah permasalahan, dengan
3.4. Teknik analisis data berbagai penyebabnya. Efek atau akibat
Menurut Moh. Nazir (2005: 358) Analisis adalah dituliskan sebagai moncong kepala, sedangkan
pengelompokan, membuat suatu urutan, tulang ikan diisi oleh sebab-sebab sesuai dengan
memanipulasi, serta menyingkatkan data sehingga pendekatan permasalahannya. Dikatakan
mudah untuk dibaca. diagram cause and effect (sebab dan akibat)
Baik data primer maupun data sekunder yang berhasil karena diagram tersebut menunjukkan
dikumpulkan penulis ternyata melebihi dari jumlah hubungan antara sebab dan akibat. Berkaitan
yang diinginkan.Selain masalah bunker, penulis dengan pengendalian proses statistikal, diagram
mendapati data tentang mengatasi ceceran minyak sebab-akibat dipergunakan untuk menunjukkan
akibat bunker, proses memperbaiki mesin pompa faktor-faktor penyebab (sebab) dan karakteristik
ketika bunker tersendat dan sebagainya. Data-data kualitas (akibat) yang disebabkan oleh faktor-
diluar topic masalah terpaksa penulis dibuang. faktor penyebab itu.
Metode yang digunakan untuk menganalisa data yang 3.5.2 Metode SHEL
dalam skripsi ini memaparkan metode gabungan SHEL model mengadopsi perspektif sistem
Fishbone dan SHEL, dimana dalam penulisan skripsi yang menunjukkan manusia bukan satu-satunya
ini memaparkan semua kejadian atau peristiwa yang penyebab kecelakaan (Wiegmann & Shappell ,
terjadi dikapal dan yang mungkin terjadi diatas kapal 2003:9). Perspektif sistem ini
yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas mempertimbangkan berbagai faktor kontekstual
dalam skripsi ini. dan tugas terkait yang berinteraksi dengan
Metode gabungan Fishbone danSHEL merupakan operator manusia dalam sistem penerbangan
metode yang efektif dalam menemukan inti untuk mempengaruhi kinerja operator
permasalahan karena memastikan bahwa suatu (Wiegmann & Shappell, 2003:9). SHEL Model
kejadian yang tidak diinginkan atau kerugian yang memiliki kegunaan untuk Alat Analisis
timbul tidak berasal pada suatu titik kegagalan. Keselamatan (Safety Analysis Tools), Lisensi
Dengan menggunakan metode-metode tersebut akan (Licencing Tool) dan Pelatihan (Training
mempermudah peneliti untuk mengidentifikasi dan Tools). (Maurino, D. 2005).
menyelesaikan masalah tentang upaya pencegahan
kebocoran bahan bakar pada bunker station saat IV. DISKUSI
bunker dalam menunjang keselamatan di atas kapal di
MV SPIL CITRA . 4.1. Gambaran umum objek penelitian
3.4.1. Metode Fishbone
Fishbone adalah salah satu metode Objek penelitian adalah bahan permasalahan
atautool didalam meningkatkan kualitas, sering yang terdapat pada suatu penelitian yang akan dikupas
juga diagram ini disebut dengan diagram sebab- atau dibahas lebih terperinci pada analisa penelitian.
akibat atau cause effect diagram. Penemu Untuk memudahkan dalam menganalisa data
metode fishbone adalah seorang ilmuwan penulisan, maka peneliti menyajikan data-data
jepang pada tahun 1960, bernama Dr. Kaoru penulisan mengenai objek yang diteliti oleh peneliti.
Ishikawa, ilmuwan kelahiran 1915 di Tokyo Dalam penelitian ini peneliti menggunakan obyek
Jepang yang juga alumni teknik kimia dimana peneliti melaksanakan penelitian yaitu di MV.
Universitas Tokyo. Sehingga sering juga SPIL Citra yang merupakan salah satu kapal
disebut dengan diagram Ishikawa. countainer milik prusahaan pelayaran Indonesia yaitu
Diagram fishbone (tulang ikan) atau PT SPIL. Sebagai tambahan informasi dalam penulis
cause effect (sebab dan akibat) atau Ishikawa menambahkan data-data kapal sebagai berikut :
telah menciptakan ide cemerlang yang dapat
membantu dan memampukan setiap orang atau
organisasi atau perusahaan dalam
menyelesaikan masalah dengan tuntas sampai
ke akarnya. Kebiasaan untuk mengumpulkan
beberapa orang yang mempunyai pengalaman
dan keahlian memadai menyangkut problem
yang dihadapi oleh perusahaan, semua anggota
tim memberikan pandangan dan pendapat
dalam mengidentifikasi semua pertimbangan

1
Prosiding Seminar Bidang Nautika Pelayaran, Volume 12-2020
Gambar 4.1 MV.Spil Citra
4.2. Analisa masalah 4.2.2.2. Material (benda)
Pekerjaan bunker (pengadaan bahan bakar minyak) 4.2.2.2.1.Pemilihan packing flange
sangatlah penting diadakan diatas kapal guna yang kurang tepat
memperlancar operasional kapal. Kegiatan ini Pemilihan packing flange
dibutuhkan keseriusan dalam penanganannya, agar yang kurang tepat di
tidak jadi kesalahan yang sangat fatal. Karena dapat karenakan sisa packing yang
membahayakan crew kapal dan pihak bunker bila terisa dari jenis ruber packing
tidak berhati-hati. Keseriusan dalam kerja merupakan hanya tinggal yang memiliki
modal utama dalam mencapai suatu tujuan, dan setiap ketebalan yang tidak sesuai
pekerjaan juga perlu perencanaan yang matang karena dengan spesifikasi untuk
perencanaan merupakan suatu fungsi manajemen yang bunker station serta kondisi
vital, sehingga pelaksanaan bunker harus sesuai packing flange yang tidak
dengan prosedur yang ada. Perencanaan ini tebal sehingga menyebabkan
mengandung beberapa unsur seperti : pembuatan kebocoran pada bunker station
jadwal, pengawasan berbagai macam pekerjaan yang 4.2.2.2.2 Kondisi main bunker valve
merupakan bagian integral dari rencana manajemen starboard side yang kurang
seluruhnya. Perencaan yang efisien dari setiap layak
pekerjaan ini selalu berarti perbedaan antara tepat kurangnya pengontrolan main
pada waktunya dan terlambat. Hal ini dapat berarti bunker valve starboard side
perbedaan antara sukses dan kegagalan. dikarenakan tempatnya yang
Dalam skripsi ini ketika mengambil upaya memang tergolong sulit di
pencegahan kebocoran bahan bakar pada bunker jangkau mengakibatkan main
station saat bunker di atas kapal MV. Spil Citra. bunker valve starboard tidak
Karena peneliti mempunyai permasalahan tersebut, di ketahui oleh crew kapal
maka ingin menganalisa permasalahan dengan tentang keadaaan valve yang
menggunakan metode Fishbone dan SHEL seperti masih layak atau tidak.
yang telah dijelaskan pada bab 3 telah didapatkan Karena kondisi valve yang
penentuan masalah serta lingkup pembahasan utama tidak layak dan berdampak
pada permasalahan yang terjadi, sehingga dapat valve tidak kedap sehingga
dianalisa pada permasalahan yang terjadi adalah menjadi penyebab terjadinya
sebagai berikut: kebocoran bahan bakar pada
4.2.2 Berikut adalah penjelasan dan faktor-faktor apa starboard side bunker station
yang mempengaruhi kebocoran bahan bakar 4.2.2.3 Method (proses/prosedur)
ketika proses bunker dalam menunjang Belum terlaksananya plan maintenance
keselamatan di atas kapal? system secara maksimal seperti
Berdasarkan hasil pengamatan penelitian dari pengantian spare part menurut runing
upaya pencegahan terjadinya kebocoran bahan hours atau sesuai dengan manual book.
bakar pada bunker station saat bunker di atas jika prosedur ini tidak diperhatikan
kapal MV. Spil Citra, berikut adalah penjelasan dengan benar maka proses tersebut
dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya mengakibatkan kurang optimalnya
kebocoran bahan bakar pada bunker station .segi pelaksanaan bunker
man (manusia), method (metode), material 4.2.2.4 Equiptment (peralatan)
(material), dan equipment (peralatan) dengan Peralatan adalah suatu alat bisa
menggunakan metode fishbone analysis, yaitu: berbentuk tempat yang gunanya adalah
4.2.2.1. Man (manusia) untuk mempermudah dan mendukung
4.2.2.1.1. Keterbatasan keterampilan dan berjalanya pekerjaan di dalam
pengetahuan pelaksanaan bunker tentu memerlukan
Keterbatasan keterampilan dan peralatan, antara lain peralatan
pengetahuan yang penulis keselamatan ,peralatan bantu,
maksud disini adalah kurangnya kesadaran crew kapal
kurangnya pengetahuan dari terhadap keselamatanya membuat
crew dan masinis mengenai seseorang terbatas pergerakanya dalam
prosedur bunker yang dapat proses bunker
mengakibatkan terhentinya Keterbatasan peralatan keselamatan
proses bunker karena Keterlibatan peralatan keselamatan
memungkinkan terjadi pada saat proses bunker yang dimaksud
kebocoran serta dapat berdasarkan pengalaman penulis adalah
membahayakan lingkungan .keterbatasan safety gloves sehingga
4.2.2.1.2. Kurangnya kekompakan crew dalam keadaan tangan yang tidak di
di karenakan semua crew baru lengkapi dengan safety gloves akan
Kurangnya kekompakan dan terasal licin dalam mengunakan kunci
komunikasi antara crew kapal hal tersebut akan membuat baut tidak
di karenakan kapal yang baru terpasang dengan kencang sehingga
saja di miliki perusahaan dan mengakibatkan flange tidak rapat dan
semua crew masih baru terjadi kebocoran
kondisi tersebut membuat 4.2.2.5 Berdasarkan wawancara
crew masih sedikit mengalami
kesulitan.

1
Prosiding Seminar Bidang Nautika Pelayaran, Volume 12-2020
Untuk memperkuat hasil observasi yang Untuk mendapatkan hasil yang maksimal
telah di lakukan oleh peneliti mengenai maka perlu memperhatikan langkah-langkah proses
faktor-faktor yang menyebabkan bunker sesuai prosedur
kebocoran bahan bakar pada bunker Dampak-dampak berikut ini adalah akibat
station saat bunker .maka peneliti atau dampak dari kebocoran bahan bakar pada
melakukan wawancara kepada second bunker station saat bunker menurut faktor-
enginer dan mandor (fitter) agar data faktornya yang di kaji dari 3 macam teknik
yang di peroleh menjadi data yang valid pengumpulan data (observasi, wawancara, studi
dan dapat di gunakan pada tahap pustaka) serta telah di kelompokan berdasarkan
pembahasan masalah kategori masing masing faktor .dampak-dampak
Hasil dari kegiatan wawancara yang tersebut adalah sebagai berikut:
telah penulis lakukan 4.2.3.1 Berdasarkan Observasi
Kepada mandor dan masinis 1 4.2.3.1.1 Kategori Man (manusia)
mendapatkan hasil yang hampir sama 4.2.3.1.1.1Keterbatasan terampilan
,seperti halnya kegiatan observasi yang dan pengetahuan
penulis lakukan Adapun dampak
Menurut masinis 1 faktor faktor yang terjadi akibat
penyebab terjadinya kebocoran bahan kurangnya penguasaan
bakar pada bunker station berdasarkan pada prosedur bunker
kategori method (proses/prosedur) kurang serta kurang terampilnya
nya penerapan plan maintenance system sumber daya manusia
(PMS).berdasarkan material(bahan) (sdm) dapat
adalah pengunaan packing flange yang menyebabkan proses
kurang tepat.berdasarkan kategori man bunker kurang optimal
(manusia) adalah kurang kompknya crew seperti lamanya
dalam melaksanakan bunker yang di pengerjaan selama
karenakan kondisi kapal yang baru di bunker serta memakan
miliki perusahaan dan memiliki crew waktu yang lama
yang semuanya baru sehingga terjadi 4.2.3.1.1.2.Kurangnya kekompakan
miss comunication .berdasarkan crew di karenakan
equiptment(peralatan) kurangnya semua crew baru
persiapan terhadap peralatan seperti Adapun dampak
setiap crew yang menangani proses yang terjadi akibat
bunker setidaknya memegang 1 ht(handie kurangnya kekompakan
talkie) di karenakan terbatasnya jumlah crew di karenakan semua
handie talkie membuat komunikasi crew baru meliputi sering
berjalan kurang cepat.bukti dari terjadinya miss
percakapan yang dilakukan terhadap communication ,tentu hal
masinis 1 tentang kebocoran bahan bakar ini dapat menyebabkan
pada bunker station terlampir pada terganggunya proses
lampiran 1 bunker serta dapat
Menurut mandor faktor-faktor yang menyebabkan kebocoran
menyebabkan kebocoran bahan bakar bahan bakar karena
pada bunker station berdasarkan kategori seringnya miss
method(metode) adalah belum comunication .idealnya
terlaksananya plan maintenance system di kapal saya di setiap
secara efektif .berdasarkan kategori pos penjagaan seperti
material(bahan) kurangnya perawatan lubang sounding tanki
pada main valve bunker starboard yang di isi kanan kiri di
sehingga mengakibatkan kebocoran pada jaga oleh masinis 5 serta
bunker station sebelah kanan. kadet 2 dan tanki kanan
Berdasarkan kategori man(manusia) masinis 4 serta kadet 1
adalah kurangnya pengetahuan ,kemudian karena crew
4.2.2.6 Berdasarkan studi pustaka masih dalam keadaan
Untuk memperkuat lagi data yang baru saat oiler jaga di
telah di peroleh dari hasil observasi dan sebelah kanan bunker
wawancara yang telah selesai dilakukan station saat pergantian
oleh peneliti mengenai faktor apa saja jam jaga oiler yang baru
yang menyebabkan kebocoran bahan dating kurang tepat
bakar pada bunker station saat bunker waktu sehingga pada saat
maka peneliti melakukan studi pustaka itu terjadi kebocoran
melalui data logbook di kamar mesin bahan bakar
tetapi penulis tidak menemukanya 4.2.3.1.2 Kategori Material
4.2.3. Dampak apa saja yang ditmbulkan dari kebocoran 4.2.3.1.2.1 Pemilihan pack flange
bahan bakar pada bunker station saat bunker yang kurang tepat
Kebocoran bahan bakar pada saat proses Adapun dampak dari
bunker di atas kapal dapat mengakibatkan pemilihan packing flange
terganggunya kelancaran pengoperasian kapal yang kurang tepat hal ini
terjadi ketika satu hari

1
Prosiding Seminar Bidang Nautika Pelayaran, Volume 12-2020
sebelum proses bunker di manual book yang terdapat di engine control room
mulai .dikarenakan mendapat hasil yang relatif sama seperti halnya
persediaan ruber packing kegiatan observasi atau wawancara tentang dampak
yang tidak sesuai untuk faktor-faktor penyebab kebocoran bahan bakar pada
spesifikasi bunker flange bunker station saat bunker di MV.SPIL CITRA
serta kondisi yang tipis 4.2.4 Upaya apa yang di lakukan untuk mengatasi kebocoran
sehingga menjadi bahan bakar pada bunker station saat bunker
penyebab bocornya 4.2.4.1. Berdasarkan Observasi
bahan bakar pada 4.2.4.1.1. Kategori Man (manusia)
starboard side bunker 4.2.4.1.1.1 keterbatasan keterampilan dan
station pengetahuan
4.2.3.1.3 Kategori Method (proses atau Adapun upaya yang perlu
prosedur) di lakukan untuk mengatasi
