Anda di halaman 1dari 8

METEOR

JURNAL PENELITIAN ILMIAH

SEKOLAH TINGGI ILMU PELAYARAN JAKARTA

OPTIMALAISASI PENGOPRASIAN HATCH COVER GUNA MENINGKATKAN


KEGIATAN BONGKAR MUAT DI MV DEWI SARASWATI

RISKI RAFAEL MANURUNG

Email: manurungriski18@gmail.com

Jurusan Nautika
Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta
Jalan Marunda Makmur No.1 Cilincing, Jakarta Utara 14150

Abstrak
Penelitian ini disusun untuk memenuhi persyaratan kurikulum pendiddikan Program Diploma IV yang diselenggarakan di
Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran ( STIP ) Jakarta. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyusun berdasarkan pengalaman yang
penulis dapatkan selama menjalani praktek laut, yaitu adanya beberapa masalah yang terjadi pada hatch cover, akibat
kurangnya perhatian terhadap perawatan sehingga menyebabkan penurunan kinerja dari hatch cover. Tujuan penelitian ini
untuk mencegah penurunan kinerja dari hatchcover guna kelancaran kegiatan bongkar muat diatas kapal, lebih memahami
hubungan terhadap pipa hidrolic, dan memberi sosialisasi dan pengetahuan mengenai pencegahan masalah pada setiap kru
deck . Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk membuat deskripsi atau menjelaskan secara
sistematis mengenai latar belakang masalah pada kegiatan bongkar muat di MV DEWI SARAS WATI, sehingga dapat diperoleh
penjelasan yang akurat dan sistematis yang berhubungan dengan kejadian yang diselidiki . Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan observasi,, dokumentasi dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan kinerja dari hatch cover
disebabkan karena terjadinya kebocoran pada pipa hydrolic dan terjadi korosi pada perngkat-perangkat hatch cover lainnya.

Kata Kunci: Main Condenser, Steam Dumping, Pendingin Air Laut.

melakukan operasi bongkar ataupun muat. Seperti


yang kita ketahui, tujuan pengangkutan muatan yang
I. PENDAHULUAN
sebenarnya adalah untuk mencapai efisiensi
a. Latar Belakang
maksimum pengangkutan barang dari lokasi
Pada era globalisasi di bidang perdagangan maupun
pengiriman atau lokasi muat sampai tiba di lokasi
perekonomian, kapal curah banyak dipergunakan
penerimaan atau lokasi bongkar. Hal ini seringkali
dalam dunia pelayaran. Salah satu contoh adalah
terhambat karena pengoperasian hatch cover yang
untuk pengangkutan muatan berjenis curah.
tidak optimal.
Permintaan muatan curah cenderung banyak
MV. DEWI SARASWATI menggunakan hatch cover
dibutuhakn di negara di dunia terutapa di benua asia,
jenis hidrolik (hydraulical type hatch cover) yang
sehingga membutuhkan waktu yang cepat untuk
membutuhkan waktu untuk membuka atau menutup
hatch cover dalam kegiatan bongkar muat. Hatch berlangsungnya proses
cover ini membutuhkan perawatan yang khusus dan bongkar muat.
lebih rumit dibandingkan dengan hatch cover jenis 2. Terjadinya korosi pada hatch
pontoon (pontoon type hatch cover) maupun hatch cover yang mengakibatkan
cover jenis mekanis (mechanical type hatch cover). berhentinya pompa hidrolik
Disini penulis mencoba untuk mengangkat 3. Keterlambatan pada saat
permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan operasi pembukaan hatch
pengangkutan muatan di MV. DEWI SARASWATI cover
pada saat melakukan proses bongkar ataupun muat di 4. Kurangnya kedisiplinnya
pelabuhan. crew kapal dalam
Kendala-kendala atau permasalahan yang dihadapi pengecekan pipa hidrolik
dalam pelaksanaan bongkar muat yang menyangkut c. Batasan Masalah
kurangnya persiapan bongkar muat dari pihak kapal Mengingat sangat luasnya permasalahan yang dapat
terjadi karena hatch cover di kapal tidak berfungsi dikaji sehingga terdapat adanya keterbatasan
dengan baik didasarai dari banyak hal-hal yang pengetahuan penulis, oleh sebab itu penulis
terjadi dalam kegiatan perawatan di kapal diantaranya membatasi masalah yang hanya terdapat pada
perhatian terhadap pipa hidrolik yang kurang baik identifikasi masalah:
dan hydraulic jack yang kurang diperhatikan dan juga
bagiaan-bagian luar pada hatch cover diantaranya 1. terjadinya kebocoran pipa hidrolik pada saat
hatch coming yang berkarat juga roda hatch cover berlangsungnya proses bongkar muat

yang kurang diperhatikan kelancaran dalam kegiatan


2. Terjadinya korosi pada hatch cover yang
pembukaan hatch cover tersebut sehingga mengakibatkan berhentinya pompa
mengakibatkan kegiatan bongkar muat menjadi
terhambat dan menjadi perhatian khusus dalam
d. Rumusan Masalah
kegiatan bongkar muat dikarenakan kejadian tersebut
Berdasarkan identifikasi masalah di atas pernulis
menggagu kegiatan bongkar muat yang menjadi
merumusan satu masalah pokok yang akan dibalasa
faktor utama dalam kegiatan bongkar muat
pada bab pembahasan yaitu:
kepedulian crew juga sangat di perlukan dalam
perawatan hatch cover ini namun kurang suku 1. Mengapa terjadinya kebocoran pipa
cadangan di kapal yang disediakan di kapal hidrolik pada saat berlangsungnya
mengakibatkan keterlambatan dalam kelangsungkan proses bongkar muat?
perbaikan maupun perawatan hatch cover. . 2. Bagaimana terjadinya korosi pada
b. Identifikasi Masalah bagian-bagian hatch cover yang
Sesuai pengalaman penulis selama menjalani praktek mengakibatkan berhentinya pompa
di atas kapal dan kejadian yang pernah dialami hidrolik ?
penulis sesuai dengan yang telah disebutkan pada e. Tujuan Dan Manfaat Penyusunan
latar belakang. Maka penulis menentukan beberapa Skripsi
identifikasi masalah dalam penulisan skripsi ini Penulisan skripsi merupakan salah satu
adalah: persyaratan untuk memenuhi program
diploma IV yang diselenggarakan oleh
1. Terjadinya kebocoran pipa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP)
hidrolik pada saat Jakarta.
1. Tujuan Skripsi
2. Manfaat Penelitian C, Awak kapal
f. Sistematika Penulisan Skripsi
1. Bab I Pendahuluan 1. Menurut UU Republik Indonesia Nomor 17
2. Bab II Landasan Teori Tahun 2008 Tentang Pelayaran ( 2008 : 19 )
3. Bab III Metodologi Penelitian awak kapal adalah orang yang bekerja atau
4. Bab IV Analisa Data Dan Pembahasan dipekerjakan di atas kapal oleh pemilik atau
5. Bab V Penutup operator kapal untuk melakukan tugas di atas
kapal sesuai dengan jabatannya yang
II. LANDASAN TEORI tercantum dalam buku sijil.
1. Tinjauan Pustaka 2. Menurut UU Republik Indonesia Nomor 17
a. Kapal Tahun 2008 Tentang Pelayaran ( 2008 : 19 )
Menurut UU Republik Indonesia Nomor 17 nahkoda adalah salah seorang dari awak kapal
Tahun 2008 Tentang Pelayaran ( 2008 : 19 ) yang menjadi pemimpin tertinggi di kapal dan
kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan mempunyai wewenang dan tanggung jawab
jenis tertentu, yang digerakkan dengan tenaga tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan
angin, tenaga mekanik, energi lainnya dan perundang-undangan.
ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang 3. Menurut UU Republik Indonesia Nomor 17
berdaya dukung dinamis, kendaraan Tahun 2008 Tentang Pelayaran ( 2008 : 19 )
1. di bawah permukaan air, serta alat apung dan anak buah kapal adalah awak kapal selain
bangunan terapung yang tidak berpindah- nahkoda
pindah. 4. Kerangka Pemikiran
2. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Pemaparan kerangka berpikir secara kronologis dalam
keempat ( 2008 : 620) kapal curah adalah kapal menyelesaikan pokok permasalahan penelitian
yang dirancang khusus untuk mengangkut berdasarkan pemahaman teori dan konsep-konsep.
muatan curah, misalnya biji-bijian, gandum, Untuk dapat memaparkan tujuan dari skripsi ini,
jagung, pupuk yang tidak dikemas penulis membuat suatu kerangka pemikiran terhadap
b. Hatch cover hal-hal yang menjadi pembahasan pokok yaitu
1. Menurut Kamus Pelayaran ( 2009 : 256 ) hatch mengenai “hatch cover”
covers adalah jenis tutup lubang palka atau
III. METODOLOGI PENELITIAN
ruang muat yang terbuat dari kayu, pontoon
1. Waktu dan Tempat Penelitian
atau jenis mac gregor yang dapat berjalan diatas
Penelitian dilaksanakan pada saat penulis
rel.
melaksanakan Praktek Laut terhitung dari tanggal 04
2. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2008
Desember 2019 sampai dengan 07 Desember 2020.
: 1005) palka adalah lubang pada ruang kapal
