Kayu Putih
PT PERTAMINA (PERSERO)
MARKETING OPERATION REGION VIII
TERMINAL BBM NAMLEA
FEBRUARI 2018
NAMA KELOMPOK : I-Prove Kayu Putih OVERVIEW BISNIS
FUNGSI : OH TBBM Namlea Terminal BBM Namlea merupakan salah
UNIT : TBBM Namlea satu seafed terminal S&D Area Maluku
DIREKTORAT : M&T
Papua. Kegiatan utamanya meliputi
KETUA : JEFRI MAKAHEKUNG Penerimaan, Penimbunan dan
ANGGOTA : MARTHIN D. JACOB Penyaluran BBM/BBK yaitu Premium,
Kerosine dan Solar.
Struktur Organisasi
Proses Penerimaan BBM/BBK dilakukan
FASILITATOR
via Kapal Tanker sehingga diperlukan
S&D MANAGER VIII
penanganan yang baik dan aman pada
saat penyandaran dan pelepasan Kapal
Tangker di Dermaga Terminal BBM
Namlea
I-Prove KAYU PUTIH
JEFRI MAKAHEKUNG TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
Selaku Pimpinan yang bertanggung
722563
jawab atas proses pelaksanaan
MARTHIN JACOB penerimaan BBM/BBK via Kapal Tangker
(JAPOM) di Dermaga Terminal BBM. Kondisi alur
masuk dermaga yang sempit dan banyak
pendangkalan sangat mengakibatkan
sulitnya penanganan kapal masuk dan
keluar dermaga. Informasi kecepatan
arus di alur masuk Dermaga sangat
dibutuhkan untuk menghindari terjadi
benturan yang keras antara kapal dan
beton Dermaga pada saat penyandaran
kapal.
MERENCANAKAN PERBAIKAN
DO MELAKSANAKAN PERBAIKAN
ACTION STANDARISASI
RENCANA
REALISASI
2
1A )LANGKAH - 1 ISSUES IDENTIFICATION, RISK ANALYSIS, DAN PRIORITIZE ISSUES PLAN
Keberhasilan operasi Lepas dan sandar Kapal Tanker yang melewati alur masuk dan keluar perairan
di dermaga TBBM Namlea yang sempit dan banyak
pendangkalan ditentukan oleh beberapa hal, salah
satunya adalah pengaruh kecepatan arus air laut
Menunjukan Tidak terpenuhinya target 100% Keberhasilan Lepas Sandar Kapal tahun 2015 - 2016
Guna mengantisipasi agar tidak terulang kembali kejadian seperti ini maka I-Prove Kayu Putih perlu
menentukan tema dengan alasan sebagai berikut:
a. Diperlukannya upaya untuk memantauan kondisi kecepatan arus air laut pada level
berbahaya secara akurat dan kontinyu pada saat dilakukan aktivitas sandar kapal Tanker
b. Diperlukannya Penyampaian Informasi bahaya kecepatan arus air laut sedini mungkin kepada
pihak-pihak yang berwenang secara cepat pada saat pemanduan sandar kapal..
c. Diperlukan Standarisasi prosedur pengantisipasian kondisi darurat bahaya kecepatan arus air
laut.
Berdasarkan alasan – alasan tersebut diatas maka I-Prove Kayu Putih menentukan tema “UPAYA
MENGHILANGKAN KECELAKAAN PENYANDARAN KAPAL TANKER AKIBAT KESALAHAN
DATA KECEPATAN ARUS AIR LAUT DENGAN MENGGUNAKAN "SIPARUS" DI TERMINAL
BBM NAMLEA” dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.
Resiko yang terjadi jika masalah ini tidak dapat diselesaikan adalah
N
Potensi resiko Dampak Mitigasi Resiko PIC
o
1 Tidak terpenuhinya KPI Marine Lokasi Performance Kerja Membuat Marine
terhadap Keberhasilan Lepas Sandar Marine dan OH prosedur Lokasi
Kapal Tanker dan KPI OH TBBM perihal tidak memenuhi tanggap darurat
NOA( Number of Accident) / Zero target 100% disesuaikan
Accident. dengan operasi
2 Kerusakan sarana dan fasilitas tambat di Kegagalan operasi Perbaikan Jefri
dermaga TBBM penerimaan BBM sarfas Makahekung
via Kapal Tanker secepatnya
dan pencabutan ijin melalui Asuransi
Operasi TUKS
3
1B )LANGKAH - 2 ROOT CAUSE & CORRELATION ANALYSIS PLAN
Menentukan Faktor Penyebab sesuai diagram Fish Bond beikut:
Kurang efektifnya penanganan bahaya Kecepatan Arus pada aktifitas sandar Kapal dijelaskan
pada Daftar Faktor Penyebab sebagai berikut
FAKTA
NO FAKTOR AKAR MASALAH AKIBAT
PENDUKUNG
1 Alat A Belum adanya alat Kesalahan informasi LKP No.
pengukur Kecepatan arus bahaya kecepatan arus 053/F1843F/2015-
S3
2 Manusia B Belum ada alat penyampai Kesalahan LKP No.
peringatan dini yang penyampaian kondisi 053/F1843F/2015-
akurat bahaya kecepatan arus S3
3 Method C Belum dibuat standar Kesalahan LKP No.
prosedur penanganan penanganan antisipasi 053/F1843F/2015-
bahaya kec. Arus bahaya kecepatan arus S3
4
1C) LANGKAH - 3 PRIORITIZE ROOT CAUSE ANALYSIS PLAN
Berdasarkan diagram tulang ikan di atas terlihat jelas bahwa penyebab dominan Kurang efektifnya
penanganan bahaya kecepatan arus pada aktifitas sandar kapal di TBBM Namlea yakni:
1. Belum adanya alat pengukur Kecepatan arus
2. Belum ada alat penyampai peringatan dini yang akurat
3. Belum dibuat standar prosedur penanganan bahaya kec. Arus
Selanjutnya sesuai kesepakatan kualitatif Anggota Tim I-Prove Kayu Putih menentukan faktor
penyebab dominan Tim dijelaskan dalam tabel berikut ini:
Faktor Penyebab dominan Diagram Pareto Penyebab Dominan
Dari pareto yang ada menunjukan Ketiga penyebab adalah dominan sehingga I-Prove Kayu
Putih memutuskan untuk melakukan perbaikan seluruhnya.
5
2. RANCANGAN DIAGRAM FLOW PROSES
Metode standard yang digunakan dalam pembuatan Sistem Informasi Pemantauan dan
peringatan dini bahaya Kecepatan Arus air laut (SIPARUS) adalah menggunakan Metode
Standar Software Development Life Cycle (SDLC) yang digambarkan sebagai berikut:
3. Diagram alur Proses yang dirancang pada aplikasi Siparus digambarkan sebagai berikut:
6
4. RANCANGAN DESAIN SYSTEM SIPARUS (HARDWARE & SOFTWARE)
Rancangan Sistem Informasi Pemantauan dan peringatan dini bahaya Kecepatan Arus air laut
(SIPARUS) merupakan rancangan yang baru dan belum pernah dilakukan sebelumnya (telah
dilakukan searching pada internet search Engine seperti Google, Yahoo) oleh karena itu I-Prove Kayu
putih memutuskan untuk melakukan perbaikan secara swakelola dengan kemampuan sendiri dengan
latar belakan pendidikan dibidang Teknik Informatika .
7
B. CIP Planning
Merencanakan perbaikan yang ditinjau dari 5w + 2H
WHE WHER HOW
MASALAH WHY WHAT HOW WHO
N E MUCH
Belum adanya Pembuatan Jefri Rp.
alat pengukur alat sensor Makaheku 3.975.000
Kecepatan rakitan Menggunakan Juli – ng (Lampiran
TBBM
arus pengukur teknologi data Sept. -4)
Namlea
kecepatan digital 2017 Marthin
arus Jacob
C. SCHEDULLING
Time Frame Software Development Life Cycle aplikasi Siparus
8
1E) VALUE CREATION EXPECTATION PLAN
Berdasarkan permasalah utama yang ada yang akan diselesaikan oleh Tim I-Prove Kayu Putih yaitu
“Kurang efektifnya penanganan bahaya kecepatan arus pada aktifitas sandar kapal”, maka
ditetapkan target awal untuk memperbaiki permasalahan tersebut mengacu pada panca mutu ( Q C D
HSSE M ) :
PANCA KONDISI AWAL SASARAN AWAL (SMART-C)
MUTU
Quality Informasi kecepatan arus Pemantauan dan S:menggunakan alat kecepatan arus;
serta peringatan dini (Early penyampaian M:Menghasilkan nilai kecepatan arus
Warning) tidak akurat peringatan dini bahaya A: Memiliki Skill dibidang IT
karena dilakukan secara kecepatan arus R: Merubah system Analog ke Ditigal
konvensional dilakukan secara Real T: Minggu III – Agustus 2017
Time dan akurat. C: automatisasi system
Cost Biaya perbaikan kerusakan Tidak adanya biaya S: Menghindari kerugian akibat
dermaga Rp. perbaikan dermaga kerusakan sarana tambat
1.800.000.000,- akibat tabrakan yang M: Tidak ada perbaikan Dermaga
disebabkan bahaya A: Tetap menjaga penggunaan
kecepatan arus air laut. System
R: system telah digunakan
T: Minggu III – Agustus 2017
C: Perbaikan dilakukan sendiri oleh
anggota I-Prove Kayu Putih
Delivery Penyampaian informasi Penyampaian informasi S:Penyampaian info EWS berupa data
peringatan dini sepihak peringatan dini (Early SMS dan Audio Sound
oleh petugas sandar kapal Warning System/EWS) M:Penyampaian EWS < 10 Detik
secara cepat kepada A: Integrasi EWS dgn Alat Sensor
pihak kapal dan petugas R: Pemanfaatan Provider GSM
sandar guna tindakan T: Minggu IV – Agustus 2017
antisipatif < 10 Detik C: Memanfaatkan Provider GSM
Safety Monitoring dilakukan Tidak terjadi kecelakaan S: Pemanfaatan Teknologi Digital
secara Konvensional pada proses sandar M: Keberhasilan Lepas sandar 100 %
sehingga terjadi kapal akibat bahaya A: penetuan kecepatan arus maximum
kecelakaan. kecepatan arus / R: merubah sistem konvensional
keberhasilan Lepas T: Minggu I – II September 2017
sandar kapal 100% C: Pengembangan Feature
Jefri Makahekung
18 Juli 2017
9
LANGKAH - 5 RUNNING & CONTROL DO
A. METODE & TEKNIK YANG DIGUNAKAN DALAM PROSES PENANGGULANGAN
HOW
Faktor Penyebab WHEN WHERE WHO HASIL
Rencana perbaikan Aktual Perbaikan
Masalah
Belum adanya alat 1. Rakitan Alat Sensor Juli - Agustus 2017 TBBM Jefri Kecepatan arus dihitung
pengukur Kecepatan arus Kecepatan arus berbasis data Namlea Makahekung dengan menggunakan alat
digital sensor sensor digital rakitan
Marthin sehingga data kecepatan
Jacob arus yang dipakai dalam
Menggunakan
teknologi data digital
proses pemantauan lebih
akurat. (Laporan hasil
pemantauan kecepatan arus
pada aktivitas penyandaran
kapal menggunakan
Siparus)
Belum ada alat Menggunakan 2. Software Early Warning Juli - Agustus 2017 TBBM Jefri Proses peringatan dini dan
penyampai peringatan dini teknologi informasi/ System “Siparus” berbasis Namlea Makahekung penyampaiannya dilakukan
yang akurat Software data digital dengan secara otomatis berbentuk
kemampuan broadcast melalui Marthin data digital berupa data
SMS dan Tanda bahaya Jacob audio sirene dan broadcast
/Sirene SMS kepada petugas
dengan cepat. (Laporan
hasil pemantauan kecepatan
arus pada aktivitas
penyandaran kapal
menggunakan Siparus)
Belum adanya standar Pembuatan Tata TKI No. C-002/F1843F/2017-S0 Juli - Agustus 2017 TBBM Jefri Petugas Kapal dan Darat
acuan antisipasi kondisi Kerja Individu tentang Pelaksanaan Namlea Makahekung memiliki acuan standar yang
darurat bahaya kecapatan penyandaran kapal Pemantauan dan tindakan telah disepakati guna