4.2.3.1.3.1Belum terlaksana plan keterbatasan keterampilan dan
maintenance system pengetahuan adalah dengan
Adapun dampak yang cara meningkatkan
terjadi akibat belum keterampilan pada crew
terlaksananya plan terutama mengenai proses
maintenance system bunker sesuai prosedur dan
menjadi penyebab menambah wawasan tentang
terjadinya kebocoran prosedur bunker ,atau
bahan bakar pada melakukan technical meeting
starboard side bunker jauh jauh hari sebelum proses
station hal ini bunker
menimbulkan tidak 4.2.4.1.1.2 Kurangnya kekompakan crew
kedapnya main bunker di karenakan semua crew
valve starboard side , baru
dikarenakan valve yang Adapun upaya yang perlu di
sudah cukup berumur serta lakukan
menurut runing hours untuk mengatasi kurangnya
sudah terlampau jauh dari kekompakan crew di
batas pemakaian menurut karenakan crew baru adalah
plan maintenance system dengan cara membuat atau
4.2.3.1.4 Kategori equiptment (peralatan) mengaadakan acara seperti di
4.2.3.1.4.1 Keterbatasan peralatan hari sabtu malam
keselamatan mengumpulkan seluruh crew
Adapun dampak dari kapal untuk saling bertukar
keterbatasan peralatan pengalaman dan sekedar
keselamatan meliputi makan bersama agar crew di
jumlah sarung tangan yang kapal terasa kompak baik crew
terbatas hal tersebut safety deck maupun crew engine
gloves sehingga dalam 4.2.4.1.2 Material (benda)
keadaan tangan yang tidak 4.2.4.1.2.1 Pemilihan packing flange yang
di lengkapi dengan safety kurang,tepat
gloves akan terasa licin Adapun upaya yang di
dalam mengunakan kunci perlu di lakukan yaitu untuk
hal tersebut akan membuat mengatasi kondisi tersebut
baut tidak terpasang dengan cara melakukan
dengan kencang sehingga pengecekan terhadap unit serta
mengakibatkan flange tidak menggunakan packing
tidak rapat dan terjadi yang tidak sesuai dengan
kebocoran serta dapat fungsinya ,jika terdapat
menyebabkan tangan kekurangan spare part agar
tergelincir dan mengenai langsung melakukan request
benda keras sparepart jauh jauh hari
4.2.4.1.2.2 Kondisi main bunker valve
4.2.3.2 Berdasarkan wawancara starboard side yang sudah
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan kurang layak
dengan mandor dan masisnis 2 mendapatkan hasil
yang relatif sama, dengan yang telah dilakukan oleh 4.2.4.1.3 .Kategori equiptment (peralatan)
penulis tentang dampak dari faktor-faktor penyebab Keterbatasan peralatan
kebocoran bahan bakar pada bunker station saat keselamatan
bunker di MV.SPIL CITRA bukti dari wawancara Adapun upaya yang perlu
yang telah di lakukan terhadap masinis 2 dan dilakukan untuk mengatasi
mandor terlampir pada lampiran 1 dan 2 masalah tersebut adalah dengan
4.2.3.3 Berdasarkan studi pustaka cara memeriksa store equiptment
Berdasarkan kegiatan studi pustaka yang telah mandor dan peralatan SOPEP
dilakukan oleh penulis, dengan cara mencari buku apakah masih tersedia peralatan

1
Prosiding Seminar Bidang Nautika Pelayaran, Volume 12-2020
keselamatan seperti contoh Kategori hardware mengacu pada setiap
wearpack , safety shoes ,safety komponen fisik dari system seperti
gloves ,safety glasses,serta material(bahan), permesinan, alat-alat, sparepart
peralatan sopep seprti sodas, dan sebagainya. Menurut kategori ini faktor-
serbuk gergaji, kain majun, faktor yang menyebabkan kebocoran bahan
OSD(oil spil dispersant) bakar pada bunker station saat bunker adalah
bucket(ember) ,dan peralatan. kondisi benda(valve)yang sudah tidak layak hal
4.2.4.1.4 Kategori Method (proses atau tersebut menjadi pemicu timbulnya kebocoran