Periode tersebut digunakan untuk mengamati dan
(tempat menyimpan barang-barang).
meneliti proses bongkar muat yang akan diangkat
3. Menurut Kamus Pelayaran ( 2009 : 188 )
permasalahannya di dalam skripsi ini. Tempat
drainase hole adalah lubang di pelat alas tangki
penilitian ini dilakukan diatas kapal MV. Dewi
alas ganda yang dipergunakan untuk membuang
Saraswati, milik perusahaan PT. Pelita Samudra
dan mengeringkan air yang ada di dalam tangki
Shipping Ltd, sebagai manajemen teknis, awak kapal,
pada waktu kapal diatas dok.
proyek internal, dan aktivitas komersial. Serta agen
Indonesia Perusahaan Pelayaran PT MSI menyalurkan pelaut yang akan bekerja pada
Management yang bertempat di Jakarta, Indonesia. kapal yang mereka miliki, termasuk kapal milik
2. Jenis Penelitian dari PT. Pelita Samudera Shipping . yang di
Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang operatori oleh PT.MSI Ship Management. Salah
digunakan penulis dalam penulisan skripsi ini. Sesuai
satunya adalah kapal MV. Dewi Saraswati .
namanya, dapat dikatakan bahwa penelitian ini punya
tujuan untuk memberikan deskripsi, penjelasan, serta
validasi suatu fenomena yang diteliti. Penjelasan dan c. .Prinsip bongkar muat
Dalam melakukan pekerjaan bongkar muat maka
validasi tersebut akan diperoleh peneliti setelah
perlu dipegang teguh suatu prinsip agar segala
mendeskripsikan karakteristik dari objek yang diteliti. sesuatunya berjalan dengan lancar. Prinsip-
3. Data Yang Dibutuhkan prinsip itu adalah :
1.) Melindungi kapal (pembagian muatan dalam
ii. Data Primer
kapal secara vertical dan horizontal).
iii. Data Sekunder Persoalan yang timbul dalam memenuhi asas ini
4. Metode Pengumpulan Data adalah menciptakan suatu keadaan dan
mempertimbangkan muatan di atas kapal
Pengumpulan data adalah proses yang sangat penting
sehingga kapal tetap laik laut.
dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian kualitatif 2) Melindungi muatan agar tidak rusak dari
pemuatan sampai pembongkaran.
deskriptif semua data yang dikumpulkan menjadi
Barang-barang yang diterima di kapal secara
kunci terhadap apa yang sudah diteliti. kuantitas atau kualitas harus sampai tujuan
a. Observasi dengan selamat dan diterima oleh pemilik
b. Studi dokumentasi dengan baik. Oleh karena itu pada waktu
memuat, dalam perjalanan, maupun waktu
c. Studi Pustaka bongkar harus diambil tindakan mencegah
kerusakan muatan. Tindakan tersebut antara
5. Teknik Analisis Data lain :
a) Ruang muat harus dipersiapkan untuk
Dalam penyusunan skripsi ini, teknik analisis yang
menerima muatan.
digunakan adalah metode deskriptif dengan b) Pemisahan muatan secara campuran.
menggunankan data kualitatif. c) Penyekatan muatan.
d) Peranginan muatan yang baik.
Berikut ini adalah beberapa langkah dalam
e) Detektor air di dalam palka yang berfungsi
melakukan analisis data: dengan baik
a. Reduksi data 3) Melindungi anak buah kapal, dan buruh
b. Penyajian data dari bahaya muatan.
Untuk menjamin keamanan dan keselamatan
c. Penarikan kesimpulan kerja bagi buruh, operator pelabuhan, loading
master, serta surveyor. Ada beberapa hal yang
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN perlu dipehatikan dalam operasi bongkar muat
antara lain yaitu:
1. Deskripsi Data
a) Tugas-tugas anak buah kapal selama
a. Informasi mengenai kapal pemuatan dan pembongkaran.
MV Dewi Saraswati adalah kapal jenis Bulk b) Keamanan sewaktu pemuatan dan
pembongkaran.
Carrier milik PT.Pelita Samudera Shipping Ltd.
4) Bongkar muat secara teratur, tepat dan
yang beroperasi di perairan Indonesia. sistematis yaitu dengan meneliti secara seksama
trim dan perhitungan stabilitas dari Chief Planer.
b. Informasi mengenai perusahaan Bila ada rencana pemuatan yang akan
PT. MSI Ship Management adalah perusahaan menyebabkan terjadinya hal-hal lain yang dapat
agen atau crewing yang mengelola dan merugikan, pihak kapal segera melakukan
perubahan-perubahan. Maksud memuat secara dengan perjalanan muatan tersebut.
