Anda di halaman 1dari 15

Prosedur Penanganan Dokumen Kapal pada Kantor Pelabuhan

Bau-Bau Wilayah Kerja Wanci

Dosen Pengampu :
Ken Widyawati, S.S, M.Hum
Oleh :
REZZA ALVIAN SANTOSA

21090114120019

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

2014/2015

LEMBAR PENGESAHAN

Prosedur Penanganan Dokumen Kapal pada Kantor Pelabuhan Bau-Bau


Wilayah Kerja Wanci
Makalah ini telah disetujui oleh dosen pengampu,
Sebagai tugas akhir .
Semarang ,

Juni 2015

Dosen Pengampu

Ken Widyawati, S.S, M.Hum

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara geografis, Indonesia terletak pada posisi yang sangat strategis, karena terletak
diantara dua Benua (Benua Asia dan Australia) dan dua samudra (Samudra Indonesia dan
Fasifik), yang menjadi titik silang perdagangan dunia, terdiri 17.000 pulau yang kecil dan
yang besar, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Sebagai Negara kepulauan dengan
wilayah laut dua kali lebih luas dari daratan, menempatkan posisi Perhubungan laut sebagai
kedudukan yang paling penting.
Pentingnya Perhubungan Laut ini sudah terlihat sejak zaman nenek moyang kita
dahulu. Dengan kapal kayu kecil tradisional dan seadanya, mereka mampu melakukan
perdagangan antar pulau, Negara tetangga, bahkan sampai ke Madagaskar dan Afrika
Timur.
Keterkaitan perhubungan laut dengan Kantor Pelabuhan Bau-Bau Wilker Wanci,
yaitu mengenai peranan ketertiban Bandar menjadi sangat penting dalam perhubungan
antar pulau dan luar negri, terutama dalam pengaturan serta pengawasan tatanan
keselamatan pelayaran.hal ini dimaksudkan untuk menjamin keselamatan dan kelancaran
lalu lintas pelayaran, baik kapal barang maupun kapal penumpang.
Dalam pelaksanaan tugas, beberapa kendala yang dihadapi oleh Kantor Pelabuhan
Bau-Bau Wilker Wanci baik dalam pengawasan serta pengaturan maupun penerbitan Surat
Izin Berlayar (SIB) yaitu kurangnya personil, jika di bandingkan dengan volume kegiatan
angkutan laut yang semakin meningkat, sehingga mengakibatkan pelayanan yang belum
maksimal terhadap pelayaran.Sehubungan hal tersebut di atas, maka Penulis berminat
menyusun Laporan Karya Ilmiah dengan judul Prosedur Penanganan Dokumen Kapal
pada Kantor Pelabuhan Bau-Bau Wilayah Kerja Wanci .

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka masalah dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Bagaimanakah prosedur penanganan dan proses pemeriksaan dokumen kapal,
serta penerbitan Surat Izin Berlayar (SIB).
b. Bagaimanakah tata cara pengawasan terhadap kapal tiba dan yang akan
berangkat.
c. Sanksi apakah yang dikenakan terhadap Pengusaha dan Nahkoda yang tidak
memilliki surat kelengkapan/dokumen kapal.

1.3 Ruang Lingkup


Untuk menghindari pemahaman meluas maka Penulis memberikan batasan Laporan
Karya Ilmiah ini berjudul : Prosedur Penanganan Dokumen Kapal pada Kantor Bau-Bau
Wilayah Kerja Wanci yang mencakup tentang kegiatan penanganan dan pengawasan
terhadap kapal tiba dan kapal berangkat, tentang penanganan dokumen kapal.

1.4 Tujuan Penelitian


Untuk mengetahui:
a. Prosedur penanganan dokumen serta proses pemeriksaan dokumen kapal pada
Kantor Pelabuhan (KANPEL) Bau-Bau Wilayah Kerja (WILKER ) Wanci.
b. Tata cara pengawasan terhadap kapal datang dan yang akan berangkat.
c. Sanksi apakah yang di kenakan terhadap Pengusaha kapal dan Nahkoda yang
tidak mematuhi ketentuan dan peraturan Perundang-undangan di bidang
pelayaran.

1.5 Manfaat Penelitian


a. Bagi Kantor Pelabuhan (KANPEL) Bau-Bau Wilker Wanci, sangat di harapkan
menjadi bahan masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan, penanganan
dokumen kapal serta pelayanan terhadap pengguna jasa angkutan laut.
b. Bagi masyarakat terutama bagi pengusaha/pengguna jasa pelabuhan yaitu
sebagai informasi pelayanan pelabuhan dan pelayaran.
c. Bagi mahasiswa diharapkan dapat menjadi acuan dan bahan referensi bagi

penelitian di masa dating.

1.6 Hipotesis
Oleh karena itu peningkatan prosedur penanganan dokumen kapal menurut tata
peraturan kelautan dan pelayaran adalah dengan cara :
a.

Pengingkatan prosedur keamanan pemeriksaan dokumen serta proses

pemeriksaan
dokumen kapal pada Kantor Pelabuhan Bau-Bau Wilayah Kerja Wanci.
b. Menigkatkan mutu pengawasan terhadap kapal datang dan yang akan berangkat.
c. Pemberian sanksi terhadap Pengusaha kapal dan Nahkoda yang tidak
mematuhi ketentuan dan peraturan Perundang-undangan di bidang pelayaran.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Prosedur
Menurut Ibnu Syamsi (2003:10) mendefinisikan prosedur sebagai suatu rangkaian
metode yang telah menjadi pola tetap dalam melakukan suatu pekerjaan yang saling terkait
satu sama lainnya.

Dalam kamus bahasa Indonesia dikatakan bahwa prosedur adalah jalannya suatu
peristiwa dari awal sampai akhir. (Js.Badudhu dan Sultan Muhammad Zain) pada tahun
2001. Selain itu diterangkan bahwa, prosedur adalah jalur-jalur yang harus di tempuh untuk
mencapai tujuan.
Sedangkan menurut Moh.Nasir (1983 : 5), mendefinisikan prosedur adalah urutanurutan yang dilakukan dalam suatu kegiatan.
2.2 Pengertian Dokumen
Dokumen adalah syarat-syarat penting kapal yang harus di jaga dengan baik, karena
tanpa surat-surat tersebut kapal atau armada tidak bisa melakukan suatu pelayaran, (Peter
Salim :1990).
Oleh karena itu suatu kapal atau armada untuk melaksanakan suatu pelayaran yang
lancar serta aman maka semua syarat-syarat kapal yang ditentukan harus dimiliki, karena
setiap Pelabuhan yang disinggahi, dokumen kapal tersebut akan diperiksa oleh Instansi
terkait
2.3 Pengertian Kapal
Menurut Undang-Undang Pelayaran No 21/Tahun 1992 Bab1 (Pasal 1 ayat 2)
menyebutkan bahwa kapal adalah kendaraan air, bentuk dan jenis apapun yang digerakan
dengan tenaga mekanik, angin atau ditunda termasuk kendaraan yang berdayadukung
dinamis, kendaraan bawah air serta alat apung dan bangunan terapung yang dapat
berpindah-pindah.
a. Kapal yang digerakan dengan tenaga mekanik adalah kapal yang mempunyai alat
penggerak misalnya :

