Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan PER.08/MEN/2012 Pelabuhan perikanan adalah tempat yang
terdiri atas daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai
tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang
digunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh, dan/atau bongkar
muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan
penunjang perikanan. Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Belawan merupakan
pelabuhan perikanan tipe A yang terdapat di Medan, Sumatera Utara. PPS
Belawan terletak pada posisi yang cukup strategis, yakni terletak diantara perairan
Pantai Timur Sumatera (Selat Malaka), Perairan Zona Ekonomi Ekslusif
Indonesia (ZEEI) dan Laut Cina Selatan dengan posensi sumberdaya ikan yang
relatif cukup besar yang berada pada WPP – RI 571.
Kegiatan perikanan tangkap tidak bisa terlepaskan dari keberadaan kapal
perikanan. Kapal memiliki peranan yang penting dalam setiap kegiatan
operasional penangkapan ikan di perairan. Kapal perikanan merupakan kapal atau
perahu yang dipergunakan untuk melakukan penangkapan ikan, mendukung
operasi penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, pengangkutan ikan, pelatihan
dan penelitian. Salah satu kegiatan nelayan di laut adalah perikanan tangkap,
kapal sebagai sarana utama setelah alat tangkap. Kapal nelayan di indonesia
sebagian besar berbahan dasar kayu, kapal yang berbahan dasar kayu sangat
memerlukan perawatan, terutama pada lambung kapal bagian bawah garis air
yang sangat mudah lapuk dan bocor (Ardianti, et. al. 2017).
Kapal perikanan mempunyai masa pakai tertentu. Dalam usaha perikanan
tangkap investasi terbesar ditanamkan untuk pengadaan kapal ikan. Agar kapal
perikanan dapat dipakai atau dapat bertahan lama, maka umumnya semua kapal
perikanan akan memerlukan perawaran dan perbaikan periode-periode tertentu.
Docking merupakan salah satu fasilitas yang digunakan untuk perbaikan
kapal maupun pembangunan kapal baru. Biasanya dock kapal hanya difungsikan
untuk perawatan kapal, sedangkan galangan biasanya untuk pembangunan kapal
baru. Tetapi dalam pelaksanaannya dock dan galangan dapat dilakukan sebagai

1
tempat untuk perbaikan kapal dan pembangunan kapal baru. Perawatan adalah
gabungan dari kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menjaga atau
mengembalikan suatu peralatan menjadi seperti sediakala pada kondisi yang baik
untuk dapat dipergunakan kembali (Subawa, et. al. 2015).
Oleh sebab itu, perawatan kapal perikanan di pelabuhan sangat penting
guna melancarkan kegiatan penangkapan, maka dari itu penulis merasa dapat
melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PPS Belawan guna
menyelesaikan tugas PKL dan meningkatkan keterampilan serta skill yang
berguna dalam dunia kerja.

1.2 Tujuan
Praktek kerja lapangan ini bertujuan untuk mengetahui cara perawatan
(Docking) kapal perikanan yang berbahan dasar kayu di Pelabuhan Perikanan
Samudera Belawan serta mengetahui persyaratan administrasi yang harus
dipenuhi sebelum kapal melakukan proses docking.

1.3 Manfaat
Hasil dari praktek kerja lapangan ini diharapkan dapat memberikan
pembelajaran kepada kami tentang perawatan (Docking) kapal perikanan yang
berbahan dasar kayu di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Belawan, serta
dapat menjadi bahan pembelajaran untuk kedepannya.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Galangan Kapal
Galangan merupakan unsur penunjang untuk memenuhi kebutuhan
kelaikan kapal pada saat melaut. Kegiatan yang dilakukan di galangan kapal yaitu
kegiatan perawatan kapal beserta mesinnya, yang bertujuan untuk menjaga agar
kondisi kapal tetap baik. Galangan kapal memerlukan dukungan sumberdaya
manusia dan teknologi yang memadai untuk mendukung aktivitasnya (Apriliani,
et. al. 2014).
Dock merupakan salah satu fasilitas yang digunakan untuk perbaikan
kapal maupun pembangunan kapal baru. Biasanya dock kapal hanya difungsikan
untuk perawatan kapal, sedangkan galangan biasanya untuk pembangunan kapal
baru. Tetapi dalam pelaksanaannya dock dan galangan dapat dilakukan sebagai
tempat untuk perbaikan kapal dan pembangunan kapal baru. Dock kapal terdiri
atas 4 macam yaitu dock kolam (graving dock), dock apung (floating dock),
landasan tarik (dock slipway), dan dock angkat (synchrolift dry dock) (Wibowo,
et. al. 2015).

2.2 Bahan Kapal dan Jenis Kayu


Bahan yang dipergunakan sebagai faktor produksi untuk pembuatan,
perbaikan dan perawatan kapal terutama kayu. Namun tidak semua jenis kayu
dapat atau layak digunakan bagi pembuatan kapal, sebab tidak setiap jenis kayu
memiliki daya tahan terhadap air dan beban yang berbeda-beda. Bentuk kayu
olahan yang biasa digunakan dalam pembuatan kapal berupa beroti, papan dan
gading-gading. Untuk lunas biasanya menggunakan kayu kempas atau kayu
malas, sedangkan dinding kapal menggunakan papan yang terbuat dari kayu
meranti batu atau kayu kelat dan khusus untuk gading-gading dipakai kayu leban
(Jasmoro dan Ahmad. 2009).
Jumlah kebutuhan masing-masing jenis kayu juga berbeda, sesuai dengan
ukuran kapal yang dibangun. Bahan ini umumnya dipakai dari jenis kayu kelat
atau meranti batu, yang dipasang pada bagian kapal yang tak selalu kena air
(Jasmoro dan Ahmad. 2009).

3
2.3 Mesin dan Peralatan Pembuat Kapal
Mesin yang digunakan untuk pembuatan, perbaikan dan perawatan kapal
kayu seperti: mesin listrik (mesin penggerak), mesin potong (chainsaw), mesin
press, mesin bubut dan bor. Selain mesin yang digunakan, digunakan juga
peralatan/perkakas seperti: kapak, pahat, palu, gergaji, water pass, meteran dan
tang (Jasmoro dan Ahmad. 2009).

2.4 Pembagian Galangan Kapal


Galangan kapal merupakan suatu tempat yang dirancang untuk tempat
perbaikan maupun pembuatan kapal baru. Menurut Saputra (2017) bahwa
galangan kapal secara umum dibedakan menjadi 3 yaitu:
a. Galangan kapal bangunan baru
Orientasi bangunan baru merupakan jenis galangan yang melakukan
pembangunan kapal-kapal baru sesuai pesanan dari owner.
b. Galangan kapal reparasi
Orientasi reparasi adalah merupakan jenis galangan yang melakukan
pekerjaan perawatan perbaikan kapal.
c. Galangan kapal reparasi dan bangunan baru
Orientasi bangunan baru dan reparasi merupakan galangan yang berfungsi
multi yaitu melakukan pembuatan kapal baru dan perawatan/perbaikan serta
modifikasi kapal.

2.5 Proses Perawatan Kapal


Kapal dinaikkan di atas docking, lalu dilakukan proses perawatan maupun
perbaikan, pengecekan pada bagian lambung kapal terutama pada bagian bawah
air. Proses perbaikan kapal maupun perawatan kapal dilakukan sendiri oleh
pemilik kapal atau mencari agen yang biasa melakukan perbaikan kapal (Jasmoro
dan Ahmad. 2009).
Menurut Subawa, et. al. (2015) bahwa Tahapan perbaikan kapal meliputi
persiapan, proses naik galangan (dock) dan proses penurunan kapal. Jenis
pekerjaan perawatan dan perbaikan yang dilakukan saat kapal berada di atas dock
meliputi beberapa bagian, diantaranya:

