Anda di halaman 1dari 10

AKADEMI MARITIM NUSANTARA

CILACAP
PROGRAM STUDI
DIPLOMA III NAUTIKA

PROSEDUR PENATAAN MUATAN PETI KEMAS UNTUK


MENUNJANG STABILITAS PADA KM. TANTO KASIH

DIDID WAHYU EVINDO


NIT. 1631013

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar


Ahli Madya Nautika
Latar Belakang Masalah
Perkembangan container yang menjadikan alternatif terbaik dalam transportasi laut kapal sehingga terbentuk
kapal yang digunakan khusus untuk memuat container. Mula-mula yang dimuat dalam container atau peti kemas
ialah barang-barang electronik, kamera, peralatan laboratorium yang kecil tetapi mempunyai nilai yang tinggi.
Sekarang hampir semua komoditi dimuat ke dalam container, seperti minyak dalam tank container, minuman
dalam kaleng, textil, pakaian jadi, keramik, peti teh, kopi curah, tembakau dan lain-lain.

Penataan muatan container agar kapal tetap stabil menjadi salah satu tujuan utama dari sebuah kapal niaga.
Penataan memiliki arti proses, cara, perbuatan menata; pengaturan; penyusunan. Penataan disini yaitu menata
muatan container secara sistematis agar menghemat waktu bongkar muat di pelabuhan, tanpa merugikan
perusahaan dan tanpa mengesampingkan unsur (safety dan stability).

BAB I BAB 2 BAB 3 BAB 4 BAB 5


Perumusan Masalah
Manfaat Penelitian
1. Bagaimana prosedur penataan
muatan peti kemas untuk Bagi Penulis
menunjang stabilitas kapal ? Menambah wawasan, pengetahuan dan
2. Kendala apa yang dihadapi acuan saat sudah bekerja
dalam penataan muatan peti
kemas untuk menunjang Bagi AMN Cilacap
stabilitas pada KM. Tanto Kasih ? Menjadi pedoman dalam materi
pengajaran, bahan pustaka atau
referensi.
Tujuan Penelitian Bagi KM Tanto Kasih
1. Untuk Mengetahui Prosedur Supaya awak kapal paham dan lebih
penataan muatan peti kemas bertanggung jawab terhadap tugasnya.
untuk menunjang stabilitas
kapal. Bagi Masyarakat
2. Untuk Mengetahui kendala Menambah wawasan dan pengetahuan
apa saja yang di hadapi pada tentang penanganan bongkar muat
saat penataan muatan diatas kapal.
petikemas pada KM. Tanto
Kasih.

BAB I BAB 2 BAB 3 BAB 4 BAB 5


TINAJUAN PENELITIAN YANG
PUSTAKA RELEVANCE
Prosedur Peningkatan Keselamatan Muatan Dengan
Mengoptimalkan Pengawasan Pelashingan
Penataan
Kontainer Di MV.ARMADA PURNAMA oleh
Muatan Franico Yonda Adi Wardana (2019)

Peti kemas Optimalisasi Penanganan Muatan Peti


Kemas Mv. Meratus Manado oleh Ata Nur
Menunjang Syafani Hakim (2020)
Stabilitas
Kapal

BAB I BAB 2 BAB 3 BAB 4 BAB 5


METODOLOGI PENELITIAN
Objek Penelitian Metode Pengumpulan Data

Nama perusahaan : PT. Tanto Intim Line


 Metode Observasi
Nama kapal : KM. Tanto Kasih
Jenis kapal : Peti Kemas  Metode Wawancara
Rute pelayaran : Tg. Priuk-Pekanbaru(PP), Tg. Priuk-Pontianak
 Metode Studi Pustaka
(PP), Tg. Priuk-Samarinda (PP), Tg. Priuk-Padang-Sibolga (PP)

Metode Analisis
Peralatan dan Pengujian
Penulis menggunakan data kualitatif yaitu dengan
1. Alat tulis digunakan untuk mencatat data menjelaskan dan menceritakan perincian berdasarkan
yang diperlukan. fakta yang ada dan didapatkan selama melakuakan
2. Kamera digunakan untuk dokumentasi. penelitian di KM TANTO KASIH.

