Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Maritim, Vol.10 No.

2 Desember 2020 ISSN: 2086-1419

PROSEDUR PENYIJILAN CREW KAPAL FLOATING CRANE


CAHAYA MUSTIKA LAUT 02 DI PT KARANA LINE
CABANG SAMARINDA
Amir Hidayat1) Rusman2) Richard Effendi3)
1)2)3)
Jurusan Kemaritiman Politeknik Negeri Samarinda
Email:maulita@polnes.ac.id

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah membahas prosedur penyijilan crew kapal floating crane
cahaya mustika laut 02 di PT Karana Line Cabang Samarinda dan apakah prosedur
penyijilan crew kapal di PT Karana Line Cabang Samarinda sudah sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif
deskriptif dengan cara pengamatan secara langsung selama penulis melaksanakan praktik
lapangan di PT Karana Line Cabang Samarinda. Hasil Penelitian dalam prosedur
penyijilan crew kapal floating crane cahaya mustika laut 02 di PT Karana Line Cabang
Samarinda berdasarkan pada prosedur yang ada serta kelengkapan dokumen persyaratan
sudah berjalan dengan baik sesuai dengan prosedur yang ada. Namun terjadi
ketidaksesuaian waktu dalam pelaksanaannya, yaitu yang diperkirakan dapat selesai
dengan waktu ± 150 menit namun ini cukup memakan waktu karena adanya perusahaan
lain yang juga melakukan pensijilan ataupun kepala kasi serta petugas yang bertanggung
jawab sedang ada kepentingan. Hal ini menyebabkan proses pensijilan memakan waktu
lebih lama dari waktu yang telah diperkirakan.

kata kunci : prosedur, penyijilan, crew, kapal, floating crane

PENDAHULUAN angkutan laut juga mempunyai


Latar Belakang potensi yang kuat untuk
Pelayaran merupakan bagian dikembangkan dan peranannya baik
dari sarana transportasi laut yang nasional maupun internasional
ditetapkan pada Undang-Undang sehingga mampu mendorong dan
No.17 Tahun 2008 sehingga untuk menunjang pembangunan nasional
menjalankannya pemerintah demi meningkatkan kesejahteraan
menetapkan Undang-Undang No.17 masyarakat.
Tahun 2008 tentang pelayaran. Untuk mengakomodasi
Pelayaran atau angkutan laut kepentingan transportasi laut
merupakan bagian dari transportasi terutama dalam hal bongkar muat,
yang tidak dapat dipisahkan dengan peranan kapal floating crane sangat
bagian sarana transportasi lainnya, besar artinya sebagai alat bongkar
karena angkutan laut mempunyai muat dilaut atau sungai. Untuk itu
karakteristik yang mampu melakukan kapal floating crane memerlukan
pengangkutan secara masal. Sehingga crew yang professional untuk
dapat menghubungkan dan menunjang proses jalannya muatan di
menjangkau wilayah satu dengan atas kapal. Kapal floating crane
yang lainnya melalui perairan, merupakan salah satu alat untuk

1
Jurnal Maritim, Vol.10 No. 2 Desember 2020 ISSN: 2086-1419

bongkar muat yang digunakan untuk


crew sebelum dapat bekerja dikapal
membantu proses pemuatan
floating crane ataupun kapal lainnya
contohnya batu bara yang merupakan
salah satunya dengan mengetahui
hasil kekayaan alam dari negeri
cara melakukan penyijilan crew
kemaritiman ini. Adapun berbagai
sebelum bekerja diatas kapal.
jenis kapal floting crane yaitu
Berdasarkan latar belakang di
floating crane yang hanya dengan
atas yang penulis kemukakan, penulis
menggunakan crane grab dan
tertarik untuk mengambil judul
floating crane yang menggunakan
penelitian yaitu, “Prosedur
crane grab serta conveyor untuk
Penyijilan Crew Kapal Floating
kegiatan bongkar muat.
Crane Cahaya Mustika Laut 02 di
Pada jaman sekarang kapal floating
PT Karana Line Cabang
crane sangat banyak digunakan
Samarinda.
untuk melakukan kegiatan terutama
dalam kegiatan ekonomi contohnya
Rumusan Masalah
sebagai alat bantu bongkar muat yang
Berdasarkan latar belakang
pasti sangat diperlukan crew-crew
yang penulis kemukakan, maka
yang handal atau professional dalam
perumusan masalahnya adalah “
menangani kapal floating crane
Bagaimana Prosedur Penyijilan Crew
tersebut. Oleh karena itu perusahaan
Kapal Floating Crane
pelayaran terutama perusahaan yang
Cahaya Mustika Laut 02 Di PT
memiliki kapal floating crane perlu
Karana Line Cabang Samarinda ? ”
melakukan perekrutan dan seleksi
crew untuk menempati posisi-posisi
atau jabatan-jabatan pada saat di atas
kapal floating crane. Sama seperti
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Prosedur
jenis-jenis kapal lainnya crew kapal
Menurut Hamdani (2007) Prosedur
floating crane juga perlu melakukan
adalah langkah-langkah kegiatan
pensijilan atau pengesahan crew
yang dilakukan secara berurutan
yang dilakukan oleh pihak
mulai dari langkah awal hingga
syahbandar dan agen sebagai pihak
langkah terakhir dalam rangka
yang mempersiapkan dokumen dan
penyelesaian proses suatu pekerjaan.
menjalankan prosedur penyijilan
Dari pengertian yang telah
crew kapal.
dikemukakan disimpulkan bahwa
Penyijilan ini sangat penting
prosedur merupakan suatu urutan
atau sangat perlu dilakukan oleh
yang tersusun yang biasanya
semua awak kapal yang ingin bekerja
melibatkan beberapa orang dalam
diatas kapal floating crane (berlayar).
suatu bagian departemen atau lebih,
Jika awak kapal tidak melakukan
serta disusun untuk menjamin
pensijilan maka akan dikenakan
penanganan secara seragam terhadap
sanksi atau hukuman yang telah
transaksi yang telah berulang-ulang.
ditentukan. Maka dalam dunia
pelayaran terutama pelaut, bukan
hanya diperlukan ilmu pengetahuan
Pengertian Sijil
dan keterampilan dalam
Menurut Undang-Undang
mengoperasikan kapal floating crane
No.21 Tahun 1992 Pasal 61 Ayat (1)
sebagai sarana penyedia jasa
Tentang Pelayaran, Yang dimaksud
diperairan baik disungai ataupun
dengan di sijil adalah dimasukkan ke
dilaut, tetapi juga memerlukan
dalam daftar awak kapal yang disebut
pengetahuan mengenai asal muasal
buku sijil. Buku sijil merupakan buku