prosedur) bahan bakar dikarenakan kondisi valve yang
Belum terlaksananya plan sudah tidak rapat sehingga minyak bisa
maintenance system melewati inlet starboard side bunker station
Adapun upaya yang perlu di Adapun dampak yang terjadi akibat faktor-
lakukan untuk mengatasi faktor tersebut, kondisi valve yang sudah cukup
masalah tersebut adalah dengan berumur dan sudah tidak rapat serta minimnya
cara chief enginer selaku dilakukan pengecekan terhadap kondisi valve
pemimpin di engine departement keduanya akan mengganggu proses bunker
selalu melakukan pemeriksaan karena kegiatan bunker harus dihentikan
pada computer secara langsung ,ketidak rapatnya valve akan menyebabkan
terhadap plan maintenance bahan bakar akan mengalir ke arah yang tidak
system (PMS) yang telah di semestinya sehingga dapat menyebabkan bahan
terapkan atau di programkan bakar tumpah ,memungkinkan menjadi
sesuai dengan perusahaan penyebab pencemaran lingkungan apabila
pelayaran serta di evaluasi bahan bakar sampai tumpak ke dalam air laut
setiap hari sebelum memulai Upaya yang perlu dilakukan untuk
pekerjaan di bahas dalam menanggulangi kebocoran bahan bakar di
technical metting seberapa jauh bunker station saat bunker antara lain dengan
Plan maintenance system sudah cara membuat list peralatan bunker, sebelum
di laksanakan serta hal apa saja pelaksanaan bunker di lakukan persiapaan sejak
yang menghambat proses PMS jauh-jauh hari sehingga dapat di ketahui apa
4.3. Pembahasan masalah saja yang tidak sesuai dengan prosedur dan
Setelah di analisa menggunakan metode fishbone segera melakukan request apabila terdapat
selanjutnya peneliti menganalisa dan mengidintefikasi sparepart ataupun peralatan yang tidak tersedia
kembali faktor-faktor,dampak dan upaya untuk agar dapat terlaksana proses bunker secarara
mengatasi kebocoran bahan bakar pada bunker station lancar.
saat bunker kedalam metode SHEL (software, 4.3.3 Kategori Environment
hardware, environment dan livewere) berikut adalah Kategori environtment mengacu pada
pembahasan masalah menurut metode SHEL: lingkungan dimana komponen-komponen yang
4.3.1. Kategori software berbeda dari proses berinteraksi . menurut
Kategori software adalah aturan, kategori ini, faktor yang menyebabkan
prosedur,dan praktek yang menentukan cara kebocoran bahan bakar pada bunker station saat
dimana berbagai komponen system saling bunker adalah keterbatasan lingkungan(tempat
berinteraksi antara mereka sendiri dan dengan yang susah di jangkau)
lingkungan eksternal . Menurut kategori ini, Adapun dampak yang terjadi akibat
faktor-faktor yang menyebabkan kebocoran faktor-faktor tersebut yaitu berpengaruh
bahan bakar pada bunker station adalah prosedur terhadap kelancaran proses bunker ,keterbatasan
dan equiptment Belum terlaksananya plan lingkungan yang penulis maksud disini adalah
maintenance system serta Terbatasnya jumlah sulit terjangkaunya tempat main bunker valve
alat komunikasi . starboard side sehingga crew engine kurang
Adapun dampak yang terjadi memperhatikan kondisi valve tersebut sehingga
akibat faktor-faktor tersebut antara lain belum tidak terkontrolnya main bunker valve starboard
terlaksananya plan maintenance system menjadi side menjadi pengaruh kebocoran bahan bakar
pemicu terjadinya kebocoran bahan bakar pada pada bunker station serta dapat menyebabkan
starboard side bunker station tidak terlaksananya plan maintenance system
menimbulkan tidak kedapnya main bunker pada valve bunker.
valve starboard side , dikarenakan valve yang Upaya yang perlu dilakukan untuk
sudah cukup berumur serta menurut runing hours mengatasi kebocoran bahan bakar pada bunker
sudah terlampau jauh dari batas pemakaian station adalah dengan cara membuat valve
menurut plan maintenance system ,serta tersebut berfungsi secara normal, memberi
terbatasnya peralatan keselamatan sarung tangan tanda adanya main valve bunker station,
atau safety gloves sehingga dalam keadaan tersebut supaya kondisi valve dapat dilihat serta
tangan yang tidak di lengkapi dengan safety dilakukan pengecekan serta membuat tool untuk
gloves akan terasa licin dalam mengunakan membuka tutup valve agar mempermudah crew
kunci hal tersebut akan membuat baut tidak dalam mengoperasikan valve ,menerapkan plan
terpasang dengan kencang sehingga maintenance system secara optimal dengan
mengakibatkan flange tidak rapat serta dapat mengacu pada usia pakai valve atau secara
menyebabkan kebocoran bahan bakar pada running hours agar terciptanya kondisi bunker
bunker station sesuai dengan yang di harapkan .
4.3.2 Kategori hardware 4.3.4 Kategori liveware

1
Prosiding Seminar Bidang Nautika Pelayaran, Volume 12-2020
Kategori liveware mengacu pada setiap terbuangnya bahan bakar secara sia-sia karena drip
komponen manusia dari system dalam aspek tray yang kotor, proses bunker terpaksa
komunikasi dan relasional .selain itu juga dihentikan karena terjadi kebocoran bahan bakar,
mempertimbangkan kemampuan, kinerja, harus mencari kebocoran dan berdampak
ketrampilan pengetahuan dan keterbatasan terulurnya waktu pelaksanaan bunker.
manusia. sebagian besar kecelakaan dalam 5.3.1. Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya
pengoperasian terkait dengan kesalahan kebocoran pada bunker station yaitu dengan
manusia, Menurut kategori ini faktor-faktor melaksanakan plan maintenance secara maksimal
yang menyebabkan kebocoran bahan bakar meliputi pengantian spare part penunjang bunker
pada bunker station saat bunker yaitu sesuai runing hours dan sesuai kondisi,
keterbatasan keterampilan, pengetahuan dan mempersiapkan alat-alat keselamatan dan alat
kurangnya komunikasi antar crew kapal komunikasi yang akan dipakai sesuai prosedur
Adapun dampak yang terjadi akibat bunker, peningkatan wawasan tentang prosedur
faktor-faktor tersebut akibat keterbatasan bunker serta dilakukan persiapan seperti technical
keterampilan dan pengetahuan dapat metting sebelum proses bunker dimulai
menyebabkan kesalahan dalam melaksanakan 5.2. Saran
proses bunker karena minimnya pengetahuan Berdasarkan kesimpulan di atas, untuk mendapatkan
tentang prosedur bunker, serta kurang hasil yang lebih baik dalam pencapaian proses bunker,
kompaknya komunikasi antar crew kapal penulis mempunyai beberapa saran yang dapat di
berdampak terjadinya miss comunication saat pertimbangkan antara lain:
proses bunker seperti saat pengantian jam jaga 5.2.1. Untuk mencegah terjadinya kebocoran bahan
kurangnya komunikasi antar crew berdampak bakar pada bunker station saat bunker maka
pos jaga kosong kedua faktor tersebut yang harus dilakukan pemberian wawasan tentang
menyebabkan kebocoran bahan bakar pada proses bunker, serta melakukan pengecekan dan
bunker station persiapan alat-alat penunjang proses bunker
Upaya yang perlu di lakukan untuk supaya saat proses bunker di laksanakan crew
mengatasi kebocoran bahan bakar pada bunker tidak lagi perlu mencari alat-alat tersebut
station menurut faktor-faktornya yaitu 5.2.2. Melaksanakan plan maintenance system secara
