Disusun oleh :
JAMALUDIN
NPM : C 21201131060
Disusun oleh :
JAMALUDIN
NPM : C 21201131060
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL..
JUDUL
NIM
BIDANG STUDI
JAMALUDIN
TEKNIK MESIN
Disetujui Oleh :
Desen Pembimbing,
Koordinator KP,
Wasiran ST.MT
NIP
Mengetahui,
Ketua Prodi Teknik Mesin
Djoko Yudisworo ST.MT
NIP
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL
: JAMALUDIN
NPM
: C 21201131060
BIDANG STUDI
: TEKNIK MESIN
Menyetujui :
Pembimbing Lapangan
SAMANHUDI, ST
Direktur/Manajer
BURHAN
KATA PENGANTAR
Pertama-tama perkenankanlah saya memanjatkan puji sukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa, karena hanya atas ridho-Nya laporan kerja praktek yang
berjudul : PROSES PENGEDOKAN DAN REPLATING LAMBUNG KAPAL
BNR II DI PT DOK. BAHARI NUSANTARA dapat diselesaikan.
Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini,Penulis banyak memperoleh
petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak. Sehingga pada kesempatan ini
perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Heri Sonawan, MT. selaku Dekan Fakultaas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Cirebon.
2. Bapak W. Djoko Yudisworo, ST,.MT selaku Ketua Prodi Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Cirebon.
3. Bapak Wasiran, ST,.MT sebagai pembimbing.
4. Bapak Samanhudi, ST selaku Pembimbing Lapangan PT. DOK BAHARI
NUSANTARA.
5. Bapak Khanafi dan Ibu Ning Rihayati selaku orang tua Penulis yang
dengan penuh perhatian telah memberikan motivasi, semangat dan andil
yang besar dalam penulisan laporan kerja praktek ini.
6. Teman-teman seperjuangan di prodi teknik mesin.
Penulius menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi
kesempurnaan penulisan selanjutnya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu
melimpahkan rahmat-Nya dan kepada semua pihak yang telah membantu
pelaksanaan dan penyelesaian laporan kerja praktek disampaikan banyak terima
kasih.
Cirebon, 18 Oktober 2016
Penulis.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 PT. DOK BAHARI NUSANTARA
1.1.1 Gambaran Umum Perusahaan
hampir
satu
dekade
dengan
komitmen
merakit/menyusuun
dan
Gambaran Khusus
Struktur Organisasi
Dewan Direksi
Direktur
Utama
Direktur Teknik
&
Pengembangan
Satuan
Penelitian &
Perencanaan
Satuan
Perbaikan &
Pemeliharaan
Direktur
Keuangan &
Personalia
Satuan
Jaminan Mutu
Direktur Operasi
&
Marketing
Satuan
Pengawas
Intern
Divisi
Survey
Divisi
Mesin &
Listrik
Divisi
Statutoria
kerja
Divisi
Lambung
& Material
praktek
di
Divisi
Personalia
& Umum
PT.
DOK
Divisi
Keuangan
Bahari
secara garis
besar tentang
jenis-jenis
perbaikan,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengedokan Kapal
Pengedokan adalah suatu proses memindahkan kapal dari air/laut ke atas
dock dengan bantuan fasilitas pengedokan. Untuk melakukan pengedokan kapal
ini, harus dilakukan persiapan yang matang dan berhati-hati mengingat spesifikasi
bentuk kapal yang khusus dan berbeda-beda setiap kapal. Biro Klasifikasi
Indonesia dan Syah Bandar menentukan periode-periode pengedokan kapal
(perbaikan kapal diatas dok), yang kesemuanya tergantung dari umur kapal, jenis
bahan yang dipakai sebagi badan kapal, keadaan/ kebutuhan kapal.
Jenis-Jenis Dock Yang Umum Adalah Sebagai Berikut :
Untuk keperluan membersihkan badan kapal dibawah garis air, memeriksa
kerusakan kerusakan, memperbaiki kerusakan - kerusakan serta mengecat badan
kapal di bawah garis air maka dapat digunakan beberapa jenis dok yaitu :
2.1.1
serta jumlah air yang masuk kedalam graving dock. Setelah graving dock
dipompa kering, kekedapan air dari pintu dock tidak sepenuhnya kedap.
Kemungkinan masih masuknya air kedalam dock dialirkan pada got dan selang
beberapa waktu dapat dipompa keluar dengan pompa khusus.
Keuntungan secara umum dari Graving Dock adalah sebagai berikut :
a. Lebih aman untuk pengedokan kapal di banding peralatan pengedokan
lainnya misalnya floating dock. Sebab graving dock suatu bangunan yang
tetap sedangkan floating dock adalah bangunan yang terapung.
b. Umur daya pemakaiannya tinggi dan lama dibandingkan peralatan
pengedokan lainnya.
c. Perawatan cukup rendah
d. Bisa dipakai untuk pembangunan kapal baru.
Dengan merubah atau memperluas dinding samping dan belakang maka
graving dock dapat dirubah menjadi launching dock, yang dapat digunakan tidak
saja untuk reparasi tetapi bangunan baru dengan menggunakan metode arus posisi
(positional flow method far new building ship).
Kerugian secara umum dari Graving Dock adalah sebagai berikut :Biaya
pembangunannya cukup besar atau mahal.
a. Waktu pebuatannya lama
b. Permanen/tidak bisa dipindah
c. Lokasi/tempat amat berpengaruh
2.1.2
listrik dari darat atau dari floatingnya sendiri. Salah satu hal yang paling tampak
dari floating dock ini adalah kemampuannya Untuk mereparasi pontonya sendiri
(self dockijng). Floating dock dilengkapi dengan
Bagian-bagian utama dari Dock Apung adalah sebagai berikut :
a. Pompa pengeluaran
b. Katup-katup pemasukan
c. Jangkar dan rantai jangkar
d. Crane pengangkat
Pompa-pompa dan katup-katup serta pipa-pipa induk, dimana untuk
pemompaan ini dapat dikendalikan dari suatu tempat yang disebut control house.
Disamping itu karena dok apung merupakan suatu bangunan yang terapung maka
haruslah perlu ada peralatan untuk bertambat agar jangan sampai bergeser
kedudukannya disebabkan oleh arus, ombak, atau angin. Peralatan untuk
bertambat ini jelas dengan jangkar atau rantainya dimana kadang-kadang
digunakan juga bangunan beton atau pipa pancang yang ditempatkan pada dasar
perairan sebagai bantuan.
Selain itu dok juga diperlengkapi peralatan untuk menarik atau
menggeser kapal yang akan dinaikkan serta kran kran yang diperlukan untuk
transportasi pada waktu reparasi. Selanjutnya dok apung dibagi atas :
a. Menurut , material badan dok :pelat, beton bertulang
b. Menurut jumlah seksi :satu seksi ponton, dua atau lebih seksi pontoon
c. Menurut jumlah side wall :dua side wall ( type u ), satu side wall ( type l ),
tanpa side wall ( type ponton )
d. Menurut sumber tenaga listrik: sumber tenaga listrik sendiri, sumber
tenaga listrik dari darat
e. Menurut material badan dok dengan pelat baja dibagi atas sistem
hubungannya : sistem keling, sistem las
f. Sistem rangka konstruksinya : sistem rangka konstruksi melintang, sistem
rangka konstruksi memanjang, sistem rangka konstruksi kombinasi
Sebelum Dok apung yang dibuat dari plat dan beton bertulang untuk
pengedokan kapal yang tak begitu besar dipakai material dok apung dari kayu.
Dok apung dari kayu pertama dibuat pada abad XVII XVIII dimana pada waktu
itu pemakaian kayu jauh lebih murah dari pada material lainnya .
Pemakaian kayu akan lebih elastic dan baik memakan beban pukulan ,
tetapi mempunyai beberapa kejelekan diantarannya terpaksa dibangun banyak
seksi dok akan sukar mendapatkan kekuatan memanjang dok yang diperlukan.
Oleh karena itu agar dapat dibuat dok apung yang mempunyai sifat- sifat yang
baik maka dibuat dari beton bertulang. Dok apung yang dibuat dari beton
bertulang mempunyai beberapa kebaikan diantarannya :
a
Pemakaian material lebih sedikit sekitar 1/3 dari pemakaian material dok
c
d
plat
Tidak akan berkarat dan tak akan diperlukan pengecatan
Biaya eksploitasi lebih rendah dibanding dengan dok apung dari plat
( dengan memperhitungkan , lebih rendahnya pemeliharaan, biaya
perbaikan dan penggantian ). Berdasarkan penelitian dok apung dari beton
bertulang tak membutuhkan perbaikan besar, tidak seperti dok apung dari
lebih lebih dok apung dari beton bertulang hanya dibuat dengan seksi ponton
tunggal. Untuk menghindari kejelekan dok apung seksi ponton tunggal maka
dibuat dok apung dengan seksi ponton jamak ( biasanya tiga, empat, lima , enam
atau lebih ponton ).
Dengan dibuatkan dok apung seksi ponton jamak mempunyai beberapa
kebaikan dibanding dok apung seksi tunggal
a
Perbaikan tiap tiap seksi ponton dapat dilaksanakan oleh dok apung itu
sendiri dengan melepas seksi ponton yang harus diperbaiki atau diperbaiki
Ponton
Side wall
Geladak kerja
Geladak keamanan
Geladak atas
Balok lumas
Balok samping
Platform
Control house
10
Ruang pompa
11
Ruang akomodasi
12
Ponton
Side wall
Geladak kerja
Geladak keamanan
Geladak atas
Platform
Control House
Dok apung dengan dua buah side wall atau wing wall atau biasa disebut
type U. Tadi sudah dijelaskan untuk dok apung dengan seksi ponton jamak
kekeratan memanjangnya ditanggung oleh side wall sepenuhnya. Oleh karena itu
fungsi ponton adalah menenggelamkan diri dan mengapungkan diri sambil
mengangkat kapal yang dinaikkan dok. Sehingga perlu diperhatikan hubungan
antara ponton dengan side wall yaitu :
a
b
Dok apung dengan satu side wall ( Type L ) seperti engsel pengikat dengan
daratan. Disamping itu dok apung masih dibagi menurut sumber tenaga listrik
sendiri, yang artinya dok apung itu untuk pemompaan, kran dll menggunakan
listrik yang dihasilkan diisi generator sendiri. Sedang lainnya menggunakan listrik
dari darat.
Ciri ciri yang baik dari dok apung dibanding dengan dok kolam ialah :
a. Dok apung dapat dipindahkan kesembarang tempat perairan betapapun
jauhnya
b. Biaya pembuatannya ( diukur penjangkaran ) 3 4 kali lebih murah
dibanding dok kolam
c. Kemampuan dok apung dapat menaikkan kapal dengan kemiringan
memanjang dan melintang yang cukup besar
d. Dok apung dapat menaikkan kapal dengan panjang 15 20 % daripada
panjang dok apungnya sendiri, sedangkan dok kolam tidak bisa
Ciri ciri negatifnya ialah :
a. Umur pemakaian lebih rendah dibanding dok kolam
b. Memerlukan dalam perairan yang cukup dalam agar jangan sampai dok
apung duduk dilumpur ( dasar peranan ) pada waktu akan dapat
menaikkan kapal
c. Memakai tenaga yang lebih besar dibanding dengan dok kolam
2.1.3
kapal untuk diperbaiki , dengan pertolongan rel tanpa merubah kedudukan kapal.
Kecondongan bagian heling dibawah air merupakan tempat kedudukan untuk
kapal. Tergantung dari kedudukan kapal dengan arah rel heling terbagi atas :
1
Heling melintang
Heling memanjang
Pada heling melintang bidang memanjang kapal tegak lurus terhadap rel,
sedangkan heling memanjang bidang memanjang kapal sejajar dengan rel. Untuk
menaikkan kapal pada heling dengan pertolongan kereta kereta ( cradle )
sedangkan untuk menurunkan kembali tetap menggunakan kereta kereta ini.
Untuk menaikkan kapal terpaksa harus menurunkan kapal yang sudah berada
diatas heling, jadi heling ini kurang begitu efisien. Oleh karena itu untuk membuat
efisien kerjanya maka digunakan slipway.
Slipway adalah peralatan d itepi peraiaran yang digunakan untuk
menaikkan kapal yang akan diperbaiki melalui rel dan pertolongan keret serta
dengan beberapa penggeserannya. Seperti pada heling, sleepway pun tergantung
kedudukan kapal terhadap rel terbagi atas :
a
b
Slipway melintang
Slipway mamanjang
Sehingga dengan satu slipway kita dapat memperbaiki beberapa kapal atau
membuat kapal baru.
Rel Horizontal
Derek penggeseran
Derek penarikan
Rel penarikan
Kereta ( cradle )
Derek pengeeseran
2.1.4
Syncrolift Drydock
PERSIAPAN PENGEDOKAN
2.2.1
kapal.
Kapal diusahakan tegak tidak dalam posisi miring ataupun nungging.
Kapal yang naik dock diusahakan dalam keadaan free gas demi
a)
b)
c)
d)
2.2.2
block antara
PROSES DOCKING
2.3.1
Pengaturan keel block dan side block pada kereta yang mengacu
Membuka pintu slip way dengan cara memompa keluar air yang ada di
tersebut pada bagian kanan dan kiri diberi tali untuk mengarahkan kapal
supaya pas pada keel block dan side
2.3.2
4.
Setelah itu kapal yang sudah duduk diatas kereta ditarik keatas
5.
sebagai berikut :
1.
Agar kapal dapat masuk dok, maka dok apung harus ditenggelamkan
terlebih dahulu dengan cara mengisi tangki-tangki ponton pada dok apung,
sehingga dok tenggelam. Untuk menurunkan dok apung harus diperhatikan
keseimbangan memanjang dan melintang dari dok, dengan cara mengatur
dengan diarahkan oleh dock master yang apakah bagian tengah kapal sudah sesuai
dengan keel block. Dock master dibantu beberapa orang pada kanan dan
kiri floating dock untuk menyesuaikan kapal dengan tumpuannya, menggunakan
capstan.
4.
Setelah dock master memberikan tanda bahwa kapal sudah sesuai dengan
tumpuannya dan terletak di center line, maka kapal akan disangga dengan captan
dan kayu di kanan kiri kapal, agar kapal tidak bergeser.
5.
Setelah posisi dari kapal sesuai, dock master memberikan tanda untuk
sehingga dok mengapung. Posisi dari kapal maupun dok harus tetap
dipertahankan agar tumpuannya tetap sesuai. Untuk itu digunakan capstan.
7.
Setelah kapal menumpu dengan baik, dan dok sudah terapung sempurna,
Tahap Persiapan :
Pastikan material, alat kerja, kotak sampah dan barang-barang bekas yang
berada diatas dok telah dinaikkan ke darat
Siapkan tenaga kerja yang telah ditentukan di atas dok apung, kapal dan tug
boat serta lokasi sandar yang telah ditentukan
Pastikan kapal yang telah diturunkan dok telah diatur kondisi ballast sesuai
pada
waktu
naik
dok
dan
dan
telah
diperiksa
oleh
pihak
control
Seluruh peralatan yang ada di dock apung dicoba dan pastikan alat-alat
mekanik, elektrik, pneumatik, serta indikator-indikator yang ada di control house
dapat bekerja secara akurat
Pastikan kondisi kapal tunda (tug boat) dalam kondisi siap pakai
Periksa tabel pasang surut air laut terhadap kondisi sarat penurunan kapal dan
dock apung telah aman dari bahaya kandas
Tahap Pelaksanaan :
Kapal digandeng 2 kapal tunda untuk ditarik keluar dok apung, kemudian
ditempatkan pada lokasi sandar yang telah ditentukan
Selama dalam proses pemompaan, petugas yang berada diatas dok selalu
mengikuti perkembangan situasi dan kondisi sampai dok terapung kembali seperti
semula.
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
3.1
Dari ketiga jenis dok tersebut PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari cabang
Cirebon lebih memilih menggunakan dok jenis Graving dok (Dok kolam)
sejumlah dua dok, dengan beberapa aspek pilihan seperti halnya biaya (cost),
keamanan (safety) dan Kemudahan dalam pengerjaan mekanis. Adapun
spesifikasi dari dok tersebut adalah sebagai berikut:
Dok I
Kapasitas : 1200 DWT
Panjang : 6,5m
Lebar : 10,7m
Draf : 3,20m
Dilengkapi fasilitas berupa:
Pompa utama 16/35PK : 1 Unit
Pompa harian 8/25PK : 1 Unit
Pompa portabel 2/5PK : 2 Unit
Draf : 5 m
Dilengkapi fasilitas berupa:
Pompa utama 12/102PK : 3 Unit
Pompa harian 4/15PK : 1 Unit
Pompa portabel 2/5PK : 1 Unit
Pompa PMK 5/3Phase/380V/40PK : 1 Unit
Pompa PMK 6/3Phase/380V/30PK : 1 Unit
d. Pranegitiation
e. Contract
f. Dock Regulation
g. Draft Bill
h. Final Calculation
Pada langkah tersebut pihak owner diwakoli oleh OS (Owner Surveyor)
4. Setelah mencapai titik kesepakatan maka pihak owner maupun pihak galangan
kapal, menghubungi anak buah kapal untuk naik dok guna persiapan peralatan
yang dibutuhkan dalam proses pengedokan.
5. Selama kapal yang akan melakukan pengedokan (antri masuk dok) pihak PT.
Dok & Perkapalan Kodja Bahari cabang Cirebon melakukan floating Repair
dengan tujuan untuk efisiensi waktu yang digunakan dalam proses perbaikan
kapal.
6. Setelah mooring quay habis, kapal mulai memasuki dok yang sebelumnya telah
dipersiapkan bantalan-bantalan yang telah disesuaikan peletakannya sesuai alur
gading-gading utama kapal yang akan melakukan pengedokan, dengan fasilitasfasilitas yang telah dipersiapkan oleh PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari caang
Cirebon antara lain:
a. Diberikan asistensi tug boat untuk sandar atau datang dan saat kapal
meninggalkan galangan hal ini membutuhkan waktu sekitar 2 3 hari
b. Diberikan asistensi line handler saat kapal datang, naik turun dok serta saat
kapal meninggakan galangan.
c. Diberikan fasilitas sandar kade sebelum/sesudah docking.
d. Kapal dinaikkan diatas dock guna dilakukan pengerjaan dibawah garis air
e. Disupply aliran listrik kekapal untuk lampu penerangan/power consumption
dikapal selama perbaikan; 380V/50Hz, 3 Phase, 60A
f. Diberikan 2 buah selang air laut untuk pemadam kebakaran selama kapal dalam
perbaikan
g. Diberikan 5 ton air tawar setiap hari untuk keperluan MCK ABK selama kapal
dalam perbaikan.
h. Diberikan 1 buah bak sampah dikapal selama kapal dalam proses perbaikan dan
sampah dibuang 3 hari sekali.
7. Setelah proses perbaikan dibawah garis air selesai maka kembali dilakukan
floating repair dengan tujuan effisiensi dock space, sehingga dok bisa digunakan
kapal yang lainnya.
Proses Pengedokan
A. Proses persiapan kapal
1. Kapal ditambatkan di Dermaga dan mematikan semua mesin utama kapal.
2. Menurunkan barang-barang yang tidak dipelukan dalam proses perbaikan
kapal, misalnya drum dan barang lainnya yang mudah bergeser.
3. Memasukan alat-alat yang menonjol keluar kapal misalnya stabilisato kapal.
4. Kapal diusahakan tegak tidak dalam posisi miring ataupun nungging.
5. Kapal yang naik dock diusahakan dalam keadaan free gas demi keselamatan
karyawan dalam proses perbaikan.
