Disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk menempuh Uji Kompetensi
Disusun Oleh :
NIS. 180707196
KALIMANTAN TIMUR
2021
LEMBAR PENGESAHAN INTERNAL
NIS : 180707196
Guru Pembimbing
Mengetahui,
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
menyusun laporan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) yang dilaksanakan di
daerah Pelabuhan Kariangau.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang............................................................................ 1
1.2 Tujuan......................................................................................... 2
1.3 Manfaat.......................................................................................2
BAB II KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
2.1 Alat Navigasi Kapal...................................................................3
2.2 Kapal..........................................................................................4
2.3 Kapal Barang atau Kapal Kargo.................................................4
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan.................................................5
1.2 Lokasi Perusahaan......................................................................5
1.3 Saran dan Prasarana....................................................................5
1.4 Kegiatan Selama Praktik............................................................5
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Kendala yang di hadapi di PT. Pelayaran Armansyah Fortuna..7
4.2 Usaha – usaha yang dilakukan untuk mengatasi kendala ..........7
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.................................................................................10
5.2 Saran...........................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
BAB II
Praktek kerja industri ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu sejak tanggal 01 November
2020 sampai dengan 01 January 2021 di PT.SALAM PACIFIC INDONESIA LINES yang
berlokasi di:
Desa : Kariangau
Bongkar muat container adalah kegiatan masuk dan turun nya kendaraan dari
container deck kapal ke dermaga , sedangkan muat yaitu sebaliknya kegiatan menaikan
muatan dari atas dermaga atau dari container deck kapal . Kegiatan bongkar muat dari kapal
dan ke kapal itu sendiri dirumuskan sebagai berikut “pekerjaan mengatur bongkaran dan
muatan yang ingin di tuju ke container deck kapal dan menempatkannya dengan rapi ”. Dari
pengertian bongkar muat di pelabuhan di atas, dapat di ketahui bahwa pada dasarnya bongkar
muat tersebut merupakan kegiatan pemindahan bongkaran atau muatan, baik dari kapal
maupun dari kedermaga.
3.3.NAVIGASI KAPAL
Berkat kemajuan teknologi, sistem navigasi pada kapal semakin canggih. Adapun, 4 sistem
navigasi ini merupakan yang paling umum diaplikasikan di kapal, di mana masing-masingnya
memiliki cara kerja dan manfaat yang berbeda.
3.3.1 KOMPAS
Gambar ; 8 Kompas
Alat navigasi pertama berupa kompas. Meskipun sudah eksis dalam waktu
yang lama, namun kompas masih digunakan di industri pelayaran karena memiliki akurasi
yang tinggi, bekerja untuk menunjuk arah tertentu berdasarkan mata angin. Di sektor
pelayaran, kompas dipercaya bisa membuat perjalanan menjadi lebih efisien dan aman
ketimbang menentukan arah berdasarkan kedudukan bintang. Seiring perjalanan waktu,
bentuk kompas pun berevolusi, kini terintegrasi dengan jam tangan, bahkan menjadi salah
satu fitur utama pada smartphone.
3.3.2 SONAR
Gambar ; 9 Sonar
Sonar bisa disebut juga dengan Sound Navigation and Ranging. Sistem
navigasi kapal ini bekerja dengan mengirimkan gelombang suara ke permukaan air,
kemudian menunggu gelombang pantulan (echo) untuk dipancarkan ulang dan diakses
melalui monitor. Berkat sonar, pelaut bisa menentukan sebuah lokasi yang berada di bawah
laut. Tak hanya sebagai alat navigasi, sonar pun sering dipakai untuk mengukur jarak bawah
laut, mengetahui keberadaan kapal selam, alat komunikasi laut dan membantu kegiatan
keselamatan penyelam.
3.3.3 GPS
Gambar ; 10 GPS
GPS merupakan singkatan dari Global Positioning Satelite merupakan salah satu sistem
navigasi modern. Sistem yang satu ini bisa dipakai untuk menentukan posisi koordinat bumi
secara presisi melalui sistem 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro. Hasilnya,
sinyal tersebut bisa langsung diterima melalui sejumlah perangkat di laut serta gadget,
bahkan sudah dilengkapi pemetaan untuk lebih memudahkan sarana transportasi secara
umum.
3.3.3 RADAR
Gambar ; 11 RADAR
Sistem navigasi lain adalah radar. Radar merupakan singkatan dari radio
detection and ranging . radar merupakan suatu sistem yang digunakan untuk mendeteksi,
mengukur jarak dan membuat map benda-benda seperti pesawat dan hujan. Istilah radar
pertama kali di gunakan pada tahun 1941, mengantikan istilah dari RDF (Radio Directon
Finding). Gelombang radio kuat dikirim dan sebuah penerimaan mendengar gema yang
kembali.
3.3.4 AIS
Gambar ; 12 AIS
AIS adalah akronim dari Automatic Identification System yang merupakan sebuah sistem
pelacakan otomatis yang digunakan pada kapal. AIS ini mampu menampilkan keberadaan
kapal lain di sekitarnya berada melalui layar display monitor electronic chart display
information system atau ECDIS, system electronic navigation chat atau SENC. Secara
otomatis, nantinya perangkat ini bisa mengirimkan AIS message ke segala arah. Pesan yang
dikirimkan ini nantinya akan dikirimkan kembali melalui sistem komunikasi radio very high
frequency yang berada di frekuensi 161,975 MHz dan 162,025 MHz.
1. Pembersihan terhadap kotoran oli, gemuk dll. digunakan sabun, dterjen dengan
menggunakan air tawar.
2. Pembersihan terhadap tritip digunakan skrat dan sikat. Setelah semua pembersihan
dilakukan, terutama apabila pem¬bersihan tersebut dengan menghilangkan lapisan lama,
permukaan terlebih dahulu diberi undercoating (lapisan dasar) dua kali. Lapisan harus kering
sebelum lapisan berikutnya dilakukan, biasa selama 24 jam.
3. Pada kapal baru lapisan pada plat baru ( mill-scale ) lapi¬san yang terbuat pada waktu
pendinginan plat di pabrik. Lapisan harus dikeringkan sebelum dicat.
Olah gerak kapal adalah kemampuan sebuah kapal untuk merubah kedudukannya dari suatu
tempat ke tempat lain yg dikhendaki . Kemampuan tersebut di dasarkan pada:
2. Tenaga pendorong/mesin
3. Baling-baling
4. Kemudi
3. keadaan pemuatan
1. Angin , ombak
4. Arus
3. Compass
4. Penataan jangkar
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Kapal peti kemas beroperasi dengan cara yang berbeda dengan Bulker atau
General Cargo ship. Kapal peti kemas melayari rute tertentu secara rutin, atau
disebut pola liner. Kapal yang lebih kecil digunakan sebagai kapal pengumpan
(feeder) dari/ke daerah pedalaman di sekitar terminal peti kemas utama. Kapal peti
kemas yang lebih besar biasanya gearless dan memiliki kecepatan lebih dari 25 knot
sehingga digunakan dalam pelayaran jarak jauh.
Sejak digunakan lebih dari 50 tahun yang lalu, kapal peti kemas kini sudah
memasuki gerenasi ke-6. Perkembangan dari generasi ke generasi mengikuti
perkembangan perdagangan global yang menuntut efisiensi, keselamatan dan
perlindungan lingkungan.
Generasi pertama kapal peti kemas terdiri dari bulk carrier atau tanker yang
dimodifikasi sehingga bisa mengangkut peti kemas hingga 1.000 TEUs. Kapal
Kontainer pertama, “Ideal-X” adalah konversi dari T2, kapal tanker militer AS eks
Perang Dunia II. Saat itu, di awal tahun 1960an penggunaan peti kemas masih
terbatas dan belum teruji.
Infografis Evolusi Kapal Peti Kemas (Sumber: ICS Shipping)
Kapal peti kemas generasi pertama umumnya onboard crane (geared) karena
kebanyakan pelabuhan tidak dilengkapi Crane untuk menangani peti kemas.
Kecepatan juga relatif lambat, sekitar 18 sampai 20 knot. Peti kemas ditempatkan
hanya di deck utama yang telah dikonversi.
Begitu penggunaan peti kemas mulai marak pada awal tahun 1970-an, barulah
dimulai pembangunan kapal peti kemas yang sepenuhnya didedikasikan untuk
mengangkut peti kemas. Inilah generasi kedua dari kapal peti kemas. Seluruh ruang
kapal digunakan untuk menumpuk kontainer, termasuk di bawah dek. Crane mulai
ditiadakan agar lebih banyak peti kemas yang dapat diangkut. Kecepatan kapal peti
kemas generasi kedua sekitar 20-25 knot.
Generasi keempat adalah kelas Post Panamax I dan II. Kapal peti kemas kelas APL
C10 (4.500 TEUs) diperkenalkan pada tahun 1988 dan menjadi kelas peti kemas
pertama yang melampaui batas 32,2 meter lebar Terusan Panama. Dengan semakin
tumbuhnya perdagangan dunia, batas ukuran Terusan Panama tidak lagi dijadikan
patokan. Pada tahun 1996, kapal peti kemas post panamax dengan kapasitas
mencapai 6.600 TEUs mulai diperkenalkan.
New-Panamax, atau Neo-Panamax (NPX) adalah generasi ke-lima kapal peti kemas.
Kapal dirancang agar sesuai dimensi baru perluasan Terusan Panama yang selesai
pada Juni 2016. Kapal peti kemas generasi ke-lima ini memiliki kapasitas sekitar
12.500 TEU. Seperti halnya panamax, Neo-Panamax cenderung disematkan pada
kapal kelas tertentu yang berlayar ke Amerika dan Karibia, baik dari Eropa maupun
Asia.
Triple E Maersk
Generasi keenam, Post Panamax III dan Triple E. Pada tahun 2006, Maersk Line
memperkenalkan kelas kapal yang memiliki kapasitas 11.000 sampai 14.500 TEUs,
yaitu Emma Maersk, (E Class). Kapal ini dijuluki “Post New Panamax” karena lebih
besar dari dimensi Terusan Panama yang sudah diperluas. Pada tahun 2013,
diperkenalkan kapal kelas “Triple E” sekitar 18.000 TEUs. Kapal-kapal Post New
Panamax berlayar pada rute Asia-Eropa yang tidak melewati terusan Panama.
Pada generasi keenam ini sudah ada desain kapal kelas ” Malacca Max”, dengan
kapasitas mencapai 27.000-30.000 TEU. Namun kelas ini diperkirakan tidak akan
dibangun sampai ada volume perdagangan yang cukup yang melewati rute selat
Malaka. [AF]
Kontainer atau peti kemas adalah sebuah media penyimpanan yang digunakan dalam
proses pemindahan barang. Peti kemas juga bisa disebut sebagai gudang yang berbahan baja.
Peti kemas digunakan untuk menyimpan barang dan dapat diangkut dengan moda
transportasi air, darat maupun udara.
Dek adalah lantai atau penutup untuk struktur lambung kapal. Sebuah kapal dapat
memiliki geladak yang berbeda di bagian atau bagian kapal yang berbeda; yaitu dek atas dan
bawah atau dek 1, dek 2 dan dek 3 secara berurutan ke bawah. Apa artinya itu; dek paling
atas terkena cuaca disebut dek utama atau dek cuaca. Tingkat dan lantai di bawah dek cuaca
disebut dek 1, sedangkan satu di bawah dek 1 disebut dek 2 dan seterusnya.
2.5. JENIS – JENIS DECK KAPAL CONTAINER
Car deck adalah komponen struktur konstruksi yang fital karena perannya
yang tidak hanya menahan muatan kendaraan namun menahan geladak yang
ada di atasnya
BAB IV
PEMBAHASAN
Faktor Penghambat :
Faktor Pendukung :
4.2.Analisis Usaha
Port to Port
Port to Port dapat diartikan dimana shipper atau pengirim barang mengantarkan
barang kirimannya ke perusahaan pengiriman yang telah ditunjuk ditempat asal
shipper, dan dikirim ke port penerima barang. Serta penerima barang atau
consignee tersebut juga mengambil sendiri di port yang telah ditentukan oleh
consignee sendiri.
Door to Door
Door to Door service dalam dunia cargo merupakan sebuah layanan dengan
metode pengiriman sebuah barang akan dijemput atau di-pickup pada lokasi
pengirim dan diantar menuju lokasi penerima barang atau consignee
International Shipment
International Shipment adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
pengiriman paket atau kelompok pengiriman paket dimana paket tersebut
diambil dari satu negara dan dikirim ke alamat di negara lain. Dalam hal ini,
SPIL bersinergi dengan TOLL menjadi SPIL TOLL Indonesia.
5.1.Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya dalam pembahasan
mengenai “Pelaksanaan proses bongkar muat oil product avtur di atas
kapal MT. Sinar Jogya”, maka sebagai bagian akhir dari skripsi ini
penulis memberikan beberapa simpulan yang diambil dari hasil
penelitian dan pembahasan masalah sebagai berikut :
5.2.Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas dalam mengoptimalkan terjadinya
masalah keterlambatan pada saat proses bongkar muat dan jumlah selisih
muatan di atas kapal MT. Sinar Jogya, penulis memberikan saran sebagai
berikut :
DAFTAR PUSTAKA