keterbatasan dan keterampilan,pengetahuan maksimal, seperti melakukan pengantian spare
dan kurangnya pengetahuan tentang prosedur part sesuai dengan runing hours yang sudah di
bunker adalah dengan cara melakukan tetapkan, melakukan kontrol terhadap alat
penambahan wawasan ,chief enginer selaku penunjang proses bunker seperti flange,
kepala dari crew engine melakukan briefing packing, baut, kunci-kunci, sesuai dengan
serta melakukan simulasi atau pelatihan panduan bunker
sebelum bunker sesuai dengan prosedur agar 5.2.3. Sebelum proses bunker selalu melakukan
crew mengetahui tentang prosedur bunker dan komunikasi yang baik antar crew serta
untuk mengatasi masalah miss comunication melakukan kegiatan seperti hangout di party
adalah dengan cara menambahkan jumlah room untuk sekedar bertukar pengalaman serta
handie talkie pada crew yang bertugas saat berbagi ilmu ,agar tidak terjadi kesalah faham
prosedur bunker agar saat melaksanakan dinas antar crew baik crew deck maupun engine
jaga maupun yang akan bergantian (applause)
dapat segera standby apabila dalam kondisi
terdesak serta mempermudah crew dalam DAFTAR PUSTAKA
pengoperasian valve karna di kapal penulis
pengoperasian valve double bottom di laukuan [1] Darmadi, Mustika. 2016, Metode Penelitian
di control room mengunakan komputer Kepustakaan, Buku Obor, Bandung
,pentingnya peranan radio atau handy talkie [2] Gambar Kapal, sumber
dalam pengoperasian valve untuk mencegah :http://www.shipspotting.com/gallery/photo.php?
terjadinya kebocoran saat bunker di laksanakan. lid=2939903(diakses tanggal 16 Maret 2019)
[3] Handoyo, Jusak Johan, 2014, Ketel Uap, Turbin Uap
dan Turbin Gas Penggerak Utama Kapal, Penerbit
V. PENUTUP Buku Maritim Djangkar, Jakarta
5.1 KESIMPULAN [4] Handoyo, J. J. 2013. Main Engine Proportion
DIESEL for Marine Enginer Class III (Edisi I).
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah di peroleh Jakarta: Djangkar.
melalui suatu penelitian dan pembahasan dengan metode [5] Instruction Manual Book bunker procedure
fishbone dan SHEL, penulis dapat menarik kesimpulan [6] Jasamarinesurveyor. 2017. Marine Surveyor PT.
mengenai penyebab kebocoran bahan bakar pada bunker Birna Ocean Surveyor (BOS Surveyor)Retrieved
station saat bunker di kapal MV.SPIL CITRA antara from marine surveyor:
lain: https://jasamarinesurveyor.wordpress.com/2017/04/2
5.1.1. Faktor yang menyebabkan kebocoran bahan bakar 8/pelaksanaan-bunker-survey-di-kapal-oleh-marine-
pada bunker station saat bunker yaitu keterbatasan surveyor/.[19 Juli 2019
pengetahuan dan keterampilan crew, kurang [7] Kisahyd. (2017). MARINE SURVEYOR BINAGA.
kompaknya crew, belum terlaksananya plan Retrieved from MARINE SURVEYOR BINAGA:
maintenance system pada peralatan bunker http://kisahyd.blogspot.com/2017/.[17 Juli 2019]
berdampak kebocoran bahan bakar pada bunker [8] Kusnadi Eris. 2011. Fishbone diagram dan langkah-
station saat bunker. langkah pembuatanya. [internet].
5.2.1. Dampak yang ditimbulkan dari kebocoran bahan [9] https://eriskusnadi.wordpress.com/2011/12/24/fishbo
bakar pada bunker station saat bunker yaitu ne-diagram-dan-langkah-langkah-pembuatannya/

1
Prosiding Seminar Bidang Nautika Pelayaran, Volume 12-2020
[10] Sugiyono, 2017 , Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D, Bandung :Alfabeta.
[11] Tim Penyusun, Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang.
2019 . Pedoman Penyusunan Skripsi Jenjang
Pendidikan Diploma IV.Semarang.

1
Prosiding Seminar Bidang Nautika Pelayaran, Volume 12-2020

Anda mungkin juga menyukai