Kapal Motor
Kapal Uap
Kapal tenaga matahari
Kapal tenaga nuklir

b. Kapal yang digerakan oleh angin adalah kapal layar

c. Kapal tunda adalah kapal yang bergerak dengan menggunakan alat penggerak atau
kapal lain.
d. Kendaraan yang berdayadukung dinamis adalah jenis kapal yang dapat dioperasikan
di atas air dengan penggerak daya dukung dinamis yang diakibatkan oleh kecepatan
atau rancangan bangunan kapal itu sendiri, misalnya hidrofoil dan kapal cepat lainnya
yang memiliki kreteria tertentu.
e. Kendaraan di bawah permukaan air adalah jenis kapal yang bergerak di bawah
permukaan air.
f. Alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah adalah alat apung
dan bangunan terapung yang tidak memiliki alat sendiri, serta ditempatkan suatu
lokasi perairan tertentu dan tidak berpindah-pindah untuk waktu yang lama, misalnya
hotel terapung, tongkang akomodasi untuk menunjang kegiatan lepas pantai.
Sedangkan ditinjau dari segi niaganya, terdapat berbagai jenis kapal menurut
C.D.Sudjatmiko (1994:73) membagi kapal menjadi tiga golongan, yaitu:
1. Kapal barang (Cargo Vessel)
Adalah kapal yang dibangun khusus untuk tujuan pengangkutan barang menurut
jenis barang masing-masing
2. Kapal barang penumpang
Adalah kapal yang dibangun khusus untuk mengangkut barang dan penumpang
secara bersama-sama, kapal semacam ini umumnya digunakan untuk pelayaran
antar pulau dimana jarak suatu pelabuhan lain terlalu jauh.
3. Kapal penumpang (Passenger Vessel)
Adalah kapal yang dibangun khusus untuk mengangkut penumpang dari satu
pelabuhan kepelabuhan lainnya/ tujuan kapal penumpang yang beroperasi di
pelabuhan Bau-Bau Wilker Wanci.
2.4 Pengertian Pelabuhan
Menurut H. A. Abbas Salim, Ma (1994 : 40) pelabuhan adalah tempat daerah perairan
dan daratan di mana kapal berlabuh dengan aman dan dapat melakukan kegiatan bongkar
muat barang serta naik turunnya penumpang.
Selanjutnya Menurut Peraturan Pemerintah No 11 Tahun 1983, Pelabuhan adalah
daerah tempat berlabuh dan bertambatnya kapal serta kendaraan air lainnya untuk
menaikan dan menurunkan penumpang, bongkar muat barang dan hewan serta merupakan
daerah lingkungan kerja kegiatan ekonomi.

Jadi pengertian Pelabuhan adalah suatu lingkungan kerja yang terdiri dari area
daratan dan perairan yang dilengkapi dengan fasilitas untuk berlabuh dan bertambat kapal
guna terselenggaranya bongkar muat barang serta naik turunnya penumpang dari satu moda
transportasi laut ke moda transportasi lainnya atau sebaliknya.
Selain dari pengertian tersebut Peraturan Pemerintah No 11 Tahun 1983 Pasal sub a
dan b, menyatakan pelabuhan adalah daerah tempat berlabuh atau tempat bertambat kapal
laut serta kendaraan air lainnya untuk menaikkan dan menurunkan penumpang dan hewan
serta merupakan kegiatan ekonomi.
Berdasarkan dari pengertian pelabuhan di atas, baik dikemukakan oleh para ahli
maupun peraturan pemerintah maka dapat dipahami bahwa pelabuhan merupakan tempat
kapal memulai pelayaran dan mengakhiri pelayaran guna memuat dan membongkar barang,
penumpang dan hewan dengan berbagai macam fasilitas yang tersedia.

2.5 Pengertian Penanganan Dokumen Kapal Serta Contoh Beberapa Dokumen Kapal
Menurut Arham, A. (1995 : 88) penanganan dokumen kapal adalah seluruh
rangkaian proses pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh beberapa orang dengan data
dan petunjuk untuk mengawasi dan melakukan pemeriksaan terhadap surat-surat
kelengkapan kapal yang datang di pelabuhan serta kapal yang akan berangkat dari
pelabuhan atau melakukan pelayaran.
Menurut Audic (1995 : 88) dalam penanganan dokumen kapal yang terdiri dari
beberapa dokumen seperti :
1. Shipping Order
Adalah surat perintah yang dikeluarkan oleh perusahaan atau agennya yamg ditujukan
kepada nahkoda atau perwira kapal untuk memuat barang.
2. Cargo Manifest
Adalah daftar semua perincian barang yang berada di kapal, karena setiap barang
mempunyai B/L.
3. Bill of lading (B/L)
Adalah bukti kepemilikan barang yang dikeluarkan oleh pengusaha kapal atau agennya
yang menyangkut barang bersangkutan di pelabuhan yang berfungsi sebagai :

a. Tanda terima syah barang di kapal pelabuhan pemuatan yang ditandatangani


oleh nahkhoda atau agen pelayaran.
b. Perjanjian pengangkutan antara pengirim dan pengangkut
c. Sebagai bukti kepemilikan
4. Matereceip (Resimualim)
Berdasarkan matereceipt inilah pengirim barang menukarkan dengan tanda terima yang
syah yaitu B/L
5. Delivery order (D/O)
Adalah surat perintah pengangkutan untuk menyerahkan barang kepada si penerima
(consigne)
6. Faktur penjualan barang
Dokumen ini membuktikan kebenaran bahwa eksportir secara syah membeli barang
yang dijual kepada si penjual atau importer
7. Polis dan asuransi laut (marine insurance police )
Adalah surat bukti tentang diasuransikannya barang yang dikirim dengan kapal laut dari
pelabuhan pemuatan yang dikeluarkan oleh perusahaan asuransi
2.6 Prosedur Penanganan Dokumen Kapal
Menurut Yuwono (1992 : 72) prosedur penanganan dokumen kapal adalah suatu
rangkaian kegiatan atau suatu pekerjaan yang melibatkan orang lain, di mana terdapat
mekanisme atau cara yang teratur dan terarah. Dalam hal menangani dan melayani
pengurusan dokumen kapal serta surat-surat penting lainnya yang dibutuhkan untuk
pelayaran satu kapal dari awal hingga akhir seperti :

Memeriksa Shipping Order yang dibuat oleh perusahaan atau agennya yang ditujukan

kepada Nakhoda atau Perwira kapal untuk memuat barang


Memeriksa cargo manifest atau daftar muatan atau yang biasa juga disebut sebagai

kumpulan B/L
Memeriksa daftar pengapalan muatan atau Boat Note serta syarat-syarat penting kapal
lainnya

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Kantor Pelabuhan (KANPEL) Bau-Bau Wilker Wanci,
yang dimulai pada tanggal 20 Januari 2015 sampai dengan tanggal 18 juli 2016
dengan objek penelitian ini Prosedur Penanganan Dokemen Kapal Pada Kantor
Pelabuhan Bau-Bau Wilker Wanci.
3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis Data
a. Data kualitatif yaitu data dalam bentuk teoritis seperti : sejarah Pelabuhan BauBau Wilker Wanci, daftar pustaka dan prosedur penanganan dokumen kapal
pada Kanpel Bau-Bau Wilker Wanci
b. Data kuantitatif yaitu data yang berupa angka-angka, nomor-nomor dan jumlah
yang relevan seperti gambaran umum KanPel Bau-Bau Wilker Wanci

Sumber Data
a. Data primer
Data primer pada penelitian ini adalah data yang diperoleh secara langsung dari
perusahaan, baik melalui pengamatan/observasi, wawancara langsung dengan
pimpinan kantor pelabuhan, maupun melalui dokumen yang ada di Kantor
Pelabuhan (KANPEL) Bau-Bau Wilker Wanci.
b. Data sekunder

Data sekunder yaitu berupa semua data yang diperoleh melalui instansi atau
lembaga yang erat kaitannya dengan objek penelitian ini.

3.3 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Observasi
Observasi merupakan suatu metode yang dilakukan dengan cara mengamati secara
langsung objek yang menjadi bahan pengamatan, untuk kemudian melakukan pengumpulan
data-data yang erat kaitannya dengan penelitian ini, misalnya :

Data penumpang yang naik/turun dari dan ke kapal di pelabuhan Wilker Wanci.
Data bongkar/muat barang di pelabuhan Wilker Wanci.

b. Interview
Merupakan suatu metode pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara
dalam tanya jawab secara langsung dengan kepala kantor yang diberi wewenang untuk
memberikan jawaban pertanyaan, contoh :
1. Apakah tugas yang dimban oleh kepala Wilker ?
2. Apakah tugas yang diemban oleh bagian kesyahbandaran ?
3. Sanksi apa yang dikenakan terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh para
pengguna pelabuhan ?
4. Bagaimanakah prosedur penerbitan dokumen kapal pada Wilker Wanci ?
5. Apakh tugas dari tata usaha ?
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu metode yang dilakukan dengan cara mengambil
dokumen yang berupa arsip atau laporan yang berkaitan dengan penelitian ini dalam hal ini
dokumen-dokumen seperti lembaran Surat Izin Berlayar (SIB), Laporan Kedatangan dan
Keberangkatan Kapal (LK3), Crew List dan selanjutnya diolah dan disajikan dalam bentuk
tulisan yang singkat dan jelas. Contohnya yaitu menjelaskan bagaimana prosedur
diterbitkannya dokumen serta tujuan diterbitkannya dokumen-dokumen tersebut.

