Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

PELAYARAN KAPAL DI PERUSAHAAN PT.SALAM PACIFIC INDONESIA LINES

Disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk menempuh Uji Kompetensi

Disusun Oleh :

FERNANDO KEVIN SARENG

NIS. 180707196

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDIDAYAAN PROVINSI

KALIMANTAN TIMUR

SMK NEGERI 02 BONTANG

NAUTIKA KAPAL NIAGA

2021
LEMBAR PENGESAHAN INTERNAL

NAMA : FERNANDO KEVIN SARENG

NIS : 180707196

JUDUL :PT. SALAM PACIFIC INDONESIA LINES

Laporan Prakerin ini telah disahkan pada tgl, JUNI 2021

Guru Pembimbing

Indriastari, A.Md. Tra, ANT-III

Mengetahui,

Kepala Sekolah Ketua Kompetensi Keahlian

Mardijanti, S. Pi. Lukman Abdullah, ST


NIP : 19700314 2005 02 2 004 NIP : 19701220 200502 1 002
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
menyusun laporan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) yang dilaksanakan di
daerah Pelabuhan Kariangau.

Pada kesempatan ini penulis banyak mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Ibu Mardijanti, S. Pi. ,M.Pd selaku kepala SMK N 2 Bontang


2. Bapak Lukman Abdullah,ST selaku Ketua Kompetensi Keahlian
3. Indriastari, A.Md. Tra, ANT-III selaku pembimbing
4. Hanjar Parwoko selaku koordinator ditempat Prakerin
5. Dan semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan
penyusunan baik langsung maupun tidak langsung sehingga tersusun
laporan ini.

Penulis menyadari bahwasanya dalam penyusunan laporan ini masih banyak


kekurangan, baik dari segi sistematika penyusunan maupun dari segi sistematika
penguraiannya, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis,
maka dari itu segala kritik dan saran yang sifatnya membangun penulis sangat
mengharapkan guna lebih sempurna laporan ini.

Bontang, Juli 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang............................................................................ 1
1.2 Tujuan......................................................................................... 2
1.3 Manfaat.......................................................................................2
BAB II KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
2.1 Alat Navigasi Kapal...................................................................3
2.2 Kapal..........................................................................................4
2.3 Kapal Barang atau Kapal Kargo.................................................4
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan.................................................5
1.2 Lokasi Perusahaan......................................................................5
1.3 Saran dan Prasarana....................................................................5
1.4 Kegiatan Selama Praktik............................................................5
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Kendala yang di hadapi di PT. Pelayaran Armansyah Fortuna..7
4.2 Usaha – usaha yang dilakukan untuk mengatasi kendala ..........7
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.................................................................................10
5.2 Saran...........................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Praktek Kerja Indutri (PRAKERIN) adalah suatu bentuk penyelenggaraan dari


sekolah yang memadukan secara sistematik dan sinkron antara program
pendidikan di sekolah dan program pengusahaan yang diperoleh melalui
kegiatan bekerja langsung di dunia kerja untuk mencapai suatu tingkat keahlian
profesional. Dimana keahlian profesional tersebut hanya dapat dibentuk melalui
tiga unsur utama yaitu ilmu pengetahuan, teknik dan kiat. Ilmu pengetahuan dan
teknik dapat dipelajari dan dikuasai kapan dan dimana saja kita berada,
sedangkan kiat tidak dapat diajarkan tetapi dapat dikuasai melalui proses
mengerjakan langsung pekerjaan pada bidang profesi itu sendiri. Pendidikan
Sistem Ganda dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang
profesional dibidangnya. Melalui Pendidikan Sistem Ganda diharapkan dapat
menciptakan tenaga kerja yang profesional tersebut. Dimana para siswa yang
melaksanakan Pendidikan tersebut diharapkan dapat menerapkan ilmu yang
didapat dan sekaligus mempelajari dunia industri. Tanpa diadakannya
Pendidikan Sistem Ganda ini kita tidak dapat langsung terjun ke dunia industri
karena kita belum mengetahui situasi dan kondisi lingkungan kerja. Ada
beberapa peraturan tentang Paktek Kerja Industri (PRAKERIN) dan putusan
Menteri. Adapun peraturan Praktek Kerja Industri(PRAKERIN) adalah sebagai
berikut : Tercantum pada UU. No. 2 tahun 1989 tentang Pendidikan Nasional
yaitu untuk menyiapkan peseta didik melalui kegiataan bimbingan, pengajaran,
dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Peraturan
Pemerintah No. 29 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah yang bertujuan
meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat dalam
mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, alam
sekitar, dan meningkatkan pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan
pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri
sejalan dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) serta
kebudayaan; Peraturan pemerintah No. 39 tahun 1992 tentang peran serta
masyarakat dalam Pendidikan Nasional, serta Keputusan Menteri No.
0490/1993 tentang Kurikulum SMK yang berisi bahwa “Dalam melaksanakan
pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur yaitu Pendidikan didalam sekolah
dan Pendidikan diluar sekolah” 11.2 Tujuan Tujuan Praktek Kerja Industri
(PRAKERIN) adalah sebagai berikut : 1. Diharapkan dapat menambah
wawasan dan pengetahuan yang berharga, dan memperoleh masukan serta
umpan balik guna memperbaiki dan mengembangkan kesesuaian pendidikan
dan kenyataan yang ada di lapangan.
1.2 Maksud dan Tujuan

1. Mempersiapkan taruna untuk bekerja keras secara mandiri dalam


lingkungan dan mengembangkan potensi serta kreatifitas sesuai dengan
minat dan bakat taruna.
2. Meningkatkan status dan kepribadian taruna sehingga mampu
berinteraksi, memiliki rasa tanggung jawab serta disiplin yang tinggi.
3. Memberi kemampuan kepada taruna untuk menjadi tenaga kerja terampil
dan produktif sesuai dengan tuntutan kerja.
4. Mempersiapkan taruna agar memiliki keterampilan dengan standar
internasional sehingga dapat mengatasi gejolak krisis moneter.
5. Sebagai study banding antara teori dan praktek kerja sehingga terbuka
pengetahuannya.

1.3 Manfaat

1. Menciptakan tenaga kerja yang memiliki keahlian professional yaitu


tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan dan etos
kerja yang berkualitas nasional dan internasional.

a.Meningkatkan efektifitas dan efisien proses pendidikan dan pelatihan tenaga


kerja untuk masa yang akan datang.

b.Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai


bagian dari proses kerja dan pendidikan.

BAB II

KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

3.1. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

Praktek kerja industri ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu sejak tanggal 01 November
2020 sampai dengan 01 January 2021 di PT.SALAM PACIFIC INDONESIA LINES yang
berlokasi di:

Desa : Kariangau

Kecamatan : Balikpapan Barat

Provinsi : Kalimantan Timur


3.2. BONGKAR MUAT

Bongkar muat container adalah kegiatan masuk dan turun nya kendaraan dari
container deck kapal ke dermaga , sedangkan muat yaitu sebaliknya kegiatan menaikan
muatan dari atas dermaga atau dari container deck kapal . Kegiatan bongkar muat dari kapal
dan ke kapal itu sendiri dirumuskan sebagai berikut “pekerjaan mengatur bongkaran dan
muatan yang ingin di tuju ke container deck kapal dan menempatkannya dengan rapi ”. Dari
pengertian bongkar muat di pelabuhan di atas, dapat di ketahui bahwa pada dasarnya bongkar
muat tersebut merupakan kegiatan pemindahan bongkaran atau muatan, baik dari kapal
maupun dari kedermaga.

3.3.NAVIGASI KAPAL

Navigasi berperan penting di semua industri transportasi, termasuk sektor pelayaran.


Berkat sistem ini, kita bisa menentukan posisi dan arah perjalanan, termasuk melihat kondisi
cuaca yang sedang dihadapi saat melakukan pelayaran.

Berkat kemajuan teknologi, sistem navigasi pada kapal semakin canggih. Adapun, 4 sistem
navigasi ini merupakan yang paling umum diaplikasikan di kapal, di mana masing-masingnya
memiliki cara kerja dan manfaat yang berbeda.

3.3.1 KOMPAS

Gambar ; 8 Kompas

Alat navigasi pertama berupa kompas. Meskipun sudah eksis dalam waktu
yang lama, namun kompas masih digunakan di industri pelayaran karena memiliki akurasi
yang tinggi, bekerja untuk menunjuk arah tertentu berdasarkan mata angin. Di sektor
pelayaran, kompas dipercaya bisa membuat perjalanan menjadi lebih efisien dan aman
ketimbang menentukan arah berdasarkan kedudukan bintang. Seiring perjalanan waktu,
bentuk kompas pun berevolusi, kini terintegrasi dengan jam tangan, bahkan menjadi salah
satu fitur utama pada smartphone.

3.3.2 SONAR

Gambar ; 9 Sonar

Sonar bisa disebut juga dengan Sound Navigation and Ranging. Sistem
navigasi kapal ini bekerja dengan mengirimkan gelombang suara ke permukaan air,
kemudian menunggu gelombang pantulan (echo) untuk dipancarkan ulang dan diakses
melalui monitor. Berkat sonar, pelaut bisa menentukan sebuah lokasi yang berada di bawah
laut. Tak hanya sebagai alat navigasi, sonar pun sering dipakai untuk mengukur jarak bawah
laut, mengetahui keberadaan kapal selam, alat komunikasi laut dan membantu kegiatan
keselamatan penyelam.

3.3.3 GPS

Gambar ; 10 GPS

GPS merupakan singkatan dari Global Positioning Satelite merupakan salah satu sistem
navigasi modern. Sistem yang satu ini bisa dipakai untuk menentukan posisi koordinat bumi
secara presisi melalui sistem 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro. Hasilnya,
sinyal tersebut bisa langsung diterima melalui sejumlah perangkat di laut serta gadget,
bahkan sudah dilengkapi pemetaan untuk lebih memudahkan sarana transportasi secara
umum.

3.3.3 RADAR

Gambar ; 11 RADAR

Sistem navigasi lain adalah radar. Radar merupakan singkatan dari radio
detection and ranging . radar merupakan suatu sistem yang digunakan untuk mendeteksi,
mengukur jarak dan membuat map benda-benda seperti pesawat dan hujan. Istilah radar
pertama kali di gunakan pada tahun 1941, mengantikan istilah dari RDF (Radio Directon
Finding). Gelombang radio kuat dikirim dan sebuah penerimaan mendengar gema yang
kembali.

3.3.4 AIS

Gambar ; 12 AIS
AIS adalah akronim dari Automatic Identification System yang merupakan sebuah sistem
pelacakan otomatis yang digunakan pada kapal. AIS ini mampu menampilkan keberadaan
kapal lain di sekitarnya berada melalui layar display monitor electronic chart display
information system atau ECDIS, system electronic navigation chat atau SENC. Secara
otomatis, nantinya perangkat ini bisa mengirimkan AIS message ke segala arah. Pesan yang
dikirimkan ini nantinya akan dikirimkan kembali melalui sistem komunikasi radio very high
frequency yang berada di frekuensi 161,975 MHz dan 162,025 MHz.

3.4. MEMBERSIHKAN DECK

1. Pembersihan terhadap kotoran oli, gemuk dll. digunakan sabun, dterjen dengan
menggunakan air tawar.

2. Pembersihan terhadap tritip digunakan skrat dan sikat. Setelah semua pembersihan
dilakukan, terutama apabila pem¬bersihan tersebut dengan menghilangkan lapisan lama,
permukaan terlebih dahulu diberi undercoating (lapisan dasar) dua kali. Lapisan harus kering
sebelum lapisan berikutnya dilakukan, biasa selama 24 jam.

3. Pada kapal baru lapisan pada plat baru ( mill-scale ) lapi¬san yang terbuat pada waktu
pendinginan plat di pabrik. Lapisan harus dikeringkan sebelum dicat.

3.5.OLAH GERAK KAPAL

Olah gerak kapal adalah kemampuan sebuah kapal untuk merubah kedudukannya dari suatu
tempat ke tempat lain yg dikhendaki . Kemampuan tersebut di dasarkan pada:

1. Gaya yg bekerja pada kapal

2. Sifat dan dimana gaya tersebut bekerja

3. pengaruh luar dan dalam yg dapat mempengaruhi gaya-gaya tersebut

A. Faktor dari dalam:

Sifat tetap : 1. Bentuk kapal

2. Tenaga pendorong/mesin

3. Baling-baling
4. Kemudi

Sifat tidak tetap: 1. Sarat/draft kapal

2. Trim dan List kapal

3. keadaan pemuatan

4. Karang kapal (teritip)

B. faktor dari luar

1. Angin , ombak

2. Dalam dan lebar perairan

3. Jarak dengan kapal lain

4. Arus

C. Sarana olah gerak kapal

Adalah semua peralatan yg dipergunakan untuk mengolah gerak kapal.

Sarana tersebut meliputi:

1. Tenaga penggerak utama (mesin induk & mesin bantu )

mesin induk: mesin disel,mesin uap/steam reciprocating engine,turbin uap dengan


turbin gas sebagai tambahan .

Mesin bantu: mesin listrik/gen set , mesin pendingin , mesin kemudi

2. Steering gear (kemudi)

3. Compass

4. Penataan jangkar

5. Tali tali tambat

6. Alat alat komunikasi

7. Alat alat navigasi

Prasarana olah gerak kapal :

1. Nahkoda dan ABK


2. Pandu (pilot)

3. Kapal tug (tunda) dan kapal kepil

4. Peta dan buku-buku navigasi

5. Data data olah gerak kapal

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. PENGERTIAN KAPAL CONTAINER

Containership atau Kapal peti kemas (sering juga disebut celullarship) adalah


kapal yang dibangun khusus mengangkut kontainer atau peti kemas ukuran standar.
Penempatan peti kemas bersifat seluler, dengan bingkai vertikal. Berukuran mulai
dari sekitar 500 TEU hingga sekitar 22.000 TEU. Kontainer dapat memuat kontainer
ukuran 20 ft dan 40 ft. Setiap kapal umumnya mencantumkan kapasitas angkut
maksimumnya untuk masing-masing ukuran kontainer.
Menurut Alphaliner, saat ini ada 5.992 unit (11 persen) kapal peti kemas yang
beroperasi di seluruh dunia. Total kapasitas angkut mencapai 21 juta TEU dengan
total tonase hampir 260 juta dwt.

Kapal peti kemas beroperasi dengan cara yang berbeda dengan Bulker atau
General Cargo ship. Kapal peti kemas melayari rute tertentu secara rutin, atau
disebut pola liner. Kapal yang lebih kecil digunakan sebagai kapal pengumpan
(feeder) dari/ke daerah pedalaman di sekitar terminal peti kemas utama. Kapal peti
kemas yang lebih besar biasanya gearless dan memiliki kecepatan lebih dari 25 knot
sehingga digunakan dalam pelayaran jarak jauh.

Sejak digunakan lebih dari 50 tahun yang


lalu, ukuran kapal peti kemas semakin membesar, semakin canggih dan semakin
efisien. Kapal peti kemas generasi terakhir memiliki panjang hampir 400 meter
dengan lebar 55 meter. Mesinnya berbobot 2.300 ton, berat propeller 130 ton, dan
jarak antara Brigde dan ruang mesin setara 21 lantai. Dengan dukungan sistem
komputer, cukup 13 orang untuk mengoperasikannya. Mampu membawa 11.000
buah peti kemas ukuran 20 ft. Jika kontainer sejumlah itu dimuat truk dan
dibariskan, akan didapat antrian sepanjang 71 kilometer.

Evolusi Kapal Peti Kemas

Sejak digunakan lebih dari 50 tahun yang lalu, kapal peti kemas kini sudah
memasuki gerenasi ke-6. Perkembangan dari generasi ke generasi mengikuti
perkembangan perdagangan global yang menuntut efisiensi, keselamatan dan
perlindungan lingkungan.

Generasi pertama kapal peti kemas terdiri dari bulk carrier atau tanker yang
dimodifikasi sehingga bisa mengangkut peti kemas hingga 1.000 TEUs. Kapal
Kontainer pertama, “Ideal-X” adalah konversi dari T2, kapal tanker militer AS eks
Perang Dunia II. Saat itu, di awal tahun 1960an penggunaan peti kemas masih
terbatas dan belum teruji.
Infografis Evolusi Kapal Peti Kemas (Sumber: ICS Shipping)
Kapal peti kemas generasi pertama umumnya onboard crane (geared) karena
kebanyakan pelabuhan tidak dilengkapi Crane untuk menangani peti kemas.
Kecepatan juga relatif lambat, sekitar 18 sampai 20 knot. Peti kemas ditempatkan
hanya di deck utama yang telah dikonversi.

Begitu penggunaan peti kemas mulai marak pada awal tahun 1970-an, barulah
dimulai pembangunan kapal peti kemas yang sepenuhnya didedikasikan untuk
mengangkut peti kemas. Inilah generasi kedua dari kapal peti kemas. Seluruh ruang
kapal digunakan untuk menumpuk kontainer, termasuk di bawah dek. Crane mulai
ditiadakan agar lebih banyak peti kemas yang dapat diangkut.  Kecepatan kapal peti
kemas generasi kedua sekitar 20-25 knot.

Generasi Ketiga. Selama tahun 1980-an, pertumbuhan perdagangan dunia


mendorong pembangunan kapal peti kemas yang lebih besar. Mengikuti kaidah
Economy of scale, yaitu semakin besar jumlah kontainer yang dapat diangkut, maka
semakin rendah biaya per TEU. Pada tahun 1985, kapal peti kemas sudah dibangun
untuk mencapai batas ukuran Terusan Panama (panamax), yaitu kapal dengan
kapasitas sekitar  4.000 TEUs. Kapal peti kemas generasi ketiga ini bertahan hingga
sepuluh tahun.

Generasi keempat adalah kelas Post Panamax I dan II. Kapal peti kemas kelas APL
C10 (4.500 TEUs) diperkenalkan pada tahun 1988  dan menjadi kelas peti kemas
pertama yang melampaui batas 32,2 meter lebar Terusan Panama. Dengan semakin
tumbuhnya perdagangan dunia, batas ukuran Terusan Panama tidak lagi dijadikan
patokan. Pada tahun 1996, kapal peti kemas post panamax dengan kapasitas
mencapai 6.600 TEUs mulai diperkenalkan.

Begitu batas panamax dilanggar,


pertumbuhan kapal peti kemas dengan ukuran yang lebih besar meningkat secara
cepat dengan kapasitas mencapai 8.000 TEUs (Post Panamax II; “Sovereign Class”).
Kapal peti kemas post panamax memicu tantangan pada infrastruktur karena
membutuhkan pelabuhan yang lebih dalam (minimal sekitar 13 meter) dan Crane
yang lebih efisien dengan jangkauan yang lebih jauh.

New-Panamax, atau Neo-Panamax (NPX) adalah generasi ke-lima kapal peti kemas.
Kapal dirancang agar sesuai dimensi baru perluasan Terusan Panama yang selesai
pada Juni 2016. Kapal peti kemas generasi ke-lima ini memiliki kapasitas sekitar
12.500 TEU. Seperti halnya panamax, Neo-Panamax cenderung disematkan pada
kapal kelas tertentu yang berlayar ke Amerika dan Karibia, baik dari Eropa maupun
Asia.

Triple E Maersk
Generasi keenam, Post Panamax III dan Triple E. Pada tahun 2006, Maersk Line
memperkenalkan kelas kapal yang memiliki kapasitas 11.000 sampai 14.500 TEUs,
yaitu Emma Maersk, (E Class). Kapal ini dijuluki “Post New Panamax” karena lebih
besar dari dimensi Terusan Panama yang sudah diperluas. Pada tahun 2013,
diperkenalkan kapal kelas “Triple E” sekitar 18.000 TEUs. Kapal-kapal Post New
Panamax berlayar pada rute Asia-Eropa yang  tidak melewati terusan Panama.

Pada generasi keenam ini sudah ada desain kapal kelas ” Malacca Max”, dengan
kapasitas mencapai 27.000-30.000 TEU. Namun kelas ini diperkirakan tidak akan
dibangun sampai ada volume perdagangan yang cukup yang melewati rute selat
Malaka. [AF]

2.2. FUNGSI KAPAL CONTAINER

Kontainer atau peti kemas adalah sebuah media penyimpanan yang digunakan dalam
proses pemindahan barang. Peti kemas juga bisa disebut sebagai gudang yang berbahan baja.
Peti kemas digunakan untuk menyimpan barang dan dapat diangkut dengan moda
transportasi air, darat maupun udara.

2.3. JENIS KAPAL PETI KEMAS

Convertible Container Ships


Kapal Jenis ini sebagian atau seluruh ruang muatnya dapat
berguna untuk kontainer dan kargo biasa. Kapal ini mempunyai bentuk
khusus yang memungkinkan perubahan fungsinya. Untuk perubahan
fungsinya, terutama dasar Voyage to Voyage. 
Full Container Ship atau Cellular Ship

Mempunyai ciri-ciri dan kelengkapan khusus dan hanya berguna untuk


mengangkut peti kemas dalam seluruh palkanya. Umumnya kapal ini
berupa Single Purpose Ship karena dianggap sebagai kapal yang
paling ekonomis pada saat ini karena proses bongkar muat nya yang
cepat. Karena hanya khusus mengangkut peti kemas pada geladak
utamanya berisi container yang bertumpuk secara vertikal ke
atas. Proses memuatnya dengan cara menurunkan peti kemas di
dalam tempat yang tersedia (berbentuk sel-sel dalam palka, atau
menumpuk dalam susunan vertikal ke atas pada geladak utamanya
tanpa menggeser lagi ke arah horizontal. Proses pembongkarannya
dilakukan secara sebaliknya.

2.4. PENGERTIAN DEK KAPAL

Dek adalah lantai atau penutup untuk struktur lambung kapal. Sebuah kapal dapat
memiliki geladak yang berbeda di bagian atau bagian kapal yang berbeda; yaitu dek atas dan
bawah atau dek 1, dek 2 dan dek 3 secara berurutan ke bawah. Apa artinya itu; dek paling
atas terkena cuaca disebut dek utama atau dek cuaca. Tingkat dan lantai di bawah dek cuaca
disebut dek 1, sedangkan satu di bawah dek 1 disebut dek 2 dan seterusnya.
2.5. JENIS – JENIS DECK KAPAL CONTAINER

2.5.1 CONTAINER Deck

Gamba; 6 CONTAINER deck

Car deck adalah komponen struktur konstruksi yang fital karena perannya
yang tidak hanya menahan muatan kendaraan namun menahan geladak yang
ada di atasnya
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1.Keterlaksanaan (Faktor Pendukung/Penghambat)

 Faktor Penghambat :

1. Mesin yang sudah tua sehingga sering mengalami kerusakan


2. Penggunaan teknologi yang masih tradisional atau kurang menggunakan teknologi
canggih
3. Banyak alat keselamatan yang telah rusak dan tidak berfungsi
4. Sekoci sudah tidak dapat digunakan

 Faktor Pendukung :

1. Alat Navigasi yang sudah memadai


2. Kapten/Nakhoda yang bijaksana sebagai pemimpin kapal
3. Awak kapal yang sudah berpengalaman dan professional
4. Car Deck yang luas

4.2.Analisis Usaha
Port to Port
Port to Port dapat diartikan dimana shipper atau pengirim barang mengantarkan
barang kirimannya ke perusahaan pengiriman yang telah ditunjuk ditempat asal
shipper, dan dikirim ke port penerima barang. Serta penerima barang atau
consignee tersebut juga mengambil sendiri di port yang telah ditentukan oleh
consignee sendiri.

Door to Door
Door to Door service dalam dunia cargo merupakan sebuah layanan dengan
metode pengiriman sebuah barang akan dijemput atau di-pickup pada lokasi
pengirim dan diantar menuju lokasi penerima barang atau consignee

Less Container LoadeLess Container Loaded (LCL)


Less Container Loaded merupakan jenis pengiriman barang tanpa menggunakan
container dengan kata lain parsial. Jika kita menggunakan jenis pengiriman Less
Container Loaded, maka barang yang kita kirim itu ditujukan ke Gudang
penumpukan dari shipping agent. Lalu dari pihak Gudang tersebut akan
mengumpulkan barang-barang kiriman Less Container Loaded lain hingga
memenuhi quota untuk di-loading / di-muat ke dalam container.
d (LCL)
Less Container Loaded merupakan jenis pengiriman barang tanpa menggunakan
container dengan kata lain parsial. Jika kita menggunakan jenis pengiriman Less
Container Loaded, maka barang yang kita kirim itu ditujukan ke Gudang
penumpukan dari shipping agent. Lalu dari pihak Gudang tersebut akan
mengumpulkan barang-barang kiriman Less Container Loaded lain hingga
memenuhi quota untuk di-loading / di-muat ke dalam container.

International Shipment
International Shipment adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
pengiriman paket atau kelompok pengiriman paket dimana paket tersebut
diambil dari satu negara dan dikirim ke alamat di negara lain. Dalam hal ini,
SPIL bersinergi dengan TOLL menjadi SPIL TOLL Indonesia.

5.1.Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya dalam pembahasan
mengenai “Pelaksanaan proses bongkar muat oil product avtur di atas
kapal MT. Sinar Jogya”, maka sebagai bagian akhir dari skripsi ini
penulis memberikan beberapa simpulan yang diambil dari hasil
penelitian dan pembahasan masalah sebagai berikut :

1. Terjadinya keterlambatan pada saat proses bongkar muat di atas


kapal MT. Sinar Jogya disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :

a. Kerusakan pada pipa karena sering menggunakan Berdasarkan


uraian-uraian sebelumnya dalam pembahasan mengenai
“Pelaksanaan proses bongkar muat oil product avtur di atas kapal
MT. Sinar Jogya”, maka sebagai bagian akhir dari skripsi ini
penulis memberikan beberapa simpulan yang diambil dari hasil
penelitian dan pembahasan oli kotor dan pompa yang sudah
melewati batas operasional.

b. Tidak melakukan pengecekan tanki dengan baik pada saat akan


mempersiapkan proses pemuatan dan pembongkaran yang
diakibatkan oleh tanki yang masih dalam keadaan kotor dan
masih berair.

c. Crew yang masih kurang berpengalaman dalampenanganan


muatan pada kapal tanker.

2. Terjadinya jumlah selisih muatan pada saat proses bongkar muat


di atas kapal MT. Sinar Jogya disebabkan oleh beberapa faktor
yaitu :

a. Penggunaan alat ukur yang tidak standar, sehingga


perhitungan muatan yang menyebabkan terjadinya kesalahan dari
hasil perhitungan awal dan perhitungan akhir muatan.

b. Melakukan perhitungan dalam muatan minyak yang tidak sesuai


prosedur, seperti tidak melakukan pengecekan terhadap tanki
muatan, tidak melakukan sounding pada tiap tanki dan tidak
melakukan tahap cargo calculation setelah melakukan tahapan
sebelumnya yang menyebabkan terjadinya perbedaan perhitungan
muatan.
c. Tidak mempunyai pompa dalam kondisi yang baik yang
menyebabkan terhambatnya proses pemuatan dan pembongkaran
di atas kapal MT.
Sinar Jogya.

5.2.Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas dalam mengoptimalkan terjadinya
masalah keterlambatan pada saat proses bongkar muat dan jumlah selisih
muatan di atas kapal MT. Sinar Jogya, penulis memberikan saran sebagai
berikut :

1. Untuk memperkecil keterlambatan pada saat proses bongkar muat


sebaiknya melakukan prosedur yaitu :

a. Melakukan perbaikan dan perawatan pompa untuk mengurangi


terjadinya kerusakan pada pompa agar tidak memperlambat terjadinya
proses bongkar muat tersebut.

b. Melakukan pengecekan tanki dengan baik agar lancar dalam pemuatan


dan pembongkaran dengan melakukan persiapan terlebih dahulu, yaitu
dengan melakukan pembersihan tanki sesuai dengan prosedur dan
menggunakan peralatan bongkar muat dengan baik dan benar.

c. Memberikan pengarahan kepada crew kapal yang masih kurang


berpengalaman, yaitu dengan melakukan familiarisasi atau pengenalan
dan serah terima antara yang baru dengan yang lama agar dijalankan
dengan benar. Agar dalam pelaksanaan selanjutnya dalam melaksanakan
pekerjaan tidak banyak menemui banyak kesulitan dan lebih cepat dalam
beradaptasi pada lingkungan kapal serta mengetahui prosedur yang benar
dalam penanganan pemuatan dan pembongkaran
muatan di atas kapal tanker.

2. Untuk memperkecil jumlah selisih muatan pada saat proses bongkar


muat di atas kapal MT. Sinar Jogya sebaiknya melakukan prosedur yaitu :

a. Melakukan pengkalibrasian alat ukur untuk menentukan kebenaran


konvensional nilai penunjukan alat ukur dengan cara membandingkan
terhadap standar ukur yang mampu ke standar nasional maupun
internasional sebagai bahan acuan tersertifikasi dan menjaga kondisi alat
ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai dengan spesifikasinya.

b. Melakukan perhitungan muatan dengan benar seperti melakukan


pengecekan terhadap tanki, melakukan sounding pada setiap tanki muatan
dan melakukan tahap cargo operational agar perhitungan muatan menjadi
lebih akurat.

c. Melakukan pemeliharaan pompa sesuai dengan prosedur, agar pompa


tidak terjadi kerusakan yang dapat menyebabkan terhambatnya proses
bongkar muat di atas kapal, yaitu dengan cara melakukan perawatan
sesuai dengan prosedur.

DAFTAR PUSTAKA

Arni,Muhammad, Komunikasi organisasi, Edisi Kesatu, Jakarta: Bumi aksara,


2005.
Dharma, Budi Sutedjo, S.Kom., MM dan Drs. Z. Bambang Darmadi, MM, Kiat
Sukses Sekretaris di Era Internet. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2007.
Hamid Darmadi, M.Pd. Kemampuan Dasar Mengajar. Bandung : Alfabeta. 2009.
Hamin, Murdifin, dan Nurnajamuddin. Manajemen Produksi Modern. Jakarta:
Bumi Aksara, 2011.
Marsofiyati, dan Henry Eryanto.Manajemen Perkantoran. Jakarta: LPP UNJ,
2015.
Panggabean, S. Mutiara. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bogor: Ghalia
Indonesia, 2004.
Prof. Deddy Mulyana, M.A., Ph.D, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2012.
Rohim, Syaiful. Teori Komunikasi. Jakarta: Rineke Cipta, 2009.
www.ipcmarineservice.co.id

Anda mungkin juga menyukai