Disusun oleh
b. Demurrage
Salah satu permasalahan yang terjadi di Pelabuhan Indonesia adalah
adanya demurrage. Demurrage adalah batas waktu pemakaian peti kemas di
dalam pelabuhan (container yard). Batas waktu untuk barang impor dihitung
sejak proses bongkar peti kemas (discharges) dari sarana pengangkut/kapal
hingga peti kemas keluar dari pintu pelabuhan (get out), sedangkan untuk barang
ekspor, batas waktu pemakaian peti kemas dihitung mulai dari pintu masuk
pelabuhan (get in) sampai peti kemas dimuat (loading) ke atas sarana
pengangkut/kapal. Seringkali, waktu tunggu untuk berlabuh jauh lebih lama
daripada waktu untuk berlayar (http://www.beacukai.go.id).
Free time demurrage diberikan kepada penyewa apabila dapat
mengembalikan peti kemas yang sudah dalam keadaan kosong kepada pihak
pelayaran (shipping line) selama berada dalam batas waktu yang diberikan, jika
terlambat maka penyewa harus membayar denda kepada perusahaan pelayaran.
c. Peralatan penunjang aktivitas pelabuhan
2. Jenis Perawatan
1) Pemeliharaan berdasarkan kondisi perencanaan dikelompokkan menjadi :
A. Pemeliharaan terencana (Planned Maintenance),
Pemeliharaan terencana merupakan perbaikan fasilitas pelabuhan yang
pelaksanaannya telah direncanakan sesuai kebutuhan yang terdiri dari:
1) Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance)
2)Pemeliharaan Perbaikan (Corrective Maintenance)
3) Pemeliharaan Peningkatan (Improvement Maintenance)
C. Kegiatan Perbaikan
Perbaikan adalah usaha-usaha untuk mengembalikan kondisi dan fungsi
bangunan. Kegiatan perbaikan, meliputi :
1) Perbaikan Darurat
Perbaikan darurat adalah usaha-usaha perbaikan dengan maksud agar bangunan
dapat segera berfungsi. Perbaikan darurat meliputi kegiatan perbaikan yang sifatnya
rusak dimana kerusakan diakibatkan oleh bencana alam dan kelalaian manusia;
misal : tanggul jebol, pintu air macet.
2) Perbaikan Permanen
Perbaikan permanen adalah usaha-usaha perbaikan untuk mengembalikan kondisi
dan fungsi bangunan yang sifatnya merupakan peningkatan perbaikan darurat
maupun memperbaiaki kerusakan akibat bencana alam atau kelalaian manusia
dengan dibuat desain yang baru sehingga hasil perbaikannya bersifat permanen.
Kegiatan permanen meliputi :
a) tanggul longsor cukup berat.
b) tanggul bocor cukup berat.
c) sayap bangunan patah cukup berat.
d) koperan bangunan patah.
e) pintu air rusak berat.
f) pelindung talud runtuh.
Kegiatan perbaikan dilaksanakan dengan cara diborongkan, sehingga perlu
didukung dengan desain baru.
D. Kegiatan Penggantian
Penggantian adalah usaha-usaha pemeliharaan untuk mengganti seluruh/sebagian
komponen prasarana fisik, fasilitas dan perlatan bendung yang secara ekonomis,
fungsi dan kondisinya tidak layak dipakai lagi. Kegiatan penggantian, meliputi :
1) Penggantian pintu-pintu air yang sudah rusak berat;
2) Alat ukur yang tidak berfungsi diganti dengan alat ukur yang baru;
3) Bagian dari peralatan elektrik-mekanis dan lain-lain dalam kurun waktu
tertentu diganti yang baru;
4) Penggantian total karet bendung dilakukan apabila tidak ada cara perbaikan
yang bisa meniamin ketidak bocoran dan kekuatan bendung karet ketika
bending dioperasikan.
Kegiatan penggantian dilaksanakan dengan cara diborongkan.
E. Petugas
Petugas pemeliharaan merangkap sebagai petugas operasi bendung. Jumlah
personel petugas disesuaikan dengan tingkat urgensi dan besarnya bangunan. Petugas
pemeliharaan diharuskan :
1) Cakap dan terampil dalam pemeliharaan bendung
2) Memahami fungsi bendung
3) Khusus untuk bendung karet, petugas harus:
- Memahami komponen bangunan bendung karet beserta detail
instrument pendukung
- Menguasai cara kerja peralatan operasi seperti motor, pompa udara,
pemompaan/ pengembangan,dan pengempisan baik secara otomatis
maupun manual
- Telah mendapatkan pendidikan/pelatihan pemeliharaan bendung
karet dan mampu melakukan perbaikan ringan atas kerusakan
bendung karet.
Balamba, Sjachrul, Alva N Sarayar, and Selatan Pada. 2015. “Analisis Kelelahan Struktur Pada
Tiang Pancang Di Dermaga Amurang Dengan Metode S-N Curve.” Tekno 13 (63): 26–32.
Slide Presentasi Training Marine Surveyor PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) tentang
Survey Kondisi (Condition Survey).