BAB I BAB 2 BAB 3 BAB 4 BAB 5


HASIL PENELITIAN

Beberapa hal mengenai Prosedur Penataan Muatan Peti Kemas Untuk Menunjang Stabilitas Pada KM. Tanto Kasih
yang penulis temukan pada saat menjalankan praktik berlayar. Mualim I selaku orang yang bertanggung jawab untuk
mengatur muatan di atas kapal maka sebelum kapal sampai pada pelabuhan tujuan diwajibkan membuat Bay Plan
bongkar maupun muat. Tapi, yang penulis temukan pada saat menjalankan praktik berlayar Mualim I ketika kapal
menuju ke pelabuhan Tg. Priok hanya membuat Bay Plan bongkar dalam artian lain tidak membuat Bay Plan muat
kapal. Hal itu dikarenakan adanya kebijakan perusahaan yang mengkibatkan Mualim 1 tidak membuat bayplan. Serta
pada saat pemuatan sudah selesai diatur sesuai dengan fix bayplan, terdapat penambahan muatan yang tidak
dikonfirmasi oleh pelabuhan atau perusahaan kepada pihak kapal.

Prosedur Penempatan peti kemas pada KM. Tanto Kasih juga sudah ditempatkan sesuai dengan jenisnya. Namun,
pada saat proses pemuatan awak kapal yang sedang berjaga tidak mengawasi para buruh sehingga terdapat teknik
pelashingan yang tidak sesuai prosedur.

BAB I BAB 2 BAB 3 BAB 4 BAB 5


PEMBAHASAN
1. Prosedur penataan muatan peti kemas untuk
menunjang stabilitas kapal.
 Penataan muatan sesuai bayplan yang dibuat  Pelashingan peti kemas
- Membujur atau BAY Alat lashing pada KM. Tanto Kasih :
- Melintang atau ROW - Single Bridge Base Cone
- Tegak atau TIER - Doble Stacking Single Bridge Cone
- Twist Lock
- Screw Bridge Fitting
- Turn Buckle
 Penempatan peti kemas sesuai dengan jenisnya. - Lashing Bar
- General Cargo Container - Lashing Point
- Reefer Container
- Dry Bulk Container
Prosedur pemasangan alat lashing :
- Tank Container - Pemasangan alat lashing di dalam palka
- Open Top Container - Muatan 1 tier diatas palka
- Open Side Container - Muatan 2 tier diatas palka
- Platform Container - Muatan 3 tier diatas palka

BAB I BAB 2 BAB 3 BAB 4 BAB 5


PEMBAHASAN
2. Kendala yang dihadapi dalam penataan muatan
 Kebijakan Perusahaan  Kesalahan pelashingan

 Kurangnya komunikasi antara kapal, pelabuhan dan


perusahaan
 Awak kapal tidak melakukan pengawasan terhadap
proses pemuatan.

BAB I BAB 2 BAB 3 BAB 4 BAB 5


KESIMPULAN SARAN
 Prosedur penataan muatan untuk menunjang stabilitas pada
KM. Tanto Kasih secara keseluruhan sudah berjalan dengan
 Koordinasi perusahaan dengan pihak kapal
baik. Seperti halnya penataan muatan berdasarkan bayplan dalam pembuatan bayplan.
dan jenis containernya sudah dilakukan. Namun kadang kala
bila kapal berada di tanjung priuk, bayplan dibuat oleh  Pengawasan secara langsung oleh mualim 1
perusahaan yang tidak sesuai dengan prosedur muatan.
secara itensif dan familirisasi tentang
 Kendala yang dihadapi dalam penataan muatan peti kemas pentingnya kontrol pengawasan terhadap
untuk menunjang stabilitas pada KM. Tanto Kasih yaitu pelashingan
berupa kebijakan perusahaan itu sendiri yang menyebabkan
mualim 1 selaku penanggung jawab muatan di kapal tidak
bekerja dengan semestinya. Kurangnya komunikasi antara
 Bagi peneliti selanjutnya diharapkan makalah
kapal dan perusahaan pada proses pemuatan juga ini dapat dijadikan sebagai acuan atau
mengakibatkan perhitungan stabilitas menjadi tidak efektif. referensi dan studi pustaka pada saat belajar
Selain itu kurangnya pengawasan perwira jaga pada saat serta melakukan penelitian tentang prosedur
pelashingan mengakibatkan pemasangan lashing tidak
dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku. penataan muatan untuk menunjang stabilitas
kapal

BAB I BAB 2 BAB 3 BAB 4 BAB 5


TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai