Anda di halaman 1dari 8

3rd National Seminar on Maritime and Interdisciplinary Studies,

Vol. 3, No. 1, September 2021, ISBN: 978-623-98477-0-8


Politeknik Bumi Akpelni Semarang

PERAWATAN DAN PERBAIKAN HARBOUR MOBILE CRANE PADA


PELAKSANAAN BONGKAR MUAT CONTAINER
DI MV PEKAN FAJAR
1
Wenka S. Ardiansyah *, Marselinda Teresya BR S2, Lusiani3
13
Program studi Teknika, AMN Cilacap
Jl. Kendeng No. 307 Sidabegara - Cilacap
2
Program studi KPN, AMN Cilacap
Jl. Kendeng No. 307 Sidabegara - Cilacap
*
E-mail: wenkasaptaardiansyah22@gmail.com

Abstrak
Tujuan dalam kajian ini yaitu mendeskripsikan perawatan dan perbaikan Harbour Mobile
Crane (HMC) saat pelaksanaan Bongkar Muat Container di MV. Pekan Fajar. Metode
penelitian berupa observasi, interviu, wawancara, kepustakaan, dengan sumber data primer
dan sekunder serta analisis data deskriptif kualitatif. Obyek penelitian yakni di PT.Berlian
Jasa Terminal Indonesia Surabaya saat pelaksanaan bongkar muat di MV Pekan Fajar. Waktu
pengambilan data mulai dari 26 Februari 2021 sampai dengan 31 Mei 2021. Kesimpulan pada
penelitian ini terkait perawatan dan perbaikan Harbour Mobile Crane pada pelaksanaan
bongkar muat di MV Pekan Fajar dideskripsikan bahwa perlu dilakukan perawatan secara
rutin sesuai jadwal perawatan baik berkala maupun insidental. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan agar HMC siap digunakan saat pelaksanaan bongkar muat yakni: usia
pemakaian alat, rutinnya perawatan, penggantian komponen alat yang sesuai dengan batas
masa pakai alat, penyediaan spare part HMC yang mencukupi. Perawatan yang rutin akan
meminimalisasi perbaikan yang dilakukan serta memperlancar dalam pelaksanaan bongkar
muat di MV Pekan Fajar.

Kata kunci: bongkar muat, harbour mobile crane, perawatan, perbaikan.

PENDAHULUAN pendongkrak (luffing), pemutar (slewing),


Transportasi barang menggunakan serta pejalan (travelling). Crane digunakan
kapal peti kemas, untuk memberikan secara berkelanjutan sebagai bentuk
kemudahan pada aktivitas bongkar muat peningkatan produksi membuat crane
peti kemas yakni memanfaatkan armada beroperasi selama 24 jam secara terus
angkat angkut. Armada angkat angkut meneurs. Hal tersebut memberikan
tersebut beragam jenis dimulai kemungkinan crane lebih mudah rusak.
pengangkatan ringan misalnya Oleh karena itu dibutuhkan tindakan
memanfaatkan forklift, headtruck, serta perawatan mesin terhadap crane. Perawatan
reach stacker, sedangkan pengangkatan mesin ini pada umumnya dilaksanakan
berat umumnya memanfaatkan crane. pihak yang profesional pada bidang mesin
Crane memiliki 2 tipe yakni crane yang yakni mekanik. (Wulansari & Ardyanto W.,
tidak dapat bergeser posisi seperti ribber 2019)
tyred gantry serta crane yang dapat Pelabuhan berperan penting dalam
bergeser posisi sejenis harbour mobile menumbuhkan perekonomian suatu daerah.
crane. Sistem kerja crane saat Kegiatan perdagangan dapat ditunjang
pengangkatan muatan secara vertical, dengan kelancaran arus barang dan jasa
menahan serta melakukan pemindahan menggunakan salah satu jalur transportasi
secara horizontal kemudian melakukan yakni laut. Pengangkutan merupakan alat
penurunan muatan menuju tempat lain yang transportasi yang cukup diperlukan dalam
dirancang menggunakan sistem kehidupan sehari-hari. Beberapa hal dapat

41 | P a g e
3rd National Seminar on Maritime and Interdisciplinary Studies,
Vol. 3, No. 1, September 2021, ISBN: 978-623-98477-0-8
Politeknik Bumi Akpelni Semarang

menunjang kegiatan pengangkutan yakni LANDASAN TEORI


segi geografis, serta ilmu pengetahuan dan Aspek peralatan di Pelabuhan
teknologi. memiliki pengaruh dominan saat
Perkembangan transportasi yang merancang proses bongkar muat. Tidak
cukup pesat bersamaan dengan memadainya peralatan bongkar muat, maka
perkembangan teknologi dalam lingkup dapat terjadi kendala dalam proses bongkar
maritim, ditinjau dari fungsi serta peran muat dalam (Safrianda et al., 2016)
angkutan laut merupakan transportasi Alat bongkar muat sangat
andalan dalam kegiatan lalu lintas barang dibutuhkan sebagai pendukung serta
antar pelabuhan, saat aktivitas bongkar pelaksanaan aktivitas bongkar muat yang
muat dari serta keatas kapal, gudang dilakukan. Setiap pelabuhan mempunyai
maupun lapangan penumpukan yang tipe alat bongkar muat yang tidak sama.
dilaksanakan perusahaan pengangkutan Salah satunya yakni pelabuhan peti kemas
pada pelabuhan. yaitu pelabuhan yang memberikan
Perkembangan arus transportasi pelayanan aktivitas bongkar muat peti
bongkar muat pada pelabuhan yang cukup kemas. Beragam tipe peralatan yang ada di
pesat, menyebabkan banyak perusahaan pelabuhan peti kemas antara lain: harbour
berkembang dalam aspek penyediaan jasa mobile crane; reach stacker; forklift; rubber
angkutan sejenis penyedia fasilitas peti tyred gantry; container crane; crane kapal;
kemas, alat bongkar muat, serta terminal top leader; level luffing gantry crane;
peti kemas. Peralatan (Harbour Mobile mobile crane; truck container dalam
Crane) merupakan alat bongkar muat di (Safrianda et al., 2016)
pelabuhan / crane yang bisa berpindah Perawatan rutin peralatan hanya
posisi serta bersifat flexible hingga dilaksanakan saat terjadi kerusakan pada
dimanfaatkan dalam bongkar muat peti alat tersebut. Namun perawatan rutin juga
kemas serta barang curah berkapasitas dilaksanakan terhadap beragam peralatan
angkat/SWL (safety weight load ) sampai tersebut, misalnya mengganti oli kendaraan;
100 ton. pengecekan tekanan ban serta lainnya
PT. Berlian Jasa Terminal Indonesia dalam (Safrianda et al., 2016)
(BJTI PORT) Surabaya adalah salah satu Kondisi alat yang akan dilakukan
operator pelabuhan andal dalam pelayanan perbaikan merupakan definisi dari
bongkar muat petikemas domestik. kerusakan alat. Solusi meminimalisir idle
Kegiatan bongkar muat petikemas wajib time yang diakibatkan rusaknya alat yang
dilaksanakan dengan baik agar kegiatan bisa dilaksanakan yakni melaksanakan
pembongkaran serta pemuatan barang perawatan rutin serta ekstra khususnya pada
pengiriman/penerimaan barang yang terlalu peralatan yang telah berumur tua serta
lama serta kemungkinan terjadinya kondisi yang kurang baik. Selain itu bisa
kerusakan peti kemas, maupun kerusakan dilakukan kegiatan menyewa atau
pada alat dapat menurun. meminjam peralatan yang diperlukan pada
Berdasarkan hal tersebut diperlukan perusahaan lainnya, supaya tahap bongkar
kesiapan alat yang didukung dengan muat bisa diselesaikan sesuai waktu yang
perawatan yang baik saat pelaksanaan telah ditentukan dalam (Safrianda et al.,
bongkar muat di MV Pekan Fajar, sehingga 2016)
membuat penulis tertarik mendeskripsikan Pengoptimalan perawatan alat
Perawatan dan Perbaikan Harbour Mobile bongkar muat crane sebagai bentuk upaya
Crane (HMC) saat pelaksanaan Bongkar yang dilaksanakan yakni mengarahkan pada
Muat Container di MV. Pekan Fajar. deck crew kapal terkait perawatan yang
tepat sesuai ship maintenance plan dalam
meningkatkan perawatan yang telah

42 | P a g e
3rd National Seminar on Maritime and Interdisciplinary Studies,
Vol. 3, No. 1, September 2021, ISBN: 978-623-98477-0-8
Politeknik Bumi Akpelni Semarang

dilaksanakan sebelumnya dalam (Alfarisi, dan terdapat kotoran hingga memerlukan


2019) pembersihan kontaklor (Wulansari &
Tahap bongkar muat dipengaruhi Ardyanto W., 2019).
beragam aspek, misalnya terdapat banyak Banyak terdapat pekerja yang tidak
container serta berat muatan yang dikelola, memiliki pengetahuan tersedianya prosedur
maupun kualitas serta kuantitas alat yang perawatan mesin mennyebabkan pekerja
dipakai. Tahap berkesinambungan ini melaksanakan tindakan tidak aman serta
memberikan pengaruh terhadap usia tidak tepat dengan prosedur perawatan
container crane. Penentuan perawatan yang mesin yang sudah dibuat pihak manajemen.
kurang tepat, dapat memberikan dampak Ketidaktahuan terdapatnya prosedur
terhadap kinerja container crane dalam perawatan mesin dikarenaka sosialisasi
(Wahibullah et al., 2021) yang kurang terkait prosedur perawatan
Aktivitas bongkar muat peti kemas mesin serta penempelan prosedur
memiliki resiko sangat tinggi, dikarenakan perawatan mesin di tempat yang diabaikan
peralatan yang dipakai untuk kegiatan oleh pekerja. Hal tersebut menjadikan
mengangkat berat dalam (Wulansari & pekerja tidak memiliki kepedulian terkait
Ardyanto W., 2019) terdapatnya prosedur perawatan mesin yang
Peralatan bongkar muat HMC wajib dipatuhi untuk bekerja secara urut
memang diperlukan perawatan ekstra serta runtut (Wulansari & Ardyanto W.,
maksimal sebab 24 jam alat tersebut selalu 2019).
dipakai hingga sebagai mekanik wajib Kapal peti kemas berfungi
melaksanakan tugas serta kewajibannya. mengangkut peti kemas (container),
Perawatan mesin HMC dikelompokkan sehingga mempunyai alat bongkar serta
dalam 3 sesuai hour meter alat tersebut muat khusus agar bisa dapat melakukan
bekerja. Daily inspeksi check list pembongkaran serta pemuatan petikemas.
dilaksanakan apabila hour meter mencapai Muatan unit (Unitized cargo) yakni muatan
10 jam atau biasa dilaksanakan setiap dalam bentuk unit muatan berkomposisi
pergantian shift, Weekly inspeksi check list lebih dari satu muatan yang tergabung.
dilaksanakan apabila hour meter mencapai Container, yakni muatan yang dikumpulkan
100 jam, Monthly inspeksi check list pada 1 box peti kemas, berbobot sekitar 15
dilaksanakan apabila hour meter mencapai s/d 20 ton tiap box dalam (Muhammad,
500 jam atau apabila alat mengalami over 2017).
time di mesin dalam (Wulansari & Beberapa permasalahan dalam
Ardyanto W., 2019) kegiatan bongkar muat yang
Komponen yang wajib dicek antara memanfaatkan crane kapal yakni persiapan
lain: sambungan baut, mur, pin pengunci crane sangat lama, sebagian peralatan
yang aus atau kendur; komponen rail, beam kondisinya tidak baik, ausnya wire rope
yang mengalami deformasi, retak maupun adanya muatan lebih dari SWL crane
pecah; komponen semacam poros, bearing, sehingga 1 crane tidak bisa mengangkat
roda gigi serta klem yang kemungkinan muatan, maka diperlukan gabungan 2 crane
mengalami aus, pecah ataupun distorsi ban; menggunakan HMC (Harbour Mobile
komponen pasak, brake, pengangkat, Crane) dalam (Andromeda & Pratama,
lapisan terhadap kotoran serta kerak yang 2018)
berlebih; komponen motor dan slip ring Lancarnya kegiatan operasional
serta bushes; komponen rantai dari kerak kapal dipengaruhi kondisi kapal saat
logam serta kotoran yang berlebih; melaksanakan bongkar muat serta
komponen hooks; komponen pengaman keperluan administrasi pada pelabuhan asal
beban serta pengaman alat; serta komponen serta tujuan. Peralatan bongkar muat
kelistrikan yang mengalami kekenduran adalah salah satu faktor pendukung dalam

43 | P a g e
3rd National Seminar on Maritime and Interdisciplinary Studies,
Vol. 3, No. 1, September 2021, ISBN: 978-623-98477-0-8
Politeknik Bumi Akpelni Semarang

aktivitas bongkar muat pada pelabuhan penumpang. Bongkar muat barang dapat
dalam (Andromeda & Pratama, 2018). dilaksanakan melalui 2 tipe yakni vertikal
Pengiriman barang diangkut maupun horisontal. Tipe vertikal
menggunakan kapal, saat kapal akan sandar dinamakan lift on/lift off yang dilaksanakan
ataupun layar meninggalkan pelabuhan, menggunakan crane kapal, mobile crane
pengurusan dokumen kapal dilakukan serta crane tetap yang terdapat pada
menggunakan agen. Setelah kapal sandar, dermaga. Tipe horisontal dinamakan roll
aktivitas bongkar muat container on/roll off beragam pengangkutan beragam
dilaksanakan oleh Perusahaan Bongkar barang memanfaatkan truk (Katias &
Muat (PBM). Pengambilan barang yang Muhammad, 2017).
sudah sampai di tujuan pengiriman Secara garis besar kegiatan yang
dilaksanakan oleh pihak ketiga yang dilaksanakan di Pelabuhan Kontainer
menjadi wakil consignee lalu tahap dimulai saat container dari luar pelabuhan
berikutnya diposisikan menuju gudang tiba kemudian dilakukan pengangkutan
akhir dalam (Sari, 2019). menggunakan truck, selanjutnya truck
Mekanisme transportasi peti kemas menuju Container Yard, di CY, dilakukan
yakni penggabungan beragam moda penurunan kontainer dari truck
angkutan yang dilaksanakan memanfaatkan memanfaatkan peralatan bongkar yang
container, dengan maksud mempermudah tersedia pada CY (Alat: RTGC, RMGC,
alih muat barang dengan penyederhanaan Reach stacker, maupun Straddle Carrier).
mekanisme bongkar muat menjadi lebih Selanjutnya truck meninggalkan pelabuhan.
efektif serta efisien dalam (Siahaan et al., Proses selanjutnya yakni kontainer dimuat
2013). menuju kapal laut. Saat kapal laut yang
Berbagai hal penghambat akan mengangkut kontainer tersebut telah
produktivitas kegiatan bongkar muat antara sandar, maka dilakukan penaikan kontainer
lain kuantitas muatan kondisi alat bantu, menuju truck menggunakan alat bongkar
tersedianya kapal untuk mengangkut, yang tersedia pada CY (truck yang
tersedianya truk, keadaan cuaca, sumber dimanfaatkan yakni truck khusus yang telah
daya manusia, kesiapan alat serta perawatan disiapkan di pelabuhan), selanjutnya truck
merupakan hal yang harus diperhatikan dapat mengangkut kontainer menuju
pihak Perusahaan. Quayside agar dilakukan pemuatan menuju
Dampak yang muncul ketika crane kapal memanfaatkan alat bongkar khusus
mengalami kerusakan saat beroperasi, akan pada Quayside (CC, HMC, Crane), tahap
menyita waktu perbaikan yang tidak cepat ini pun berlaku sebaliknya. Pada Quayside
tergantung jenis kerusakannya. 2 crane menggunakan beberapa peralatan antara
yang digunakan pada 1 kapal jika terdapat lain: Container Crane, suatu alat
kebutuhan cukup besar (Limanto, 2018). berdimensi terbesar yang terdapat pada
Aktivitas bongkar muat berjalan pelabuhan kontainer, memiliki lengan
efektif tergantung proses handling dengan panjang serta lebar lebih
khususnya HMC, yang dinamakan proses dibandingkan kapal laut. Pemanfaatan rel
handling. Apabila telah melakukan tahap sebagai alat gerak; Harbour Mobile Crane
tersebut, terutama saat kegiatan bongkar memiliki bentuk sejenis
kapal, proses delivery maupun receiving crane yang pada umumnya memiliki
dilaksanakan setelah pembongkaran peti rancangan tersendiri agar mempunyai
kemas dari kapal serta meninggalkan lokasi kecepatan bongkar muat kontainer tinggi
bongkar muat (Limanto, 2018). apabila dibandingkan dengan crane biasa;
Pembuatan kapal barang Crane, merupakan alat yang telah jarang
dikhususkan untuk mengangkut barang. dimanfaatkan pada pelabuhan kontainer
Kapal ini berkapasitas lebih dari kapal disebabkan tingkat kecepatan bongkar muat

44 | P a g e
3rd National Seminar on Maritime and Interdisciplinary Studies,
Vol. 3, No. 1, September 2021, ISBN: 978-623-98477-0-8
Politeknik Bumi Akpelni Semarang

yang lambat. Produktivitas bongkar muat mengenai kegiatan dari proses bongkar
yang diperoleh serta diukur menggunakan muat kontainer yang terjadi di PT. BJTI.
rerata tonase barang/container/curah yang Sedangkan penulis memiliki
dilakukan pembongkaran serta pemuatan pendapat bahwa Metode Dokumentasi
menggunakan satuan jam (ton/jam, adalah sebuah metode/cara untuk
box/jam), dalam (Zuhdi, 2017). memperoleh beragam data yang dibutuhkan
pada sebuah kajian dengan
METODE mengabadikannya berupa gambar (foto),
Metode dalam kajian ini berupa rekaman gambar (video), rekaman suara,
metodologi deskriptif kualitatif sebagai maupun surat atau bukti tertulis lainnya
gambaran serta uraian objek penelitian dan yang terkait dengan kegiatan penelitian.
kaidah yang diperoleh berdasarkan teori Metode Dokumentasi yang penulis
terkait tema yang diambil. Penggunaan terapkan adalah dengan mengabadikannya
metode wawancara serta pengamatan berupa gambar (foto) dan dengan beberapa
(observasi), dokumentasi, kepustakaan. bukti tertulis yang terkait dengan kegiatan
Pengamatan pada perawatan serta dari proses bongkar muat container yang
perbaikan alat pada pelaksanaan bongkar terjadi di PT. BJTI. Namun, penulis tidak
muat menggunakan harbour mobile crane memiliki bukti dokumentasi lebih banyak
di MV Pekan Fajar. dikarenakan cukup padatnya dalam
Kajian ini dilakukan selama penulis pekerjaan tersebut dan timing yang kurang
melaksanakan praktek darat di PT Berlian tepat ketika data yang penulis butuhkan
Jasa Terminal Indonesia Surabaya saat tersebut terjadi sehingga menyebabkan
pelaksanaan bongkar muat container di kurangnya data dengan menggunakan
MV. Pekan Fajar. Waktu penelitian selama Metode Dokumentasi tersebut.
3 (Tiga) bulan dimulai dari tanggal 26 Metode Studi Pustaka
Februari 2021 - 31 Mei 2021. (Kepustakaan) yang penulis terapkan
Penulis memiliki pendapat bahwa adalah dengan mencari beberapa referensi
metode observasi adalah sebuah metode berupa karya tulis, jurnal, dokumentasi dari
maupun cara dalam memperoleh data yang para ahli, beberapa informasi tertulis dalam
dibutuhkan saat kegiatan penelitian dengan hukum negara, dan beberapa artikel lainnya
melaksanakan pengamatan langsung ke mengenai kegiatan dari proses bongkar
dalam objek penelitian yang telah muat container yang ada di PT. BJTI.
ditentukan untuk mencermati dengan lebih Dalam penelitian ini, penulis
jelas mengenai kegiatan yang diamati dan menjelaskan mengenai beberapa kendala
mendapatkan data-data dengan lebih mudah. yang seringkali terjadi pada kegiatan dari
Metode Observasi yang penulis tahap aktivitas bongkar muat kontainer di
terapkan adalah dengan mengamati PT BJTI. Hal ini dikarenakan Pengaruh
langsung mengenai proses dari kegiatan Kesiapan Dari setiap perencanaan yang
bongkar muat container yang terjadi di PT. terdapat pada salah saat proses kegiatan
BJTI. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bongkar muat tersebut. Terjadinya
dengan lebih jelas dan memastikan perbedaaan waktu yang sangat jauh dalam
beberapa kendala yang sering terjadi serta proses bongkar muat container menjadi
upaya atau solusi untuk mengatasi beberapa sebuah kendala yang harus diatasi untuk
kendala yang seringkali terjadi. menciptakan pelayanan yang lebih baik lagi
Metode Interviu yang penulis kepada seluruh pihak terkait dan juga untuk
terapkan adalah dengan menanyakan mempersingkat waktu dari kegiatan
langsung kepada para karyawan/ti yang bongkar muat container tersebut supaya
berada pada objek penelitian tersebut tidak menyebabkan banyak kerugian serta

45 | P a g e
3rd National Seminar on Maritime and Interdisciplinary Studies,
Vol. 3, No. 1, September 2021, ISBN: 978-623-98477-0-8
Politeknik Bumi Akpelni Semarang

juga tidak memerlukan waktu yang terlalu 80% karena jika melebihi 100% Engine
lama. nya dapat over hits.
i. Batre.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan analisa yang diperoleh, Kemudian setelah dilakukan
penulis menemukan hal-hal terkait pengecekan dan dipastikan oleh mekanik
perawatan dan perbaikan HMC dalam AKR ataupun BIMA bahwa alat dalam
pelaksanaan bongkar muat container di MV kondisi ready atau siap, maka alat siap
Pekan Fajar yakni: untuk digunakan untuk kegiatan operasi
Alat Harbor Mobile crane sebagai bongkar/muat.
alat utama untuk menunjang kelancaran Ketika alat sudah bekerja, pada saat
bongkar muat sering mengalami mantaince bongkaran alatnya tidak lock on lock pada
(kerusakan), kondisi ini juga dipengaruhi alat spreader tidak mau mengunci/
dari kondisi alat yang sudah tua dan menglock container. Pada saat ingin di
membutuhkan perawatan yang rutin untuk angkat dengan spreader tidak mau
menjaga alat tetap stabil dan dapat mengunci karena kurangnya persiapan,
beroperasi. ternyata setelah dicoba berulang kali oleh
Adapun penyelesaian yang operator dan tidak mau mengelock.
dilaksanakan dalam mengatasi hambatan Kendala alat selain dari kesiapan alat dan
yang ditemui Harbour Mobile Crane kerusakan pada alat.
sebelum terjadinya Mantaince adalah Setelah mencoba berulang kali dan
perlu perawatan yang rutin. Spreader tetap tidak mau mengunci
Perawatan merupakan langkah awal Operator menghubungi mekanik untuk
untuk menjaga alat agar selalu stabil dan dilakukan pengecekan terhadap spreader
dapat beroperasi. Perawatan ini dilakukan yang digunakan.
oleh mekanik (operator) dari AKR maupun Setelah mekanik ready di area,
dari BIMA sebagai partner kerjasama. spreader diturunkan ketika dilakukan
Langkah awal yang dilakukan mekanik pengecekan ternyata lock on lock nya ada
sebelum alat digunakan dilakukan bagian yang retak karena sudah lama tidak
pengecekan alat seperti: diganti. Kemudian mekanik memastikan
a. Pengecekan Oil Engine penyebabnya yang mana ternyata lock on
Pertama–tama mekanik memastikan lock nya sudah mencapai 80 ribu box yang
alat terparkir di area code dermaga, dilock oleh mekanik yang artinya lock on
lalu memasukkan kap mesin ke dalam lock pada spreader tersebut sudah mencapai
bak oil, baru dilihat tanda pada starting batas maksimum penggunaan dan harus
yang dicelupkan tidak boleh melewati diganti dengan lock on lock yang baru.
batas pada tanda atau pun kurang dari Namun karena pergantikan lock on
garis minimum yang ditentukan. lock membutuhkan biaya dan harus ditindak
b. Pengecekan Air Radiator lanjuti dan diperiksa oleh pihak BKI (Biro
c. Hidrok hiblok Klasifikasi Indonesia) sebagai badan
d. Level Oil pengawas standar operasional alat,
e. Operating & Stop sehingga untuk mengatasi kerusakan lock
Dilakukan pengecekan rutin on lock spreader tersebut mekanik
f. Panel (Copel) mengatasinya dengan melakukan
g. Kipas mesin dipastikan harus menyala. pergantigan spreader yang sedang tidak
h. Edul (Suhu) dipakai. Kecepatan operator juga
dalam hal ini dipastikan suhu tidak mempengaruhi dari jumlah container yang
boleh melebihi 100% dan minimal dapat diangkat, tetapi rata - rata petugas
operator, sudah mampu mengoprasikan alat

46 | P a g e
3rd National Seminar on Maritime and Interdisciplinary Studies,
Vol. 3, No. 1, September 2021, ISBN: 978-623-98477-0-8
Politeknik Bumi Akpelni Semarang

dan menyelesaikan 1 box kurang lebih 2 melaksanakan tugas serta kewajibannya.


sampai 3 menit. (Wulansari & Ardyanto W., 2019),
Pada saat proses bongkar di MV. sehingga perlu dipersiapkan dengan baik
Pekan fajar penulis menemui container serta memperhatikan beberapa hal agar
yang rusak, bagian dari container terdapat HMC siap digunakan saat pelaksanaan
yang peok permukaan atas dan tempat dari bongkar muat yakni: usia pemakaian alat,
lubang dari container tidak bisa terkunci rutinnya perawatan, penggantian komponen
oleh lock on lock spreadernya, sehingga alat yang sesuai dengan batas masa pakai
untuk mengatasi kendala tersebut harus alat, penyediaan spare part HMC yang
menggunakan tally sling. Untuk hal ini juga mencukupi.
menguras waktu pada pengerjaannya jika
container bisa diangkat dengan spreader KESIMPULAN
kurung waktu 2-3 menit oleh operator, Kesimpulan pada penelitian ini
maka menggunakan tally sling terkait perawatan dan perbaikan Harbour
membutuhkan waktu kurang lebih 10 menit, Mobile Crane pada pelaksanaan bongkar
yang mana ini terjadi akibat dari muat di MV Pekan Fajar dideskripsikan
pemasangan tally sling yang membutuhkan bahwa perlu dilakukan perawatan secara
waktu. tetapi karena pada dasarnya kendala rutin sesuai jadwal perawatan baik berkala
seperti ini tidak dapat diantisipasi akibat maupun insidental. Beberapa hal yang perlu
kerusakan berasal dari container asal sudah diperhatikan agar HMC siap digunakan saat
rusak mau tidak mau solusinya adalah pelaksanaan bongkar muat yakni: usia
pengunaan tally sling sebagai alat bantu pemakaian alat, rutinnya perawatan,
agar container dapat diturunkan. penggantian komponen alat yang sesuai
Kesiapan Harbour Mobile Crane dengan batas masa pakai alat, penyediaan
merupakan hal penting dalam menunjang spare part HMC yang mencukupi.
kelancaran arus bongkar muat. Dengan Perawatan yang rutin akan meminimalisasi
begitu persiapan alat tersebut merupakan perbaikan yang dilakukan serta
langkah awal yang sangat perlu memperlancar dalam pelaksanaan bongkar
diperhatikan dan dilakukan pengecekan muat di MV Pekan Fajar.
sebelum alat digunakan. Sehingga wajib Sehingga direkomendasikan kajian
dilakukan pengecekan dan perawatan alat berikutnya yakni analisis optimalisasi
yang rutin sehingga alat dapat bekerja kegiatan perawatan alat HMC yang dapat
dengan optimal. memberikan pengaruh terhadap kelancaran
Berdasarkan hal tersebut, sesuai pelaksanaan bongkar muat.
dengan yang disampaikan peneliti lain
bahwa efektivitas aktivitas bongkar muat DAFTAR PUSTAKA
sangat tergantung pada kegiatan handling Alfarisi, M. S, 2019, Analisis Perawatan Crane
terutama Harbour Mobile Crane (HMC) Guna Menunjang Kelancaran Proses
(Limanto, 2018). Perawatan rutin peralatan Bongkar Muat Batu Bara Di Atas Kapal
MV. KT 05. Skripsi Politeknik Ilmu
tidak hanya dilaksanakan saat terjadi
Pelayaran.
kerusakan pada alat tersebut. Namun Andromeda, V. F., & Pratama, D. W. , 2018,
perawatan rutin juga dilaksanakan terhadap Penanganan Bongkar Muat Dengan Crane
beragam peralatan tersebut, misalnya Kapal Di MV. Oriental Jade. Dinamika
mengganti oli kendaraan; pengecekan Bahari, 8(2), 2011–2028.
tekanan ban serta lainnya. (Safrianda et al., https://doi.org/10.46484/db.v8i2.73
2016). Peralatan bongkar muat HMC Katias, P., & Muhammad, I. K. , 2017, Analisis
memang diperlukan perawatan ekstra Kinerja Berth Time Kapal Kargo Muatan
maksimal sebab 24 jam alat tersebut selalu Curah Kering dan Usulan Perbaikannya
dipakai hingga sebagai mekanik wajib di Terminal Jamrud Pelabuhan Tanjung

47 | P a g e
3rd National Seminar on Maritime and Interdisciplinary Studies,
Vol. 3, No. 1, September 2021, ISBN: 978-623-98477-0-8
Politeknik Bumi Akpelni Semarang

Perak Surabaya. Business and Finance


Journal, 2(2), 145–158.
https://doi.org/10.33086/bfj.v2i2.475
Limanto, W. , 2018, Penentuan Jumlah Crane
pada Proses Bongkar Muat Peti Kemas di
Terminal Jamrud Selatan Pelabuhan
Tanjung Perak Menggunakan Metode
Simulasi Diskrit. Institut Teknologi
Sepuluh November.
Muhammad, I. K. , 2017, Analisis Kinerja
Berth Time Kapal Kargo Surabaya.
Skripsi FEB Universitas Airlangga.
Safrianda, M., Rinaldi, & Fatnanta, F. , 2016,
Analisis Keterlambatan Bongkar Muat
Barang Akibat Faktor Peralatan. Jon
FTEKNIK, 3(3), 1–12.
Sari, D. I. , 2019, Centre of Technology sebagai
Model Praktis Industri Pelayaran untuk
Kompetensi Lulusan Jurusan
Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga pada
Perguruan Tinggi Vokasi Maritim di
Indonesia. Proceeding of 10th Industrial
Research Workshop and National Seminar,
Polban, 1257–1263.
Siahaan, L. D., Wunas, S., & Jinca, M. Y. ,
2013, Transportasi Laut Kontainer Dalam
Pengembangan Master Plan Percepatan
Dan Perluasan Ekonomi Indonesia di
Indonesia Bagian Timur. Jurnal
Transportasi, 13(3), 193–200.
Wahibullah, W., Adi, D. P., Wibowo, A. T.,
Sulistyono, M. T., & Gumelar, A. B. ,
2021, Implementasi Perangkat
Peremajaan dan Perawatan Alat Berat
Container Crane. Matics, 13(1), 28–32.
https://doi.org/10.18860/mat.v13i1.11597
Wulansari, N., & Ardyanto W., D. , 2019,
Hubungan Faktor Individu Dan
Ketersediaan Prosedur Perawatan Mesin
Dengan Tindakan Tidak Aman Oleh
Mekanik. The Indonesian Journal of
Occupational Safety and Health, 8(1), 84.
https://doi.org/10.20473/ijosh.v8i1.2019.8
4-93
Zuhdi, A. Z. , 2017, Analisis produktivitas
bongkar muat general cargo di pelabuhan
makassar. Skripsi Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin.

48 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai