Anda di halaman 1dari 53

KARYA TULIS ILMIAH

UPAYA PENERAPAN PROSEDUR MEMASUKI


ENCLOSED SPACE GUNA MENGURANGI
KECELAKAAN KERJA DI ATAS KAPAL KM
SABUK NUSANTARA 115

Disusun guna melengkapi syarat-syarat untuk menyelesaikan


Program Diploma III (D3) Program Studi Nautika
Politeknik Bumi Akpelni Semarang

Oleh ;
Mochammad Rizal Abi
NIT : 16.52.1094

PROGRAM STUDI NAUTIKA


POLITEKNIK BUMI AKPELNI
SEMARANG
2021

iv
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Mochammad Rizal Abi

NIT : 16.52.1094

Judul : Upaya Penerapan Prosedur Memasuki


Enclosed Space Guna Mengurangi
Kecelakaan Di Atas Kapal KM Sabuk
Nusantara 115

Karya Tulis Ilmiah ini dipertahankan dalam Sidang


KTI
Di depan Tim Penguji pada : 08 Juli 2021

Tugas Akhir ini Telah Disetujui dan Disahkan


Semarang, 08 Juli 2021
Pembimbing,

Gita Kusumawardani
NIK. 17091214064

Penguji I Penguji II

Capt. Bambang Pitono Sn, M.Mar Gita Kusumawardani


NIP : 17090511027 NIK. 17091214064

Mengetahui,
Ketua Program Studi Nautika
Politeknik Bumi Akpelni

Eni Tri Wahyuni, S.ST, M.Si


NIDN : 0605018502

KATA PENGANTAR

v
Puji dan syukur penulis panjatkan kehdirat Tuhan yang Maha Esa, Karena
atas berkat rahmat dan hidayahnya-Nya sehingga penulisdapa
tmenyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “UPAYA PENERAPAN
PROSEDUR MEMASUKI ENCLOSED SPACE GUNA
MENGURANGI KECELAKAAN KERJA DI ATAS KAPAL KM
SABUK NUSANTARA 115”
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis dibantu oleh banyak pihak.
Tanpa bantuan mereka semua maka penyelesaian karya tulis ini tidak dapat
bejalan dengan baik, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih yang tulus kepada yang terhormat :
1. Bapak Capt. Cahya Fajar Budi Hartanto, M.Mar, M.Si. selaku
Direktur Politeknik Bumi Akpelni
2. Ibu Eni Tri Wahyuni, S.ST, M.Si selaku ketua program studi
Nautika
3. Ibu Gita Kusumawardani selaku dosen pembimbing
4. Direksi PT. Pelni (PERSERO), atas kesempatan yang diberikan
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Prala.
5. Nakhoda dan Crew KM. Sabuk Nusantara 115, yang telah
membantu dan membimbing penulis selama melaksanakan Prala di
kapal.
6. Bapak, Ibu, Kakak, Keluarga besar serta Kekasih tercinta yang
selalu memberi doa dan semangat dalam menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini.
7. Mochamad Wismujoko dan rekan-rekan lainnya yang selalu
memberi semangat dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu
persatu.

v
Penulis memohon maaf apabila dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini
masih ada kekurangan. Akhir kata penulis berharap karya tulis ini
bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang memerlukan

Semarang, 08 juli 2021


Penulis

Mochammad Rizal Abi


NIT. 16.52.1094

v
ABSTRAK

Mochammad Rizal Abi. 16521094. 2021. UPAYA PENERAPAN


PROSEDUR MEMASUKI ENCLOSED SPACE GUNA
MENGURANGI KECELAKAAN KERJA DI ATAS KAPAL KM
SABUK NUSANTARA 115.
Pembimbing : Ibu Gita Kusumawardani, Program Studi Nautika. Politeknik
Bumi Akpelni

Dalam melaksanakan kegiatan operasional kapal khususnya proses saat


memasuki enclosed space di kapal, banyak kendala yang terjadi. Ada tiga
faktor penyebab terjadinya masalah yaitu belum diterapkannya prosedur
memasuki enclosed space, kurangnya pengetahuan tentang alat
keselamatan memasuki enclosed space, dan kurangnya koordinasi tim saat
memasuki enclosed space.
Metode yang digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan data dengan
tiga metode, meliputi metode observasi, metode wawancara, dan metode
kepustakaan.
Pembahasan pokok masalah adalah upaya penerapan memasuki enclosed
space, upaya meningkatkan pengetahuan tentang alat keselamatan
memasuki enclosed space, dan upaya meningkatkan kesadaran para pekerja
dan mualim yang bertanggung jawab pada saat memasuki enclosed space.
Dengan kesimpulan selama penulis praktik di KM. Sabuk Nusantara 115
penerapan prosedur memasuki enclosed space belum diterapkan dengan
baik dan benar, mualim yang bertanggung jawab juga para pekerja tidak
memaksimalkan penggunaan alat keselamatan pada saat memasuki enclosed
space, dan kurangnya koordinasi tim terjadi karena tidak ada ijin kerja yang
harus diselesaikan untuk setiap dan masing-masing pekerjaan yang
memasuki enclosed space.

Kata kunci : Upaya, Penerapan, Prosedur, Memasuki, Enclosed Space,


Mengurangi, Kecelakaan Kerja dan Kapal

v
ABSTRACT

Mochammad Rizal Abi. 16521094. 2021. EFFORTS TO IMPLEMENT


PROCEDURES FOR ENTERERING THE ENCLOSED SPACE TO
REDUCE WORK ACCIDENTS ON THE SHIP KM SABUK
NUSANTARA 115.
Advisor: Ms Gita Kusumawardani, Nautical Study Program. Polytechnic of
Bumi Akpelni

In carrying out ship operational activities, especially the process when


entering the enclosed space on the ship, many obstacles occur. There are
three factors that cause the problem, namely the procedure for entering the
enclosed space has not been implemented, the lack of knowledge about
safety equipment entering the enclosed space, and the lack of team
coordination when entering the enclosed space.
The method used by the author in collecting data with three methods,
including observation methods, interview methods, and library methods.
The main discussion of the problem is the effort to apply entering the
enclosed space, efforts to increase knowledge about safety equipment
entering the enclosed space, and efforts to increase the awareness of workers
and passengers who are responsible for entering the enclosed space.
With the conclusion during the author's practice in KM. Sabuk Nusantara
115 the application of procedures for entering the enclosed space has not
been implemented properly, the responsible porters and workers do not
maximize the use of safety equipment when entering the enclosed space,
and the lack of team coordination occurs because there is no work permit
that must be completed for each and every -each job that enters the enclosed
space.

Keywords:Efforts, Implementation, Procedures, Entering, Enclosed Space,


Reducing, Work and Ship Accidents.

v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

1. Jangan menunggu waktu yang tepat, tapi ciptakan waktumu sendiri


dengan tepat. (Mediko Sukma Priyana)
2. Kegagalan terjadi karena terlalu banyak berencana tetapi sedikit
tindakan dan berpikir. (Mediko Sukma Priyana)
3. Jangan pernah lihat tebal isi bukumu, tapi lihat tebal isi otakmu.
(Mochamad Wismujoko)
4. Bergerak tanpa strategi sama saja dengan bunuh diri. (Maulana
Wahyudi)
5. Balas dendam terbaik adalah dengan memperbaiki dirimu. (Ali Bin
Abi Thalib)

PERSEMBAHAN :

1. Keluargaku tercinta, kedua orang tuaku serta adik – adikku yang


selalu memberikan kasih sayang, do’a, dukungan serta motivasi baik
secara moril maupun materil dalam menyelesaikan karya tulis ini.
2. Segenap Dosen dan civitas akademika Politeknik Bumi Akpelni
Semarang yang selama ini telah memberikan motivasi dan bekal
ilmu yang sangat bermanfaat untuk masa depan.
3. Rekan-rekan Taruna/i seperjuangan angkatan 52 yang telah
mengalami suka dan duka bersama selama melaksanakan pendidikan
di kampus.
4. Senior dan junior di Politeknik Bumi Akpelni.
5. Semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa disebutkan
satupersatu oleh penulis atas terselesaikanya karya tulis ilmiah ini.

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………. i


LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH....................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
ABSTRAK .................................................................................................. vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………................
.................................................................................................................viii
DAFTAR ISI .............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL....................................................................................... xi
DAFTAR BAGAN...................................................................................... xii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................... 4
1.3. Maksud dan Tujuan Penulisan......................................... 4
1.4. Metode Pengumpulan Data ............................................. 5
1.5. Sistematika Penulisan....................................................... 6
BAB II. LANDASAN TEORI
2.1. Kajian Teori ..................................................................... 8
2.2. Kajian Penelitian yang Relevan ...................................... 13
2.3. Kerangka Berpikir............................................................ 16
BAB III. PEMBAHASAN
3.1. Deskripsi Data ................................................................. 17
3.1.1. Ship Particular ....................................................... 17
3.1.2. KM Sabuk Nusantara 115...................................... 18

v
3.2. Pembahasan Masalah....................................................... 18
3.2.1 Belum diterapkannya prosedur memasuki
enclosed space........................................................ 18
3.2.2 Kurangnya pengetahuan tentang alat
keselamatan memasuki enclosed space.................. 25
3.2.3 Kurangnya koordinasi tim saat memasuki
enclosed space........................................................ 27

BAB IV. PENUTUP


4.1. Kesimpulan ......................................................................... 29
4.2. Saran ................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 31
LAMPIRAN ............................................................................................... 34

v
DAFTAR TABEL

2.3 Kajian Penelitian Yang Relevan...........................................................................14

v
DAFTAR BAGAN

2.3 Kerangka Berfikir...................................................................................................16

v
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini membahas tentang latar belakang, identifikasi
masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode pengumpulan data, dan
sistematika penulisan tugas akhir ini.

1.1 Latar belakang

Bekerja di kapal mempunyai banyak resiko yang dapat


menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan kerja
yang menyebabkan patah tulang, luka bakar, cacat permanen, hingga
hilangnya nyawa seseorang. Salah satu kecelakaan yang sangat mudah
menyebabkan hilangnya nyawa seseorang adalah saat memasuki
ruangan tertutup (enclosed space).

Enclosed space sendiri adalah suatu tempat atau ruang tertutup


di atas kapal dimana ruangan tidak terdapat ventilasi secara terus
menerus sehingga udara dalam ruangan tersebut berbahaya bagi jiwa
seseorang. Bekerja di dalam ruang tertutup mempunyai resiko terhadap
keselamatan dan kesehatan pekerja di dalamnya (Oktarisal, 2012). Oleh
karenanya diperlukan aturan dalam rangka memberikan jaminan
perlindungan terhadap pekerja dan aset lainnya, baik melalui peraturan
perundang-undangan, program memasuki ruang tertutup dan
persyaratan ataupun prosedur untuk memasuki dan bekerja di dalam
ruang tertutup.

Seperti diketahui bersama, ruang tertutup (enclosed space)


mengandung beberapa sumber bahaya baik yang berasal dari bahan
kimia yang mengandung racun dan mudah terbakar dalam bentuk gas,
uap, asap, debu dan sebagainya. Selain itu masih terdapat bahaya lain
berupa terjadinya oksigen defisiensi atau sebaliknya kadar oksigen yang

v
berlebihan, suhu yang ekstrem, terjebak, maupun resiko fisik lainnya
yang timbul seperti kebisingan, permukaan yang basah/licin dan
kejatuhan benda keras yang terdapat di dalam ruang tertutup tersebut
yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja sampai dengan kematian
tenaga kerja yang bekerja di dalamnya.

Banyak kecelakaan yang berakibat fatal hingga pekerja


meninggal dunia yang terjadi terhadap pekerja yang bekerja dalam
ruang tertutup tersebut, karena tidak memahami dan mengindahkan
praktek dan prosedur kerja yang baik dan benar. Sebagian besar dari
yang meninggal justru terjadi pada mereka yang berusaha untuk
menyelamatkan teman sekerjanya yang mengalami kecelakan saat
bekerja dalam ruang tertutup tersebut.

Ada banyak peristiwa kecelakaan yang terjadi di enclosed space


di atas kapal seperti meninggalnya buruh bongkar muat dan tenaga
medis di kapal container MV Sumiei di Pelabuhan Martapura,
Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Pada tanggal 24 Februari 2018 satu
orang mandor bongkar muat meninggal dikarenakan tidak mau
menunggu dan mentaati prosedur memasuki ruangan tertutup yang telah
diinstruksikan oleh Nahkoda kapal. Prosedur yang dilanggar oleh
mandor tersebut yaitu memasuki ruangan tertutup tanpa adanya orang
yang berpengalaman untuk memasukinya. Tiga orang buruh dan
seorang tenaga medis PT Pelindo III (Persero) juga meninggal saat
berusaha menyelamatkan mandor. Lima orang tersebut terkapar di atas
tumpukan muatan setelah memasuki container beberapa detik
dikarenakan kadar oksigen yang ada saat itu masih cukup berbahaya
untuk dimasuki oleh manusia (KNKT, 2018).

Kecelakaan lain yang terjadi di enclosed space seperti halnya


seorang cadet ditemukan tewas mengambang di dalam tangki BBM

v
setelah melakukan pembuangan air balas untuk menstabilitaskan kapal.
Kejadian tersebut terjadi di kapal Victoria 11 setelah cadet tersebut
terjatuh ke dalam tangki BBM. Cadet tersebut tewas diakibatkan
menghirup zat berbahaya yang terkandung di dalam BBM (Kompas,
2019). Prosedur yang dilanggar oleh cadet tersebut yaitu melakukan
pekerjaan dalam ruangan tertutup tanpa adanya orang yang
berpengalaman untuk mengawasinya.

Satu lagi kecelakaan yang terjadi di dalam enclosed space


adalah tewasnya empat orang ABK saat sedang melakukan perbaikan
dan pembersihan pada bagian bunker kapal BG Maju Lancar di
Pelabuhan Industri Buton di Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak,
Riau. Satu orang telah berhasil dievakuasi, sedangkan tiga korban
lainnya masih terjebak di dalam bunker. Prosedur yang dilanggar oleh
ABK tersebut yaitu tidak menggenakannya alat keselamatan yang
semestinya dan ketidak sediaan alat resusitasi di pintu masuk. Nakhoda
menjelaskan bahwa keempat ABK tersebut tewas dikarenakan
kekurangan oksigen saat di dalam bunker (Kompas, 2019).

Dalam hasil observasi di KM Sabuk Nusantara 115 terdapat


kegiatan yang berhubungan dengan memasuki enclosed space yaitu
cleaning palka dan juga cleaning air tawar atau yang biasa disebut FWT
(Fresh Water Tank). Dalam kegiatan kerja tersebut KM Sabuk
Nusantara 115 memiliki beberapa resiko kecelakaan kerja yang
mungkin saja bisa terjadi dikarenakan para awak kapal yang bekerja
tidak menerapkan prosedur yang ada dengan sepenuhnya. Mereka
hanya menerapkan beberapa dari prosedur yang ada.

Berdasarkan data di atas yang menjelaskan kecelakaan kerja


yang masih sering terjadi di enclosed space hingga mengakibatkan
hilangnya nyawa seseorang adalah kekurangan kadar oksigen di dalam

v
ruang tertutup dan menghirup zat berbahaya yaitu senyawa hidrokarbon
yang bersifat racun, air dan carbon dioksida, serta carbon monoksida
dan nitro oksida yang sifatnya beracun sehingga menimbulkan bahaya
saat menghirupnya dan menyebabkan seseorang akan meninggal saat
menghirupnya. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan belum
menerapkan prosedur dengan benar saat memasuki enclosed space
karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya
prosedur yang benar saat memasuki enclosed space serta bahaya yang
mengancam jika mengabaikannya. Dari contoh tersebut kita dapat
mengetahui betapa pentingnya mentaati prosedur yang ada dalam
memasuki enclosed space.

Berdasarkan uraian di atas yang menunjukkan bahwa masih


banyak terjadi kecelakaan yang menyebabkan hilangnya jiwa seseorang
di dalam enclosed space, maka penulis tertarik untuk membuat judul
“UPAYA PENERAPAN PROSEDUR MEMASUKI ENCLOSED
SPACE GUNA MENGURANGI KECELAKAAN KERJA DI
ATAS KAPAL KM SABUK NUSANTARA 115”

1.2 Rumusan Masalah

Dengan berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas,


maka penulis selanjutnya merumuskan beberapa masalah dalam Karya
Tulis ini yaitu sebagai berikut:
1.2.1. Belum diterapkannya prosedur memasuki enclosed space.
1.2.2. Kurangnya pengetahuan tentang alat keselamatan memasuki
enclosed space.
1.2.3. Kurangnya koordinasi tim saat memasuki enclosed space.

v
1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan
Dalam sub bab ini penulis akan menyampaikan tujuan dan
manfaat penulisan karya tulis ilmiah ini, tujuan dan manfaat penulisan
karya tulis ilmiah sebagai berikut:

1.3.1 Maksud Penulisan


Maksud penulis dalam penulisan karya tulis ini antara lain:
a. Agar dapat mengetahui bagaimana prosedur memasuki
enclosed space.
b. Agar dapat mengetahui alat-alat keselamatan apa saja yang
dibutuhkan untuk memasuki enclosed space.
c. Untuk mengetahui bagaimana cara berkoordinasi yang baik
untuk mengurangi resiko kecelakaan memasuki enclosed
space.

1.3.2 Tujuan Penulisan


Untuk mendapatkan pengetahuan pada saat memasuki
enclosed space, maka penulis mengharapkan dapat membawa
manfaat bagi perusahaan, akademi, serta bagi penulis sendiri
yaitu sebagai berikut:
a. Manfaat bagi perusahaan
Manfaat penulisan karya tulis ilmiah bagi perusahaan
yaitu sebagai bahan kajian pihak perusahaan untuk lebih
meningkatkan pengetahuan tentang prosedur memasuki
enclosed space khususnya dalam bidang perekrutan crew
kapal.
b. Manfaat bagi akademi
Manfaat penulisan karya tulis ilmiah bagi akademi yaitu
untuk menambah referensi tentang prosedur memasuki

v
enclosed space sebagai bahan informasi yang dapat diberikan
kepada taruna dan taruni di akademi.
c. Manfaat bagi penulis
Manfaat penulisan karya tulis ilmiah bagi penulis yaitu
agar penulis dapat menambah referensi untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan tentang prosedur
memasuki enclosed space dan sebagai salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan program diploma III pada jurusan
nautika.

1.4 Metode Pengumpula data

Untuk memperoleh data yang objektif, maka dalam penulisan


karya tulis ilmiah penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan
data yaitu:

1.4.1. Metode Observasi


Metode observasi / metode pengamatan adalah metode yang
dilaksanakan dengan cara mengadakan pengamatan secara
langsung terhadap objek yang akan diteliti secara cermat dan
sistematis. Metode pengumpulan data ini penulis gunakan untuk
melakukan pengamatan secara langsung terhadap kegiatan yang
di lakukan dikapal KM Sabuk Nusantara 115.
1.4.2. Metode wawancara
Metode wawancara / interview adalah metode yang
dilakukan dengan cara wawancara langsung dengan narasumber
dan pihak-pihak terkait yang berhubungan dengan masalah.
Dalam metode ini penulis mengadakan tanya jawab secara
langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan seperti crew
Kapal Sabuk Nusantara 115.
1.4.3. Metode kepustakaan

v
Metode kepustakaan adalah suatu metode pengumpulan data
yang penulis lakukan dengan mengumpulkan data-data sumber-
sumber dari, internet, serta modul baik yang ada di perpustakaan,
maupun yang penulis miliki.

1.5 Sistematika Penulisan


Agar dapat diperoleh suatu susunan dan pembahasan yang
sistematika dan terarah pada masalah serta tidak bertentangan satu sama
lain, maka penulis memberikan gambaran secara garis besar atas
penulisan karya tulis ini maka sistematika penulisannya adalah sebagai
berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab I ini berisi tentang : Latar belakang, Rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode pengumpulan data, dan
sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini penulis mencoba membahas tentang landasan teori,
pengertian-pengertian kajian teori yang relevan, dan kerangka berfikir.
BAB III : PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan membahas dan memecahkan masalah yang
sudah teridentifikasi dalam bab I, pemecahan masalah ini berdasarkan
logika dedukatif (pernyataan yang benar atau benar berdasarkan teori),
aturan-aturan dan lain-lain yaitu deskripsi data dan pembahasan.
BAB IV : PENUTUP
Dalam bab ini penulis akan memberikan kesimpulan yang telah
dibahas dalam bab sebelumnya serta dilengkapi dengan saran-saran
berdasarkan pemecahan masalah.
DAFTAR PUTAKA
LAMPIRAN

v
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Teori


Untuk mengkaji masalah penulis membahas teori-teori dan
variabel-variabel yang diteliti, guna mendapatkan wawasan yang lebih
luas tentang. Penerapan prosedur memasuki enclosed space guna
mengurangi kecelakaan kerja di atas kapal.

2.1.1 Upaya

Pengertian upaya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia


( KBBI, Edisi V, 2016) diartikan sebagai usaha kegiatan yang
mengarahkan tenaga, pikiran untuk mencapai suatu tujuan. Upaya
juga berarti usaha, akal, ikhtiar untuk mencapai suatu maksud,
memecahkan persoalan mencari jalan keluar.

Berdasarkan teori di atas, upaya penerapan prosedur


memasuki enclosed space guna mengurangi kecelakaan kerja di
atas kapal penulis menyimpulkan bahwa penerapan adalah
mempraktekkan atau cara melaksanakan sesuatu berdasarkan
sebuah teori yang seharusnya dapat dilakukan juga di atas kapal
dalam penerapan prosedur memasuki enclosed space dengan
benar.

2.1.2 Penerapan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI Edisi V,

2016), pengertian penerapan adalah perbuatan menerapkan,

sedangkan menurut beberapa ahli, penerapan adalah suatu

perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain

v
untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan

yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah

terencana dan tersusun sebelumnya.

Menurut Usman (2012), penerapan (implementasi) adalah

bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya

mekanisme suatu system. Implementasi bukan sekedar

aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk

mencapai tujuan kegiatan.

Menurut Setiawan (2014) penerapan (implementasi) adalah

perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi

antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta

memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif.

Menurut (Wibisono, 2013) adalah peristiwa yang tidak

diharapkan dan tidak terduga. Setiap kecelakaan adalah

kerugian. Kerugian dapat terjadi pada tenaga kerja yang

bersangkutan, teman sekerjanya, perusahaan dan mungkin

lingkungan yang lebih luas. Kerugian yang terjadi dapat

bersifat tidak manusiawi, merupakan pemborosan, tidak efisien

dan tidak produktif.

Berdasarkan teori di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa


setiap kecelakaan kerja merupakan peristiwa yang tidak
diinginkan yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak direncanakan

v
yang bisa saja terjadi pada saat memasuki enclosed space di atas
kapal jika tidak dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada.

2.1.3 Pengertian Prosedur

Menurut Ida Nuraida (2012) adalah urutan langkah-langkah

(atau pelaksanaan-pelaksanaan), dimana pekerjaan tersebut

dilakukan, berhubungan dengan apa yang dilakukan,

bagaimana melakukannya, bilamana melakukannya, dimana

melakukannya, dan siapa yang melakukannya.

Adapun prosedur yang perlu di lakukan menurut IMO

Resolution A.864 (20) untuk memasuki ruang tertutup adalah

sebagai berikut :

a. Memastikan bahwa ruangan tertutup yang akan


dimasuki sudah memenuhi syarat.
b. Memastikan ventilasi yang terdapat pada ruang tertutup.
c. Menguji atmosfer yang berada pada ruangan tertutup
hingga dinyatakan aman.
d. Memastikan bahwa ruang tertutup telah siap untuk
dimasuki.
e. Memastikan ketersediaan peralatan penyelamatan dan
resusitasi yang memadai pada pintu masuk ruang tertutup.
f. Adanya orang yang cukup berpengalaman pada pintu
masuk.

v
g. Menyediakan alat komunikasi yang digunakan untuk
memasuki enclosed space.
h. Memastikan ketersediaan akses yang aman dan
pencahayaan yang memadai.
i. Memakai alat perlindungan diri untuk memasuki ruangan
tertutup.
j. Memastikan bahwa orang yang memasuki enclosed space
sudah memiliki ijin kerja.

2.1.4 Pengertian Memasuki

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI Edisi V,


2016), arti kata memasuki adalah masuk kedalam. Memasuki
memiliki arti dalam kelas verba atau kata kerja sehingga
memasuki dapat menyatakan suatu tindakan, keberadaan,
pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya.
Di atas kapal pasti ada ruang tertutup, tapi tidak semua dari

ruang tertutup tersebut dapat dimasuki oleh awak kapal. Ruang

tertutup tersebut juga memiliki beberapa persyaratan untuk

awak kapal agar dapat memasukinya. Sebelum memasuki

ruang tertutup, suatu penilaian harus dilakukan kepada

ruangan-ruangan tersebut oleh seseorang yang berwenang dan

bertangung jawab.

2.1.5 Pengertian Enclosed Space

Enclosed space adalah suatu tempat atau ruang tertutup

dimana ruangan tidak terdapat ventilasi secara terus menerus

v
sehingga udara dalam ruangan tersebut berbahaya bagi jiwa

manusia (Oktarisal, 2012).

Menurut (Amri AK, 2011), ruang tertutup (enclosed space)

adalah ruangan yang mempunyai karakter-karakter sebagai

berikut:

a. Konstruksi ruangan yang mencukupi untuk seseorang


memasukinya dan melakukan pekerjaan di dalamnya.

b. Berakses keluar masuk terbatas.


c. Tidak dirancang untuk ruang kerja dan pekerjaan terus-
menerus.
Ruang yang termasuk enclosed space yaitu :
a. Cargo tank.
b. Ballast tank.
c. Fuel tank.
d. Water tank.
e. Lubricating oil tank.
f. Slop tank.
g. Sewage tank.
h. Cofferdam.
i. Void space.
j. Inert gas scrubbers, water seals.
k. Boiler.
l. Main engine crankcase.
m. Ceruk rantai.
n. Pipa / ducting.
o. Sewer.
p. Hopper.
q. Bunker.
r. Lubang kedalaman minimal 1.5 meter.\

2.1.6 Pengertian Mengurangi

v
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI Edisi V,

2016), arti kata mengurangi adalah mengambil (memotong)

sebagian. Mengurangi berasal dari kata dasar kurang.

Mengurangi adalah sebuah homonym karena arti-artinya

memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi maknanya

berbeda.

2.1.7 Kecelakaan Kerja

Pengertian kecelakaan kerja menurut (Wibisono, 2013)

adalah peristiwa yang tidak diharapkan dan tidak terduga.

Setiap kecelakaan adalah kerugian. Kerugian dapat terjadi pada

tenaga kerja yang bersangkutan, teman sekerjanya, perusahaan

dan mungkin lingkungan yang lebih luas. Kerugian yang

terjadi dapat bersifat tidak manusiawi, merupakan pemborosan,

tidak efisien dan tidak produktif.

Berdasarkan teori di atas penulis dapat menyimpulkan

bahwa setiap kecelakaan kerja merupakan peristiwa yang tidak

diinginkan yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak direncanakan

yang bias saja terjadi pada saat memasuki enclosed space di

atas kapal jika tidak dilakukan sesuai dengan prosedur yang

ada.

2.1.8 Pengertian Kapal

v
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI Edisi V,

2016) kapal adalah kendaraan pengangkut penumpang dan

barang di laut (sungai dan sebagainya) seperti halnya sampan

atau perahu yang lebih kecil. Kapal biasanya cukup besar

untuk membawa perahu kecil seperti sekoci. Sedangkan dalam

istilah inggris, dipisahkan antara ship yang lebih besar dan boat

yang lebih kecil. Secara kebiasaannya kapal dapat membawa

perahu tetapi perahu tidak dapat membawa kapal. Ukuran

sebenarnya di mana sebuah perahu disebut kapal selalu

ditetapkan oleh undang-undang dan peraturan atau kebiasaan

setempat.

2.2 Kajian Penelitian Yang Relevan

Menurut Setiawan pada tahun 2018 berdasarkan hasil penelitian


kejadian yang dialami peneliti terlebih dahulu pada makalahnya yang
berjudul “Analisa Prosedur Memasuki Ruang Tertutup (Enclosed
Space) di kapal MT.Sultan Zulkarnaen” kecelakaan yang terjadi di atas
kapal tempat peneliti melaksanakan praktek disebabkan oleh kurangnya
pemahaman awak kapal dalam menggunakan alat-alat keselamatan
serta kurangnya alat keselamatan yang disediakan dan pemahaman
penerapan prosedur memasuki ruang tertutup.

Menurut Amelia Arifianti pada tahun 2019 berdasarkan hasil


penelitian kejadian yang dialami peneliti terlebih dahulu pada
makalahnya yang berjudul “Penerapan Prosedur Memasuki Enclosed
Space Guna Mengurangi Kecelakaan Kerja Di Atas Kapal” dalam
penelitian tersebut disimpulkan bahwa penerapan prosedur memasuki

v
enclosed space belum diterapkan sepenuhnya dengan baik dan benar
oleh awak kapal seperti contohnya belum dilakukannya pengecekan
suhu ruangan sebelum memasuki enclosed space.

Menurut Tri Hidayat Amirrullah pada tahun 2019 berdasarkan


hasil penelitian kejadian yang dialami peneliti terlebih dahulu pada
makalahnya yang berjudul “Manajemen Keselamatan Memasuki
Enclosed Space Di MT Arenza” dalam penelitian tersebut disimpulkan
bahwa manajemen dilakukan dengan langkah awal perencanaanya itu
tidak boleh seorangpun masuk kedalam enclosed space sebelum
dikeluarkan entry permit oleh Mualim I. Permit tersebut berlaku selama
kurun waktu 8 jam terhitung setelah pengetesan kadar oksigen
dilakukan.

Tabel 2.2 Kajian Penelitian Yang Relevan

NO NAMA JUDUL RELEVASI

1 Setiawan Analisa Prosedur Membahas tentang kurangnya awak


2018 Memasuki kapal tentang alat keselamatan sedangkan
Ruang Tertutup penulis lebih menekankan pada cara
(Enclosed Space) berkoordinasi pada saat memasuki
dikapal enclosed space.
MT.Sultan
Zulkarnaen

2 Amelia Penerapan Membahas tentang prosedur memasuki


Arifianti Prosedur enclosed space sedangkan penulis lebih
2019 Memasuki menekankan kepada pengetahuan tentang
Enclosed Space alat keselamatan pada saat memasuki
Guna enclosed space.
Mengurangi
Kecelakaan

v
Kerja Di Atas
Kapal

3 Tri Hidayat Manajemen Membahas tentang manajemen


Amirrullah Keselamatan keselamatan memasuki enclosed space
2019 Memasuki sedangkan penulis menekankan pada
Enclosed Space prosedur memasuki enclosed space.
Di MT Arenza

4 Mochammad Upaya Penerapan Membahas tentang prosedur memasuki


Rizal Abi Prosedur enclosed space, pengetahuan tentang alat
2021 Memasuki keselamatan pada saat memasuki
Enclosed Space enclosed space, dan koordinasi tim pada
Guna saat memasuki enclosed space.
Mengurangi
Kecelakaan
Kerja Di Atas
Kapal KM Sabuk
Nusantara 115

v
2.3 Kerangka Berfikir

Bagan 2.3 Kerangka Berfikir

UPAYA PENERAPAN PROSEDUR MEMASUKI ENCLOSED SPACE


GUNA MENGURANGI KECELAKAAN KERJA DI ATAS KAPAL KM
SABUK NUSANTARA 115.

MASALAH
1. Belum diterapkannya prosedur memasuki enclosed space.
2. Kurangnya pengetahuan tentang alat keselamatan memasuki
enclosed space.
3. Kurangnya koordinasi tim saat memasuki enclosed space.

SOLUSI
1. Adanya pengawasan oleh perwira yang bertanggung jawab pada saat
memasuki enclosed space.
2. Dilakukannya safety meeting di atas kapal untuk mengetahui dampak
kecelakaan kerja.
3. Diadakan koordinasi sebelum memasuki enclosed space.

HASIL
1. Meningkatnya kesadaran awak kapal pada saat memasuki enclosed
space.
2. Proses kegiatan memasuki enclosed space bisa berjalan dengan lancar
tanpa ada gangguan.

v
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Deskripsi Data

3.1.1. Ship Particular


Name of Vessel : KM. Sabuk Nusantara 115
Call Sign : YCCZ2
Hull No. : H - 149
Type of Vessel : Cargo Passanger
Pemilik : Dirjen Perhubungan Laut
Operator : PT Pelni (Persero)
Date of Launching : 20 April 2015
Date of Delivery : 28 Mei 2017
Place of Building : Batam
IMO No. : 9854961
Dead Weight : 750 Tons
Gross Tonnage (GT) : 1145 Tons
Nett Tonnage (NT) : 344 Tons
Lenght Overall : 58.5 M
Breadth Moulded : 12 M
Depht Moulded : 4.5 M
Hourse Power : 829 X 2 HP
Design Draft : 5.10 M
Passanger Capacity : 285 Persons
Cargo Capacity : 400 Tons
Main Engine :YANMAR 6 AYM-WET,829 X 2 HP
PERKINS 4.4 TW2GM,106 X 2 HP

v
3.1.2. KM Sabuk Nusantara 115
KM Sabuk Nusantara 115 adalah sebuah kapal penumpang
yang dikelola oleh PT. Pelayaran Nasiona Indonesia Persero
(PELNI) yang berkantor pusat di Jl.Gajah Mada No. 14,
Jakarta dan Jl. Pahlawan No. 112-114, Krembangan selatan,
Surabaya. KM SABUK NUSANTARA 115 memiliki nama
panggilan (Call Sign) Yanke Carlie Carlie Zulu 2 (YCCZ2)
Port Of Registry Surabaya IMO Number 9854961, dan
memiliki GT 1145 Tonnage. Ukuran-ukuran pokok kapal
diantaranya : Panjang kapal / Lengt Over All (LOA) 58.50
meter dan lebar kapal 12.00 meter. KM Sabuk Nusantara 115
mempunyai route yang selalu tetap tiap vouyagenya yaitu
Surabaya–Masalembu–Keramaian–Masalebu–Kalianget –
Sapudi – Kangean – Sapeken – Pagerungan – Sapeken –
Banyuwangi – Sapeken – Pagerungan – Sapeken – Kangean –
Sapudi – Kalianget – Masalembu – Keramaian – Masalembu –
Surabaya.

3.2. Pembahasan Masalah


3.2.1 Belum diterapkannya prosedur memasuki enclosed space.
Penerapan prosedur pada KM Sabuk Nusantara 115

masih dikatakan belum maksimal atau belum sesuai dengan

SOP yang ada. Hal ini ditunjukkan dengan beberapa hal

yang telah didapatkan dalam hasil observasi. Adapun hal-hal

tersebut adalah sebagai berikut :

v
1. Kurang maksimalnya mualim yang bertanggung

jawab atas kegiatan kerja harian yang sedang

berlangsung di atas kapal.

2. Mualim yang bertanggung jawab atas kerja harian

tidak melakukan pengawasan saat proses cleaning.

3. Mualim yang bertanggung jawab atas kerja harian

tidak memberikan evaluasi dan pengarahan kepada

awak kapal tentang bahaya.

4. Kurangnya fasilitas yang memadai dalam pelaksanaan

kerja memasuki enclosed space.

5. Awak kapal terlalu menyepelekan bahaya yang

mungkin saja terjadi ketika bekerja di dalam enclosed

space.

Hasil observasi menunjukkan bahwa ada beberapa


prosedur yang telah dilewatkan pada saat memasuki enclosed
space di KM Sabuk Nusantara 115. Dalam hal ini, kesadaran
para pekerja dan mualim yang bertanggung jawab dalam
menerapkan SOP perlu ditingkatkan. Karena resiko bahaya
dalam melakukan pekerjaan bisa saja terjadi sewaktu-waktu,
dan itu tidaklah bisa untuk dihindari.
Dari hasil observasi yang ada pada saat proses cleaning
palka yang dilakukan oleh juru mudi dan dibantu oleh kelasi.
Sebelum memasuki palka tersebut para pekerja membuka
hatch cover palka selama kurang lebih satu jam atau jika dirasa
sudah cukup untuk membiarkan udara masuk ke dalam palka.
Kemudian para pekerja memasuki palka dan melakukan

v
cleaning tanpa adanya pengawasan dari mualim yang
bertanggung jawab. Dalam hasil observasi tersebut juga
didapati bahwa alat keselamatan yang dikenakan kurang atau
bisa dibilang belum memenuhi prosedur yang ada.
Pada saat observasi didapati juga dalam proses cleaning
tangki air tawar yang juga dilakukan dengan prosedur yang
sama, para pekerja membuka deksel dengan waktu yang dirasa
cukup untuk pertukaran udara. Dan setelahnya para pekerja
memasuki ruangan tertutup lagi-lagi tanpa diawasi mualim
yang bertanggung jawab serta alat pelindung diri juga alat
komunikasi yang kurang memadai. Kemudian para pekerja
melakukan cleaning yang menjadi tujuan utama untuk
memaski ruangan tertutup tersebut.
Mengacu pada IMO Resolution A.864 (20) adopted on
Recommendations For Entering Enclosed Spaces Aboard
Ships, berikut analisa data yang peneliti dapat terhadap
permasalahan yang ada:
a. Memastikan bahwa ruangan tertutup yang akan

dimasuki sudah memenuhi syarat.

Di atas KM Sabuk Nusantara 115 dari hasil

observasi yang ada di setiap enclosed space belum

terdapat keterangan atau penjelasan mengenai

spesifikasi ruangan tertutupnya.

b. Memastikan ventilasi yang terdapat pada ruang


tertutup.

Dari hasil observasi yang telah dilakukan sebelum

memasuki enclosed space para pekerja yaitu juru

v
mudi dibantu dengan kelasi selalu memastikan

ventilasi yang terdapat pada ruang tertutup dengan

cara membuka hatch cover palka dan decksel dengan

jangka waktu kurang lebih 1 jam sebelum

memasukinya.

c. Menguji atmosfer yang berada dalam ruang tertutup

hingga dinyatakan aman.

Di atas KM Sabuk Nusantara 115 tidak memiliki

alat penguji atmosfer tersebut, jadi tidak dilakukan

pengujian atmosfer sebelum memasuki ruang

tertutup tersebut.

d. Memastikan bahwa ruang tertutup telah siap untuk

dimasuki.

Dalam memasuki ruang tertutup di atas KM Sabuk

Nusantara 115 tidak ada pihak berwenang yang

memastikan kembali apakah ruang tertutup tersebut

sudah siap dimasuki atau belum. Karena dalam

pengerjaannya pun tidak ada mualim yang

bertanggung jawab yang mengawasi kegiatan

tersebut

v
e. Memastikan ketersediaan peralatan penyelamatan

dan resusitasi yang memadai pada pintu masuk ruang

tertutup.

Dari hasil observasi yang ada setiap memasuki

ruang tertutup para pekerja tidak begitu

memperdulikan bahaya yang mengancam mereka

sehingga tidak pernah menyiapkan peralatan

keselamatan dan resusitasi pada pintu masuk ruang

tertutup.

f. Adanya orang yang cukup berpengalaman pada pintu

masuk.

Dalam observasi yang telah dilakukan dalam

kegiatan ini pekerja yang melakukan kegiatan

memasuki enclosed space merupakan juru mudi dan

dibantu dengan kelasi, dalam hal ini pekerja yang

dapat memasuki dan berjaga pada pintu masuk

enclosed space sebenarnya adalah mereka yang

sudah memiliki sertifikat yang menegaskan bahwa

pekerja tersebut memiliki wewenang untuk

melakukan pekerjaan tersebut.

g. Menyediakan alat komunikasi yang digunakan untuk

memasuki enclosed space.

v
Dalam observasi yang telah dilakukan para pekerja

menyimpulkan bahwa dirasa dalam ruangan tertutup

yang dimasuki masih dapat dijangkau dengan

berkomunikasi secara langsung. Komunikasi yang

dilakukan dalam kegiatan kerja ini tidak dengan

ketersediaan alat komunikasi, namun dengan

berbicara langsung antara pekerja yang berada di

dalam enclosed space dan pekerja lain yang standby

di pintu masuk enclosed space.

h. Memastikan ketersediaan akses yang aman dan

pencahayaan yang memadai.

Dari hasil observasi yang ada disetiap memasuki

ruangan tertutup para pekerja melihat terlebih dahulu

apakah dalam ruangan tersebut memerlukan

pencahayaan tambahan atau tidak. Jika dirasa tidak

perlu maka para pekerja tidak menyediakan alat

bantu pencahayaan.

i. Memakai alat perlindungan diri untuk memasuki


ruangan tertutup.
Melalui observasi yang telah dilakukan para
pekerja memang menggunakan alat perlindungan diri
namun tidak keseluruhan dalam menggunakannya.
Alat pelindung diri yang dikenakan para pekerja

v
hanya helm dan wearpak. Masih ada beberapa alat
pelindung diri yang tidak digunakan yaitu pelindung
telinga, sarung tangan, dan kacamata safety.

Disarankan bagi personil yang memasuki ruang

tertutup untuk menyediakan penganalisa kadar oksigen

portable.

Alat ini didesain untuk digunakan selama berada di

dalam ruang tertutup untuk memonitor kadar oksigen

dalam atmosfer secara terus-menerus. Jika level

oksigen berada di bawah nilai standar, normalnya

19,5%, alarm suara, visual dan getaran yang jelas akan

menyala untuk menunjukan bahwa ruangan harus

segera dievakuasi secepatnya.

Monitor ini dapat dijepitkan pada pakaian kerja


pengguna dan karena alat ini bekerja secara pasif,
tidak ada tindakan lanjutan yang dibutuhkan dari
pengguna. Jika tersedia, peralatan ini harus
dimanfaatkan pada seluruh ruang tertutup yang
dimasuki.

j. Memastikan bahwa orang yang memasuki enclosed

space sudah memiliki ijin kerja.

Dari hasil observasi yang telah dilakukan sebenarnya


terdapat form yang menunjukkan bahwa pekerjaan ini harus
dilakukan dengan ijin kerja. Namun karena dirasa para pekerja

v
sudah berpengalaman maka form ini tidak pernah
dipergunakan.
Dari analisis data yang telah diperoleh dapat diketahui
bahwa penerapan prosedur memasuki enclosed space belum
diterapkan secara maksimal. Hal tersebut terjadi karena
beberapa faktor yaitu kurangnya kesadaran mualim yang
bertanggung jawab juga para pekerja yang melakukan
pekerjaan tersebut. Oleh karena itu berikut adalah strategi
yang dapat dilakukan agar penerapan prosedur memasuki
enclosed space dapat diterapkan dengan benar dan tepat :

1. Sosialisasi oleh perusahaan kepada awak kapal

ketika kapal berada di homebase mengenai bahaya

dan resiko yang dapat terjadi saat melakukan

kegiatan kerja memasuki enclosed space di atas

kapal. Dalam strategi ini lebih sulit dilakukan

dikarenakan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh

pihak perusahaan.

2. Sebelum melakukan kegiatan kerja sebaiknya

diadakan safety meeting mengenai prosedur

memasuki enclosed space yang benar oleh Nakhoda.

Strategi ini lebih mudah untuk dilakukan karena

seluruh kegiatan yang berada di atas kapal

merupakan tanggung jawab oleh Nakhoda kapal.

3. Inspeksi oleh Nakhoda yang dilakukan ketika

kegiatan kerja memasuki enclosed space

v
berlangsung. Strategi ini juga sangat efisien

dibanding dengan strategi yang lain karena ketika

kegiatan kerja berlangsung Nakhoda dapat

mengetahui keadaan yang sedang terjadi.

4. Kegiatan drill rutin dalam memasuki enclosed space

yang ditujukan untuk menambah wawasan para

awak kapal yang sudah tertulis pada jadwal rencana

latihan penanggulangan keadaan darurat KM Sabuk

Nusantara 115 LD-0 yang dilakukan selama 2 bulan

sekali.

Dengan adanya strategi tersebut diharapkan para mualim


dan para pekerja mampu meningkatkan kesadaran dan
kewasspadaan terhadap adanya resiko bahaya dalam kegiatan
kerja serta juga mengikuti SOP yang sudah ada.
3.2.2 Kurangnya pengetahuan tentang alat keselamatan memasuki
enclosed space.
Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor yaitu

kurangnya kesadaran mualim yang bertanggung jawab juga

para pekerja yang melakukan pekerjaan tersebut. Oleh

karena itu berikut adalah alat keselamatan yang perlu

diketahui, agar penerapan prosedur memasuki enclosed

space dapat diterapkan dengan benar dan tepat.

Peralatan-peralatan tersebut termasuk:

v
1) SCBA (Self Contained Breathing Apparatus) dengan
silinder cadangan yang terisi penuh.
Dipergunakan pada saat bekerja atau melakukan
penyelamatan di daerah yang positive gas hydrogen
sulfide.
PeggunaanSCBA :
a) Berdirikan SCBA pada posisi yang benar.
b) Masukan tangan kiri dan kanan kerangkaian
hardness yang tersedia.
c) Betulkan posisi SCBA set di punggung ,dengan
posisi yang nyaman.
d) Ikatkan sabuk pinggang yang baik.
2) Senter penerangan.
Dipergunakan pada saat bekerja atau melakukan
penyelamatan di daerah yang positive gas hydrogen
sulfide.
Penggunaan senter penerangan memakai head lamp
sesaat sudah memasuki enclosed space.
3) Tandu.
Dipergunakan pada saat bekerja atau melakukan
penyelamatan di daerah yang positive gas hydrogen
sulfide.
Penggunaan tandu dengan menempatkan korban
keatas permukaan tandu lalu mengikatkan strapnya.
4) Penganalisa gas / meteran gas.
Dipergunakan pada saat bekerja atau melakukan
penyelamatan di daerah yang positive gas hydrogen
sulfide.
Penggunaan gas / meteran gas :
a) On.
b) Cek baterai.

v
c) Cek kalibrasi.
d) Pengukuran.
e) Pencatatan.
f) Off.
5) Peralatan resusitasi.
Dipergunakan pada saat bekerja atau melakukan
penyelamatan di daerah yang positive gas hydrogen
sulfide.
a) Kompresi dilakukan pada dada dibagian agak
kebawah dari sternum duajari di atas
proxxesus xifoideus.
b) Penekanan dilakukan dengan menggunakan
pangkal telapak tangan dengan posisi tangan
diatas tangan lainnya
c) Waktu untuk menekan dan melepas harus
sama waktunya.
d) Berikan kompresi 30 kali dan dikombinasikan
dengan nafas buatan.

3.2.3 Kurangnya koordinasi tim saat memasuki enclosed space.


Hal tersebut terjadi karena tidak ada ijin kerja yang harus
diselesaikan untuk setiap dan masing-masing pekerjaan yang
memasuki ruang tertutup. Yang fungsinya sebagai cheklist
dan catatan bahwa seluruh pengukuran yang diperlukan,
telah dilakukan dengan benar untuk memasuki ruang
tertutup yang dimaksud.
Ketika mengisi formulir, orang yang bertanggung jawab

harus mengalokasikan periode waktu untuk berlakunya ijin,

tidak boleh melebihi dari 24 jam. Sebuah salinan dari ijin

v
tersebut harus diletakan diluar tempat pemasukkan. Pada

saat habis masa berlakuijin tersebut, seluruh orang harus

meninggalkan ruangan dan tidak boleh masuk kembali

hingga ijin lainnya telah dikeluarkan.

Poin-poin tambahan dapat ditambahkan secara khusus


untuk ruang yang sedang dimasuki sebagaimana
dibutuhkan:
1) Lokasi, jenis pekerjaan, rincian pekerja yang
berpartisipasi, dibawah arahan orang yang
berwenang, periode validitas dari ijin dan petugas
yang mengijinkan.
2) Melakukan pertukaran udara dan konfirmasi bahwa
pertukaran udara terus menerus sedang dalam
proses.
3) Atmosfer ruang tertutup telah diuji.
4) Mengidentifikasi dan mengisolasi hal-hal yang
berpotensi bahaya sebagaimana mestinya.
5) Peralatan penyelamatan dan resusitasi diletakan
dalam kotak darurat (penting untuk diingat bahwa
saat menggunakan alat bantu pernafasan pada
tekanan situasi darurat, konsumsi udara pengguna
akan meningkat dengan pesat dan durasi dari
ketersediaan udara terus berkurang).
6) Menguji peralatan, konfirmasi bahwa mereka
merupakan jenis yang diterima/disetujui dan bahwa
orang-orang yang menggunakannya adalah orang-
orang yang kompeten.
7) Pencahayaan ruang dan akses jalan sejauh mungkin.

v
8) Menyiapkan sistem komunikasi yang sesuai antara
seluruh pihak yang terlibat.
9) Menempatkan orang yang ditunjuk pada akses jalan.
10) Seluruh orang yang terlibat menggunakan peralatan
keselamatan pribadi yang benar dari jenis-jenis yang
disetujui.
11) Ijin kerja telah diselesaikan dan ditandatangani oleh
seluruh pihak terkait.
Dalam hal ini, kesadaran para pekerja dan mualim yang
bertanggung jawab dalam menerapkan SOP perlu
ditingkatkan. Karena resiko bahaya dalam melakukan
pekerjaan bisa saja terjadi sewaktu-waktu, dan itu tidaklah
bisa untuk dihindari.

v
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pembahasan dan pemaparan pada bab – bab
sebelumnya, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan,
diantaranya sebagai berikut :
4.1.1 Penerapan prosedur memasuki enclosed space belum
diterapkan sepenuhnya dengan baik dan benar oleh awak kapal
di atas KM Sabuk Nusantara 115 seperti contohnya belum
dilakukannya pengecekan suhu ruangan sebelum memasuki
enclosed space. Namun ada beberapa prosedur yang sudah
diterapkan di KM Sabuk Nusantara 115 yaitu memastikan
ventilasi pada ruangan tertutup untuk pertukaran udara
sebelum memasuki enclosed space.
4.1.2 Kurangnya kesadaran Mualim yang bertanggung jawab juga
para pekerja yang melakukan pekerjaan tersebut dengan tidak
memaksimalkan penggunaan alat keselamatan seperti
contohnya SCBA (Self Contained Breathing Apparatus) untuk
dipakai memasuki enclosed space.
4.1.3 Kurangnya koordinasi tim saat memasuki enclosed space hal
tersebut terjadi karena tidak ada ijin kerja yang harus
diselesaikan untuk setiap dan masing-masing pekerjaan yang
memasuki ruang tertutup. Yang fungsinya sebagai cheklist dan
catatan bahwa seluruh pengukuran yang diperlukan, telah
dilakukan dengan benar untuk memasuki ruang tertutup yang
dimaksud.

v
4.2 Saran – saran
Dari hasil kesimpulan yang disampaikan diatas, maka penulis
memberikan beberapa saran, diantaranya sebagai berikut :
4.2.1 Mualim yang bertanggung jawab seharusnya memberikan
pengarahan kepada awak kapal dan para pekerja mengenai
bahaya yang terdapat pada saat memasuki enclosd space
supaya dapat mematuhi prosedur yang sudah ada.
4.2.2 Mualim yang bertanggung jawab seharusnya memberikan
pengarahan tentang alat keselamatan pada saat memasuki
enclosed space kepada awak kapal dan para pekerja mengenai
bahaya yang terdapat pada saat memasuki enclosd space dan
agar mematuhi prosedur yang sudah ada.
4.2.3 Sebelum memasuki enclosed space harus disetujui oleh
nahkhoda serta didampingi oleh mualim jaga dan harus
melakukan komunikasi pada saat telah memasuki enclosed
space agar mengetahui situasi dan kondisi di dalam ruangan
tertutup.

v
DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, Malayu S.P. 2016. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah.


Bandung: Bumi Aksara

SOLAS Consolidated Edition . 2014. London : IMO Publishing.

Tim penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima 2016. Jakarta :
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Amelia Arifianti. (2019). Penerapan Proseedur Memasuki Enclosed Space


Guna Mengurangi Kecelakaan Kerja Di Atas Kapal. PROPOSAL
KARYA ILMIAH TERAPAN - PDFCOFFEE.COM (akses 14 Juni 2021 pukul
19.00 WIB)

Setiawan, A. (2018). Analisa Prosedur Memasuki Ruang Terturup


(Enclosed Space) Di Kapal MT.Sultan Zulkarnaen:
http://elib.polnes.ac.id/file /20180828104127.pdf (akses 14 Juni 2021
pukul 19.00 WIB)

Tri Hidayat Amirrullah. (2019). Manajemen Keselamatan Memasuki


Enclosed Space di MT Arenza. :
http://repository.pip-semarang.ac.id/2230/2/51145263N_Skripsi_Open_Ac
cess.pdf (akses 14 Juni 2021 pukul 19.00 WIB)

Amri AK. (2011). Sosialisasi dan Pembinaan Teknis Petugas K3 Ruang


Terbatas (Confined Space) (akses 14 Juni 2021 pukul 19.00
WIB)
Ida Nuraida 2012. Pengertian prosedur
http://arripple.blogspot.com/2017/02/pengertian-prosedur-menurut-
para-ahli.html (akses 13 Juni 2021 pukul 11.00 WIB).

v
IMO. International Maritime Organization. Resolution A.864 (20):
http://www.imo.org/en/KnowledgeCentre/IndexofIMOResolutions/Ass
em bly/Documents/A.864(20).pdf (akses 14 Juni 2021 pukul 19.00
WIB)

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (KBBI, Edisi V, 2016) pengertian upaya


https://kbbi.web.id/upaya (akses 12 Juni 2021 pukul 08.45 WIB).

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (KBBI, Edisi V, 2016). Pengertian


penerapan https://kbbi.web.id/terap-2 (akses 13 Juni 2021 pukul
11.00 WIB )

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (KBBI, Edisi V, 2016). Pengertian


memasuki https://kbbi.web.id/terap-2 (akses 13 Juni 2021 pukul
11.00 WIB )

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (KBBI, Edisi V, 2016). Pengertian


mengurangi https://kbbi.web.id/terap-2 (akses 13 Juni 2021 pukul
11.00 WIB )

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (KBBI, Edisi V, 2016). Pengertian kapal


https://kbbi.web.id/terap-2 (akses 13 Juni 2021 pukul 11.00 WIB )

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (KBBI, Edisi V, 2016). Kamus Besar


Bahasan Indonesia. Balai Pustaka. (akses 14 Juni 2021 pukul
19.00 WIB)
KNKT. (2018). Meninggalnya Buruh Bongkar Muat dan Tenaga Medis di
Kapal
Sumiei. Retrieved from Komite Nasional Keselamatan Transportasi.
http://knkt.dephub.go.id/knkt/ntsc_maritime/Laut/2018/FINAL
%20KNKT-18-02-07-03%20SUMIEI.pdf (akses 14 Juni 2021 pukul
19.00 WIB)
Kompas. (2019). ABK Kapal Tanker Tewas Setelah Terjatuh ke Dalam
Tanki BBM:
https://regional.kompas.com/read/2019/01/14/17121291/abk-kapal-
tanker-tewas-setelah-terjatuh-ke-dalam-tangki-bbm (akses 14 Juni
2021 pukul 19.00 WIB)

v
Kompas. (2019). 4 ABK Tewas Terjebak saat Membersihkan
Bungker Kapal:
https://regional.kompas.com/read/2019/04/19/18354041/4-abk-
tewas-terjebak-saat-membersihkan-bungker-kapal (akses 14 Juni
2021 pukul 19.00 WIB)
Oktarisal. (2012). Jejak Langkah. Enclosed Space (Ruang Tertutup):
http://oktarisal.blogspot.com/2012/06/enclosed-space-ruang-terbatas.html
(akses 14 Juni 2021 pukul 19.00 WIB)
Shipowners Club. Enclosed Space Entry. Mei 1, 2019, Shipwonersclub:
https://www.shipownersclub.com/media/enclosed-space-entry-bahasa.pdf
(akses 14 Juni 2021 pukul 19.00 WIB)
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan. In Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Bandung. (akses 14 Juni 2021 pukul 19.00 WIB)
Wibiosono 2013. Kecelakaan kerja http://eprints.ums.ac.id/44301/1/Naskah
%20Publikasi.pdf (akses 13 Juni 2021 pukul 11.00 WIB )

v
LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. MUTASI SIGN ON
2. MUTASI SIGN OFF
3. CREW LIST
4. SHIP PARTICULAR
5. CHECKLIST
6. FOTO KAPAL SABUK NUSANTARA 115
7. FOTO MEMASUKI RUANG TERTUTUP

v
v
v
v
v
v

Anda mungkin juga menyukai