Anda di halaman 1dari 17

RANGKUMAN MATERI PERENCANAAN KAPAL

A.

Sebelum membangun sebuah kapal, pemilik kapal akan berkoordinasi dengan pembuat kapal. Pemilik

kapal biasanya mengajukan sebuah technical equipment sebagai dasar pembangunan kapal. Biasanya, permintaan tambahan akan muncul seiring berjalannya pembangunan.Technical equipment tersebut meliputi, Technical equipment : 1. 2. 3. 4. 5. Tipe dan jenis kapal. Jumlah dan jenis muatan. Kecepatan kapal. Rute pelayaran. T (sarat).

Permintaan tambahan : 1. 2. Tipe dan jenis kapal Derek Jenis derek dan kapasitas akan berubah seiring pembangunan kapal. 3. Crew atau ABK Berhubungan dengan kapasitas bangunan atas, bisa diperkecil atau diperbesar sesuai jumlah ABK.

1.

Tipe dan Jenis Kapal Menentukan jenis desain kapal yakni digunakan untuk muatan apa. Menentukan konstruksi dan kekuatan.

2.

Jumlah dan Jenis muatan Menentukan jumlah muatan. Menentukan jenis muatan. Menentukan spesifikasi volume dan menentukan jenis ruangan.

3.

Kecepatan Kecepatan menentukan PK mesin [f (V)3]. Menentukan konsumsi bahan bakar mesin (consummeble). Menentukan VE (kecepatan ekonomis), Vt (kecepatan prcobaan), Vd (keccepatn dinas).

4.

Rute Pelayaran Situasi dan kondisi perairan ( gelombang atau tenang). Iklim. Menentukan perlengkapan ruang akomodasi sesuai suhu sepanjang rute pelayaran. Jarak pelayaran. 1

5.

Sarat (T) Menetukan sarat sesuai kedalaman perairan dan pelabuhan.

Adapun aspek desain pada perencanaan kapal antara lain : 1. 2. 3. Aspek Teknis. Aspek Ekonomis. Aspek Keindahan.

1. Aspek Teknis Memenuhi ijin persyarat berlayar dari Syahbandar (laik laut / sea watherness) : Standar konstruksi dan kekuatan menurut rules yang dipakai owner. Stabilitas (IMO). Freeboard (>H T). Crew yang bersetifikat.

2. Aspek Ekonomis Biaya desian rendah. Lines plan, bounjen, hydrostatic, displacement.

PK mesin induk lebih kecil dari kecepatan yang diminta.Tahanan diperkecil supaya kecepatan sesuai dengan order yang diminta. Kapasitas ruang muat diperbesar. Cargo handling (alat bongkar muat) harus efektif saat sandar di pelabuhan agar waktu yang dibutuhkan lebih singkat. Jumlah Abk / crew dibatasi demo menghemat biaya sehari hari. Attactractivity (daya tarik kapal yntuk penumpang).

3. Aspek Keindahan a. Silhouette (bayangan). Funnel (cerobong asap). Sheer of deck. b. Memperindah bentuk kapal. Memperbesar ruang muat.

Chamber of deck. Memperkuat geladak. Memperindah bentuk kapal. Memperbesar ruang muat.

Super stucture (bangunan atas) dan deck house. Bentuk bow dan stern.

Ship liner (garis garis kapal). 2

c.

Lines paln. Colurs.

B.

Berat Kapal
Kapal merupakan alat transportasi di air, dan kadang kala kapal harus bersandar di pelabuhan. Maka

keperluan saat bersandar maupun pada saat berlayar harus dipersiapkan.

= P (berat kapal) = Lwt + Dwt

a.

LWT (Berat Kapal Kosong ) Berat kapal kosong tersebut adalah berat badan kapal yang dilengakapi dengan permesinan kapal maupun peralatan lain yang digunakan untuk mendukung pengoprasian kapal.

Berat kapal kosong tersebut dibagi dalam tiga bagian besar, antara lain : b. Berat baja kapal. Berat permesinan kpal ( mesin induk, mesin bantu, dll). Perlengkapan atau peralatan.

DWT (Bobot Mati) Pada saat berlayar, kapal memerlukan bahan bakar untuk mesin, minyak pelumas, dan air untuk pendingin mesin. Dan awak kapal memerlukan kebutuhan hidup selama pelayaran.

Secara garis besar, dead weight tersebut teriri dari : Pay load (muatan bersih). Consummeble : Kapal: 1. 2. Fresh water (air ketel, air pendingin mesin induk). Fuel oil dan lubrication oil.

ABK: 1. 2. Provisiont (makanan dan minuman). Fersh water (sanitrasi dan air minum).

Complement Crew dan Bagger (ABK dan bagasi).

Mengatur keekonomisan kapal = Lwt + Dwt Maka Lwt < Dwt Lwt + 30% 3

Cargo Capacity 1. Gross Cargo Capacity Kapasitas ruang muat sesuai dengan perencanaan secara teritis. 2. Grain Cargo Capacity Kapasitas ruang muat dengan muatan cair, curah, atnpa pembungkus. Garin C.C = Gross C.C. internal construction

3.

Bale Cargo Capacity Kapasitas ruang muat yang dipergunakan untuk muatan yang dibungkus dengan pembungkus tertentu, seperti karung, drum, ataupun kontainer. Bale C.C = Gran C.C ( 8-12 )% Grain C.C.

4.

Refrigerated Cargo Capacity Kapsitas ruang pendingin. Net1 = 65% 75% gross C.C. Net = 93% - 94% Net1

tanpa isolasi pembagin ruang penyimpanan

C.
I.

Istilah istilah
a. Stowage Rate ( SR ) SR = m3/ton

b. Cargo Coeffisien (CC) CC = Contoh : = 20.000 ton Grain Capacity =25.000 ton LWT = 5000 ton DWT = 15.000 ton m3/ton

Pelayaran dari A ke B Consummeble = 1.500 ton Pay load = 13.500 ton 4

Pelayaran dari C ke D Consummeble = 1.000 ton Pay load = 14.000 ton = 1,67 m3/ton = 1,85 m3/ton = 1,75 m3/ton

SR1 = SR2 = CC1 = CC2 =

II.

a. Specific Volume (SV ) Berhubungan dengan Grain capaciity. Muatan curah. Bulk carrier. Kapal tanker. m3/ton + (2 -4)% Vol. R. Muat

SV = Contoh : -

Jumlah muatan cair : 10.000 ton Jenis muatan cair : Bensin ( = 0,8)

SV = =

m3/ton

= 1,2 Vol R. Muat = 1,2 x 10.000 = 12.000 m3 Vol R. Muat sebenarnya = 12.000 x 3%(12.000) = 12.500 m3

b. Stowage Factor (Sf) Berhubungan dengan : Contoh : Jumlah muatan : 10.000 ton Jenis muatan : muatan yang dibungkus Vol GC = 10.000 x 1,5 = 15.000 m3 Vol R. Muat = 15.000 + 0,04 (15.000) = 15.800 m3 Bale capacity. Muatan yang dibungkus. Kapal general cargo.

D.
a.

Perbandingan Ruang Muat =


Draft 100 % , Hold C ( ideal )

T = T load

b.

<

Draft 100 %, Hold capacity < 100 % (muatan berat)

T load

c.

>

Draft < 100 %, Hold capacity 100 % ( muatan ringan )

T load

E.

Kecepatan Kapal
- Vd atau Vs : Kecepatan pada saat dinas - Vp atau Vt : Kecepatan percobaan pertama kali - VE : Kecepatan ekonomis Vp > V E > V d Vp = 1,06 Vd

PK mesin = f (Vp )3 = Vp3

Wf0 = ( Pbme . bme + Pae . bae )


-

Wf0 = volume bahan bakar mesin


Pbme = BHP main engine ( KW,HP) bme = coefisien bahan bakar main engine (gr/kw.h)

Pae = BHP mesin bantu ( KW,HP) bae = coefisien bahan bakar mesin bantu (gr/kw.h)
S = jarak pelayaran / radius Vs : Kecepatan pada saat dinas

Nilai b engine pada two stroke engine : 6

205 211 (gr/kw.h) 96 209 (gr/kw.h)

Nilai b engine pada four stroke engine :

WL0 = Pbme . bme . T.

+ 2%

WL0 = Volume minyak pelumas Pbme = BHP main engine ( KW,HP) bme = coefisien bahan bakar main engine (gr/kw.h) T = sarat kapal S = jarak pelayaran / radius Vs : Kecepatan pada saat dinas bme = 0,8 12 (gr/kw.h)

F.
-

Fresh Water
Kebutuhan air minum adalah 10 -20 liter per orang per hari. Kebutuhan air untuk sanitrasi adalah 60 liter per orang per hari (tanpa mandi) dan 200 liter per orang per hari ( dengan mandi). Kebutuhan air untuk ketel (boiler ) adalah 0,14 kg per kwh ditambah untuk start pertama kali. Kebutuhan provisiont ( makan ) adalah 3 sampai 5 kg per orang per hari. Berat ABK adalah 75 kg per orang. Berat bawaan Abk adalah 20 kg untuk jarak dekat, dan 60 kg untuk jarak jauh.

G.
1. 2.

Balas (Ballast)
Balas dibagi menjadi dua bagian yaitu : Balas tetap. Balas tidak tetap.

Fungsi balas : a. Menambah sarat, agar pada saat kapal kosong, propeller tetap tercelup ke dalam air.

Balas diisikan pada saat muatan kapal kosong, kecuali pada kapal jenis ore carrier dan kapal log carrier.

G T load G T load k
KG kecil, MG besar

k
KG besar, MG kecil 7

H.

ABK ( Crew)
Jumlah abk ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain : 1. 2. 3. Jenis dan tipe kapal. Daerah pelayaran. Peraturan dari daerah yang bersangkutan.

Menentukan jumlah abk dapat dihitung menggunakan rumus :

Zc = Cst . Cdek . (L . B . H .

) + Cengine (BHP/103) + Cdek

Cst = coeffisien Steward department Cdek = coeffisien deck department Cengine = coeffisien engine department
Deck department bertanggung jawab atas navigasi, peralatan deck, bonkar muat (cargo handling ).

Engine department bertangggung jawab atas permesinan. Susunan ABK : 1. 2. Kapten ( Nahkoda ) Deck Departement ; a. b. c. d. 3. Mualim I, II Markonis I, II / Radio officer Juru mudi I, II, III/Q master Kelasi / crew deck

Engine Departement a. b. c. d. e. f. Kepala kamar mesin (KKM) Masinis I, II, III / Engginer Juru listrik / Elektricant I, II Oil man / juru oli Pump oil / juru pompa Crew mesin

4.

Catering Departement a. b. c. Kepala catering Juru masak Pelayan

I.
1. 2. 3. 4. 5.

Bentuk Badan Kapal dan Hitungannya dengan Perencanaan Kapal


Bentuk badan kapal biasanya dipengaruhi suatu ukuran utama ( L, B, H ). Bentuk badan kapal dipengaruhi perbandingan ukuran utama (L/B, L/H, H/T, B/T, B/D ) Bentuk badan kapal dipengaruhi kofisien bentuk ( Cb, Cp, Cw ). Bentuk badan kapal dipengaruhi bentuk penampang kapal ( U dan V ). Bentuk badan kapal dipengaruhi lines plan.

1.

Ukuran Utama a. Panjang kapal ( L ) Panjang kapal berpengaruh pada kecepatan kapal dan kekuatan memanjang kapal. Contoh :

A
Kapal A lebih panjang dan pendek , maka Va > Vb

B
Kapal B lebih pendek dan tinggi , maka Rta > RTb b. Lebar kapal ( B ) Lebar kapal mempengaruhi kekuatan memanjang kapal. Contoh : A KM = f (B) B

K
c. Tinggi kapal (H ) Ketinggina badan kapal mempngaruhi posisi KG.

KG = f (H) H

d.

Sarat kapal ( T ) Sarat berpengaruh pada letak titik KB. 9

KB = f (T) T

2.

Perbandingan ukuran utama kapal L/B berpengaruh terhadap tahanan (RT) Apabila L/B besar maka RT kecil, apabila L/B kecil maka RT besar. L/H berpengaruh terhadap kekuatan memanjang kapal (KM) Apabila L/H kecil maka KM besar, apabila L/H besar maka KM kecil. H/T berpengaruh terhadap Freeboard. B/T berpengaruh pada Stabilitas. B/D berpengaruh terhadap Stabilitas. B/H berpengaruh pada Stabilitas.

3.

Koefisien Bentuk Pada umumnya koefisien bentuk digunakan untuk menentukan besar kecilnya ukuran kapal. Koefisien bentuk juga dipergunakan untuk perhitungan besar tenaga mesin uatama. Maka apabila CB besar maka kapal akan berbentuk besar/ gemuk,tahanan besar, dan PK mesin besar. Dan apabila CB kecil maka ukuran kapal akan kecil memanjang ( kurus),tahanan kecil, dan PK mesin kecil.

4.

Bentuk penampang

Side deck V station lwl

A
U station

A
Base line

10

Asumsi : Luas setiap stim harus sama (A). Tinggi deck harus sama (H). Sudut frame pada setiap geladak harus sama ().

Keuntungan bentuk V : Volume ruang muat lebih besar. CWL lebih besar. Mengurangi berat baja. Tahanan kekentalan/ frictional resitance lebih kecil. Grafis caren ( Hydrostatic curve) lebih sederhana. Karakteristik sea keeping lebih baik ( penanganan terhadap keadaan laut saat slaming). Luas geladak, terutama fore castle deck lebih besar. Centre of displacement lebih tinggi.

Kerugian Bentuk V : CWL lebih besar, maka wave making resistance ( tahanan gelombang) lebih besar. Terutama pada harga Fn (froude number ) lebih dari 0,25.

J.
1. 2. 3.

Dasar Perhitungan pra Perencanaan Kapal


The Dead Weight Carrier. The Capacity Carrier. The Unit Carrier.

1. -

The Dead Weight Carrier Untuk kapal bermuatan berat. Spesifik volume ruang muat kecil. Dasar perhitungan utama adalah terpenuhinya DWT. Persamaan umum = = P. P = DWT + LWT = Lpp x B x T x Cb x 1,025 (1+) = koefisien yang menunjukan vol disp kulit serta tonjolan- tonjolan, (0,45 0,60)Cb

Rincian Harga : Vol shell plating = 11

Vol shaft bossing = 1,1 x D3 Vol ruder = 0,13 x

Vol propeller = 0,01 x D3 Vol stern disp =[

1]

x = 2,5 (fine stern) x = 3,5 ( full stern.

2.

Capacity Carrier Untuk kapal dengan muatan ringan. Spesifik volume ruang muat lebih besar. Vh = Cbdeck . Lpp . Bmld . D = D = capacity depht (m). D = D + Cm + Sm . Cm =mean camber = C untuk parabolic camber. Sm = mean sheer = (Sf + ). Cbdeck = coefisien deck pada moulded depht.

+ Vm

Cara I perubahan Cb permeter sarat = Contoh : T =7,35 m H = 9,5 m Cb = 0,72 0,85D= 0,85 x 9,5 =8,08 T =8,08 7,35 =0,73 Cbdeck =0,72 + 0,73 . = 0,73

Cara II Metode Watson Cb . 0,85 . H =Cb(pp) + (1 Cbpp). Keterangan: Vh = Volume di bawah deck dan diantara Ap-Fp. Vr = total harga capacity yang dibutuhkan oleh permintaan pemesan. Vu = cargo capacity yang tersedia di atas deck (green carrier). Vm =volume ruang mesin dan tangki- tangki, double bottom. S = pengurangan terhadap konstruksi di dalam ruang palkah (material construction). = 0,748

3.

Unit Carrier Perhitungan yang tidak termasuk dead weight carrier dan capacity carrier. 12

Contoh : 1. Unit load Ships Container ships Menentukan ukuran utama = f ( jumlah kontainer yang diangkut). Ferry Boat Menentukan ukuran utama = f ( jumlah truk atau bus yang diangkut). Pallets Tempat untuk meletakkan barang-barang dengan tujuan memudahkan penyimpanan, perhitungan, dan transportasi. Biasanya terbuat dari kayu atau plastik.

2. -

Terbatasnya ukuran utama Sarat (T) : terbatsnya kedalaman pada beberapa pelabuhan. Maka menyebabkan ukuran L,B,H akan terpengaruh.

K.

Menentukan Ukuran Utama

= coeffisien DWT = Makin besar , makin efektif dan ekonomis sebuah kapal. Nilai General cargo = 0,62 0,72 Tanker = 0,80 0,86 Bulk carrier = 0,78 0,84

a. (

)A

)B

Asalkan kapal A dan B sejenis

Dengan perbandingan DwtA dan DwtB = antara 9.500 11.000

b. Perbandingan Ukuran utama kapal yang sejenis


(L/B)A = (L/B)B (L/H)A = (L/H)B (H/T)A = (H/T)B (B/T)A = (B/T)B (B/H)A = (B/H)B

Dari perbandingan ukuran utama tersebut, maka akan didapat ; Tipe dan jenis kapal Muatan : pay load DWT 13

Kecepatan (V) Rute Sarat (T)

c. = L . B . T . Cb . . C

)A = (

)B

Dengan data kapal pembanding

B=

= L.

. .

. Cb . . C .

= L.

. Cb . . C .......... (1)

Cb = f (

.............. (2)

Cb general cargo = 1,00 0,23 Cb tanker = 1,00 0,19

Dengan (L/H)A = (L/H)B maka akan didapatkan nilai HA.

L.

Design Spiral atau Design Circle


Proses atau tahap tahap design yang berulang- ulang ( interation) dari mossion requirement sampai dengan

detail design.

14

Tahap design 1. Basic Design 2. 3. Concept design Preliminary design

Contract Design Detail Design

1.

Basic Design a. Concept Design Konsep desain kapal merupakan tahap lanjutan setelah adanya Owner design requirement dimana konsep desain juga merupakan basic design dalam proses perancangan kapal. Konsep desain kapal adalah tugas untuk mendefinisikan sebuah objek untuk memenuhi persyaratan misi dan mematuhi seperangkat kendala. Dalam melakukan konsep desain perlu diperhatikan:

Aturan kepatuhan / keselamatan evaluasi Utuh stabilitas / pemuatan dan stabilitas Stabilitas Kerusakan / probabilistik aturan Kapal kerentanan terhadap banjir / banjir simulasi dinamis / pengendalian banjir kerusakan Sarana melarikan diri & rencana evakuasi / simulasi evakuasi

Evaluasi kinerja kapal Lambung dan optimasi embel-embel Kenyamanan penumpang Manoeuvrability Perlawanan dan hidrodinamika umum / CFD dan model pengujian

b.

Preliminary design Pada preliminary design stage ini dikembangkan hasil dari tahap conceptual dengan

menetapkan alternatif kombinasi yang jelas, sehingga pada akhirnya didapatkan gambaran utama kapal dan kecepatan servicenya, begitu juga daya motor yang diperlukan, demikian pula dengan daftar sementara peralatan permesinan. Dari Preliminary design didapatkan : Displacement Ukuran Utama dan koefisien bentuk Lines plan kasar Rancangan Umum kasar PK mesin kasar Rencana konstruksi Pengecekan stabilitas Pengecekan ruang muat

15

2.

Contract Design Tujuan dari contract design stage adalah untuk mengembangkan perancangan kapal dalam bentuk yang lebih mendetail yang memungkinkan pembangun kapal memahami kapal yang akan dibuat dan mengestimasi secara akurat seluruh beaya pembuatan kapal. Dalam detailnya contract guidance drawing dibuat untuk menggambarkan secara tepat perancangan yang diinginkan. Contract design biasanya menghasilkan satu set spesifikasi dan gambar, serta daftar peralatan permesinan. Hasilnya adalah dokumen kontrak pembuatan kapal. Tujuan dari contract design adalah untuk mendefinisikan kapal dengan tingkatan dari ketelitian berdasarkan sebuah pengalaman pembangunan kapal yang dapat membuat sebuah estimasi biaya konstruksi. Produk dari kontrak desain adalah rencana kontrak dan spesifikasi. Pekerjaan dalam kontrak desain dibagi menjadi 3 bagian : A. The hull section B. C. The machinery section The electrical section

A. The hull section 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Lines plan H dan B Stabilitas Rancangan umum Kekuatan memanjang Steel plan dan midship section Estimasi berat , dll.

B. The machinery section 1. 2. 3. 4. Thermodinamika Lay out kamar mesin Desain sistem permesinan Spesifikasi teknis

C. The electrical section 1. 2. 3. Analisa beban generator Rencana diagram sistem listrik Spesifikasi teknis

3.

Detail Design Final design adalah detail design mencakup semua rencana dan perhitungan yang diperlukan untuk proses konstruksi dan operasional kapal. Bagian terbesar dari pekerjaan ini adalah produksi gambar kerja yang diperlukan untuk penggunaan mekanik yang membangun lambung dan berbagai unit

16

mesin bantu dan mendorong lambung, fabrikasi, dan menginstal perpipaan dan kabel. Bagian dari proses final desgin : Perhitungan bagian- bagian berat Bagian- bagian berat Penyusunan meluncurkan perhitungan dan pengajaran Persiapan agenda uji Perlengkapan kapal Persiapan instruksi operasi untuk sistem dan peralatan

17

Anda mungkin juga menyukai