Abstrak
Transportasi dari hari ke hari semakin diperlukan seiring dengan pertumbuhan penduduk di dunia.
Transportasi merupakan permintaan turunan karena adanya permintaan barang atau keperluan hidup
manusia. Automated Container Transporter (ACT) merupakan alat pengangkut peti kemas otomatis.
ACT ini memiliki sejumlah keunggulan yakni kecepatan waktu pengiriman, mengurangi kemacetan dan
minim penggunaan lahan serta ramah lingkungan karena menggunakan energi listrik. Di Terminal Peti
kemas Berlian terjadi antrian truk yang akan melakukan proses bongkar muat di dermaga yang
mengakibatkan produktivitas pelabuhan secara tidak langsung terganggu. Berdasarkan permasalahan
yang ada, penelitian ini akan menganalisa perbandingan biaya yang dibutuhkan dalam proses bongkar
muat di Terminal Berlian Utara secara kondisi eksisting dan setelah penggunaan ACT. Dengan
menggunakan ACT truk tidak lagi dibutuhkan dalam proses bongkar muat di dalam dermaga Berlian
Utara sehingga lingkungan dermaga Berlian Utara menjadi lebih fleksibel dan ramah lingkungan.
Sedangkan perbandingan tarif penanganan petikemas kapal container Pahala 200 TEUs kondisi
eksisting dan kondisi setelah menggunakan ACT diperoleh hasil jika menggunakan ACT IDR
33.285.430 lebih murah.
Kata kunci : Bongkar muat, Dermaga Berlian Utara, Automated Container Transporter
1. PENDAHULUAN
Transportasi dari hari ke hari semakin diperlukan seiring dengan pertumbuhan penduduk di dunia.
Transportasi merupakan permintaan turunan karena adanya permintaan barang atau keperluan hidup
manusia. Berdasarkan fakta tersebut, peningkatan kualitas maupun kuantitas dalam sistem transportasi
sangat dibutuhkan terutama di sektor transportasi laut (pelabuhan) untuk pendistribusian logistik yang
baik. Sementara ini mayoritas pelabuhan di Indonesia menggunakan sistem bongkar muat dengan cara
konvensional yaitu menggunakan truk manual, hal ini ternyata menimbulkan permasalahan tersendiri
dengan meningkatnya permintaan untuk kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, secara tidak langsung
pelabuhan dituntut agar meningkatkan produktivitasnya, namun hal ini biasanya tidak dibarengi dengan
peningkatan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
Automated Container Transporter (ACT) merupakan alat pengangkut peti kemas otomatis. ACT ini
memiliki sejumlah keunggulan yakni kecepatan waktu pengiriman, mengurangi kemacetan dan minim
penggunaan lahan serta ramah lingkungan karena menggunakan energi listrik.
Di Terminal Peti kemas Berlian terjadi antrian truk yang akan melakukan proses bongkar muat di
dermaga yang mengakibatkan produktivitas pelabuhan secara tidak langsung terganggu. Berdasarkan
permasalahan yang ada, penelitian ini akan menganalisa perbandingan waktu dan biaya yang
dibutuhkan dalam proses bongkar muat di Terminal Berlian Utara secara kondisi eksisting dan setelah
penggunaan ACT.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Pelindo III menggunakan alat ini bertujuan untuk mempercepat proses pengumpulan peti kemas dari
ship to shore (STS) Perak, STS Tanjung Emas, STS Kalianak, STS Greges ke Teluk Lamong. Karena
selama ini kegiatan pengumpulan peti kemas dari depo-depo tersebut mengakibatkan kemacetan di
sepanjang jalan penghubung Tanjung Perak dan Teluk Lamong dengan depo-depo di sekitarnya.
Adanya ACT ini diharapkan dapat mengurai kemacetan di sepanjang jalan tersebut. Kemacetan yang
terjadi di Jalan Greges, Jalan Kalianak, Jalan Margomulyo, dan Jalan Osowilangun karena aktivitas
pengiriman peti kemas dari depo-depo tersebut mengakibatkan beberapa masalah seperti ketidakpastian
sehingga sulit mengatur siklus operasi bongkar muat secara kesisteman, ketidak-efisiensi-an
penggunaan utilitas bongkar muat di pelabuhan dan depo, pemborosan konsumsi bahan bakar minyak,
yang akhirnya berdampak pada tingginya biaya logistik dan transportasi. Hal ini merupakan kerugian
bagi semua pihak yang terlibat seperti perusahaan pelayaran, perusahaan angkutan darat peti kemas dan
pihak pengelola pelabuhan.
ACT ini akan diterapkan di dermaga Berlian Utara karena di dermaga ini memiliki masalah yang relatif
sama yaitu kemacetan di sepanjang jalan terminal peti kemas Berlian ketika proses bongkar muat. Pada
penilitian ini ACT akan diterapkan pada salah satu dermaga di Terminal Berlian yaitu di Dermaga Utara.
Berikut layout rencana penempatan ACT di dermaga Berlian Utara :
Ketika muat, peti kemas datang dari dua cara yaitu loss trucking dan dari storage (lapangan
penumpukan). Ketika peti kemas datang dari luar (loss trucking) truk masuk ke inter-change
area kemudian petikemas diambil menggunakan reach stacker dan diletakkan pada platform
(ACT) kemudian dibawa ke water side area untuk diambil menggunakan crane pelabuhan untuk
dilakukan pemuatan pada kapal. Sedangkan ketika petikemas perlu dilakukan penumpukan
terlebih dahulu karena beberapa alasan semisal (kapal belum datang, keperluan untuk stowage
plan) maka ketika truk memasuki inter-change area, petikemas diambil menggunakan reach
stacker kemudian dibawa oleh platform (ACT) dan diteruskan hingga menuju blok lapangan
penumpukan tertentu, biasanya diletakkan pada lapangan penumpukan yang terdekat dengan
water side area menggunakan RTG. Ketika petikemas akan dimuat maka petikemas akan
diambil menggunakan RTG dan kemudian dibawa menggunakan platform (ACT) ke waterside
area dan dimuat menggunakan crane pelabuhan Harbour Mobile Crane (HMC).
3. METODOLOGI PENELITIAN
Berikut daftar tarif penanganan bongkar muat kondisi eksisting Terminal Peti kemas Berlian :
Ship-Container Yard Ship-Other Modes (Loss Trucking)
20 feet 40 feet 20 feet 40 feet
Full Empty Full Empty Full Empty Full Empty
IDR 728.000,00 IDR 398.000,00 IDR 1.092.000,00 IDR 597.000,00 IDR 474.500,00 IDR 265.400,00 IDR 711.800,00 IDR 398.100,00
Transit-landing CY
Shifting with landing
20 feet 40 feet
20 feet 40 feet
Full Full
Full Empty Full Empty
IDR 504.000,00 IDR 840.000,00
IDR 559.200,00 IDR 312.800,00 IDR 838.800,00 IDR 469.100,00
Transit-TPS
20 feet 40 feet Shifting via Container Yard
Full Full 20 feet 40 feet
IDR 380.000,00 IDR 570.000,00 Full Empty Full Empty
IDR 1.201.200,00 IDR 657.000,00 IDR 1.802.000,00 IDR 985.000,00
Buka / Tutup Palkah
Per Palkah : IDR 443.000,00
Gambar 4. Daftar tarif penanganan bongkar muat kondisi eksisting Terminal Peti kemas Berlian
Berikut estimasi jumlah jasa yang digunakan ketika proses bongkar muat Kapal Container Pahala
berukuran 200 TEUs :
Perkiraan Penanganan Petikemas
Bongkar (150 box 20 feet, 25 box 40 feet)
Buka/Tutup Palkah : 2
20 feet 40 feet
Loss Trucking : 70 11
Ship to CY : 68 9
Ship to Ship : 5 2
Transit w/o landing : 4 2
Transit w/ landing : 3 1
Shifting w/o landing : 3 0
Shifting w/ landing : 2 2
Shifting via CY : 2 1
Gambar 5. Perkiraan bongkar Peti kemas kapal container Pahala 200 TEUs
Setelah dilakukan perhitungan dengan cara mengalikan jumlah jasa yang digunakan dengan tarif yang
ada didapatkan total tarif bongkar peti kemas 200 TEUs sebesar IDR 117.118.600.
Gambar 6. Perkiraan muat Peti kemas kapal container Pahala 200 TEUs
Setelah dilakukan perhitungan dengan cara mengalikan jumlah jasa yang digunakan dengan tarif yang
ada didapatkan total tarif muat peti kemas 200 TEUs sebesar IDR 32.812.230.
Jadi didapatkan total tarif penanganan bongkar dan muat kapal container Pahala 200 TEUs kondisi
eksisting sebesar IDR 66.097.660.
Dengan menggunakan ACT tarif berubah karena dipengaruhi oleh adanya ACT dan hilangnya fasilitas
headtruck didalam dermaga. Dalam kondisi eksisting truk yang menangani peti kemas hanya sebatas di
area dermaga, sehingga dapat diasumsikan bahwa operation cost yang dibutuhkan truk untuk beberapa
penanganan peti kemas adalah sejenis. Dikarenakan ACT tidak menggunakan bahan bakar minyak,
melainkan dengan tenaga listrik DC maka kemungkinan besar biaya operasinya dapat ditekan sehingga
lebih murah dan aman daripada penggunaan truk. Pengadaan pembangkit listrik misalnya, akan sangat
membantu dalam menekan biaya operasi. Operation cost truck / penanganan peti kemas IDR 105.000
dan Operation cost ACT / penanganan peti kemas IDR 100.000.
Sehingga didapatkan total tarif penanganan peti kemas 200 TEUs dengan ACT sebesar IDR 83.833.170
berarti memiliki selisih biaya sebesar IDR 33.285.430.
5. DAFTAR PUSTAKA
Hartawan, A. S. (2007). Analisa Sistem Antrian Kapal Petikemas Pt. Pelindo Iii Cabang Tanjung
Perak Terminal Berlian Sebagai Upaya Peningkatan Efisiensi Pelayanan Jasa Bongkar Muat.
Tugas Akhir.
Muhammad Arief Yulianto, B. A. (2016). Efektifitas Bongkar Muat Petikemas Terhadap Kelancaran
Arus Barang di PT. NIlam Port Terminla Indonesia (NPTI) Cabang Tanjung Perak Surabaya.
1-12.
Pelindo III. (2013). PELINDO III. Dipetik Maret 10, 2016, dari https://www.pelindo.co.id/
Pelindo III. (2013). Youtube. Dipetik Maret 11, 2016, dari
https://www.youtube.com/watch?v=CjvC6i2JaTw
PT Berlian Jasa Terminal Indonesia. (2016, April 4). Berlian Jasa Terminal Indonesia Official
Website. Diambil kembali dari bjti: http://www.bjti.co.id
Rukhana Khabibah, H. T. (2013). Sistem Antrian Pelayanan Bongkar Muat Kapal Di Terminal
Berlian Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Susanto, A. (2007). Analisa sistem antrian kapal petikemas PT. Pelindo III cabang Tanjung Perak
Terminal berlian sebagai upaya peningkatan efisiensi pelayanan jasa bongkar muat. Thesis.