Anda di halaman 1dari 35

KARYA ILMIAH TERAPAN

UPAYA PENCEGAHAN PENCEMARAN SAMPAH LAUT


OLEH KM. LABOBAR BERDASARKAN MARPOL 73/78

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan


Progam Pendidikan Diploma III Pelayaran

KESNA DERBI SAGARA


NIT. 03.15.016.1.41/N
AHLI NAUTIKA TINGKAT III

PROGRAM DIPLOMA III


POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA
TAHUN 2019
UPAYA PENCEGAHAN PENCEMARAN SAMPAH LAUT
OLEH KM. LABOBAR BERDASARKAN MARPOL 73/78

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan


Progam Pendidikan Diploma III Pelayaran

KESNA DERBI SAGARA


NIT. 03.15.016.1.41/N
AHLI NAUTIKA TINGKAT III

PROGRAM DIPLOMA III


POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA
TAHUN 2019
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : KESNA DERBI SAGARA

NIT : 03.15.016.1.41/N

Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III

Menyatakan bahwa KIT yang saya tulis dengan judul :

“Upaya Pencegahan Pencemaran Sampah Laut Oleh KM. Labobar


Berdasarkan MARPOL 73/78”

Merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam KIT tersebut, kecuali tema yang

saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide saya sendiri.

Jika pernyataan di atas tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang

ditetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.

SURABAYA,,……………………………. 2019

Materai 6000

Kesna Derbi Sagara

ii
PERSETUJUAN SEMINAR
KARYA ILMIAH TERAPAN

Judul : UPAYA PENCEGAHAN PENCEMARAN SAMPAH


LAUT OLEH KM. LABOBAR BERDASARKAN
MARPOL 73/78

Nama Taruna : Kesna Derbi Sagara


NIT : 03.15.016.1.41
Jurusan : Nautika
Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III

Dengan ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk di seminarkan

SURABAYA, ……………..2019

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Capt.Upik Widyaningsih, M.Pd, M.Mar. Arleiny, S.Si.T., M.M.


Penata (III/c) Penata (III/c)
NIP. 19840411 200912 2 002 NIP. 19820609 201012 2 002

Mengetahui :
Ketua Jurusan Nautika

Capt. Damoyanto Purba. S.Si.T., M.Pd.


Penata (III/c)
NIP. 19730912 201012 1 001

iii
UPAYA PENCEGAHAN PENCEMARAN SAMPAH LAUT
OLEH KM. LABOBAR BERDASARKAN MARPOL 73/78
Disusun dan Diajukan Oleh:

KESNA DERBI SAGARA


NIT. 03.15.016.1.41
Ahli Nautika Tingkat III

Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Karya Ilmiah Terapan


Pada Tanggal ……………..2019

Menyetujui:

Penguji I Penguji II Penguji III

Siti Fatimah, S.SiT., M.Pd. Capt. Upik Widyaningsih, M.Pd, M.Mar. Arleiny, S.Si., M.M.
Penata (III/c) Penata (III/c) Penata (III/c)
NIP. 19810317 200502 2 001 NIP. 19840411 200912 2 002 NIP. 19820609 201012 2 002

Mengetahui:
Ketua Jurusan Nautika

Capt. Damoyanto Purba, M.Pd.


Penata (III/c)
NIP. 19730919 201012 1 001

iv
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang

telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada Kami,

sehingga Kami dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Terapan ini. Adapun

karya ilmiah ini disusun guna memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan

Program Pendidikan Diploma III Pelayaran di Politeknik Pelayaran

Surabaya dengan mengambil judul : Upaya Pencegahan Pencemaran

Sampah Laut Oleh KM. Labobar Berdasarkan MARPOL 73/78.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu serta memberikan arahan, bimbingan, petunjuk dalam segala

hal yang sangat berarti dan menunjang dalam penyelesaian penelitian ini.

Perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya Capt. Heru Susanto, M.M.

2. Kepala Jurusan Nautika Capt. Damoyanto Purba, S.Si.T., M.Pd.

3. Pembimbing I Capt. Upik Widyaningsih, M.pd, M.Mar.

4. Pembimbing II Arleiny, S.Si.T, MM

5. Bapak/Ibu dosen Politeknik Pelayaran Surabaya, khususnya lingkungan

program studi Nautika Politeknik Pelayaran Surabaya yang telah

memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat.

6. Kedua orang tua saya atas segala dukungannya dan doanya.

7. Rekan – rekan Taruna/i Politeknik Pelayaran Surabaya khususnya kelas

Nautika A Diploma III yang telah membantu dalam proses penulisan

Karya Ilmiah Terapan ini.

v
Semoga kelak penelitian ini dapat berguna bagi semua pihak,

khususnya bagi pengembangan pengetahuan Taruna/i Politeknik Pelayaran

Surabaya, serta bermanfaat bagi dunia pelayaran pada umumnya.

Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Ilmiah Terapan ini

masih jauh dari sempurna dan masih terdapat kekurangan dari segi isi

maupun teknik penulisan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran

yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan ini.

Akhir kata, Kami berharap semoga Karya Ilmiah Terapan tentang

upaya pencegahan pencemaran sampah laut oleh Km. Labobar

berdasarkan MARPOL 73/78 memberikan manfaat maupun inspirasi bagi

pembaca.

Surabaya, ……..………….. 2019

KESNA DERBI SAGARA


03.15.016.1.41

vi
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................... ii
PERSETUJUAN SEMINAR ............................................................................ iii
PENGESAHAN PROPOSAL .......................................................................... iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................... v
ABSTRAK ......................................................................................................... vii
ABSTRACT ....................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................. x

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 4

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA


A. Review Penelitian Sebelumnya .................................................... 5
B. Landasan Teori ............................................................................ 8
1. Pengertian Pencegahan ........................................................... 8
2. Pengertian Pencemaran ........................................................... 9
3. Pengertian Sampah .................................................................. 10
4. Pengertian Marine Pollution ................................................... 12
C. Kerangka Penelitian..................................................................... 15

ix
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................ 16
B. Lokasi Penelitian ......................................................................... 17
1. Waktu ..................................................................................... 17
2. Tempat .................................................................................... 17
C. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 18
1. Data Primer .............................................................................. 18
2. Data Sekunder ......................................................................... 18
D. Pemilihan Informan .................................................................... 18
1. Informan .................................................................................. 18
2. Teknik Penentuan Informan .................................................... 19
3. Riset Lapangan ........................................................................ 19
E. Teknik Analisis Data .................................................................. 21

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 22
B. Hasil Penelitian ............................................................................ 24
1. Penyajian Data ......................................................................... 24
2. Analisis Data ........................................................................... 26
C. Pembahasan ................................................................................. 28

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan .................................................................................. 30
B. Saran ........................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 32
LAMPIRAN

x
UPAYA PENCEGAHAN PENCEMARAN SAMPAH LAUT OLEH
KM.LABOBAR BERDASARKAN MARPOL 73/78

(Kesna Derbi Sagara, Upik Widyaningsih, Arleiny, 2019)

ABSTRAK

Pencemaran laut adalah hasil buangan aktivitas mahluk hidup yang masuk
kelaut. Ada berbagai sumber bahan pencemar yang dapat merusak laut dan dapat
membunuh kehidupan yang ada di laut, seperti banyak nya ikan mati selain itu
banyak penyu-penyu yang mati akibat memakan sampah, terutama sampah
plastik yang mengira sampah plastik itu adalah makanannya. Dan biasanya saja
sampah plastik menutup bagian baling-baling kapal yang membahayakan tangkai
kemudi yang memperhambat perjalanan kapal tersebut. Yang merugikan bagi
kita semua. Dengan dasar ini penulis merumuskan tentang bagaimana penerapan
Annex V di kapal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif yang menghasilkan data deskriktif berupa kata-kata tertulis dari orang
dan perilaku yang diamati. Penelitian dilakukan di kapal taruna praktek yaitu
KM. Labobar milik perusahaan PT. Pelayaran Nasional Indonesia selama kurang
lebih 1 tahun, penelitian dalam hal ini penulis mengumpulkan data berupa
pendekatan terhadap obyek melalui observasi. Wawancara secara langsung
terhadap subyek serta menggunakan dokumen dan data-data yang berhubungan
dengan pencemaran laut.
Dari hasil analisa pembahasan dapat disimpulkan bahwa KM. Labobar
belum melakukan upaya penanganan pencemaran laut oleh sampah yang diatur
dalam marine pollution annex V. Disebabkan oleh faktor kurangnya pengetahuan
dan pemahaman awak kapal terhadap prosedur pembuangan sampah yang benar
dan factor teknis yaitu sampah tidak dapat diolah dengan baik dikarenakan
incinerator rusak.
Kata kunci: pencemaran, sampah, faktor plastik, Marine Pollution 73/78

vii
EFFORTS THE PREVENT WASTE POLLUTION GARBAGE AT SEA BY KM.
LABOBAR BASED ON MARPOL 73/78
(Kesna Derbi Sagara, Upik Widyaningsih, Arleiny, 2019)
ABSTRACT

Marine pollution is the result of the activity of living things that enter the sea.
There are various sources of pollutants that can damage the sea and can kill life in
the sea, like many dead fish besides many turtles that die from eating garbage,
especially plastic waste which thinks plastic waste is food. And it is possible for
plastic waste to close the ship's propeller parts which endanger the steering handle
which hampers the ship's journey. Which is detrimental to us all. With this basis the
author formulates about how the application of Annex V on the ship. The method
used in this study is a qualitative method that produces descriptive data in the form of
written words from people and observed behavior. The research was carried out on
the cadets' practice namely KM. Labobar belongs to the company PT. Indonesian
National Shipping for approximately 1 year, research in this case the author collects
data in the form of an object approach through observation. Direct interviews with
subjects and using documents and data related to marine pollution.
From the results of the analysis of the discussion it can be concluded that KM.
Labobar has not made an effort to handle marine pollution by the garbage arranged
in the annex marine pollution. Caused by a lack of knowledge and understanding of
the crew of the procedure for proper waste disposal and technical factors, waste
cannot be treated properly because the incinerator is damaged.

Keywords: pollution, garbage, plastic factor, Marine Pollution 73/78

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Negara indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai

17.508 pulau dan mempunyai perairan yang luas juga memiliki berbagai

macam ragam flora dan fauna bahari yang begitu indah. Tetapi apakah kita

berpikir terkadang di laut, kita melihat sampah dimana-mana seperti sampah

jenis plastik termasuk tali sintetik, jala ikan sintetik, kantong plastik.