6. Menyediakan tali temali, fender dan peralatan yang lain yang dapat digunakan
sewaktu-waktu.
7. Menyediakan kapal tunda sebagai pemandu kapal.
8. Pengosongan tangki, baik tangki bahan bakar, pelumas, ballast dll.
9. Menyediakan gambar yang dibutuhkan dalam proses pengedokan, seperti
a. General arrangement
b. Midshipman section
c. Lines plan
d. Shell expantion
e. Lainnya yang dibutuhkan.
10. Memperhatikan posisi waktu gelombang air (pasang/ surut) untuk proses
pemasukan kapal maupun pengeluaran kapal dari dock dengan dibantu kapal
bantu dantug boat.
3. Kemudian dilakukan pengisian air kembali pada kolam setinggi water float
dengan membuka pintu induk .
4. Pengosongan air dalam ponton agar massa dalam ponton tersebut menjadi
ringan sehingga mengapung dan dapat dengan mudah dipindahkan. Dengan
bantuan tali dan ditarik ke bagian samping dok kolam.
5. Kapal dimasukkan dengan bantuan tali temali dan di tempatkan pas terhadap
bantalan yang telah di sediakan sebelumnya sesuai center line yang ada.
6. Penutupan ponton kembali dengan bantuan tali temali di paskan pada gerbang
dan kembali diisi air pada bagian dalamnya, dan kemudian dilakukan
pengosongan kolam dengan bantuan pompa.
1. Pengaturan keel block dan side block, pada side block mengacu pada docking
line plan
2. Pada keel block 1 m terdiri dari beton cor setinggi 70cm dan bantalan kayu
keras setinggi 30 cm.
3. Peninggian side block diatur sesuai bentuk gading-gading kapal.
4. Kapal-kapal dengan lebar sama atau lebih dari 16m dibuat side block antara,
dimana jarak antar block maksimal 2 m atau diatur tumpuan maksimal pada
landasan graving tidak lebih.
5. Posisi bottom plug, peralatan elektronik dibawah kulit lambung, sea chest, dan
sepatu kemudi tidak boleh bertumpu pada stop block.
6. Jarak pengaturan lock sebagai berikut:
a. 4 buah keel block terdepan dan 5 buah paling belakang jarak antar stop block
masing-masing adalah 50 cm dan diikat masing-masing menjadi 1 unit agar saat
kapal duduk susunan keel block tidak bergeser pada pondasi.
b. Jarak antara keel block masing-masing 2 m
c. Jarak antara side block masing-masing 3 m, 3,5 m, 4 m tergantung masingmasing jarak frame dan besar kapal.
d. Penempatan side block diletakkan dalam daerah setengah lebar R bilga
e. Penempatan side block antara, tergantung posisi side keel pada konstruksi kapal
tersebut.
7. Penempatan keel block, side block dan side block antara diusahakan bertumpu
pada wrang-wrang double bottom, sekat melintang dan memanjang sekat
melintang dan memanjang untuk menghindari deformasi pada plat bottom.
Pada kapal terjadi juga korosi seperti juga manusia pun perlu mengalami general
check up untukmemastikan kondisi. karena itu diperlukan pengukuran ketebalan
dan toleransi korosi untuk laik jalan.Ketebalan pelat konstruksi harus dicek
dengan pengukuran dan untuk menetapkan apakahnilainya ditetapkan dalam
peraturan konstruksi dipenuhi dengan memperhitungkan toleransi yangdiijinkan.
Pengukuran oleh pihak ketiga yang diberi wewenang BKI.Mengenai lingkup
pengukuran untuk pembaruan kelas II dan seterusnya ketebalan pelat diukurdari
lambung utama (memanjang dan melintang) yang penting, jumlah pengukuran
disesuaikan kondisi perawatan kapal dan sesuai penilaian surveyor. Persyaratan
minimum disesuaikan dengan tabel umur kapal dan masing-masing pengukuran
ketebalan menentukan tingkat korosi yang umum harusdilaksanakan. Begitu juga
pengukuran pada tangki ballast. Sedangkan untuk toleransi korosi dan keausan
,Jika hasil pengukuran ketebalan dibawah nilai toleransi maka, nilai yang
tercantum dijadikan sebagai nilai pegangan. Pengurangan moduluspenampung
tengah kapal yang diijinkan maksimum 10% Pengurangan permukaan yang luas
dari tebalpelat dan pelat bilah profil yang diizinkan maksimum. Batas
pengurangan ketebalan setempat yang diijinkan adalah 0,21.Pada tangki ballast
dengan geladak cuaca sebagai cuaca geladak tangki.
Keausan maximum yang diijinkan terhadap ketebalan pelat yang disetujui
klasifikasi pada keadaan baru
N
o
1
20%
20%
diakibatkan oleh korosi maupun deformasi terhadap air laut, bisa juga karena
benturan yang perlu dilakukan perbaikan untuk mempertahankan bagian-bagian
kapal. Selain replating, juga ada doubling, doubling merupakan suatu penambalan
plat dengan plat kembali, sehingga kontrusi plat yang rusak dapat lebih kuat.
Doubling hanya boleh dilakukan untuk bagian-bagian yang berada di atas air,
sehingga tidak beresiko tinggi.
2.2. FAKTOR FAKTOR REPLATING
Proses replating tidak begitu saja dilakukan, juga terdapat pertimbangan untuk
melakukan replating atau tidak, pertimbanganya yaitu:
a)
Jika plat mengalami deformasi sebesar
Untuk kapal baru 20% dari kondisi awal
Untuk kapal lama 30% dari kondisi awal
Jika ukuran deformasi lebih dari 4 x tebal plat
b) Jika plat mengalami korosi yang membuat keropos
http://2.bp.blogspot.com/-dwxNP_339o/Tz9uBlp6BiI/AAAAAAAAAC8/3zZbIHviODc/s320/4.png
Contoh gambar korosi pada plat
c)
Jika plat tidak lolos uji saat di uji oleh kelas (BKI, NK, ABS, GL, dll)
2.4. PROSES REPLATING PADA LAMBUNG KAPAL
Pemasangan pelat baru pada kapal dikondisikan pada kebutuhan pelat, pelat yang
digunakan harus memiliki tebal yang sama dengan plat yang digunakan kapal.
Proses pemasangan pelat baru dilakukan dengan pengelasan. Pada saat
penggantianya, plat lama harus di potong untuk digantikan dengan plat baru,
dalam pemotongan plat yang lama, ada prosedur yang harus dilakukan, yaitu :
Gambar Proses Penggantian Plat
Pemotongan pelat lambung dapat dilakukan dari luar badan kapal dengan
mentaati prosedur (urutan) pemotongan dengan menggunakan bender las potong,
namun harus diperhatikan apabila lambung yang dipotong berada diruang ABK,
ruang tanki harus ada pengawas yang berjaga dengan tersedia peralatan pemadam
api, jarak plat yang dipotong adalah 2 jarak gading dan untuk lebarnya pas dengan
nat / 30cm dari pusat kerusakan plat, dengan tujuan plat mendapat tumpuan dari
gading.
Jika pemotongan diakukan dari dalam lambung kapal, maka yang perlu
diperhatikan bahwa
Jika kerusakan plat ditemui di tempat yang sulit untuk dijangkau, seperti pada
double bottom, tangki, dll. Maka dalam proses perbaikanya pekerja dapat
membuat lubang pembantu dengan memotong plat dengan ukuran yang dapat
dimasuki pekerja, lubang dibuat dekat dengan pusat kerusakan, sehingga pekerja
dapat melakukan proses replating. Lubang pembantu yang dibuat sebelumnya,
nantinya akan ditutup kembali dengan plat, karena pekerja tidak mungkin akan
membuat lubang kembali, maka pekerja dapat membuat backstrip sebagai
pembantu agar plat dapat menempel tanpa pekerja harus masuk dan mengelas dari
dalam. Kembudian baru di las dari luar agar lubang tadi tertutup.