Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TEKNOLOGI DOCK REPARASI KAPAL

DISUSUN OLEH :

NUOFAL MAHBUB 09181050

PROGRAM STUDI TEKNIK PERKAPALAN

JURUSAN SAINS, TEKNOLOGI PANGAN DAN KEMARITIMAN

INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN

2022
BAB I

FLOATING DOCK

Dok apung atau floating dock adalah sebuah bangunan konstruksi berupa ponton-ponton yang
dilengkapi dengan crane pengangkat, pompa-pompa air dan perlengkapan tambat serta perlengkapan
reparasi kapal lainnya. Konstruksi ini dapat ditenggelamkan atau diapungkan dalam arah vertikal.

Cara kerja dok apung adalah sebagai berikut:

1) Sebelum dilakukan penenggelaman dok apung maka harus diketahui terlebih dahulu sarat
kapal yang akan naik dok serta berapa meterkah bagian- bagian yang menonjol dari kapal.

2) Berdasarkan data-data yang diperoleh dari rencana dok (dock plan) maka dok apung
ditenggelamkan dengan cara seluruh katup-katup pembagi dibuka dan air masuk kedalam rongga-
rongga atau tangki ponton, sehingga dok secara perlahan turun. Dok apung harus dijaga agar
kondisinya even keel. Jika sarat air diatas ponton telah mencapai sarat apung kapal maka dengan
bantuan kapal tunda kapal, kapal akan didorong masuk ke dok apung dalam kondisi mesin induk
dan mesin bantu harus dimatikan.

3) Selanjutnya diadakan penambatan kapal dengan tali-tali yang berfungsi untuk membatasi
ruang gerak bagi kapal tersebut, sehingga lebih mudah untuk duduk pada ganjal-ganjal yang
sudah disiapkan. Setelah kapal mulai masuk ke dalam dok apung dan posisinya mencapai
ketentuan yang diinginkan dan siap untuk duduk pada posisinya.

4) Jika mengalami trim maupun keolengan pada kapal, maka haruslah diusahakan
menyeimbangkannya dengan memberi air balas, mengurangi, menambah atau memindahkannya.

5) Sesudah posisi kapal stabil dan posisinya tepat sesuai dengan yang diinginkan, maka dok
kembali diapungkan secara perlahan-lahan dan diadakan pengawasan, penjagaan, dan kontrol
terhadap kedudukan dan posisi kapal.

6) Untuk pengecekan posisi kapal apakah sudah tepat sesuai ketentuan maka dilakukan
penyelaman untuk memastikan kapal benar-benar duduk tepat pada ganjal- ganjal (keel block dan
slide block) .

Sumber : http://bagasalbany.blogspot.com/2017/04/pengedokan-kapal-a.html
Sama halnya dengan jenis jenis dok lain maka jenis dok apung/floating dock  ini memiliki keuntungan dan
kerugian. Keuntungan dan kerugian dari jenis dok apung/floating dock  ini dibandingkan dengan penggunaan
dari dok jenis dok kolam/graving dock  dikarenakan secara visual bentuk dari kedua jenis dok ini hampir sama
dan tidak menggunakan media rel atau airbag seperti pada jenis slipway dock/dok tarik.

Keuntungan dok apung/floating dock:

1. Dok apung/floating dock tempatnya dapat dipindahkan.


2. Biaya pembuatan  dok apung/floating dock lebih murah dari pada dok kolam/graving dock.
3. Dok apung/floating dock  dapat menaikan kapal dengan kemiringan memanjang dan
melintang yang cukup besar.
4. Dok apung/floating dock  dapat menaikkan kapal dengan panjang lebih dari 15-20% dari
panjang dok apung/floating dock sendiri, sedangkan dok kolam/graving dock tidak bisa.

Kerugian dok apung/floating dock :

1. Umur pemakaian dok apung/floating dock lebih rendah dari pada dok kolam/graving dock.
2. Dok apung/floating dock   memerlukan daerah perairan yang cukup dalam, agar dok
apung/floating dock tidak duduk dilumpur (dasar perairan) pada waktu menaikan kapal.
3. Dok apung/floating dock  memakai tenaga yang lebih besar dibanding dengan dok
kolam/graving dock.