4
1. Proses pencucian lambung kapal/penyekrapan
Penyekrapan merupakan pembersihan lambung kapal dari biota laut yang
menempel pada bagian lambung kapal dengan menggunakan alat skrap. Alat
ini terbuat dari baja dengan bentuk kotak dimana salah satu sisinya tajam dan
disambung dengan tongkat panjang yang terbuat dari kayu dengan tujuan agar
mempermudah saat proses penyekrapan.
2. Brushing kapal
Brushing adalah gerinda yang digunakan untuk membersihkan bagian-
bagian yang susah dibersihakan dengan alat skrap.
3. Penggantian papan-papan dibagian lambung yang mengalami keropos
4. Pendempulan
Penggantian papan yang keropos dengan kayu/ papan yang baru. Pada
sambungan antara papan dilakukan pendempulan.
5. Pemberian fiberglass bila perlu
Pelapisan fiberglass untuk menjaga keawetan papan dan menjaga
kebocoran. Setelah papan diganti bahan fiberglass terdiri dari serat fiber,
resin dan katalis. Proses pelapisan fiberglass resin sebagai perekat untuk
mempercepat pengeringan, pelapisan dioleskan pada bagian-bagian yang
akan dilapisi fiberglass. Kemudian dipasang serat fiber
6. Pengecatan
Pengecatan dilakukan setelah lambung kapal selesai dalam perbaikan dan
sudah dalam keadaan kering dan bersih dari kotoran.
Adapun bagian lain yang di lihat adalah bagian as propeller, daun kemudi,
dan as kemudi, tahapan pemeriksaannya berikut:
a. Pemeriksaan as propeller, dilakukan perbaikan untuk menjaga kebocoran
dengan cara pengelasan dan penghalusan kembali,
b. Pemeriksaan as kemudi dan daun kemudi, membersihkan daun kemudi dari
binatang laut yang menempel seperti karat dan teririp,
c. Pemeriksaan propeller, dilakukan pengelasan dan penghalusan permukaan
kembali.

5
2.6 Faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Kerja
Kegiatan kerja perbaikan kapal adalah proses dimana kapal dinaikkan di
atas docking guna menjalani proses perbaikan dan perawatan agar kapal dapat
beroperasi kembali secara optimal. Proses kegiatan kerja perbaikan kapal
dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu.
Menurut Apriliani et. al. (2014) bahwa Faktor-faktor yang memengaruhi
durasi kegiatan pada dasarnya dibagi menjadi 2 bagian yaitu:
1. Faktor teknis, yang berhubungan langsung dengan pelaksanaan kegiatan.
Yang termasuk dalam faktor teknis adalah: besar kecilnya volume pekerjaan,
kualitas dan pengalaman tenaga kerja, jenis peralatan, ketersediaan peralatan
di lokasi, kualitas dan jenis bahan, ketersediaan bahan di lokasi, kualitas
bangunan yang tercantum dalam spesifikasi, tingkat kerumitan pekerjaan,
luas ruangan untuk mengerjakan, letak tempat pengerjaan, jumlah tenaga
kerja yang digunakan, penempatan tenaga kerja dalam satu kegiatan,
ketergantungan antar kegiatan, adanya pekerjaan yang dilakukan secara
bersamaan.
2. Faktor non teknis, yang berhubungan dengan hal-hal di luar teknis
pelaksanaan meliputi: kondisi cuaca, lokasi proyek, kondisi alam lokasi
proyek, gaya kepemimpinan mandor/pengawas, hubungan antar pekerja
dalam suatu kegiatan.

6
BAB III
METODELOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) akan dilaksanakan pada tanggal 22
agustus - 23 september 2019. Adapun lokasi praktek kerja lapangan ini bertempat
di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Kota Medan Provinsi
Sumatera Utara.

3.2 Peralatan PKL


Peralatan yang digunakan dalam PKL ini dapat dilihat pada tabel 1.
No Alat Kegunaan
1 Alat tulis Mencatat data
2 Kamera Dokumentasi kegiatan

3.3 Metode Praktek


Metode praktek yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang ini adalah
metode observasi dan partisipasi aktif, dimana penulis melakukan pengamatan
langsung dan terlibat dalam kegiatan agar dapat memperoleh data dan gambaran
yang sebenarnya. Data yang akan dikumpulkan adalah data primer dan data
sekunder.
1. Data primer adalah data yang diperoleh sendiri secara langsung di lapangan
melalui observasi, partisipasi aktif dan wawancara (Wibowo, et. al. 2015).
a. Observasi yaitu pengamatan langsung terhadap objek yang terkait dengan
kegiatan perawatan kapal kayu (Docking).
b. Partisipasi aktif ini merupakan suatu kegiatan dimana kita turut serta secara
langsung dalam semua kegiatan yang berkaitan.
c. Wawancara dilakukan terhadap pemilik docking mengenai: kapasitas
docking. Aspek ekonomi yang meliputi biaya (perawatan, perijinan, dan
tenaga kerja), serta pendapatan.
2. Data sekunder adalah data yang berasal dari laporan statistik perikanan dari
instansi terkait dan data penunjang lainnya yang diperlukan. Data sekunder
yang diambil berupa jumlah kapal yang melakukan docking di Pelabuhan
Perikanan Samudera Belawan (PPS) Belawan (Wibowo, et. al. 2015).

7
3.4 Prosedur PKL
Prosedur kegiatan yang akan dilakukan selama praktek kerja lapangan
berlangsung adalah melakukan observasi dan patisipasi aktif terhadap perawatan
kapal kayu yang ada di PPS Belawan.

3.5 Analisis Data


Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif yang merupakan
suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-
fenomena yang ada, yang berhubungan dengan keadaan yang terjadi saat ini.
Adapun keadaan yang digambarkan pada Praktek Kerja Lapang ini adalah
tahapan-tahapan administrasi docking kapal perikanan (Fauzan, 2009).
Tahapan administrasi yang harus dipenuhi sebelum kapal melakukan
proses docking dapat dilihat pada gambar. 1.
Gambar.1. Tahapan administrasi dalam kegiatan docking

Pemilik Kapal

Pengurus Docking
Dokumen Kapal:
- Surat Penangkapan
1 Ikan (SPI)
- Ijin Usaha
Penangkapan Ikan Surat Pengantar
4 2
(IUP). Docking

Pos Terpadu:
- Syahbandar
- PPS
- KAMLA
3

Surat Keterangan
Docking Kapal Ikan

Sumber: Fauzan, 2009.

8
DAFTAR PUSTAKA

Apriliani IM, Wisudo SH, Iskandar BH, Novita Y. 2014. Jaringan Kerja dan
Efektivitas Perbaikan Kapal di Galangan KPNDP DKI Jakarta, Muara
Angke. Marine Fisheries. 5(1): 79-89.

Fauzan A. 2009. Penilaian Tingkat Teknologi Doc Pembinaan UPT BTPI Muara
Angke Jakarta [Skripsi]. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Hasan MI. 2002. Pokok–Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.


Ghalia Indonesia. Jakarta.

Jasmoro, Ahmad M. 2009. Keadaan Faktor Produksi Pada Usaga Galangan Kapal
Kayu. Jurnal Perikanan dan Kelautan. 14(2): 104-120.

Menteri Kelautan dan Perikanan. 2012. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
NOMOR PER. 08/MEN/2012 tentang Kepelabuhan Perikanan. Jakarta :
Departemen Kelautan dan Perikanan.

Saputra B, Mulyatno IP, Amiruddin W. 2017. Studi Perancangan Galangan Kapal


untuk Pembangunan Kapal Baru dan Perbaikan di Area Pelabuhan
Pekalongan. Jurnal Teknik Perkapalan. 5(2): 353-366.

Subawa IN, Sitanggang PE, Polii JF. 2015. Studi Tentang Kerusakan dan Lama
Perbaikan Kapal Ikan Yang Melakukan Perbaikan di Bengkel Latih Kapal
Perikanan Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung. Jurnal Ilmu dan
Teknologi Perikanan Tangkap. 2(2): 101-104.

Wibowo BM, Boesono H, Setianto I. 2015. Analisis Finansial Usaha Docking


Kapal Purse Seine di CV Putra Barokah Kabupaten Pati. Journal of
Fisheries Resources Utilization Management and Technology. 4(4): 223-
229.

Anda mungkin juga menyukai