arus pada kondisi bahaya antisipasi bahaya kecepatan Marthin
mengambil tindakan
arus arus pada kegiatan sandar kapal Jacob
pencegahan kondisi darurat
Tanker di TBBM Namlea
penyandaran kapal akibat
(Lampiran – 5)
bahya kecepatan arus air
laut di TBBM Namela
10
B. MONITORING PELAKSANAAN PENANGGULANGAN
Tanggal Keterangan
3 – 7 Juli 2017 - Kick Off
- Pengumpulan dokumen kejadian
- Perumusan Tema dan penyebab masalah
17 Juli 2017 Meeting Desain dan Rencana pelaksanaan penanggulangan
Pengajuan Permintaan Pembelian Material untuk alat sensor kec. arus sesuai
19 Juli 2017 desain yang telah disetujui
1 – 10 Ags ‘17 Perakitan alat sensor kecepatan arus
- Baling – baling dan tiang as sensor kec. Arus air laut
- Perakitan rangkaian Optocoupler dan micro controller DT Basic Mini Stamp
11 – 31 Pemrograman aplikasi Siparus berbasiskan data digital
Agustus - Coding program Visual Studio 2010
- Pengetesan alat
4 Sep‘17 Pembuatan Tata Kerja Individu
- TKI No. C-001/ F1843F/2017-S0 tentang Pembuatan dan Instalasi
SIPARUS
- TKI No.C-002/F1843F/2017-S0 tentang Pelaksanaan Pemantauan dan
tindakan antisipasi bahaya kecepatan arus pada kegiatan sandar kapal
Tanker di TBBM Namlea
- Pengajuan MOC
5 – 6 Sep’17 Evaluasi pembuatan system penanggulangan
7 Sep‘17 Implementasi lapangan
- Instalasi peralatan
- Final Test peralatan
- Sosialisasi sistem
- Live Show
- Audit PDCA
20 Sep‘17 Maintenance perangkat keras dan lunak sistem untuk pengembangan fitur
lainnya
S- Curve Realisasi pelaksanaan
11
LANGKAH - 6 VALUE CREATION REVALUING CHECK
A. KETEPATAN HUBUNGAN ANTARA HASIL DAN AKTIFITAS YANG DILAKUKAN
KONDISI SEBELUM PERBAIKAN KONDISI SETELAH PERBAIKAN
1. Terjadi kecelakaan pada saat penyandaran 1. Keberhasilan penyandaran kapal pada
kapal tanker akibat tidak adanya alat Laporan lepas sandar kapal tahun 2017
pemantau kecepatan arus air laut sebesar 100 % dengan menggunakan
2. Tidak ada penyampaian Peringatan Dini akan peralatan dan system Siparus
adanya bahaya kecepatan arus air laut 2. Proses peringatan dini dan penyampaiannya
menyebabkan tidak dilaksanakannya dilakukan secara otomatis berbentuk data
tindakan pencegahan sehingga terjadi digital berupa data audio sirene dan
kecelakaan kerja. broadcast SMS kepada petugas dengan
cepat. (Laporan hasil pemantauan
kecepatan arus pada aktivitas penyandaran
kapal menggunakan Siparus)
3. Belum memiliki standar acuan antisipasi 3. Otoritas / Petugas Kapal dan Darat memiliki
kondisi darurat bahaya kecapatan arus air acuan standar yang telah disepakati guna
laut menyebabkan petugas pelaksana tidak mengambil tindakan pencegahan kondisi
melakukan tindakan pencegahan sehingga darurat penyandaran kapal akibat bahya
terjadinya kecelakaan kerja kecepatan arus air laut di TBBM Namela
12
B. PERBANDINGAN HASIL PERBAIKAN TERHADAP SASARAN AWAL SESUAI PANCA MUTU
Kondisi
Panca Kondisi Setelah
Sebelum Sasaran Awal Smart - C
Mutu Perbaikan
Perbaikan
Informasi Kestabilan pemantauan dan Penggunaan alat S:menggunakan alat kecepatan
kecepatan arus penyampaian peringatan dini sensor digital untuk arus;
serta peringatan bahaya kecepatan arus lebih memantau kecepatan M:Menghasilkan nilai kecepatan
dini (Early akurat dengan menggunakan arus yang dipakai pada arus
Quality Warning) tidak perhitungan matematis yang saat aktivitas A: Memiliki Skill dibidang IT
akurat karena diterapkan pada alat sensor penyandaran kapal R: Merubah system Analog ke
dilakukan secara digital rakitan Ditigal
konvensional T: Minggu III – Agustus 2017
C: automatisasi system
Biaya Tidak adanya biaya Tidak ada penggunaan S: Menghindari kerugian akibat
Tanggungan perbaikan dermaga akibat anggaran perbaikan kerusakan sarana tambat
perbaikan tabrakan yang disebabkan kerusakan Dermaga M: Tidak ada perbaikan
kerusakan pada RKAP TBBM Dermaga
bahaya kecepatan arus air
dermaga Rp. Namlea 2017 A: Tetap menjaga penggunaan
Cost laut.
1.800.000.000,- System
R: system telah digunakan
T: Minggu III – Agustus 2017
C: Perbaikan dilakukan sendiri
oleh anggota I-Prove Kayu Putih
Penyampaian Penyampaian informasi Penyampaian informasi S:Penyampaian info EWS
informasi peringatan dini (Early Warning peringatan dini (Early berupa data SMS dan Audio
peringatan dini System/EWS) secara cepat Warning) secara Sound
sepihak oleh kepada pihak kapal dan spontan dan cepat M:Penyampaian EWS < 10
Deliver petugas sandar petugas sandar guna tindakan melalui Sirine dan SMS Detik
y kapal antisipatif (Short Message A: Integrasi EWS dgn Alat
System) kepada pihak Sensor
kapal dan darat rata2 < R: Pemanfaatan Provider GSM
10 Detik T: Minggu IV – Agustus 2017
C: Memanfaatkan Provider GSM
Monitoring Tidak terjadi kecelakaan pada Data Laporan lepas S: Pemanfaatan Teknologi
dilakukan secara proses sandar kapal akibat sandar kapal Tahun Digital
Konvensional bahaya kecepatan arus / 2017 sebesar 100 % M: Keberhasilan Lepas sandar
sehingga terjadi keberhasilan Lepas sandar 100 %
Safety kecelakaan. kapal 100% A: penetuan kecepatan arus
maximum
R: merubah sistem konvensional
T: Desember 2017
C: Pengembangan Feature
13
LANGKAH - 7 STANDARDIZING ACTION
2. STANDARD PROSES
No Description Standard
1 Standard Proses yang dilakukan TKI No.C-002/F1843F/2017-S0 tentang Pelaksanaan
pada aktivitas penyandaran kapal Pemantauan dan tindakan antisipasi bahaya kecepatan
yang berhubungan dengan bahaya arus pada kegiatan sandar kapal Tanker di TBBM
Namlea (Lampiran-5)
kecepatan arus air laut
BUKU MANUAL Pengoperasian Aplikasi Sistem Informasi
Pemantauan dan Peringatan Dini bahaya Kecepatan Arus
(SIPARUS) (Lampiran – 7)
3. STANDARD HASIL
No Description Standard
1 Standard Hasil penggunaan Laporan hasil penggunaan Aplikasi Siparus pada aktivitas
Siparus pada aktivitas sandar kapal di Terminal BBM Namlea
penyandaran Kapal Tanker di (Lampiran 8)
Terminal BBM Namlea
a. Internal
- Telah dilakukan sosialisasi dan Presentasi pada fungsi Marine Region VIII Maluku Papua
- Dilakukan presentasi pada forum KOMET
b. Eksternal
Sosialisasi dengan pihak Kapal MT. Bumi Karunia, MT. Soechi Chemical III
Sosialisasi kepada pihak Syahbandar / KUPP Klas II Namlea
15
Lampiran – 4 :Bon Permintaan Material Siparus
16
Lampiran -5 :
17
Lampiran -7 : Buku Panduan
Lampiran – 8 : Laporan hasil pemantauan kecepatan arus pada aktivitas penyandaran kapal
menggunakan Siparus
Lampiran -9 : Laporan keberhasilan lepas sandar kapal tanpa insiden –Port TBBM Namlea 2017
18
Lampiran : Desain alat & Diagram Alur Proses
19
Lampiran : Form Ringkasan Risalah, Audit PDCA I, PDCA II
20
21