teratur dan sistematis adalah : Sebab-sebab terjadinya kelambatan bongkar muat
a) Mencegah long hatch adalah stowage suatu
antara lain :
jenis muatan yang jumlahnya banyak dalam
satu palka untuk tiap pelabuhan tujuan. a) Waktu
b) Mencegah over stowage adalah suatu (1) Waktu yang terbuang untuk membawa
keadaan dalam pemuatan dimana muatan
muatan dari pertengahan lubang palka dimana
yang akan dibongkar berada di sebelah bawah
dari muatan yang tidak akan dibongkar. muatan itu diletakkan oleh kait muat,
c) Mencegah over carried cargo adalah suatu ketempat penyusunan dalam palka atau
kejadian dimana muatan terbawa melewati
sebaliknya. Salah satu cara untuk
pelabuhan tujuannya karena kelalaian dalam
membongkar. menghindari hal ini pada dewasa ini telah
5) Menggunakan ruang muat semaksimal direncanakan untuk membuat dua buah palka
mungkin atau lebih untuk satu ruangan muat, agar
Untuk mendapatkan keuntungan semaksimal
mungkin, setiap perusahaan pelayaran muatan-muatan yang diletakkan oleh kait
menginginkan kapalnya memuat secara muat menjadi lebih dekat ke tempat
maksimal, sehingga tercapai kondisi full and pemadatannya.
down artinya kapal dimuati secara penuh baik
(2) Waktu terbuang untuk memasang muatan
seluruh palka dan tangkinya dan dalam
keadaan sarat yang semaksimal mungkin. pada kait muat (cargo hook). Kadang-kadang
Setelah mengetahui prinsip pemuatan dan pekerja yang menyiapkan muatan sudah
pemadatan yang ditentukan maka dalam
selesai, kait muat belum siap. Dalam hal ini
menyatakan untuk melaksanakan proses
pemuatan di atas kapal tidaklah mudah. dibutuhkan pemegang winch yang baik.
(3) Waktu terbuang dalam menyiapkan
Analisa Data peralatan muat bongkar kadang-kadang
a. Faktor yang mempengaruhi bongkar muat
muatan sudah siap untuk dimuat tetapi
1) Fasilitas
peralatannya belum siap. Hal ini tidak dapat
a) Peralatan bongkar muat seperti crane darat,
dihindarkan sebab dalam menyiapkan
crane terapung, perahu angkat dan lain-lain.
peralatan tersebut kita memakai tenaga
b) Pembangkit tenaga listrik, tenaga mekanis,
manusia.
tenaga manusia dan lain-lain.
(4) Adanya tenaga-tenaga buruh yang tidak
c) Bangunan seperti jalan, rel kereta api, gudang
cakap.
dan lain-lain.
b) Peralatan bongkar muat yang kurang sempurna
d) Peralatan pelabuhan seperti kapal keruk, adanya
tidak saja memperlambat pekerjaan, tetapi
break water dan lain-lain.
mungkin mendatangkan kerugian/ bahaya baik
e) Alat angkut di darat yaitu alat yang meneruskan
terhadap kapalnya sendiri, maupun terhadap
muatan-muatan ini kepedalaman, misalnya
pekerja-pekerjanya.
tongkang, perahu, truk, kereta api dan lain-lain.
2) Barang muatan yang akan diangkut termasuk
cara-cara pengepakan.
2. Alternatif Pemecahan Masalah.
3) Alat angkutan laut yaitu kapal yang digunakan
Dari beberapa alternatif pemecahan masalah
untuk pengangkutan muatan termasuk alat-alat
yang telah dikemukakan di atas, maka penulis
muat bongkar dikapal.
mencoba melakukan suatu evaluasi terhadap hasil
4) Pengaturan yaitu cara-cara mengatur, menjumpai
pemecahan masalah di atas, yang terbaik dari
atau menemukan berita yang berhubungan
beberapa alternatif yang diberikan.
Terjadinya kebocoran pipa hidrolik pada saat perlukan dalam hal ini sehingga penanganan
berlangsungnya proses bongkar muat dapat dilakukan dengan baik dan cepat
a. Perusahaan harus melakukan penggantian Terjadinya korosi pada hatch cover yang
terhadap pipa-pipa yang sudah tua dan berkarat mengakibatkan berhentinya pompa hidrolik
atau dalam hal ini penyediaan suku cadang Meningkatkan perawatan hatch cover secara
yang sesuai standar. terencana dan rutin. Tujuan dari perawatan yang
Keuntungan yang dapat di peroleh dari terencana dan rutin adalah memaksimalkan
melakukan penggantian terhadap pipa-pipa keadaan dan kesiapan hatch cover sebelum
yang sudah tua dan berkarat diantaranya : digunakan dalam proses kegiatan bongkar muat.
menghindari kebocoran pada pipa hidrolik Pengetahuan yang besar dari jumlah
proses bongkar muat menjadi lancar pemeliharaan dan kemacetan atau tidak
b.Melakukan sistem administrasi suku cadang berfungsinya hatch cover tersebut dengan baik di
Karena pada dasarnya penyediaan suku luar rencana harus ditekan semaksimal mungkin,
cadang dan perlengkapannya sangat sehingga hatch cover dapat digunakan secara
menunjang kegiatan perawatan dan perbaikan maksimal dalam proses bongkar muat.
dalam hatch cover. Dengan menggunakan Hal-hal yang dapat dilakukan diantaranya
sistem administrasi suku cadang ini, maka adalah :
kita dapat mengatur dan mengetahui jumlah 1) Perencanaan
suku cadang yang ada di atas kapal apakah 2) Pelaksanaan pekerjaan perawatan
berada pada posisi minimum atau berada pada 3) Pencatatan dan pelaporan
posisi maksimum sehingga tidak akan terjadi Keuntungan yang dapat diperoleh dengan
kekurangan pada saat diperlukan maupun meningkatkan perawatan hatch cover secara
terjadi penumpukan stock suku cadang yang terencana dan rutin adalah:
berlebihan di atas kapal. Sistem administrasi 1) Hatch cover dapat digunakan secara
juga memudahkan kita untuk melakukan maksimal.
pendataan terhadap seluruh suku cadang yang 2) Kerusakan dapat diketahui sedini mungkin.
ada di atas kapal. 3) Menjaga modal dengan cara memperpanjang
Keuntungan yang dapat di peroleh dari umur ekonomis suatu kapal dengan menekan
melakukan sistem administrasi suku cadang nilai kapal bekasnya.
adalah : 4) Menjaga penampilan kapal sebagai suatu
1. suku cadang yang tersedia diatas kapal sarana pengangkut muatan dengan
dapat diketahui oleh perusahaan meningkatkan kemampuan kerja dan
2. mengurangi biaya perawatan pada suku efisiensi.
cadang b.Peningkatan pengawasan dan koordinasi dalam
3. lebih mudah mengetahui ketersediaan suku melakukan perawatan dan perbaikan.
cadang di atas kapal Dalam pelaksanaan perawatan dan perbaikan
c. Penyedian alat- alat yang diperlukan di sekitar harus dilakukan pengawasan yang benar agar
deck mendapatkan hasil yang baik seperti yang telah
hal ini diperlukan guna mempermudah dan direncanakan. Dalam hal ini perlu diadakannya
mempercepat proses perbaikan sementara pada koordinasi yang baik antar seluruh kru yang
perbaikan pipa hydraulic yang bocor dan terlibat baik dari pihak dek maupun pihak mesin.
kesiapan para crew pun tentunya sagat di Jika hal ini dilakukan dengan baik maka
pelaksanaan perawatan dan perbaikan akan 2. Terjadinya korosi pada hatch cover yang
berjalan lancar dan hatch cover dapat digunakan mengakibatkan berhentinya pompa hidrolik
secara maksimal. a.. Tindakan yang masih kurang optimal dalam
Keuntungannya yaitu : pencegahan terhadap korosi pada hatch cover
a. Pelaksanaannya dapat berjalan sesuai dengan yang mengakibatkan berhentinya pompa hidrolik,
rencana. maka diperlukan sistem perawatan yang dilakukan
b. Bila ada hal-hal yang kurang atau tidak sesuai secara berkala, baik oleh perusahaan pelayaran
rencana, maka dapat segera dikoreksi dan selaku pemilik kapal maupun pihak manajemen
diambil tindakan. kapal itu sendiri.
c. Anak buah yang terlibat dalam kegiatan b. Kurangnya perhatian Pihak manajemen kapal
tersebut akan termotivasi sehingga pada tanggung jawabnya dalam melaksanakan
pekerjaannya menjadi lebih baik. proses pengawasan dan pengecekan terhadap
d. Terciptanya hubungan kerja yang baik antara kondisi bongkar muat dan sarana maupun prasara
orang dek dengan orang mesin bongkar muat di kapal
V. KESIMPULAN DAN SARAN
2 Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan atas kesimpulan yang diberikan di atas
Setelah menguraikan dan menganalisa berbagai
mengenai masalah-masalah dan kerusakan pada hatch
permasalahan yang timbul di MV. DEWI
cover pada saat kegiatan bongkar muat, maka penulis
SARASWATI, maka dapat diambil kesimpulan atas
memberikan saran-saran yang ditujukan untuk
permasalahan yang ada, dengan harapan dapat terlihat
meningkatkan pengoperasian hatch cover sehingga
arah dan maksud dari penulisan kertas kerja ini,
proses kegiatan bongkar muat dapat berjalan dengan
yaitu ::
lancar perlu dilakukan:

1. Terjadinya kebocoran pipa hidrolik pada saat 1. Terjadinya kebocoran pipa hidrolik pada saat
berlangsungnya proses bongkarmuat berlangsungnya proses bongkar muat
a. Kurangnya tanggung jawab Perusahaan
a.. Perusahaan pelayaran selaku pemilik kapal dan
pelayaran sebagai pemilik kapal untuk melakukan
management kapal wajib untuk lebih
perbaikan atau penggantian terhadap segala
memperhatiakan keadaan kapal dan dengan
bentuk kerusakan yang terjadi. Pihak manajemen
sesegera mungkin mengirimkan permintaan akan
kapal juga seharusnya bertanggung jawab atas
kebutuhan suku cadang agar perbaikan dapat
perbaikan dan perawatan terhadap segala bentuk
segera dilakukan.
kerusakan yang terjadi di atas kapal karena pihak
manajemen kapal lebih mengetahui keadaan kapal b. Agar tidak terjadi kekurangan pada suku cadang
yang sebenarnya daripada perusahaan pelayaran. yang ada di atas kapal maka pihak perusahaan
b.. Kurangnya penyediaan suku cadang yang ada di hendaknya memperhatikan penyediaan suku
atas kapal yang disebabkan oleh pihak perusahaan cadang. Untuk pihak manajemen kapal hendaknya
yang tidak mengirimkan suku cadang atau menerapkan sistem administrasi suku cadang
kesalahan oleh pihak manajemen kapal dalam sehingga dapat mengetahui jumlah suku cadang
penyusunan suku cadang sehingga tidak yang sebenarnya.
mengetahui jumlah minimum suku cadang
2. Terjadinya korosi pada hatch cover yang
tersebut.
mengakibatkan berhentinya pompa hidrolik
a.. Untuk dapat mengantisipasi atau menghindari j. Nugroho, Bachilius.
kebocoran pada pipa hidrolik hatch cover pada http://jangkarkulautku.blogspot.com/2012/09/bongkar-
saat melaksanakan proses bongkar muat, maka muat-barang-curah.html. Bongkar Muat Barang Curah.
sudah seharusnya pihak manajemen kapal 12 November 2019
melakukan sistem perawatan yang dilakukan k. Pedoman Penulisan Skripsi Program Diploma IV
secara berkala dengan menerapkan MMS dengan Program Studi Nautika
baik..

b. Pihak manajemen kapal yang bertanggung jawab


terhadap sarana bongkar muat sudah seharusnya
meningkatkan pengawasan dan pengecekan
terhadap seluruh sarana dan prasarana bongkar
muat yang terdapat di atas kapal terutama pada
kegiatan-kegiatan yang berkaitan drngan proses
bongkar muat.

DAFTAR PUSTAKA

a. STIP, Teknik Perbaikan Dan Perawatan (Jakarta :


2003)
b. NSOS, Manajemen Perawatan Dan Perbaikan.
c. Kamus Besar Bahasa Indonesia
d. Istopo. Resiko Kerusakan. Jakarta: Kesatuan Pelaut
Indonesia. 1980
e. Agus. http://agusbuse.blogspot.com/2013/10/unsur-
unsur-6m-dalam-manajemen.html. Unsur-unsur 6M
Dalam Manajemen. 12 November 2019
f. Bintang.
http://bintangjayahydrautama.blogspot.com/2008/04/pr
insip-kerja-sistem-hydraulic.html
g. Purnomo, Hadip http://hadip-mechanical-
engineering.blogspot.com/2016/12/jenis-jenis-pipa-
dan-penyambungan.html. 12 November 2019
h. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang
Pelayaran
i. International Maritime Organization: International
Safety Management Code, London. 2002

Anda mungkin juga menyukai