3.4 Metode Pengolahan Data


Data-data yang tidak dikumpulkan diolah melalui tahapan-tahapan sebagai
berikut :
a. Seleksi data yaitu tahap pemilihan data sehingga yang diperoleh merupakan data yang
valid dan mencerminkan keadaan yang sebenarnya.

Data yang valid yaitu data yang tidak digunakan dalam pengolahan data seperti

dokumen kapal yang sudah tidak brlaku.


Data yang tidak valid yaitu data yang digunakan dalam pengolahan data seperti
dokumen kapal yang berlaku serta arsip-arsip kantor lainnya seperti lembaran Surat
Izin Berlayar (SIB), Laporan Kedatangan dan Keberangkatan Kapal (LK3) dan Crew
List.

b. Analisis data yaitu pengolahan data dengan menggunakan peralatan atau persamaan
yang telah ditentukan sebelumnya, misalnya mesin tik dan komputer.
c. Interprestasi data yaitu penganalisaan data secara deskriptik kualitatif yaitu penjabaran
data-data dalam bentuk penjelasan atau twofis sehingga dapat memberikan gambaran yang
jelas dari penelitian yang dilakukan, contohnya pengertian pelabuhan dan pengertian
kantor.
3.5 Tabel Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Untuk melaksanakan kegiatan penelitian diperlukan suatu jadwal atau schedule
sehingga tercapai suatu penyusunan yang efektif dalam penelitian ini :
Tabel Jadwal Penelitian 3.1
TAHUN 2015-2016
BULAN
NO

Nama
Object

10

11

12

Diskusi
1

buku
referensi
Membahas
judul
Pemilihan
judul &

bimbingan
Penetapan

judul
Seminar
judul
Penyusunan
/ judul
penelitian
Pengambilan

data
penelitian
Penetapan

8
9

judul untuk
proposal
Penyusunan
proposal
Seminar

10

proposal
Bimbingan

11

skripsi
Seminar
hasil

Praktek laut

DAFTAR PUSTAKA
KKP, 2002. Perkapalan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. No. 51/PERMEN/2002..

KKP, 2006. Pengangkatan Syahbandar di Pelabuhan Perikanan. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia. KEP.19/MEN/2006. Diakses pada tanggal 29 Maret 2014,.
KKP, 2009. Wilayah Kerja dan Wilayah Pengoprasian Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong. Keputusan
Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. KEP.11/MEN/2009 .
KKP, 2013. Kesyahbandaran di Pelabuhan Perikanan. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik
Indonesia. Peraturan Pemerintah No.3/PERMEN-KP/2013 Pasal 32. Diakses Lulul, 2014.
Penerbitan SIB,Log book dan PIPP.
Randy Y.C. 2013. Tanggung Jawab Syahbandar Dalam Keselamatan Pelayaran Ditinjau Dari UU Pelayaran
No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran. Lex Administratum, Vol.I/No.1/JanRenaldo, 2011. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kantor Syahbandar Kelas Utama TG. Perak Surabaya.
Suryana, 2010. Data dan Jenis Data Penelitian. http://csuryana.wordpress.com/2010/03/25/ data-dan-jenisdata-penelitian/.

http://www.lintas.me/go/campusline21.blogspot.com/ -prosedur-penanganan-dokumenkapal-pada-kantor-pelabuhan-kanpel-bau-bau-wilayah-kerja-wanci
Diakses pada tanggal 29 Januari 2015, pada pukul 10.00 WIB.

http://informasipelaut.blogspot.com/2011/06/prosedur-menjadi-pelaut-cara-syarat.html
Diakses pada tanggal 29 Maret 2015, pada pukul 20.00 WIB.
http://www.scribd.com/doc/201692544/BAB-I-2-Pkl-penerbitan-SIB-Log-book-dan-PIPP.
Diakses pada tanggal 30 Maret 2015, pada pukul 13.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai