NIT : 07.19.015.1.53
NIT : 07.19.015.1.53
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam KIT tersebut, kecuali tema
yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide saya sendiri.
Jika pernyataan diatas terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima
sanksi yang ditetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.
SURABAYA,.............................................
iii
PERSETUJUAN SEMINAR KARYA ILMIAH TERAPAN
SURABAYA,..........................................
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Jurusan Studi Nautika
Politeknik Pelayaran Surabaya
iv
PENGESAHAN KARYA ILMIAH TERAPAN
Menyetujui
Mengetahui
Ketua Jurusan Studi Nautika
Politeknik Pelayaran Surabaya
Demikian, semoga penelitian yang masih jauh dari kata sempurna ini
dapat bermanfaat bagi pembaca nantinya.
Surabaya,..........................
vi
MOHAMAD KHAERUL ANWAR
NIT : 0719015153
ABSTRAK
MOHAMAD KHAERUL ANWAR, NIT : 0719015153 “OPTIMALISASI
PERAWATAN ALAT BONGKAR MUAT GUNA
MEMPERLANCAR KEGIATAN BONGKAR MUAT DI
KAPAL”. Program studi Diploma III Nautika Politeknik
Pelayaran Surabaya.
Dalam kegiatan bongkar muar di kapal, alat bongkar
muat merupakan faktor penting yang mempengaruhi cepat
lambatnya kegiatan bongkar muat itu dilaksanakan. Kondisi alat
bongkar muat yang seringkali diabaikan menjadikan alat
bongkar muat mengalami penurunan fungsi bahkan
mengalami beberapa kerusakan. Alat Bongkar Muat adalah
peralatan yang digunakan untuk membongkar atau memuat
barang yang ada di kapal berdasarkan barang apa dan dalam
kondisi bagaimana barang itu saat akan dibongkar atau dimuat.
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah faktor
apa saja yang menjadi penyebab terhambatnya pelaksanaan
perawatan alat bongkar muat di kapal dan upaya apa yang dapat
dilakukan agar perawatan alat bongkar muat lebih optimal.
Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penyusunan
skripsi ini adalah metode penelitian kualitatif. Dalam hal ini
penulis menggunakan metode teknik observasi, komunikasi,
dokumentasi, dan studi pustaka untuk mengumpulkan data
dan menganalisa masalah.
vii
MOHAMAD KHAERUL ANWAR
NIT : 0719015153
ABSTRACT
MOHAMAD KHAERUL ANWAR, NIT : 0719015153 “OPTIMALISASI
PERAWATAN ALAT BONGKAR MUAT GUNA
MEMPERLANCAR KEGIATAN BONGKAR MUAT DI
KAPAL”. Program studi Diploma III Nautika Politeknik
Pelayaran Surabaya.
viii
DAFTAR ISI
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Review Penelitian Sebelumnya ....................................................... 6
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sangatlah strategis, karena terletak di antara dua benua yaitu Benua Asia
dan Benua Australia serta terletak diantara dua Samudera, yaitu Samudera
baru lagi jika kapal menjadi andalan utama transportasi yang sangat
moda transportasi laut terus berkembang sampai saat ini karena kapal
mempunyai ciri khas tersendiri. "Terus berkembang karena dia beda sama
dalam jumlah besar. Kedua, kapal aman karena regulasi pelayaran selalu di
90% menggunakan kapal laut. Hal ini unggul karena makin tumbuh
laut memiliki peranan yang sangat penting dalam dunia perdagangan, hal
Indonesia harus memiliki moda transportasi laut yang baik dan layak
jumlah besar. Dalam hal ini, sudah banyak industri perkapalan yang
perhatian para pengguna jasa transportasi laut, untuk itu kecepatan dan
Ada banyak jenis kapal yang ada di era sekarang ini, tentunya
berbeda pula peralatan bongkar muat disetiap jenis kapal tergantung pada
muatan yang dibawa kapal tersebut, sebagai contoh ada kapal tanker, kapal
cargo, kapal bulk carier, kapal roll on - roll off (Ro-ro), dan kapal
canggih atau modern, akibat dari hal tersebut akan sangat mempengaruhi
2
tingkat produktifitas kapal dalam hal keterlambatan waktu pemuatan yang
Akibatnya, proses bongkar muat barang yang dilakukan oleh Pelni tidak
yaitu kerja sama yang baik antara pihak perusahaan dan pihak kapal.
3
perawatan serta perbaikan secara rutin agar dapat meningkatkan kinerja
pengelola kapal harus menyediakan alat dan bahan yang diperlukan untuk
oleh pihak kapal demi kelancaran proses bongkar muat sesuai dengan apa
yang diharapkan dan jika alat bongkar muat tersebut mengalami kerusakan
proses bongkar muat berjalan dengan lancar dan tanpa ada hambatan
Kerja sama antara pihak perusahaan dan pihak kapal sangat penting
peralatan yang sudah lama dan tidak layak pakai dengan peralatan
yang baru atau lebih canggih sehingga dapat lebih optimal dalam
lebih banyak lagi dari para konsumen pengguna jasa transportasi laut baik
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Alat bongkar muat memiliki peranan yang sangat penting bagi kapal
niaga untuk mendukung kegiatan bongkar muat agar muatan dapat dimuat
dengan aman dan tepat waktu. Maka banyak sekali penelitian mengenai
alat bongkar muat kapal seperti yang ada pada tabel berikut:
6
3. Kerusakan yang terjadi
pada crane kebanyakan
terjadi akibat kelalaian
mengabaikan.
para Serta
kepedulian perusahaan
kurang terhadap
optimalisasi
crew kapal crane
yang yang diterlalu
atas
pengadaan
bongkar muat. Dari
kekurangan inilah crane
akan
sparemenjadi tidak terawat.
part untuk crane
3. Marmin, Upaya Penelitian 1. Terhambatnya kegiatan
2018 Bongkar Muat Pt. Deskriptif opersional perusahan
yang akan digunakan
Indo Samudra
Peningkatan disebabkan kurang baiknya
Perkasa Terhadap hubungan antara
Kelancaran Arus untuk
dengan pihak terkait
Barang misalnya
perusahaan dalam hal
Di Pelabuhan pengurusan dokumen.
Tanjung Emas 2. Dalam pelaksanaan
Semarang muat terdapat hambatan-
hambatan
bongkar yaitu: faktor
misalnya terjadinya rob,
faktor
alam sumber daya
dalam
manusia penggunaan alat
bongkat muat, dan faktor
peralatan misalnya
terjadi
misalnyakerusakan
kurang pada alat
sering
profesional
B. Landasan Teori bongkar muat.
7
1. Pengertian Optimalisasi
lebih baik dan mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Menurut
sebagainya.
2010: 291). Dikutip dari KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kata
paling tinggi.
Kemudian ada juga Singiresu S Rao, John Wiley dan Sons (2009)
2. Pengertian Perawatan
9
Perawatan merupakan suatu proses dari kegiatan yang
10
perawatan ini membutuhkan perhitungan atau penilaian biaya
yang diperlukan.
11
3. Alat bongkar muat
beberapa alat bongkar muat yang digunakan KM. Fatima II, antara
lain:
5) Reach Stacker
6) Fork Lift
8) Tronton
10) Spreader
Alat Bantu bongkar muat dapat diartikan sebagai alat bantu yang
12
bongkar muat yang sesuai dengan jenis barang yang akan dibongkar
atau dimuat, maka kinerja akan lebih efektif dan efisien. Berikut ini
a. Sling Tali, terbuat dari tali manila dan kedua ujungnya tersambung
sehingga sling ini juga biasa disebut sling tali tak berujung
(Endless Sling)
c. Sling Papan (Board Sling), sling ini hampir sama dengan sling
terpal, dimana bagian terpal diganti dengan kayu papan. Sling ini
d. Sling Tunggal (Snotter Sling), terbuat dari manila atau kawat baja
yang diberi mata pada kedua ujungnya. Sling ini digunakan untuk
cincin yang lebih kecil atau kait. Sling ini biasanya dipakai untuk
yang berupa alat- alat dari baja. Dalam menggunakan sling ini
13
harus hati-hati sebab kemungkinan sling dapat terpuntir saat
f. Sling Plat (Plat Clamps), sling ini terbuat dari rantai dan plat yang
g. Sling Drum (Can Hook), sling ini terdiri dari rantai yang
berat.
h. Sling Dulang (Tray), sling ini dapat berbentuk segi empat atau
i. Sling Kotak (Boxes), sling ini sama dengan sling dulang tetapi
j. Sling jala-jala (Net Sling), sling ini terdiri dari tali manila atau
k. Sling Mobil (Car Sling), sling ini dibuat sedemikian rupa sehingga
untuk itu. Bagian tali yang mengenai badan mobil diberi bantalan
l. Sling Muatan Berat (Heavy Cargo Sling), sling ini dibuat khusus
tongkang atau sebaliknya memuat dari atas dermaga atau dari dalam
kapal yang menggunakan alat bongkar muat. (Benny A. S., 2011 : 78)
15
a. Stevedoring (Pekerjaan Bongkar Muat Kapal) adalah jasa
16
2) Pola muatan angkutan tidak langsung adalah penyerahan
dan force major atau kecelakaan alam, prosedur perawatan kapal dan
b) Perawatan tahunan
c) Perawatan emergency
17
Selain itu perlu campur tangan dan asosiasi pelayaran untuk
pada alat bongkar muat di kapal agar proses bongkar muat lebih
optimal:
Sumber: https://docplayer.info/41280224-Mempelajari-perawatan-
peralatan-yang- digunakan-dalam-proses-bongkar-muat-pada-terminal-
18
Spesifikasi service tipe A ditunjukkan pada tabel urut nomor 10-
service dari tipe A, B dan C, yaitu tabel urut nomor 10-180 dan tipe
digunakan.
19
C. Kerangka Pikir Penelitian
muat di kapal
sekunder
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
ada pada karya ilmiah terapan ini. Moleong dalam bukunya Metodologi
cara penelitian dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
21
pengumpulan data adalah merupakan suatu bagian yang paling penting dan
harus ada dalam suatu penelitian ilmiah, berhasil tidaknya suatu penelitian
antara lain bergantung juga dari cara penelitian di dalam pengambilan data,
Pelayaran Surabaya.
masing bagian dari tulisan tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain.
yang diperoleh dalam melaksanakan penelitian ini penulis dapat dari dua
sumber.
22
1. Sumber data primer
penelitian. Data ini diperoleh dari buku buku atau literatur yang
Dalam hal ini buku yang ada hubungannya dengan perawatan alat
1. Teknik Observasi
langsung.
23
2. Teknik Komunikasi
alatnya.
adalah para perwira kapal dan para awak kapal sehingga untuk
sebelumnya.
3. Teknik Dokumentasi
24
agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan hanya
sekedar penelitian.
data yang diperoleh kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca, dipahami
mencari jawaban atas permasalahan yang ada. Prinsip pokok teknik analisis
(Sarwono, 2006:239). Dalam hal ini setelah seluruh data dari hasil
25
penelitian diperoleh, dilaksanakan teknik analisa data. Menurut Moleong
1. Reduksi Data
2. Penyajian Data
penelitian berlangsung.
26
BAB IV
dan bisa merasakan tentang semua hal yang terjadi selama penulis
milik dari PT. Samasagung Tunggal Perkasa dengan alamat Jl. Kalimas
Baru No.71, Perak Utara, Kec. Pabean Cantikan, Kota Surabaya, Jawa
mengangkut peti kemas dengan ukuran standar. Peti kemas dimuat ke atas
crane yang berada di dermaga, maupun crane yang berada di KM. Fatima
II. Efisiensi kegiatan bongkar muat dapat terwujud dengan alat bongkar
muat yang baik dan siap untuk dioperasikan. Hal itu tidak lepas dari
perawatan alat bongkar muat yang optimal dan dilaksanakan secara berkala.
Surabaya-Kendari.
mengadakan penelitian :
27
NAME OF SHIP : MV. FATIMA II
LOA : 100.75 M
LBP : 94.00 M
DEPTH : 7.95 M
MANUFACTURE : 1996
1500 RPM
1500 RPM
COMPLEMENT : 18 PERSON
28
B. Hasil Penelitian
mampu dan bisa merasakan tentang semua hal yang terjadi selama
bongkar muat di KM. Fatima II. Dalam hal ini penulis memfokuskan
kali mengalami masalah pada saat bongkar muat, yaitu terdapat pada
terganggu.
kendala pada wire crane, dimana wire crane tidak kuat menahan beban
efisien, dari yang semula estimasi bongkar muat 3 hari, tetapi karena
sangat merugikan bagi semua pihak, dari perusahaan, crew kapal dan
wirecrane yang bisa menyebabkan wire putus, terbelit dan juga dapat
gesekan antara wire crane dan cargo block, dan karat yang terdapat
30
pada tuas kontrol yang terkadang merespon sangat lambat bahkan tidak
sama sekali.
2. Analisis Data
tidak aman lagi bagi proses bongkar muat baru wire diganti.
kawat batang pemuat derek) dan kualitas spare part yang tidak
baik.
31
Keterlambatan pengecekan spare part crane (suku cadang
part wire juga tidak bisa sembarangan dan harus yang sesuai
diteliti oleh penulis pada kapal, spare part wire dari crane yang
spare part wire yang jelek atau pilihan kedua selain yang
menempel pada wire masih ada saat sudah diberi grease, maka
oleh para crew. Perlatan lain seperti baju kerja, safety shoes,
33
kapal karena dapat menyebabkan kerusakan pada crane
crew yang melanggar. Jadi ada efek jera untuk para crew
masalah.
34
mengalami kerusakan maka tidak bisa langsung diganti
kapal, spare part cargo block dari crane yang dikirim oleh
C. Pembahasan
Dari analisa tersebut, maka penulis perlu membahas lebih lanjut mengenai
muat dikapal” maka dari itu, Ada beberapa hal yang dapat dilakukan
35
Dengan melaksanakan perawatan alat bongkar muat yang terjadwal
adalah :
1. Perawatan tahunan
36
Gambar 4.3. Daftar permintaan kebutuhan kapal untuk
secara keseluruhan.
37
Gambar 4.4 Pembersihan karat dan pengecatan crane
2. Perawatan bulanan
3. Perawatan mingguan
dan juga masih banyak pekerjaan kapal lainnya yang perlu dikerjakan
terlebih dahulu.
38
Berdasarkan cara pengoptimalisasian perawatan alat bongkar
peran serta perwira di atas kapal dalam suatu organisasi kerja dan
konvensi SOLAS.
39
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
kegiatan bongkar muat dengan peran serta seluruh crew kapal dalam
B. Saran
hal yang telah dibahas pada bab sebelumnya, demi terwujudnya kegiatan
bongkar muat yang efektif dan efisien, penulis menyarankan beberapa hal
bertanggung jawab atas alat bongkar muat di kapal dan untuk penulis juga
40
tentunya karena untuk kedepannya penulis juga akan menjadi perwira yang
bongkar muat agar terciptanya kegiatan bongkar muat yang efektif dan
atas tugas dan pekerjaannya dalam perawatan alat bongkar muat serta
41
DAFTAR PUSTAKA
Depdikud. (1995). Pengertian Optimalisasi. Jakarta: www.coursehero.com.
Dwi Antoro, P. D. (2017). FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
RENDAHNYA FUNGSI SHIP CRANE. Jurnal Dinamika Bahari.
http://eprints.ums.ac.id/.
https://docplayer.info/.
42