• T = Tropical
• F = Fresh Water
• S = Summer
• W = Winter
• WNA = Winter North Atlantic
• Dengan demikian dapat menjamin kapal masih mempunyai daya apung cadangan
yang cukup. Untuk keselamatan kapal maka setiap kapal tidak dijinkan memuat
melebihi kapasitasnya sehingga harus memuat sesuai garis muat pada Plimsoll
Mark.
kelas-kelas kebakaran tersebut tentunya akan membantu Anda mengenali risiko yang mungkin
terjadi sewaktu-waktu.
Kebakaran kelas A adalah kebakaran yang disebabkan oleh benda padat yang mudah terbakar
seperti kayu, kain, kertas, atau plastik.
Kebakaran kelas B adalah kebakaran yang disebabkan oleh benda cair atau gas yang mudah
terbakar seperti bensin, cat, thinner, gas LPG, dan gas LNG.
Kebakaran kelas C adalah kebakaran yang disebabkan oleh penggunaan komponen elektrik
(listrik) seperti televisi, refrigerator, instalasi listrik, dan lain sebagainya.
Kebakaran kelas D adalah kebakaran yang disebabkan oleh benda metal yang mudah terbakar
seperti potassium, sodium, aluminium, dan magnesium.
Pemilihan media alat pemadam api dapat disesuaikan dengan lokasi atau tempat yang ingin
diproteksi agar lebih efektif. Berikut Media alat pemadam api untuk memadamkan kebakaran
yang sesuai dengan kelasnya:
Loksodrom (merah) dan ortodrom atau lingkaran merah (biru). Walaupun pada peta datar berproyeksi
Merkator loksodrom tampak sebagai garis lurus yang terpendek antara dua titik, sesungguhnya pada
bumi yang berbentuk bola ortodrom lah yang menunjukkan jalur terpendek.
Loksodrom (garis lurus) Rhumlinedan ortodrom atau Great Circle (Garis putus putus). Walaupun pada
peta datar berproyeksi Merkator loksodrom tampak sebagai garis lurus yang terpendek antara dua titik,
sesungguhnya pada bumi yang berbentuk bola ortodrom lah yang menunjukkan jalur terpendek.
Ship Certificate
1. Registration Certificate
2. International Tonnage Certificate
3. Safe Manning Certificate
4. Civil Liability Certificate
5. Safety Radio Certificate
6. Safety Equipment Certificate
7. Safety Contruction Certificate
8. Marpol Annex 1 Certificate
9. Marpol Annex II Certificate
10. Fitness Certificate
11. Load Line Certificate
12. Cargo Gear Certificate
13. Hull & Machinery Certificate
14. Derating Certificate
Kode Keamanan Internasional terhadap kapal dan fasilitas pelabuhan (The International Ship and Port
Facility Security Code – ISPS Code) merupakan aturan yang menyeluruh mengenai langkah-
langkah untuk meningkatkan keamanan terhadap kapal dan fasilitas pelabuhan
Apa yang dimaksud perbedaan tingkat keamanan sebagaimana dimaksud dalam ISPS
Code / level dalam ISPS Code?
Security level 1: berarti normal, tingkat di mana kapal atau fasilitas pelabuhan biasanya
beroperasi. Tingkat keamanan 1 berarti langkah-langkah perlindungan keamanan minimum yang
sesuai harus dipelihara setiap saat
Security level 2: berarti meningkat, tingkat keamanan 2 diterapkan selama ada peningkatan
risiko terjadinya insiden keamanan. Tingkat keamanan 2 berarti tingkat dimana langkah-langkah
perlindungan keamanan tambahan yang sesuai harus dipertahankan untuk jangka waktu sebagai
akibat dari peningkatan risiko insiden keamanan
Security level 3: berarti luar biasa, penerapan tingkat keamanan untuk periode waktu ketika ada
risiko yang mungkin atau segera terjadinya insiden keamanan.
Tingkat keamanan 3 berarti tingkat dimana langkah-langkah perlindungan keamanan yang lebih
spesifik harus dipertahankan untuk jangka waktu yang terbatas ketika insiden keamanan yang
mungkin atau segera terjadi, meskipun tidak mungkin untuk mengidentifikasi target secara
spesifik.
Pengaturan tingkat keamanan 3 harus diterapkan menjadi tindakan yang luar biasa bila ada
informasi kredibel bahwa insiden keamanan yang mungkin atau segera terjadi. Tingkat
keamanan 3 harus ditetapkan hanya selama ancaman keamanan diidentifikasi atau terjadinya
insiden keamanan yang sebenarnya. Sementara tingkat keamanan dapat berubah dari tingkat
keamanan 1 melalui tingkat keamanan 2 sampai tingkat keamanan 3, juga mungkin bahwa
tingkat keamanan akan berubah langsung dari tingkat keamanan 1 ke tingkat keamanan 3.
Karena ISPS Code berlaku secara internasional dan menuntut kerjasama yang baik, saling
pengertian, dan bahasa yang sama antar Negara peserta, maka ada beberapa istilah yang
digunakan memerlukan pamahaman yang sama pula. Beberapa istilah penting adalah:
Ship Security Plan (Rencana Keamanan Kapal), yaitu suatu rencana tertulis yang disusun dan
dikembangkan untuk menjamin pelaksanaan setiap tindakan yang diambil diatas kapal,
dirancang sedemikian rupa untuk melindungi orang diatas kapal, muatan, peralatan angkutan
muatan, gudang penyimpanan/ perbekalan dsb terhadap risiko insiden keamanan.
2). Port facility Security Plan (Rencana Keamanan Fasilitas Pelabuhan), yaitu suatu rencana
tertulis yang disusun dan dikembangkan untuk menjamin pelaksanaan setiap tindakan yang
diambil untuk melindungi segala macam fasilitas pelabuhan dan kapal, orang, muatan, peralatan
angkut muatan, tempat-tempat penyimpanan barang
didalam fasilitas pelabuhan terhadap risiko insiden keamanan.
3). Ship Security Officer (Perwira Keamanan kapal), adalah orang yang berada diatas kapal yang
bertanggung jawab kepada nakhoda kapal, ditunjuk oleh Perusahaan Perkapalan, yang
bertanggung jawab atas keamanan kapal termasuk pelaksanaan dan pemeliharaan Rencana
Keamanan Kapal, dan sekaligus bertindak sebagai penghubung antara Perwira Keamanan
Perusahaan dan Perwira Keamanan Fasilitas Pelabuhan.
4). Company Security Officer (Perwira Keamanan Perusahaan), adalah orang yang ditunjuk oleh
Perusahaan yang bertugas menjamin penilaian keamanan (assessment) kapal dilaksanakan, dan
bahwa rencana keamanan kapal dikembangkan, diserahkan kepada pejabat untuk mendapatkan
persetujuan, dan sesudahnya diimplementasikan dan dipelihara, serta menjadi penghubung antara
Perwira keamanan Pelabuhan dan Perwira keamanan Kapal.
5). Port Facility Security Officer (Perwira Keamanan Fasilitas Pelabuhan), adalah orang yang
ditunjuk untuk bertanggung jawab atas pengembangan, pelaksanaan, perubahan dan
pemeliharaan dari Rencana Keamanan Fasilitas Pelabuhan dan juga menjadi penghubung (liaison
officer) antara perwira keamanan kapal dan perwira keamanan perusahaan.
6). Security level (Tingkat Keamanan), adalah klasifikasi dari keamanan Kapal dan Pelabuhan,
menurut intensitas atau kecenderungan yang dapat terjadi setelah melalui proses pengamatan dan
pengumpulan data. Securiy level dibagi dalam 3 tingkatan, dengan level 3 yang tertinggiYang
Penting dari ISPS
Karena ISPS Code berlaku secara internasional dan menuntut kerjasama yang baik, saling
pengertian, dan bahasa yang sama antar Negara peserta, maka ada beberapa istilah yang
digunakan memerlukan pamahaman yang sama pula. Beberapa istilah penting adalah:
1. Ship Security Plan/SSP (Rencana Keamanan Kapal), yaitu suatu rencana tertulis yang
disusun dan dikembangkan untuk menjamin pelaksanaan setiap tindakan yang diambil diatas
kapal, dirancang sedemikian rupa untuk melindungi orang diatas kapal, muatan, peralatan
angkutan muatan, gudang penyimpanan/ perbekalan dsb terhadap risiko insiden keamanan.
2). Port facility Security Plan/PFSO (Rencana Keamanan Fasilitas Pelabuhan), yaitu suatu
rencana tertulis yang disusun dan dikembangkan untuk menjamin pelaksanaan setiap tindakan
yang diambil untuk melindungi segala macam fasilitas pelabuhan dan kapal, orang, muatan,
peralatan angkut muatan, tempat-tempat penyimpanan barang
didalam fasilitas pelabuhan terhadap risiko insiden keamanan.
3). Ship Security Officer/SSO (Perwira Keamanan kapal), adalah orang yang berada diatas
kapal yang bertanggung jawab kepada nakhoda kapal, ditunjuk oleh Perusahaan Perkapalan,
yang bertanggung jawab atas keamanan kapal termasuk pelaksanaan dan pemeliharaan Rencana
Keamanan Kapal, dan sekaligus bertindak sebagai penghubung antara Perwira Keamanan
Perusahaan dan Perwira Keamanan Fasilitas Pelabuhan.
4). Company Security Officer /CSO (Perwira Keamanan Perusahaan), adalah orang yang
ditunjuk oleh Perusahaan yang bertugas menjamin penilaian keamanan (assessment) kapal
dilaksanakan, dan bahwa rencana keamanan kapal dikembangkan, diserahkan kepada pejabat
untuk mendapatkan persetujuan, dan sesudahnya diimplementasikan dan dipelihara, serta
menjadi penghubung antara Perwira keamanan Pelabuhan dan Perwira keamanan Kapal.
5). Port Facility Security Officer /PFSO (Perwira Keamanan Fasilitas Pelabuhan), adalah orang
yang ditunjuk untuk bertanggung jawab atas pengembangan, pelaksanaan, perubahan dan
pemeliharaan dari Rencana Keamanan Fasilitas Pelabuhan dan juga menjadi penghubung (liaison
officer) antara perwira keamanan kapal dan perwira keamanan perusahaan.
6). Security level (Tingkat Keamanan), adalah klasifikasi dari keamanan Kapal dan Pelabuhan,
menurut intensitas atau kecenderungan yang dapat terjadi setelah melalui proses pengamatan dan
pengumpulan data. Securiy level dibagi dalam 3 tingkatan, dengan level 3 yang tertinggi
Tujuan dari sistem pemadam kebakaran adalah untuk perlindungan atau pertolongan terhadap
kebakaran yang terjadi di kapal.
Perlengkapan pemadam kebakaran merupakan persyaratan yang harus terpasang dikapal agar
keamanan penumpang, ABK, muatan dan kapalnya sendiri dapat terjamin.
Klasifikasi sistem pemadam kebakaran yaitu :
a. Sistem pemadam kebakaran dengan water jet yang terdiri dari pompa-pompa pemadam, pipa
kebakaran, hydran, pipa selang, nozzle dan coupling.
b. Sistem pemadam kebakaran dengan smothering gazes yang terdiri dari gas karbon dioksida dan
gas inert.
c. Sistem pemadam kebakaran dengan uap.
d. Sistem pemadam kebakaran dengan foam.
e. Sistem pemadam kebakaran dengan air bertekanan
f. Sistem pemadam kebakaran yang portable berupa liquid, foam, karbon dioksida dan powder yang
dikemas dalam tabung. Tipe pemadam ini dipilih berdasarkan divisi kebakaran biasa, minyak atau
listrik.
g. Peralatan pemadam kebakaran lainnya terdiri dari alat pernafasan, lampu pengaman, helmet, tali,
tangga, ember, pasir dan kapak.
h. Sistem deteksi kebakaran berupa electrical thermostat system, aip pipe system, snoke pipe system
dan manual operation fire alaram system.
i. Inflammable gas detector.
Alat-alat pemadam kebakaran yang berukuran kecil jenis “portable extinguishers” memiliki syarat
syarat sebagai berikut :
1. Isi tabung antara 9 sampai 13,5 liter dengan warna tabung harus merah.
2. Dicoba dan diperiksa secara berkala
3. Ditempatkan pada lokasi yang mudah dijangkau.
Dalam beberapa hal, penggunaan air untuk pemadam kebakaran tidak diperkenankan yaitu :
1. Apabila dengan adanya air dapat menyebabkan suhu yang sangat tinggi atau menimbulkan gas-gas
yang ledak misalnya acetelin, Na, Ca, K dan kebakaran batu bara.
2. Apabila adanya air menyebabkan menjalarnya kebakaran pada benda itu misalnya kebakaran
minyak.
3. Apabila persenyawaan yang akan menimbulkan ledakan
4. Apabila massa air akan membahayakan stabilitas kapal.
Syarat-syarat untuk pompa dan pipa kebakaran :
1. Setiap pompa harus dapat memancarkan air yang kuat dengan jarak jangkau minimal 12 meter.
2. Keran-keran (hydrant) harus ditempatkan dengan jarak masing-masing maksimal 25 meter.
3. Keran-keran, alat penutup, kotak-kotak, selang air dan lainnya harus berwarna merah.
4. Diameter bagian dalam selang kebakaran (fire hoses) sebesar 12 inch dengan panjang 60 feet.
Selang kebakaran ini harus dilengkapi corong pemancar (hose nozzle) yang dapat mengatur
kecepatan air dengan diameter ½ inch; 5/8 inch; ¾ inch.
5. Setiap fire hoses harus dapat dipasang sewaktu pompa-pompa kebakaran sedang bekerja.
Hose Nozzles
Hose nozzle dapat diatur sebagai pancaran atau pancaran siram. Dengan memutar kepala
dari corong ini maka pancaran air akan meluas sebagai pancaran siram seperti payung air. Dengan
memutar terus maka paying air itu akan lebih halus dan bila diputar terus akhirnya akan tertutup.
Keuntungan dari paying air adalah dapat menghilangkan asap sehingga si pemadam dapat lebih
dekat dengan sumber api dan merupakan pelindung yang baik dari panasnya air.
Sistem Sprinkler
Alat ini termasuk pemadam kebakaran dengan iar pada kapal penumpang yang dipasang
pada kamar-kamar tidur, ruang makan dan tempat-tempat dimana kebakaran dapat menjalar seperti
gang-gang, ruangan lift, dapur dan tempat yang mudah terbakar.
Prinsip kerjanya adalah sprinkler head atau lubang penyemprot dari sprinkler ditutup oleh sebuah
cincin Teflon yang didalamnya terdapat sebuah bola dari kwarsa yang berisi cairan yang cepat
memuai. Bola kwarsa ini akan meletus kerana pemuaian dari cairan didalamnya pada suhu 70 0 C.
Cincin packing yang oleh bola ditahan oleh lubang pipa, akan terlepas sehingga air akan
menyemprot karena adanya tekanan. Sprinkler dipasang pada jarak yang sedemikian rupa sehingga
apabila terjadi kebakaran seluruh ruangan akan tersiram air.
Keuntungan sistem sprinkler adalah :
1. Kebakaran setempat dapat dipadamkan secara otomatis sebelum api menjalar
2. Air yang dibutuhkan untuk pemadaman lebih sedikit
3. Kerusakan yang ditimbulkan oleh air kecil.
4. Dilengkapi dengan tanda bahaya kebakaran (alarm signal) dengan nyala lampu yang menunjukan
lokasi kebakaran secara otomatis.
Alat pemadam kebakaran lainnya adalah menggunakan Busa, dimana busa akan menutupi
barang yang terbakar sehingga aliran udara terputus. Diperlukan busa yang cukup tebal dan kenyal
agar dapat menahan gas-gas yang timbul karena pemanasan.
Sedangkan bubuk sebagai alat pemadam kebakaran tidak hanya digunakan untuk
kebakaran kecil tetapi juga untuk kebakaran yang besar. Asam arang digunakan untuk penekan
pada extinguishernya untuk mengeluarkan bubuk.
Keuntungan dari pemadam bubuk adalah :
1. Dapat digunakan untuk kebakaran cairan atau gas
2. Tidak berbahaya bagi kebakaran listrik dan membahayakan si pemakai
3. Tidak menimbulkan kerusakan pada barang sekitarnya
4. Kapasitas pemadamnya 3 - 4 kali lebih besar dari busa.
Pemadaman kebakaran dengan menutup aliran udara dilakukan dengan menghilangkan zat
asam yang menyebabkan kebakaran. Udara yang bersih mengandung 21% zat asam dan 79% zat
lemas. Apabila terjadi kebakaran disuatu ruangan sedemikian hingga zat asam tadi habis terpakai
untuk pembakaran, maka akhirnya api akan padam dengan sendirinya.
Gambar. Lifeboat
- Dewi-dewi (davits) adalah peralatan untuk menurunkan atau meluncurkan,sekoci ke laut, sistim
peluncuran ini juga dilengkapi beberapa peralatan,penunjang seperti tali, tangga, lampu.
- Rakit penolong kembung (inflatable liferaft) peralatan penolong berupa rakit penyelamat yang
terbuka menyerupai perahu karet setelah dilempar kelaut. Rakit penolong ini ditempatkan disisi
kiri dan kanan kapal dengan kapasitas setiap sisi sesuai penumpang.
Gambar. Liferaft
- Life jacket,jaket pelampung merupakan pelampung yang harus memenuhi syarat dan dilengkapi
dengan peluit serta lampu. Pelampung harus berwarna orange dan ditambah material reflective
supaya terlihat dari jauh dan pada malam hari saat pencarian
-Lifebuoys, ban pelampung untuk menolong orang yang tercebur jatuh kelaut. Pelampung ini
dilengkapi dengan tali sepanjang 27.5 m, ada yang dilengkapi smoke signal dan lampu yang dapat
menyala sendiri (self igniting light). Pada pelampung ditulis nama kapal dan pelabuhan
pendaftaran. Untuk kapal yang memiliki bridge deck atau bangunan atas yang tinggi, dilengkapi
alat peluncur pelampung secara cepat dari deck anjungan.
- Jumlah pelampung minimum 8 bh, 4 dilengkapi lampu, 2 dilengkapi smoke signal dan dua hanya
dilengkapi tali.
- Pilot ladder atau tangga pandu, yang digunakan untuk naik dan turun pandu kapal. Daerah tangga
harus dilengkapi lampu penerangan. Ada jenis tangga pilot yang dilengkapi dengan sistim
mekanis, tangga dapat naik turun dengan winch.
Gambar. Tangga
4. Pompa pemadam, hidran, selang dan alat pemadam/ fire pumps, hydrants, hoses and
extinguishers.
Penjelasan tentang ini telah ada pada postingan sebelumnya, KLIK TULISAN INI
5. Perlengkapan pemadam kebakaran untuk ruang muatm/ fire appliances in cargo spaces
Pada umumnya ruang muat menggunakan sistim pemadam kebakaran CO2 Instalasi CO2 dipasang
pada bagian atas ruang muat, pipa akan mengalirkan CO2 mulai dari CO2 dalam tabung yang
disimpan di ruang tabung CO2.Pipa tersebut akan menembus bulkhead secara baik dan berujung
di seluruh ruang muat.
Pengaturan pengaliran CO2 dapat diatur dari panel kontrol yang terdapat di disekitar ruang tabung
CO2 Supaya pemadaman dapat dilaksanakan secara efektif maka seluruh lubang pada ruang
palkah harus dapat ditutup rapat, termasuk lubang ventilasinya. Secara berkala instalasi CO2 harus
diperiksa dan tabung ditimbang
1. 1. Fire fighting appliances adalah alat-alat pemadam kebakaran yang harus ada diatas
kapal sebagaimana diatur dalam solas Chapter II-2 yang kemudian diperjelas dalam fss
code = fire safety system code FFA = FIRE FIGHTING APPLIANCES SOLAS Ch. II -2
Konstruki : Perlindungan Kebakaran, Deteksi Kebakaran & Pemadaman Kebakaran
2. 2. International shore connection • Ch. 2 FSS Code, International Shore Connection
Ukuran Standar , Flange harus sesuai tabel berikut : Description Dimension Outside
diameter / Diameter luar 178 mm Inside diameter / Diameter dalam 64 mm Bolt circle
diameter / Diameter bulat kepala baut 132 mm Slot in flange / Lubang pada flens 4
lubang masing-masing berdiameter 19 mm, jarak yang sama dari tiap lubang ke lubang
lainnya Flange thickness / Ketebalan Flens 14.5 mm Bolts and Nuts / Baut & Mur
Masing-masing 4 buah, dengan diameter & panjang masing-masing 16 mm & 50 mm
3. 3. International Shore Connection • Bahan dan perlengkapan : - Harus dari bahan
besi/kuningan atau bahan yang serupa dan harus didisain pada kekuatan 1 N/mm² - Flens
berbentuk permukaan rata pada sisi yang satu dan sisi lainnya. - Harus dicantolkan secara
permanen pada kopling yang dapat disambungkan pada kran dan selang kebakaran. - ISC
harus disimpan diatas kapal bersama dengan gasket dari material yang mampu menahan
kekuatan 1 N/mm² , termasuk 4 buah baut & mur serta 4 buah washer (ring).
4. 4. Personnel protection = perlindungan perorangan Fire man out fit, baju tahan api Ch. 3
Firefighter Outfit Baju Tahan api ini harus di Pakai dgn breathing apparatus.
5. BAJU TAHAN API TERBUAT DARI BAHAN ASBESTOS YANG MEMPUNYAI KETAHAN
TERHADAP NYALA API SELAMA 15 DETIK, MELINDUNGI KULIT, DARI RADIASI PANAS, AIR
PANAS STEAM DAN KEDAP AIR (FSS Ch. 5- 1 )
6. 5. Firefighter out fit / Fireman out fit (Ch. 3.2.1) Personal Equipment dilengkapi sbg
berikut: 1.Baju Tahan Api terbuat dari bahan yg dapat melindungi kulit dari radiasi api
dan panas, percikan api, juga kedap air 2.Sepatu Boot atau sepatu karet yg tidak
menghantar arus listrik 3.Helmet keras yang efektif melindungi kepala dan wajah
4.Lampu listrik keselamatan (Lampu Jinjing) yang diakui dan menyala dgn periode 3jam,
Lampu keselamatan di kapal Tanker di gunakan di daerah berbahaya harus dari type anti
ledak. 5.Kapak dengan gagang dilengkapi insulation yg tidak terpengaruh tegangan
tinggi.
7. 6. Breathing Apparatus Ch.3.2.1.2 • Breathing Apparatus / Alat bantu pernapasan • Harus
dapat menekan udara dengan sendirinya • Sebagai alat bantu pernapasan • Botol silinder
berisi setidak-tidaknya 1,200L, atau dapat berfungsi selama kurang lebih 30 menit. •
Semua botol silinder harus dapat dengan mudah ditukar • Breathing Apparatus di pasang
dgn audible alarm atau dengan alat lain yang dapat memberikan peringatan kepada
pengguna bahwa isi botol sudah mulai berkuran dari 200L. • Total Breathing Apparatus
diatas kapal CTP Fortune 4 Sets
8. 7. Life Line (Ch. 3.2.1.3) Setiap FIRE MAN OUTFIT dilengkapi dengan tali pengikat
yang terbuat dari bahan tahan api dengan panjangnya 30M. Telah lulus uji coba dengan
kekuatan 3.5Kn selama 3menit Tali Pengikat ini di lengkapi dgn gancu sentak (snap
hook) yg dapat di hubungkan pada ikat pinggang secara gampang untuk dipasang
maupun dilepas sewaktu-waktu saat akan dioperasikan
9. 8. EEBD = EMERGENCY ESCAPE BREATHING DEVICE (Ch. 3.2.2.1) EEBD alat
bantu pernapasaan darurat di pakai dalam keadaan situasi darurat kebakaran, eebd ini
dipakai saat akan menyelamatkan diri dari kepulan asap disuatu ruangan menuju
ketempat udara terbuka melalui pintu darurat misalnya dari kamar mesin atau dari ruang
akomodasi yang berasap. EEBD tidak di gunakan utk memadamkan api, melainkan berisi
udara oksigen dalam botol sudah di kemas secara praktis dan efisien buat si pamakai
selama kurang lebih 15menit, botol tersebut dalam kemasan yang dapat ditutup dengan
zip, juga dilengapi dengan masker untuk bernafas, pelindung kepala, wajah hingga ke
leher pemakai yang dihubungkan dengan selang untuk supply O2. Jumlah EEBD diatas
kapal CTP Fortune sesuai dengan FFA = 14 sets.
10. 9. FIRE EXTINGUISHER ( FSS ch. 4-3.2 ) 1.Tabung Pemadam berukuran medium
Tabung Pemadam powder / bubuk atau karbon dioxide extinguisher mempunyai
kapasitas dgn berat sekurang-kurangnya 3.5 kg, Untuk botol pemadam busa berkapasitas
9 kg. botol tabung pemadam tidak boleh > 23 kg yang mempunyai kemampuan
pemadaman hampir sama dengan 9 Liter cairan pemadaman. 2.Pengisian Ulang untuk
pengisian pd botol tabung pemadam harus dari bahan yang diakui 3.Total dan Jumlah Di
kapal MV.FORTUNE hanya mempunyai type botol pemadam kebakaran sbg berikut: 1.
DRY CHEMICAL PORTABLE berat 3.5 kg berjumlah 33 botol lokasi disemua dek
akomodasi, Engine Room, Bosun Store, Paint Store. 2. DRY CHEMICAL WITH
NITROGEN berat 50 kg jumlah 2 botol lokasi di Engine Room dekat Incenarator dan
dekat Boiler. 3.DRY CHEMICAL WITH NITROGEN berat 20 kg jumlah 1 botol berada
di Engine Room dekat M/E kiri, Semua jumlah dan lokasi sesuai FIRE PLAN
APPROVED
11. 10. PORTABLE FOAM APPLICATOR ( FSS Ch. 4-3.2) DI kapal MV.FORTUNE
Portable Foam Applicator berjumlah 2 set lengkap dgn hose dan nozzle, 4 jerrycan
masing-masing berisi 20 ltr. Foam Appliactor yg letaknya di kamar mesin. System
Portable Foam Applicator dengan detail sbb : - Type Nozzle bercabang satu untuk
sambungan fire hose ke hydrant dan satunya untuk sambungan ke Jerrycan yang berisi
foam concentrade (chemical). - Nozzle/pipa bercabang dan induksi harus dapat
memproduksi busa mampu memadamkan minyak yang terbakar, dengan semburan busa
sedikitnya 200L/min dengan tekanan minimum dari pipa utama pemadam kebakaran. -
concentrated Foam hrs yang diakui sesuai yg ditunjuk pemerintah (Flag State/Class).
12. 11. CO2 FIX INSTALLATION( FSS Ch. 5)
13. 12. TEST CO2 fix installation Contoh : Ikatkan beberapa kantong plastik pada ujung
corong pipa buang CO2 yang ada di kamar mesin maupun yang ada didalam palkah
(Hatch Coaming), tutup kran dari sumber botol-botol pemadam yang ada di CO2 Room,
kemudian sambungkan selang kompressor angin ke pipa buang/discharge yang menuju
ke kamar mesin lalu buka kran buang/discharge dan lihat hasilnya, jika kantong plastik
mengembang maka sistem kran dan saluran pipa masih dalam kondisi yang normal.
Setelah itu lakukan hal yang sama terhadap sistem dan saluran dalam palkah,
komunikasikan dengan radio handy-talky untuk mendapatkan hasilnya, setelah itu catat
pada checklist terkait dan Log Book.
14. 13. SMOKE DETECTOR, DETEKSI ASAP Ch. 9 • Saat alat ini mendeksi asap maka
alat tersebut akan mengirim signal ke pusat deteksi PANEL yang ada dianjungan, setelah
itu akan terjadi proses bunyi alaram dengan tanda menyala kelap-kelip disertai bunyi
detak pada panel alalarm detector di anjungan dengan selang waktu 90 detik maka alaram
disetiap kompartemen dideck dan di kamar mesin akan berbunyi alaram kebakaran
(secara terus menerus/CONTINUOUS RINGING). • Perwira atau Nakhoda saat
mengetahui adanya signal proses terdeteksinya asap kebakaran, langsung melihat pada
box panel detektor ruang mana yang terindikasi adanya kebakaran. • Kemudian
mengumumkannya lewat Handy Talky, Public Addressor (PA), atau paging (0) pada
interphone.
15. 14. Main fire line, hydrant, solas ii-2/10 • Pipa utama pemadam kebakaran & Kran •
Isolation Valve = Keran pemisah untuk aliran air kesetiap ruangan (Kamar Mesin,
Akomodasi & Deck/Tunnel) • Untuk menyalurkan air dari luar kapal melalui Sea- Chest
dihisap oleh Pompa ke : kamar mesin, Semua Deck hingga ke tunnel & Ulup Jangkar
kapal : Pompa-Pompa yg ada ; • Fire & GS Pump • Fire & Bilge Ballast Pump •
Emergency Fire Pump Isolation Valves
16. 15. FIRE HOSE , coupling AND NOZZLE Selang pemadam kebakaran , kopling dan
nozzle , Selang Pemadam Kebakaran terbuat dari bahan terpal (Kanvas), kedap air &
tidak mudah rusak oleh cuaca Ukuran Selang Pemadam Kebakaran 50mm x 15meter
untuk kamar mesin dan 50mm x 20 meter untuk deckJumlah Selang Pemadam
Kebakaran diatas kapal ctp fortune 21 rolls lengkap dengan Coupling, Nozzle disertai
Spanner Coupling sebagai penyambung antara Hydrant dengan salah satu ujung selang,
ujung selang lainnya disambung dengan nozzle Nozzle dengan Dual Type yaitu Jet &
Spray. Jet untuk jangkauan air jauh ( > dari 12meter horizontal) Spray sebagai payung
melindungi pemakai sekaligus mendinginkan area kebakaran secara luas sekaligus
memadam Spanner berguna untuk mengunci dan membuka Coupling pada Hydrant dan
Nozzle
17. 16. Fire blanket, selimut kebakaran FIRE BLANKET
18. 17. FIRE DOORS, blower, damper, ventilation, and duck • FIRE DOOR SELAIN
BERFUNGSI SEBAGAI PENUTUP SUATU RUANGAN, JUGA BERFUNGSI
SEBAGAI PEMUTUS SALAH SATU MATA RANTAI SEGI TIGA API
KEBAKARAN YAITU O2 (UDARA) / SELF CLOSING DEVICE – ALAT MENUTUP
SENDIRI PINTU KEBAKARAN / FIRE DOOR • DAMPER, BLOWER, VENTILASI
DAN DUCKS, SELAIN PENUTUP SALURAN UDARA JUGA SEBAGAI SALAH
SATU MATA RANTAI SEGI TIGA API KEBAKARAN YAITU O2 (UDARA)
19. 18. THE BEST WAY HOW TO REACT • Kepada yang menemukan adanya asap, api /
kebakaran, • Hal-hal berikut harus tegas dilakukan: • Jangan panik, tetap tenang • Analisa
dengan seksama, cermat dan cepat, apakah api / kebakaran tersebut dapat di padamkan
sendiri dengan Alat Pemadam Api Jinjing sesuai Class ’A/B/C/D’ • Pecahkan kaca dan
tekan tombol alaram kebakaran yang ada disekitar anda • Informasikan kebakaran
tersebut & lokasinya kesemua pihak lewat Public addressor/interphone/telephone/handy-
talky/teriak, singkiran benda/cair mudah menyala/meledak sambil mengusahakan untuk
memadamkannya dengan berdiri dekat escape route • Jika tidak mampu untuk
memadamkannya sendiri segera tutup ventilasi, damper dalam ruangan tersebut dan tutup
pintu dibelakang anda kemudian menyelamatkan diri • Semua ABK, Perwira Jaga,
Perwira Lain, KKM dan Nakhoda saat mendengar alaram kebakaran segera menuju
keposisi masing-masing di ”Muster Station” sesuai ”Muster List” sambil berkomunikasi
dengan handy-talky, sementara Nakhoda/Perwira langsung melihat panel Kebakaran
dianjungan untuk memastikan lokasi/Zone kebakaran dan mengumumkannya lewat
handy-talky & public addressor • Mualim-III membantu Nakhoda dengan memegang
”Fire Plan” untuk melokalisasi kebakaran • Saat berkumpul di ”Muster Station”, semua
ABK didata untuk memastikan tidak ada yang terjebak dalam ruangan kebakaran, jika
demikian harus dilakukan pencaharian oleh ”Team Pencari” • KKM sebagai ”Team
Leader” untuk kebakaran di Kamar Mesin, Mualim-I sebagai Team Leader di Dek;
langsung membuat Formasi Fire Squat sambil berkomunikasi dengan Anjungan/Nakhoda
dan menuju lokasi kebakaran untuk memadamkannya (situasional) • Jika semua cara
pemadaman telah dilaksanakan tidak berhasil, segera dipertimbangkan untuk
mengoperasikan CO2 Instalasi Tetap (CO2 Fix Installation) sesuai prosedur yang ada •
Ingat evakuasi dulu sebelum dioperasikan.
Life Saving Appliance adalah sebuah standar keselamatan yang harus dipenuhi sebuah kapal,
untuk menjamin keselamatan awak kapal bila terjadi bencana. Seluruh perlengkapan dan prosedur
harus mendapat persetujuan dari klass. Sebelum persetujuan diberikan, seluruh perlengkapan LSA
harus melalui serangkaian pengetesan untuk memenuhi standar keselamatan yang ada dan bekerja
sesuai fungsinya dengan baik. Selain itu diperiksa juga dokumen sertifikat tentang kevalidan
peralatan keselamatan. Klass memiliki wewenang untuk memberi persetujuan atau
membatalkannya bila dirasa perlu.
Berikut adalah standar minimum keselamatan yang harus dipenuhi sebuah kapal :
• Peralatan komunikasi
Kapal harus dilengkapi dengan peralatan komunikasi yang memenuhi kriteria sebagai radio life-
saving appliance, distress flare, on board communication and alarm system, yaitu:
– Minimal 3 buah radio dua arah tersedia untuk kapal di atas 500 GT
– Tersedia penerangan yang dapat bekerja sepanjang waktu dimana sumber energinya tidak hanya
bergantung dari satu ulectrical power source
– Lifejacket minimal 5% dari jumlah awak kapal yang ada dan tersimpan di tempat yang mudah
diakses dan terlihat jelas. Lifejacket harus dilengkapi dengan lampu (senter).
– Immersion suit harus tersedia untuk setiap awak kapal. Untuk kapal dengan daerah pelayaran di
perairan hangat tidak wajib memenuhi persyaratan ini.
– Sebuah pelampung harus tersedia di satu sisi kapal di depan pintu yang dilengkapi dengan lampu
(senter) dan sinyal asap.
– Sotengah dari total jumlah lifebuoy yang tersedia harus dilengkapi dengan lampu (senter)
– Instruksi harus jelas dan harus tersedia untuk setiap awak kapal
• Instruksi pengoperasian
Poster dan petunjuk pengoperasian harus tersedia pada setiap peralatan dan memenuhi kriteria:
Untuk peralatan pelontar tali harus disesuaikan dengan dokumen dan berfungsi dengan baik.
– Memiliki kemampuan maneuver yang baik untuk dapat menolong orang yang terapung di air
– Khusus untuk lifeboat harus tertera approval plate dan tertera item sebagai berikut:
LSA LIFE SAVING APPLIANCE (DAFTAR SEMUA ALAT KESELAMATAN YG ADA DI ATAS
KAPAL
1. LIFE BOATS
2. LIFE RAFT
3. LIFE BUOY
4. LIFE JACKETS
5. IMMERSION SUITS
6. TPA (THERMAL PROTECTIVE AID)
7. PYROTECHNIC, LINE THROWING APPARATUS
8. DAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN ALAT TERSEBUT DI ATAS (LSA CODE)
Jawabnya: anti exposure suit adalah pakaian pelindung yang didesain untuk digunakan
pada saat penyelamatan dengan rescue boat dan marine evacuation parties.
10. Apa yang dimaksud dengan immersion suit?
Jawabannya: pakaian pelindung yang digunakan untuk mengurangi penurunan suhu pada
si pemakai di air yang dingin.
Pakaian yang terbuat dari bahan tahan air dengan menghantarkan panas yang rendah.
12. 5. Regulasi 6
i. Minimal 3 untuk kapal cargo maupun penumpang yang berukuran lebih dari
sama dengan 500GT
ii. Minimal 2 untuk kapal cargo maupun penumpang yang berukuran lebih dari
300GT tapi kurang dari 500 GT.
15. d. Berapa jumlah rocket parachute flare di atas kapal dan di mana?
17. Regulasi 7
ii. Tempat menyimpannya harus mudah di lepaskan dan tidak di amankan secara
permanen
ii. Tidak kurang dari 2 lifebuoy harus dilengkapi dengan self activatin smoke
signals dan dapat di lepaskan dari anjungan..
iii. Light dan (light and smoke) di tempatkan di sisi anjungan tanpa menggunakan
life line.
20. Dalam memberikan tanda pada lifebuoy. Bagaimana penulisan hurufnya dan apa yang di
tulis di lifebuoy?
i. Dalam pemberian nama lifebuoy yang di isi adalah nama kapal dan port of
registry.
Sejumlah orang yang ada di atas kapal di tambah (10% dari jumlahnya life jacket anak-
anak) dan di tambahkan lagi untuk di anjungan, CCR, dan ERC.
Life jacket dalam keadaan bahaya harus di gunakan. Namun dapat di lepas ketika
menyusahkan pergerakan kita untuk masuk kedalam lifeboat dan di sesuaikan dengan
lifeboatnya apakah cocok untuk menggunakan life jacket. Biasanya enclose lifebnoat dan
free fall lifeboat disarankan tidak menggukan life jacket jika sudah duduk didalamnya.
24. Regulasi 8
a. Informasi apa sajakah yang di dapat tentang muster station dan emergency instruction?
25. i. Dalam pembuatan instruksi menggunakan dua bahasa yaitu bahasa yang umum di
kapal dan bahasa inggris.
27. 4. Regulasi 9
28. 5. Regulasi 10
a. Informasi apa sajakah ang berkaitan dengan manning of survival craft dan
supervision?
i. Harus ada orang yang terlatih untuk membantu yang belum terlatih untuk
menggunakan survival craft
ii. Pada saat drill di perbolehkan mencobanya jika memungkinkan untuk orang
yang tidak tahu(lifeboat maupun liferaft) namun dalam pengawasan supervisor
29. Regulasi 11
Lifeboat dan liferaft diletakkan dekat dengan akomodasi dan eservice space
ii. Muster station harus mudah di akses dari akomodasi maupun tempat kerja.
iii. Muster station dan embarkation areanya harus memiliki lampu emergency
power.
34. 8. Regulasi 13
ii. Di letakkan jauh dari tempat berbahaya dan mudah meledak. Contohnya tiatas
tanki, slop tank. Dll
iv. Liferaft dilengkapi dengan painter permanen dan float-free arrangement dan
manual release.
35. 9. Regulasi 14
ii. Jika rescue boat adalah lifeboat juag maka harus mengikuti regulasi 13.
i. Menurut hemat saya maksud dari regulasi ini adalah launching dan
embarkation dapat dilakukan kecuali jika:
38. · Jika dinaiki pada ketinggian 4,5 m di atas WL beratnya kurang dari 185 kg.
· Dinaiki pada ketinggian 4,5 m diatas WL jika pada trim 10 derajat dan listing
20 derajat
· Dinaiki 200% total penumpang jika pada trim 10 derajat dan listing 0 derajat.
ii. Jika rescue boat juag lifeboat maka orang di dalamnya cukup 6 orang saja
· Kecepatan tembak 2 kn
i. Drill dilaksanakan setiap bualn dan yang wajib adalah abandonship dan fire
drill.
ii. Jika crew baru naik lebih dari 25% maks dalam waktu 24 jam harus segera
melakukan drill.
42. b. Apa yang dilakukan ketika crew sudah berkumpul di muster station untuk
abandon ship drill?
i. Pastikan mereka tahu tugas yang sesuai dengan muster list
i. Sebulan sekali
i. Yang dicek adalah lampu emergency dan diturunkan pad sisi yang tidak kena
angin
45. f. (Tentang fire drill) apa yang dilakukan ketika fire drill?
ii. Gunakan fire pump, gunakan minimal 2 jets water untuk memastikan dalam
keadaan baik.
iii. Lakukan pengecekan fireman outfit dan peralatan personal rescue lainnya.
v. Cek water tightdoor, fire damper, main inlet/outlet ventilasi sistem di area drill.
1. Welder atau tukang las yang melakukan pengelasan (welding). Yang utama dibutuhkan adalah
alat pelindung mata dari percikan bunga api hasil proses pengelasan. Berupa safety glasses.
Namun juga harus dilengkapi pula dengan google (kaca mata yang khusus dirancang untuk
welder) dan face shield (perisai pelindung wajah) saat melakukan pengelasan.
2. Scaffolder pembuat perancah bangunan (scaffolding) yang biasa kerja di ketinggian. Alat
utama yang paling dibutuhkan adalah alat pelindung jatuh atau full body harness. Dalam
perkembangannya alat pelindung jatuh ini dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan,
maka ada pula alat pelindung diri yang bernama safety line, lanyard, atau static line harness.
3. Blaster yang melakukan blasting (penyemprotan) mesin blasting semisal ketika melakukan
sand blasting pada material logam yang berkarat. Seorang blaster rawan terhadap bahaya
gangguan kesehatan pernapasan. Maka yang dibutuhkan adalah peralatan yang menunjang
masalah pernapasan tersebut, seperti dust masker; respirator dan cartridge. Cartridge berfungsi
sebagai obat penetral bantuan pernafasan pada saat menggunakan respirator.
4. Operator yang menjalankan semua peralatan bergerak. Baik kendaraan bergerak maupun
mesin yang mempunyai motor penggerak. Operator biasanya rawan terhadap potensi bahaya
kebisingan (buzzy area). Sehingga yang dibutuhkan oleh operator selain safety glasses juga alat
pelindung telinga atau ear plug. Ada beberapa jenis ear plug yang didesain sesuai kebutuhan
operator. Seperti ear plug yang standar (masa pakai 3 bulanan), disposable ear plug (sekali
pakai). Lalu ada juga ear muff yang dapat melindungi hingga sekian decibel derajat kebisingan.
5. Painter yang bekerja melakukan pengecatan (painting). Semua fungsi panca indera pada
seorang painter wajib dilindungi. Dari mata, hidung, mulut dan kulit. Seorang painter
membutuhkan face shield pula yang dilengkapi dengan plastic film ataupun plastic painting
untuk menghindari pengembunan pada safety glasses yang dikenakan. Otomatis painter pasti
juga memerlukan safety glasses. Selain itu yang dibutuhkan juga adalah dust masker, serta
respirator lengkap dengan sepasang cartridgenya. Satu lagi yang dibutuhkan seorang painter
adalah disposable overall (baju kerja sekali pakai) untuk menghindari kontak langsung antara
kulit dan material yang digunakan untuk mengecat. Bisa berupa cat, tiner, maupun zinc dan
chrome yang kadang-kadang terkandung di dalam cat.
6. Electrician atau pekerja di bidang kelistrikan. Dalam menunaikan tugasnya selain dibantu tool-
tool khusus seorang pekerja listrik, maka alat keselamatan kerja atau alat pelindung diri yang
dibutuhkan adalah safety glasses dan sarung tangan khusus yang dapat meredam sengatan listrik.
Serta sepatu safety dari karet untuk mencegah adanya kontak pendek arus listrik yang besar
kemungkinannya terjadi.
8.. anda bertugas jaga, pada waktu melihat orang jatuh kelaut apakah tindakan and a
- Berteriak lantang bahwa ada orang jatuh kelaut. Dan membunyikan signal alarm MOB
- Melemparkan pelampung yang di sertai lampu apung sedekat mungkin dengan korban
- Melakukan olah gerak kpl untuk menolong, sambil terus melakukan pengamatan pada korban
b.jelaskan cara mengolah gerak, menolong orang jatuh pada lambung kanan dengan
Ket : gm
- Setelah menyimpang 60° dr arah semula, kemudi kearah yang berlawanan (cikar kiri)
- Bila haluan sudah berlawanan dengann haluan semula (20°) kemudi tengah-tengah pencarian
korban dimulai
Ketika masih di kampus pelayaran, seorang deck cadet sering menanyakan apa tugas yang
seharusnya dilakukan dikapal. meskipun tidak ada pedoman yang spesific atau uraian pekerjaan
deck cadet, jawaban yang paling umum dari pertanyaan tersebut adalah seorang deck cadet harus
membantu Perwira deck/Mualim dalam semua kegiatan di kapal.
buku buku pelajaran tentang pelayaran pun belum cukup untuk menggambarkan bagaimana
situasi di kapal. tentu saja, pengalaman ketika magang lah yang memiliki peranan penting dan
pengetahuan berbeda dibandingkan dengan buku buku pemahaman lainnya.
oleh sebab itu, inilah gambaran/hal penting yang umumnya di lakukan deck cadet ketika
OnBoard dan tentu tugasnya pun berbeda-beda di setiap kapal.
• Tank Sounding
hampir semua dek cadet ditanya untuk mengecek/mengukur tanki muat (tank saounding) sebagai
dasar pemahamannya. umumnya dilakukan setelah dinas jaga 0400-0800 (sebelum atau sesudah
sarapan). sounding ini sangat penting untuk memastikan stabilitas, bergantung dari total ballast
yang dibawa. dan itu adalah hal penting seorang deck cadet lakukan sebagai tanggung jawab
yang diberikan kepadanya.
• Perawatan Kapal
Semua deck cadet yang OnBoard akan mengerti bahwa area kapal adalah tanggung jawabnya
untuk merawat serta membersihkannya. umumnya, bagian di atas geladak kapal ditugaskan
kepada deck cadet untuk merawatnya termasuk membersihkan dan melaporkan semua hal yang
tidak normal didalam area tersebut.
• perawatan LSA/FFA
LSA dan FFA adalah peralatan keselamatan/life saving appliances (LSA) dan peralatan
penanganan kebakaran/fire fighting appliances. umumnya tugas ini bagian dari Mualim III/3rd
mates , pekerjaan ini ditugaskan kepada deck cadet agar mereka dapat
memahami/belajar prosedur dalam mencatat tanggal kedaluwarsa, mengecek setiap kerusakan,
megirim E-mail ke perusahaan untuk memesan produk baru dan lain lain. didalam prosesnya,
seorang deck cadet bisa mengerti bagaimana fungsi dan penggunaan dari setiap peralatan
tersebut.
• pekerjaan deck
membantu bosun setiap hari sebagai jadwal harian seorang deck cadet. ini adalah dasar dalam
bekerja, terlihat seperti tidak penting di awal, tetapi dapat membangun kerangka pembelajaran di
suatu saat nanti sebagai seorang perwira. pekerjaan deck termasuk rapping( mengetok), painting
(mengecat), dan lain-lain. merawat ketetapan kapal, seperti tali temali, menyambung tali yang
putus.
• menyandarkan kapal
ketika kapal bertolak, pada awalnya seorang deck cadet hanya melakukan pekerjaan fisik. waktu
terus berlalu dan semakin banyak pengalaman, pekerjaannya beralih berkedudukan sebagai
pengawas, dimana seorang deck cadet menyampaikan peritah dari captain kepada rating/ABK
untuk memastikan operasi tersebut berjalan dengan lancar.
• operasi pandu
seorang deck cadet mimiliki tugas yang bervariatif. asalnya, deck cadet membantu ratings dalam
rigging (tali temali), dan menurunkan tangga pandu untuk membantu pilot (pandu) ke anjungan.
berangsur-angsur, captain mempertimbangkan untuk membantu pengoperasian kapal. menelpon
dari anjungan untuk membantu Mualim/Officer sebagai contoh mencetak dan mengisi pilot
card, mem-plot posisi, mengawasi kemudi dan lain lain.
• bongkar muat
membantu mualim III dengan paperwork (dokumen) contohnya menjaga agar kertas berstampel,
bertanda tangan dan memiliki beberapa copyannya. ketika jaga pun harus dalam pengawasan
meliputi: memonitor bongkar/muat sesuai prosedur. Normalnya, deck cadet bertanggung jawab
dalam mengukur tanki dengan memberikan balasan kepada mualim yang bertugas menggunakan
VHF atau walkie talkie.
• ISPS watch
ISPS kependekan dari International ship and port facility and security code. sebagai
seorang deck cadet penting untuk menjaga keamanan kapal dari orang yang tidak dikenal. yaitu
mencatat semua orang yang masuk dan keluar kapal.
Tempat-tempat di Bumi tidak memiliki nilai Variasi yang sama antara satu dengan yang lainnya,
begitupun menurut satuan waktunya. Artinya setiap perubahan waktu, nilai Variasi ikut berubah,
namun hanya karena nilai perubahan yang ralatif kecil (tiap hari dan bulannya) sehingga nilai
Pertanyaannya adalah Kenapa kita harus mengetahui nilai Variasi di suatu tempat? Jawabannya
adalah untuk membantu mengetahui tingkat kesalahan dari Pedoman Magnet (Magnetic
Compass) yang digunakan di atas kapal, sehingga pada keadaan dimana alat navigasi elektronik
di atas kapal tidak dapat digunakan seperti Gyro, GPS, RADAR, ECDIS, maka kita masih bisa
kesalahannya terlebih dahulu (dengan perhitungan nilai error/kesalahan dari pedoman magnet itu
sendiri tentunya). Jadi pada prinsipnya, nilai Variasi digunakan untuk menghitung/mengetahui
nilai kesalahan Pedoman Magnet yang digunakan di atas kapal yang dikenal sebagai Deviasi.
So,, tujuan akhir mengetahui nilai Variasi sebenarnya adalah melengkapi rumus perhitungan
Nilai Variasi terdapat pada Mawar Pedoman yang ada di dalam Peta laut, dimana harus
dicermati terlebih dahulu tahun terbitan peta dan tahun dimana kita menggunakan peta tersebut.
Perubahan yang dicantumkan adalah perubahan tahunan (Annually). Di bawah ini contoh Mawar
luar dan lingkaran dalam. Lingkaran yang terluar termasuk tanda bintangnya adalah Arah
Sebenarnya atau dikenal dengan Arah Sejati, dimana tanda bintang sendiri yang ada di luar
lingkaran menunjukkan Arah Utara Sejati. Jadi pengukuran arah dilakukan pada lingkaran luar
ini, dengan acuan angka "NOL" atau tanda bintang adalah Arah Utara Sejati. Selanjutnya
lingkaran dalamnya adalah lingkaran yang mengacu pada Arah Utara Magnet Bumi. Nah, pada
gambar tersebut dapat kita lihat adanya perbedaan Arah antara Arah Utara Sejati dan Arah
Utara Sejati yang menyebabkan adanya nilai Variasi, adapun pada gambar itu besar nilai Variasi
tahun 1975 adalah sebesar 2ᵒ (derajat) timur dan perubahan tahunan adalah sebesar 2’ (menit).
Artinya ketika kita ingin mencari nilai variasi tahun 2015 caranya adalah sebagai berikut :
Tahun sekarang misalnya = tahun 2015 Rentan waktu = 2015 - 1975 = 40 tahun
Jadi Besar ariasi thn 1975 + Nilai Perubahan Variasi sampai sekarang
= 2° ( Timur ) + 1° 2ʼ ( Timur )
= 3° 2ʼ ( Timur )
DEVIASI
I. Pengertian atau definisi
Lanjut ke istilah berikutnya, yaitu Deviasi. Deviasi secara sederhana didefinisikan sebagai
sudut yang dibentuk antara arah Utara Magnet(UM) dengan arah Utara Pedoman Magnet(UP) di
atas kapal, sehingga Deviasi dengan kata lain adalah nilai kesalahan dari pedoman Magnet itu
Deviasi muncul karena adanya kesalahan Pedoman Magnet di atas kapal yang tidak
menunjuk tepat ke Arah Utara Magnet. Nilai kesalahannya inilah yang membentuk sudut yang
Jadi dapat disimpulkan bahwa Deviasi adalah nilai total daripada kesalahan Pedoman Magnet
yang ada di atas kapal. Besar kecilnya pun sangat tergantung dari beberapa hal seperti :
2. Haluan yang tetap dalam waktu lama (Berlayar dengan haluan tetap tentu akan menimbulkan
3. Muatan (jika memuat muatan yang memiliki massa besi yang tinggi sehingga mampu
4. Dll
akhir jaga laut harus selalu dicatat di dalam "Deck Log Book". Bisa dibayangkan betapa
Seperti yang katakan di atas, bahwa Deviasi adalah nilai kesalahan dari Pedoman Magnet
yang digunakan di atas kapal. Itulah kenapa nilainya harus diketahui sehingga pada saat akan
nilai Deviasinya untuk selanjutnya mendapatkan arah sejati atau arah yang sebenarnya.
Jadi ketika terjadi Black Out atau masalah darurat lain di atas kapal yang mana menyebabkan
Alat-alat navigasi utama rusak, kita masih dapat menggunakan Pedoman Magnet sebagai
Salah satunya adalah dapat dilihat dari Deviation Card yang biasanya ditempelkan di anjungan.
Yang paling penting dari pembahasan kita pada kesempatan ini adalah agar kita mampu
menerapkan Variasi dan Deviasi di atas kapal apabila ingin mendapatkan arah yang sebenarnya
menggunakan Pedoman Magnet. Di bawah ini penulis sediakan satu contoh sederhana yang
mengaitkan hubungan antara Variasi dan Deviasi serta Pedoman Magnet di atas kapal.
Soal : Baringan Sejati ( Baringan di Peta ) sebesar 270° Baringan pedoman Magnet ( pada titik
baringan yang sama ) menunjukan 277°, Variasi di peta menunjukan 5° ( Timur ). Berapa nilai
Ditanyakan : Deviasi
Selanjutnya adalah bagaimana menggunakan nilai nilai yang sudah kita dapatkan tadi
Misalnya kita akan mengarahkan kapal ke haluan 280° dengan menggunakan pedoman magnet
dan Deviasi untuk dapat menggunakan Pedoman Magnet sebagai penunjuk arah.
Variasi adalah Sudut yang dibentuk antara Utara Sejati dengan Utara Magnet
Deviasi adalah Sudut yang dibentuk antara Utar Magnet dengan Utara Pedoman
Kapankah Variasi dan Deviasi ini bernilai Positif ( + ), bernilai Negatif ( - ) dan bernilai Nol
Variasi positif ( + ) apabila arah utara magnet menyimpang ke kanan terhadap Utara Sejati
Variasi Negatif ( - ) apabila arah utara magnet menyimpang ke kiri terhadap Utara Sejati
Variasi Nol ( 0 ) apabila arah Utara magnet berhimpit dengan Utara Sejati
Deviasi positif ( + ) apabila arah utara Pedoman menyimpang ke kanan terhadap Utara Magnet
Deviasi Negatif ( - ) apabila arah utara Pedoman menyimpang ke kiri terhadap Utara Magnet
Deviasi Nol ( 0 ) apabila arah Utara Pedoman berhimpit dengan Utara Magnet
Sudut penyimpangan Deviasi terjadi : karena arah utara pedoman yang tergantung daripada
haluan kapal yang dipengaruhi oleh utara magnetik
Jawab :
ST : Var + Dev
-10° + 5° = - 5° ( B)
HS : HP + ST
260° + - 5° = 255°
HM : HP + Dev
260° + 5° = 265°
BS : BP + ST
102° + ( - 5° ) = 97°
BM : BS – Var
97° - ( - 10° ) = 107°
Publikasi navigasi ialah buku- buku dan bahan-bahan penting yang diterbitkan dan disiarkan
untuk membantu seorang navigator dalam melayarkan kapalnya dengan sebaik baiknya .
Buku kepanduan bahari ( Pilot Book) memberikan keterangan keterangan umum setiap daerah,
terutama yang menjadi interes bagi pelaut di dunia.
Isi dari Buku Kepanduan Bahari ini antara lain :
- Perhatian untuk berita kapal.
- Suatu nota yang diambil dari berita pelaut untuk melengkapi buku itu.
- Perhatian dalam cara menggunakan buku itu.
- Perhatian dalam hal ukuran-ukuran serta satuan-satuan yang dipakai dalam buku itu.
- Keterangan-keterangan yang berhubungan dengan peta laut, penerbitan-penerbitan navigasi,
navigasi pada umumnya dan cuaca.
- Peta-peta indeks, yang menunjukkan daerah yang dijelaskan dalam buku itu
- Keterangan-keterangan detail/terperinci dari suatu daerah, mengenai pemerintahan, flora, fauna,
perdagangan, mata uang yang berlaku, nomor peta serta skala yang paling baik untuk daerah itu,
cuaca, arus-arus, pasang-surut, isyarat-isyarat, peringatan-peringatan, sistim pelampung,
komunikasi, stasion radio, galangan kapal, pembasmian tikus, waktu tolok, dll. yang tidak
diberikan pada buku ‘ocean passage for the world’.
- Buku Kepanduan Bahari dicetak kembali dalam batas waktu 10 – 12 tahun, setelah tahun
penerbitan yang terakhir. Pelengkap (supplements) untuk tiap-tiap jilid dicetak setahun sekali dan
pelengkap-pelengkap ini harus dilampirkan di dalam jilid-jilid yang bersangkutan.
Daftar Suar Indonesia merupakan daftar yang terdiri dari 10 lajur, yaitu :
Lajur 1 : Nomor dari suar. Angka yang dicetak biasa adalah nomor suar menurut urutan di
Indonesia, sedangkan angka yang dicetak miring adalah nomor suar internasional.
Misal : Nomor suar Boompjes Island – 299 (Indonesia), sedangkan nomor
internasionalnya adalah K 1084, dicetak miring.
Lajur 2 : Nama suar, misalnya Boompjes Island.
Lajur 3 : Tempat kedudukan suar, dinyatakan dalam Lintang Utara atau Selatan dan Bujur
Timur.
Lajur 4 : Nomor, warna, kekuatan cahaya dalam 1000 lilin dan sumber cahaya dari suar.
Lajur 5 : Sifat dan periode suar.
Lajur 6 : Tinggi suar dalam meter di atas permukaan laut rata-rata.
Lajur 7 : Jarak nampak dalam mil pada cuaca terang.
Lajur 8 : Keterangan dari bangunan atau kapal suar dengan tinggi kira-kira dalam meter.
Lajur 9 : Penjelasan lanjutan.
Lajur 10 : Keterangan dari BPI mengenai suar tersebut
Buku Harian Kapal ( LOG BOOK ) : sebagai bukti otentik setiap tindakan dan kejadian diatas
kapal dan mempermudah control dari pihak pihak yang bersangkutan dengan kapal
Berita Pelaut ( NTM ) untuk mengetahui perubahan perubahan yang ada di peta dan untuk
mengetahui bahaya bahaya navigasi yang baru
Daftar pasang Surut : Suatu daftar yang memberikan keterangan mengenai pasang surut air laut
di suatu tempat atau pelabuhan
Distance table : Jarak Antar Pelabuhan adalah publikasi yang mencantumkan jarak antar
pelabuhan utama. Jarak timbal balik antara dua pelabuhan mungkin berbeda karena rute berbeda
yang dipilih karena arus dan kondisi iklim.
1.Melaksanakan tugas jaga saat kapal berlayar ( jaga navigasi ) dan di pelabuhan ( jaga
pelabuhan)
2.Koreksi publikasi navigasi seperti daftar suar, Isyarat Kabut dan Petunjuk Pelayaran.
7.Mengetahui letak dan cara perawatan alat alat pemadam kebakaran ( APPAR)
8.Mengetahui cara perawatan dan penggunaan beserta fungsi alat alat penolong diri seperti life
buoy, life jacket, rescue boat, sekoci, isi dari rescue boat, isi atau perlengkapan sekoci.
1.Melaksanakan tugas jaga saat kapal berlayar (jaga Navigasi ) dan di pelabuhan (jaga
Pelabuhan).
2.Menarik garis haluan di peta berdasarkan petunjuk dan persetujuan dari nakhoda
3.Memeriksa tersedianya peta peta dengan koreksi terakhir ( koreksi peta) dan buku buku
navigasi untuk keperluan pelayaran yang direncanakan dan melakukan koreksi sesuai dengan
4.Menentukan posisi kapal tengah hari dan menyiapkan laporan tengah hari
5.Merawat semua peralatan dan perlengkapan navigasi serta menyiapkan semua laporan
Pencatatannya
6.Melaksanakan perawatan sosok benda termasuk bendera bendera, lampu lampu navigasi dan
7.Melaksanakan pengamanan dan perawatan ruang kemudi, ruang peta dan navigasi serta
instrumennya termasuk teropong ( Binocular ), teleskop, lampu aldis dan handy talky selama
8.Bekerjasama dengan KKM untuk mempersiapkan Voyage Report secara teliti dan tepat waktu
Mualim 1
Mualim 1 (chief officer/chief mate) adalah perwira deck senior. Dia perwira kepala departemen
deck. Tugas dan tanggung jawabnya:
Apa yang harus anda perhatikan dalam menarik garis haluan di peta untuk rencana suatu
pelayaran ( Voyage )
Haluan adalah sudut yang dihitung mulai dari suatu arah Utara ke kanan sampai arah horizontal
dari bidang membujur kapal ke depan / lunas kapal. Haluan dihitung ke kanan dari 000 derajat
Garis Haluan adalah : Haluan dimana kapal akan dikemudikan yang dinyatakan dalam derajat
Peta No. 1 adalah Peta yang memuat symbol symbol dan singkatan singkatan pada peta laut
Hapalkan dan harus tau singkatan sertifikat yg harus diikuti