ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah membahas prosedur penyijilan crew kapal floating crane
cahaya mustika laut 02 di PT Karana Line Cabang Samarinda dan apakah prosedur
penyijilan crew kapal di PT Karana Line Cabang Samarinda sudah sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif
deskriptif dengan cara pengamatan secara langsung selama penulis melaksanakan praktik
lapangan di PT Karana Line Cabang Samarinda. Hasil Penelitian dalam prosedur
penyijilan crew kapal floating crane cahaya mustika laut 02 di PT Karana Line Cabang
Samarinda berdasarkan pada prosedur yang ada serta kelengkapan dokumen persyaratan
sudah berjalan dengan baik sesuai dengan prosedur yang ada. Namun terjadi
ketidaksesuaian waktu dalam pelaksanaannya, yaitu yang diperkirakan dapat selesai
dengan waktu ± 150 menit namun ini cukup memakan waktu karena adanya perusahaan
lain yang juga melakukan pensijilan ataupun kepala kasi serta petugas yang bertanggung
jawab sedang ada kepentingan. Hal ini menyebabkan proses pensijilan memakan waktu
lebih lama dari waktu yang telah diperkirakan.
1
Jurnal Maritim, Vol.10 No. 2 Desember 2020 ISSN: 2086-1419
2
Jurnal Maritim, Vol.10 No. 2 Desember 2020 ISSN: 2086-1419
3
Jurnal Maritim, Vol.10 No. 2 Desember 2020 ISSN: 2086-1419
4
Jurnal Maritim, Vol.10 No. 2 Desember 2020 ISSN: 2086-1419
3. Jaminan pemberangkatan
mencakup, pelaksanaan,
ketempat tujuan dan
pengawasan dan penegakan
pengembalian ke tempat asal.
hukum di bidang
4. Kompensasi apalbila kapal
angkutan di perairan,
tidak dapat beroperasi karena
kepelabuhanan, dan
mengalami kecelakaan.
perlindunga lingkungan
5. Kesempatan mengembangkan
maritim di pelabuhan.
karier.
3. Selain melaksanakan fungsi
6. Pemeliharaan dan perawatan
sebagaimana dimaksud pada
kesehatan serta pemberian
ayat (1) Syahbandar
asuransi kecelakaan
membantu pelaksanaan
kerja.
pencarian dan penyelamatan
7. Pemberian akomodasi, fasilitas
(Search and Rescue/SAR) di
rekreasi, makanan atau
pelabuhan sesuai dengan
minuman.
ketentuan peraturan
perundang-undangan.
B. Pasal 208
Pengertian Kesyahbandaran
1. Dalam melaksanakan fungsi
Menurut Undang-Undang No.17
keselamatan dan keamanan
Tahun 2008 Tentang Pelayaran,
sebagaimana dimaksud
Pengertian syahbandar adalah
dalam Pasal 207 ayat (1)
pejabat pemerintah di
Syahbandar mempunyai
pelabuhan yang
tugas :
diangkat oleh Menteri dan memiliki
a. Mengawasi kelaiklautan
kewenangan tertinggi untuk
kapal, keselamatan,
menjalankan dan melakukan
keamanan dan ketertiban
pengawasan terhadap dipenuhinya
di pelabuhan.
ketentuan peraturan perundang-
b. Mengawasi tertib lalu
undangan untuk menjamin
lintas kapal di perairan
keselamatan dan keamanan
pelabuhan dan
pelayaran.
alurpelayaran.
c. Mengawasi kegiatan alih
Fungsi, Tugas, dan Kewenangan muat di perairan
Syahbandar pelabuhan.
Fungsi, Tugas, dan d. Mengawasi kegiatan
Kewenangan Syahbandar Menurut salvage dan pekerjaan
Undang-Undang No.17 Pasal 207, bawah air.
208, 209 dan 210 Tahun 2008 e. Mengawasi kegiatan
Tentang Pelayaran, yaitu sebagai penundaan kapal.
berikut : f. Mengawasi pemanduan.
A. Pasal 207 g. Mengawasi pengisian
1. Syahbandar diangkat oleh bahan bakar.
menteri setelah memenuhi h. Mengawasi bongkar
persyaratan kompetensi di muat barang berbahaya
bidang keselamatan dan serta limbah bahan
keamanan pelayaran serta berbahaya dan beracun.
kesyahbandaran. i. Mengawasi ketertiban
2. Syahbandar melaksanakan embarkasi dan debarkasi
fungsi keselamatan dan penumpang.
keamanan pelayaran yang
5
Jurnal Maritim, Vol.10 No. 2 Desember 2020 ISSN: 2086-1419
j. Mengawasi pengerukan
1. Untuk melaksanakan fungsi
dan reklamasi.
keselamatan dan keamanan
k. Mengawasi kegiatan
pelayaran sebagaimana
pembangunan fasilitas
dimaksud dalam Pasal 207
pelabuhan.
ayat (1) dibentuk
l. Melaksanakan bantuan
kelembagaan Syahbandar.
pencarian dan
2. Ketentuan lebih lanjut
penyelamatan.
mengenai pembentukan
m. Memimpin
kelembagaan Syahbandar
penanggulangan
sebagaimana dimaksud pada
pencemaran dan
ayat (1) diatur dengan
pemadaman kebakaran di
peraturan pemerintah.
pelabuhan dan
Mengawasi pelaksanaan
perlindungan lingkungan Pengertian Keagenan
maritime. Menurut Suyono (2005:211),
2. Dalam melaksanakan Keagenan adalah hubungan
penegakan hukum di bidang berkekuatan secara hukum yang
keselamatan dan keamanan terjadi bilamana dua pihak
sebagaimana dimaksud bersepakat membuat perjanjian,
dalam Pasal 207 ayat (1) dimana salah satu pihak yang
Syahbandar mmelaksanakan dinamakan agen (agent) setuju untuk
tugas sebagai pejabat mewakili pihak lainnya yang
penyidik pegawai negeri dinamakan pemilik dengan syarat
sipil sesuai dengan bahwa pemilik tetap mempunyai hak
ketentuan peraturan untuk mengawasi agen nya mengenai
perundang-undangan. kewenangan yang dipercayakan
C. Pasal 209 kepadanya.
Dalam melaksanakan fungsi
dan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal Pengertian Kapal
207 dan Pasal 208 Syahbandar Menurut Undang-Undang No.17
mempunyai kewenangan : Tahun 2008 Tentang Pelayaran,
1. Mengkoordinasikan seluruh Kapal
kegiatan pemerintahan di adalah kendaraan air dengan bentuk
pelabuhan; dan jenis tertentu, yang di gerakkan
2. Memeriksa dan menyimpan dengan tenaga angin, tenaga
surat, dokumen, dan warta mekanik, energi lainnya, ditarik atau
kapal; ditunda, termasuk kendaraan yang
3. Menerbitkan persetujuan berdaya dukung dinamis, kendaraan
kegiatan kapal di pelabuhan; di bawah permukaan air serta alat
4. Melakukan pemeriksaan apung dan bangunan terapung yang
kapal; tidak berpindah-pindah.
5. Menerbitkan Surat
Persetujuan Berlayar; 6.
Melakukan pemeriksaan METODE PENELITIAN
kecelakaan kapal; Tempat Penelitian
7. Melaksanakan sijil Awak Tempat atau lokasi selama penulis
Kapal. melakukan penelitian tentang
D. Pasal 210 prosedur penyijilan crew kapal
6
Jurnal Maritim, Vol.10 No. 2 Desember 2020 ISSN: 2086-1419
7
Jurnal Maritim, Vol.10 No. 2 Desember 2020 ISSN: 2086-1419
8
Jurnal Maritim, Vol.10 No. 2 Desember ISSN: 2086-
4
Jurnal Maritim, Vol.10 No. 2 Desember ISSN: 2086-
Saran
Jakarta: Yayasan Bina Usaha Niaga
Berdasarkan kesimpulan yang Indonesia. (BUSHINDO).
telah penulis kemukakan saran yang Herman Budi Sasono. (2014).
diberikan penulis yaitu : Manajemen Kapal Niaga Teori
1. Diharapkan kepada perusahaan Aplikasi & Peluang-Peluang
agar selalu tetap mengikuti dan Bisnis. Yogyakarta: Andi
mentaati segala prosedur yang Yogyakarta.
telah ada. Istopo. (1993). Peralatan Bongkar
2. Bagi crew kapal di harapkan Muat. Politeknik Ilmu
agar harus selalu melalui Pelayaran Semarang.
proses penyijilan yang 45 Semarang.
telah ditetapkan.
Suyono. (2005). Buku Shipping
3. Bagi kepala kasi keselamatan Edisi Ketiga : Pengangkutan
berlayar, penjagaan dan patroli Intermoda Ekspor
atau petugas yang bertanggung
Impor Melalui Laut. Jakarta: PPM.
jawab dalam melakukan proses
Anggota Ikapi.
penyijilan agar dapat
Warokka. (2001). Buku Hukum
melakukan pemeriksaan,
Maritim. Jakarta: Yayasan Bina
pengisian data dan
Citra Samudera.
penandatangan tepat waktu.
Undang-Undang Nomor 21 Tahun
1992 Tentang Pelayaran.
DAFTAR RUJUKAN
Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2008 Tentang Pelayaran
Hamdani. (2007). Seluk Beluk
Peraturan Pemerintah Nomor 7
Perdagangan Ekspor-Impor
Tahun 2000 Tentang
oleh Hamdayani.
Kepelautan Kitab Undang-
Undang Hukum Dagang
http://www.pengertianku.net/
(26-07-2019)
2018/ 01/pengertian-prosedur-
https://surabaya.proxsisgroup.
dan- macamnya-sertacirinya-
com/tugas-tanggung-jawab-
secara-umum.html (15-03-
crane-operator/
2019)
(26-07-2019
https://id.wikipedia.org/wiki/Pelaut
(17-03-2019)
http://www.maritimeworld.web.id/
2013/10/Apa-Yang-
Dimaksud-Dengan-Sijil-
Awak-Kapal.html (14-03-2019)
https://japragroup.wordpress.com/
2017/09/11/first-blog-post/
(14-03-2019)
http://dephub.go.id/org/ksopbalikp
apan/post/read/buku-pelaut
(26-07-2019)
http://campurberitaupdate.blogspot
.com/2016/04/3-struktur-
jabatan-di-kapal-yang
wajib.html (07-04-2019)
http://dephub.go.id/org/ksopbalikp
apan/post/read/buku-pelaut