2
Jurnal Maritim, Vol.10 No. 2 Desember 2020 ISSN: 2086-1419

yang berisi daftar awak kapal yang


kapal, apakah mereka
bekerja di atas kapal sesuai dengan
sebagai anak kapal atau
jabatannya yang dinyatakan oleh
sebagai buruh bukan anak
pegawai pendaftaran awak kapal dan
kapal.
setelah memenuhi persyaratan
d. Apabila dalam perjalanan
tertentu. Yang dimaksud dengan
ada penggantian nakhoda
memiliki kemampuan adalah
atau anak kapal, maka sijil
memiliki sertifikat pelaut serta
awak kapal harus diubah di
sertifikat pengukuhan (kewenangan
pelabuhan pertama yang
untuk menduduki jabatan tertentu di
disinggahi yang disyahkan
atas kapal yang diberikan oleh
oleh nakhoda baru dan
Pemerintah). Yang dimaksud dengan
pegawai pendaftar awak
memiliki dokumen pelaut adalah
kapal.
memiliki buku pelaut dan PKL
e. Dinas anak kapal hanya
(perjanjian kerja laut) serta sertifikat
dapat dijalankan oleh
keterampilan pelaut untuk anak buah
mereka yang namanya
kapal.
tercantum dalam sijil awak
Menurut Warokka (2001:36),
kapal.
Sijil Kapal adalah suatu daftar yang
berisi nama-nama awak kapal yang
dibuat dihadapan pegawai Penyijilan
pendaftaran awak kapal. Menurut Warokka (2001:36),
Berikut ini ada beberapa hal Penyijilan adalah pembuatan sijil
mengenai sijil awak kapal yaitu : kapal yang dapat dilakukan untuk
1. Isi sijil dari awak kapal : waktu tertentu atau untuk sejumlah
a. Nama anak kapal. perjalanan.
b. Nama kapal yang
bersangkutan.
c. Nama pengusaha kapal dan Arti dari pada Sijil Kapal dan
Nakhoda. Penyijilan
d. Kedudukan setiap anak Menurut Warokka (2001:41),
kapal dalam menjalankan Hubungan antara sijil kapal dan
dinas anak kapal. perjanjian kerja laut adalah identik
e. Penunjukan, siapakah dengan hubungan antara manifest
diantara anak kapal itu muatan dan konosemen (sijil kapal
adalah perwira kapal. mempunyai sifat deklaratif) setelah
2. Yang tercantum dalam sijil sijil ditandatangani, awak kapal
awak kapal: mulai dinas dikapal kecuali jika pada
a. Mereka yang dengan ijin sijil kapal tercantum tanggal lain.
pengusaha kapal Dengan berlakunya pejanjian kerja,
menjalankan usahanya pihak awak kapal menempatkan
sendiri di atas kapal, seperti dirinya di bawah kekuasaan pihak
: pemangkas rambut, pengusaha kapal. Sedangkan dengan
pembantu, dan lain-lain. di mulainnya dinas di kapal, seorang
b. Kepada setiap anak kapal awak kapal berada dibawah
diperbolehkan melihat sijil kekuasaan disipliner dari nahkoda
awak kapal dan perjanjian- serta ia tunduk pada pasal-pasal
perjanjian mengenai dirinya. KUHD yang sebelum penyijilan
c. Mereka yang mengadakan tidak berlaku. Dinas awak kapal
perjanjian dengan hanya di benarkan di kerjakan oleh
pengusaha orang-

3
Jurnal Maritim, Vol.10 No. 2 Desember 2020 ISSN: 2086-1419

orang yang telah mengadakan PKL


Manfaat dan Fungsi Buku Pelaut
(perjanjian kerja laut) dan menanda Selain sebagai dokumen resmi
tangani sijil kapal. Pengecualian Negara, adapun manfaat buku
meliputi tenaga pengganti, pelaut yaitu :
penumpang gelap, pandu, dan regu 1. Identitas pemilik buku pelaut
kerja tertentu. 2. Catatan khusus pemilik buku
pelaut
3. Catatan kesehatan pemilik
Buku Pelaut
buku pelaut
Buku Pelaut yang merupakan
4. Daftar ijaza pemilik buku
dokumen resmi Negara adalah
pelaut
sebuah buku yang berisi catatatan
5. Pengalaman berlayar (sea
atau track record seorang pelaut
service)
(pengalaman berlayar seorang
pelaut). Buku Pelaut disebut juga
dengan istilah Seaman Book, karena Definisi Perjanjian Kerja Laut
bisa dipakai juga untuk pelaut Menurut KUHD Pasal 395,
internasional. Yang diartikan dengan perjanjian
Untuk melindungi hak dan kerja laut adalah perjanjian yang
kewajiban pelaut Indonesia maka diadakan antara seorang pengusaha
disyahkan Undang-undang Nomor 17 perkapalan pada satu pihak dengan
tahun 2008 tentang Pelayaran sebagai seorang buruh di pihak lain, di mana
dasarnya. Dan kemudian di buatlah yang terakhir ini mengikat dirinya
aturan teknis dari Kementerian untuk melakukan pekerjaan dalam
Perhubungan sebagai regulator dinas pada pengusaha perkapalan
permasalahan kepelautan termasuk dengan mendapat upah sebagai
didalamnya mengenai aturan teknis nakhoda atau anak buah kapal.
tentang buku pelaut.
Peraturan Pemerintah Perhubungan
Republik Indonesia No. KM 30 Definisi Awak Kapal
Tahun 2008 tentang Dokumen Menurut Undang-Undang No.17
Identitas Pelaut Pasal 3 ayat (1) Tahun 2008 Tentang Pelayaran,
Setiap Pelaut yang bekerja sebagai Awak
awak kapal pada kapal niaga Kapal adalah orang yang bekerja atau
berukuran GT 35 (Tiga Puluh Lima di pekerjakan diatas kapal oleh
Gross Tonnage) atau lebih untuk pemilik atau operator kapal untuk
kapal motor dan ukuran GT 105 melakukan tugas di atas kapal sesuai
(seratus lima Gross Tonnage) atau dengan jabatannya yang tercantum
lebih untuk kapal tradisional dengan dalam buku sijil.
konstruksi sederhana atau kapal
perikanan berukuran panjang 12 (dua
belas) meter atau lebih, wajib Kesejahteraan Awak Kapal
memiliki Buku Pelaut. Sedangkan Menurut Undang-Undang No.17
pada ayat (2) Buku diberikan kepada Pasal 151 Tahun 2008 Tentang
pelaut yang memiliki sertifikat Pelayaran,
keahlian pelaut dan/atau sertifikat setiap awak kapal berhak
ketrampilan pelaut serta taruna yang mendapatkan kesejahteraan yang
akan melaksanakan praktik berlayar meliputi yaitu :
di kapal. 1. Gaji.
2. Jam kerja dan jam istirahat.

4
Jurnal Maritim, Vol.10 No. 2 Desember 2020 ISSN: 2086-1419

3. Jaminan pemberangkatan
mencakup, pelaksanaan,
ketempat tujuan dan
pengawasan dan penegakan
pengembalian ke tempat asal.
hukum di bidang
4. Kompensasi apalbila kapal
angkutan di perairan,
tidak dapat beroperasi karena
kepelabuhanan, dan
mengalami kecelakaan.
perlindunga lingkungan
5. Kesempatan mengembangkan
maritim di pelabuhan.
karier.
3. Selain melaksanakan fungsi
6. Pemeliharaan dan perawatan
sebagaimana dimaksud pada
kesehatan serta pemberian
ayat (1) Syahbandar
asuransi kecelakaan
membantu pelaksanaan
kerja.
pencarian dan penyelamatan
7. Pemberian akomodasi, fasilitas
(Search and Rescue/SAR) di
rekreasi, makanan atau
pelabuhan sesuai dengan
minuman.
ketentuan peraturan
perundang-undangan.
B. Pasal 208
Pengertian Kesyahbandaran
1. Dalam melaksanakan fungsi
Menurut Undang-Undang No.17
keselamatan dan keamanan
Tahun 2008 Tentang Pelayaran,
sebagaimana dimaksud
Pengertian syahbandar adalah
dalam Pasal 207 ayat (1)
pejabat pemerintah di
Syahbandar mempunyai
pelabuhan yang
tugas :
diangkat oleh Menteri dan memiliki
a. Mengawasi kelaiklautan
kewenangan tertinggi untuk
kapal, keselamatan,
menjalankan dan melakukan
keamanan dan ketertiban
pengawasan terhadap dipenuhinya
di pelabuhan.
ketentuan peraturan perundang-
b. Mengawasi tertib lalu
undangan untuk menjamin
lintas kapal di perairan
keselamatan dan keamanan
pelabuhan dan
pelayaran.
alurpelayaran.
c. Mengawasi kegiatan alih
Fungsi, Tugas, dan Kewenangan muat di perairan
Syahbandar pelabuhan.
Fungsi, Tugas, dan d. Mengawasi kegiatan
Kewenangan Syahbandar Menurut salvage dan pekerjaan
Undang-Undang No.17 Pasal 207, bawah air.
208, 209 dan 210 Tahun 2008 e. Mengawasi kegiatan
Tentang Pelayaran, yaitu sebagai penundaan kapal.
berikut : f. Mengawasi pemanduan.
A. Pasal 207 g. Mengawasi pengisian
1. Syahbandar diangkat oleh bahan bakar.
menteri setelah memenuhi h. Mengawasi bongkar
persyaratan kompetensi di muat barang berbahaya
bidang keselamatan dan serta limbah bahan
keamanan pelayaran serta berbahaya dan beracun.
kesyahbandaran. i. Mengawasi ketertiban
2. Syahbandar melaksanakan embarkasi dan debarkasi
fungsi keselamatan dan penumpang.
keamanan pelayaran yang

5
Jurnal Maritim, Vol.10 No. 2 Desember 2020 ISSN: 2086-1419

j. Mengawasi pengerukan
1. Untuk melaksanakan fungsi
dan reklamasi.
keselamatan dan keamanan
k. Mengawasi kegiatan
pelayaran sebagaimana
pembangunan fasilitas
dimaksud dalam Pasal 207
pelabuhan.
ayat (1) dibentuk
l. Melaksanakan bantuan
kelembagaan Syahbandar.
pencarian dan
2. Ketentuan lebih lanjut
penyelamatan.
mengenai pembentukan
m. Memimpin
kelembagaan Syahbandar
penanggulangan
sebagaimana dimaksud pada
pencemaran dan
ayat (1) diatur dengan
pemadaman kebakaran di
peraturan pemerintah.
pelabuhan dan
Mengawasi pelaksanaan
perlindungan lingkungan Pengertian Keagenan
maritime. Menurut Suyono (2005:211),
2. Dalam melaksanakan Keagenan adalah hubungan
penegakan hukum di bidang berkekuatan secara hukum yang
keselamatan dan keamanan terjadi bilamana dua pihak
sebagaimana dimaksud bersepakat membuat perjanjian,
dalam Pasal 207 ayat (1) dimana salah satu pihak yang
Syahbandar mmelaksanakan dinamakan agen (agent) setuju untuk
tugas sebagai pejabat mewakili pihak lainnya yang
penyidik pegawai negeri dinamakan pemilik dengan syarat
sipil sesuai dengan bahwa pemilik tetap mempunyai hak
ketentuan peraturan untuk mengawasi agen nya mengenai
perundang-undangan. kewenangan yang dipercayakan
C. Pasal 209 kepadanya.
Dalam melaksanakan fungsi
dan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal Pengertian Kapal
207 dan Pasal 208 Syahbandar Menurut Undang-Undang No.17
mempunyai kewenangan : Tahun 2008 Tentang Pelayaran,
1. Mengkoordinasikan seluruh Kapal
kegiatan pemerintahan di adalah kendaraan air dengan bentuk
pelabuhan; dan jenis tertentu, yang di gerakkan
2. Memeriksa dan menyimpan dengan tenaga angin, tenaga
surat, dokumen, dan warta mekanik, energi lainnya, ditarik atau
kapal; ditunda, termasuk kendaraan yang
3. Menerbitkan persetujuan berdaya dukung dinamis, kendaraan
kegiatan kapal di pelabuhan; di bawah permukaan air serta alat
4. Melakukan pemeriksaan apung dan bangunan terapung yang
kapal; tidak berpindah-pindah.
5. Menerbitkan Surat
Persetujuan Berlayar; 6.
Melakukan pemeriksaan METODE PENELITIAN
kecelakaan kapal; Tempat Penelitian
7. Melaksanakan sijil Awak Tempat atau lokasi selama penulis
Kapal. melakukan penelitian tentang
D. Pasal 210 prosedur penyijilan crew kapal

6
Jurnal Maritim, Vol.10 No. 2 Desember 2020 ISSN: 2086-1419

floating crane cahaya mustika laut 02


penulis untuk menyelesaikan laporan
di PT Karana Line
tugas akhir ini, penulis menggunakan
Cabang Samarinda. Adapun
beberapa macam metode
keterangan mengenai PT Karana
pengumpulan data yaitu sebagai
Line Cabang
berikut :
Samarinda yaitu adalah sebagai
1. Sumber Data Primer
berikut :
Sumber data primer adalah data
Nama Perusahaan : PT Karana Line
yang diperoleh secara langsung
Cabang Samarinda
mengenai hal yang berkaitan dengan
Alamat : Jl. Yos Sudarso No.
objek yang diteliti. Dalam hal ini
G-26 Samarinda
penulis menggunakan beberapa
Telepon : +62 541-731559
metode yaitu sebagai berikut :
Email :
a. Observasi yaitu pengamatan
Samarinda@karanaline.com
yang dilakukan atau terlibat
secara langsung terhadap
Waktu Penelitian
aktivitas yang ada di
Penulis melakukan penelitian
perusahaan terutama yang
tentang prosedur penyijilan crew
berkaitan dengan objek
kapal floating crane cahaya mustika
penelitian.
laut 02 yaitu berlangsung selama
2. Sumber Data Sekunder
kurang lebih 5 (lima) bulan terhitung
Sumber data sekunder adalah segala
dari 09 Juli 2018 sampai dengan 30
data yang diperoleh secara tidak
November 2018. Tetapi tidak selama
langsung. Dalam hal ini penulis
itu penulis melakukan penelitian
menggunakan beberapa metode yaitu
tentang prosedur penyijilan crew
:
kapal floating crane cahaya mustika
a. Dokumentasi
laut 02, karena status penulis selama
Dokumentasi yaitu
praktik lapangan hanya sebagai cadet
mengumpulkan dokumen
yang harus membantu pekerjaan
atau arsip dan memfoto
karyawan lain yang diluar dari
objek yang berkenaan
penyijilan crew kapal floating crane
tentang pensijilan crew
cahaya mustika laut 02.
kapal sebagai bahan ataupun
lampiran untuk penulisan
Perincian Data
laporan tugas akhir ini
Adapun data atau dokumen yang
sesuai dengan ijin yang
dipergunakan dalam penelitian dan
diberikan pihak perusahaan.
pembahasan dalam penyusunan tugas
b. Studi Pustaka
akhir ini yaitu sebagai berikut :
Studi Pustaka yaitu mencari
1. Surat permohonan penyijilan
informasi dengan cara
crew
mengumpulkan data dari
2. Buku Sijil
buku, undang-undang,
3. Buku Pelaut
peraturan pemerintah yang
4. Sertifikat dan Ijazah pelaut
berkaitan dengan penelitian
5. PKL (Perjanjian Kerja Laut)
yang mendukung hasil dan
membantu proses penelitian.
Metode Pengumpulan Data
c. Situs Online
Dalam melakukan
Situs online yaitu metode
pengumpulan data yang penulis
pengumpulan data yang
lakukan selama menjalani proses
bersumber dari internet
praktik lapangan yang diperlukan
karena pada zaman modern

7
Jurnal Maritim, Vol.10 No. 2 Desember 2020 ISSN: 2086-1419

seperti sekarang ini, semua


Otoritas Pelabuhan) adalah pejabat
informasi yang di- butuhkan
pemerintah di pelabuhan yang
bisa diakses melalui internet
diangkat oleh menteri dan memiliki
untuk mempermudah dalam
kewenangan tertinggi untuk
pencarian data-data yang
menjalankan dan melakukan
diperlukan untuk penulissan
pengawasan terhadap dipenuhinya
tugas akhir ini, akan tetapi
ketentuan peraturan
situs online hanya sebagai
perundangundangan untuk menjamin
alat pendukung dan tidak
keselamatan dan keamanan
sepenuhnya digunakan
pelayaran.
dalam penulisan tugas akhir.
Dalam pelaksanaan penyijilan crew
kapal floating crane cahaya mustka
HASIL DAN laut 02 di PT Karana Line Cabang
PEMBAHASAN Samarinda saling berkaitan dengan
KSOP. KSOP mempunyai tugas dan
Hasil fungsi masing-masing bagian
Berdasarkan penelitian yang sehingga perannya sangat penting
dilakukan oleh penulis, maka penulis dalam penyijilan crew kapal ini.
akan menjelaskan bagaimana
prosedur penyijilan crew kapal
floating crane cahaya mustika laut Tabel Prosedur Penyijilan Crew
02 di PT Karana Line Cabang Kapal
Samarinda seperti yang telah di Prosedur penyijilan crew kapal
rumuskan pada rumusan masalah. floating crane cahaya mustika laut 02
Adapun instansi pemerintah yang di PT Karana Line Cabang
terkait dalam proses penyijilan crew Samarinda. Adapun gambaran
kapal floating crane cahaya mustika prosedur penyijilan crew kapal di PT
laut 02 di PT Karana Line Cabang Karana Line Cabang Samarinda yang
Samarinda ini yaitu KSOP (Kantor dapat di lihat pada tabel berikut :
Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan).
KSOP (Kantor Syahbandar dan
Tabel 1 Prosedur Penyijilan Crew Kapal

8
Jurnal Maritim, Vol.10 No. 2 Desember ISSN: 2086-

Sumber : PT Karana Line Cabang


Samarinda
2. Apabila agen sudah
Pembahasan
melengkapi dokumen
Berdasarkan hasil pengamatan yang
persyaratan yang diperlukan
dilakukan penulis selama masa
dalam penyijilan crew kapal
menjadi cadet atau praktik lapangan
floating crane cahaya mustika
maka penulis akan membahas
laut 02 maka selanjutnya agen
bagaimana prosedur penyijilan crew
mengajukan surat permohonan
kapal floating crane cahaya mustika
pensijilan crew (awak kapal)
laut 02 di PT Karana Line
serta dokumen persyaratan
Cabang Samarinda :
yang diperlukan kepada pihak
tata usaha.
Prosedur Penyijilan Crew Kapal
3. Agenda surat masuk pada
Prosedur ataulangkah-langkah
bagian tata usaha kemudian
dalam penyijilan crew kapal floating
diberikan atau di di
crane cahaya mustika laut 02 di PT
disposisikan kebagian KBPP
Karana Line Cabang Samarinda
(kasi keselamatan berlayar,
adalah sebagai
penjagaan dan patroli) untuk
berikut :
mendapatkan tindakan lebih
1. Agen menyiapkan persyaratan-
lanjut.
persyaratan yang diperlukan
4 Selanjutnya setelah bagian KBPP
yaitu :
(kasi keselamatan berlayar,
a. Surat permohonan penyijilan
penjagaan, dan patroli)
crew
menerima agenda surat masuk
b. Buku sijil
untuk pensijilan crew kapal
c. Buku pelaut
serta dokumen persyaratan nya,
d. Sertifikat dan Ijazah pelaut
Kepala atau petugas yang
e. PKL (Perjanjian Kerja Laut)
Jurnal Maritim, Vol.10 No. 2 Desember ISSN: 2086-
berwenang di bagian kasi
Samarinda saja yang melakukan
keselamatan berlayar,
pensijilan crew kapal namun
penjagaan dan patroli
dikarenakan adanya perusahaan-
memerintah kepada staff
perusahaan pelayaran lain yang juga
pelaksana untuk memeriksa
melakukan pensijilan crew jadi harus
keaslian dokumen, membuat
menunggu antrian dan atau
laporan kepada kasi ,menginput
dikarenakan pejabat yang
data dan melakukan pencatatan
bertanggung jawab sedang ada
penomoran pada PKL
kepentingan sehingga pengisian data,
(perjanjian
persetujuan dan penandatangan harus
kerja laut).
menunggu. Kondisi ini menyebabkan
5. Setelah staff pelaksana
terjadinya proses pensijilan crew
melakukan pemeriksaan dan
kapal cukup memakan waktu lebih
memproses dokumendokumen
dari waktu yang telah diperkirakan.
persyaratan seperti : buku
pelaut, sertifikat pelaut, ijazah
pelaut, PKL (perjanjian kerja KESIMPULAN DAN
laut) dan buku sijil. SARAN
Selanjutnya kepala kasi Kesimpulan
keselamatan berlayar, Dari hasil penelitian dan
penjagaan dan patroli atau pembahasan sebelumnya, penulis
petugas yang sedang bertugas dapat menarik kesimpulan tentang
menyetujui dan melakukan prosedur penyijilan crew kapal di PT
penandatanganan pada Karana Cabang Samarinda yaitu
dokumen- sebagai berikut :
dokumen tersebut. Seperti : 1. Berdasarkan kelengkapan
buku pelaut, buku sijil dan dokumen persyaratan PT
PKL (perjanjian kerja laut). Karana Line Cabang
6. Setelah semua proses telah Samarinda telah melakukan
selesai dokumen-dokumen proses sijil crew kapal dengan
yang sudah di baik dan sesuai dengan
lampirkan sebelumnya yaitu prosedur yang ada.
seperti : Buku pelaut, buku 2. Penyijilan itu wajib dilakukan
sijil, sertifikat pelaut, ijazah oleh semua crew kapal yang
pelaut, dan PKL (perjanjian memiliki kompetensi dan
kerja laut) dikembalikan lagi keterampilan serta dokumen
kepada pihak pemohon atau pelaut. Apabila seseorang yang
agen. memperkerjakan crew kapal
Berdasarkan hasil penelitian yang tanpa di sijil maka akan
dilakukan oleh penulis, dalam dikenakan sanksi yang berlaku.
prosedur penyijilan crew kapal 3. PT Karana Line Cabang
floating crane cahaya mustika laut 02 Samarinda melakukan
di PT Karana Line Cabang pensijilan yaitu saat ketika ada
Samarinda telah melaksanakan awak kapal yang sign on/sign
langkah-langkah prosedur pensijilan off ataupun adanya pergantian
crew kapal sesuai dengan prosedur jabatan diatas kapal.
yang sudah ada. Namun terjadi
ketidak sesuaian waktu penyelesaian
pensijilan crew kapal yang mana
waktu yang seharusnya diperkirakan
sekitar ± 150 menit. Adapun
alasannya yaitu tidak hanya
perusahaan PT Karana Line Cabang

4
Jurnal Maritim, Vol.10 No. 2 Desember ISSN: 2086-
Saran
Jakarta: Yayasan Bina Usaha Niaga
Berdasarkan kesimpulan yang Indonesia. (BUSHINDO).
telah penulis kemukakan saran yang Herman Budi Sasono. (2014).
diberikan penulis yaitu : Manajemen Kapal Niaga Teori
1. Diharapkan kepada perusahaan Aplikasi & Peluang-Peluang
agar selalu tetap mengikuti dan Bisnis. Yogyakarta: Andi
mentaati segala prosedur yang Yogyakarta.
telah ada. Istopo. (1993). Peralatan Bongkar
2. Bagi crew kapal di harapkan Muat. Politeknik Ilmu
agar harus selalu melalui Pelayaran Semarang.
proses penyijilan yang 45 Semarang.
telah ditetapkan.
Suyono. (2005). Buku Shipping
3. Bagi kepala kasi keselamatan Edisi Ketiga : Pengangkutan
berlayar, penjagaan dan patroli Intermoda Ekspor
atau petugas yang bertanggung
Impor Melalui Laut. Jakarta: PPM.
jawab dalam melakukan proses
Anggota Ikapi.
penyijilan agar dapat
Warokka. (2001). Buku Hukum
melakukan pemeriksaan,
Maritim. Jakarta: Yayasan Bina
pengisian data dan
Citra Samudera.
penandatangan tepat waktu.
Undang-Undang Nomor 21 Tahun
1992 Tentang Pelayaran.
DAFTAR RUJUKAN
Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2008 Tentang Pelayaran
Hamdani. (2007). Seluk Beluk
Peraturan Pemerintah Nomor 7
Perdagangan Ekspor-Impor
Tahun 2000 Tentang
oleh Hamdayani.
Kepelautan Kitab Undang-
Undang Hukum Dagang
http://www.pengertianku.net/
(26-07-2019)
2018/ 01/pengertian-prosedur-
https://surabaya.proxsisgroup.
dan- macamnya-sertacirinya-
com/tugas-tanggung-jawab-
secara-umum.html (15-03-
crane-operator/
2019)
(26-07-2019
https://id.wikipedia.org/wiki/Pelaut
(17-03-2019)
http://www.maritimeworld.web.id/
2013/10/Apa-Yang-
Dimaksud-Dengan-Sijil-
Awak-Kapal.html (14-03-2019)
https://japragroup.wordpress.com/
2017/09/11/first-blog-post/
(14-03-2019)
http://dephub.go.id/org/ksopbalikp
apan/post/read/buku-pelaut
(26-07-2019)
http://campurberitaupdate.blogspot
.com/2016/04/3-struktur-
jabatan-di-kapal-yang
wajib.html (07-04-2019)
http://dephub.go.id/org/ksopbalikp
apan/post/read/buku-pelaut

Anda mungkin juga menyukai