Anda di halaman 1dari 51

SOSIALISASI PROSES EMBARKASI-DEBARKASI

PENUMPANG
PADA KM.KAPAL SABUK NUSANTARA 34
JANRY MARANTIKA A.Md.SE,,M.Si
LEMBARAN PENGESAHAN

HASIL EVALUASI LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA CRUW

KAPAL KM SABUK NUSANTARA 34

A. Judul Kegiatan : Sosialisasi tentang Debarkasi – Embarkasi penumpang

Pada KM. Sabuk nusantara 34 di pelabuhan yosudarso ambon

Berdasarkan undang- undang no 17 tahun 2008

B. Ketua tim pelaksana :

C. Anggota Pelaksana :

D. Hasil evaluasi : 1.Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat

TELAH/BELUM* Sesuai dengan rencana yang tercantum di dalam

Proposal LPPM

2.Sistimatika laporan TELAH/BELUM* sesuai dengan ketentuan yang

Tercantum dalam buku pedoman LPPM Akademi Maritim Maluku

Ambon.

E. Kesimpulan

Laporan belum dapat di terima/belum diterima*

Mengetahui Ambon,……………20

Direktur AMM Sekertaris LPPM AMM

………………………………... ……………………………………
BAB I

PENDAHULUAN
Pada saat ini persaingan bisnis Jasa Transportasi Umum

semakin Ketat. Kondisi tersebut membuat setiap perusahaan jasa

pengangkut masal harus berbenah diri agar terus eksis di tengah

persaingan yang ada. Tak berbeda dengan perusahaan yang

bergerak di bidang transportasi lainnya. PT. Citra Baruadinusan

tara juga harus ikut berbenah. Salah satu faktor yang penting untuk

menentukan kelangsungan perusahaan sebagai penyelenggara

jasa angkutan laut nasional yang merupakan visi untuk menjadi

operator pelayanan nasional dan jaringan internasional dengan

perusahaan kelas dunia maka selayaknya PT. Citrabaru

Adinusantara yang mengorasikan kapal KM Sabuk nusantara 34

mengutamakan pelayanan prima kepada penumpang. (Tata

Rahmaningtiyas 2020)

PT. Cirabaru Adinusantara <,CBA.> merupakan perusahaan

pelayaran di bawah naungan Suasta yang telah lama menangani

transportasi laut dan memiliki 32 armada

Arus penumpang atau yang di kenal dengan kata lain

Embarkasi-Debarkasi menurut W.J.S Poerwardaminta (1993) ialah

pemberangkatan dan penurunan penumpang dengan kapal laut

yang dilakukan dari tempat-tempat yang sudah di tetapkan sampai

dengan tempat tujuannya. Embarkasi-Debarkasi mempunyai


beberapa keadaan dan situasi dalam keadaan normal seperti pada

hari-hari biasa dan situasi yang paling banyak peminatnya salah

satu contoh adalah pada waktu lebaran dan liburan sekolah di

mana situasi itu banyak masyarakat yang bepergian keluar pulau.

Karena banyaknya peminat tersebutlah sehingga dapat

mempengaruhi jadwal keberangkatan penumpang pada umumnya.

Keterlambatan jadwal kapal adalah salah satu permasalahan

yang sering dialami di dalam kegiatan pelayaran kapal laut.

Kerugian yang ditimbulkan dari risiko ini pun meliputi kerugian

finansial yang cukup besar. Penyebab keterlambatan diantarinya

adalah proses Embarkasi-Debarkasi kapal yang sering tidak sesuai

jadwal sehingga mengakibatkan keterlambatan kapal bertolak dari

pelabuhan, sehingga kapal tiba di pelabuhan berikutnya juga

mengalami keterlambatan, hal ini tentu mengakibatkan

ketidaknyamanan penumpang. (Tata Rahmaningtiyas 2020)

Terdapat berbagai macam faktor penyebab kapal mengalami

keterlambatan seperti pengantar pengunjung dan buruh yang

sering membuat kegaduhan di tangga penumpang naik dan turun

sehingga menghambat proses pengecekan tiket dari petugas dan

mengakibatkan proses sweeping tiket tidak berjalan optimal. Salah

satu tugas dan tanggung jawab dari perusahaan pelayaran adalah

menjamin keamanan dan keselamatan kapal beserta penumpang

dan muatannya. Oleh karena itu sebelum kapal dioperasikan


diperlukan pengujian keselamatan dan keamanan berlayar sesuai

ketentuan yang berlaku. Sampai saat ini kenyamanan dan

keamanan di atas kapal penumpang menjadi masalah karena

fasilitas dan pelayanan yang kurang baik terutama dirasakan oleh

penumpang kelas ekonomi. (Tata Rahmaningtiyas 2020)

Di harapkan kapal KM Sabuk nusantara 34 dapat

memberikan kepuasan kepada pengguna jasa supaya masalah-

masalah yang sering dikeluhkan penumpang tidak terulang lagi,

sehingga citra pelayanan kapal penumpang akan meningkat.

sehingga proses Embarkasi-Debarkasi penumpang dapat

berjalan dengan lancar. Berdasarkan uraian di atas maka.maka di

pandang pelulu di lakukan Sosialisasi Debarkasi-Embarkasi

penumpang kapal KM Sabuk Nusantara 34 di Pelabuhan

yosudarso Ambo

B.Tinjauan Pustaka

Tugas dan tanggung jawab merupakan peran penting dalam

kelancaran kegiatan debarkasi-embarkasi di pelabuhan ambon

a.Memantau kegiatan aktifitas penumpang pada saat melakukan

Debarkasi maupun Embarkasi penumpang.

b. Memberikan masukan kepada cruw kapal yang bertugas

c. Memberikan masukan kepada petugas yang berwewenang


d.Menyampaikan pendapat untuk di pertimbangkan oleh pejabat

yang berwewenang.

Pelabuhan menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

No.69 Tahun 2001, adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di

sekiaranya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan ekonomi

yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabu, naik turun

penumpang dan atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan

fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta

sebagai tempat perpindahan antar moda transportasi.

Pelabuhan merupakan suatu wilayah yang terdiri atas daratan,

perairan dengan batas tertentu sebagai tempat untuk melakukan

kegiatan pemerintah dan kegiatan ekonomi yang digunakan sebagai

tempat untuk bersandar kapal, berlabuhnya kapal, naik atau turunnya

penumpang dan bongkar muat barang yang dilengkapi dengan

fasilitas-fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang serta

sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda (KM Nomor 52

Tahun 2004)

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pelabuhan

merupakan bandar yang dilengkapi bangunan-bangunan untuk

pelayanan muatan dan penumpang seperti dermaga, tambatan,

dengan segala perlengkapannya. Jadi suatu pelabuhan juga

merupakan bandar tetapi suatu Bandar belum tentu suatu pelabuhan.


A. Pengertian Optimalisa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Optimalisasi adalah

berasal dari kata dasar optimal yang berarti terbaik, tertinggi, paling

menguntungkan, menjadikan paling baik, menjadikan paling tinggi,

pengoptimalan proses, cara, perbuatan mengoptimalkan sehingga

optimalisasi adalah suatu tindakan, proses, atau metodologi untuk

membuat sesuatu (sebagai sebuah desain, sistem, atau keputusan)

menjadi lebih/sepenuhnya sempurna, fungsional, atau lebih efektif.

(KBBI)

Menurut Winardi (1999 : 63) optimalisasi adalah ukuran yang

menyebabkan tercapainya tujuan atau target. Berdasarkan pengertian

tersebut, dapat disimpulkan bahwa optimalisasi adalah suatu proses,

melaksanakan program yang telah direncanakan dengan terencana

guna mencapai tujuan/target sehingga dapat meningkatkan kinerja

secara optimal.

B. Pengertian Embarkasi-Debarkasi

Embarkasi merupakan keberangkatan menggunakan pesawat

terbang atau dengan menggunakan kapal laut di tempat-tempat yang

sudah ditentukan. Aktivitas embarkasi merupakan kegiatan utama

penumpang dari masuk ke terminal penumpang sampai naik ke kapal,

yang meliputi kegiatan pembelian tiket, check in, dan pengurusan

administrasi, pemeriksaan dan pengurusan barang, menunggu dan


naik ke kapal. Sedangkan debarkasi merupakan kedatangan

penumpang atau muatan dari kapal laut dan juga merupakan kegiatan

utama penumpang dari kapal sampai keluar terminal yang meliputi

proses penanganan penumpang dan barang dan kegiatan menemui

penjemput. (KBBI)

Ketentuan Embarkasi-Debarkasi dari kapal penumpang adalah

bagaimana caranya supaya penurunan dan penaikan penumpang

kapal berjalan dengan lancar yang biasanya menggunakan satu

tangga di beberapa pelabuhan bisa menggunakan dua tangga. Yang

letak posisi tangga tersebut satu di gangway untuk naik dan yang satu

lagi di deck empat belakang untuk turun. Pengamanan pada waktu

pelaksanaan Embarkasi-Debarkasi penumpang sangat diperlukan

guna menciptakan kenyamanan dan kelancaran. Banyaknya

penumpang yang akan naik maupun turun serta maraknya pedagang

asongan, buruh-buruh bagasi dan pengantar menjadi penyebab, maka

perlu ditingkatkan pengamanan Embarkasi-Debarkasi penumpang.

C. Pelayanan Penumpang

1. Setiap Petugas Loket dan Petugas Cabang PT PELNI yang

melayani penjualan tiket wajib menggunakan APD (Alat

Pelindung Diri) berupa masker dan sarung tangan pada saat

Pelayanan Penjualan Tiket.

2. Setiap Calon penumpang wajib untuk menggunakan Masker

dan membersihkan tangan dengan menggunakan sabun serta


air mengalir atau Hand Sanitizer sebelum masuk di Loket

Penjualan Tiket Piani.

3. Setiap Calon penumpang wajib dilakukan pemeriksaan suhu

dengan Thermo Gun oleh Petugas Loket dan Petugas Cabang

PT PELNI sebelum masuk di Loket Penjualan Tikel.

4. Apabila suhu tubuh Calon penumpang melebihi ketentuan

(37.5" C) dan menunjukkan gejala-gejala terindikasi COVID-19.

maka calon penumpang dilarang untuk memasuki Area Loket

Penjualan Tiket.

5. Apabila suhu tidak melebih ketentuan (37 5 C) atau dalam

kondisi Normal dan tidak ditemukan gejala-gejala terindikasi

COVID-19 maka Calon Penumpang diarahkan dan diwajibkan

untuk membersihkan tangan dengan menggunakan sabun dan

air mengalir atau Hand Sanitizer selama 20 detik selanjutnya

diperbolehkan untuk melanjutkan proses pembelian Tiket

dengan menerapkan physical distancing

6. Seluruh Fasilitas guna Mencegah Penyebaran Covid 19 telah di

sediakan pada loket penjualan tiket maupun di ruang tunggu

Pelabuhan.

Sumber : Pelayaran Nasional Indonesia, 2022

D. Definisi Operasional

1. Kapal penumpang adalah bentuk transportasi, biasanya perahu

atau kapal digunakan untuk membawa penumpang dan


kendaraan mereka di badan air. Kapal penumpang juga

digunakan untuk angkutan barang (dalam truk dan container

pengiriman unpowered) dan bahkan gerbong kereta.

2. Tiket adalah suatu karcis yang harus dibeli pada saat mau

menaiki atau memasuki kapal.

3. Gangway adalah tangga kapal yang berfungsi sebagai akses

naik turunnya penumpang.

4. Pagar pelindung (railing) adalah merupakan perlengkapan kapal

yang berguna untuk kebutuhan perlindungan orang diatas kapal

untuk menghindarkan orang jatuh kelaut.

5. Sweeping tiket adalah kegiatan pengecekan tiket penumpang

sebelum kapal bertolak dari pelabuhan.

6. Pemeriksaan tiket adalah kegiatan pengecekan tiket

penumpang ketika kapal telah mulai bertolak dari pelabuhan,

pemeriksaan tiket dilakukan setelah sweeping tiket selesai

dilaksanakan.

7. Pelayaran lokal adalah pelayaran yang bergerak dalam Provinsi

atau beberapa Provinsi yang berbatasan. Sesuai dengan paket

peraturan November 1998, luas wilayah operasi perusahaan

pelayaran lokal di Indonesia tidak boleh melebihi radius 200 mil

dan berkapasitas kurang lebih 200 DWT.

8. Pelayaran Nusantara adalah pelayaran yang wilayah operasi

perusahaan pelayaran meliputi seluruh wilayah perairan


Republik Indonesia. Usaha Pelayaran Nusantara ini pada

umumnya menggunakan kapal berukuran 1000 sampai dengan

3000 DWT.

9. Dalam pengertian Pelayaran Nusantara ini tercakup di dalam

jenis Pelayaran Rakyat yaitu pelayaran dalam bentuk yang lebih

sederhana dari Pelayaran Samudera dengan wilayah operasi di

seluruh Teritorial Indonesia. Ukuran kapal yang dipakai pada

Pelayaran Rakyat relatif lebih kecil dari kapal Pelayaran

Nusantara, jumlahnya lebih banyak sehingga sering disebut

Armada Semut.

10. Pelayaran Samudera adalah jenis pelayaran yang beroperasi di

perairan Internasional dan bergerak antara satu negara ke

negara yang lain dan harus memperhatikan Hukum serta

Konvensi Internasional yang berlaku.

E. Pengertian Kedatangan

Clearance in kapal merupakan kegiatan masuknya kapal ke

dalam pelabuhan tambat untuk melakukan kegiatan bongkar muatnya,

namun muatan kapal dapat berupa barang atau orang. Prosedur

masuknya kapal ke dalam pelabuhan yang melayani perdagangan

internasional. Nakhoda atau Pemimpin kapal wajib memberitahukan

rencana kedatangan dengan telegram nakhoda atau master cable

kepada agen dalam waktu 1x24 jam, setelah menerima agen

mengajukan pemintaan pelayanan kapal dan barang (PPKB) kepada


bea cukai, imigrasi, karantina, dengan melampirkan salinan manifest

atau dokumen muatan kapal. Tujuan dari clearance in sendiri untuk

mengetahui barang apa yang dibawa dan keperluan lainnya yang

dibutuhkan saat kapal akan memasuki pelabuhan.

F. Pengertian Keberangkatan

Keberangkatan merupakan mulai awalnya pelajaran dari satu

tempat asal ke tempat tujuan baik menggunakan moda transportasi

darat, laut, udara, atau tanpa moda transportasi lainnya dengan

mengutamakan keselamatan, keamanan, kenyamanan dan efisiensi

waktu biaya yang dikeluarkan.


BAB III

DESKRIPSI LOKASI PRAKTEK

A. Sejarah Umum Pelabuhan Murhum Baubau

Pelabuhan Baubau merupakan salah satu pelabuhan yang tidak

diusahakan yang ada di Sulawesi Tenggara tepatnya diujung selatan

pulau Buton dengan titik koordinat 050 – 27’ – 24’’ LS / 1220 – 36’ –

52’’ BT keberadaannya sejak zaman penjajahan Belanda, sejak itulah

peningkatan volume kegiatan bongkar/muat penumpang maupun

hewan terus meningkat setiap tahunnya, oleh karena itu

perkembangan pelabuhan Baubau sangat pesat dari tahun ke tahun.

Pada tahun 1967 dibangunlah kantor perhubungan laut secara

resmi dengan istilah wakil syahbandar yang dipimpin oleh seorang

kepala bernama H. Thabrani kemudian berjalan selama tiga tahun

tepatnya tahun 1970 kantor wakil syahbandar diserah terimakan ke

W.Mangori sebagai pemimpin priode ke-II dan selanjutnya dibangunlah

talud dengan bentuk leter T yang berfungsi sebagai dermaga untuk

semua kegiatan bongkar/muat barang hewan dan manusia.

Pada kurun waktu tiga tahun kemudian kepemimpinan

diserahkan lagi pada Sdr. Babo Daeng Rilawang tepatnya tahun 1973

sampai dengan tahun 1979 pada periode tersebut beliau melakukan

terobosan untuk membangun dermaga perintis dengan tiang beton


yang berlantaikan kayu dan dua unit rumah dinas yang berada di Jl.

Kelapa. Pada periode yang ke-III di bawah kepemimpinan Babo Daeng

Rilawang ini dibentuklah semacam organisasi yang bernama UKA

(Usaha Karya) yang antara lain terdiri dari perusahaan-perusahaan

pelayaran, buruh pelabuhan guna menangani kegiatan bongkar muat

barang di pelabuhan.

Sejalan dengan meningkatnya arus penumpang, maupun

barang dengan jumlah kunjungan kapal yang begitu padat, khususnya

arus penumpang maka dermaga perintis sudah tidak dapat lagi

melayani kapal nusantara, lokal / rakyat yang melakukan kegiatan

Embarkasi-Debarkasi dan bongkar muat barang.

Pada tahun 1979 terjadi lagi pergantian pimpinan yaitu Bapak

Drs. H.A.Munir Hamid selaku pemimpin pada periode ke-IV. Dalam

perjalanannya beliau sangat gesit melakukan terobosan dalam

pelayanan semaksimal mungkin kepada masyarakat khususnya pada

pengguna jasa. Hingga pada tahun 1984 Pelabuhan Murhum Baubau

telah disinggahi oleh pelayaran nasional PT. PELNI sebagai pelayaran

pertamanya dengan KM. Rinjani di pelabuhan Baubau.

Dalam kurun waktu 9 tahun pelabuhan Baubau kembali berganti

pimpinan lagi yaitu Bapak Drs. H. Nadjamuddin Sultan, MBA tepatnya

tahun 1988 dalam periode yang ke-V.


Melihat dengan perkembangan arus penumpang maupun

barang semakin menjanjikan maka dibangunlah fasilitas pelabuhan

untuk mengantisipasi lonjakan penumpang tersebut. Pada tahun

1988 / 1989 dibangun dermaga beton, tristel beton, dolphin sebanyak

2 unit dengan anggaran APBN.

Pada tahun 1989 / 1990 diurug / ditimbun untuk pembuatan

talud dan Alhamdulillah pada tanggal 13 maret 1990 Bapak Presiden

Soeharto meresmikan secara simbolis pembangunan dermaga

Baubau yang ditandai dengan pemasangan Prasasti yang diletakan

pada talud sebelah timur terminal penumpang.

Pada tahun 1990 / 1991 dibangun terminal penumpang,

reservoir air kemudian jaringan pipa, genset dan rumah pompa. Dari

perkembangan tahun ketahuan pimpinan pun silih berganti, hingga

pada periode yang ke-VI Kantor Pelabuhan Baubau dipimpin lagi oleh

Bapak Drs. Djafar Wachid sejak Desember 1993, dalam sistem

manajemen yang dipimpinnya, maka pada tanggal 19 Januari 1993

berdasarkan surat keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 35

Tahun 1993 tentang organisasi dan tata kerja Kantor Pelabuhan

Baubau dinaikkan statusnya dari kelas V (lima) menjadi kelas III (tiga).

Pada tahun 1999 Kantor Pelabuhan Baubau kembali dipimpin

oleh Capt. Abd. Rahman Noer, SH. Dalam periode yang ke-VII

pelabuhan Baubau semakin melaju untuk melayani para pengguna


jasa dengan berbagai masalah dan tantangan, namun dapat diatasi.

Dengan kunjungan kapal PELNI yang begitu pesat, maka

kepemimpinan Bapak Abd. Rahman Noer, SH hingga sampai Agustus

2004 karena beliau dimutasikan ke Sulawesi Tengah Kantor Adpel

Kelas III Pantoloan.

Pada tahun 2004 pelabuhan Baubau dipimpin lagi oleh Bapak

Drs. Abd. Karim Dama sejak tanggal 30 Agustus dalam periode yang

ke-VIII pada periode ini. Dimana sistem pelayanan di pelabuhan

semakin diperketat teratur dan terkendali sampai dengan sampai

berakhirnya tahun 2008.

Dalam periode yang ke-IX kepemimpinan diambil alih oleh

Bapak Capt. Robertus Maturbongs, MM sejak kepindahannya tanggal

29 Oktober 2008 dari kantor Adpel Tanjung Intan Cilacap ke Kantor

Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas I Baubau hingga tanggal 8

November 2013.

Dalam kepemimpinannya beliau melakukan terobosan-

terobosan untuk pengembangan pelabuhan Baubau termasuk

pelabuhan-pelabuhan yang ada di wilker-wilker. Alhamdulillah pada

tahun 2013 telah diusulkan proyek pengembangan fasilitas pelabuhan

sebanyak 17 titik, sementara rehab total kantor sudah disetujui untuk

tahun anggaran 2014 dan untuk rumah dinas akan diusulkan rehabnya

pada tahun anggaran 2015.


Dari 17 (tujuh belas) titik faspel yang ada selama tahun

anggaran 2013 telah dilakukan pembangunannya baik yang baru

maupun lanjutan 66, 33 % atau Rp 105.397.457.400 dengan

perjalanan kepemimpinan Bapak ROBERTUS MATURBONGS, MM,

kembali kepemimpinan diserahkan lagi kepada Capt. BUKHARI, SH,

M.Mar berdasarkan surat keputusan Menteri Perhubungan No. 493

Tahun 2013 tanggal 8 November 2013. Semoga kepemimpinan yang

ke X ini akan lebih meningkat lagi dalam memajukan visi dan misi

Direktorat Jenderal Perhubungan Laut ke depan. Pada bulan

Desember 2013 terobosan pertama yang dilakukan adalah

penambahan teras belakang terminal yang berbentuk kanopi yang

panjangnya sama dengan terminal, yang sekaligus dengan perbaikan

teras depan kantor dalam hal ini pergantian plafonnya. Dan pada bulan

Maret 2014 penataan taman dan areal parkir dalam pelabuhan dan

penanaman pohon pelindung. Sejalan dengan itu panitia

pembangunan Mesjid pelabuhan juga di bentuk oleh kepemimpinan

beliau.

Dan pada bulan April dibangunlah Mesjid yang ditandai dengan

peletakan batu pertama oleh Kepala Kantor Unit Penyelenggara

Pelabuhan Kelas I Baubau dengan ukuran 24 x 12 Meter dengan

anggaran biaya swadaya masyarakat serta insane pelayaran ditambah

dengan sejumlah dermawan, termasuk KSOP Nunukan, KUPP Raha

dan Pelindo IV Makassar. Kemudian akhir bulan September 2014


pembangunan gedung kantor pelabuhan untuk tahap pertama juga

sudah dimulai pembangunannya. Di samping pengurusan

persertifikatan tanah pelabuhan menjadi prioritas utama bagi Kantor

Unit Penyelenggara Pelabuhan periode ke X ini.

Sumber : Kementrian Perhubungan Republik Indonesia 2022

B. Letak Geografis Pelabuhan Murhum Baubau

Kecamatan Murhum secara geografis terletak di bagian selatan

garis khatulistiwa di antara 05°21’ – 05°30’ Lintang Selatan dan di

antara 122°29’ – 122°42’ Bujur Timur dan mempunyai wilayah seluas

6,45 km² atau 2,92% dari total luas Kota Bau-Bau.

Gamar 1.1 Pelabuhan Murhum Baubau

Sumber : https://liburdulu.com/jelajah-wisata-bau-bau-yuk-jelajah-tempat-wisata-bau-bau-ini-photo-
today-by-taken-at-pelabuhan-murhum-kota-baubau-2/

C. Kapal Pelni yang Beroperasi di Pelabuhan Murhum Baubau

Ada 11 kapal pelni yang beroperasi di Pelabuhan Murhum

Baubau yaitu:

1. KFC. JETLINER
2. KM. DOBONSOLO
3. KM. NGGAPULU
4. KM. TILONGKABILA
5. KM. CIREMAI
6. KM. DOROLONDA
7. KM. SINABUNG
8. KM. TIDAR
9. KM. LAMBELU
10. KM. LEUSER
11. KM. SIRIMAU

D. Struktur Organisasi dan Tugas PT. Pelni Cabang Baubau

1. Struktur Organisasi PT. Pelni Cabang Baubau

KEPALA CABANG

KEPALA URUSAN KEPALA URUSAN


OPERASI DAN ADMINISTRASI &
PELAYANAN KEUANGAN
SDM-UMUM / K A S I
TERMINAL POINT
R

LOKET

DCS

CLEARANCE

EMBARKASI/DEBARKASI
E. Gambaran Lokasi Praktek

Gambar 1.2 proses Boarding Pass


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Pelaksanaan kegiatan boarding pass dilakukan pada saat 2 (dua)


jam sebelum kedatangan kapal.

Gambar 1.3 Terminal Penumpang


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Area Terminal Penumpang dikhususkan bagi para calon


penumpang yang hendak berangkat dari Pelabuhan Murhum
Baubau
Gambar 1.4 Ruang Tunggu Penumpang
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Ruang tunggu Penumpang diperlukan khusus bagi para calon


penumpang yang difasilitasi oleh pihak KSOP Murhum Baubau.

Gambar 1.5 Ruang Validasi


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Ruang Validasi Dokumen hasil Rapid Antigen para calon


penumpang telah diserahkan oleh pihak KSOP Murhum Baubau
yang dilayani oleh Petugas Kantor Kesehatan pelabuhan (KKP)
Gambar 1.6 Proses Embarkasi Dan Debarkasi
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Proses Kegiatan Embarkasi-Debarkasi para calon penumpang


dilaksanakan setelah Dokumen Kesehatan telah di Validasi oleh
Petugas KKP dan Boarding Tiket oleh Petugas.

F. Struktur Organisasi Dan Tanggung Jawab

a. Struktur Organisasi

Sebelum penulis memaparkan Struktur Organisasi dari PT.

Pelni (Persero) Cabang Baubau, penulis akan menjelaskan terlebih

dahulu pengertian dari Organisasi. Organisasi sebagai suatu

aktivitas atau sebagai suatu proses yang menentukan hubungan

antara orang, pekerjaan dan aktivitas kegiatan. Pimpinan


bertanggung jawab mempersiapkan semua komponen tersebut

untuk mencapai hasil yang di harapkan secara efisien. Istilah

Organisasi sering juga dipakai di bidang bisnis dan pemerintah.

Misalnya teori Organisasi dan Bagan atau Struktur Organisasi.

Tujuan Organisasi, pada dasarnya adalah memberikan tugas yang

terpisah dan berbeda kepada masing-masing orang dan menjamin

tugas-tugas tersebut ter koordinir menurut suatu cara yang dapat

mencapai tujuan Organisasi, Organisasi itu sendiri bukanlah suatu

tujuan tapi merupakan alat untuk mencapai tujuan.

PT. PELNI (Persero) Cabang Baubau merupakan satu

Perusahaan BUMN yang memiliki tugas untuk menjalankan

program-program pemerintah. Gambar secara sistematis guna

menjelaskan hubungan antara bagian-bagian terutama dalam

pembagian tugas dan tanggung jawab sangat di butuhkah dalam

suatu badan. Berikut akan disajikan Struktur Organisasi PT. PELNI

(persero) Cabang Baubau, untuk menggambarkan hubungan

antara bagian-bagian yang dimaksud.

Adapun tugas pokok dari aspek struktur organisasi pada PT

PELNI Cabang Baubau sebagai berikut:

a) Kepala Cabang

1. Menyiapkan konsep rencana kerja jangka panjang, menengah,

pendek, dan program kerja perusahaan di cabang.


2. Melaksanakan persiapan perumusan kebijakan, perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian, dan pelaporan

bidang perencanaan, pendayagunaan dan pengembangan

usaha cabang.

3. Melaksanakan persiapan perumusan kebijakan, perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian, dan pelaporan

bidang adm cabang

4. Mengorganisir dan mengendalikan efektivitas serta efisiensi

kegiatan properti manajemen, meliputi bidang perencanaan,

pendayagunaan. dan pengembangan usaha serta adm cabang

5. Memantau dan mengkoordinir penyelenggaraan kegiatan

bidang perencanaan, pendayagunaan dan pengembangan serta

adm pada Terminal Poin Baubau

6. Mengorganisir dan mengendalikan kegiatan cabang, yang

meliputi kegiatan: perencanaan, pendayagunaan, dan

pengembangan usaha serta adm. Cabang

7. Mengorganisir dan mengendalikan pengelolaan SDM pelaksana

kegiatan di cabang.

8. Mengorganisir dan mengendalikan ketertiban pengelolaan adm.

Kegiatan cabang.

9. Mengorganisir dan mengendalikan kegiatan pengelolaan data,

informasi dan pelaporan hasil kegiatan di cabang


b) Kepala Urusan Operasi dan Pelayanan

1. Menyiapkan konsep rencana kerja jangka panjang, menengah,

pendek. dan program kerja perusahaan di bidang perencanaan,

pengendalian dan pengembangan kegiatan usaha cabang.

2. Menyiapkan konsep pengaturan kebijakan, kegiatan

perencanaan, pengendalian dan pengembangan usaha cabang

yang meliputi penyiapan administrasi, pengelolaan dan

pengendalian operasional usaha cabang serta dokumen

termasuk dan tidak terbatas meliputi kegiatan sebagaimana

dibutuhkan dalam kegiatan pemasaran jasa perusahaan,

pelayanan kapal Departure Control System (DCS).

pemanfaatan fasilitas kepelabuhanan, penetapan dan

pengendalian operasi layanan kapal sesuai dengan ketentuan

yang berlaku agar dicapai kinerja produksi jasa angkutan laut,

On Time Performance (OTP) kapal, kepuasan pengguna jasa

(customer satisfaction) serta efektivitas dan efisiensi usaha

cabang yang optimal.

3. Menyelenggarakan kegiatan perencanaan, pengendalian, dan

pengembangan usaha cabang yang meliputi penyiapan

administrasi, pengelolaan dan pengendalian operasional usaha

cabang serta dokumen termasuk dan tidak terbatas meliputi

kegiatan sebagaimana dibutuhkan dalam kegiatan pemasaran

jasa perusahaan, pelayanan kapal, departure control system


(DCS), pemanfaatan fasilitas kepelabuhanan, penetapan dan

pengendalian operasi layanan kapal sesuai dengan ketentuan

yang berlaku agar dicapai kinerja produksi jasa angkutan laut,

on time performance, kepuasan pengguna jasa (customer

satisfaction), serta efektivitas dan efisiensi usaha cabang yang

optomal.

4. Memantau, mengkoordinir dan mengendalikan

penyelenggaraan kegiatan perencanaan dan pengendalian

kegiatan operasi pelayanan kapal perusahaan pada Kantor

Cabang.

5. Mengorganisir dan mengendalikan pengelolaan Terminal Point

pelaksana kegiatan perencanaan dan pengendalian operasional

usaha cabang

6. Mengorganisir dan mengendalikan ketertiban pengelola

administrasi kegiatan perencanaan dan pengendalian usaha

cabang.

7. Mengorganisir dan mengendalikan kegiatan pengelolaan

administrasi usaha cabang.

8. Mengorganisir dan mengendalikan kegiatan pengelolaan data,

informasi, dan pelaporan serta laporan khusus hasil kegiatan

perencanaan dan pengendalian layanan usaha cabang sesuai

dengan ketentuan yang berlaku

c) Kepala Urusan Administrasi Keuangan


1. Menyiapkan konsep rencana kerja jangka panjang, menengah,

pendek dan program kerja perusahaan di bidang Administrasi

Keuangan.

2. Menyiapkan konsep pengaturan kebijakan Administrasi

Keuangan perusahaan termsuk pembuatan pedoman

pengelolaan hutan, pencairan plutang, penempatan dana,

penerimaan dan pengeluaran kas/bank berikut verifikasi bukti-

buktinya, pemotongan dan penyetoran iuran pegawai.

Administrasi dan penyimpanan surat berharga serta bkti-bukti

kekayaan perusahaan.

3. Mengorganisir dan mengendalikan efektivitas serta efisiensi

kegiatan Administrasi Keuangan perusahaan

4. Memantau dan mengkoordinir penyelenggaraan kegiatan

Administrasi Keuangan perusahaan di Kantor Cabang, Kapal,

dan SBU

5. Mengorganisir dan mengendalikan kegiatan Administrasi

Keuangan, termasuk pengelolaan hutang, pencairan plutang,

penempatan dana, penerimaan dan pengeluaran kas/bank

berikut verifikasi bukti-buktinya, pemotongan dan penyetoran

iuran pegawai, administrasi dan penyimpanan surat berharga

beserta bukti-bukti kekayaan perusahaan yang optimal.

6. Mengorganisir dan mengendalikan pengelolaan SDM pelaksana

kegiatan Administrasi Keuangan


7. Mengorganisir dan mengendalikan ketertiban pengelolaan

Administrasi kegiatan Administrasi Keuangan perusahaan

8. Mengorganisir dan mengendalikan kegiatan pengelolaan

Administrasi perkantoran bidang Administrasi Keuangan

9. Mengorganisir dan mengendalikan kegiatan pengelolaan data,

informasi dan pelaporan hasil kegiatan Administrasi Keuangan

perusahaan.

10. Mengorganisir dan mengendalikan kegiatan Administrasi

perkantoran dan layanan umum kerumahtanggaan Kantor

Cabang kegiatan di bidang umum

11. Melaksanakan semua jenis kegiatan URT di dalam Kantor serta

melayani

d) Kasir

1. Membuat BPU (Bukti Penerimaan Uang)

2. Membayar tagihan CBV (Cash Bank Voucher)

3. Membuat laporan posisi keuangan setiap hari

4. Input data kas harian (debit/kredit)

5. Memilah dan mengarsip data kas, bank, memo, dan dokumen

lainnya

6. Membuat daftar laporan ticketing bulanan

7. Mengumpulkan data-data KP1 dan KP2 Keagenan

8. Mengambil rekening koran Mandiri

9. Mencetak dan mengarsip buku besar


e) SDM dan Umum

1. Membuat konsep surat-surat (Surat Keluar Cabang, Nota Dinas,

SPJdli dan pengarsipan)

2. Melakukan rekap data aset dan inventaris cabang

3. Membuat data check list dan kontrol service aset/ inventaris

barang kantor

4. Kegiatan pelayanan tamu (umum)

5. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait pelaksanaan

sertifikasi ABK (insidental)

f) Petugas Loket

1. Melayani Penjualan tiket kepada Calon Penumpang

2. Melaporkan Daftar List Penumpang kepada Petugas Clearance

3. Melaporkan Hasil dari Penjualan Tiket kepada Kasir

4. Menyetor Hasil Penjualan Tiket kepada Kasir

g) Petugas DCS (Departure Control System)

1. Melakukan Pemeriksaan kelengkapan Persyaratan Penumpang

2. Melakukan Boarding Pass Tiket Penumpang

3. Menyerahkan Ship Kupon Tiket Penumpang ke kapal

4. Melaporkan Jumlah Penumpang yang sudah melakukan

Boarding Pass kepada Petugas Clearance.


h) Clearance

1. Mengirim surat pemberitahuan kepada pihak Administrator

Pelabuhan tentang Rencana Kedatangan dan Keberangkatan

Kapal

2. Mengajukan permohonan Fasilitas Dermaga untuk sandaran

kapal pada Administrator Pelabuhan Laut Baubau.

3. Naik keatas kapal guna mengambil surat-surat kapal untuk

keperluan clearance in/out dikantor Syahbandar selama kapal

berada dipelabuhan surat-surat kapal disimpan dikantor

Syahbandar sampai kapal akan berangkat meninggalkan

pelabuhan.

i) Embarkasi-Debarkasi

1. Embarkasi

1) Setiap Penumpang wajib menggunakan masker dan

membersihkan tangan dengan menggunakan sabun dan air

mengalir atau Hand Sanitizer baik selama berada di area

terminal maupun pada saat berlayar di atas kapal

2) Setiap penumpang wajib mempersiapkan tiket dan

persyaratan sebagaimana yang telah ditetapkan pada huruf

C butir 7 dan dianjurkan untuk menginstal aplikasi E-HAC

(Electronic Health Alert Card) bagi yang memiliki handphone

Android.
3) Setiap Petugas Embarkasi Cabang wajib mengarahkan

penumpang untuk berbaris rapi dan menerapkan physical

distancing dengan memberi markah/penanda berjarak

minimal 1 (satu) meter antara penumpang satu dengan yang

lain pada saat Cetak Tiket Mandiri dan sebelum masuk

terminal.

4) Setiap Penumpang wajib dilakukan pemeriksaan suhu

dengan Thermo Gun oleh Petugas Embarkasi Cabang

dengan tetap mengikuti markah/penanda pada saat masuk

terminal

5) Setiap Petugas Departure Control System (DCS) Cabang

mengarahkan dan mewajibkan setiap penumpang untuk

tetap antri berbaris rapi dan menerapkan physical distancing

6) Mengarahkan dan mewajibkan setiap penumpang untuk

berbaris rapi sesuai dengan Nomor Seat dan Deck dimulai

dari (Kapal tipe 2000 Deck 2,3,4,5,6, Kapal tipe 1000 deck

2,3,4,5) dengan tertib dan teratur dengan tetap menerapkan

physical distancing.

2. Debarkasi

1) Menyarankan Penumpang wajib menggunakan masker dan

wajib membersihkan tangan dengan menggunakan sabun

dan air mengalir atau Hand Sanitizer sebelum meninggalkan

kapal.
2) Mengarahkan penumpang yang turun dari Kapal untuk

berbaris rapi dan menerapkan physical distancing dengan

berjarak minimal 1 (satu) meter antara penumpang satu

dengan yang lain

3) Melakukan pemeriksaan suhu tubuh dengan menggunakan

Thermo Gun oleh Petugas Debarkasi Cabang Baubau

4) Apabila suhu tubuh Penumpang melebihi ketentuan (37.5°

C) dan menunjukkan gejala-gejala terindikasi COVID-19,

maka penumpang wajib dibawa dan dilaporkan ke Kantor

Kesehatan Pelabuhan (KKP) oleh Petugas Embarkasi

Cabang untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut

5) Apabila suhu tidak melebihi ketentuan (37.5° C) atau dalam

kondisi normal dan tidak ditemukan gejala-gejala terindikasi

COVID-19 maka setiap penumpang diarahkan dan

diwajibkan untuk membersihkan tangan dengan

menggunakan sabun dan air mengalir atau Hand Sanitizer

selama 20 detik di dalam Terminal Penumpang sebelum

keluar Terminal Penumpang.

6) Mengarahkan dan mewajibkan setiap penumpang untuk

tetap antre berbaris rapi dan menerapkan physical

distancing sampai keluar terminal.

11.
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Embarkasi-Debarkasi

Proses pelaksanaan Embarkasi-Debarkasi yang cepat dan aman

serta lancar merupakan tujuan utama para penumpang. Hal ini

dilakukan agar kapal berserta seluruh muatannya dapat terjamin

keselamatannya. Proses Embarkasi-Debarkasi yang terjadi di

Pelabuhan Marhum Baubau adalah kurang efisiennya manajemen

untuk mengatur penumpang yang akan naik dan turun, serta

Kuranganya fasilitas yang memadai di terminal pelabuhan sehingga

para calon penumpang saling berdesakan dan dapat mengakibatkan

atau ,membahayakan jiwa para calon penumpang tersebut. Dalam hal

ini pelaksanaan Embarkasi-Debarkasi harus mengikuti prosedur yang

sudah ditetapkan.

a. Proses pelaksanaan embarkasi penumpang

1) Calon penumpang harus berada di daerah terminal

penumpang kurang lebih setengah jam sebelum kapal

berangkat.

2) Penumpang wanita dan anak-anak diperbolehkan naik

terlebih dahulu.

3) Calon penumpang naik tidak boleh memasuki daerah

dekat kapal sandar sebelum jam keberangkatan kapal.


4) Penumpang hanya boleh naik jika tangga sudah

terpasang dengan baik dan benar serta petugas telah

ada dan dilarang naik lewat tangga pandu disebelah lambung

kapal.

b. Proses pelaksanaan debarkasi

1) Penumpang harus menunggu hingga tangga terpasang dengan

baik dan benar.

2) Penumpang wanita dan anak-anak naik turun terminal dahulu.

3) Penumpang dengan bawaan berat menunggu turun paling akhir.

4) Penumpang yang akan melanjutkan perjalanan boleh turun dan

istirahat sebentar di terminal penumpang

5) Penumpang yang baru saja turun dari kapal harus melalui

pemeriksaan petugas tentang barang bawaannya.

 Ketentuan Embarkasi-Debarkasi

Ketentuan Embarkasi-Debarkasi dari kapal pelni adalah bagaimana

caranya supaya turun dan naiknya calon penumpang kapal pelni

berjalan dengan baik dan lancar yang biasanya menggunakan satu

(1) tangga atau menggunakan dua (2) tangga. Yang letak posisi

tangga tersebut berada di tengah-tengah bagian badan kapal yaitu

tangga kapal/gang way untuk penumpang naik dan tangga darat

yang terletak pada bagian depan/haluan kapal atau bagian


belakang/buritan kapal pada posisi dek empat (4) depan atau

belakang kapal untuk turun. Pengamanan pada waktu pelaksanaan

Embarkasi-Debarkasi penumpang sangat diperlukan guna

menciptakan kenyamanan dan kelancaran.

B. Pelayanan Tiket Penumpang

Pelayanan tiket penumpang dilayani setiap hari kerja di

kantor PT.PELNI Cabang Baubau dengan beberapa persyaratan

sebagai berikut:

a. Melakukan kebiasaan 4 M

b. Menyerahkan dokumen hasil rapit antigen bagi yang vaksin dosis

ke-2

c. Mengisi formulir data penumpang.

d. Melampirkan foto copy identitas diri calon penumpang.

e. Melakukan pembayaran tiket dengan menggunakan Kartu

Debit/ATM.

C. Pelayanan Validasi Dokumen dan Boarding Pass

Pelayanan validasi dokumen kesehatan hasil rapid antigen

dilakukan oleh pihak KKP (2) jam sebelum kedatangan kapal di

sekitar area ruang tunggu terminal penumpang pelabuhan Murhum

Baubau kemudian setelah dokumen tersebut disetujui, para calon

penumpang melakukan boarding pass (tiket) yang dilakukan oleh


petugas DCS. Pihak PT.Pelni di dalam ruang tunggu terminal

penumpang pelabuhan Marhum Baubau

D. Proses Kedatangan Kapal

a. Sebelum Kapal Tiba

1) Mengirim pemberitahuan kepada Administrator Pelabuhan

tentang rencana kedatangan kapal dengan dilampiri :

a) Cable Master

b) Copy Manifest (untuk bongkar)

c) Copy Loading List (untuk muatan)

d) Certificate Registry (jika diperlukan)

2) Mengajukan permohonan fasilitas kepada PT. Persero Pelabuhan

Indonesia I, Cabang Tanjung Balai Karimun mengisi dan

menandatangani formulir I A yang berisikan permohonan untuk

labuh, pandu / tunda, tambat, air tawar dengan dilampiri :

a) Copy Surat ukur kapal

b) Copy Manifest (untuk bongkar)

c) Copy Loading List (untuk muat)

3) Mengirim pemberitahuan kepada semua penerima barang

(consignee) tentang Estimate Time Arrive (ETA).

4) Mengadakan koordinasi dengan pihak PBM (Perusahaan

Bongkar Muat) yang ditunjuk melaksanakan bongkar muat untuk

mempersiapkan ruangan penimbun gudang tempat container /

lapangan (jika bongkar muat dilaksanakan secara tidak


langsung). Juga koordinasi dengan pihak EMKL (Ekspedisi

Muatan Kapal Laut) yang ditunjuk untuk mempersiapkan armada

angkutan darat (jika bongkar muat dilaksanakan secara

langsung). Sementara permohonan fasilitas untuk kapal yang

diajukan oleh pelayaran, dan permohonan fasilitas untuk barang

yang diajukan oleh PBM dibahas dan diputuskan dalam forum

PPSA (Pusat Pelayanan Satu Atap).

b. Kapal Tiba

1) Agen pelayaran naik ke kapal untuk mengambil dokumen –

dokumen kapal untuk keperluan Clearance In dan Clearance

Out di kantor Syahbandar. Adapun dokumen-dokumen tersebut

adalah sebagai berikut:

a) Surat Tanda Kebangsaan (Certificate of Registry).

b) Surat Ukur (Internasional Tonnage Certificate).

c) Sertificate Layak Laut (Sea Worthy Certificate).

d) Sertifikat Lambung Timbul (Certificate Of Classification For

Hull).

e) Daftar Anak Buah Kapal (Crew List).

f) Sertifikat Keselamatan Pengawakan (Safe Manning

Certificate).

g) Serttifikat Keamanan Radio (Radio Safety Certificate).

h) Sertificate Keamanan Kapal (Cetificate Ship Security Officer

/ SSO).
i) Buku Kesehatan (Health Book).

j) Surat Tikus (Ship Sanitation Control Examption Certificate /

SSCEC).

k) Sertifikat Garis Muat Internasional (International Load line

Certificate).

l) Sertifikat Klasifikasi Mesin (Certificate Of Classification For

Machinery).

m) Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang (Cargo

Ship Safety Concstruction Certificate).

n) Sertifikat Internasional Pencegahan Pencemaran Oleh

Minyak (Internasional Oil Pollution Prevention Certificate).

2) PT. Persero Pelabuhan Indonesia melayani keagiatan sesuai

fasilitas yang telah disetujui dalam forum PPSA, seperti

fasilitas :

a) Kapal pandu dan Kapal tunda.

b) Dermaga untuk bersandar kapal.

c) Gudang untuk penimbunan barang (CFS / Container Freight

Station), termasuk penyediaan container yard dan depo

container.

d) Alat bongkar muat, air tawar, aliran listrik, pemadam

kebakaran dan lain – lain.


3) Tim pemeriksa yang terdiri atas dari: KSOP (Kantor Syahbandar

Otoritas Pelabuhan), Imigrasi, KKP (Kantor Kesehatan

Pelabuhan), karantina mengadakan pemeriksaan ke atas kapal.

4) Setelah team pemeriksa turun dari kapal dengan catatan tidak

ada masalah bagi kapal, maka stevedoor dari PBM yang

ditunjuk naik ke atas kapal untuk menjalankan tugasnya.

5) Instansi yang terkait pada saat kapal sandar di pelabuhan

adalah sebagai berikut :

a) Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas kepelabuhanan

(KSOP) Instalasi pemerintah yang mengatur kegiatan

pelabuhan di lingkungan Departemen Perhubungan,

bertugas melakukan koordinasi dengan instalasi pemerintah

lainnya untuk kelancaran di pelabuhan yang diusahakan

oleh Badan Usaha Pelabuhan.

b) PT. Persero Pelabuhan Indonesia Merupakan Badan Usaha

Milik Negara (BUMN) yang diberi wewenang untuk

menyelenggarakan pengusahaan pelabuhan.

c) Bea dan Cukai Melaksanakan fungsi pemerintahan tentang

pembinaan, pengaturan dan pengawasan lalu lintas barang

melalui pelabuhan serta pengamanan keuangan Negara.

d) Imigrasi Melaksanakan fungsi pemerintahan tentang

pembinaan, pengaturan dan pengawasan atas pengawasan


kewarganegaraan para penumpang dan ABK (Anak Buah

Kapal).

e) Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Melaksanakan fungsi

pemerintahan tentang pembinaan, pengaturan dan

pengawasan atas terselenggaranya kesehatan di pelabuhan

baik di darat maupun di atas kapal guna mencegah

penularan penyakit.

f) Karantina Tumbuh – tumbuhan dan Karantina Hewan

Melaksanakan fungsi pemerintahan tentang pembinaan,

pengaturan dan pengawasan atas lalu lintas tumbu-

tumbuhan dan hewan guna mencegah terjadinya penularan

atau penyebaran hama penyakit tumbuh-tumbuhan dan

hewan serta pengalaman terhadap tumbuh-tumbuhan dan

satwa langka.

(Sumber : Arnanda Veddy, 2019)

E. Proses Keberangkatan Kapal

a. Kapal Keluar

1) Setelah pekerjaan bongkar muat yang dilakukan oleh

perusahaan PBM selesai, agen / pelayaran mengajukan

permohonan pandu/ Tunda kepada PT. PELINDO I Baubau

untuk kegiatan olah gerak kapal keluar pelabuhan.

2) Agen / pelayaran menyelesaikan Clearance In dan Clearance

Out di Kantor Syahbandar Otoritas Pelabuhan (KSOP) Baubau


dengan menunjukkan bukti-bukti pembayaran disbursemen

account dan syarat-syarat yang lain sudah diselesaikan, maka

dokumen-dokumen kapal diterima kembali untuk diserahkan

kepada kapal.

b. Kegiatan dikantor agen setelah kapal berangkat

1) Laporan realisasi hasil bongkar/ muat untuk intern maupun

ekstern kepada:

a) KSOP Kelas II Baubau.

b) Prinsipal.

c) Kantor direksi dan kantor cabang sendiri.

2) Mengirim berita kepada agen / pelayaran di pelabuhan tujuan

tentang keberangkatan kapal, space allotment, estimate time

arrive (ETA) dan lain-lain.

3) Dasar perhitungan uang tambang yang harus dibayar oleh

shipper, seperti :

a) Perbandingan berat dan ukuran barang.

b) Tarif layanan yang harus diberikan kepada muatan.

c) Kemungkinan adanya klaim.

d) Harga barang.

e) Volume perdagangan.

f) Biaya – biaya di pelabuhan muat atau pelabuhan bongkar.

g) Jarak angkut yang ditempuh.

h) Sifat/ kondisi pelayaran linier atau tramper.


i) Persaingan.

j) Pembayaran uang tambang oleh shipper kepada agen /

pelayaran.

4) Perhitungan OPP / OPT yang harus dibayar oleh agen /

pelayaran kepada PBM (jika OPP / OPT tanggung jawab

pelayaran). Jika kondisi pelayaran Liner Service, maka

stevedoring bongkar / muat menjadi tanggung jawab pihak

pelayaran, sehingga PBM yang mengerjakan akan menagih

kepada pelayaran.

5) Disbursement account yang harus ditaguhkan kepada principal

seperti :

a) Biaya labuh.

b) Biaya pandu/ tunda.

c) Biaya tambat.

d) Biaya air tawar.

e) Biaya bahan bakar.

f) Biaya bahan makanan dan kebutuhan ABK.

g) Biaya listrik dan telepon. 6) Penyelesaian Dokumen Bill of

Loading. Dokumen yang sangat penting bagi shipper setelah

mengapalkan barang adalah Bill of Loading.

Proses keberangkatan kapal dilaksanakan oleh petugas

PT.Pelni bagian operasional dengan melakukan koordinasi pada


petugas Syahbandar setelah melakukan beberapa hal sebagai

berikut :

a. Pemeriksaan dokumen kelengkapan kapal beserta Criulist.

b. Pemeriksaan dokumen B/M barang-barang yang dibawa oleh

kapal.

c. Pemeriksaan data penumpang turun dan penumpang naik.

d. Pengesahan dokumen kapal dengan penerbitan SPB (Surat

Persetujuan Berlayar) oleh pihak Syabandar.

(Sumber : Arnanda Veddy, 2019)

F. Kendala Yang Dihadapi Saat Proses Embarkasi-Debarkasi

Banyaknya jumlah pedagang asongan yang mengakibatkan

kemacetan di tangga serta pengantar yang ikut masuk ke dalam

dermaga juga dapat menghambat preses Embarkasi-Debarkasi, para

pedagang asongan juga sempat melakuka protes kepada kepala

cabang Pelni Baubau agar dapat berjualan di atas kapal sehingga

terjadi keributan dengan di lemparnya kepala cabang Pelni Baubau

dengan menggunakan dagangan para pedagang asongan sehingga

proses Embarkasi-Debarkasi menjadi terhambat.

G. Solusi Pada Saat Terjadinya Kendala Dalam Proses Embarkasi-

Debarkasi

Salah satu cara menertibkan pedagang asongan agar tidak

terjadi keributan yang serupa maka kepala Cabang Pelni Baubau


beserta pihak KSOP dan KP3 mengambil keputusan dengan di

baginya para pedagang asongan yang jumlahnya banyak menjadi 3

(tiga), kelompok dengan di tandai dengan serargam masing-masing

kelompok berbeda sehingga tidak terjadi penumpukan di dermaga

karena terlalu banyaknya pedagang asongan. serta pengantar tidak

seharusnya boleh masuk ke dalam kapal sehingga tidak menghambat

proses Embarkasi-Debarkasi, pengantar hanya dapat mengantar

sampai pada terminal penumpang saja.

H. Kasus Saat Praktek

Pada tanggal 10 Mei 2022 KM Sirimau kandas di perairan pulau

Meko, Nusa Tenggara Timur selama 12 hari dengan penumpang

sebanyak 592 jiwa, akibat dari kandasnya kapal tersebut menyebabkan

kapal KM Sirimau tidak dapat beroperasi, sehingga ratusan penumpang

yang berasal dari pelabuhan Leurentius Say Maumere menuju

Pelabuhan Murhum Baubau digantikan dengan kapal Km Wilis yang

masuk pada tanggal 23 Mei tepat pukul 11:00 WITA ke Pelabuhan

Murhum Baubau. (Aisha Amalia Putri, 2022)


I. Data Penumpang Naik Dan Turun Di Pelabuhan Murhum
Baubau

Nama Tiba Berangkat

No Kapal Pelni GT Tgl Dari Penumpan tgl Tujuan Penumpa


g Turun ng Naik

1 KM.NGGAPULU 14.739 01, juli AMBON 1.500 01, juli MAKASSAR 100

2 KFC.JETLINER 4.653 01, juli RAHA 4 01, juli WANCI 2

3 KFC.JETLINER 4.653 02, juli WANCI 25 02, juli RAHA 4

4 KM.TILONGKABILA 6.022 03, juli MAKASSAR 125 03, juli RAHA 80

5 KM.DOROLONDA 14.685 04, juli MAKASSAR 700 04, juli NAMLEA 310

6 KM.SINABUNG 14.176 05, juli BANGGAI 100 05, juli MAKASSAR 200

7 KM.DOBONSOLO 14.581 05, juli MAKASSAR 820 05, juli AMBON 450

8 KFC.JETLINER 4.653 05, juli RAHA 15 05, juli WANCI 6

9 KFC.JETLINER 4.653 06, juli WANCI 10 06, juli RAHA 3

10 KM.TIDAR 14.501 07, juli NAMLEA 750 07, juli MAKASSAR 250

11 KM.NGGAPULU 14.739 08, juli MAKASSAR 200 08, juli AMBON 398

12 KFC.JETLINER 4.653 08, juli RAHA 8 08, juli WANCI 7

13 KM.SINABUNG 14.176 09, juli MAKASSAR 250 09, juli BANGGAI 150

14 KFC.JETLINER 4.653 09, juli WANCI 5 09, juli RAHA 2

15 KM.TILONGKABILA 6.022 10, juli RAHA 100 10, juli MAKASSAR 84

16 KM.TIDAR 14.501 10, juli MAKASSAR 354 10, juli NAMLEA 275

17 KM.LAMBELU 14.649 11, juli MAKSSAR 300 11, juli MAUMERE 69

18 KM.DOROLONDA 14.685 11, juli NAMLEA 460 11, juli MAKASSAR 200

19 KM.LAMBELU 14.649 12, juli LARANTUKA 125 12, juli MAKASSAR 95

20 KFC.JETLINER 4.653 12, juli RAHA 7 12, juli WANCI 8

21 KM.LEUSER 6.041 13, juli WANCI 125 13, juli MAKASSAR 45

22 KFC.JETLINER 4.653 12, juli WANCI 4 12, juli RAHA 6

23 KM.DOBONSOLO 14.581 14, juli AMBON 1300 14, juli MAKASSAR 150
24 KM.NGGAPULU 14.739 15, juli AMBON 565 15, juli MAKASSAR 100

25 KFC. JETLINER 4.653 15, juli RAHA 3 15, juli WANCI 6

26 KFC. JETLINER 4.653 16, juli WANCI 6 16, juli RAHA 4

27 KM.TILONGKABILA 6.022 17, juli MAKASSAR 100 17, juli RAHA 65

28 KM.SINABUNG 14.176 19, juli BANGGAI 467 19, juli MAKASSAR 164

29 KFC. JETLINER 4.653 19, juli RAHA 5 19, juli RAHA 8

30 KM.TIDAR 14.501 21, juli NAMLEA 650 21, juli MAKASSAR 150

31 KM.DOBONSOLO 14.581 22, juli MAKASSAR 380 22, juli AMBON 300

32 KM.NGGAPULU 14.739 22, juli MAKASSAR 585 22, juli AMBON 280

33 KFC. JETLINER 4.653 22, juli RAHA 2 22, juli KENDARI 2

34 KM.SINABUNG 14.176 23, juli MAKASSAR 359 23, juli BANGGAI 125

35 KM.LEUSER 6.041 23, juli MAKASSAR 140 23, juli NAMROLE 96

36 KM.TILONGKABILA 6.022 24, juli MAKASSAR 125 24, juli RAHA 35

37 KM.TIDAR 14.501 24, juli MAKASSAR 290 24, juli NAMLEA 100

38 KM.LAMBELU 14.649 25, juli MAKASSAR 200 25, juli MAUMERE 135

39 KM.LAMBELU 14.649 26, juli LARANTUKA 170 26, juli MAKASSAR 113

40 KFC. JETLINER 4.653 28, juli RAHA 8 26, juli KENDARI 2

41 KM.NGGAPULU 14.739 29, juli AMBON 1.110 29, juli MAKASSAR 143

42 KFC. JETLINER 4.653 31, juli RAHA 2 29, juli KENDARI 4

43 KM.DOBONSOLO 14.581 30, juli AMBON 395 30, juli MAKASSAR 189

44 KM.TILANGKABILA 6.022 31, juli MAKASAR 90 31, juli RAHA 84

JUMLAH 12.487 Jiwa JUMLAH 5.199 Jiwa


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan masalah yang telah di lakukan, maka

penulis dapat menyimpulkan hal-hal sebagai berikut :

Upaya yang dapat di lakukan agar kegiatan Embarkasi-

Debarkasi berjalan baik, benar, aman dan nyaman yaitu menambah

petugas keamanan untuk menertibkan para penumpang, pengantar,

penjemput, pedagang asongan agar menaati peraturan yang telah di

tetapkan sesuai dengan SOP (Standart Operational Procedure).

Melengkapi Fasilitas Pelabuhan di terminal penumpang dan dermaga

pelabuhan serta meningkatkan keamanan dan pelayanan yang prima

bagi calon penumpang.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang di ambil maka penulis dapat

menyarankan hal-hal sebagai berikut :

1. Meningkatkan fasilitas dan pelayanan bagi calon penumpang di

Pelabuhan Murhum Baubau, seperti hanya memperbolehkan

penumpang yang sudah membeli Tiket dapat masuk ke ruang

tunggu penumpang agar leluasa dan nyaman menuju tangga

kapal untuk naik ke atas Kapal dengan menempati tempat yang


tertera sesuai dengan Tiket selama proses Embarkasi-

Debarkasi berlangsung.

2. Menerapkan pola Protokol Kesehatan kepada seluruh

pengguna jasa Moda Transportasi Laut dan para stakeholder

yang telah di tetapkan oleh pemerintah.


DAFTAR PUSTAKA

Harapan, A, Asryl. 2019. Analisis Tingkat Pelayaran Dermaga Angkutan


Penumpang Di Pelabuhan Balawan. Program Studi Teknik Sipil.
Fakultas Teknik.
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
2022.HTTP://DEPHUB.GO.ID/ORG/PELABUHANBAUBAU/SEJAR
AH
Putri, Aisha Amalia. 2022. Km Sirimau Dievakuasi Ke Baubau
Menggunakan Km Wilis, https://www.kompas.tv/article/291472/12-
hari-bertahan-di-kapal-592-penumpang-km-sirimau-dievakuasi-ke-
baubau-menggunakan-km-wilis. 18 September 2022, pukul 18.99
Rahmaingtyas, Tata. 2020. Optimalisasi Proses Embarkasi-Debarkasi
Pelabuhan Guna Memberangkatkan Kapal segala puji syukur KM
Gunung Dempo Tepat Waktu. Program Studi Nautika. Politeknik
Ilmu Pelayaran Semarang.
Rahmaningtyas, T., Antoro, D., & Amrullah, R. (2020). Embarkasi-
Debarkasi Penumpang Kapal KM. GUNUNG DEMPO. Dinamika
Bahari, 1(1), 53-60.
Sipahutar, F, P, Nanda. 2021. Analisa Kinerja Pelayaran Kapal
Penumpang Di PelabuhanLaut Sibolga Terhadap Pengguna Jasa
Transportasi Laut. Progrm Studi teknik Sipil. Fakultas teknik.
VEDDY, A. (2019). PELAYANAN PT. TRI DAYA LAJU BATAM DALAM
PROSES KEDATANGAN DAN KEBERANGKATAN KAPAL DI
PELABUHAN KABIL BATAM. KARYA TULIS.
Yoga, I. (2021). Prosedur Penanganan Dokumen Kapal Clearance In Dan
Clearance Out Di Ksop Kelas 1 Sorong. KARYA TULIS.
LAMPIRAN

Proses Boarding Tiket (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Proses Embarkasi-Debarkasi (Sumber : Dokumentasi Pribadi)


Terminal Penumpang (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Ruang Validasi (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Ruang Tunggu Penumpang (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Anda mungkin juga menyukai