Sumber : FLOATING DOCK ATAU DOK APUNG | DOCKING.ID BLOG


BAB II

SLIPWAY DOCK

Slipway dock atau dok tarik adalah salah satu metode yang digunakan oleh beberapa perusahaan
galangan kapal untuk membantu proses dok atau docking kapal. Galangan dengan metode slipway
dock atau dok tarik ini dibuat pada pondasi dеngаn sudut kemiringan tertentu уаng mengarah pada air,
dilengkapi bantalan berupa lori atau rel, sehingga sedemikian rupa agar kapal dараt didudukkan pada
bantalan dan ditarik keatas mengikuti pondasi ѕаmраі benar-benar seluruh badan kapal berada diatas air.
Untuk menarik kapal tersebut dari permukaan air digunakan mesin derek dan tali baja melalui suatu rel
yang menjorok masuk kedalam perairan dengan kecondongan tertentu sampai ketepi perairan yang tidak
terganggu oleh pasang surut dari air laut.

Gambar 3.1 Dok Tarik (Slip Way)

Selain menggunakan media rel untuk menarik kapal dari perairan ke daratan beberapa galangan
kapal atau shipyard di beberapa wilayah di Indonesia juga menggunakan media air bag atau kantung
udara. Bahan dasar air bag berupa lapisan-lapisan karet lebih tepatnya disebut lapisan synthetic-cord-
reinforced rubber, yaitu jenis airbag atau kantung udara silinder dengan ujung-ujung sisi terluarnya
berbentuk hemispherical. Semuanya divulkanisir bersamaan, kemudian dimasukkan udara bertekanan
yang memungkinkan kantung udara atau air bag tersebut dapat berputar atau menggelinding.

Peralatan lain untuk mendukung proses dok atau docking dengan air bag system ini hampir sama
dengan peralatan pendukung yang digunakan dalam proses slipway docking/dok tarik dengan media rel
yaitu diantaranya dengan bantuan mesin derek dan tali baja.

Gambar 3.2 Kapal Sedang ditarik keatas dengan cradle slip way dock
Gambar 3.1

Cradle slip way sedang diturunkan ke laut untuk persiapan kapal


naik dock

Keuntungan penggunaan slipway dock atau dok tarik ini adalah :

1. Pengoperasiannya lebih mudah, murah dan lebih cepat dibandingkan tipe sarana pokok yang lain.

2. Sangat efektif untuk reparasi dan bangunan baru.

3. Kapasitas angkatnya cukup besar.

4. Pengembangan kapasitas produksi hanya menambah rel dan luas lahan.

5. Biaya pembuatan cukup murah.

Kerugian penggunaan slipway dock atau dok tarik ini adalah :

1. Potensi bahaya lebih tinggi pada proses peluncuran kapal ataupun proses menaikan kapal
dari perairan ke daratan misalnya terbaliknya kapal atau tali baja terputus.

2. Potensi bahaya lebih tinggi pada penggunaan media air bag misalnya pada proses peluncuran,
air bag tersebut meletus yang mengakibatkan kapal meluncur ke perairan tanpa kendali.

Sumber : http://blog.docking.id/slipway-dock-atau-dok-tarik
BAB III

AIRBAG
Ship Airbags (AB) pertama kali dikembangkan oleh bidang militer angkatan laut sebagai alat
apung transportasi, jembatan, lifting peralatan berat, dan lain-lain. Kemudian airbags berkembang untuk
digunakan di bidang non militer khususnya industri galangan kapal untuk keperluan
docking, undocking dan peluncuran kapal.

Gambar 5.1 Dok Balon (Airbag System)

Penggunaan airbags sebagai alternatif dalam proses docking dan peluncuran kapal tidak terlepas
dari semakin meningkatnya pemikiran tentang perkembangan teknologi yang berkaitan dengan tipe
galangan inovatif yang fleksibel, mobilitas, aman, dapat dipercaya, tidak banyak asset tertanam, tidak
banyak perawatan, proses juga lebih aman dan sudah terbukti menguntungkan dengan resiko relatif lebih
rendah. Simulasi penarikan kapal yang dilaksanakan dalam beberapa tahapan yaitu sebagai berikut:

1) Tahapan persiapan:

· Memperhatikan kebersihan areal untuk menaikkan kapal.

· Mempersiapkan kapal yang akan ditarik.

· Pengaturan posisi awal airbags.

· Penempatan dan pemompaan airbags (untuk mendongkrak haluan kapal).

2) Tahapan penarikan kapal:

· Penempatan dan pemompaan airbags (untuk menarik kapal).

· Menghitung gaya tarik untuk menaikkan kapal.

· Menjelaskan spesifikasi airbags tentang working height airbags dan working pressur

Sumber http://bagasalbany.blogspot.com/2017/04/pengedokan-kapal-a.html
BAB IV

GRAVING DOCK

Graving Dock yaitu suatu fasilitas pengedokan kapal yang berbentuk meyerupai Kolam yang
terletak di tepi pantai. Pada graving dock mempunyai beberpa elemen atau bagian yang penting
diantaranya adalah: pintu penutup (yang berhubungan dengan perairan pantai), pompa-pompa pengering,
mesin gulung (cupstand), tangga-tangga (untuk naik turun keadasar dan atas kolam, crane (untuk
transportasi) dll.

Sumber : http://repository.unimar-amni.ac.id/2966/2/BAB%202.pdf

Gambar 1.1 Graving Dock/Dry Dock (Dock Kolam)

Bagian-bagian penting dari Graving Dock


1. Pintu penutup (yang berhubungan dengan perairan pantai)

2. Pompa-pompa pengering, mesin gulung (cupstand)

3. Tangga-tangga (untuk naik turun ke dasar dan atas kolam)

4. Crane (untuk transportasi)

Dimana umumnya dinding-dinding sisi dan belakang terdiri dari bangunan beton bertulang, dasar
dari kolam ini terdiri dari beton bertulang yang telah dipancang paku-paku bumi (concrete pile)
sedangkan pintu penutupnya terbuat dari pelat baja yang konstruksinya dibuat sedemikian rupa, sehingga
pintu tersebut dapat mengapung.

Sebelum kapal dimasukkan ke dalam graving dock, maka graving dock diisi dengan air dengan
cara membuka katup, setelah permukaan air didalam graving dock sama dengan permukaan air perairan,
maka pintu (gate) dibuka atau digeser dan kapal dimasukkan kedalam graving dock.

Kapal diatur setelah dalam kedudukan yang direncanakan, pintu ditutup lagi dan air didalam
graving dock kemudian dipompa keluar yang sebelumnya katup pemasukannya ditutup.

Waktu pemompaan (jumping time) tergantung dari jumlah dan kapasitas pompa serta jumlah air
yang masuk kedalam graving dock. Setelah graving dock dipompa kering, kekedapan air dari pintu dock
tidak sepenuhnya kedap.

Kemungkinan masih masuknya air ke dalam dock dialirkan pada got dan selang beberapa waktu
dapat dipompa keluar dengan pompa khusus.

Sumber : https://blogkapal.blogspot.com/2019/05/jenis-jenis-pengedokan-kapal.htm

Sebagai tempat untuk membangun atau memperbaiki kapal, maka sama dengan fasilitas tempat
pembangunan kapal yang lain dok kolam dalam operasionalnya selalu dilayani dengan berbagai peralatan
angkat yang mempunyai kapasitas angkat cukup besar sesuai dengan kapasitas dok kolam itu sendiri yang
berjalan di sisi atas dinding Dok kolam tersebut.Urutan kerja saat kapal masuk dok kolam (Graving
Dock):

1) Keel Block (tempat dudukan kapal diatas Dok) dipersiapkan. Semua peralatan yang
disiapkan tidak boleh ada yang mengapung ketika di dalam air.

2) Katup-katup air pada dok kolam dibuka sehingga air masuk ke dalam dok kolam
sampai permukaan air di dalam dan di luar dok kolam sama tingginya.

3) Air di dalam rongga-rongga pintu dikeluarkan sampai pintu dapat terapung (pintu
terbuka) dan digeser atau dipindahkan.

4) Kapal masuk kedalam dok dan diatur agar tepat duduk diatas block-block yang telah dipasang,
sesuai metode yang digunakan. Untuk menahan kapal agar selalu tepat pada posisinya dapat dipergunakan
penunjang-penunjang yang diletakkan di dinding dok dan menahan lambung kiri kanan kapal.

5) Pintu ditarik, digerakkan ke posisi menutup.

6) Katup-katup air pada pintu dibuka sehingga air masuk kedalam pintu dan pintu mulai
tenggelam untuk menutup dok kolam tersebut.

Pada Graving Dock atau dok kolam, Terdapat 4 tangki di dalam pintu dok. Dalam kondisi ini
hanya ada 3 tangki ballast yang akan diisi, sedangkan yang 1 buah berupa tangki ballast mati, artinya
dalam kondisi sudah terisi dengan air. Untuk pengisian tangki-tangki ini tidak diisi penuh semuanya,
tetapi disesuaikan dengan kondisi tekanan air yang ada di dalam dan di luar dok, sampai pintu dapat
terbuka. Setelah kondisi permukaan air yang terdapat di dalam dok dan di luar dok sama serta tekanannya
sama, maka pintu dok akan terbuka dengan sempurna.

Keuntungan graving dock :

· Lebih aman di banding sistem yang lain.


· Tenaga utama menggunakan pompa.

· Biaya pemeliharaan kecil

· Umur pemakaian lama.

· Peralatan dan perlengkapannya lebih sedikit.

Kerugian graving dock :

· Biaya pembuatannya mahal dan waktu pembuatannya lama.

· Keadaan tanahnya harus betul-betul baik.

· Merupakan bangunan tetap yang tidak dapat dipindahkan.

Sumber : http://bagasalbany.blogspot.com/2017/04/pengedokan-kapal-a.html
BAB V
DOCKING

. Untuk memperbaiki atau mereparasi bagian kapal yang berada dibawah garis air, maka kapal
harus melakukan pengedokan. Adapun persiapan pengedokan dilakukan bersama antara crew kapal
dengan pihak galangan (bidang sarana laut) agar pengedokan berjalan dengan baik. Sebelum pengedokan
pihak owner memberikan data-data kapal yang diperlukan pihak galangan seperti docking plan yang akan
digunakan untuk membuat posisi side block, selain itu juga data mengenai data berat kapal kosong (LWT)
dan ukuran utama kapal agar dapat disesuaikan dengan kemampuan dari dok. Walaupun sudah mendapat
data kapal kadang-kadang dari pihak galangan juga harus mengecek ke lapangan untuk membandingkan
data yang didapat dengan realitanya di lapangan kemudian data tersebut diarsipkan sehingga apabila
kapal tersebut melakukan pengedokan kembali persiapan dapat dilakukan dengan cepat karena datanya
sudah ada.

Sebelum kapal dinaikkan ke atas dok maka ada beberapa hal yang harus dipersiapkan yaitu: data-
data kapal, informasi tentang kapal kepada kepala dok (dock master) dan apa saja yang masuk kontrak
kerja dalam perawatan dan perbaikan kapal.

Kontrak kerja berisi antara lain:

a) Rincian pekerjaan yang harus dikerjakan oleh pihak dok.

b) Waktu penyelesaian pekerjaan (kalender kerja).

c) Harga penawaran (dari pihak pemilik kapal).

d) Cara pembayaran.

e) Asuransi kapal.

f) Sanksi bila pekerjaan tidak sesuai kontrak (kualitas pekerjaan atau waktu penyelesaian).

Data-data yang harus dipersiapkan dalam proses pengedokan kapal meliputi:

1) Gambar rencana dok dari kapal (Docking Plan),

2) Gambar Rencana umum (General Arangement)

3) Gambar konstruksi badan kapal (Construction Profile)

4) Gambar penampang tengah badan kapal (Midship section)

5) Gambar kapasitas tangki dasar ganda dan tangki- tangki lainnya (Capacity Plan)

6) Gambar bukaan kulit kapal


7) Ukuran Pokok Kapal meliputi, Panjang kapal seluruhnya (Loa), Panjang kapal pada garis
tegak (Lpp), Lebar kapal (B), Tinggi sampai geladak utama (H), Sarat maksimum kapal (T max), Berat
kapal kosong (tanpa muatan) pada saat naik dok.

Proses Docking Kapal di Floating Dock


Untuk menghindari kecelakaan dalam proses pengedokan kapal :

1) Kondisi kapal pada sarat haluan dan sarat buritan diusahakan tidak begitu besar
perbedaannya.

2) Kapal diusahakan tanpa adanya kemiringan dalam arah melintang.

3) Kapal diusahakan bebas dari bahan bakar atau minyak pelumas (tangki-tangki bahan bakar
maupun minyak pelumas,air) diusahakan kosong.

4) Kapal diwajibkan bebas dari bahan-bahan yang mudah meledak atau terbakar.

5) Pihak dok berhak membuang isi tangki untuk tujuan di atas.

Persyaratan Kapal Naik ke Dock

1) Kapal yang naik dock harus memenuhi sarat maksimum yang dimiliki dock (apung) serta
kemampuan angkat dock tersebut. Dan dock plan sudah dalam posisi yang direncanakan sesuai dengan
kapal yang akan naik dock.

2) Kapal yang masuk diusahakan dalam keadaan rata (even keel), apabila tidak rata maka bisa
diatasi dengan mengisi atau mengosongkan ballast pada haluan atau buritan.

3) Kapal harus dalam keadaan kosong, baik bahan bakar, air tawar, air ballast, atau bahan-
bahan yang akan terbakar. Untuk mengosongkan tangki dilakukan oleh pihak pemilik kapal sehingga
kapal yang diperbaiki sudah bersih dari bahan-bahan tersebut.

4) Bahan-bahan yang mudah terbakar atau meledak harus diturunkan dari kapal, biasanya
untuk armada kapal perang terdiri dari amunisi, bahan peledak dan lain-lain.

5) Khusus kapal tanker bila naik dock harus sudah bebas gas (gas free di lakukan oleh pihak
pemilik kapal). Sertifikasi gas free berlaku selama 24 jam setelah sertifikat di keluarkan. Dalam pori-pori
pelat masih mengandung gas yang mudah memuai dan terbakar. Sehingga sebelum dilakukan
pemotongan atau pengelasan sebaiknya kondisi kapal harus bebas gas.
· Persiapan Naik Dock

1) Tempat sandar, tanggal dan waktu kapal naik dock harus sudah diketahui agar
mempermudah kapal tunda dalam penjemputan atau penarikan kapal.

2) Pengecekan data-data kapal untuk persiapan pemasangan keel block dan side block yang
sesuai dari kapal-kapal tersebut, seperti rencana garis dan konstruksi profil kapal.

3) Aliran listrik yang ada diatas kapal harus dicek karena aliran listrik kapal saat di docking
akan di supply dari galangan. Pengecekan ini untuk mengetahui berapa jumlah tenaga dan voltage yang
ada di kapal untuk penyesuaian aliran listrik dari galangan ke kapal.

4) Menggambar docking plan yang telah ada menjadi skala 1 : 1 guna kebutuhan
persiapan block sehingga tidak mengalami selisih jarak yang berarti.

· Proses Kapal Naik ke Dock

1) Gambar rencana umum kapal akan naik disederhanakan oleh juru gambar bidang sarana
laut agar dapat menentukan letak-letak keel block dan side block sesuai dengan bentuk lambung kapal.

2) Gambar sederhana (docking plan) diberikan kepada orang lapangan di dock agar mudah
pembacaan gambar untuk peletakan blok rata-rata jarak antara keel block kurang lebih 1m.

3) Sedangkan jarak side block disesuaikan dengan bentuk badan kapal.

4) Setelah peletakan block-block selesai dan sesuai dengan bentuk kapal, floating dock di
benamkan dengan cara memompa air kedalam ponton dock dari control room.

5) Sarat floating dock disesuaikan dengan sarat kapal yang akan naik.

6) Agar posisi kapal tepat pada block yang telah direncanakan maka ada tiga orang pengawas
yang mengatur posisi tersebut dimana satu orang di tengah mengawasi center line kapal tepat pada keel
block dan 2 orang di kiri dan di kanan kapal mengawasi bagian plimsoll kapal.

7) Untuk kapal-kapal khusus seperti Kapal KRI yang mempunyai banyak peralatan di bawah
badan kapal (sonar) atau kapal yang baru pertama kali naik dock atau kapal dengan bentuk V sehingga
memerlukan side block yang tinggi dan pada kapal yang digeser untuk proses pengecatan pada
bagian keel block sehingga diperlukan penyelam untuk membantu pengedokan.

8) Air dalam ponton dock dikeluarkan dengan pompa yang dikendalikan dari control room.

9) Apabila proses reparasi badan kapal yang ada di bawah garis air kapal sudah selesai, kapal
dapat diturunkan dari dock dan melanjutkan reparasi lain pada saat kapal mengapung.
· Proses Penurunan Kapal

1) Sebelum kapal turun dari dock terlebih dahulu memeriksa sea valve, kemudi, propeller
dan penggantian pelat agar air tidak masuk ke kapal.

2) Dari control room floating dock ponton dok diisi dengan air sampai draft tertentu sesuai
dengan draft yang dibutuhkan kapal agar dapat keluar dari dock.

3) Kapal dibantu oleh kapal tunda untuk menarik kapal dari belakang sehingga kapal
keluar dari dock

4) Proses Docking Kapal di slipway.

· Proses pemasukkan kapal di atas slipway

1) Keel blok dan side blok disusun oleh pihak galangan berdasarkan dock plan yang dimiliki
kapal yang akan direpair. Landasan slipway diturunkan secara perlahan-lahan ke dalam air laut.

2) Kapal dimasukkan ke dalam area slipway yang telah ditenggelamkan dengan bantuan
tugboat. Selanjutnya kapal ditempatkan pada posisi tepat pada keel blok dan side blok, untuk
memastikannya dock master meminta petugas untuk memantau atau menyelam pada daerah keel
blok dan side blok.

3) Kapal diposisikan di atas slipway secara hati-hati agar posisi kapal tidak berubah dan supaya
lambung kapal tidak membentur dinding slipway.

4) Setelah kapal tetap pada kedudukannya, maka slipway ditarik secara perlahan-lahan dengan
jarak yang telah ditentukan sehingga badan kapal tidak tercelup air.

5) Kapal siap dibersihkan, dipasang alat-alat kerja selanjutnya direparasi.

· Proses penurunan kapal dari slipway

1) Persiapan kapal yang akan diturunkan tidak jauh berbeda dengan persiapan kapal ke
atas slipway. Syarat utamanya adalah semusdaa pekerjaan dibawah kapal benar-benar selesai.

2) Kapal diikatkan dengan kedua tali pada kedua sisinya dan ujung lainnya dipegang beberapa
orang untuk mencegah terjadinnya benturan antara kapal dengan dinding slipway.
3) Kapal mulai diturunkan secara perlahan-lahan ke dalam air, ketika bagian buritan
kapal berada pada permukaan air kapal dihentikan untuk memeriksa plat hasil reparasi.

4) Jika tidak ada masalah slipway diturunkan secara perlahan sampai kapal mengapung
keseluruhan. Kemudian Kapal ditarik keluar dari area slipway dengan bantuan tugboat. Operasional
penurunan kapal selesai

5) Selanjutnya repair diatas garis air dapat dilanjutkan, jika hal tersebut diperlukan.

Sumber : http://bagasalbany.blogspot.com/2017/04/pengedokan-kapal-a.html

Anda mungkin juga menyukai