MUHAMMAD MAHADIN B
NIT. 19.41.187
NAUTIKA
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara kepulauan, maka tranportasi laut
merupakan sektor yang sangat penting dalam dunia perdagangan,
sehingga Indonesia harus mempunyai sistem transportasi laut yang
berguna dan berhasilguna (efisiensi dan efektifitas). Kebutuhan
transportasi khususnya dibidang kelautan sangat besar, karena pada
saat ini transportasi laut merupakan suatu alat yang dapat
mengangkut penumpang atau barang dari satu tempat ke tempat yang
lainnya, dengan menempuh jarak yang jauh dengan biaya yang relatif
murah jika dibandingkan dengan menggunakan sarana transportasi
darat maupun transportasi udara.
Dalam dunia perdagangan nasional maupun perdagangan
internasional, pelayaran niaga sangat berperan penting untuk
menunjang proses pendistribusian barang. Hampir semua barang
ekspor dan impor menggunakan sarana angutan kapal laut, walaupun
diantara tempat dimana pengangkutan dilakukan terdapat fasilitas-
fasilitas angkutan lainnya yang berupa angkutan darat seperti truk dan
kereta api. Pengangkutan barang dengan kapal laut dipilih karena
jumlah barang yang diangkut akan lebih besar jika dibandingkan
dengan menggunakan truk, kereta api, atau pesawat terbang dan
biaya angkut juga lebih kecil jika di bandingkan dengannya.
Dalam bisnis pelayaran tujuan utamanya adalah untuk
mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, sehingga perlu
disadari oleh semua awak kapal akan keutuhan muatan dari
pelabuhan muat sampai pelabuhan bongkar. Untuk itu penanganan
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan maka
permalasahan yang perlu di analisa dan di rumuskan adalah
bagaimana pelaksanaan persiapan dalam pemuatan dan
mengoptimalkan penataan muatannya.
C. Tujuan Penelitian
Dalam pembahasan lebih lanjut pada skripsi ini maka tujuan
penelitan yang di harapkan yaitu untuk mengetahui pelaksanaan
persiapan dalam pemuatan dan mengoptimalkan penataan muatannya.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dalam penulisan skripsi ini. Di dalam
penelitian ini, penulis berharap akan beberapa manfaat yang dapat
dicapai.
1. Manfaat secara teoritis.
Menambah pengetahuan, masukan dan pengalaman bagi
pembaca dalam mengembangkan wawasan dalam bidang
pemuatan muatan.
2. Manfaat secara praktis
3
E. Hipotesis
Adapun yang menjadi hipotesis dari judul tersebut yaitu diduga
bahwa persiapan dalam memuat dan penataan muatan yang belum
optimal yang disebabkan kurangnya perawatan peralatan bongkar
muat dan komunikasi dengan stevedore
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Pemuatan
Usaha Bongkar Muat Barang adalah kegiatan usaha yang
bergerak dalam bidang bongkar muat barang dari dan ke kapal di
pelabuhan yang meliputi kegiatan stevedoring, cargodoring, dan
receiving/delivery. (Permenhub, No. 16 th. 2014, Pasal 1 ayat 6).
Suatu pemindahan barang dari suatu tempat ketempat lain, dan
bisa juga dikatakn pembongkaran barang dari kapal ke dermaga ke
penimbunan dan juga sebaliknya dari penimbunan ke dermaga
kemudian diangkat ke kapal. ( Sudjatmiko, FDC, Drs, Pokok – pokok
Pelayaran Niaga, Akademi Pressindo Jakarta, 2001 : 384 )
Adapun pengertian pemuatan menurut ( Amir M.S, Seluk Beluk
Niaga dan Perdagangan Internasional, Bharata Karya Aksara, 2000 ).
Muat yaitu menyiapkan dan mengangkutkan barang pada tackle di
atas dermaga yang kemudian barang di angkat keatas palka lalu
melapaskan dan memadatkan muatan di dalam palka.
2. Melindungi Kapal
6
3. Melindungi Muatan
Sesuai dengan peraturan internasional bahwa perusahan
pelayaran atau pihak pengangkut bertanggung jawab atas
keselamatan dan keutuhan muatan sejak kapal muat sampai kapal
bongkar. Oleh karena itu pada waktu memuat, membongkar, dan
selama pelayaran, muatan harus ditangani secara baik. Pada
umumnya kerusakan umum dikapal disebabkan oleh:
a. Pengaruh dari muatan lain yang berada dalam satu ruang
palka.
b. Pengaruh air, misalnya terjadi kebocoran, keringat kapal,
muatan dan kelembaban udara ruang palka.
c. Gesekan muatan dengan badan kapal.
d. Penangasan (panas) yang ditimbulkan oleh muatan itu sendiri.
e. Karena pencurian.
f. Penanganan yang tidak baik.
Untuk mencegah kerusakan muatan tersebut, maka harus
dilakukan tindakan-tindakan sebagai berikut :
a. Ruang palka harus dipersiapkan secara baik untuk menerima
muatan.
b. Pemasangan dunnage harus baik.
c. Memisahkan muatan satu dengan muatan yang lain secara
baik.
d. Penggunaan ventilasi secara baik.
8
Stowage Plan
Stowage plan pada sleb harus dilakukan sedemikian rupa agar
broken stowagenya sekecil mungkin.Stowage plant yaitu sebuah
gambaran informasi mengenai rencan pengaturan muatan, serta
berat muatan di atas kapal. Kegunaan stowage plan yaitu :
1) Dapat mengetahui letak muatan, berat, dan jumlahnya\
2) Dapat memperhitungkan jumlah buruh yang akan di perlukan
3) Dapat memperhitungkan lamanya pemuatan
4) Sebagai dokumen tanggung jawab atas pengaturan muatan
Broken Stowage
10
Broken stowage yaitu isi suatu ruangan yang tidak terpakai atau
ditempati oleh muatan.Broken stowage dalam kegiatan pemuatan
barang terjadi karena
1) Bentuk ruang muatan
Hal ini sering terjadi pada palka depan dimana bentuk palka
terpengaruh oleh bentuk haluan kapal sehingga seringkali terjadi
broken stowage
2) Bentuk muatan pada sleb
Bentuk muatan pada sleb bermacam-macam kadang bentuknya
kecil, besar, panjang dan pendek
3) Kurang ahli dalam memuat
Karena kurangnya ketrampilan buruh dalam bidang pemadatan
pemuatan maka broken stowage sering kali terjadi dalam
pemuatan. Biasanya buruh menata muatan pada sleb denagan
asal-asalan atau tidak mengikuti stowage plan maka sangat
merugikan.
Hal di atas merupakan faktor penentu besar kecilnya broken
stowage. Untuk itu perlu perhatian khusus baik dari perwira kapal
maupun stevadore yang hendaknya selalu mengadakan
pemeriksaan atas broken stowage pada saat pemuatan dilakukan
sehingga ruang muat dapat di gunakan secara maksimum.
2.Peralatan Pemuatan
Dalam melakukan hal pemuatan harus ada kesiapan peralatan
yang dipergunakan atau di butuhkan untuk menyelenggarakan
pemuatan.
Alat-alat yang dapat dipergunakan untuk mempersiapkan
muatan ke atas palka bermacam-macam seperti sling, chain alloy,
spider, dan sebagainya, ada beberapa jenis alat pembantu
pemuatan steel slab yang terpenting yaitu :
11
a. Dunnage
Digunakan untuk mengatur susunan slab untuk mempermudah
pemuatan maupun
pembongkaran di pelabuhan tujuan, Dunnage juga di gunakan
sebagai pengatur
space cargo agar tidak terjadi kerusakan pada cargo tersebut,
penyusunan dunnage
harus sesuai dengan standar yang telah di tentukan. Berikut
ukuran dunnage yang
telah di tentukan untuk pemuatan steel slab :
1) 10cm x 10cm x 200cm
2) 10cm x 10cm x 60cm
ketempat lain yang di tentukan dengan mekanisme pendongkrak
(luffing),
pemutar (slewing), dan pejalan (traveling).
d. Spreader
Sprearder kegunaanya amat bermanfaat untuk meningkatkan
produktivitas bongkar maupun muat. Spreader tersedia dengan
12
e. Forklift
Biasanya pada pemuatan steel slab sangat membutuhkan forklift
karena untuk menata barang di dalam palka agar barangnya bisa
di padatkan. Forklift Merupakan alat pemuatan atau
pembongkaran barang yang di gunakan mengangkat barang
dengan untuk general cargo, dan clamp untuk curah kering, dalam
spearder pada slab yaitu sprearder yang mempunyai kekuatan
hingga 50 tons.
g. Strapping Band
Merupakan Tali yang berfungsi sebagai material handling untuk
berbagai keperluan pengemasan ( packing). Strapping Band
memiliki kekutan yang tinggi terutama yang digunakan pada
lashing slab dalam ruang kapal yang bergantung pada ukuran dan
ketebalannya.
h. Seal
13
i. EDGE Protector
Edge Protector disebut juga sebagi siku srapping band yang
terbuat dari baja digunakan untuk pelindung sisi barang dan
kerusakan strapping. Demikian jenisjenis peralatan pemuatan dan
pembongkaran steel slab yang dapat dipergunakan. Bagi pemilik
muatan perlu memperhatikan alat-alat yang di guanakan untuk
memuat atau membongkar muatan agar barang tidak rusak,
dengan demikian dia dapat memberikan tangkisan yang tepat bila
pengangkut menolak tuntutan claimnya, bila dia mengetahui
bahwa muatanya dimuat atau dibongkar memakai alat yang tidak
memenuhi syarat.
B. Kerangka Berpikir
Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan kerangka
berpikir untuk memaparkan secara kronologis dalam setiap
penyelesaian pokok permasalahan penulisan yaitu kelancaran
pelaksanaan memuat yang dilaksanakan diluar dermaga. Untuk
memenuhi kelancaran tersebut maka harus mengadakan persiapan
terlebih dahulu, baik persiapan alat bongkar muat dikapal maupun di
pelabuhan serta perlengkapan pemuatan.
Pada penanganan dan pengaturan muatan terutama pada saat
pemuatan maka harus diperhatikan benar-benar prinsip-prinsip
pemuatan agar kegiatan memuat tersebut berjalan dengan sistematis
cepat dan aman. Pada kenyataan banyak terjadi kendala pada saat
memuat diantaranya tutup palka yang tidak bisa terbuka dan tertutup
kembali pada saat proses pemuatan disebabkan pipa hydrolic dari
tutup palka banyak yang bocor atau rusak, sehingga hal ini tidak
sesuai dengan prinsip pemuatan yang ke tiga yaitu melindungi
muatan, bahwa perusahan pelayaran atau pihak pengangkut
bertanggung jawab atas keselamatan dan keutuhan muatan sejak
kapal muat sampai kapal bongkar.
kemudian susahnya pengaturan penataan muatan oleh buruh
yang dikarenakan tidak tersediannya loader vehicle pada saat
memuat, sehingga kapal menjadi miring atau trim yang terlalu besar.
Selain itu dikarenakna penataan yang tidak optimal menyebabkan
terdapatnya broken stowage yang besar didalam palka, sehingga
sangat membahayakan kapal apabila sudut runtuh yang di miliki
15
muatan mengubah stabilitas kapal pada saat berlayar. Hal ini tentu
tidak sesuai dengan prinsip pemuatan yang ke dua yaitu melindungi
kapal Yang dimaksud melindungi kapal adalah suatu upaya agar kapal
tetap selamat selama kegiatan muat bongkar maupun dalam
pelayaran, misalnya menjaga stabilitas kapal
Efektif efisien, dan cepat sesuai Efektif, efisien, dan cepat sesuai
prinsip-prinsip pemuatan prinsip-prinsip pemuatan
BAB III
PENUTUP
16
KESIMPUAN
DAFTAR PUSTAKA