DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... i
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan ............................................................................................ 2
1.3 Waktu dan Lokasi Praktek kerja ........................................................................ 3
1.4 Sistematika Penulisan ......................................................................................... 3
1.5 Batasan Masalah ................................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PERUSAHAAN .................................................................... 6
2.1 Sejarah PT. PELNI (Persero) ............................................................................... 6
2.2 Visi dan Misi Perusahaan..................................................................................... 7
2.3 Struktur Organisasi .............................................................................................. 9
2.3.1 Struktur Direktorat Armada PT.PELNI (Persero) .............................. 10
2.3.2 Struktur Divisi Nautika PT.PELNI (Persero) ..................................... 11
2.4 Tugas dan Tanggung Jawab ................................................................................. 12
2.4.1 Direktorat Armada ............................................................................. 12
2.4.2 Divisi Nautika ..................................................................................... 13
BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................ 14
3.1 Maintenance ......................................................................................................... 14
3.1.1 Jenis-jenis maintenance ...................................................................... 14
3.1.2 Alur maintenance............................................................................... 14
3.2 Monitoring Kapal ................................................................................................ 21
3.2.1 Tentang Monitoring Kapal ................................................................ 21
3.2.2 Tugas Pokok dan Fungsi Monitoring ................................................ 22
3.2.3 Laporan Monitoring Kapal ................................................................ 24
3.2.4 Fasilitas .............................................................................................. 27
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai Negara Maritim yang 2/3 bagiannya adalah lautan tidak salah jika
pemerintah tidak memunggungi perkembangan proses pembangunan sektor kelautan.
Indonesia sangat membutuhkan potensi intelektualitas pemuda-pemuda nya, potensi
tercapainya inovasi baru dari kaum terpelajarnya karena tanpa kontribusi pemuda dalam
bidang maritim sektor Maritim di Indonesia akan mengalami stagnasi.
Salah satu bukti bahwa pemerintah peduli dengan sektor kelautan adalah program
tol laut. Tol laut menjadi titik balik untuk Indonesia dalam meraih kembali nama
Nusantara sebagai Negara Maritim. Perbaikan pada sektor logistik, pelayaran,
pembangunan kapal dan pemeliharaan tentang lingkungan laut adalah faktor-faktor yang
dikembangkan dalam program tol laut dan dengan itu membutuhkan kerjasama baik
antara stakeholder pendidikan maupun badan usaha-badan usaha terkait.
Demi mewujudkan cita-cita tersebut, peran Universitas Diponegoro terutama
Departemen Teknik Perkapalan mewajibkan mahasiswanya untuk melakukan kerja
praktik pada perusahaan yang terkait dalam sektor maritim. Hal ini juga sebagai peran
Universitas Diponegoro dalam berkontribusi di sektor perindustrian Indonesia dan
sebagai mahasiswa dalam mengembangkan kemampuan mereka di segi praktis guna
sebagai adaptasi awal di lingkungan pekerjaan nantinya.
Dalam hal ini, kami menilai PT. PELNI (Persero) berperan besar dalam
mengembangkan sektor maritim di Indonesia terutama dalam berkontribusi langsung
sebagai perusahaan pelayaran dan pemilik kapal dalam melayani jasa pelayaran di
Indonesia. PT. PELNI (Persero) juga berperan langsung dalam tol laut dalam hal
transportasi dan pengiriman barang, juga terus mengembangkan hal tersebut mengikuti
perkembangan teknologi saat ini.
Melihat hal tersebut, kami memilih PT. PELNI (Persero) sebagai tempat kami
menimba ilmu, tempat implementasi awal ilmu perkuliahan kami dan sebagai adaptasi
awal untuk memasuki dunia kerja kedepan. Kami ditempatkan pada Direktorat Armada
tepatnya pada Divisi Nautika, yang harapannya dapat lebih membuka pikiran dan
mempersiapkan kemampuan kami untuk berkontribusi di sektor maritim kedepannya.
Kerja praktik sebagai kegiatan belajar di luar lingkungan kampus yang berbentuk
praktik langsung di badan usaha atau perusahaan diharapkan dapatmemberikan
wawasan bagi mahasiswa terhadap dunia kerja yang sesungguhnya. Pada PT. PELNI
Persero, diharapkan dapat mengetahui tugas dari Divisi Nautika yang terdapat pada PT.
PELNI (Persero), serta mampu mengkomunikasikan antara ilmu yang diperoleh di
bangku pendidikan dengan realita di lapangan. Adapun maksud dan tujuan utama dari
kuliah kerja praktek ini adalah sebagai berikut:
Tempat : PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) Jl. Gajah Mada No. 14, Jakarta
Pusat
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Waktu dan Tempat Kerja Praktik
1.4 Sistematika Penulisan
1.5 Batasan Masalah
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Perawatan (Maintenance) Kapal
3.1.1 Jenis Perawatan (Maintenance)
3.1.2 Alur Perawatan (Maintenance)
3.2 MonitoringKapal
3.2.1 Tentang Monitoring Kapal
3.2.2 Tugas Pokok dan Fungsi Monitoring
3.2.3 Laporan Monitoring Kapal
3.2.4 Fasilitas
3.3 Pelatihan Awak Kapal
3.3.1 Pelatihan Sekoci Penolong dan ILR
3.3.2 Pelatihan Kebakaran
3.3.3 Pelatihan Kemudi Darurat
3.3.4 Pelatihan Kerusakan Mesin
3.3.5 Pelatihan Kebocoran
3.3.6 Pelatihan Pertolongan dan Pemulihan Orang Jatuh ke Laut
3.3.7 Pelatihan Tubrukan
3.3.8 Pelatihan Meninggalkan Kapal
3.3.9 Pelatihan Menanggulangi Pencemaran Minyak
3.3.10 Pelatihan Orang Cidera
3.3.11 Pelatihan Kapal Kandas
3.4 Sertifikasi
3.4.1 Alur Sertifikasi Kapal
3.4.2 Aspek-Aspek yang Disertifikasi
3.4.2.1 Aspek Status Hukum Kapal
3.4.2.2 Aspek Keselamatan
3.4.2.3 Aspek Pengawakan
3.4.2.4 Aspek Manajemen
BAB IV Kesimpulan
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
BAB II
TINJAUAN PERUSAHAAN
kapal-kapal asing yang terdiri dari berbagai bendera. Langkah ini diambil untuk mengisi
trayek-trayek yang ditinggalkan KPM. Setelah itu satu persatu kapal-kapal yang dicarter
itu diganti dengan "coaster" yang datang dari Eropa. Kemudian ditambah lagi dengan
kapal-kapal hasil pampasan perang dari Jepang.
Status PT PELNI mengalami dua kali perubahan. Pada tahun 1961 pemerintah
menetapkan perubahan status dari Perusahaan Perseroan menjadi Perusahaan Negara
(PN) dan dicantumkan dalam Lembaran Negara RI No. LN 1961. Kemudian pada tahun
1975 status perusahaan diubah dari Perusahaan Negara (PN) menjadi Perseroan terbatas
(PT) PELNI sesuai dengan Akte Pendirian No. 31 tanggal 30 Oktober 1975. Perubahan
tersebut dicantumkan dalam Berita Negara RI No. 562-1976 dan Tambahan Berita
Negara RI No. 60 tanggal 27 Juni 1976.
Seiring dengan perjalanan waktu dan perkembangan usaha, perusahaan
mengalami beberapa kali perubahan bentuk Badan Usaha. Pada tahun 1975 berbentuk
Perseroan sesuai Akta Pendirian Nomor 31 tanggal 30 Oktober 1975 dan Akte Perubahan
Nomor 22 tanggal 4 Maret 1998 tentang Anggaran Dasar PT. Pelni yang diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 16 April 1999 Nomor 31 tambahan
Berita Negara Nomor 2203
4. Menjalankan usaha secara adil dengan memperhatikan azas manfaat bagi semua
pihak yang terlibat (Stakeholders), dan menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance (GCG)
VP Nautika
Spv. Sertifikat Spv. Pemeliharaan Jr. Spv. T&E Jr. Spv. T&E Spv. Monitoring
Kapal & Inventaris Kenautikaan Kapal I Kapal II Kapal
Senior Officer Senior Officer Senior Officer Senior Officer Senior Officer
Junior Officer Junior Officer Junior Officer Junior Officer Junior Officer
Laik Operasi, yaitu memastikan agar kapal dapat beroperasi atau bisa
berlayar
Laik Laut, yaitu memastikan agar kapal mempunyai seluruh dokumen
kelayakan berlayar yang disahkan oleh Perusahaan Klasifikasi atau
Perusahaan terkait.
Laik Layan, yaitu memastikan agar semua fasilitas yang ada di kapal siap
melayani atau masih nyaman bagi penumpang maupun awak kapal, atau
lebih jelas sesuai kepada Standar Pelayanan Penumpang Angkutan Laut
(SPPAL) Tahun 2015 yang sudah mengalami beberapa pergantian pada
Peraturan Menteri 119 Tahun 2015.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Maintenance
3.1.1 Jenis-jenis maintenance
Dalam rangka menyiapkan pemakaian alat produksi, Direktorat Armada melakukan
perawatan kapal. Berdasarkan kebutuhan kapal, jenis-jenis maintenance dibagi
menjadi dua, yaitu:
a. Preventive Maintenance
Adalah jenis maintenance yang bertujuan untuk melakukan perawatan
rutin untuk mencegah terjadinya kerusakan yang meliputi barang dan persediaan
yang sudah habis dalam kapal untuk beberapa bulan kedepan
b. Corrective Maintenance
Adalah jenis maintenance yang bertujuan untuk melakukan perbaikan
pada bagian kapal yang telah terjadi kerusakan yang meliputi barang yang telah
rusak, aus, maupun yang sudah tidak berfungsi
3.1.2 Alur maintenance
- Saat terjadi kerusakan, pihak kapal membuat Berita Acara Kerusakan
- Apabila kerusakan tidak dapat ditanggulangi, maka pihak kapal membuat Form
Permintaan Perbaikan
dengan pekerjaan yang dijalankan karena berhubungan sangat erat dengan radio dan
komunikasi. Sampai sekarang monitoring masih berjalan dengan baik dan terus
berkoordinasi dengan Divisi Nautika secara keseluruhan di bawah komando Vice
President (VP), di mana saat ini sedang dipegang oleh Plh. VP Nurul Azhar, dan juga
berkoordinasi dan bersinergi dengan kantor-kantor cabang PT. PELNI (Persero) yang
berada di hampir seluruh daerah di Indonesia.
Hal yang perlu digarisbawahi adalah bahwa fungsi monitoring tidak memiliki
komando. Monitoring bersifat pasif dan perantara, adapun komando, repairing,
penentuan masalah pembelian, otoritas serta hubungan dengan negara lain dsb. bukan
berada pada ranah monitoring.
Maka, dapat disimpulkan bahwa output/hasil yang ingin didapat oleh perusahaan
khususnya Divisi Nautika dan Direktur Armada dengan mengadakan fungsi monitoring
di dalam lingkungan mereka, adalah data. Monitoring adalah fungsi untuk mendapatkan
data secara up to date, baik itu data dari kantor-kantor cabang di seluruh Indonesia
ataupun langsung dari kapal-kapal PT.PELNI yang sedang berlayar melalui
Nahkoda.Data ini merupakan hal sangat penting dalam pengoperasian kapal-kapal di
PT.PELNI.Hal ini disebabkan sering terjadinya kerusakan di dalam kapal-kapal
PT.PELNI yang sedang berlayar akibat kurangnya perhatian dalam perawatan berkala
ataupun hal-hal insidentil yang tidak direncanakan.Sebagian besar hal itu terjadi karena
awak kapal yang tidak melaporkan adanya temuan-temuan di kapal, menunggu hal itu
mulai memengaruhi fungsi (menggangu fungsi). Dengan melakukan control rutin
terhadap kondisi kapal dan peralatannya, bagian monitoring dapat mendeteksi dan
mengkonfirmasi kerusakan yang mungkin terjadi pada kapal tersebut.
Namun tetap saja berbeda alur ketika kapal hendak memperbaiki kerusakan/temuan-
temuan dalam kapal tersebut.Nahkoda tetap harus mengirimkan Berita Acara Kerusakan
kepada Divisi Nautika dan kemudian dipertimbangan untuk ditindaklanjuti perihal
kerusakan tersebut.
Sebagaimana yang sudah dibahas di poin kedua sebelumnya, telah diketahui dan
disimpulkan bahwa output yang ingin didapatkan oleh Direktur Armada dan Divisi
Nautika dari fungsi monitoring ini adalah data. Adapun untuk jenis-jenis data yang perlu
dilaporkan / ingin diketahui adalah sebagai berikut:
1. informasi utama kapal;
2. informasi mengenai angkutan yang dibawa;
3. kondisi kapal dengan spesifikasi di bagian Mesin, Deck, dan Keamanan;
4. posisi kapal:
5. kondisi peralatan yang ada di kapal.
Untuk mengetahui hal itu, maka pihak kapal yang diwakili oleh Nahkoda wajib
memberikan laporan. Laporan yang diberikan seperti kecepatan kapal, jumlah
penumpang, kebutuhan logistik, cuaca, bahan bakar kapal, dan lain-lain. Data tersebut
dilaporkan kepada Operation Room dan dibantu oleh AIS Tracking sebagai kebutuhan
operasional kapal. Jalan penerusan berita dapat melalui telegram, email, maupun
applikasi whatsapp.
RADIO
PANTAI/
KANTOR
KAPAL KAPAL
A B
Pada Gambar 3.10, dijelaskan alur telekomunikasi kapal dimana suatu kapal dapat
berkomunikasi dengan kapal lain maupun dengan radio pantai/kantor. Komunikasi dapat
dilakukan dengan alat yang sudah disebutkan di atas.
Gambar 3.11 Contoh Telegram antara KM. DOBONSOLO DAN PT. PELNI
Telekomunikasi pada kapal membutuhkan biaya dan pihak kapal harus membuat
laporan bulanan biaya telekomunikasi. Laporan dikirim oleh Nahkoda menuju kantor PT.
PELNI.
Gambar 3.12 Daftar Telegram yang Gambar 3.13 Laporan Bulanan Biaya
Dikirim Nahkoda Telekomunikasi
3.2.4 Fasilitas
Operation Room, dalam menunjang performa dan produktivitas dalam melakukan
monitoring, mempersenjatai diri dengan beberapa unit computer, layar LCD yang lebar,
radio, dan lemari khusus untuk menyimpan berkas-berkas yang telah diteripa berupa
laporan dsb.
Semua yang dibutuhkan sejauh ini telah terpenuhi oleh beberapa perangkat
computer dan radio yang ada di Operation Room. Untuk memfasilitasi pekerjaan
utamanya seperti : Vessel Tracking,ada aplikasi Shiploc yang dapat dijalankan di
perangkat computer bahkan tidak memerlukan computer dengan spesifikasi yang tinggi,
asalkan ada jaringan internet; menerima laporan dari Nahkoda kapal melalui e-mail pun
dapat dipenuhi dengan menggunakan computer dengan kemampuan sedang, tetapi perlu
diketahuia bahwa dalam praktiknya jaringan yang digunakan bukan jaringan yang
digunakan pada umumnya. Selain menggunakan e-mail kapal juga dapat berkomunikasi
kepada kapal melalui radio Single Side Band (SSB). Namun untuk menerima siaran radio
SSB tidak bisa dilakukan oleh sembarang receiver, perlu receiver khusus da PELNI
memiliki dua receiver yang terletak di Stasiun Cirebon dan Ambon. Selain SSB ada juga
yang disebut ROIP atau Radio Over IP. ROIP ini mampu untuk mengubah radio dari
bentuk analog menjadi bentuk digital. ; untuk memeriksa hal di luar kapal seperti iklim,
arus laut, tinggi gelombangn pun dapat menggunakan computer dengan spesifikasi yang
tidak tinggi .
Adapun radio yang terletak di sisi lain ruangan, penggunaannya hanya sebatas
komunikasi dengan jangkauan mencapai Tanjung Priok saja. Tidak lebih dari itu.
Langkah -langkah
1. Seluruh awak kapal siap diposisi masing masing sesuai muster list
2. Komandan sekoci mememriksa kelengkapan awak sekoci, termasuk pakaiannya,
penggunaan life craft
3. Komandan sekoci melaporkan kesiapan awaknya
4. Perintah turunkan sekoci dari Nahkoda (satu suling panjang)
Catatan latihan
- Setelah alarm sekoci dibunyikan, seluruh ABK kecuali yang berdinas jaga, segera
menuju kesekocinya masing-masing dan disiapkan untuk diturunkan
- Mesin-mesin sekoci dicoba dan peralatan lainnya diperiksa
- Komandan -komandan sekoci melaporkan keadaan sekocinya dan absen
keanggotanya
- Tanya jawab dengan ABK
Langkah – langkah
Langkah- langkah
- Pukul 16.00 diadakan latihan menggunakan kemudi darurat dari ruang kemudi,
terlebih dahulu beritahu ECR selanjutnya kemudi pindah ke manual dan mesin
maju pelan sekali
- Posisi kapal aman dan terus berlayar, diinformasikan kepada kapal yang akan
berpapasan agar menghidar
- KKM, Masinis, Electrician, dan ABK bagian deck dan mesin yang belum
memahami kemudi darurat segera menuju keruang kemudi. Komunikasi aba-aba
menggunakan telephone dan dibantu dengan menggunakan HT
- Dilakukan sosialisasi tata cara menjalankan kemudi darurat diruang kemudi oleh
masinis I dan electrician
- Dan juga dilakukan tanya jawab bagi ABK yang belum paham, setelah itu latihan
selesai
3.3.4 Pelatihan kerusakan mesin
Langkah-langkah
Diumpamakan ada kebocoran pada pipa bahan bakar, harus di perbaiki dan mesin harus
dimatikan
- Mesin induk dimatikan, mesin induk kanan maju pelan sekali, ECR telepon ke
anjungan diinformasikan behwa ada kebocoran pada pipa bahan bakar
- Mualim jaga melapor ke Nahkoda, posisi kapal aman dan terus berlayar dengan
satu mesin
- Kamar mesin melakukan perbaikan, memerlukan waktu 30 menit, mesin induk
kanan keadaan normal.
- Setelah selesai perbaikan, mesin maju penuh
- Semua kegiatan dicatat di jurnal
Langkah-langkah
Catatan latihan
1. Mistri melaporkan kepal mualim jaga bahwa ada kebocoran ditangki forepeak,
melaporkan ke nahkoda menghubungi mealim I dan II Sr dan diumukan ke ABK
2. Nakoda mengambil alih komando, regu darurat dan tim penganan kebocoran
disiapkan
3. Regu kebocoran dan regu darurat menuju lokasi kebocoran. Mualim III Sr siap di
anjungan mencatat semua kegiatan, Markonis siap melaksanakan komunikasi
keluar
4. Mualim II Sr memimpin menanggulangi kebocoran
5. KKM memimpin regu kamar mesin menyiapkan pompa ballast
6. Kebocoran dapat diatasi, got dipompa dengan pompa ballast dan pompa celup,
stabilitas kapal keadaan baik / aman, kapal melanjutkan palayaran
7. Siapkan berita acara, LKK dan lain-lain untuk di laporkan ke syahbandar
3.3.6 Pelatihan pertolongan dan pemulihan orang jatuh ke laut
Langkah-langkah
- Dimisalkan salah seorang “penumpang” terjatuh kelaut dilambung kiri kapal pada
saat kerja
- Salah seorang ABK yang melihat langsung berteriak “orang jatuh kelaut” sambil
melempar pelampung yang didekatnya kearah korban, selanjutnya ,melaporkan ke
anjungan
- Mualim jaga melaporkan ke nahkoda bahwa ada orang jatuh ke laut dan tetap
mengawasi korban dan diumumkan ke ABK
- Nahkoda mengambil alih komando dan memerintahkan regu darurat untuk
menurunkan sekoci No 11 guna menyelamatkan korban, regu penyelamat dan
penolong disiapkan untuk membantu pertolongan kepada korban
- Mesin kapal berhenti sambil mendekat kea rah korban, sekoci no. 11 siap di area
ke air untuk mengambil korban, selanjutnya sekoci O/G
- Korban di naikkan dan di terima oleh regu penolong / di periksa seperlunya
kemudian dibawa ke poliklinik untuk pertolongan lanjutan
- Sekoci N0. 11 dirapikan kembali dan dinaikkan
3.3.7 Pelatihan tubrukan
Langkah-langkah
- Dimisalkan terjadi jam 07.00 WITA terjadi tubrukan dengan kapal lain di selat
Tanakeke dalam pelayaran Makassaar - Bau-bau
- Mualim jaga menyetop mesin bebaskan haluan, lapor Nahkoda, telepon ECR,
KKM dan Mualim I
- Nahkoda mengambil alih komando membebaskan kapal dari lokasi tubrukan
- Regu darurat, penolong, dan penyelamat I disiapkan MI III Sr, Markonis dan
PUK I siap membantu di anjungan
- ML I memimpin Regu daruratperiksa lokasi tubrukan pada lambung kiri dan
dalam, keadaan baik dan melaporkan ke Nahkoda
- Mualim I Bersama regu penyelamat I menuju kapal lawan, memeriksa kerusakan
dll dan melaporkan ke anjungan unutk bahan pembuatan berita acara dll
- Nahkoda mengumumkan kepada penumpang tentang kejadian tubrukan, kapal
dalam keadaan aman dan sedang dalam proses menyelesaikan / pemberian
pertolongan
- PUK I membuat berita acara dll dibantu mualim III Sr dan dibawa kekapal lawan
unutk ditanda tangani
- Penanda tanganan berita acara dll selesai, meberikan bantuan yang diperlukan
- Kapal langsung melanjutkan perjalanan kembali dikarenakan kapal tidak
mengalami kerusakan parah setelah tubrukan dan meminta perbaikan di
pelabuhan berikutnya(bau-bau) jam 08.00 WITA, selesai.
Langkah-langkah
- Kapal dalam keadaan darurat dan telah dibunyikan alarm meninggalkan kapal
- Semau ABK menuju sekoci masing-masing dan melaksanakan tugas sesuai Sijil
- Membantu penumpang untuk mengambil / memakai rompi penolong dengan benar
dan memeriksa / memastikan tidak ada yang tertinggal dikapal
- Mengarahkan / mebantu penumpang menuju tempat berkumpul masing – masing
sesuai dengan rompi yang dikenakan
- Memberi penerangan ditempat berkumpul behawa semua penumpang wajib mengikuti
arahan dari ABK dan mengatur / membantu untuk naik sekoci / I L R
- Semua penumpang siap di sekoci / I L R. nahkoda memberi komando, masing-masing
sekoci / ILR meninggalkan kapal, latihan selesai
-
3.3.9 Pelatihan menanggulangi pencemaran minyak
Langkah-langkah
o Mualim III Yr, Kasab dek, Mistri, Panjrawala, memblokir tumpahan dengan pasir,
menyumbat wrang-wrang, mengambil minyak Degnan spons dan majun
o Kasab mesin menyiapkan drum penampung dan membantu mengambil minyak
6. Regu pembersih minyk dipimpin oleh masnis III Sr siap membersihkan minyak yang
tercecer dan melaporkan kegiatan ke Nahkoda
o Mualim II Sr dibantu Serang dan ABK dek siap menurunkan sekoci komando
untuk mengatasi pencemaran di laut
o Masinis IV Sr/Yr, Jurumotor, Mandor dan Smith siap dnegan serbuk gergaji dan
oil dispersant, untuk membersihkan ceceran minyak didek dan di laut.
7. Regu kamar mesin dipimpin oleh KKM melaporkan kegiatan ke Nahkoda di bantu
oleh :
o Masinis I Sr/Yr siap menutup katup katup, menyiapkan pompa, memindahkan
minyak bila perlu bila terjadi kebocoran tangki
o Masinis jaga mecatat kegiatan di kamar mesin, Ahli listrik membantu kegiatan
dan siap mengamankan instalasi listrik tangkaPelatihan meninggalkan kapal
o Juru minyak siap membantu kegiatan
8. Tumpahan minyak bisa diatasi, tidak terjadi tumpahan di laut.
3.3.10 Pelatihan orang cidera
Langkah-langkah
1. Regu penolong menuju kelokasi kejadian dengan alat penolong P3K dan tandu
2. Penumpang yang berkerumun diarahkan di tempat yang aman
3. Korban cidera pada lengan dan patah tulang diberi pertolongan pertama dan
selanjutnya dibawa ke klinik guna perawatan lebih lanjut
4. Hubungan dngan darat untuk meminta bantuan
Catatan latihan
1. Dilaporkan oleh satpam seorang wanita terpeleset setelah mandi karena lantai licin dan
sendal masih basah, ada lukan dan kaku dilengan, kemudian regu penolong menuju ke
lokasi kejadian
2. Regu penolong tiba di tempat dan perawat memerikasa korban dan melakukan
pemindaian dan mengurangi pendarahan
3. Korban mengalami pendarahan dan patah tulang pada tangan kemudian dengan
perlengkapan yang ada dilakukan pertolongan guna mengurangi rasa sakit dan
menenangkan korban dan juga menyetop pendarahan
4. Korban diangkat ke tandu dan dibawa ke poliklinik
5. Kemunikasi ke darat telah tersambung,meminta agar disiapkan ambulance untuk
mengangkut korban ke rumah sakit. Latihan selesai
Langkah-langkah
1. Diumpamakan untuk menghindari tubrukan yang lebih fatal dengan kapal lain, kapal
cikar dan kandas
2. Kapal masih dalam komando nahkoda, periksa posisi, jalankan echo sounder, ABK
dek dan ABK mesin disiapkan
3. Mualim III Sr dan mualim jaga mencatat semua kegiatan, markonis siap melaksanakan
komunikasi
4. Mualim I memimpin Regu Darurat, dibantu serang mengukur kedalaman air sekeliling
kapal, mistri mengecek tangka, kasab dek periksa got palkah, semua dilaporkan ke
nahkoda
5. KKM mengkoordinir kegiatan di kamar mesin, dibantu masinis II, melakukan
pemeriksaan menyeluruh dan dilaporkan ke Nahkoda
6. Kapal kandas pada bagaian haluan hingga melintang derek, keadaan aman, jangkar
kanan kiri disiapkan untuk siap letgi dan jangkar kanan di let go 1 segel dideckk
7. Setelah kapal dilaporkan aman dan bisa melanjutkan pelayaran sambil terus dipantau
sampai kondisi benar-benar aman
8. Siapkan berita acara, LKK dan lain-lain untuk dilaporkan ke Syahbandar
Syahbandar, dan harus disimpan secara rapih agar memudahkan pada saat mengurus
perihal administrasi. Jika terdapat sertifikat yang akan jatuh tempo, maka pihak kapal
atau Nahkoda harus segera melaporkan kepada PT. PELNI(Persero) untuk mengurus
perihal perpanjangan, dan memulai kembali dari tahap permohonan izin kepada
Kementerian Perhubungan.
MENGAJUKAN
SURAT
PERMOHONAN
KEPADA
KEMENHUB
SHIPMASTER SERTIFIKAT
MEMERIKSA MASA DITERIMA OLEH
BERLAKU PT. PELNI DAN
SERTIFIKAT KAPAL
Sertifikat yang ada pada kapal sangatlah banyak, berikut kami akan
mengambil beberapa contoh sertifikasi yang dimiliki oleh Divisi Nautika
Direktorat Armada PT. PELNI (Persero), yaitu adalah sebagai berikut :
Surat Tanda Kebangsaan Kapal Indonesia adalah surat kapal yang memberi
hak kepada kapal untuk dapat mengibarkan bendera Indonesia sebagai bendera
kebangsaan kapal termasuk kapal penangkap ikan. Surat juga sebagai bukti dari
kebangsaan kapal. Surat tanda kebangsaan kapal pun dapat dibagi menjadi
seperti berikut :
Surat Laut untuk kapal berukuran GT 175 (seratus tujuh puluh lima gross
tonnage) atau lebih ;
Sertifikat Keselamatan
adalah sertifikat yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
untuk kapal yang telah memenuhi persyaratan material, konstruksi, bangunan,
permesinan dan perlistrikan, stabilitas, tata susunan serta perlengkapan
termasuk radio, dan elektronika kapal berdasarkan hasil pengujian dan
pemeriksaan. Termasuk di dalamnya terdapat pemeriksaan dan pengeluaran
sertifikat seperti :
Konstruksi (Cargo ship safety construction)
Peralatan(Cargo ship safety equipment)
Radio(Cargo ship safety radio);
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
PT. PELNI merupakan perusahaan yang bergerak di bidang transportasi laut, terutama untuk
kapal penumpang, barang, perintis dan kapal ternak.Dalam pengoperasiannya semua kapal yang
dimiliki dan dioperasikan oleh PT. PELNI harus disiapkan kelaikannya oleh Direktorat Armada
terutama pada Laik Operasional, Laik Laut, dan Laik Layan.Divisi Nautika bertanggung jawab
dalam mempersiapkan segala peralatan Nautis seperti bagian sertifikasinya, agar dapat
memenuhi 3 kelaikan tersebut.Divisi Nautika juga mempersiapkan kesiapan seluruh peralatan
yang terletak selain pada kamar mesin kapal, termasuk perlimbungan, dan sistem keselamatan
kapal.
Dalam Kerja Praktik yang telah kami lakukan, kami telah mengetahui dan paham hal-hal
dibawah ini :
1. Struktur, tugas dan fungsi dari PT. PELNI terutama pada Direktorat Armada;
2. Kelaikan yang harus dimiliki pada kapal PT. PELNI;
3. Jenis dan alur maintenance kapal PT. PELNI;
4. Pengawasan dan Monitoring kapal PT. PELNI;
5. Pelatihan Awak Kapal PT. PELNI;
6. Sertifikasi pada kapal PT. PELNI;
7. Regulasi keselamatan dan pembuangan air balas pada kapal.
4.2 Saran
Setelah melaksanakan Kerja Praktik pada PT. PELNI, berikut adalah beberapa saran dari
kami :
1. Menjelaskan Prosedur Pekerjaan kepada mahasiswa yang sedang praktik atau karyawan
baru sebelum dimulainya kerja;
2. Mempertahankan Good Corporate Governance dalam setiap praktik pekerjaan;
3. Mempertahnkan suasana pekerjaan yang nyaman dan santai;
4. Mempertahankan kondisi internal yang kuat dan kondusif antara karyawan sebagai
Strength dari Divisi Nautika.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1.4 Inflatable Life Raft pada Workshop ILR PT. Segara Permai