Anda di halaman 1dari 98

INSTITUT TRANSPORTASI DAN LOGISTIK TRISAKTI

PERFORMA TUG AND BARGE DAN OPTIMALISASI PEMUATAN


BATU BARA MENGGUNAKAN FLOATING CRANE DALAM
MENINGKATKAN KINERJA TRANSSHIPMENT DI PT. ARMADA
ROCK KARUNIA

SKRIPSI

DISAMPAIKAN KEPADA PROGRAM MANAJEMEN TRANSPORTASI


LAUT SEBAGAI BAGIAN DARI PERSYARATAN UNTUK
MEMPEROLEH GELAR SARJANA MANAJEMEN (SM)

RIZKILLAH

19B505033015

FAKULTAS MANAJEMEN DAN BISNIS

PROGRAM STUDI MANAJEMEN TRANSPORTASI LAUT

JAKARTA

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Indonesia sebagai negara kepulauan/ maritim, peranan pelayaran adalah sangat


penting bagi kehidupan sosial, ekonomi, pemerintahan, pertahanan/ keamanan, dan
sebagainnya. Bidang kegiatan pelayaran sangat luas yang meliputi angkutan penumpang
dan barang, penjagaan pantai, hidrografi, dan masih banyak lagi jenis pelayaran lainnya.
Bidang kegiatan pelayaran dapat dibedakan menjadi dua yaitu pelayaran niaga dan bukan
niaga. Pelayaran niaga adalah usaha pengangkutan barang, terutama barang dagangan,
melalui laut antar pulau atau pelabuhan. Pelayaran bukan niaga meliputi pelayaran kapal
patroli, survai kelautan, dan sebagainya.

Batu bara adalah salah satu muatan kapal yang sering di angkut oleh kapal kapal
untuk bahan bakar PLTU – PLTU di Indonesia maupun Negara lainnya. Kalimantan
memiliki sumber daya alam (batu bara) yang begitu melimpah, volume produksi batu bara
yang terus meningkat tiap tahunnya memerlukan peningkatan sarana transportasi dan
infrastruktur, sementara itu kondisi geografis pulau Kalimantan dengan tambang batubara
yang terletak dekat dengan sungai memungkinkan pengembangan sarana transportasi air
tanpa pengembangan infrastruktur yang intensif dan biaya mahal, sarana transportasi air
menjadi alternative dalam pengangkutan batu bara dalam jumlah yang banyak dan biaya
transportasi lebih murah di bandingkan transportasi lainnya maka tidak heran transportasi
air menjadi pilihan para penambang batu bara.

Transshipment diterapkan pada pelabuhan yang karena keterbatasan teknisnya tidak


dapat disandari atau melayani kapal yang berukuran besar. Sehingga, muatan (kargo)
terlebih dahulu diangkut menggunakan kapal berukuran kecil untuk kemudian dialihkan ke
kapal yang lebih besar. Praktek seperti ini sering ditemukan pada pengapalan batu bara di
Indonesia. Untuk mengekspor Batu bara dari Kalimantan selatan misalnya, batu bara
diangkut menggunakan tongkang (barge) dari dermaga sungai (yang draft rendah) untuk

1
Institut Transportasi dan Logistik Trisakti
2

dipindahkan ke kapal yang lebih besar (umumnya Bulk Carrier kapasitas di atas 40 ribu
ton) yang berlabuh di lepas pantai.

Tugboat adalah kapal yang dapat digunakan untuk melakukan manuver / pergerakan,
utamanya menarik atau mendorong kapal lainnya di pelabuhan, laut lepas atau melalui
sungai atau terusan. Kapal tunda digunakan pula untuk menarik tongkang. Tug and barge
sering di gunakan untuk memuat batu bara di Kalimantan baik itu transshipment maupun
antar pulau karena memiliki draft rendah sehingga bisa masuk alur sungai sebagai
pemuatan batu bara dan perpindahan moda transportasi. Ketersediaan tug and barge
mempengaruhi jalannya operasional untuk pemindahan batu bara dari dermaga ke kapal
besar agar mencapai efensiensi waktu yang telah di tetapkan. Dalam Transshipment di
wilayah bunati terdapat beberapa masalah yang terjadi pada saat kegiatan operasional
berlangsung diantaranya: Alur perairan jetty yang berada dekat dengan laut lepas, yang
menyebabkan pasang surut sehingga captain tug and barge harus paham dengan wilayah
perairan jetty tersebut untuk menghindari kandasnya barge di alur perairan jetty, dan harus
lebih di perhatikan lagi pada saat maneuvering Tug mengenai tali towing untuk
menghindari tali towing terbelit pada propeller Tug, yang membuat performa tug and barge
tidak maksimum.

Floating crane adalah sebuah alat yang berguna untuk mengangkut muatan. Alat ini
ada yang memiliki mesin induk dan ada yang tidak memiliki mesin induk. Melainkan untuk
dapat menggerakkan alat ini perlu digerakkan oleh Tugboat. Untuk crane jenis ini dapat
mempermudah pekerjaan manusia dengan membantu memindahkan muatan yang berat dan
dalam jumlah yang banyak, yang mana berada di atas permukaan laut. Bagi crane jenis ini,
biasanya juga disebut sebagai sebuah kapal terapung yang di atasnya memiliki crane.
Biasanya dipergunakan untuk mengangkat suatu material berupa batu-batuan. Alat satu ini
tentunya sangat sering dijumpai di area perairan. Umumnya digunakan sebagai penyalur
bahan material dari kapal tongkang kemudian dilanjutkan dengan pemrosesan dan
dimasukkan pada mother vessel. Sistem pengoperasiannya menggunakan loading operation
dan memakai sistem ban berjalan.

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


3

Crane jenis satu ini memiliki alat tambahan yang berguna untuk membantu performa
kinerjanya. Yang pertama ada loader dan dozer. Kedua alat tambahan ini berguna untuk
mempermudahkan jangkauan crane, guna dapat menjangkau muatan yang susah untuk
dicapai. Floating crane berperan penting dalam transshipment sebagai alat pemindahan dari
tongkang ke kapal besar dengan waktu yang telah di tetapkan.sehingga ketersediaan tug
and barge dan proses pemindahan batu bara dari tongkang ke kapal besar menggunakan
floating crane dapat di lakukan secara efesiensi dan efektif. Adanya minimum loading rate
yang telah di sepakati untuk melakukan pemuatan batu bara dari tongkang ke mother vessel
menggunakan floating crane yang harus kita capai, terdapat kendala saat loading operation
berlangsung diantara rusaknya loader & dozer, putusnya wire crane mengakibatkan loading
rate pada floating crane tidak tercapai target.

Pada Transshipment di haruskan memiliki Planing dan simulasi untuk berjalannya


transshipment yang di lakukan dengan cara mempersiapkan cargo yang akan di muat di
stock pile jetty, Surveyor team, menyiapkan tug and barge yang di perlukan untuk
memenuhi stowage plan pada mother vessel, menyiapkan floating crane untuk
memindahkan batu bara dari tongkang kedalam palka mother vessel, menunjuk agent untuk
pengurusan perizinan dan kebutuhan kapal selama dalam wilayah tersebut dan menunjuk
PBM guna untuk pengaturan pemuatan di mother vessel. Skema Transshipment ini harus
berjalan lancar agar terhindar dari Demmurage mother vessel dan sesuai pada laytime yang
yang sudah di tetapkan. Demmurage bisa terjadi di sebabkan karena human eror atau force
major seperti : pasang surut alur jetty, kandas pada barge, kerusakan pada conveyor jetty,
kerusakan pada floating crane, semua itu harus di perhitungkan agar berjalannya suatu
transshipment dengan tepat waktu.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam dan
mengemukakan dalam bentuk skripsi dengan judul PERFORMA TUG AND BARGE
DAN OPTIMALISASI PEMUATAN BATU BARA MENGGUNAKAN FLOATING
CRANE DALAM MENINGKATKAN KINERJA TRANSSHIPMENT DI PT. ARMADA
ROCK KARUNIA.

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


4

1.2. Rumusan Masalah

Adanya latar belakang yang tersaji di atas dapat diambil suatu perumusan
pembahasan suatu masalah yang di hadapi oleh PT. Armada Rock Karunia sebagai berikut :

1. Kandasnya Barge di alur perairan Jetty / Dermaga di wilayah bunati – Kalimantan


selatan.
2. Loading rate pada floating crane tidak mencapai target pada pemuatan dari Barge ke
Mother Vessel.
3. Terjadinya demmurage pada laytime yang di berikan untuk pemuatan batu bara pada
mother vessel di bunati – Kalimantan selatan

1.3. Tujuan Penelitian

Penulis ingin membandingkan dan mempraktekan antara teori – teori yang telah di
dapat maupun di studi kepustakaan dengan keadaan dilapangan suatu pekerjaan pada PT.
Armada Rock Karunia, sehingga penulis mempunyai beberapa tujuan yaitu:

1. Untuk mengetahui penyebab kandasnya barge dan bebas kandas pada barge di alur
perairan Jetty / Dermaga di wilayah bunati – Kalimantan selatan.
2. Untuk mengetahui loading operation floating crane dan penyebab loading rate tidak
mencapai target.
3. Untuk mengetahui skema pengaturan Transshipment agar tidak terjadinya
demmuarge pada laytime yang sudah di tetapkan.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Teoritis
Di harapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi orang-orang yang membaca
ataupun yang akan membuat penelitian selanjutnya sebagai referensi penelitian.
Semoga penelitian ini memberi wawasan yang lebih terhadap pengaturan

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


5

Transshipment di Indonesia dengan performa tug and barge mengangkut batubara dan
optimalisasi pemuatan batubara oleh floating crane.

1.4.2. Praktis
1. Bagi penulis
a. Penulis dapat memahami pengaturan tug and barge untuk memenuhi volume
batu bara yang di muat setiap bulan.
b. Penulis dapat memahami alur perairan di jetty/ dermaga dan memahami
spesifikasi tug and barge melalui alur perairan jetty/ dermaga tersebut.
c. Penulis dapat menghitung loading rate suatu floating crane dan mengantisipasi
loading rate bila tidak tercapai target.
d. Penulis dapat menganalisa kendala kendala yang terjadi pada crane saat
loading operation berjalan.
e. Penulis dapat menganalisa skema pengaturan transshipment agar terhindar
dari demmurage.
2. Bagi Institut
Hasil penelitian ini dapat menjadi perhatian untuk lebih meningkatkan mutu
pendidikan dan pelatihan untuk dapat menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas dan terampil sehingga dapat bersaing di dunia kerja.
3. Bagi Perusahaan
Bagi PT. Armada Rock Karunia hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai
masukan atau sebagai pengambilan keputusan dan kebijakan di masa yang akan
datang mengenai performa tug and barge dan optimalisasi pemuatan batu bara
oleh floating crane pada transshipment.
4. Bagi pembaca
Bagi pembaca untuk menambah wawasan dan gambaran tentang suatu
pengapalan Transshipment.
5. Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai masukan /
referensi tentang suatu pengapalan pada Transshipment.

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


6

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

PT. Armada Rock Karunia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang


Transportasi Laut yang memiliki jenis kapal Tug and Barge, Self Propeler Crane Barge
(Floating Crane) dan Self Propeler Barge. Bidang usaha yang di jalankan mengangkut batu
bara dari dermaga hingga ke mother vessel untuk di bongkar melalui floating crane yang
memindahkan batu bara dari Barge di pindahkan ke mother vessel. Perusahaan
menyediakan kebutuhan tug and barge pada volume batu bara di mother vessel guna
kelancaran operasional transshipment dengan laytime yang sudah di tentukan untuk
menghindari demmurage yang terjadi. Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka
penulis membatasi hanya sebatas “performa tug and barge dan optimalisasi pemuatan batu
bara menggunakan floating crane pada transshipment oleh pt. Armada rock karunia
transshipment”

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini untuk memudahkan pembaca supaya dapat mengerti
tentang uraian dan analisis permasalahan yang di bahas, dibagi dalam 5 bab dan masing
masing bab terdiri dari beberapa sub bab yang mana keseluruhan materi merupakan bagian
yang tidak dapat di pisahkan.

BAB 1 : PENDAHULUAN

Pada bab Pendahuluan ini, penulis menguraikan latar belakang masalah, perumusan
suatu masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian serta
sistematika penulisan skripsi

BAB II : TINJAUAN LITERATUR

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


7

Menguraikan teori yang berkaitan dengan judul skripsi secara deduktif dari teori yang
berlingkup luas hingga ke teori yang akan digunakan untuk menganalisis
permasalahan, sehingga memudahkan untuk menganalisis, setiap bentuk rujukan,
terutama kutipan-kutipan haruslah jelas menyebutkan sumbernya, dan kutipan harus
menggunakan menggunakan standar APA Style

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bagian ini peneliti mendeskripsikan jenis dan pendekatan penelitian yang
digunakan, kuantitatif, kualitatif atau mixed method. Tiap pendekatan penelitian
memiliki prosedur penelitian, metode dan alat analisis yang spesifik. Perbedaan
pendekatan penelitian akan terlihat berbagai aspek yang mendasarinya yaitu cara
berpikir, asumsi, metode, dan peran peneliti.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini yang di bahas adalah deskripsi data penelitian merupakan penjelasan
singkat mengenai objek penelitian, analisis data yang menjelaskan hasil data yang di
peroleh dan teknik analisisnya, pembahasan merupakan bagian yang sangat penting
dalam skripsi karena pada bagian ini peneliti menghubungkan keseluruhan bagian
mulai dari rumusan masalah, teori dan penelitian terdahulu, dan hasil penelitian.

BAB V : KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

Merupakan bab terakhir dari penulisan skripsi yang terdiri dari kesimpulan yaitu
suatu uraian singkat yang dijabarkan dari jawaban pertanyaan penelitian yang
merupakan hasil penelitian dan pembahasan dan implikasi ditujukan untuk pengambil
keputusan dalam konteks bisnis yang sesuai dengan pembahasan dan simpulan.

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


BAB II

TINJAUAN LITERATUR

2.1. Manajemen

Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia
dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat dan profesi. Dikatakan sebagai ilmu oleh
Luther Gulick karena manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara
sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama untuk
mencapai tujuan dan membuat sistem kerja sama ini lebih bermanfaat bagi
kemanusiaan.(Eri Susan, 2019)

Menurut Sutarno (2018:4) menyatakan Manjemen adalah merupakan proses


merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan pekerjaan anggota dan
menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran organisasi yang
sudah di tetapkan.

Hasibuan yang di kutip Husaini dan happy fitria mendefinisikan Manajemen berasal
dari kata “to manage“ yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan
diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu, jadi manajemen itu merupakan
suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. (Husaini & Fitria, 2019)

Dari beberapa pengertian diatas dapat di simpulkan Manajemen adalah ilmu dan seni
mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia, merencanakan, mengorganisasikan,
memimpin, dan mengendalikan pekerjaan anggota dan sumber-sumber lainnya secara
efektif dan efisien, untuk mencapai tujuan organisasi yang di inginkan

8
Institut Transportasi dan Logistik Trisakti
9

2.1.1. Pelabuhan

pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan dan sekitarnya
dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan Pemerintahan dan kegiatan
layanan jasa. Utamanya pelabuhan adalah tempat kapal bersandar, berlabuh, naik
turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat
perpindahan intra dan antar moda transportasi.(Adris.A.Putra & Djalante, 2016)

Pelabuhan merupakan bandar yang dilengkapi dengan bangunan-bangunan


untuk pelayanan muatan dan penumpang seperti dermaga, tambatan, dengan segala,
perlengkapannya. (Fisu, 2016)

pelabuhan adalah perairan yang berada di depan dermaga yang digunakan untuk
bersandarnya kapal. Secara fungsional batas-batas pelabuhan sudah ditentukan
dengan tepat, tetapi secara teknis pelabuhan dibatasi oleh daratan, pemecah
gelombang, dermaga, atau batas administrasi pelabuhan. Luas kolam pelabuhan harus
cukup menampung kapal yang tambat labuh setiap harinya. Oleh karena itu,
dibutuhkan perencanaan dan perhitungan yang matang guna menentukan tingkat
kebutuhan dari fasilitas fasilitas yang akan dikembangkan. Dalam jurnal (Akbar,
2018)

Dari beberapa pengertian diatas dapat di simpulkan Pelabuhan adalah tempat


yang terdiri dari daratan dan perairan dan sekitarnya dengan dibatasi daratan,
pemecah gelombang, dermaga, atau batas administrasi pelabuhan sebagai tempat
kegiatan Pemerintahan dan kegiatan layanan jasa. pelabuhan bisa dikatakan sebagai
gerbang suatu Negara yang memfasilitasi tempat kapal bersandar, berlabuh, naik
turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan keselamatan
pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra
dan antar moda transportasi.

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


10

Dermaga dibedakan menjadi tiga tipe yaitu wharf, pier, dan jetty. Pada
umumnya struktur jetty berupa struktur terbuka, sedang struktur wharf dan pier bisa
struktur tertutup maupun terbuka. Struktur terbuka berupa dermaga yang didukung
oleh tiang pancang, dan struktur tertutup bisa berupa dinding gravitasi atau dinding
turap. Jetty adalah bangunan dermaga yang menjorok ke tengah perairan agar ujung
dermaga berada pada kedalaman yang cukup untuk merapatkan kapal. (Abdi
Kurniawan, Budi Nugroho, 2016) Rail Mounted Quantry Crane dalam penelitian ini
disajikan pada Gambar 2.1 sebagai berikut.

Gambar 2.1 Rail Mounted Quantry Crane

Sumber : Data di olah oleh (Abdi Kurniawan, Budi Nugroho, 2016)

2.1.2. Tug and Barge

Tug Boat merupakan kapal yang digunakan untuk menarik tongkang dengan
daya mesin yang cukup besar. Karena tug boat tersebut harus menarik tongkang yang
memiliki hambatan yang cukup besar. Tongkang adalah benda apung yang digunakan
untuk mengangkut muatan curah berupa batu bara, pasir, dan lain sebagainya.
Tongkang sendiri memiliki bentuk lambung yang menyerupai balok, dimana Cb
mendekati 1, dan tidak ada system propulsi, listrik, ataupun perpipaan yang
mendukung tongkang ini. (Silalahi et al., 2016)

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


11

Tug Boat adalah jenis kapal pemandu yang biasa digunakan untuk menarik dan
mendorong kapal besar di pelabuhan, memandu kapal besar pada jalur yang
berbahaya, memperbaiki kapal dilaut, melakukan penyelamatan pada air seperti
memadamkan api dan salvage. (Damanik et al., 2016)

Tug Boat merupakan jenis kapal khusus yang digunakan untuk menarik atau
mendorong kapal di pelabuhan, laut lepas atau melalui sungai. Kapal ini digunakan
pula untuk menarik tongkang, kapal rusak dan peralatan lainnya dan memiliki tenaga
yang besar bila dibandingkan dengan ukurannya. (Astutik, 2016)

Dari beberapa pengertian diatas Tug Boat adalah kapal tunda dengan berbagai
fungsi dan kebutuhan bagi pemilik kapal. kapal khusus yang digunakan untuk
menarik atau mendorong kapal di pelabuhan, laut lepas atau melalui sungai. Kapal ini
digunakan pula untuk menarik tongkang. Tongkang adalah benda apung yang
digunakan untuk mengangkut muatan curah berupa batu bara, pasir, dan lain
sebagainya.