Pernahkah kita berpikir bahwa semua sampah yang kita buang di laut pada

saat berlayar akan menumpuk. Seperti yang sering kita dengar tentang Great

Pasific Garbage Patch. Itu adalah tempat dimana seluruh arus laut dunia

mengarah disana tepatnya antara Benua Asia dan Benua Amerika, sehingga

seluruh sampah yang kita buang di atas kapal dan di buang ke laut akan

menumpuk disana. Semakin menambahnya tahun berganti jumlah plastik juga

mengalami peningkatan dua kali lipat, dengan kemasan dan bungkus makanan

atau minuman yang menjadi jenis sampah plastik terbesar.

Kita dapat bercermin dari kasus yang terjadi pada Januari 2016 lalu,

13 paus sperma ditemukan mati terdampar di beberapa pantai di Jerman,

Inggris, dan Belanda. Peristiwa ini sempat menjadi sorotan dunia. Setelah

dilakukan otopsi (pembedahan), ditemukan gumpalan-gumpalan plastik di

dalam perutnya. Hal yang paling mengerikan adalah jaring ikan sepanjang 15

Meter ditemukan tersangkut di perut salah satu paus. Paus sperma biasanya

1
2

makan cumi-cumi, udang, kepiting dan ikan. Namun, paus-paus ini tanpa

sengaja memakan sampah plastik yang terbawa ke lautan.

Sebelumnya, tahun 2011 seekor paus sperma juga ditemukan mati

dengan perut membengkak di sebuah pantai di Yunani. Peneliti menduga paus

ini memakan cumi-cumi raksasa, tapi saat dibedah, mereka menemukan lebih

dari 100 tas plastik berikut sampah plastik lainnya di dalam perut paus.

Penyu, burung dan kura-kura mengira plastik-plastik itu adalah

makanan. Akibatnya sistem pencernaan mereka terganggu, lambung mereka

seakan terisi makanan penuh padahal sebenarnya terisi plastik yang tidak bisa

dicerna. Laut dan pantai yang kotor akibat sampah plastik juga mengakibatkan

penurunan jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung ke pantai. Maka

dari itu International Maritim Organitation (IMO) telah berupaya

menertibkan para perusahaan pelayaran dengan membuat aturan mengenai

pencemaran lingkungan yang biasa disebut Marine Pollution (MARPOL).

Apakah kita berpikir bahwa sampah seperti ini dapat merusak habitat flora

dan fauna di laut. Dan pastinya iya, sampah-sampah seperti ini dapat

mencemari lingkungan dan terkadang apakah awak kapal mengerti tentang

aturan pembuangan sampah, yang diolah dalam Marine Pollution (MARPOL)

yaitu Annex V yang diberlakukan pada 31 Desember 1988 yang berisikan

tentang tata cara pembuangan sampah yang benar seperti sampah makanan

sejauh mungkin dari daratan tidak boleh kurang dari 12 mil dan daerah-daerah

khusus yang tidak memperbolehkan siapapun dan jenis sampah apapun untuk
3

dibuang. Daerah Khusus yang dimaksud dengan aturan ini adalah daerah Laut

Mediteranian, Altik, Laut Hitam, Laut Merah, Teluk Mexico dan Laut

Carebean. Dalam aturan ini pula menyebutkan bahwa setiap kapal dengan

GRT 400 ton keatas dan dengan jumlah awak kapal diatas 15 orang atau lebih

maka kapal tersebut harus dilengkapi dengan Garbage Management Plan.

Maka dari itu apakah semua kapal sudah mengetahui tentang aturan Annex V

dan sudah menjalani dari isi aturan tersebut agar dapat mengurangi

pencemaran laut. Karena hal-hal tersebut diatas penulis tertarik untuk

membuat judul :

“Upaya Pencegahan Pencemaran Sampah Laut Oleh KM. Labobar

Berdasarkan MARPOL 73/78”

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan maka pokok-

pokok permasalahan yang dapat diambil sebagai berikut:

Apakah KM. Labobar sudah melakukan penanganan sampah sesuai Marine

Pollution (MARPOL) Annex V guna mengurangi pencemaran di laut?

C. TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui bagaimana penanganan sampah oleh KM. Labobar sudah

sesuai dengan MARPOL annex V sebagai upaya untuk mengurangi

pencemaran di laut.
4

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat Penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan

meningkatkan wawasan crew KM. Labobar sekaligus sebagai saran

pengembangan sebelumnya dan dikaitkan dengan permasalahan yang ada.

Khususnya dalam penerapan Annex V tentang sampah.

2. Manfaat Praktis

Manfaat bagi dunia praktisi, untuk memberikan suatu

pemikiran kepada pembaca akan pentingnya penerapan akan aturan

Marine Pollution (MARPOL) yaitu Annex V tentang penanganan sampah

di atas kapal.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. REVIEW PENELITIAN SEBELUMNYA

Review penelitian sebelumnya adalah uraian tentang teori temuan dan

bahan penelitian lainnya yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan

landasan kegiatan penelitian untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas

dari perumusan masalah yang ingin diteliti. Sumber yang lain mengatakan

literature review adalah analisa berupa kritik membangun maupun

menjatuhkan dari penelitian yang sedang dilakukan terhadap topik khusus atau

pertanyaan terhadap suatu bagian dari keilmuan. Literature review merupakan

cerita ilmiah terhadap suatu permasalahan tertentu.

Literature review berisi ulasan, rangkuman, dan pemikiran penulisan

tentang beberapa sumber pustaka (artikel, buku, informasi dari internet dan

lain-lain) tentang topik yang sedang dibahas. Literature review yang baik harus

bersifat relevan, mutakhir, memadai, objektif dan dapat

dipertanggungjawabkan. Literature review atau ulasan penelitian sebelumnya

dapat dijadikan sebagai bahan informasi, referensi, kajian ataupun sebagai

sumbangan pemikiran bagi penulis yang akan melakukan penelitian terkait

tentang topik yang sedang dibahas dalam penelitian tersebut.

Berikut ini adalah tabel literature review dari penelitian sebelumnya:

5
6

Tabel 2.1 Review Penelitian

Judul
No Nama Penulis Hasil Penelitian
Penelitian

1 Juju Mula Sistem Tempat pembungan sampah sementara, di

Tangian Pengelolahan pasar buah Berastagi yaitu 1 buah kontainer

Sitio, 2013 Sampah dari besi volumenya 6m3 dan tidak terdapat

Pasar ajuran untuk membuang sampah pada

Brastagi tempatnya sehingga sampah masih banyak

yang berserakan di sekitar kontainer

tersebut. Solusi yang diberikan adalah

sebaiknya disekitar tempat pembuangan

sampah Sementara diberi tanda-tanda (plat)

agar membuang sampah pada tempatnya,

dan di sekitar tempat pembuangan sampah

sementara tidak terdapat sampah yang

berserakan, dan juga setidaknya

ditambahkan 1 buah kontainer lagi agar

sampah tidak berserakan dimana-mana.

2 Elis Bahaya
Kita harus bijak dalam menggunakan
Komariah, Plastik Bagi
plastik, khususnya plastik dengan kode 1, 3,
2017 Kehidupan 6, dan 7 (khususnya polycarbonate). yang

seluruhnya memiliki bahaya secara kimiawi.

Ini tidak berarti bahwa plastik dengan kode

yang lain secara utuh aman, namun perlu

dipelajari lebih jauh lagi. Maka, jika kita


7

harus menggunakan plastik, akan lebih aman

bila menggunakan plastik dengan kode 2, 4,

5, dan 7 (kecuali polycarbonate) bila

memungkinkan. Lebih cermat dalam

memilih macam macam bahan plastik, bila

memungkinkan pilihlah plastik yang

meyantumkan kode 2, 4, 5, dan 7.

Mengganti peralatan rumah tangga yang

menggunakan plastik, dengan stainless steel.

Tidak menggunakan plastik untuk wadah

makanan atau minuman. Menggunakan daun

pisang sebagai pembungkus.

3 Ibnu Mas’ud, Pembuangan


Berdasarkan hasil penelitian yang kami
2016 Limbah Di
lakukan dapat disimpulkan bahwa
Sungai Desa masyarakat yang kurang peduli terhadap

Delektukang. lingkungan dapat dilihat perilaku


masyarakat membuang sampah

sembarangan dan pembuangan limbah

industri tahu kesungai yang menyebabkan

sungai tercemar, perilaku yang dilakukan

masyarakat sekitar sudah menjadi budaya

yang sudah berjalan sejak lama, sebenarnya

budaya tersebut harus dikurangi dan

dihilangkan agar terjaganya kualitas

lingkungan hidup. Dan Sebaiknya kita harus

berhati-hati menggunakan air karna jika air


8

sudah tercemar maka tidak dapat

menggunakan secra maksimal. Jangan

membuang sampah ke sungai, buanglah

sampah pada tempatnya agar tidak terjadi

pencemaran air. Budaya masyarakat juga

harus diubah agar tidak semena-mena

membuang sampah sembarangan.

B. LANDASAN TEORI

1. Pengertian Pencegahan

Pencegahan berasal dari kata dasar “Cegah” mempunyai awalan

“Pen” dan akhiran “an”. “Cegah “ berarti menahan agar sesuatu tidak

terjadi, merintangi, menangkal, perbuatan menolak, melarang atau

mengikhtiarkan supaya tidak terjadi. Pencegahan merupakan suatu tindakan

tindak lanjut yang berwenang serta sadar dalam usaha menghalangi,

mengurangi segala dampak resiko ancaman yang tidak di inginkan.

Pencegahan menurut Notosoedirdjo dan Latipun (2005 : 145)

Pencegahan adalah upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah

terjadinya ganggguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau

masyarakat.

Sedangkan pengertian pencegahan menurut Nasry (2006)

menjelaskan bahwa Pencegahan adalah mengambil suatu tindakan yang

diambil terlebih dahulu sebelum kejadian, dengan didasarkan pada data /


9

keterangan yang bersumber dari hasil analisis epidemiologi atau hasil

pengamatan / penelitian epidemiologi.

2. Pengertian Pencemaran

Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya mahluk

hidup, zat, energi dan/ atau komponen lain ke dalam air atau udara.

Pencemaran juga bisa berarti berubahnya tatanan (komposisi) air

atau udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/

udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan

peruntukkannya. Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap

lingkungan oleh berbagai aktivitas industri dan aktivitas manusia, maka

diperlukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan

menetapkan baku mutu lingkungan.

Pencemaran terhadap lingkungan dapat terjadi di mana saja dengan

laju yang sangat cepat, dan beban pencemaran yang semakin berat akibat

limbah industri dari berbagai bahan termasuk logam berat. Pencemaran

dikategorikan menjadi pencemaran air, pencemaran udara, pencemaran

tanah, pencemaran logam berat. Cara pencegahan pencemaran terdiri dari

langkah pencegahan dan pengendalian. Langkah pencegahan pada

prinsipnya mengurangi pencemar dari sumbernya untuk mencegah dampak

lingkungan yang lebih berat. Di lingkungan yang terdekat, misalnya dengan

mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan, menggunakan kembali (reuse)

dan daur ulang (recycle).


10

Di bidang industri misalnya dengan mengurangi jumlah air yang

dipakai, mengurangi jumlah limbah, dan mengurangi keberadaan zat kimia

PBT (Persistent, Bioaccumulative, and Toxic), dan berangsur-angsur

menggantinya dengan Green Chemistry. Green chemistry merupakan segala

produk dan proses kimia yang mengurangi atau menghilangkan zat

berbahaya.

Tindakan pencegahan dapat pula dilakukan dengan mengganti alat-

alat rumah tangga, atau bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan yang

lebih ramah lingkungan. Pencegahan dapat pula dilakukan dengan kegiatan

konservasi, penggunaan energi alternatif, penggunaan alat transportasi

alternatif, dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development).

3. Pengertian Sampah

Sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam

yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik

bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak

berguna lagi dan dibuang kelingkungan.

Menurut Wikipedia. Sampah adalah semua jenis sisa makanan dari

atas kapal dan sisa operasional seperti sampah yang dapat mengapung harus

di buang kurang lebih 25 Mil dari daratan dan produk sampah seperti kertas

produk, kaca, logam botol-botol, kain dan perak yang harus di buang

dengan jarak 12 Mil dari daratan, yang dihasilkan selama pengoperasian

kapal secara normal yang diharuskan dibuang secara terus menerus atau
11

secara berkala kecuali zat – zat yang mana telah dicantumkan dalam aturan

– aturan lainnya pada konfensi terakhir (Marine Pollution).

Berdasarkan Wikipedia. Jenis-jenis sampah di sekitar kita cukup

beraneka ragam, ada yang berupa sampah rumah tangga, sampah industri,

sampah pasar, sampah rumah sakit, sampah pertanian, sampah perkebunan,

sampah peternakan, sampah institusi/kantor/sekolah dan sebagainya.

Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan menjadi 2

(dua) yaitu sebagai berikut :

a. Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan

hayati yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable.

Sampah ini dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alami.

Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik.

Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa-sisa

makanan, pembungkus (selain kertas, karet dan plastik), tepung,

sayuran, kulit buah, daun dan ranting. Selain itu, pasar tradisional juga

banyak menyumbangkan sampah organik seperti sampah sayuran,

buah-buahan dan lain-lain.

b. Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan

non hayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi

pengolahan bahan tambang. Sampah anorganik dibedakan menjadi :

sampah logam dan produk-produk olahannya, sampah plastik, sampah

kertas, sampah kaca dan keramik, sampah detergen. Sebagian besar

anorganik tidak dapat diurai oleh alam/ mikroorganisme secara

keseluruhan (unbiodegradable). Sementara, sebagian lainnya hanya


12

dapat diuraikan dalam waktu yang lama. Sampah jenis ini pada tingkat

rumah tangga misalnya botol plastik, botol gelas, tas plastik, dan

kaleng. Berdasarkan wujud atau bentuknya dikenal tiga macam sampah

atau limbah yaitu : limbah cair, limbah padat, dan limbah gas. Contoh

limbah cair yaitu air cucian, air sabun, minyak goreng sisa, dll. Contoh

limbah padat yaitu bungkus snack, ban bekas, botol air minum, dll.

Contoh limbah gas yaitu karbon dioksida (CO2), karbon monoksida

(CO), HCl, NO2, SO2 dll.

4. Pengertian Marine Polution (MARPOL) 73/78

Bicara tentang pencemaran di laut, hal yang sangat berhubungan dekat

sekali dengan pelaut di keseharianya. Jika kita lalai dan terjadi pencemaran

sampah di laut, dampaknya sangat luar biasa sekali. Bukan hanya

lingkungan biota laut yang teracam kitapun sebagai pelaut bisa berhubungan

dengan hukum. Maka dari itu hindari kesalahan gunahkanlah managemen

yang baik di atas kapal. Pencatatan garbage record book yang terbaru dan

juga garbage management plan yang terkontrol. Banyak rekan kita pelaut

terkadang menganggap remeh akan hal ini. Tetapi manusia terkadang belum

sadar jika sudah dapat musibah penyesalan datang belakangan. Untuk

menghindari hal tersebut mari sama sama mendalami apa yang di maksud

Marine Pollution 73/78 itu. Penulis akan menguraikan sejelasnya apa yang

penulis tahu.
13

a. Sejarah Konvensi Marine Pollution 73/78

Sejak peluncuran kapal pengangkut minyak yang pertama

(gluckauf) pada tahun 1885 dan penggunaan pertama mesin diesel

sebagai penggerak utama kapal tiga tahun kemudian, maka fenomena

pencemaran laut oleh minyak mulai muncul.

Baru pada tahun 1954 atas prakarsa dan pengorganisasian yang

dilakukan oleh Pemerintah Inggris (UK), lahirlah “Oil Pullution

Convention, yang mencari cara untuk mencegah pembuangan campuran

minyak dan pengoperasian kapal tanker dan dari kamar mesin kapal

lainnya.

Sebagai hasilnya adalah sidang IMO mengenai “international

Conference on Marine Pollution” dari tanggal 8 Oktober sampai

dengan 2 November 1973 yang menghasilkan “international

Convention for the Prevention of Oil Pollution from Ships” tahun 1973,

yang kemudian disempurnakan dengan TSPP (Tanker Safety and

Pollution Prevention) Protocol tahun 1978 dan konvensi ini dikenal

dengan nama (marine pollution) MARPOL 1973/1978 yang masih

berlaku sampai sekarang.

b. Isi Peraturan MARPOL 73/78

Peraturan mengenai pencegahan berbagai jenis sumber bahan

pencemaran lingkungan maritim yang datangnya dari kapal dan

bangunan lepas pantai diatur dalam (marine pollution) MARPOL

Convention 73/78 Consolidated Edition 1997 yang memuat peraturan :


14

1) International Convention for the Prevention of Pollution from

Ships 1973. Mengatur kewajiban dan tanggung jawab Negara-

negara anggota yang sudah meratifikasi konvensi tersebut guna

mencegah pencemaran dan buangan barang-barang atau campuran

cairan beracun dan berbahaya dari kapal. Konvensi-konvensi

(International Maritime Organisation) yang sudah diratifikasi oleh

negara anggotanya seperti Indonesia, memasukkan isi konvensi-

konvensi tersebut menjadi bagian dari peraturan dan perundang-

undangan Nasional.

2) Protocol of 1978. Merupakan peraturan tambahan “Tanker Safety

and Pollution Prevention (TSPP)” bertujuan untuk meningkatkan

keselamatan kapal tanker dan melaksanakan peraturan pencegahan

dan pengontrolan pencemaran laut yang berasal dari kapal terutama

kapal tanker dengan melakukan modifikasi dan petunjuk tambahan

untuk melaksanakan secepat mungkin peraturan pencegahan

pencemaran yang dimuat di dalam Annex V.

3) Di dalam Annex V. Semua jenis sampah plastik termasuk tali

sintetik, jala ikan, kantong dan abu plastik yang dihasilkan oleh

incinerator hukumnya dilarang untuk dibuang di laut. Semua

sampah jenis kertas, majun, kaca pakaian dibuang sejauh mungkin

dari daratan tidak boleh kurang dari 12 mil. Sampah makanan

terlebih dahulu dihancurkan kemudian jarak pembuangannya tidak

boeh kurang dari 3 mil dari garis pantai.


15

C. KERANGKA PENELITIAN

Kerangka berpikir adalah serangkaian konsep dan kejelasan hubungan

antar konsep tersebut yang dirumuskan oleh peneliti berdasar tinjauan

pustaka, dengan meninjau teori yang disusun. Kerangka berfikir yang baik

akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang diteliti

(Sugiyono, 2012).

Sepertiga bagian Negara Indonesia adalah laut dan juga sebagian besar

mata pencaharian kita bersumber dari laut. Apa jadinya bila laut yang kita

cintai telah tercemar oleh limbah kapal? Akan berdampak buruk bagi nelayan

untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Maka dari itu dalam menyelesaikan

masalah ini kita harus menghimbau kepada crew kapal agar tidak membuang

sampah sembarangan, dengan cara mengadakan seminar atau pengarahan

untuk crew dan anak buah kapal tentang marine pollution annex V. Supaya

crew kapal lebih disiplin dan berhati-hati untuk membuang sampah

sembarangan, agar laut tidak tercemar lebih buruk lagi.


16

Tabel 2.2 Kerangka Pemikiran

A. MASALAH POKOK
Masih banyak ditemukannya sampah di laut.
B.

Penyebabnya ?

1. Kurangnya pemahaman awak kapal terhadap annex v.


C.2. Tidak displinnya awak kapal dalam proses pembuangan sampah ke
laut.
D.

Akibatnya ?

1. Banyak hewan dan biota laut yang mati dikarenakan memakan sampah plastik.
2. Hilangnya keindahan laut karena sudah tercemar oleh sampah.
3. Melanggar Pasal 104 UU PPLH: Setiap orang yang melakukan dumping limbah dan/atau bahan ke media
lingkungan hidup tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).

Bagaimana penanganannya ?

1. Melakukan penjelasan kepada awak kapal tentang dampak


pembuangan sampah sembarangan di laut.
2. Melakukan seminar untuk meningkatkan kesadaran pada awak kapal
akan pentingnya Marine Pollution annex V

JUDUL KARYA ILMIAH TERAPAN


UPAYA PENCEGAHAN PENCEMARAN SAMPAH LAUT OLEH KM.
LABOBAR BERDASARKAN MARPOL 73/78
BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Menurut Sedarmayanti & Hidayat S. (2011:28) Penelitian adalah

suatu cara mencari dan mengungkapkan kebenaran dengan objektifitas,

karena disini kebenaran yang diperoleh secara konseptual atau deduktif saja

tidak cukup tetapi harus diuji secara empiris. Metode ini sebagai salah satu

bentuk metode untuk mengetahui (method of knowing).

Menurut Sugiyono (2010:15), metode penelitian kualitatif merupakan

metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positifisme, digunakan

untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah

eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan

sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik

pengumpulan dengan triangulasi, analisis data bersifat induktif / kualitatif,

dan hasil penelitian kualitatif lebih menekan makna dari pada generalisasi.

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia, suatu objek, kondisi, sistem pemikiran atau pun

peristiwa pada masa sekarang. Tipe penelitian ini berusaha menerangkan

fenomena sosial tertentu. Penelitian dapat dibedakan menjadi beberapa jenis

berdasarkan kriteria pembedaan, antara lain fungsi akhir dan pendekatannya.

Menurut Sukmadinata (2009:53-60), penelitian kualitatif adalah

penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menganalisis

fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, presepsi, dan orang

secara individual maupun kelompok. Sukmadinata (2009:18), menyatakan

16
17

bahwa penelitian deskriptif bertujuan mendefinisikan suatu keadaan atau

fenomena secara apa adanya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan

bahwa jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, karena analisis

datanya berupa kata - kata tertulis atau lisan dan mempertimbangkan

pendapat orang lain yang bisa disebut dengan narasumber.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif

kualitatif. Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian

naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah,

disebut juga sebagai metode etnografi. Penelitian kualitatif instrumennya

adalah peneliti itu sendiri.

B. LOKASI PENELITIAN

1. Waktu penelitian

Penulis melakukan penelitian pada saat penulis melaksanakan

Praktek Laut (PRALA) kurang lebih 12 bulan di atas KM. Labobar mulai

12 September 2017 sampai dengan tanggal 20 September 2018.

2. Tempat penelitian

Penulis mengadakan penelitian pada saat melaksanakan praktek

laut di kapal KM. Labobar yaitu kapal passanger milik PT. Pelayaran

Nasional Indonesia (PT. PELNI).


18

C. JENIS DAN SUMBER DATA

Sehubungan dengan penelitian ini, maka dibutuhkan sumber data

dalam menunjang pembahasan ini adalah

1. Data primer.

Data primer adalah data yang hanya dapat diperoleh dari sumber

asli atau pertama melalui narasumber yang tepat dan dijadikan responden

dalam penelitian. Penelitian ini mendapatkan data primer ini melalui

observasi dokumentasi dan wawancara bagaimana pencemaran sampah

dilaut atas kapal KM. Labobar. Adapun yang menjadi sumber data

primer dalam penelitian ini adalah mualim 1 dan para anak buah kapal

seperti bosun dan kelasi.

2. Data sekunder.

Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga

peneliti tinggal mencari dan mengumpulkan informasi yang sudah ada.

Data ini diperoleh dengan lebih mudah dan cepat karena sudah tersedia.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data-data yang nyata

sesuai dilokasi, karena di kapal sudah tersedia data-data yang ada.

D. PEMILIHAN INFORMAN

1. Informan

Informan yang dipilih oleh penulis dalam penelitian ini adalah

Mualim 1, Juru minyak, bosun dan koki. Dengan menggunakan metode

penelitian kualitatif, maka peneliti sangat erat kaitannya dengan faktor-

faktor kontekstual, jadi dalam hal ini sampel diambil dari sumber.
19

Maksud kedua dari informan adalah menggali informasi yang menjadi

dasar dan rancangan teori yang akan dibangun dalam penelitian ini.

2. Teknik Penentuan Informan

Pemilihan infrorman sebagai sumber data dalam penelitian ini

adalah berdasarkan asas subyek yang menguasai permasalahan,

memiliki data dan bersedia memberikan informasi yang lengkap dan

akurat, informan yang bertindak sebagai sumber data dan informasi

harus memenuhi syarat, yang akan menjadi informan narasumber (key

informan) dalam penelitian ini adalah mualim dan anak buah kapal.

Penelitian kualitatif tidak menuntut jumlah informan, tetapi bisa

tergantung dari tepat tidaknya pemilihan informan dan komplesitas dari

keragaman fenomena sosial yang diteliti. Dengan demikian informan

ditentukan dengan teknik snowball sampling, yaitu proses penentuan

informan berdasarkan informan sebelumnya tanpa menentukan

jumlahnya secara pasti dengan menggali informasi terkait topik

penelitian yang diperlukan.

3. Riset Lapangan

Data yang dikumpulkan dan digunakan dalam penyusunan karya

ilmiah ini adalah riset dalam mencari data sebagai informasi yang

diperoleh penulis melalui pengamatan langsung di lapangan. Dari

sumber-sumber ini diperoleh data dari informasi melalui

a. Observasi

Observasi atau mengadakan pengamatan secara langsung di

lapangan dimana penulis melaksanakan praktek laut selama


20

dikapal KM. Labobar. Di dalam suatu penelitian, selain

menggunakan metode pokok digunakan juga metode pelengkap

yang saling mengisi atau melengkapi. Observasi adalah metode

pelengkap, teknik observasi digunakan dengan maksud untuk

mendapatkan atau mengumpulkan data secara langsung mengenai

gejala-gejala tertentu dengan melakukan pengamatan serta

mencatat data yang berkaitan dengan pokok masalah yang diteliti.

Observasi yang penulis lakukan adalah dengan mengadakan

pengamatan langsung sewaktu penulis akan melaksanakan praktek

laut.

b. Dokumentasi

Metode dokumentasi berarti menggunakan dokumen-

dokumen kapal sebagai sumber data dengan menggunakan

dokumen. Serta dokumen yang berbentuk tulisan seperti catatan-

catatan kecil yang berupa informasi dari hasil wawancara kepada

narasumber diatas kapal. Sedangkan dokumen yang berbentuk

gambar seperti foto dan sebagainya.

c. Wawancara

Interview atau wawancara adalah teknik pengumpulan data

melalui proses tanya jawab lisan. yang berlangsung satu arah,

artinya pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan

jawaban diberikan oleh pihak yang diwawancarai. Metode

wawancara ini sangat efektif untuk mendapatkan penjelasan yang

lebih rinci mengenai pertanyaan – pertanyaan atau banyak hal yang


21

tidak dipahami dalam hal permasalahan yang berhubungan dengan

topik yang akan dibahas. Adapun tujuan pokok dari wawancara

adalah agar memperoleh keterangan-keterangan secara langsung

mengenai obyek yang dituju, dan mendapatkan data-data serta

jawaban-jawaban yang penulis belum mengerti dan belum tahu

yang menjadi pokok permasalahan Karya Tulis Ilmiah ini. Karena

dengan wawancara akan memperoleh data-data yang aktual.

E. TEKNIK ANALISIS DATA

Proses analisis data merupakan proses memilih dari beberapa sumber

maupun permasalahan yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.

Pada penulisan Karya Ilmiah Terapan ini, digunakan metode pendekatan

dengan menggambarkan upaya pencegahan pencemaran sampah dilaut oleh

kapal KM. Labobar dengan cara mengamati, mencatat, membaca dan

mengumpulkan bahan-bahan tertentu yang berhubungan dengan penelitian

baik berupa buku, artikel, maupun karya ilmiah lainnya.

Dari data-data yang telah terkumpul maka penulis mengadakan

wawancara terhadap mualim 1, bosun dan kelasi mengenai pencemaran

sampah di laut apakah sudah terlaksana atau belum terlaksana sesuai

prosedur, agar ketika kapal dalam kondisi aman dan bersih. Proses terakhir

dari penyusunan ialah menarik kesimpulan dengan cara mengamati apakah

mualim dan crew lainnya yang melaksanankan pencegahan pencemaran

dengan baik sesuai prosedur yang berlaku atau tidak agar tercipta keadaan

yang aman dan terkendali sesuai dengan prosedur dan rencana yang telah

dibuat.
32

DAFTAR PUSTAKA

Agusnurul., (2011). Marine Pollution Pencemaran Laut Vol. 02. Jakarta: Nova
Publishers (2011).
Daniel, Valerina., (2009). Easy Green Living. Bandung: Hikmah (2009).
Komariah, Elis., (2017). Bahaya Plastik Bagi Kehidupan. Surabaya: Gramedia
Pustaka Utama (2017)
Gamasugara,. (2017). Pengertian pencemaran laut.
http://gamasugara.blogspot.com/pengertian-pencemaran-laut.html
Diakses pada tanggal 10 April 2017

Mas’ud, Ibnu., (2016). Pembuangan Limbah Di Sungai Desa Delektukang.


Jakarta: Deepublish (2016)
Taangian, Juju Mula., (2013). Sistem Pengelolahan Sampah Pasar Brastagi.
Surabaya: Polar (2013).
International Maritime Organisation, Annex V., (1978). Environment Pollution
Prevention Garbage. http://www.imo.org/en/Our-Work/Environment-
Pollution-Prevention/Garbage Pages/Default.aspx
Diakses pada tanggal 11 April 2017
Mulyananarezani., (2012). Dampak pembuangan sampah plastik sembarangan
di laut. http//:mulyananarezani.blogspot.com/akibat-pembuangan-sampah-
sembarangan.htm.
Diakses pada tanggal 10 April 2017
Moleong, Lexy J., (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja
Rosdakarya (2002).
Nazir., (2005). Metode Penelitian. Bogor. Ghalia Indonesia (2005).
Saleh, Mursid. 2003. Metode Pengumpulan Data. Semarang:Universitas Negeri
Semarang
Rudyanto., (2013). Kerangka kerjasama dalam pengelolahan sumber daya pesisir
dan laut. Jakarta: Cakra (2013).
Raco, J.R., (2009). Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik, dan
Kegunaannya. Jakarta: Nilacakra (2009).
Publiser, Huta., (2017). UUD 1945 Amandemen. Peraturan Pemerintah
Lingkungan Hidup (PPLH). Jakarta: Tim Huta Publisher (2017).
Tim Penyusun Pusat Kamus., (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi
Ketiga. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama (2001).
32

Nihlawati., (2008). Pemantauan Pencemaran. http://www.bbtk-lpp-


bjb.freeiz.com/1_ 40_ Pe-man-tauan-pen-cemaran.html
Diakses pada tanggal 17 Februari 2019
Marines science, (2012). Covention Pollution. http://marine-science-
brawijaya.blogspot.co.uk/2012/01/international-convention-for-control.html
Diakses pada tanggal 11 April 2017
Faried Bimo, (1999). Pengertian Pencemaran.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran
Diakses pada tanggal 05 Maret 2019
Yusca Alvantio, (2001). Environment Indonesia, Cara Pencegahan Pencemaran
Lingkungan. https://environment-indonesia.com/training/cara-pen-cegah-
an-pen-cema-ran-lingkungan/
Diakses pada tanggal 05 Maret 2019
Septyan Handoko (2016). Pencegahan Pencemaran Lingkungan Laut.
http://septyan09.blogspot.com/2016/05/pencegahan-pencemaran-
lingkungan-laut.html
Diakses pada tanggal 06 Maret 2019
Bayu Adi Pratama, (2016) Pengertian Dari Kata Pencegahan. https://cut-bang-
site.word-press.com/2016/02/26/pengertian-pencegahan-dan-perawatan-
cidera/
Diakses pada tanggal 06 Maret 2019
Vivian Atika Sari, (1976). Sejarah Pelayaran Nasional Indonesia.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pelayaran_Nasional_Indonesia
Diakses pada tanggal 12 Maret 2019

Anda mungkin juga menyukai