Sesuai dengan daerah pelayarannya menurut Tasrun Sjahrun dalam jurnal


(Astutik, 2016) kapal tunda dapat digolongkan menjadi :

a. Kapal tunda pelayaran besar (Ocean Going Tug),


merupakan salah satu jenis kapal tunda yang daerah pelayarannya di laut luar
dan kapal ini biasanya digunakan sebagai penyuplai bahan bakar dari hasil
kilang minyak (Anchor Handling Suplay Vessel).
b. Kapal tunda pelayaran pantai (Coastwise and Estuary Tug)
merupakan jenis kapal tunda yang daerah pelayarannya hanya disekitar perairan
pantai.
c. Kapal tunda pelabuhan dan pengerukan (Estuary and Harbour)
merupakan salah satu jenis kapal tunda yang digunakan untuk menarik atau
mendorong kapal yang ada di pelabuhan dan juga berfungsi sebagai penarik
kapal keruk.
d. Kapal tunda perairan dangkal (Shallow Draught Pusher Tug)

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


12

merupakan jenis kapal tunda yang memiliki sarat rendah.


e. Kapal tunda sungai dan dok (River and Dock Tug)
merupakan jenis kapal tunda yang memiliki kemampuan tarik kurang dari 3
knot dan hanya menunda kapal disekitar area sungai.

2.1.3. Indikator Performa Tug and Barge

Suatu hasil kerja dari manusia atau mesin di bandingkan dengan standar kerja
yang di tetapkan. Kinerja kapal menunjukkan seberapa handal kapal dalam
melaksanakan kegiatan operasionalnya. Bimco (2015) dalam jurnal (Winarto et al.,
2017) menyebutkan bahwa indikator performa tug and barge ialah sebagai berikut:
a. Kecepatan Kapal (Speed)
Knot merupakan satuan kecepatan yang sama dengan satu mil laut (1,852 km),
Kecepatan dalam knot adalah kecepatan di atas tanah, dan tidak kecepatan
dalam air. Kecepatan kapal dalam berlayar berpengaruh dalam performa kapal
dikarenakan semakin cepat kapal semakin banyak trip yang di dapat.
b. Jumlah hari operasional kapal dalam sekali pelayaran (Round trip days,RTD)
Waktu hari yang dibutuhkan kapal untuk menempuh satu kali perjalanan dari
loading port menuju discharge port lalu kembali lagi ke loading port. Semakin
kecil RTD semakin banyak trip yang di dapat.
c. Konsumsi Bahan Bakar Kapal (Bunker Consumption)
besar pemakaian bahan bakar kapal ditentukan oleh lamanya waktu kapal di
laut dan di pelabuhan, dan besar tenaga penggerak kapal dan mesin bantu,
pemakaian bahan bakar di laut (consumption at sea) digunakan untuk mesin
penggerak utama kapal dan mesin bantu kapal, sedangkan untuk pemakaian
bahan bakar di pelabuhan (consumption in port) digunakan untuk mesin bantu
kapal. Besarnya konsumsi bahan bakar minyak dapat langsung ditentukan
dengan menggunakan persamaan berikut, dengan tambahan variabel sisa bahan
bakar di kapal (ROB, remaining on board), pemakaian bahan bakar di

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


13

pelabuhan keberangkatan (bunker ATD) dan kedatangan (ATA). Total


Consumption = Consumption at sea + Consumption at port.
d. Ketersediaan Tonase (Tonnage Availability)
Jumlah ruang muat yang tersedia pada kapal untuk mengangkut nominasi kargo
yang di rencanakan. Pemuatan pada kapal optimal sesuai dengan tonnage
avaibility untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

2.1.4. Ketepatan Waktu Clearance Kapal

Kapal yang akan memasuki pelabuhan wajib memenuhi ketentuan clearance in


dan clearance out oleh Syahbandar. Oleh karena itu ketika akan masuk pelabuhan
nahkoda biasanya memberitahukan akan kedatangan kapalnya kepada SROP (Stasion
Radio Pantai) untuk mendapatkan informasi kondisi pelabuhan tersebut. Dan Nakoda
juga memberitahukan kepada pihak Agency untuk mengurus clearance in. Dan jika
kapal bertolak dari luar negeri maka pengurusannya berupa dokumen keimigrasian,
karantina, kesehatan pelabuhan, dan bea & cukai. Hal ini dimaksudkan agar ketika
kapal tiba dan sandar di pelabuhan semua dokumen telah mendapat clearance in oleh
Syahbandar. Demikian sebaliknya saat kapal akan berangkat, Agency terlebih dahulu
mengurus dokumen - dokumen kapal serta pemeriksaan fisik kapal untuk
mendapatkan surat persetujuan berlayar. Dokumen tersebut diantaranya : Surat
Sailing Declaration dari Nakoda/keagenan, Dokumen kapal, Bukti pembayaran PNBP
(Penerimaan Negara Bukan Pajak) dan jasa Kepelabuhanan, manifest muatan, dan
clearance dari instansi terkait seperti kesehatan kepelabuhanan. Tambatan, bila kapal
berlayar dari/ke luar negeri maka kapal wajib memiliki dokumen ISSC/sertifikat
keamanan kapal. Berikut adalah proses pengurusan clearance out kapal, :
a. Satu jam sebelum keberangkatan kapal, petugas pengurusan clearance, Agency
mendaftarkan kembali di loket pendaftaran syahbandar bagian layak layar
bahwa kapal akan berangkat dengan melampirkan ;
1) Surat Permohonan Penerbitan SPB
2) Surat Pernyataan Nahkoda Tentang Keberangkatan Kapal

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


14

3) SIB Karantina Kesehatan


4) Crew list
5) BL CM
6) Kwitansi uang rambu
b. Setelah diproses, maka Syahbandar menugaskan petugas cek fisik (Bagian
layak laut) untuk melakukan cek fisik kapal seperti stabilitas atau kemiringan
kapal.
c. Setelah kapal selesai di cek fisik dan dinyatakan Layak Laut maka Syahbandar
menerbitkan Surat Persetujuan Berlayar (SPB).
d. Petugas clearance mengambil dokumen - dokumen kapal yang disimpan di
Syahbandar dan membawa kembali semua dokumen - dokumen tersebut ke
kapal. Dalam (Drs. et al., 2016)

2.1.5. Alur Jetty Area

Pasang surut merupakan fenomena naik turunnya permukaan air laut pada suatu
periode tertentu. Pasang surut merupakan fenomena naik turunnya permukaan air laut
dengan periode sekitar 12.4 jam atau 24.8 jam. Fenomena pasang surut ini
berpengaruh terhadap perubahan dari bentuk bumi dan atmosfer. Pengamatan pasang
surut di lakukan untuk mendapatkan tinggi nol dari permukaan air laut yang nantinya
kedalaman suatu titik di dasar perairan atau ketinggian titik di pantai mengacu pada
permukaan laut yang di anggap sebagai bidang referensi atau di sebut sebagai datum
vertikal. (Naufal, 2019)

Kendala yang sering terjadi pada tug and barge saat operation adalah sebagai
berikut : Kandasnya barge di alur saat memasuki wilayah jetty cukup sering terjadi di
wilayah jetty STU – Bunati Kalimantan Selatan. Kerugian yang mungkin paling
banyak dialami kapal tunda dan tongkang adalah kandas dan karam.
Hal ini umumnya disebabkan oleh suatu faktor atau kombinasi dari beberapa faktor
seperti kerusakan mesin, tarikan kapal tunda yang kurang kuat, peta navigasi yang

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


15

tidak diperbarui, serta kerusakan pada tali atau roda gigi penarik. Terbaliknya kapal
juga umumnya disebabkan oleh faktor-faktor di atas, dan kadang kala diakibatkan
oleh penempatan dan/atau pengaturan kargo yang menyebabkan ketidakstabilan atau
kerusakan struktural.

2.1.6. Laik Laut Kapal

Transportasi kapal tentu di perhatikan oleh pemerintah misalnya kapal untuk


pengangkutan barang antar pulau tentu berbeda dengan kapal penyeberangan selat,
danau dan sebagainya. Hal ini menjadi perhatian penting bagi pemerintah untuk
membentuk regulasi dalam rangka untuk mengatur hal-hal bagaimana pendaftaran
kapal yang akan berlayar, jenis kapal yang sesuai dengan medan pelayarannya,
selektif dalam merekrut nakhoda-nakhoda beserta awak-awak kapal yang
professional sesuai dengan bidang nya. Indonesia telah mengundangkan Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, Peraturan Pemerintah Nomor 20
Tahun 2010 tentang Angkutan Perairan, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 20
Tahun 2015 tentang Standar Keselamatan Pelayaran dan masih banyak undang–
undang dan peraturan–peraturan lain nya yang mengatur segala hal ikhwal yang
berkaitan dengan lalu lintas lewat laut, pengangkutan barang dan atau orang melalui
laut, kegiatan kenavigasian dan perkapalan sebagai sarana tranportasi laut termasuk
aspek keselamatan serta penegakan hukumnya.
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, dalam Pasal 117 huruf
(a) berbunyi: Keselamatan dan keamanan angkutan perairan yaitu kondisi
terpenuhinya persyaratan:
1. kelaiklautan kapal;
2. kenavigasian.
yang pada ayat (2) dijelaskan lebih rinci mengenai kategori Kelaikkapal dijelaskan
yang dimaksud pada ayat (1) huruf (a) wajib dipenuhi setiap kapal sesuai dengan
daerah pelayarannya yang meliputi:
1. keselamatan dan keamanan kapal;

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


16

2. perhatian utama pencemaran dari kapal;


3. pengendalian kapal;
4. batas pemuat kapal dan pemuatan;
5. kesejahteraan anak buah kapal dan kesehatan penumpang;
6. status hukum kapal;
7. pengaturan keselamatan dan perhatian pencemaran dari kapal; dan
8. pengaturan keamanan kapal.
Pasal 117 ayat (3) yang menyatakan memenuhi semua standar persyaratan kelaik
kapal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan sertifikat dan surat
kapal, Pasal 122 berbunyi sebagai berikut: Setiap ppengendalian kapal dan pelabuhan
harus memenuhi standar persyaratan keselamatan dan keamanan serta perlindungan
lingkungan kelautan. (Alexandro & Rahmawati, 2019)

2.2. Optimalisasi

Optimalisasi adalah proses pengoptimalkan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,


kata optimalisasi berasal dari kata optimal yang berarti terbaik, tertinggi. Sedangkan yang
dimaksud dengan pengoptimalan adalah proses, metode, tindakan pengoptimalan
(memperoleh yang terbaik atau maksimal). Jadi optimalisasi adalah suatu sistem atau usaha
untuk mendapatkan yang terbaik atau yang paling banyak. (Albireo, 2019)

Optimalisasi adalah proses pencarian solusi yang terbaik, tidak selalu keuntungan
yang paling tinggi yang bisa dicapai jika tujuan pengoptimalan adalah memaksimumkan
keuntungan, atau tidak selalu biaya yang paling kecil yang bisa ditekan jika tujuan
pengoptimalan adalah meminimumkan biaya. (Samosir et al., 2019)

optimalisasi adalah suatu tindakan, proses, atau metodologi untuk membuat sesuatu
(sebagai sebuah desain, sistem, atau keputusan) menjadi lebih atau sepenuhnya sempurna,
fungsional, atau lebih efektif. (Octavianus & Diptera, 2019)

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


17

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan Optimalisasi adalah suatu sistem, usaha,
desain atau keputusan untuk mendapatkan yang terbaik atau yang paling banyak menjadi
lebih atau sepenuhnya sempurna, fungsional, atau lebih efektif.

Ada tiga elemen permasalahan optimalisasi yang harus diidentifikasi, yaitu: tujuan,
alternative keputusan, dan sumber daya yang dibatasi.
a. Tujuan Tujuan bisa berbentuk maksimisasi atau minimisasi. Bentuk maksimisasi
digunakan jika tujuan pengoptimalan berhubungan dengan keuntungan, penerimaan,
dan sejenisnya. Bentuk minimisasi akan dipilih jika tujuan pengoptimalan
berhubungan dengan biaya, waktu, jarak, dan sejenisnya. Penentuan tujuan harus
memperhatikan apa yang diminimumkan atau maksimumkan.
b. Alternatif Keputusan Pengambilan keputusan dihadapkan pada beberapa pilihan
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Alternatif keputusan yang tersedia tentunya
alternatif yang menggunakan sumber daya terbatas yang dimiliki pengambil
keputusan. Alternatif keputusan merupakan aktivitas atau kegiatan yang dilakukan
untuk mencapai tujuan.
c. Sumber Daya yang Dibatasi merupakan pengorbanan yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan. Ketersediaan sumber daya ini terbatas. Keterlibatan
ini yang mengakibatkan dibutuhkanya proses optimalisasi.

Dari penjelasan mengenai optimalisasi diperoleh kesimpulan bahwa manfaat dari


optimalisasi adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi tujuan
b. Mengatasi kendala
c. Pemecahan masalah yang lebih tepat dan dapat diandalkan
d. Pengambilan keputusan yang cepat. Dalam proses pemuatan untuk mencapai
optimalisasi banyak hal yang harus diperhatikan terutama dalam menyusun rencana
pemuatan akan menjadi landasan dalam melakukan pemuatan. maka kesimpulan dari
optimalisasi adalah sebagai upaya, proses, cara, dan perbuatan untuk menggunakan
sumber – sumber yang dimiliki dalam rangka mencapai kondisi yang terbaik, paling

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


18

menguntungkan dan paling diinginkan dalam batas – batas tertentu dan kriteria
tertentu. (Samosir et al., 2019)

2.2.1. Indikator optimalisasi pemuatan batu bara menggunakan Floating Crane

(Nelwan et al., 2019) Pemuatan Menggunakan Floating Crane pada umumnya


hanya di pakai untuk kapal – kapal yang tidak mempunyai crane dan biasanya untuk
kapal yang memiliki muatan diatas 50.000 MT. Floating Crane yang digunakan pada
saat akan melaksanakan pemuatan harus berada pada sisi kanan atau kiri lambung
kapal yang harus di sesuaikan dengan posisi dan letak crane. Indikator pada
optimalisasi pemuatan batu bara menggunakan floating crane yaitu sebagai berikut:
a. Alat Berat dikapal
Alat berat mempunyai peran penting dalam pemuatan batu bara. Floating crane
tidak bisa kerja tanpa bantuan alat berat tersebut. Alat berat yang di gunakan
dalam pemuatan biasanya ada 3 yaitu : 1 Loader, 2 Dozer. Alat berat berfungsi
sebagai pendorong dan meratakan muatan.
b. Pengecekan berkala pada alat berat dan crane
Pengecekan berkala pada alat berat dan crane untuk meminimalisir kerusakan
pada alat berat dan crane di karenakan alat berat dan crane terus bekerja sampai
pemuatan completed. Floating Crane sebaiknya memiliki alat berat dan crane
lebih dari untuk cadangan apabila mengalami kerusakan dan sebagainya.
c. Koordinasi
Koordinasi yang baik sangat di perlukan dalam pemuatan batu bara
menggunakan floating crane untuk mencapai optimalisasi pemuatan dan
terhindar dari kesalah pahaman. Pihak – pihak yang mempunyai peran dalam
pemuatan batu bara menggunakan floating crane diantaranya : Shipper sebagai
pemilik muatan, foreman sebagai pengaturan bongkar muat, mother vessel
sebagai kapal yang dimuat dan Floating Crane sebagai alat pengangkutan
muatan dari barge ke mother vessel
d. Sumber daya Manusia

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


19

Salah satu faktor yang sangat penting bahkan tidak dapat lepaskan dari sebuah
organisasi. Individu yang bekerja dalam sebuah organisasi untuk pengoperasian
atau penggerak bisnis, oleh sebab itu skill atau kemampuan sangat di butuhkan
untuk mencapai tujuan suatu organisasi.

2.2.2. Jenis - jenis Floating crane

Terdapat jenis – jenis Crane yang berada di atas kapal dan kegunaannya yang
berbeda-beda. Meskipun pada umumnya sering digunakan untuk mengangkut batu
bara. Berikut jenis-jenis dari floating crane, antara lain : (Alvin Vivian, 2020)
a. Twins Crane, twins crane ini biasanya menggunakan dua atau double crane.
Yang mana dapat berguna untuk mengambil lebih banyak material.
b. Single Crane, Sedangkan untuk single crane ini seperti pada crane biasanya.
Yakni hanya menggunakan satu crane saja di atas kapalnya.
c. Conveyor, Umumnya alat ini memiliki fungsi dan tujuan yang sama dengan
crane. Masing-masing dari alat tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan
yang berbeda-beda di setiap jenisnya. Untuk tipe conveyor ini biasanya
diperuntukkan mengangkut muatan dan pembongkaran yang lebih banyak dan
lebih cepat.

Umumnya crane ini sering digunakan untuk mengangkat atau memindahkan


batu bara. Pemindahan ini biasanya disebut dengan istilah transhipment. Hal ini
biasanya disebut proses bongkar muat yang mana bagian materialnya tidak langsung
dikirim tetapi di transit ke suatu tempat terlebih dahulu. Dengan menggunakan
floating crane ini tentunya memberikan sebuah keuntungan, yakni :
a. Menghemat waktu dalam melakukan pemuatan,
b. Crane ini dapat dimuat pada ukuran kapal tertentu seperti panamaz maupun
capsize,
c. Dapat mengurangi adanya suatu polusi,
d. Material dalam sekali mengangkut dapat terisi banyak muatan,

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


20

e. Mengurangi penanganan muatan ganda.

2.2.3. Peralatan Floating Crane

Floating crane harus memiliki alat bantu untuk memperlancar operasional


pemuatan dari tongkang ke mother vessel, terutama alat berat loader dan dozer guna
untuk mendorong cargo pada tongkang yang jaraknya tidak bisa di jangkau oleh
crane, diantaranya peralatan floating crane sebagai berikut:
a. Dozer
Alat berat yang digunakan dalam proses pemuatan batubara yang mempunyai
roda seperti rantai dan besi berbentuk pipih pada bagian depannya yang
digunakan untuk mendorong, menggali, dan meratakan muatan.
b. Loader
Alat berat yang digunakan untuk proses pemuatan batubara mempunyai roda
ban (Karet) sehingga lebih mudah untuk bermanuver dan mempunyai besi yang
berbentuk pipih pada ujung depannya yang digunakan untuk mendorong dan
menggali tanah
c. Excavator
Alat berat yang mempunyai grab dan mampu menjangkau muatan lebih jauh
yang digunakan untuk menggali muatan yang susah sehingga dapat kembali
menjadi lebih mudah untuk didorong menggunakan alat berat dozer.
d. Fender
Alat yang digunakan untuk melindungi bagian lambung kapal yang berbentuk
karet dari segala bentuk goresan dan hantaman akibat dari kesalahan dalam
menyandarkan kapal tongkang.
e. Sling / Wire
Sejenis tali baja yang ciri khasnya adalah mempunyai mata atau simpul yang
digunakan untuk mengangkat alat-alat berat.
f. Tandon minyak bahan bakar
Tabung atau wadah berbentuk persegi atau tabung yang berisi bahan bakar

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


21

dozer yang digunakan untuk mengisi kembali bahan bakar yang sudah habis.
(Akram, 2020)

2.2.4. Bongkar Muat

Pengertian Bongkar Muat. Bongkar muat merupakan kegiatan bongkar atau


muat dari dan atau ke kapal, dari dan atau ke dermaga, tongkang, gudang, truk atau
lapangan dengan menggunakan derek kapal atau alat bantu pemuatan lainnya.
(Logahan & Bivariat, 2016)

Bongkar muat langsung ke atas truk/tongkang (truck/prauw lossing) adalah


pekerjaan membongkar dari sling/jala (ex tackle) di lambung kapal ke atas kendaraan
di dermaga atau ke atas palka tongkang, termasuk pekerjaan menyusun di atas
kendaraan atau memadatkannya dalam tongkang. Atau pekerjaan kebalikannya:
Pekerjaan mengangkut dari susunan di atas kendaraan atau palka tongkang serta
memasukkannya ke dalam sling/jala. (Zainul Arifin, 2019)

Bongkar muat adalah memindahkan barang - barang dari alat angkut darat dan
untuk melaksanakan kegiatan pemindahan muatan tersebut dibutuhkan tersedianya
fasilitas atau peralatan yang memadai dalam suatu cara atau prosedur pelayanan.
(Nurdin & Gulo, 2016)

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan Bongkar muat adalah memindahkan


barang – barang pekerjaan membongkar dari sling/jala (ex tackle) di lambung kapal
ke atas kendaraan di dermaga atau ke atas palka tongkang, termasuk pekerjaan
menyusun di atas kendaraan atau memadatkannya dalam tongkang atau sebaliknya.
kegiatan pemindahan muatan tersebut dibutuhkan tersedianya fasilitas atau peralatan
yang memadai dalam suatu cara atau prosedur pelayanan.

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


22

Gambar 2.2 Bongkar Muat Batu bara

Sumber : Data DocPlayer 2018

2.2.5. Safety Bongkar Muat

Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi risiko kecelakaan kerja, yakni faktor
manusia, faktor lingkungan dan faktor mesin atau peralatan. Faktor manusia dapat
disebabkan oleh usia yang tidak lagi produktif, tingkat pendidikan yang minim, jenis
kelamin dan lainnya. Faktor lingkungan dapat menyebabkan kecelakaan kerja seperti
tempat kerja tidak aman, ada di daerah rawan bencana, Kondisi suhu ditempat kerja
ekstrim, dan lain-lain. Kemudian, faktor peralatan atau mesin yang dapat
menyebabkan kecelakaan kerja, karena peralatan dan mesin rusak, susah dioperasikan
atau tidak layak, kondisi mesin rusak bisa saja sebabkan kecelakaan kerja. Selain itu,
peralatan atau mesin yang jaraknya jauh dari pekerja dan susah dijangkau juga bisa
saja menjadi pemicu kecelakaan kerja.

Menurut Suma’mur (1996) dalam jurnal (Agung & A., 2016) salah satu cara
untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja adalah dengan menggunakan APD (alat
pelindung diri) secara tepat. APD merupakan suatu alat atau pengaman yang berguna
untuk melindungi atau meminimalisir terjadinya kecelakaan. APD yang digunakan

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


23

pada bongkar muat seperti safety shoes, helm pengaman, rompi skotlet, pelatihan
handling muatan / alat secara berkala dan melakukan safety briefing setiap hari
sebelum melakukan pekerjaan serta pemberian rambu peringatan pada deck kapal.

Menurut Suma’mur (1996) dalam jurnal (Agung & A., 2016) , alat pelindung
diri adalah suatu alat yang dipakai untuk melindungi diri atau tubuh terhadap bahaya-
bahaya kecelakaan kerja. Jadi alat pelindung diri adalah merupakan salah satu cara
untuk mencegah kecelakaan dan secara teknis APD tidaklah sempurna dapat
melindungi tubuh akan tetapi dapat mengurangi tingkat keparahan dari kecelakaan
yang terjadi. Peralatan pelindung tidak menghilangkan ataupun mengurangi bahaya
yang ada. Peralatan ini hanya mengurangi jumlah kontak dengan bahaya dengan cara
penempatan penghalang antara tenaga kerja dengan bahaya. Banyak faktor yang
dapat mengurangi efektivitas dari peralatan pelindung. Efektivitas system ini juga
sangat bergantung pada perilaku tenaga kerja, tanpa peralatan yang tepat, pelatihan
yang memadai, penyimpanan dan perawatan yang baik, aplikasi peralatan pelindung
tenaga kerja tidak akan efektif dalam mengendalikan bahaya.

Gambar 2.3 Penerapan Safety Bongkar Muat

Sumber : (Hendrawan, 2020)

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


24

2.2.6. Muatan Batu Bara

Salah satu bahan bakar fosil. batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk
dari endapan organik, bahan utamanya sisa-sisa tumbuhan. Batu bara memiliki
sebuah unsur-unsur utama terdiri dari karbon, hydrogen, dan oksigen. Batuan non
organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui.

Menurut BC (Bulk Carrier) CODE (2001:67) di jelaskan bahwa muatan curah


batu bara mempunyai stowage factor 0.79 to 1.53 m 3 /t, yang dapat mengeluarkan
gas methane yaitu gas yang dapat menyebabkan ledakan atau kebakaran. Batu bara
merupakan muatan berbahaya, batu bara termasuk kelas ke IV yaitu Flamable Solid
(benda padat yang dapat menyala / terbakar). Batu bara merupakan senyawa Carbon
(C) yang sangat berbahaya. Untuk itu penanganan batu bara di atas kapal harus benar-
benar diperhatikan, setiap Negara mempunyai peraturan mengenai pengamanan
pemuatan muatan berbahaya ini

Penanganan pemuatan yang dilakukan di atas kapal merupakan salah satu


kecakapan pelaut yang menyangkut berbagai macam aspek tentang bagaimana cara
melakukan pemuatan diatas kapal, bagaimana cara melakukan perawatan muatan
selama dalam pelayaran, dan bagaimana cara melakukan pembongkaran di pelabuhan
tujuan. (Surahman, Rusman & Pasang, 2020)

2.2.7. Kualitas Sumber Daya Manusia

Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh mutu dan tingkat pendidikan.
Kualitas pendidikan yang rendah menyebabkan kualitas sumber daya manusia
rendah; makin tinggi tingkat pendidikan maka makin tinggi pula kualitas sumber
daya manusia. Hal ini berpengaruh terhadap cara pikir, nalar, wawasan, keluasan dan
kedalaman pengetahuan. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi diharapkan akan
lebih mudah memperoleh kesempatan guna mendapatkan pekerjaan yang lebih baik

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


25

dengan penghasilan yang relatif lebih tinggi, dan dengan penghasilan yang relatif
tinggi akan dengan sendirinya dapat memelihara kesehatan yang relatif lebih baik.

Upaya dalam peningkatan kualitas SDM haruslah diikuti dengan peningkatan


kualitas pendidikan dan guru. Dengan komitmen pemerintah untuk berperan dalam
peningkatan mutu pendidikan dan juga guru, serta upaya- upaya agar peningkatan
mutu pendidikan dan guru dapat terlaksana dengan baik, diharapkan dimasa depan
akan muncul generasi yang cerdas, kreatif, dan kompetitif untuk berpartisipasi dalam
membangun bangsa dan negara guna mewujudkan bangsa dan Negara yang maju
dimasa mendatang.

pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,kemahiran, atau kecakapan yang
memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
(UU RI nomor 14 tahun 2005). Sehingga profesional dituntut untuk menjalankan
pekerjaannya sesuai dengan tuntutan profesi atau dengan kata lain memiliki
kemampuan dan sikap sesuai dengan tuntutan profesinya. (Yusutria, 2017)

2.2.8. ISM CODE ( International Safety Management )

Dalam Jurnal (Faruq et al., 2017) dari sekian banyak faktor, dan penyelidikan
IMO diketahui terjadinya kecelakaan 80 % disebabkan oleh faktor manusia dan 20 %
oleh kapal itu sendiri, dapat di jadikan pedoman dan acuan terhadap aktivitas dan
tindakan pelayanan di lautan. Berdasarkan hal – hal diatas maka IMO ( International
Maritime Organization ) mengeluarkan peraturan yakni ISM Code ( International
Safety Management ) sebagai alat untuk menstandarkan “ Safe Management for
Operation of Ship and Pollution Prevention ” yang terdapat di dalam solas 1974.

ISM Code membentuk suatu standar international untuk manajemen dan


operasi kapal yang aman dengan menetapkan aturan bagi perusahaan pelayaran

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


26

sehubungan dengan keselamatan dan pencegahan polusi serta untuk penerapan Safety
Manajemen System (SMS).

Adanya suatu peraturan pengoperasian kapal yang aman diharapkan dapat


mencegah terjadinya kecelakaan kapal, sehingga tidak merugikan perusahaan yang
bersangkutan dan pengguna transportasi itu sendiri. Untuk itu diperlukan adanya
dukungan dari perusahaan atas kebutuhan operasional kapal yang aman, perlindungan
terhadap lingkungan, dan manajemen perusahaan yang baik dengan mengoptimalkan
implementasi ISM Code.

Sistem pada ISM Code harus disetujui oleh pemerintah suatu Negara yang
benderanya digunakan oleh kapal yang bersangkutan (Flag Administration). Sebelum
perusahaan pemilik kapal dan kapalnya dioperasikan keduanya harus disertifikasi
ISM Code. Sertifikat ini dapat diartikan sebagai suatu lisensi untuk menjadi Ship
Operator.

2.3. Transshipment

Transhipment adalah kegiatan mengangkut suatu barang untuk kemuadian dialihkan


ke kapal yang sejenis atau berbeda jenis karena kapal tersebut tidak dapat menjangkau
pelabuhan. Transshipment diterapkan pada pelabuhan yang karena keterbatasan teknisnya
tidak dapat disandari atau melayani kapal yang berukuran besar. (Nugraha, 2020)

Transshipment adalah model transportasi yang memungkinkan dilakukannya


pengiriman barang (komoditas) secara tidak langsung, dimana barang dari suatu sumber
dapat berada pada sumber lain atau tujuan lain sebelum mencapai tujuan akhirnya.
(Gumilar Nur Muhamad, Rizqi fadilah, 2020)

Transshipment adalah aktivitas yang berkaitan dengan pergerakan barang, alat angkut
atau alih muatan dari kapal yang satu ke kapal lainnya, baik secara langsung (ship to ship)
maupun melalui tempat penyimpan sementara (temporary storage). Dalam dunia pelayaran,
transshipment (kadang ditulis : Transshipment) pada awalnya diterapkan pada pelabuhan

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


27

yang karena keterbatasan teknisinya tidak dapat disandari atau melayani kapal yang
berukuran besar, muatan (cargo) terlebih dahulu diangkut menggunakan kapal berukuran
kecil untuk kemudian dialihkan ke kapal yang lebih besar. Praktek seperti ini sering
ditemukan pada pengapalan batu bara di Indonesia. batu bara diangkut menggunakan
tongkang (barge) dari dermaga sungai (yang draf rendah) untuk dipindahkan ke kapal yang
lebih besar (umunya Bulk Carrier kapasitas di atas 40 ribu ton) (Penatari, 2019)

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan Transshipment adalah kegiatan mengangkut


suatu barang untuk kemuadian dialihkan muatan dari kapal yang satu ke kapal lainnya, baik
secara langsung (ship to ship) maupun melalui tempat penyimpan sementara (temporary
storage). Transshipment pada awalnya diterapkan pada pelabuhan yang karena keterbatasan
teknisinya tidak dapat disandari atau melayani kapal yang berukuran besar. Dimana barang
dari suatu sumber dapat berada pada sumber lain atau tujuan lain sebelum mencapai tujuan
akhirnya

Pihak Yang Terlibat Dalam Bongkar Muat Batu Bara Transshipment:

Dalam proses pemuatan batubara dari barge ke kapal (vessel gearless) ada beberapa
pihak yang terlibat didalamnya antara lain sebagai berikut:
1. Perusahaan Pelayaran/Agen adalah perusahaan yang mengoperasikan Kapal kapal,
baik kapal milik sendiri maupun sewa (charter), kemudian, perusahaan
pelayaran/agen adalah perusahaan badan hukun yang bergerak di bidang jasa
angkutan laut yang memberikan jasa pengangkut barang melalui laut dan
memungut jasa dengan uang tambang atau freight. Tugas-tugas Perusahaan
Pelayaran/Agen:
a. Menyediakan pengangkut (Carrier) untuk kelancaran distribusi barang dari
shipper ke consinge melalui perairan/laut.
b. Menyediakan pengangkut (carrier) untuk kelancaran penumpang yang akan
pergi dari suatu daerah ke daerah lain.
c. Membantu kelancaran dalam pelaksanaan pemerataan pengiriman barang di
wilayah negara.

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


28

2. Perusahaan Bongkar Muat (PBM) adalah menurut keputusan menteri perhubungan


No. KM 14 tahun 2002, yang dimaksud dengan perusahaan bongkar muat adalah
badan hukum indonesia yang khusus didirikan untuk menyelenggarakan dan
mengusahakan kegiatan bongkar muat barang dari dan kekapal adanya Tenaga
Kerja Bongkar Muat (TKBM) adalah semua tenaga kerja yang terdaftar pada
pelabuhan, sedangkan dalam modul ajar (dasar-dasar pelabuhan : 40) Perusahaan
Bongkar Muat di pelabuhan. Tugas dari perusahaan bongkar muat sebagai berikut:
a. Menyediakan alat dalam kegiatan bongkar muat barang dari atau ke kapal.
b. Menyediakan TKB sebagai SDM nya dalam memperlancar kegiatan bongkar
muat barang.
c. Membantu dalam penanganan muatan kapal sehingga stabilitas kapal terjaga.
d. Membantu perusahaan pelayaran dalam kelancaran pengoperasian kapal.
3. Surveyor adalah perusahaan yang mensurvei mutu suatu keadaan barang atau
barang kapal Terdapat bermacam surveyor sesuai dengan aktivitasnya, seperti:
a. Cargo surveyor memeriksa dan meneliti muatan atau barang yang di bongkar
atau dimuat kapal atas permintaan yang berkepentingan dengannya
pemeriksaan dapat berupa mutu, jumlah serta keadaan dari barang itu.
b. Marine surveyor memeriksa keadaan badan mesin kapal untuk melihat keadaan
serta mutunya dan biasanya bertindak atas nama asuransi, boro klasifikasi,
P&lclup maupun atas permintaan pemilik maupun penyewa kapal.
c. Sucofindo (Superitending Company Indonesia) adalah badan dibawah
Departemen perdagangan yang bertugas untuk pengawasan barang/muatan
yang keluar masuk luar negeri.
4. Shipper adalah orang atau badan usaha yang memiliki atau mempunyai barang.
(Penatari, 2019)

2.3.1. Skema Transshipment

Prosedur yang harus dilakuakan saat pemuatan batu bara agar mencapai target
yang di tentukan pada mother vessel adalah :

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


29

a. Persiapan sebelum memuat batu bara ke atas kapal, sebelum memuat yaitu
seperti menyiapkan stowage plane, dan mempersiapkan ruang muat, dan
memastikan bahwa seluruh perlengkapan yang dibutuhkan tersedia dan bekerja
dengan baik agar saat pemuatan (loading) berlangsung tidak ada kendala yang
terhambat dalam proses pemuatan batu bara. Dan proses pemuatan bisa
berlangsung dengan aman.
b. Draft survey merupakan kegiatan yang dilakukan untuk melakukan pengukuran
atau penghitungan berat atau tonnage barang atau muatan di atas kapal
berdasarkan berdasarkan volume air yang terdesak oleh kapal dengan membaca
draught markyang ada di lambung kapal dan data pendukung yang ada di kapal.
Kegiatan ini dilakukan bersama dengan Surveyor muatan dan dilaksanakan
pada saat awal sebelum memuat dan sesudah selesai memuat.
c. Membuka palka-palka setelah stowage plan yang ada telah disepakati bersama
antara pihak floating crean dan kapal, maka palka-palka yang akan dimuati
dapat dibuka untuk selanjutnya dimuati batu bara oleh floating loader sesuai
dengan stowage plan yang sudah di sepakati bersama agar pemuatan dapat
berjalan sesuai dengan perhitungan.
d. Pengawasan, saat pemuatan dimulai pengawasan harus dilakukan dengan baik
oleh Foreman, adapun tanggung jawab sebagai foreman yaitu memantau proses
pemuatan agar sesuai dengan stowage plan, melaporkan kepada floating loader
apabila mendapat kerusakan, tetap mengawasi kondisi kapal selama memuat
agar sesuai dengan yang diinginkan, dan komunikasi yang baik dengan floating
loader, mengawasi waktu kerja floatin loader agar sesuai dengan yang targe
yang dituju di atas kapal.
e. Deballasting adalah kegiatan membuang air ballast yang ada di kapal.
Deballasting dilakukan pada waktu pemuatan dan urutannya disusun untuk
menjaga kapal dalam batas draft dan stabilitas yang sesuai. Deballasting harus
dilakukan sesuai dengan rencana yang telah dibuat oleh Chief Officer untuk
mendapatkan hasil yang sesuai dengan perhitungan.

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


30

f. Trimming adalah perataan permukaan muatan, dengan kata lain bahwa


trimmingdi sini adalah membuat permukaan muatan batu bara menjadi rata
yaitu dengan menggunakan bulldozer kendaraan yang digunakan dalam
bongkar muat untuk meratakan muatan yanag berada dalam palka yang siap di
trimming. (Surahman, Rusman & Pasang, 2020)

Struktur yang harus di persiapkan oleh Shipping line project Transshipment


pada vessel Gearless yaitu:

a. Menyediakan set tug and barge pada muatan batu bara ke vessel berdasarkan
volume stowage plan.
b. Menyediakan Floating Crane berdasarkan minimum loading rate yang di
sepakati oleh shipper.
c. Mengecek dokumen kapal baik tug and barge dan floating crane
d. Menyediakan kebutuhan kapal, seperti : BBM, fresh water, spare part dll
e. Penunjukan shipping agency guna pengurusan perijinan kapal di suatu daerah
atau pelabuhan
f. Penunjukan PBM ( perusahaan bongkar muat ), guna pengaturan pemuatan dari
barge ke vessel.

2.3.2. Indikator Meningkatkan Kinerja Transshipment

(Kurnia et al., 2019) Meningkatkan Kinerja Transshipment merupakan tingkat


pencapaian hasil kerja karyawan yang telah di ukur dengan membandingkan antara
pelaksanaan nyata dengan standar kerja. Kinerja Transsipment memiliki indikator –
indikator sebagai berikut :
a. Tanggung jawab
Tanggung jawab membantu seseorang untuk berkomitmen terhadap
pekerjaannya dan menyelesaikannya sesuai yang di harapkannya. Suatu
tindakan seseorang untuk suatu kebenaran.
b. Ketuntasan tugas

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


31

Melakukan suatu tugas hingga menyelesaikannya tanpa melalaikan suatu tugas


yang sudah menjadi kewajibannya.
c. Pelaksanaan kerja
Untuk mewujudkan suatu tujuan atau target, maka haruslah ada pelaksanaan
yang merupakan proses kegiatan yang berkesinambungan sehingga mencapai
tujuan yang di harapkan.
d. Prestasi kerja
Suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang
di bebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman,
kesungguhan dan waktu.
e. Umpan balik
Merupakan sebuah komentar perusahaan atas kinerja seorang karyawan.
Umpan balik (feedback) dan informasi yang diterima atas kinerja seseorang
yang efektif dan strategis adalah salah satu alat kinerja paling kuat yang
dimiliki oleh seorang manajer, namun banyak karyawan mengeluh mengenai
kurangnya umpan balik dan informasi yang mereka terima. Keluhan karyawan
atas kurangnya umpan balik kinerja kini telah menjadi salah satu masalah yang
paling sering dihadapi oleh organisasi dan manajer.

2.3.3. Pelatihan

Pelatihan merupakan upaya yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan


atau keterampilan karyawan yang sudah menduduki suatu pekerjaan atau tugas
tertentu. (Marjaya & Pasaribu, 2019)

pelatihan adalah perkembangan sikap/ pengetahuan/ keterampilan pola


kelakuan yang sistematis yang dituntut oleh seorang karyawan untuk melakukan
tugas atau pekerjaan dengan memadai. Dalam (Hariwirawan, 2020)

pelatihan merupakan proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan


prosedur sistematis dan terorganisir sehingga tenaga kerja non manajerial

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


32

mempelajari pengetahuan dan ketrampilan teknis untuk tujuan tertentu. (Irawati,


2018)

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan Pelatihan adalah proses pendidikan


jangka pendek dalam perkembangan sikap/ pengetahuan/ keterampilan pola kelakuan
yang sistematis sistematis dan terorganisir, peningkatan kemampuan atau
keterampilan karyawan yang sudah menduduki suatu pekerjaan atau tugas tertentu.

Adapun tujuan Khusus dari pelatihan sebagai berikut:

a. Tujuan latihan induksi, yaitu untuk membantu pegawai menyelesaikan


pekerjaannya yang baru dan untuk memberikan beberapa ide mengenai
perusahaan dan latar belakang pekerjaannya.
b. Tujuan latihan kerja, yaitu untuk memberikan instruksi khusus guna
melaksanakan tugas - tugas dari suatu jabatan tertentu.
c. Tujuan latihan pengawas, yaitu untuk memberikan pelajaran kepada pegawai
tentang bagaimana memeriksa dan mengawasi serta melatih pegawai - pegawai
lainnya.
d. Tujuan latihan manajemen, yaitu untuk memberikan latihan yang diperlukan
dalam jabatan manajemen puncak (misal : akuntan, sekretaris, dll).
e. Tujuan latihan pengembangan pemimpin adalah Untuk mengembangkan dan
menambah kemampuan pemimpin - pemimpin yang sudah ada. (Irawati, 2018)

2.3.4. Fasilitas Memadai

Kebutuhan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan - pekerjaan dalam


suatu usaha kerja sama manusia, penyedia perlengkapan-perlengkapan fisik untuk
memberikan kemudahan kepada penggunanya, sehingga kebutuhan-kebutuhan dari
pengguna fasilitas tersebut dapat terpenuhi. Sebagai prasarana atau wahana untuk
melakukan atau mempermudah sesuatu. Fasilitas juga biasa dianggap sebagai suatu
alat. (Kurnia et al., 2019)

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


33

Jenis- jenis sarana dapat dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu:

Sarana berupa alat. Sarana yang berarti alat langsung, mencakup alat untuk
melaksanakan proses kegiatan kantor, perlengkapan kantor, dan bahan pakai habis.
Sarana yang termasuk kelompok ini adalah meja, kursi, tempat penyimpanan
dokumen, untuk mencatat atau membuat suatu laporan yang meliputi perangkat
teknologi yaitu komputer, mesin tik dan sebagainya, juga barang pakai habis yang
meliputi alat tulis kantor, hal ini sangat mendukung akan kinerja pegawai lebih baik
akan tetapi tidak sedikit pegawai yang masih belum dapat memanfaatkan sarana yang
ada dan cenderung lebih banyak tidak bermanfaat. Sarana berupa informasi. Sarana
ini mencakup buku, peraturan - peraturan, majalah-majalah, lembar informasi,
internet, intranet, dan lain sebagainya. Kegunaan sarana dalam kelompok ini adalah
sebagai rujukan dalam melaksanakan pekerjaan. Misalnya peraturan organisasi.
(Kurnia et al., 2019)

2.3.5. Demmurage

Demurrage merupakan penalti yang diakibatkan oleh sebuah kapal yang


melebihi batas waktu berlabuh sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan atau biaya
yang harus dibayarkan oleh shipper atau charterer ke shipowner bila melewati waktu
yang telah disepakati dalam kontrak kapal (Budiyanto & Gurning, 2017). Salah satu
faktor penyebab demurrage paling banyak terjadi di yaitu internal breakdown
(kerusakan yang terjadi pada alat bongkar muat internal dalam area kerja departemen
pengelolaan pelabuhan) sehingga mengakibatkan bongkar muat terhenti serta
mengakibatkan terjadinya down time. Down time merupakan waktu non produktif
yang disebabkan karena berhentinya suatu kegiatan akibat kerusakan mesin,
kekurangan operator, atau persediaan spare parts yang terbatas. (Aliyah et al., 2020)

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


34

2.4. Pengembangan Alur Berfikir ( Hipotesis )

Dalam Penelitian ini hipotesis yang digunakan oleh peneliti adalah diduga terdapat
pengaruh performa Tug and Barge dan Optimalisasi Pemuatan Batu Bara Menggunakan
Floating Crane dalam meningkatkan kinerja transshipment di PT. Armada Rock Karunia.

2.5. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan hubungan logis dari landasan teori dan kajian
empiris. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tingkat eksplansi
asosiatif. Pendekatan kuantitatif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk
meneliti populasi atau sampel tertentu yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan (Sugiyono, 2016:12).Kerangka konseptual dalam penelitian ini disajikan pada
Gambar 2.3 sebagai berikut.
Gambar 2.3 Kerangka Konseptual

PERFORMA TUGS AND


BARGE (X1)
H1
MENINGKATKAN
KINERJA
OPTIMALISASI TRANSSHIPMENT (Y)
PEMUATAN H2
MENGGUNAKAN
FLOATING CRANE (X2)

H3

Sumber : Data di olah oleh penulis 2021

Berdasarkan gambar kerangka konseptual maka penulis menyimpulkan hipotesis


merupakan dugaan sementara dipenelitian yang sedang diuji kebenarannya, peneliti

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


35

membuat dugaan sementara atau jawaban pernyataan penelitiannya. Berdasarkan kerangka


koseptual, maka hipotesis sebagai berikut:
H1 : Diduga performa Tug and Barge berpengaruh terhadap Kinerja Transshipment.
H2 : Diduga Optimalisasi Pemuatan menggunakan Floating Crane berpengaruh
terhadap Kinerja Transshipment.
H3 : Diduga Performa Tug and Barge dan Optimalisasi Pemuatan menggunakan
Floating Crane secara bersama berpengaruh terhadap Kinerja Transshipment.

2.6. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

NO PENELITIAN JUDUL METODE HASIL


1. (Zulkarnain, Analisis pengaruh Mixed Berdasarkan hasil analisis
2016) pemuatan method statistik terhadap hubungan
(Loading) Batu yang signifikan anatara
bara dari tongkang variable X (pemuatan
ke kapal besar oleh loading) batu bara dari
floating crane tongkoang ke kapal besar
ocean flow 3 oleh floating crane ocean
terhadap kinerja flow 3 dan variable Y
operasional pada (pemuatan loading) batubara
PT. Pelayaran dari tongkang ke kapal besar
Nasional Tanjung oleh floating crane ocean
riau servis di flow 3 dan variable Y
Banjarmasin tahun (kinerja operasional).
2015
2. (Pratiwi, 2017) Analisa kinerja Kuantitatif Didapatkkan bahwa terdapat
floating crane tension sling yang mengalami
vessel saat proses kegagalan yaitu saat Hs =

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


36

pengangkatan 3,5 m, pada heading 45º pada


dalam operasi sling ke-3 yang memiliki nilai
jacket paltform SF = 3,91, heading 90º sling
removal ke-2 yang memiliki nilai SF =
3,93, heading 135º pada sling
ke-1 yang memiliki nilai SF =
3,89. dan heading 180º pada
sling ke-4 yang memiliki nilai
SF = 3,89. Namun dengan
analisis ulang menngunakan
Hs = 3 m, didapatkan semua
nilai tension pada sling yang
mulanya belum memenuhi
kriteria, telah memenuhi
kriteria dengan nilai SF > 4.
3. (Denny Pengaruh Mixed Terdapat pengaruh positif
Marsaor, 2017) Perawatan crane method yang signifikan perawatan
terhadap crane terhadap operasional
operasional bongkar muat batu bara MV.
bongkar muat batu Kayu Putih pada PT. Meranti
bara MV. Kayu Maritime berarti hipotesis
Putih pada PT. terbukti benar dimana T
Meranti Maritime hitung > T table
tahun 2015 (7,130>1,1701) sehingga
dapat di simpulkan bahwa Ho
ditolak dan Ha di terima.
4. (Astutik, 2016) Analisa performa kualitatif Konsumsi bahan bakar
Tug Boat dengan engine Caterpillar WOSR
27 Ton Bollard dihitung selama 1 tahun

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


37

Pull menggunakan operasi (5000 jam) adalah


caterpillar wosr 550763.378 liter. Sedangkan
2x1000 HP sebagai untuk engine Cummins
main engine adalah 566281.67 liter. Maka
konsumsi bahan bakar yang
paling efisien pada alternatif
rasio gearbox 5.591 adalah
tug boat yang memakai
engine Caterpillar WOSR
karena bisa menghemat
bahan bakar sebesar
15518,296 liter per
tahunnya.
5. (Prasetiawan, Dampak koordinasi Kuantitatif Dari hasil penelitian dapat
2017) terhadap diketahui bahwa secara
peningkatan signifikan dapat untuk
kinerja ( Survey memprediksi kinerja tenaga
pada PT. operasional. Hal ini terbukti
Transpower TBK bahwa harga F - hitung
2015 ) sebesar 10, 802 dari F tabel =
7,12 pada taraf
signifikansi 0,01.

Sumber : Data di olah oleh penulis 2021

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


BAB III

METODE PENELITIAN

Metode Penelitian merupakan tahapan - tahapan untuk mengumpulkan data,


melakukan investigasi terhadap data tersebut dan melakukan pengujian data untuk
mendapatkan jawaban dari masalah penelitian. Dalam metode penelitian ini penulis akan
membahas mengenai Desain Penelitian, Definisi Konseptual, Operasional Variable dan
Teknik Analisis data.

3.1. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan kerangka dalam pembuatan suatu penelitian, pedoman


atau prosedur serta teknik dalam perencanaan penelitian yang berguna sebagai panduan
untuk membangun strategi yang menghasilkan model. Desain penelitian untuk mengetahui
langkah langkah yang akan dikerjakan dalam sebuah penelitian sampai penelitian tersebut
membuahkan hasil yang sedang di teliti.

3.1.1. Pendekatan Penelitian

a. Jenis Data
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, Penelitian kuantitatif
menurut Sugiyono (2017: 7), adalah metode penelitian yang didasarkan pada filsafat
positivisme, sebagai metode ilmiah atau Scientific karena telah memenuhi prinsip-
prinsip ilmiah secara konkrit atau empiris objektif, terukur, rasional, dan sistematis.
Metode kuantitatif bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan yang
digunakan untuk menguji populasi dan sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan alat penelitian dan analisis data yang kuantitatif atau statistik.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif karena Penelitian ini
menggunakan angka - angka dengan perhitungan statistik dan bertujuan untuk
menguji hipotesis yang telah di buat. (Aulia & Yulianti, 2019)

38

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


39

b. Sumber Data
Sumber data yang di gunakan dalam penelitian ini menggunakan sumber data
primer dan data sekunder
1) Data Primer adalah data yang telah dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu
organisasi atau perorangan yang telah di ambil langsung dari objeknya.
2) Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk jadi, yang telah diolah
oleh organisasi atau orang lain yang biasanya dalam bentuk publikasi atau data
pendukung untuk data primer.

3.1.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kantor cabang dan kantor pusat PT. Armada Rock
Karunia Transshipment dengan alamat sebagai berikut :
 Kantor Cabang PT. Armada Rock Karunia Transshipment : Jl. Perdagangan
RT. 04/02 Desa Sebamban Baru Kec. Sungai Loban Kab. Tanah Bumbu,
Kalimantan Selatan.
 Kantor Pusat PT. Armada Rock Karunia Transshipment : AIA Central Building
33rd floor Jl. Jend. Sudirman No.Kav. 48A, RT.5/RW.4, Karet, Semanggi, Kota
Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibu kota Jakarta 12930

Waktu yang digunakan dalam penelitian ini dari bulan Oktober 2020 – februari
2021.

3.1.3. Populasi dan Sampel

a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2009:36). dalam jurnal
(Rindi Andika, SE. & Putri Yuliana, 2017)

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


40

Dalam penelitian ini objek yang di jadikan populasi adalah awak kapal Tug
and Barge dan awak kapal Floating Crane pada perusahaan PT. Armada Rock
Karunia Transshipment.

b. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data
dan dapat mewakili seluruh populasi (Riduwan, 2013:48). Pengambilan sampel
harus diperhitungkan secara benar, sehingga dapat memperoleh sampel yang benar
- benar mewakili gambaran dari populasi yang sesungguhnya. Dalam jurnal
(Rindi Andika, SE. & Putri Yuliana, 2017)

Adapun dalam penelitian ini sampel yang di gunakan sebanyak 32 awak kapal
Tug and Barge dan Floating crane pada perusahaan PT. Armada Rock Karunia
Transshipment. Teknik pengambilan sampel yang akan di lakukan pada penelitian
ini adalah dengan menggunakan sampling jenuh. Sampling jenuh merupakan
teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, yang dimana semua anggota populasi di
jadikan sampel pada penelitian.

3.1.4. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini agar dapat memperoleh suatu data, metode pengumpulan
data yang digunakan adalah Penelitian Lapangan (field research) Metode
pengumpulan data dengan penelitian secara langsung ke lapangan pada objek
penelitian (Pelabuhan, Instansi, Kapal, loading point) untuk mendapatkan data primer
melalui:
a. Observasi
Metode pengumpulan data melalui proses pengamatan yang dilakukan
dengan cara pencatatan secara cermat dan melihat / merekam secara
langsung suatu peristiwa pada objek yang dicermati pada tempat penelitian.
b. Wawancara/Interview

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


41

Metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan - pertanyaan


langsung dengan pihak yang terkait di perusahaan atau kapal yang diteliti
untuk memperoleh informasi yang diperlukan.
c. Kuesioner
Metode pengumpulan data dengan menggunakan daftar pernyataan. Daftar
pernyataan diberikan kepada responden dengan harapan memberikan respon
atas dasar pernyataan untuk membantu penulis dalam penyelesaian
pembahasan dalam penelitian.
Menurut Sugiono (2016:194) dalam jurnal (M.Kurniawan, 2017)
untuk efisiensi suatu data dari responden, maka penulis menggunakan
metode kuesioner. Teknik pembuatan skala dalam penelitian ini termasuk
dalam skala Likert yaitu berhubungan dengan pernyataan tentang sikap
seseorang terhadap sesuatu yang terdiri dari 5 tingkatan yaitu sebagai
berikut:
Tabel 3.1 Skala Lima (Likert)
No Pendapat Keterangan Skor
1 Sangat Setuju SS 5
2 Setuju S 4
3 Netral N 3
4 Tidak Setuju TS 2
5 Sangat Tidak Setuju STS 1
Sumber: (Sugiyono, 2016)

3.2. Definisi Konseptual dan Operasional Variable

3.2.1. Definisi Konseptual

Definisi konseptual adalah suatu unsur penelitian yang menjelaskan tentang


abstraksi atau karakteristik suatu masalah yang hendak diteliti. Berdasarkan landasan

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


42

teori yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dikemukakan definisi konseptual dari
masing-masing variabel, sebagai berikut:
a. Performa Tug and Barge (X1)
Performa Tug and Barge merupakan suatu penilaian kinerja terhadap
kapal jenis Tug and Barge yang dimana pengukuran dalam berlayar mencapai
hasil yang memuaskan atau kurang mumuaskan.
b. Optimalisasi pemuatan batu bara menggunankan Floating Crane (X2)
Optimalisasi pemuatan merupakan sistem atau usaha untuk mendapatkan
yang terbaik atau yang paling banyak dari pemuatan batu bara menggunakan
floating crane. Floating crane sudah mencapai maksimal melakukan pemuatan
batu bara.
c. Dalam meningkatkan kinerja Transshipment (Y)
Meningkatkan kinerja transshipment merupakan untuk memperbaiki
kinerja menjadi lebih baik dengan maksud dan tujuan pekerjaan lebih cepat di
selesaikan, tidak adanya kesalahan dan pemahaman suatu profesi yang sedang
di jalani baik dalam kerja sama team atau individu.

3.2.2. Definisi Operasional

konsep data yang diteliti secara operasional, secara empiris, secara nyata dalam
lingkup penelitian, maka konsep tersebut harus dioperasionalisasikan dengan cara
mengubahnya menjadi variabel atau sesuatu yang mempunyai nilai. Penjelasan dari
difinisi operasional dari variable - variabel penelitian ini sebagai berikut:
a. Performa Tug and Barge (X1)
Performa Tug and Barge adalah suatu kemampuan yang dicapai, baik itu
target yang memuaskan atau tidak memuaskan. Performa Tug and Barge di
pengaruhi dalam beberapa aspek yaitu Biaya Perkapalan terbagi 2 biaya tetap
dan variable. Kecepatan kapal dalam berlayar, jumlah hari kapal dalam 1 kali
trip, Konsumsi bahan bakar kapal dalam pengoperasian, dan ketersediaan ruang
muat dalam barge.

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


43

b. Optimalisasi pemuatan batu bara menggunankan Floating Crane (X2)


Optimalisasi pemuatan batu bara menggunakan floating crane adalah
tahapan – tahapan pemuatan yang dilakukan dengan semua kemampuan yang
dimiliki sampai pemuatan itu completed. Optimalisasi pemuatan di pengaruhi
oleh alat berat di kapal harus memadai, pengecekan berkala pada alat berat
guna mengantisipasi kerusakan, koordinasi crew kapal kepada pihak yang
terkait, sumber daya manusia .
c. Dalam meningkatkan kinerja Transshipment (Y)
Meningkatkan kinerja Transshipment merupakan suatu proses
keberhasilan atau hasil yang memuaskan dalam pengaturan Transshipment
yang melibatkan beberapa pihak. Aspek yang mempengaruhi dalam
peningkatkan kinerja Transshipmnet adalah Tanggung jawab suatu pekerjaan
yang di jabati, ketuntasan tugas, Pelaksanaan kerja pada jamnya, prestasi kerja
dan umpan balik.

3.2.3. Kisi Kisi Instrumen

Tabel 3.2
Kisi – Kisi Instrumen (X1)

Variable Performa Tug and Barge (X1)


Variable Indikator Pernyataan
1. Kecepatan Tug Boat menarik
barge terisi muatan diatas 3 knot

2. Kecepatan Tug Boat menarik


Kecepatan Kapal barge tanpa muatan diatas 4 knot
(Speed)
Performa Tug and 3. Kecepatan Tug Boat menarik
Barge barge di pengaruhi juga dengan
cuaca, angin dan tinggi
gelombang
Jumlah hari 4. Jumlah hari dalam 1 trip
transshipment daerah bunati tidak
operasional kapal
melebihi 6 hari

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


44

dalam sekali
pelayaran (Round
trip days,RTD)

5. Konsumsi bahan bakar AE /


Konsumsi Bahan kelistrikan dalam 1 jam 5 liter
Bakar Kapal 6. Konsumsi bahan bakar ME /
(Bunker mesin saat berlayar dalam 1 jam
80 liter
Consumption)
7. Konsumsi bahan bakar dalam 1
trip transshipment di bunati 2000
liter

8. Pada trip transshipment di bunati


barge terisi dengan maksimal

Ketersediaan 9. Captain / crew tug boat


memonitor loading jetty hingga
Tonase (Tonnage
muatan barge maximal sesuai
Availability) tonnage avaibility

10. Ketersediaan Tonase pada Barge


dapat menampung muatan hingga
7,500 MT

Sumber : (Winarto et al., 2017) (diolah penulis)

Tabel 3.3
Kisi – Kisi Instrumen (X2)

Variable Optimalisasi Pemuatan Batu Bara Menggunakan Floating Crane (X2)


Variable Indikator Pernyataan
1. Tersedianya alat berat loader
Optimalisasi dan dozer pada floating crane
Pemuatan Batu Bara sebagai alat bantu pemuatan
Alat berat di kapal
Menggunakan 2. Tersedianya lebih dari 3 alat
Floating Crane berat untuk cadangan alat berat
rusak / overheat

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


45

3. Mekanik alat berat dan crane


melakukan maintenance
Pengecekan Berkala sebelum loading operation
pada Alat Berat & 4. Mekanik alat berat dan crane
Crane melakukan pengecekan berkala
pada alat berat dan crane saat
loading operation
5. Captain berkoordinasi dengan
baik kepada foreman untuk
kelancaran pemuatan pada MV
6. Captain memberikan report dan
Koordinasi koordinasi dengan team
operation
7. Captain memberikan arahan
kepada ABK dan mengayomi
ABK
8. Perwira floating crane dapat
bekerja dengan baik sesuai
dengan profesinya

Sumber Daya 9. ABK floating crane dapat


Manusia bekerja dengan baik sesuai
dengan profesinya

10. Technical dapat bekerja dengan


baik sesuai dengan profesinya
Sumber : (Nelwan et al., 2019) (diolah penulis)

Tabel 3.4
Kisi – Kisi Instrumen (Y)

Dalam Meningkatkan Kinerja Transshipment (Y)


Variable Indikator Pernyataan
Dalam 1. Captain memiliki tanggung
Meningkatkan Tanggung Jawab jawab pada crew kapal dan
kinerja kapal yang di operasikannya

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


46

Transshipment 2. Crew Kapal bertanggung jawab


dalam tindakan dan tugas di
kapal

3. Crew kapal menyelesaikan tugas


sesuai pada job desk di kapal
Ketuntasan Tugas
4. Crew kapal menyelesaikan
tugas dengan tepat waktu

5. Crew bekerja dengan atribut


lengkap sesuai pada SOP
Pelaksanaan Kerja
6. Crew bekerja sesuai pada jam
jaga yang telah di tetapkan di
kapal
7. Perusaahaan memperpanjang
kontrak kerja kepada crew
bekerja dengan baik
Prestasi Kerja
8. Perusahaan memberikan bonus
atau premi kepada crew telah
menyelesaikan trip dengan baik

9. Captain mengevaluasi hasil


kinerja crew
Umpan Balik
10. Manajemen mereview dan
memberi komentar atas report
kapal
Sumber : (Kurnia et al., 2019) (diolah penulis)

3.3. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan pendekatan
kuantitatif yaitu teknik analisis yang menggunakan data atau informasi yang diperlukan
untuk menjelaskan variabel - variabel yang diteliti dengan menggunakan model-model
statistik. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


47

3.3.1. Kalibrasi Instrumen


a. Uji Validitas
Validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan.
Instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur.
Untuk menguji validitas penulis menggunakan 32 sampel yang diuji dan untuk
mengetahui kevalidannya dengan melihat r tabel. Dengan taraf signifikan 5% dan
nilai tabel yang didapat dari (df = N-2) yaitu 30 maka tabel r sebesar 0,349. Jika r
hitung > r tabel dan nilai positif maka butir pertanyaan atau indikator tersebut
dinyatakan valid. Uji validitas dalam penelitian digunakan untuk memastikan apakah
kuesioner yang akan dipakai untuk mengukur variabel penelitian valid atau tidak
valid. Kuesioner yang valid berarti kuesioner yang dipergunakan untuk
mengumpulkan data itu valid, yang berarti kuesioner tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah
ada pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner yang harus dibuang atau diganti karena
dianggap tidak relavan. Instrumen yang dianggap valid dengan membandingkannya
dengan r tabel yaitu sebagai berikut:
1. Jika rhitung positif dan dan rhitung> r tabel maka variabel tersebut valid.
2. Jika rhitung negative dan rhitung< r tabel maka variabel tersebut tidak valid.

b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu alat untuk mengukur kuesioner yang merupakan
indikator dari variable. suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pernyataan dengan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini adalah
menggunakan rumus koefisien Cronbach Alpha. Hasil pengujian reliabilitas dengan
Cronbach’s Alpha menghasilkan koefisien alpha lebih dari r tabel sebesar 0,349 (df =
N-2) (df = 32), (a = 5%), dengan nilai Cronbach’s Alpha > 0,60.

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


48

3.3.2. Analisis Regresi Linear


a. Regresi Linear Sederhana
regresi linear sederhana adalah metode statistik yang berfungsi untuk menguji
sejauh mana hubungan sebab akibat antara variabel, faktor penyebab (X) terhadap
variabel akibatnya (Y). Faktor penyebab pada umumnya dilambangkan dengan (X)
atau disebut juga dengan prediktor, sedangkan variabel akibat dilambangkan dengan
(Y) atau disebut juga responden. Regresi Linear Sederhana atau sering disingkat
dengan SLR (Simple Linear Regression) juga merupakan salah satu Metode Statistik
yang dipergunakan dalam produksi untuk melakukan peramalan ataupun prediksi
tentang karakteristik kualitas maupun Kuantitas.

Y = a+ bX
Untuk menghitung nilai a dan b digunakan rumus sebagai berikut:
a = Y  b X
n

n XY   X  Y 
b=
n X 2   X 
2

Keterangan :
X = variabel independen
Y = variabel dependen
n = jumlah sampel
a = konstanta
b = koefisien regresi

b. Regresi Linear Berganda


Analisis regresi berganda digunakan untuk menaksir nilai variabel (Y)
berdasarkan nilai variabel (X) serta taksiran perubahan variabel (Y) untuk setiap

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


49

satuan perubahan variabel (X). Bentuk persamaan regresi multiple dengan 2 variabel
bebas Sugiyono (2016, p. 240) adalah sebagai berikut:

Y = a + b1 X1 + b2 X2

Keterangan :
Y = meningkatkan kinerja transshipment
X1 = performa tug and barge
X2 = optimalisasi pemuatan batu bara menggunakan floating crane
a = Intercept coefficient (nilai Y, bila X1, X2)
b1…b2 = Koefisien masing-masing variabel X1, X2

3.3.3. Analasis Korelasi


a. Korelasi Sederhana
Korelasi Sederhana digunakan untuk mengetahui seberapa erat hubungan antara
variable independent dengan dependent. rumus dari koefisien product moment ialah
sebagai berikut :

Keterangan :
rxy = Koefisien Korelasi
n = Jumlah sampel
∑X = Jumlah variable independent
∑Y = Jumlah varibale dependent
∑X2 = Jumlah nilai variable
∑Y2 = Jumlah kuadrat nilai variable dependent
∑XY = jumlah nilai kali antara variable independent dan dependent

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


50

Secara umum nilai koefisien korelasi terletak diantara -1 dan 1 atau -1 ≤ r ≤ 1.


Koefisien Korelasi mempunyai nilai paling kecil -1 dan paling besar 1, dengan
kriteria sebagai berikut :
a. Jika r = 1, Korelasi antara X dan Y adalah sempurna positif yang berarti
kenaikan atau penurunan X sangat mempengaruhi kenaikan atau penurunan Y
b. Jika r = -1, Korelasi antara X dan Y adalah sempurna negative yang berarti
kenaikan atau penurunan X tidak mempengaruhi kenaikan atau penurunan Y
c. Jika r = 0, Korelasi antara X dan Y lemah sekali (tidak ada pengaruh).

Tabel 3.5
Interprestasi Koefisien

Interval Koefisien Tingkat Pengaruh

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber: (Halin et al., 2017)

b. Korelasi Berganda
Korelasi Berganda digunakan untuk mengetahui seberapa erat hubungan antara
keseluruhan variable bebas X1 dan X2 dengan variable dependent Y. koefisien
korelasi ialah sebagai berikut:

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


51

Keterangan :
rX1Y = Korelasi X1 dengan Y
rX2Y = Korelasi X2 dengan Y
rX1X2 = Korelasi X1 X2 dengan Y
Koefisien Korelasi tersebut mempunyai nilai -1,0, dan 1.
RY X1 X2 = 1 atau mendekati X1, X2 dan Y adalah sangat kuat
RY X1 X2 = 0 atau mendekati X1, X2 dan Y adalah lemah.

3.3.4. Analisis Koefisien Determinasi

Menurut Sugiyono (2014) dalam jurnal (Halin et al., 2017) Analisis koefisien
determinasi (R 2) digunakan untuk mengetahui seberapa besar persentase sambungan
variabel independen secara bersamaan terhadap variable dependen. Nilai R square
dikatakan baik jika diatas 0,5 karena nilai R square berkisar antara 0 sampai 1.
Rumus koefisien determinasi atau koefisen penentu sebagai berikut:
KP = r2 X 100%
Keterangan :
KP = Nilai koefisen determinasi atau penentu
R = Nilai Koefisien Korelasi

3.3.5. Hipotesis Statistik

Pada Hipotesis statistik digunakan untuk menguji suatu data, apakah hipotesis
yang dikemukakan dalam penelitian ini dapat diterima atau tidak, dengan taraf

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


52

signifikan yang telah di tentukan sebelumnya. Dalam hal ini Pengujian hipotesis
statistik sebagai berikut:
a. Uji T
Menurut Priyatno, (2008 : 50) dalam jurnal (Putri & Lestari, 2019) Uji t
bertujuan untuk mengetahui pengaruh variable independen secara parsial
terhadap variable dependen. Pengujian dilakukan dengan membandingkan thitung
dengan ttabel atau dengan melihat kolom signifikan pada masing masing t hitung.
Pada kesimpulan penerimaan atau penolakan dari hipotesis yang telah
dirumuskan. Rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis sebagai berikut :

Keterangan :
t hitung= nilai t
r = koefisien korelasi parsial
r² = Koefisien determinasi
n = jumlah sampel

Kriteria pengujian :
1. Bila t hitung > t tabel
Ho = ditolak dan Ha = diterima, artinya bahwa variabel X ada berpengaruh
signifikan terhadap variable Y.
2. Bila t hitung < t tabel
Ho = diterima dan Ha = ditolak, artinya bahwa variabel X tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel Y

Uji hipotesis dengan menggunakan t hitung dapat digunakan dengan kurva


distribusi normal seperti dibawah ini :

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


53

Gambar 3.1 Kurva Normalitas Uji t

t tabel t hitung
Sumber: Sugiyono, tahun 2016

b. Uji F
Menurut Priyatno, (2008 : 50) dalam jurnal (Putri & Lestari, 2019) Uji F
bertujuan untuk mengetahui pengaruh variable independen secara simultan atau
bersama – sama terhadap variable dependen. Untuk melakukan Pengujian
dilakukan statistik uji F dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel atau
dengan melihat kolom signifikansi pada masing – masing Fhitung. Adapun
rumusnya sebagai berikut :

Keterangan :
: nilai F yang dihitung
R : Koefisien Korelasi Berganda
K : Jumlah Variabel Independen (independent)
n : Jumlah sampel

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


54

Selanjutnya nilai dibandingkan dengan pada α = 5% dengan


ketentuan sebagai berikut :
a. Jika > maka Ho ditolak (adanya pengaruh antara variabel
independen terhadap variabel dependen)
b. Jika < maka Ho diterima (tidak adanya pengaruh antara variabel
independen terhadap variabel dependen)
Berdasarkan dasar signifikansi, kriterianya adalah :
a. Bila signifikansi > 0.05 maka Ho diterima
b. Bila signifikansi < 0.05 maka Ho ditolak

Gambar 3.2 Kurva Distribusi F

Daerah
Penerimaan Ha
Daerah
Penerimaan Ho

𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 𝐹hitung

Sumber: Sugiyono, tahun 2016

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi Data Penelitian merupakan gambaran pada data yang di gunakan dalam
suatu penelitian. Pada Pengujian deskripsi data ini penulis ingin mengetahui gamabaran
atau kondisi repsonden yang menjadi sampel dalam penelitian

4.1.1. Analisis Karakteristik Responden


Analisis Karakteristik Responden pada sampel penelitian ini sebagai berikut:
a. Jenis Kelamin Responden
Pada Penelitian ini penulis membagikan membagikan kuesioner untuk data.
Data karakteristik responden pada sample penelitian ini, yaitu crew kapal Tug boat
dan Floating Crane berdasarkan jenis kelamin:

Tabel 4.1 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase ( % )

Laki – laki 32 100%

Perempuan 0 0%

Total 0 100%

Sumber : Data telah diolah oleh penulis tahun 2021

Berdasarkan Tabel 4.1 diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa


responden pada sample semua berjenis kelamin laki – laki yang mana responden
tersebut adalah crew kapal yang bekerja di PT. Armada Rock Karunia Transshipment.

55

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


56

b. Usia Responden
Pada hasil kuesioner yang telah dilakukan, didapatkan data usia responden
dengan usia 20 sampai 50 tahun lebih pada crew kapal di PT. Armada rock Karunia
Transshipment dengan table sebagai berikut:

Tabel 4.2 Data Responden Berdasarkan Usia Responden

Usia Jumlah Responden Persentase ( % )

20 – 29 Tahun 23 72%

30 – 39 Tahun 4 13%

40 – 49 Tahun 3 9%

> 50 Tahun 2 6%

Total 32 100%

Sumber : Data telah diolah oleh penulis tahun 2021

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat di jelaskan bahwa responden dalam kuesiner ini
di dominasi oleh responden yang berusia 20 – 29 tahun dengan presentase sebesar
72%, selanjutnya dari usia 30 – 39 tahun dengan presentase 31%, berikutnya usia 40
– 49 tahun dengan presentase 9%, dan usia 50 tahun lebih dengan presentasi 6%.
Maka dari data tersebut penulis menyimpulkan bahwa crew kapal tug and barge dan
Floating Crane di PT. Armada Rock Karunia Transshipment usia produktif yang
masih muda dalam melakukan pekerjaannya dengan kisaran 20 – 29 Tahun.

c. Lama Bekerja di PT. Armada Rock Karunia


Dari hasil kuesioner responden lama bekerja di PT. Armada rock Karunia
Transshipment adalah sebagai berikut:

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


57

Tabel 4.3 Data Responden Berdasarkan Lama Bekerja Responden

Lama Bekerja Jumlah Responden Persentase %

< 5 Tahun 32 100%

5 – 9 Tahun 0 0%

10 – 14 Tahun 0 0%

> 15 Tahun 0 0%

Total 32 100%

Sumber : Data telah diolah oleh penulis tahun 2021

Berdasarkan Tabel 4.3 diatas, data lama bekerja responden di PT. Armada Rock
Karunia Transshipment adalah kurang dari 5 tahun dengan presentase 100%,
dikarenakan crew kapal tidak sebagai pekerja tetap melainkan sebagai pekerja
kontrak maka penulis menyimpulkan bahwa lama bekerja responden di bawah 5
tahun.

d. Latar Belakang Pendidikan Responden


Pada hasil kuesioner mengenai Latar Belakang Pendidikan Responden adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.4 Data Responden Berdasarkan Pendidikan Responden

Pendidikan Terakhir Jumlah Responden Persentase ( % )

SMA/SMK/ANT IV/ATT IV 24 75%

Diploma ( D3 ) / ANT III / ATT III 6 19%

ANT II / ATT II 2 6%

ANT I / ATT I 0 0%

Total 32 100%

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


58

Sumber : Data telah diolah oleh penulis tahun 2021

Berdasarkan Tabel 4.4 diatas di jelaskan bahwa responden dalam pengisian kuesioner
ini memilkik latar belakang pendidikan SMK/ ANT VI/ ATT VI sebanyak 24
responden dengan presentase 75%, responden dengan pendidikan D3/ANT III/ ATT
III sebanyak 6 responden dengan presentase 19%, selanjutnya pendidikan ANT II/
ATT II sebanyak 2 responden dengan presentase 6%, dan tidak ada responden dengan
tingkat pendididkan ANT I / ANT II. Tingkat pendidikan didominasi pada lulusan
SMK/ ANT VI / ATT VI.

4.2. Analisis Data

Pada penelitian ini penulis menggunakan kuesioner yang di bagikan kepada crew
kapal Tug Boat dan Floating Crane PT. Armada Rock Karunia Transshipment. Kuesioner
yang penulias sebar berjumlah 32 Crew Kapal berdasrkan sampel yang di ambil melalui
teknik Non Probability sampling jenuh yaitu teknik penentuan sample yang mana semua
anggota populasi menjadi sample. Maka jumlah sample dalam penelitian ini 32 crew kapal.

4.2.1. Uji Validitas


Pada pengukuran validitas butir kuesioner penelitian ini dilakukan dengan
melihat koefisien pearson correlation dari 32 responden . dengan jumlah sample
sebanyak 32 responden nilai rtabel adalah df=(N-2) maka df=(32-2) dengan hasil df=30
makan nilai rtabel adalah 0.349. persyaratan validitas yaitu rhitung > rtabel apabila
persyaratan tersebut tidak memenuhi syarat maka kuesioner tidak bisa di pergunakan
dalam analisis lebih lanjut. Pengujian validitas dilakukan untuk masing-masing butir
pernyataan dari variable Performa Tug and Barge (X1) Optimalisasi Pemuatan Batu
Bara menggunakan Floating Crane (X2) dan Meningkatkan Kinerja Transshipment
(Y).

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


59

a. Variable Performa Tug and Barge (X1)


Berdasarkan tabel uji validitas variabel Performa Tug and Barge (X1) sesuai
pada tabel, hasil pengukuran dalam penelitian menunjukkan bahwa dari 10 butir
pernyataan yang memenuhi syarat validitas adalah sebanyak 10 butir. Semua butir
pernyataan dinyatakan valid karena setiap pearson correlation atau rhitung > rtabel ,dan
tingkat signifikansi 0.05. Untuk r tabel 0.349 diperoleh dari tabel r statistik. Penulis
menggunakan tingkat signifikansi untuk uji dua arah (2-tailed) dengan taraf
signifikansi 0.05 maka di dapat hasil sebagai berikut:

Tabel 4.5 Uji Validitas Variable Performa Tug and Barge(X1)

Item-Total Statistics

Corrected
Pernyataan Item-Total r Validitas

Correlation table

Pernyataan X1.1 0.801 0.349 VALID

Pernyataan X1.2 0.817 0.349 VALID

Pernyataan X1.3 0.495 0.349 VALID

Pernyataan X1.4 0.811 0.349 VALID

Pernyataan X1.5 0.787 0.349 VALID

Pernyataan X1.6 0.530 0.349 VALID

Pernyataan X1.7 0.861 0.349 VALID

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


60

Pernyataan X1.8 0.813 0.349 VALID

Pernyataan X1.9 0.724 0.349 VALID

Pernyataan X1.10 0.869 0.349 VALID

Sumber : Data telah diolah oleh penulis tahun 2021

b. Varibale Optimalisasi Pemuatan Batu Bara Menggunakan Floating Crane


(X2)

Berdasarkan tabel uji validitas variabel Optimalisasi pemuatan batu bara


menggunakan Floating Crane (X2) sesuai pada tabel, hasil pengukuran dalam
penelitian menunjukkan bahwa dari 10 butir pernyataan yang memenuhi syarat
validitas adalah sebanyak 10 butir. Semua butir pernyataan dinyatakan valid karena
setiap pearson correlation atau rhitung > rtabel ,dan tingkat signifikansi 0.05. Untuk r
tabel 0.349 diperoleh dari tabel r statistik. Penulis menggunakan tingkat signifikansi
untuk uji dua arah (2-tailed) dengan taraf signifikansi 0.05 maka di dapat hasil
sebagai berikut:

Tabel 4.6 Uji Validitas Variable Optimalisasi Pemuatan (X2)

Item-Total Statistics

Corrected
Pernyataan Item-Total r table Validitas

Correlatio

Pernyataan X2.1 0.921 0.349 VALID

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


61

Pernyataan X2.2 0.669 0.349 VALID

Pernyataan X2.3 0.931 0.349 VALID

Pernyataan X2.4 0.570 0.349 VALID

Pernyataan X2.5 0.927 0.349 VALID

Pernyataan X2.6 0.917 0.349 VALID

Pernyataan X2.7 0.909 0.349 VALID

Pernyataan X2.8 0.955 0.349 VALID

Pernyataan X2.9 0.948 0.349 VALID

Pernyataan X2.10 0.911 0.349 VALID

Sumber : Data telah diolah oleh penulis tahun 2021

c. Variable Meningkatkan Kinerja Transshipment (Y)


Berdasarkan tabel uji validitas variabel Meningkatkan Kinerja Transshipment
(Y) sesuai pada tabel, hasil pengukuran dalam penelitian menunjukkan bahwa dari 10
butir pernyataan yang memenuhi syarat validitas adalah sebanyak 10 butir. Semua
butir pernyataan dinyatakan valid karena setiap pearson correlation atau rhitung > rtabel
,dan tingkat signifikansi 0.05. Untuk r tabel 0.349 diperoleh dari tabel r statistik.
Penulis menggunakan tingkat signifikansi untuk uji dua arah (2-tailed) dengan taraf
signifikansi 0.05 maka di dapat hasil sebagai berikut:

Tabel 4.7 Uji Validitas Variable Meningkatkan Kinerja (Y)

Item-Total Statistics

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


62

Corrected
Pernyataan Item-Total r table Validitas

Correlatio

Pernyataan Y.1 0.928 0.349 VALID

Pernyataan Y.2 0.962 0.349 VALID

Pernyataan Y.3 0.950 0.349 VALID

Pernyataan Y.4 0.505 0.349 VALID

Pernyataan Y.5 0.887 0.349 VALID

Pernyataan Y.6 0.841 0.349 VALID

Pernyataan Y.7 0.823 0.349 VALID

Pernyataan Y.8 0.918 0.349 VALID

Pernyataan Y.9 0.934 0.349 VALID

Pernyataan Y.10 0.900 0.349 VALID

Sumber : Data telah diolah oleh penulis tahun 2021

4.2.2. Uji Reabilitas


Perhitungan Reabilitas dilakukan dengan menggunkan aplikasi SPSS dimana
tercantum pada lampiran, hasil menunjukan bahwa tingkat reabilitas dari masing-
masing variable cukup tinggi. Pada Varibale Performa Tug and Barge (X1) diperoleh
Alpha = 0,913, Variable Optimalisasi Pemuatan Batu Bara Menggunakan Floating
Crane (X2) diperoleh Alpha = 0,965, dan Variable Meningkatkan Kinerja

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


63

Transshipment (Y) diperoleh Alpha = 0,964. Maka ralpha dari ketiga Variable > dari
Alpha Cronbach’s 0,60. Table sebagai berikut:

Tabel 4.8 Summary Uji Reabilitas

No Variabel Penelitian r Alpha Keterangan

1. Performa Tug and Barge (X1) 0,913 Reliabel

2. Optimalisasi Pemuatan Batu Bara 0,965 Reliabel

Menggunakan Floating Crane (X2)

3. Meningkatkan Kinerja Transshipment (Y) 0,964 Reliabel

Sumber : Data telah diolah Penulis 2021

Kriteria Pengujian Reabilitas menggunakan SPSS


Reliable = Cronbach’s Alpha > 0,60
Tidak Realiable = Cronbach’s Alpha < 0,60

4.2.3. Analisis Data Statistik Inferensial


Hasil penelitian dari tiga variabel yang terdiri dari Performa Tug and Barge
(X1), Optimalisasi Pemuatan Batu Bara Menggunakan Floating Crane (X2) dan
Meningkatkan Kinerja Transshipment (Y) disajikan dalam bentuk skor dengan
jumlah data yang akan dianalisis berjumlah 32 responden. untuk memberikan
gambaran mengenai pengukuran dari masing – masing variabel penelitian, pada
penelitian ini menggunakan skala likert untuk data yang masih berupa ordinal. Dalam
menggunakan skala likert variable pada penelitian dapat dinyatakan dalam ukuran
tertentu. Skala pengukuran ini dimulai dari skor 1 sampai dengan 5, tiap skor ini
menjadi ukuran yang mewakili tanggapan responden yaitu Sangat Setuju, Setuju,
Netral, Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju.

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


64

Pendeskripsian data dapat memberi gambaran mengenai kecendrungan tertentu


dan memenuhi persyaratan normalitas data, maka pendeskripsian data ini akan
dimulai dari analisis kecendrungan memusat (Central tendency) berupa rata – rata
(Mean), nilai tengah (Median), modus (Mode) distribusi (Distribution) berupa
skewness dan kurtosis, dan distribusi frekuensi beserta kurva normal. Adapun
Langkah – Langkah pendeskripsian data dilakukan secara bertahap dimulai dari
variabel X1, X2 dan Y adalah sebagai berikut :

a. Variable Performa Tug and Barge (X1)


Berdasarkan Data Penelitian yang telah di peroleh dari pengumpulan data
variable Performa Tug and Barge (X1), sesuai pada lampiran skor terendah adalah 10
dan skor tertinggi adalah 46 dengan rentang sebesar 36 pada jumlah data sebanyak 32
awak kapal
1. Central Tendency
hasil pengolahan data yang sesuai pada lampiran diperoleh angka-angka
sebagai berikut :
Mean : 35,44
Median : 36,50
Modus : 40
Melihat letak mean, media dan modus maka distribusi populasi dapat
dinyatakan menyebar dengan normal. Perhitungan keragaman atau variasi
menghasilkan varians sebesar 49,415 dan standar deviasi atau simpangan
bak 7,030
Distribusi Frekuensi
Dari data – data penelitian yang dilakukan dapat disajikan distribusi
frekuensi dalam bentuk table yang disesuaikan pada lampiran. Distribusi
frekuensi data penelitian dapat disajikan dalam berbentuk table.
2. Rekapitulasi Analisis Pernyataan
Berikut ini adalah data-data dari hasil rekapitulasi analisis pernyataan dalam
variable Performa Tug and Barge (X1) yaitu sebagai berikut:

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


65

Tabel 4.9 Variable Performa Tug and Barge (X1)

Jawaban Tota Rata-


Pernyataan Variabel Performa Tug SS S N TS STS l rata
and Barge (X1) 5 4 3 2 1 Bobot
1 Kecepatan Tug Boat menarik
barge terisi muatan diatas 3
2 9 18 1 2 104 3,25
knot
2 Kecepatan Tug Boat menarik
barge tanpa muatan diatas 4 knot 5 11 12 2 2 111 3,46

3 Kecepatan Tug Boat menarik


barge di pengaruhi juga dengan 14 12 5 0 1 134 4,18
cuaca, angin dan tinggi
gelombang

4 Jumlah hari dalam 1 trip


transshipment daerah bunati 4 17 7 2 2 115 3,59
tidak melebihi 6 hari

5 Konsumsi bahan bakar AE /


kelistrikan dalam 1 jam 5 liter 2 12 14 2 2 106 3,68

6 Konsumsi bahan bakar ME /


mesin saat berlayar dalam 1 jam 3 10 16 1 2 107 3,34
80 liter

7 Konsumsi bahan bakar dalam 1


trip transshipment di bunati 2000 1 9 19 0 3 101 3,15
liter

8 Pada trip transshipment di bunati


barge terisi dengan maksimal 3 19 8 0 2 117 3,65

9 Captain / crew tug boat


memonitor loading jetty hingga
4 20 6 0 2 120 3,75
muatan barge maximal sesuai
tonnage avaibility

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


66

10 Ketersediaan Tonase pada Barge


dapat menampung muatan
4 19 7 0 2 119 3,71
hingga 7,500 MT

Jumlah 42 138 116 8 20 1134 35,44


Rata-rata 3,54
Sumber : Data telah diolah Penulis 2021

Berdasarkan Tabel 4.9 diatas dapat dilihat bahwa banyak responden


memilih setuju dengan jumlah 138 artinya sebagian besar awak kapal setuju
bahwa meningkatkan kinerja Transshipment di dukung dengan performa tug
and barge. Untuk rata-rata rekapitulasi Variable (X1) adalah 3,54 dimana yang
tertinggi adalah 4,18 dan terendah adalah 3,15.
Hasil terendah dalam pernyatan kuesioner performa tug and barge
tersebut terdapat pada pernyataan nomor 7 yaitu indikator fuel consumption
dengan pernyataan Konsumsi bahan bakar dalam 1 trip transshipment di bunati
2000 liter yang berarti dalam 1 trip transshipment tidak bisa di generalisir untuk
fuel consumption dikarenakan di pengaruhi lamanya hari dalam trip dll. Penulis
memberikan solusi untuk permasalahan ini, adanya bunker officer pada
perusahaan untuk mengontrol fuel consumption pada kapal sehingga fuel dalam
1 trip transshipment dapat terlihat dengan baik.

b. Varibale Optimalisasi Pemuatan Batu Bara Menggunakan Floating Crane


(X2)
Berdasarkan Data Penelitian yang telah di peroleh dari pengumpulan data
variable optimalisasi Pemuatan Batu bara Menggunakan Floating Crane (X2), sesuai
pada lampiran skor terendah adalah 11 dan skor tertinggi adalah 50 dengan rentang
sebesar 39 pada jumlah data sebanyak 32 awak kapal
1. Central Tendency
hasil pengolahan data yang sesuai pada lampiran diperoleh angka-angka
sebagai berikut :
Mean : 41,56

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


67

Median : 42,50
Modus : 40
Melihat letak mean, media dan modus maka distribusi populasi dapat
dinyatakan menyebar dengan normal. Perhitungan keragaman atau variasi
menghasilkan varians sebesar 72,060 dan standar deviasi atau simpangan
baku 8,489
Distribusi Frekuensi
Dari data – data penelitian yang dilakukan dapat disajikan distribusi
frekuensi dalam bentuk table yang disesuaikan pada lampiran. Distribusi
frekuensi data penelitian dapat disajikan dalam berbentuk table.
2. Rekapitulasi Analisis Pernyataan
Berikut ini adalah data-data dari hasil rekapitulasi analisis pernyataan dalam
variable Optimalisasi Pemuatan Batu Bara Menggunakan Floating Crane
(X2) yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.10 Varibale Optimalisasi Pemuatan Batu Bara Menggunakan


Floating Crane (X2)

Jawaban Tota Rata-


Pernyataan Variabel Optimalisasi SS S N TS STS l
Pemuatan Batu Bara Menggunkan 5 4 3 2 1 Bobot rata
floating Crane (X2)
1 Tersedianya alat berat loader dan
dozer pada floating crane sebagai
18 11 1 0 2 139 4,34
alat bantu pemuatan

2 Tersedianya lebih dari 3 alat


berat untuk cadangan alat berat 14 15 2 0 1 137 4,28
rusak / overheat

3 Mekanik alat berat dan crane


melakukan maintenance sebelum 13 14 3 0 2 132 4,12
loading operation

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


68

4 Mekanik alat berat dan crane


melakukan pengecekan berkala 11 17 3 1 0 134 4,18
pada alat berat dan crane saat
loading operation

5 Captain berkoordinasi dengan


baik kepada foreman untuk 10 20 0 0 2 132 4,12
kelancaran pemuatan pada MV

6 Captain memberikan report dan


koordinasi dengan team 10 19 1 0 2 131 4,09
operation

7 Captain memberikan arahan


kepada ABK dan mengayomi 14 15 1 0 2 135 4,21
ABK

8 Perwira floating crane dapat


bekerja dengan baik sesuai
11 16 3 0 2 130 4,06
dengan profesinya

9 ABK floating crane dapat


bekerja dengan baik sesuai
10 18 2 0 2 130 4,06
dengan profesinya

10 Technical dapat bekerja dengan


baik sesuai dengan profesinya 13 13 3 1 2 130 4,06

Jumlah 124 158 19 2 17 1330 41,56


Rata - rata 4,15
Sumber : Data telah diolah Penulis 2021

Berdasarkan Tabel 4.10 diatas dapat dilihat bahwa banyak responden


memilih setuju dengan jumlah 158 artinya sebagian besar awak kapal setuju
bahwa meningkatkan kinerja Transshipment di dukung oleh Optimalisasi
pemuatan batu bara menggunakan floating crane. Untuk rata-rata rekapitulasi
Variable (X2) adalah 4,15 dimana yang tertinggi adalah 4,34 dan terendah
adalah 4,06.

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


69

Hasil terendah dalam pernyatan kuesioner Optimalisasi pemuatan batu


bara menggunakan floating crane tersebut terdapat pada pernyataan nomor 8,9
dan 10 yaitu pada indikator Sumber Daya Manusia dengan pernyataan Perwira
Floating Crane, ABK dan Technical bekerja sesuai pada profesinya yang mana
artinya sebagian awak kapal tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan
baik. Penulis memberikan solusi untuk permasalahan ini. untuk awak kapal
perlu adanya pelatihan terkait profesinya yang di jalaninya dan untuk
perusahaan khususnya divisi crewing lebih selectif dalam mencari awak kapal,
perlu di perhatikan untuk ijazah, sertifikat keahlian pelaut dan proses interview
dengan port kapten posisi bagian deck, technical bagian mesin pada kapal
gunanya untuk mengetahui ilmu dan keterampilan pelaut yang akan di rekrut.

c. Variable Meningkatkan Kinerja Transshipment (Y)


Berdasarkan Data Penelitian yang telah di peroleh dari pengumpulan data
variable Menigkatkan Kinerja Transshipment (Y), sesuai pada lampiran skor terendah
adalah 13 dan skor tertinggi adalah 50 dengan rentang sebesar 37 pada jumlah data
sebanyak 32 orang
1. Central Tendency
hasil pengolahan data yang sesuai pada lampiran diperoleh angka-angka
sebagai berikut :
Mean : 41,65
Median : 42,50
Modus : 40
Melihat letak mean, media dan modus maka distribusi populasi dapat
dinyatakan menyebar dengan normal. Perhitungan keragaman atau variasi
menghasilkan varians sebesar 71,265 dan standar deviasi atau simpangan
baku 8,442
Distribusi Frekuensi

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


70

Dari data – data penelitian yang dilakukan dapat disajikan distribusi


frekuensi dalam bentuk table yang disesuaikan pada lampiran. Distribusi
frekuensi data penelitian dapat disajikan dalam berbentuk table.
2. Rekapitulasi Analisis Pernyataan
Berikut ini adalah data-data dari hasil rekapitulasi analisis pernyataan dalam
variable Menigkatkan Kinerja Transshipment (Y) yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.11 Variable Meningkatkan Kinerja Transshipment (Y)

Jawaban
Tota Rata-
Pernyataan Variabel SS S N TS STS l
Meningkatkan Kinerja 5 4 3 2 1 Bobot rata
Transshipment (Y)
1 Captain memiliki tanggung
jawab pada crew kapal dan
17 13 0 0 2 139 4,34
kapal yang di operasikannya
2 Crew Kapal bertanggung jawab
dalam tindakan dan tugas di 13 17 0 0 2 135 4,21
kapal

3 Crew kapal menyelesaikan tugas


sesuai pada job desk di kapal 12 18 0 0 2 134 4,18

4 Crew kapal menyelesaikan tugas


dengan tepat waktu 10 19 2 0 1 133 4,15

5 Crew bekerja dengan atribut


lengkap sesuai pada SOP 13 12 5 1 1 131 4,09

6 Crew bekerja sesuai pada jam


jaga yang telah di tetapkan di 12 15 3 1 1 132 4,12
kapal

7 Perusaahaan memperpanjang
kontrak kerja kepada crew 11 16 3 1 1 131 4,09
bekerja dengan baik

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


71

8 Perusahaan memberikan bonus


atau premi kepada crew telah
20 8 2 0 2 140 4,37
menyelesaikan trip dengan baik

9 Captain mengevaluasi hasil


kinerja crew 12 16 2 0 2 132 4,12

10 Manajemen mereview dan


memberi komentar atas report
8 18 4 0 2 126 3,93
kapal

Jumlah 128 152 21 3 16 1333 41,65


Rata-rata 4,16
Sumber : Data telah diolah Penulis 2021

Berdasarkan Tabel 4.11 diatas dapat dilihat bahwa banyak responden


memilih setuju dengan jumlah 152 artinya sebagian besar awak kapal setuju
bahwa Performa tug and barge serta optimalisasi pemuatan batu bara
menggunakan Floating Crane terkait dalam meningkatkan kinerja
Transshipment. Untuk rata-rata rekapitulasi Variable (Y) adalah 4,16 dimana
yang tertinggi adalah 4,37 dan terendah adalah 4,09.
Hasil terendah dalam pernyatan Meningkatkan Kinerja Transshipment
tersebut terdapat pada pernyataan nomor 5 dan 7 yaitu pada indikator
pelaksanaan kerja dan prestasi kerja dengan pernyataan Crew bekerja dengan
atribut lengkap sesuai pada SOP dan Perusaahaan memperpanjang kontrak
kerja kepada crew bekerja dengan baik. Penulis memberikan saran untuk
permasalahan ini. Perusahaan lebih menegaskan kepada awak kapal agar
memakai APD pada saat kerja untuk mencegah kecelakan dan keamanan pada
awak kapal seperti kepeleset atau kejatuhan matrial dari atas. Perusahaan agar
mereview dengan detail hasil kinerja awak kapal dengan berbagai sudut
pandang agar hasil lebih akurat dan bisa mempertimbangkan status awak kapal
pada kontrak kerja pelaut.

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


72

4.3. Pembahasan

Pembahasan dari hasil analisis yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:

4.3.1. Struktur Pengaruh Variable Performa Tug and Barge (X1) Terhadap
Variable Meningkatkan Kinerja (Y)
Struktur pengaruh variable Performa Tug and Barge terhadap variable dalam
meningkatkan kinerja Transshipment di PT. Armada rock Karunia Transshipment.
Dengan hasil sebagai berikut:
a. Analisis Regresi Sederhana
Analisis regresi sederhana bertujuan untuk mengetahui apakah dari kedua
variable ini memiliki hubungan yang signifikan atau tidak dengan perhitungan
dilakukan dengan menggunakan sebuah software yaitu dengan IBM SPSS Statistics
25 dengan diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.12 Analisis Regresi Sederhana Variable Performa Tug and Barge (X1)
terhadap Variable Meningkatkan Kinerja Transshipment (Y)

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 11.425 5.572 2.051 .049
Performa_X1 .853 .154 .710 5.528 .000
a. Dependent Variable: Meningkatkan kinerja_Y
Sumber : Data telah diolah Penulis 2021

Y = a +bX
Y = 11,425 + 0,853 X1
1. Nilai Konstanta sebesar 11,425 artinya meningkatkan kinerja
Transshipment di PT. Armada Rock Karunia Transshipment sebesar 11,425

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


73

satuan. Dengan asumsi Performa Tug and Barge dalam keadaan konstan
atau bila X = 0
2. Persmaan regresi dapat digunakan karena telah memenuhi syarat dimana
dari persamaan regresi tersebut terlihat variable Performa Tug and Barge
terhadap meningkatkan Kinerja Transshipment adalah searah (positif), hal
ini ditunjukkan pada koefisien regresi atau nilai B dalam persamaan regresi
tersebut menunjukan angka positif sebesar 0,853 yang mengandung arti
bahwa setiap kenaikan variable performa Tug and Barge 1 satuan akan
diikuti dengan keanaikan variable meningkatkan kinerja transshipment di
PT. Armada Rock Karunia Transshipment sebesar 0,853 satuan

b. Analisis Korelasi Sederhana


Untuk mengetahui sifat hubungan dan kekuatan hubungan antara variable
performa Tug and Barge (X1) dan Variable Meningkatkan Kinerja Transshipment
(Y), dengan perhitungan korelasi sederhana dengan menggunakan software IBM
SPSS Statistic 25 menghasilkan gambaran sebagai berikut:

Tabel 4.13 Korelasi sederhana Variable Performa Tug and Barge (X1) terhadap
variable Meningkatkan Kinerja Transshipment (Y)

Correlations

Meningkatkan
Performa_X1 kinerja_Y
**
Performa_X1 Pearson Correlation 1 .710
Sig. (2-tailed) .000
N 32 32
**
Menigkatkan Pearson Correlation .710 1
Kinerja_Y Sig. (2-tailed) .000
N 32 32
**. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber : Data telah diolah Penulis 2021

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


74

Berdasarkan pada Tabel 4.13 diatas korelasi sederhana variable Performa Tug
and Barge (X1) terhadap Variable Meningkatkan Kinerja Transshipment (Y) dapat
dilihat bahwa besarnya koefisien korelasi (r) antara variable Performa Tug and Barge
(X1) dan variable meningkatkan Kinerja Transshipment (Y) adalah 0,710. Untuk
melihat arah pengaruh variable (X1) terhadap (Y) maka pedoman untuk memberikan
interpretasi menurut sugiono (2016) dalam jurnal (Halin et al., 2017) sebagai berikut:

Tabel 4.14 Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Pengaruh

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber : (Halin et al., 2017)

Nilai r dinyatakan sebagai berikut :


1. Jika r = 1, korelasi antara X dan Y adalah sempurna positif yang berarti kenaikan
atau penurunan X sangat mempengaruhi kenaikan atau penurunan Y
2. Jika r = -1, korelasi antara X dan Y adalah sempurna negatif yang berarti kenaikan
atau penurunan X tidak berpengaruh terhadap kenaikan atau penurunan Y
3. Jika r = 0, korelasi antara X dan Y lemah sekali ( tidak ada pengaruh ).
Berdasarkan tabel Interpretasi Koefisien Korelasi diatas, dapat diketahui
besarnya koefisien korelasi (r) antara variabel performa Tug and Barge (X₁) dan
variabel Meningkatkan kinerja Transshipment (Y) adalah 0,710 berada pada interval
koefisien 0,60 – 0,799 diinterpretasikan memiliki tingkat pengaruh yang kuat.
Sehingga dapat diartikan terdapat pengaruh yang kuat antara variabel Performa Tug

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


75

and Barge (X₁) terhadap variabel Meningkatkan Kinerja Transshipmnet (Y) dengan
arah yang positif.

c. Analisis Koefisien Determinasi


Analisis Koefisien Determinasi pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.15 Koefisien Determinasi variable Performa Tug and Barge (X₁)
terhadap variable Meningkatkan Kinerja Transshipment (Y)

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 .710 .505 .488 6.040
a. Predictors: (Constant), Performa_X1
Sumber : Data telah diolah Penulis 2021

Tabel 4.15 diatas Untuk mengetahui variabel bebas (X₁) terhadap variabel
terikat (Y) dapat menggunakan hasil model summary. Menurut hasil pengolahan data
dari model summary diketahui nilai R yang diperoleh sebesar 0,710. Besarnya
kontribusi atau sumbangan variabel Performa Tug and Barge (X₁) terhadap variabel
Meningkatkan Kinerja Transshipment (Y) dapat dinyatakan dalam persentase dengan
rumus sebagai berikut :
KP = r² x 100%
KP = 0,710² x 100%
KP = 0,505 x 100%
KP = 50,5%
Berdasarkan hasil diatas, maka dapat dijelaskan bahwa Performa Tug and
Barge mempengaruhi Meningkatkan Kinerja Transsipment sebesar 50,5% dan
sisanya 49,5% dipengaruhi oleh fakor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

d. Hipotesis Statistik
1. Uji t hitung

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


76

Untuk menghitung nilai thitung digunakan rumus uji signifikansi korelasi product
moment sebagai berikut:
korelasi product moment sebagai berikut :

=

=

= 5,530
2. Mencari ttabel

ttabel = ( α; dk = n -2 )

= ( 0,05; dk = 32 -2 )

= ( 0,05; dk = 30 )

= 1,699

3. Kesimpulan Uji Hipotesis


Berdasarkan perhitungan yang telah didapatkan yaitu nilai thitung adalah
sebesar 5,530 dan nilai ttabel sebesar 1,699 berarti thitung > ttabel yaitu 5,530 > 1,699.
Karena thitung lebih besar dari ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada
pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel Performa Tug and Barge (X1)
dan variabel Meningkatkan Kinerja Transshipment (Y). Kemudian dapat ditarik

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


77

kesimpulan, hipotesis yang berbunyi diduga ada pengaruh signifikan antara


variabel Performa Tug and Barge (X1) terhadap Meningkatkan Kinerja
Transshipment (Y) adalah benar. Untuk lebih jelas pada gambar kurva uji hipotesis
dibawah ini :

Gambar 4.1 Kurva Distribusi Normal

Performa Tug and Barge (X1) terhadap Meningkatkan Kinerja


Transshipment (Y)

ttabel 1,669 thitung 5,530

Sumber : Data telah diolah Penulis 2021

Dari Gambar kurva distribusi normal diatas, menunjukkan bahwa thitung


berada didaerah penerimaan Ha yang merupakan daerah penolakan Ho. Maka Ha :
ρ > 0, artinya ada pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel Performa
Tug and Barge ( X1) dan variabel Meningkatkan Kinerja Transshipment (Y) dan
hipotesis terbukti benar.

3.1.2. Struktur Pengaruh Variable Optimalisasi Pemuatan (X2) Terhadap


Variable Meningkatkan Kinerja (Y)
Struktur pengaruh variable Optimalisasi Pemuatan Batu Bara menggunakan
Floating Crane terhadap variable dalam meningkatkan kinerja Transshipment di PT.
Armada rock Karunia Transshipment. Dengan hasil sebagai berikut:

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


78

a. Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana bertujuan untuk mengetahui apakah dari kedua


variable ini memiliki hubungan yang signifikan atau tidak dengan perhitungan
dilakukan dengan menggunakan sebuah software yaitu dengan IBM SPSS Statistics
25 dengan diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.16 Analisis Regresi Sederhana variable Optimalisasi Pemuatan (X2)


terhadap variable Meningkatkan Kinerja Transshipment (Y)

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 3.065 2.756 1.112 .275
Optimalisasi .929 .065 .934 14.281 .000
_X2
a. Dependent Variable: Total_Y
sumber : Data telah diolah Penulis 2021

Y = a +bX
Y = 3,065 + 0,929 X2
1. Nilai Konstanta sebesar 3,065 artinya meningkatkan kinerja Transshipment
di PT. Armada Rock Karunia Transshipment sebesar 3,065 satuan. Dengan
asumsi optimalisasi pemuatan batu bara menggunakan Floating Crane
dalam keadaan konstan atau bila X = 0
2. Persmaan regresi dapat digunakan karena telah memenuhi syarat dimana
dari persamaan regresi tersebut terlihat variable optimalisasi pemuatan batu
bara menggunakan floating crane terhadap meningkatkan Kinerja
Transshipment adalah searah (positif), hal ini ditunjukkan pada koefisien
regresi atau nilai B dalam persamaan regresi tersebut menunjukan angka
positif sebesar 0,929 yang mengandung arti bahwa setiap kenaikan variable

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


79

optimalisasi pemuatan batu bara menggunakan floating crane 1 satuan akan


diikuti dengan keanaikan variable meningkatkan kinerja transshipment di
PT. Armada Rock Karunia Transshipment sebesar 0,929 satuan

b. Analisis Korelasi Sederhana


Untuk mengetahui sifat hubungan dan kekuatan hubungan antara variable
optimalisasi pemuatan batu bara menggunakan floating crane (X2) dan Variable
Meningkatkan Kinerja Transshipment (Y), dengan perhitungan korelasi sederhana
dengan menggunakan software IBM SPSS Statistic 25 menghasilkan gambaran
sebagai berikut:

Tabel 4.17 Korelasi sederhana Variable Optimalisasi pemuatan (X2) terhadap


variable Meningkatkan Kinerja Transshipment (Y)

Correlations
Menigkatkan
Optimalisasi_X2 Kinerja_Y
**
Optimalisasi_X2 Pearson Correlation 1 .934

Sig. (2-tailed) .000


N 32 32
**
Menigkatkan Pearson Correlation .934 1
Kinerja_Y Sig. (2-tailed) .000
N 32 32
**. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
sumber : Data telah diolah Penulis 2021

Berdasarkan pada Tabel 4.17 diatas korelasi sederhana variable optimalisasi


pemuatan batu bara menggunakan floating crane (X2) terhadap Variable
Meningkatkan Kinerja Transshipment (Y) dapat dilihat bahwa besarnya koefisien
korelasi (r) antara variable optimalisasi pemuatan batu bara menggunakan floating
crane (X2) dan variable meningkatkan Kinerja Transshipment (Y) adalah 0,934.
Untuk melihat arah pengaruh variable (X2) terhadap (Y) maka pedoman untuk

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


80

memberikan interpretasi menurut sugiono (2016) dalam jurnal (Halin et al., 2017)
sebagai berikut:

Tabel 4.18 Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Pengaruh

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber : (Halin et al., 2017)

Nilai r dinyatakan sebagai berikut :


1. Jika r = 1, korelasi antara X dan Y adalah sempurna positif yang berarti kenaikan
atau penurunan X sangat mempengaruhi kenaikan atau penurunan Y
2. Jika r = -1, korelasi antara X dan Y adalah sempurna negatif yang berarti kenaikan
atau penurunan X tidak berpengaruh terhadap kenaikan atau penurunan Y
3. Jika r = 0, korelasi antara X dan Y lemah sekali ( tidak ada pengaruh ).
Berdasarkan tabel Interpretasi Koefisien Korelasi diatas, dapat diketahui
besarnya koefisien korelasi (r) optimalisasi pemuatan batu bara menggunakan
floating crane (X2) dan variabel Meningkatkan kinerja Transshipment (Y) adalah
0,934 berada pada interval koefisien 0,80 – 1,000 diinterpretasikan memiliki tingkat
pengaruh sangat kuat. Sehingga dapat diartikan terdapat pengaruh yang sangat kuat
antara variabel optimalisasi pemuatan batu bara menggunakan floating crane
(X2)terhadap variabel Meningkatkan Kinerja Transshipmnet (Y) dengan arah yang
positif.

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


81

c. Analisis Koefisien Determinasi


Analisis Koefisien Determinasi pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.19 Koefisien Determinasi variable Performa Tug and Barge (X₁)
terhadap variable Meningkatkan Kinerja Transshipment (Y)

Model Summary
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
a
1 .934 .872 .867 3.073

a. Predictors: (Constant), Optimalisasi_X2

Sumber: Data telah diolah Penulis 2021

Tabel 4.19 diatas Untuk mengetahui variabel bebas (X2) terhadap variabel
terikat (Y) dapat menggunakan hasil model summary. Menurut hasil pengolahan data
dari model summary diketahui nilai R yang diperoleh sebesar 0,934. Besarnya
kontribusi atau sumbangan variabel Optimalisasi Pemuatan Batu Bara menggunakan
Floating Crane (X2) terhadap variabel Meningkatkan Kinerja Transshipment (Y)
dapat dinyatakan dalam persentase dengan rumus sebagai berikut :
KP = r² x 100%
KP = 0,934² x 100%
KP = 0,872 x 100%
KP = 87,2%
Berdasarkan hasil diatas, maka dapat dijelaskan Optimalisasi Pemuatan Batu
Bara menggunakan Floating Crane mempengaruhi Meningkatkan Kinerja
Transsipment sebesar 87,2% dan sisanya 12,8% dipengaruhi oleh fakor lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini.

d. Hipotesis Statistik
1. Uji t hitung

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


82

Untuk menghitung nilai thitung digunakan rumus uji signifikansi korelasi product
moment sebagai berikut:
korelasi product moment sebagai berikut :

=

=

= 14,287
3. Mencari ttabel

ttabel = ( α; dk = n -2 )

= ( 0,05; dk = 32 -2 )

= ( 0,05; dk = 30 )

= 1,699

4. Kesimpulan Uji Hipotesis


Berdasarkan perhitungan yang telah didapatkan yaitu nilai thitung adalah
sebesar 14,287 dan nilai ttabel sebesar 1,699 berarti thitung > ttabel yaitu 14,287 >
1,699. Karena thitung lebih besar dari ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya
ada pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel Optimalisasi Pemuatan
(X2) dan variabel Meningkatkan Kinerja Transshipment (Y). Kemudian dapat

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


83

ditarik kesimpulan, hipotesis yang berbunyi diduga ada pengaruh signifikan antara
variabel Optimalisasi Pemuatan (X2) terhadap Meningkatkan Kinerja
Transshipment (Y) adalah benar. Untuk lebih jelas pada gambar kurva uji hipotesis
dibawah ini :

Gambar 4.2 Kurva Distribusi Normal

Optimalisasi Pemuatan Batu Bara Menggunakan Floating Crane (X2)


terhadap Meningkatkan Kinerja Transshipment (Y)

ttabel 1,669 thitung 14,287


Sumber : Data telah diolah Penulis 2021

Dari Gambar kurva distribusi normal diatas, menunjukkan bahwa thitung


berada didaerah penerimaan Ha yang merupakan daerah penolakan Ho. Maka Ha :
ρ > 0, artinya ada pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel Optimalisasi
Pemuatan (X2) dan variabel Meningkatkan Kinerja Transshipment (Y) dan
hipotesis terbukti benar.

3.1.3. Struktur Pengaruh Variable Performa Tug and Barge (X1) dan
Optimalisasi Pemuatan (X2) Terhadap Variable Meningkatkan Kinerja
(Y)
Struktur pengaruh variable Performa Tug and Barge dan Optimalisasi Pemuatan
Batu Bara menggunakan Floating Crane terhadap variable dalam meningkatkan
kinerja Transshipment di PT. Armada rock Karunia Transshipment. Dengan hasil
sebagai berikut:

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


84

a. Analisis Regresi Berganda


Analisis Regresi Berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar
kontribusi lebih dari satu variable bebas terhadap variable terikat. Dengan melihat
Tabel 4.20 sebagai berikut:

Tabel 4.20 Regresi Berganda Variable Performa Tug and Barge (X1) dan
Optimalisasi pemuatan (X2) terhadap Meningkatkan Kinerja Transshipmnet
(Y)

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2.816 2.945 .277 .784
Performa_X1 .182 .102 .152 1.784 .085
Optimalisasi .827 .085 .832 9.763 .000
_X2
a. Dependent Variable: Meningkatkan Kinerja_Y
Sumber: Data telah diolah Penulis 2021

Y = a + bX1 + bX2

Y = 2,816 + 0,182 X1 + 0,827 X2

1. Nilai Konstanta sebesar 2,816 artinya variable meningkatkan kinerja


Transshipment di PT. Armda Rock Karunia Transshipment sebesar 2,816 satuan.
Dengan asumsi variable performa Tug and Barge dan variable Optimalisasi
Pemuatan dalam keadaan konstan atau bila X = 0
2. Persamaan regresi berganda dapat digunakan karena telah memenuhi syarat yang
mana terdapat persamaan regresi berganda terlihat variable performa Tug and
Barge dan Optimalisasi Pemuatan terhadap meningkatkan Kinerja Transshipment
searah (positif), hal ini ditunjukan pada koefisien regresi atau nilai B dalam
persamaan regresi tersebut menunjukan angka positif, Performa Tug and Barge
sebesar 0,182 sedangkan Optimalisasi Pemuatan sebesar 0,827 yang mengandung

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


85

arti bahwa setiap kenaikan pada Performa Tug and Barge serta Optimalisasi
Pemuatan satu satuan akan diikuti dengan kenaikan Meningkatkan Kinerja
Transshipment sebesar 2,816 satuan
Dengan demikian dapat dilakukan pengujian keberartian dan linearitas untuk
mengetahui bahwa persamaan regresi berganda yang telah diuji ini dapat
digunakan untuk penelitian selanjutnya karena telah memenuhi syarat yaitu
keberartian dan pengaruh yang linear sebagai berikut :

b. Analisis Koefisien Determinasi


Analisis Koefisien Determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
kontribusi dari kedua variable bebas tersebut terhadap variable terikat, yaitu dapat
dilihat pada tebel berikut ini

Tabel 4.21 Peringkat Korelasi dan Koefisien Determinasi masing – masing


Variable bebas terhadap Variable Terikat

Model Summary
R Adjusted R
Model R Square Square Std. Error of the Estimate
a
1 .940 .884 .876 2.967

a. Predictors: (Constant), Optimalisasi_X2, Performa_X1

Sumber: Data telah diolah Penulis 2021

Untuk dapat mengetahui sumbangan variabel bebas (X) terhadap variabel


terikat (Y) dapat menggunakan hasil dari model summary menurut hasil pengelolahan
data dari model summary diketahui nilai R yang diperoleh adalah 0,940. Besarnya
kontribusi atau sumbangan variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y)
dinyatakan dalam persentase dengan rumus sebagai berikut :

KP = r² x 100%

KP = 0,940² x 100%

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


86

KP = 0,884 x 100%

KP = 88,4%

Berdasarkan Tabel peringkat korelasi dan koefisien determinasi masing –


masing variabel bebas terhadap variabel terikat diatas, maka dapat dijelaskan bahwa
variabel Performa Tug and Barge dan variabel Optimalisasi Pemuatan bersama –
sama mempengaruhi variabel Meningkatkan Kinerja Transshipment sebesar 88,4%
dan sisanya 11,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis pada
penelitian ini

c. Analisis Korelasi Berganda


Untuk mengetahui sifat hubungan dan kekuatan hubungan antara variable
Performa Tug and Barge (X1) dan Optimalisasi Pemuatan (X2) terhadap Variable
Meningkatkan Kinerja Trasnshipment (Y), perhitungan korelasi dengan
menggunakan SPSS 25 menghasilkan sebagai berikut:

Tabel 4.22 Peringkat Korelasi Berganda Performa Tug and Barge (X1) dan
Optimalisasi Pemuatan (X2) terhadap Meningkatkan Kinerja Transshipment
(Y)

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
b
1 Regression 1953.918 2 976.959 110.974 .000
Residual 255.301 29 8.803
Total 2209.219 31
a. Dependent Variable: Meningkatkan Kinerja_Y
b. Predictors: (Constant), Optimalisasi_X2, Perofrma_X1
Sumber: Data telah diolah Penulis 2021

Pada tabel 4.22 Korelasi Berganda Performa Tug and Barge (X1) dan Optimalisasi
Pemuatan (X2) terhadap Meningkatkan Kinerja Transshipment (Y) diatas, penulis
melakukan uji f untuk menguji variable secara keseluruhan dimana variable X1 dan
X2 memberikan hubungan terhadap variable Y secara bersama – sama. Dimana uji f

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


87

ini terdapat perumusan hipotesis yaitu : H0 : a = 0 (tidak adanya hubungan) dan Ha :


a ≠ 0 (adanya hubungan). Serta adanya decision rules yaitu seperti penerimaan H0
jika fhitung > ftabel data diatas diperoleh dari analisis regresi yang telah di lakukan oleh
penulis dan dari analisis tersebut diketahui bahwa fhitung adalah 110,97 yang diperoleh
tabel 4.22 kemudian ftabel dari rumus:
=n–k–1
Keterangan :
n = Total responden
k = Variabel bebas
= 32 – 2 – 1 = 3,33
Data diperoleh dari hasil analisis yaitu fhitung adalah 110,97 maka, >
yaitu 110,97 > 3,33 itu membuktikan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi,
ada korelasi berganda yang kuat dan positif. Gambar pada kurva sebagai berikut :

Gambar 4.3 Kurva Distribusi F

Performa Tug and Barge (X1) dan Optimalisasi Pemuatan Batu Bara
Menggunakan Floating Crane (X2) Meningkatkan Kinerja Transshipment (Y)

3,33 110,97
Sumber: Data telah diolah Penulis 2021

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


88

Dari gambar kurva distribusi F diatas, menunjukkan bahwa berada di


daerah penerimaan Ha yang menunjukkan daerah penolakan Ho. Maka Ha : ρ > 0,
artinya ada pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel Performa Tug and
Barge (X₁) dan Optimalisasi Pemuatan (X₂) terhadap variabel Meningkatkan Kinerja
Transshipment (Y) dan hipotesis terbukti benar. Yang dimana masing – masing
variabel memiliki nilai interpretasi sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil interpretasi dapat diketahui bahwa antara variabel Performa


Tug and Barge (X₁) terhadap variabel Meningkatkan Kinerja Transshipment
(Y) adalah 50,5% berada pada interval 0,60- 0,799 koefisien di interpretasikan
memiliki tingkat pengaruh yang kuat. Sehingga dapat diartikan terdapat
pengaruh antara variabel Performa Tug and Barge (X₁) terhadap variabel
Meningkatkan Kinerja Transshipment (Y) dengan arah yang positif
2. Berdasarkan hasil interpretasi dapat diketahui bahwa variabel Optimalisasi
Pemuatan (X₂) terhadap variabel Meningkatkan Kinerja Transshipment (Y)
adalah 87,2% berada pada interval 0,80 – 1,000 di interpretasikan memiliki
tingkat pengaruh yang sangat kuat. Sehingga dapat diartikan terdapat pengaruh
yang kuat antara Optimalisasi Pemuatan (X₂) terhadap variabel Meningkatkan
Kinerja Transshipment (Y) dengan arah yang positif
3. Sebagai kesimpulan bahwa hasil interpretasi secara simultan (bersama – sama),
yang dimana hasil antara variabel Performa Tug and Barge (X₁) dan
Optimalisasi Pemuatan (X₂) terhadap variabel Meningkatkan Kinerja
Transshipment (Y) memiliki hasil sebesar 88,4% berada pada interval koefisien
0,80 – 1,000 yang dapat diartikan pengaruh yang sangat kuat sehingga memiliki
nilai yang positif

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


BAB V

SIMPULAN DAN IMPLIKASI

5.1. SIMPULAN
Simpulan pada penelitian ini yaitu untuk menguraikan secara singkat hasil dari
penelitian dan temuan penelitian mengenai suatu masalah yang telah di tulis dalam
penelitian ini, simpulan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil interprestasi dalam penelitian ini, terkait apakah terdapat
pengaruh variable Performa Tug and Barge (X1) terhadap Variable Meningkatkan
Kinerja Transshipment di PT. Armada Rock Karunia (Y) adalah 50,5% berada
pada interval koefisien 0,60 – 0,799 di interpretasikan memiliki tingkat pengaruh
yang kuat. Dan pada nilai thitung adalah sebesar 5,530 dan nilai ttabel sebesar 1,699
berarti thitung > ttabel yaitu 5,530 > 1,699. Karena thitung lebih besar dari ttabel maka
Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada pengaruh yang positif dan signifikan
antara variabel Performa Tug and Barge (X1) dan variabel Meningkatkan Kinerja
Transshipment di PT. Armada Rock Karunia (Y).
2. Berdasarkan hasil interprestasi dalam penelitian ini, terkait apakah terdapat
pengaruh variable optimalisasi pemuatan batu bara menggunakan floating crane
(X2) dan variabel Meningkatkan kinerja Transshipment di PT. Armada Rock
Karunia (Y) adalah 87,2% berada pada interval koefisien 0,80 – 1,000 di
interpretasikan memiliki tingkat pengaruh sangat kuat. Dan nilai thitung adalah
sebesar 14,287 dan nilai ttabel sebesar 1,699 berarti thitung > ttabel yaitu 14,287 >
1,699. Karena thitung lebih besar dari ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya
ada pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel Optimalisasi Pemuatan
Menggunakan Floating Crane (X2) dan variabel Meningkatkan Kinerja
Transshipment (Y).

89

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


90

3. Berdasarkan kesimpulan pada hasil interpretasi secara simultan (bersama-sama)


apakah terdapat pengaruh antara variabel Performa Tug and Barge (X₁) dan
Optimalisasi Pemuatan (X₂) terhadap variabel Meningkatkan Kinerja (Y) memiliki
hasil sebesar 88,4% berada pada interval koefisien 0,80 – 1,000 yang dapat
diartikan pengaruh yang sangat kuat. Dan fhitung adalah 110,97 maka, >
yaitu 110,97 > 3,33 itu membuktikan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.
Jadi, ada pengaruh yang sangat kuat dan positif.

5.2. IMPLIKASI
Implikasi dalam penelitian ini ditunjukan sebagai saran atas hasil penelitian yang
telah di teliti oleh penulis, dapat menjadi bahan evaluasi bagi perusahaan atau individu
yang serupa pada penelitian ini dan bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan
meneliti hal serupa. Implikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pada Pembahasan Performa Tug and Barge mempengaruhi Meningkatkan Kinerja
Transshipment tersebut pada fuel consumption dengan Konsumsi bahan bakar
dalam 1 trip transshipment di bunati 2000 liter yang berarti dalam 1 trip
transshipment tidak bisa di generalisir untuk fuel consumption dikarenakan di
pengaruhi lamanya hari dalam trip dll. Sehingga perlu adanya bunker officer pada
perusahaan untuk mengontrol fuel consumption pada kapal sehingga fuel dalam 1
trip transshipment dapat terlihat dengan baik.
2. Dalam Optimalisasi pemuatan batu bara menggunakan floating crane tersebut
terdapat Sumber Daya Manusia dengan Perwira Floating Crane, ABK dan
Technical bekerja sesuai pada profesinya yang mana artinya sebagian awak kapal
tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Untuk awak kapal perlu
adanya pelatihan terkait profesinya yang di jalaninya dan untuk perusahaan
khususnya divisi crewing lebih selectif dalam mencari awak kapal, perlu di
perhatikan untuk ijazah, sertifikat keahlian pelaut dan proses interview dengan
port kapten posisi bagian deck, technical bagian mesin pada kapal guna untuk
mengetahui ilmu dan keterampilan pelaut yang akan di rekrut.

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


91

3. Pembahasan mengenai Meningkatkan Kinerja Transshipment tersebut terdapat


pelaksanaan kerja dan prestasi kerja oleh Crew bekerja dengan atribut lengkap
sesuai pada SOP dan Perusaahaan memperpanjang kontrak kerja kepada crew
bekerja dengan baik. Perusahaan lebih menegaskan kepada awak kapal agar
memakai APD pada saat kerja untuk mencegah kecelakan dan keamanan pada
awak kapal seperti kepeleset atau kejatuhan matrial dari atas. Perusahaan agar
mereview dengan detail hasil kinerja awak kapal dengan berbagai sudut pandang
agar hasil lebih akurat dan bisa mempertimbangkan status awak kapal pada
kontrak kerja pelaut.

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


DAFTAR PUSTAKA

Abdi Kurniawan, Budi Nugroho, K. P. (2016). CALCULATION OF BEARING CAPACITY


OF PILE AND FENDER DIMENSIONS ON DOCK OF PT . TIMUR JAYA
PALARAN. VIII(1), 24–31. http://e-
journal.polnes.ac.id/index.php/inersia/article/download/491/322

Adris.A.Putra, & Djalante, S. (2016). Pengembangan Insfratruktur Pelabuhan Dalam


Mendukung Pembangunan Berkelanjutan. Ilmiah Media Engineering Vol.6, 6(2), 84–
93. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jime/article/view/11627/11221

Agung, T., & A., Y. (2016). Gambaran Penggunaan Alat Pelindung Diri Pekerja Bongkar
Muat Petikemas Pt. X Surabaya. Journal of Industrial Hygiene and Occupational
Health, 1(1), 15. https://doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.602

Akbar, A. (2018). Analisis Kebutuhan Fasilitas Sisi Laut Pelabuhan Terminal Khusus Pltgu
Lombok. PENA TEKNIK: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Teknik, 3(2), 197.
https://doi.org/10.51557/pt_jiit.v3i2.183

Akram, S. E. (2020). PELAYANAN JASA AGENT ON BOARD OLEH PT. INDO DHARMA
TRANSPORT CABANG SAMARINDA DALAM KEGIATAN PEMUATAN BATUBARA
KE KAPAL BULK CARRIER DI MUARA. 156–164. http://e-
journal.akpelni.ac.id/index.php/prosiding/article/view/77

Albireo, A. (2019). Optimalisasi Pengamanan Muatan Semen Dengan Menggunakan Palet


Di Kapal Ro-Ro Di Mv Largo. http://repository.pip-semarang.ac.id/1913/

Alexandro, V. H., & Rahmawati, M. (2019). Pertanggungjawaban Pidana Terhadap


Kecelakaan Kapal Akibat Tidak Laik Laut. Jurnal Hukum Adigama, 1(2), 774.
https://doi.org/10.24912/adigama.v1i2.2913

Aliyah, N. S., Praharsi, Y., & Maulana, D. (2020). Analisa kinerja bongkar muat dengan
lean six sigma untuk mengurangi demurrage di pelabuhan PT. Petrokimia Gresik.
Jurnal Manajemen Maranatha, 19(2), 105–114.
https://doi.org/10.28932/jmm.v19i2.1435

Astutik, D. Y. (2016). ANALISA PERFORMA TUG BOAT DENGAN 27 TON BOLLARD


PULL MENGGUNAKAN CATERPILLAR WOSR 2x1000 HP SEBAGAI MAIN
ENGINE PERFORMANCE ANALYSIS 27 TON BOLLARD PULL TUG BOAT USING
CATERPILLAR WOSR 2x1000 HP AS A MAIN ENGINE.

Aulia, A., & Yulianti, A. (2019). Pengaruh City Branding “a Land of Harmony” Terhadap
Minat Berkunjung Dan Keputusan Berkunjung Ke Puncak, Kabupaten Bogor. Jurnal
Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi) 1,2, 3(3), 70.
https://doi.org/10.31955/mea.vol4.iss1.pp67

Damanik, L., Mulyatno, I. P., Teknik, F., & Diponegoro, U. (2016). Kajian Teknik
Kekuatan Konstruksi Kapal Tugboat 2 X 800 Hp Dengan Metode Elemen Hingga.
Jurnal Teknik Perkapalan, 4(1), 113–122.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/naval/article/view/13115/12673

Drs., Dadang, Suyadi, S., M., 1, EKo, & Prasetyo, H. (2016). PROSES CLEARANCE
TERHADAP JADWAL OPERASIONAL KAPAL PENUMPANG. IX(1).
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/logistik/article/view/13773/7988

Eri Susan, 2019:1. (2019). MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Eri Susan 1.
Jurnal Manajemen Pendidikan, 2, 952–962. http://jurnal.iain-
bone.ac.id/index.php/adara/article/download/429/354

Faruq, R. A. Y., Jokosisworo, S., & Hadi, E. S. (2017). Implementasi ISM Code pada kapal
penumpang di pelabuhan tanjung emas semarang dengan metode deskripsi kuantitatif.
Teknik Perkapalan, 5(2), 421–430.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/naval/article/view/24645/22988

Fisu, A. A. (2016). Analisis Dan Konsep Perencanaan Kawasan Pelabuhan Kota Penajam
Sebagai Pintu Gerbang Kab. Penajam Paser Utara Kalimantan Timur. PENA TEKNIK:
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Teknik, 1(2), 125. https://doi.org/10.51557/pt_jiit.v1i2.62
Gumilar Nur Muhamad, Rizqi fadilah, M. fauzi. (2020). Optimalisasi Biaya Distribusi
Beras Subsidi Dengan Model Transshipment. Jurnal Teknik Industri: Jurnal Hasil
Penelitian Dan Karya Ilmiah Dalam Bidang Teknik Industri, 6(1), 40.
https://doi.org/10.24014/jti.v6i1.9476

Halin, H., Wijaya, H., & Yusilpi, R. (2017). Pengaruh Harga Jual Kaca Patri Jenis Silver
Terhadap Nilai Penjualan Pada Cv. Karunia Kaca Palembang Tahun 2004-2015.
Jurnal Ecoment Global, 2(2), 49. https://doi.org/10.35908/jeg.v2i2.251

Hariwirawan, I. K. (2020). Kontribusi pendidikan dan pelatihan terhadap kualitas


pengelolaan pembelajaran. … Journal of Educational Development, 1, 45–51.
https://doi.org/10.5281/zenodo.3760434

Hendrawan, A. (2020). Program Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di Atas Kapal. Jurnal
Sains Teknologi Transportasi Maritim, 2(1), 1–10.
https://doi.org/10.51578/j.sitektransmar.v2i1.12

Husaini, H., & Fitria, H. (2019). Manajemen Kepemimpinan Pada Lembaga Pendidikan
Islam. JMKSP (Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, Dan Supervisi Pendidikan), 4(1),
43. https://doi.org/10.31851/jmksp.v4i1.2474

Irawati, R. (2018). Pengaruh Pelatihan Dan Pembinaan Terhadap Pengembangan Usaha


Kecil. Jurnal Ilmiah Bisnis Dan Ekonomi Asia, 12(1), 74–84.
https://doi.org/10.32812/jibeka.v12i1.18

Kurnia, E., Daulay, R., & Nugraha, F. (2019). Dampak Faktor Motivasi dan Fasilitas Kerja
Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada Badan Usaha Milik Negara di Kota
Medan. Jurnal Ilmiah Magister Manajemen, 1(1), 365–372.
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/snk/article/view/3638/3354

Logahan, J. M., & Bivariat, A. (2016). Pengaruh Pelayanan Kapal , Peralatan Bongkar
Customer Service Manager , Powerful Equipment Machinery and Power Operator
Options for the Latest Ministry of Labor Cabinet in Jict. 02(01).
https://www.journal.ibmasmi.ac.id/index.php/JMBA/article/view/249/274

M.Kurniawan, N. S. H. H. (2017). Pengaruh Bauran Pemasaran (4P) Terhadap Keputusan


Pembelian Perumahan PT. Berlian Bersaudara Propertindo. Jurnal Ilmiah Ekonomi
Global Masa Kini, 8(1), 43–49.
http://ejournal.uigm.ac.id/index.php/EGMK/article/view/298/302

Marjaya, I., & Pasaribu, F. (2019). Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, Dan Pelatihan
Terhadap Kinerja Pegawai. Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister Manajemen, 2(1), 129–
147. https://doi.org/10.30596/maneggio.v2i1.3650

Naufal, I. A. (2019). Pemetaan batimetri untuk perencanaan alur pelayaran di kawasan


teluk sempit kota waringin timur kalimantan tengah.pdf. Universitas Brawijaya.
http://repository.ub.ac.id/177108/

Nelwan, O., Ekonomi, F., & Manajemen, J. (2019). OPTIMALISASI PELAYANANAGENT


ON BOARDDALAMKEGIATAN PENANGANAN PEMUATAN BATUBARA UNTUK
KAPAL ASING DI TABONEO OLEH PT. INDO DHARMA TRANSPORT CABANG
BANJARMASIN. 2(2), 1371–1380. https://e-
journal.akpelni.ac.id/index.php/prosiding/article/view/87

Nugraha, F. A. (2020). PENERAPAN SYSTEM COMMISSIONING PADA


TRANSHIPMENT BATUBARA PT. BORNEO INDOBARA. http://repository.pip-
semarang.ac.id/2672/

Nurdin, A., & Gulo, S. (2016). Kajian operasional peralatan bongkar muat guna
peningkatan kualitas pelayanan pelanggan depo container pt. tanto intim line jakarta.
JMBA Jurnal Manajemen Dan Bisnis, 02(01), 10–18.
https://www.journal.ibmasmi.ac.id/index.php/JMBA/article/view/246

Octavianus, & Diptera, A. (2019). JENIS HIDROLIK GUNA MENUNJANG PEMUATAN


BATU. http://repository.pip-semarang.ac.id/2270/

Penatari, R. I. (2019). PENYEBAB TERJADINYA SHORT CARGO PADA PROSES


TRANSSHIPMENT BATU BARA DI MV PAN KYLA PADA PT PELAYARAN
EKA IVANAJASA CABANG SAMARINDA. Kompasiana.Com, 10(1), 44–50.
http://e-journal.polnes.ac.id/index.php/maritim/article/view/591/400

Putri, N. A., & Lestari, D. (2019). Pengaruh Gaya Hidup dan Literasi Keuangan Terhadap
Pengelolaan Keuangan Tenaga Kerja Muda di Jakarta. AKURASI: Jurnal Riset
Akuntansi Dan Keuangan, 1(1), 31–42. https://doi.org/10.36407/akurasi.v1i1.61

Rindi Andika, SE., M., & Putri Yuliana, S. (2017). Pengaruh Kemampuan Berwirausaha
Dan Kepribadian Terhadap Pengembangan Karier Individu Pada Member Pt. Ifaria
Gemilang (Ifa) Depot Sumatera Jaya Medan. Manajemen Tools, 8(2), 103-.
http://jurnal.pancabudi.ac.id/index.php/JUMANT/article/view/119/101

Samosir, O. F., Nautika, J., Iv, P. D., & Pelayaran, P. I. (2019). “ OPTIMALISASI
PEMUATAN BATU BARA DI ATAS MV . PAN MUTIARA DENGAN METODE SHIP
TO SHIP .”
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&ua
ct=8&ved=2ahUKEwiv6Lm_xJ7wAhVVILcAHWMFAY4QFjAAegQIAxAD&url=ht
tp%3A%2F%2Frepository.pip-
semarang.ac.id%2F2124%2F&usg=AOvVaw23dqwxCXj7hNO8dprSpZtz

Silalahi, U. M., Yudo, H., Budiarto, U., Teknik, F., & Diponegoro, U. (2016). Analisa
Pengaruh Variasi Sarat Tongkang Terhadap Ekonomis Pemasukan (Income)
Pengangkutan Muatan Dan Operasional Tug Boat. Jurnal Teknik Perkapalan, 4(1),
132–140. https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/naval/article/view/13598

Sugiyono. (2016). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. In CV Alfabeta.


https://doi.org/https://doi.org/10.3929/ethz-b-000238666

Surahman, Rusman, M. R., & Pasang. (2020). PROSEDUR PENANGANAN LOADING


BATU BARA PADA KAPAL CAPESIZE MV.MINERAL HAIKU AGAR MENCAPAI
TARGET. 10(1).
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahU
KEwjt7M7YrJ7wAhWjQ3wKHQnTCJoQFjASegQIBhAD&url=http%3A%2F%2Fe-
journal.polnes.ac.id%2Findex.php%2Fmaritim%2Farticle%2Fdownload%2F582%2F3
92&usg=AOvVaw1xnp_LECdkm8V1ME8-U4nC

Winarto, C., Iskandar, B. H., & Arkeman, Y. (2017). Perbandingan Kinerja Kapal-kapal
Tanker Angkutan BBM dan Minyak Mentah Menggunakan Multivariate Analysis of
Variance: Studi Kasus PT. Pertamina (Persero). Warta Penelitian Perhubungan, 29(1),
45. https://doi.org/10.25104/warlit.v29i1.315

Yusutria. (2017). Profesionalisme guru dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Jurnal Curricula, 2(1), 40.
http://ejournal.lldikti10.id/index.php/curricula/article/view/1472/667

Zainul Arifin. (2019). HUBUNGAN KINERJA BURUH YANG RENDAH TERHADAP


KELANCARAN BONGKAR MUAT PADA PERUSAHAAN BONGKAR MUAT PT.
BERKAH SARANA INTI TANJUNG PERAK SURABAYA. http://repository.pip-
semarang.ac.id/2207/

Alvin Vivivan (2020) Floating Crane – Pengertian, Cara Kerja, dan jenis, di peroleh dari
https://wira.co.id/floating-crane/ 28 April 2021

Sutarno (2018) Manajemen, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Sugiyono, (2016). Metode Penelitian Kuantitatif. Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai