“Navigasi Kelautan”
DISUSUN OLEH :
NIM : 205080207111027
KELAS : P02
ABSEN : 37
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
Metode Penelitian 2022 ini dapat terselesaikan dengan baik. Adapun dalam
adanya kecurangan.
berbagai kekurangan. Maka dari itu, saya menerima segala kritik dan saran
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak - pihak yang secara langsung
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii
BAB 1 : PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................1
1.2. Tujuan....................................................................................................1
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................2
2.1. Pengertian Navigasi...............................................................................2
2.2. Alat-Alat Navigasi...................................................................................2
2.2.1. Identifikasi Peralatan Navigasi........................................................2
2.2.2. Peta Laut.........................................................................................4
2.2.3. Kompas...........................................................................................5
2.2.4. Radar..............................................................................................6
2.2.5. Sonar...............................................................................................7
2.2.6. GPS.................................................................................................8
2.2.7. ECDIS.............................................................................................9
2.3. Menghitung Jarak,Kecepatan dan Waktu.............................................10
2.4. Menentukan Posisi Kapal.....................................................................11
2.5. Baringan...............................................................................................11
2.5.1. Syarat-Syarat Dalam Mengambil Baringan....................................11
2.5.2. Macam-Macam Garis Baringan.....................................................12
2.5.3. Rumus dalam Baringan.................................................................13
2.6. Penentuan Tempat Dengan Baringan..................................................13
2.6.1. Pengelompokkan Baringan Benda................................................13
BAB 3 : METODE...............................................................................................18
3.1. Baringan Silang........................................................................................18
3.1.1. Pengertian Dasar................................................................................18
3.1.2. Langkah-Langkah Membaring...........................................................18
3.2. Baringan Peruman...................................................................................20
3.2.1. Pengertian Dasar...............................................................................20
3.2.2. Langkah-Langkah Membaring...........................................................20
BAB 4 : ALAT NAVIGASI DI LABORATORIUM NAVIGASI................................22
4.1. Ship Handling Simulator (SHS) atau Bridge Simulator.........................22
4.2. Monitor OpenCPN 4.0..........................................................................23
4.3. Vox Maris GMDSS Instructor................................................................23
BAB 5 : PENUTUP.............................................................................................25
5.1. Kesimpulan...........................................................................................25
5.2. Saran....................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................26
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Tujuan dari Navigasi Kelautan adalah :
1. Dapat mengetahui dan memahami pengertian navigasi.
2. Dapat mengidentifikasi alat-alat navigasi.
3. Dapat mengetahui dan menghitung jarak,kecepatan dan waktu.
4. Dapat mengidentifikasi macam-macam baringan.
5. Dapat menentukan posisi kapal dengan baringan silang dan
baringan peruman.
1
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA
Navigasi adalah ilmu yang mempelajari tentang arah lintasan dari tempat
berangkat menuju tempat tiba.Orang yang melakukan navigasi ini disebut
dengan seorang navigator. Pada zaman dahulu, manusia menggunakan
peta,kompas, serta kemampuan beorientasi dalam melakukan suatu perjalanan
di alam bebas.Seiring perkembangan zaman, navigasi mengalami
perkembangan hingga menggunakan peralatan yang canggih. Maka dari itu,
manusia pun juga harus meningkatkan kemampuannya dalam bernavigasi.
2
2.2. Alat-Alat Navigasi
2.2.1. Identifikasi Peralatan Navigasi
Pada kapal niaga tugas crew atau awak kapal dibagi menjadi dua
bagian yaitu deck department dan engine department. Yang
mengoperasikan alat – alat navigasi adalah awak kapal bagian deck (
deck department ). Bernavigasi adalah merupakan bagian dari kegiatan
melayarkan kapal – kapal dari suatu tempat ke tempat lain. Alat – alat
navigasi sangat penting untuk membantu seorang pelaut dalam
melayarkan kapal. Seiring dengan perkembangan jaman dan
perkembangan teknologi peralatan navigasi juga mengalami
perkembangan teknologi dari yang peralatan yang dioperasikan secara
konvensional menjadi dioperasikan secara elektronik bahkan ada yang
otomatis. Untuk mengoperasikan alat – alat navigasi diperlukan awak
kapal, utamanya awak kapal bagian deck yang termasuk awak kapal
bagian deck yang bertanggungjawab terhadap pengoperasian alat – alat
navigasi adalah perwira bagian deck dan juru mudi di bawah tanggung
jawab nakhoda. Untuk menjadi awak kapal harus memenuhi persyaratan
baik sesuai Standard Training Certification and Watchkeeping (STCW)
dan dari Peraturan Menteri, atau Keputusan Menteri. Dalam hal ini
persyaratan menjadi awak kapal harus mempunyai sertifikat keahlian dan
ketrampilan menjadi seorang pelaut . Sertifikat Keahlian pelaut bagian
deck adalah Ahli Nautika Tingkat ( mulai Tingkat V sampai dengan
Tingkat I ), dan sertifikat ketrampilan pelaut untuk bagian deck
diantaranya adalah sertifikat ECDIS, RADAR/ARPA, GMDSS, BST,
SCRB, MEFA, AFF. Alat navigasi adalah alat yang digunakan untuk
membantu dalam bernavigasi. Alat navigasi dibagi menjadi dua macam
yaitu navigasi konvensional dan navigasi elektronik (Kuncowati, 2015).
Peralatan Navigasi adalah peralatan yang digunakan dalam
mendukung sistem pernavigasian.Alat-alat navigasi adalah alat yang
digunakan untuk menentukan arah dalam dunia maritim.Di dalam kapal,
terdapat 2 bagian awak kapal yaitu deck department dan engine
department.Alat navigasi dioperasikan oleh deck department. Adapun
persyaratan untuk bisa menjadi seorang awak kapal harus mempunyai
sertifikat keahlian dan ketrampilan menjadi seorang pelaut.
3
Gambar 2. Identifikasi Peralatan Navigasi
(Sumber : Google Images, 2022)
4
laut lepas maupun di peraiaran, seperti ; danau, Sungai, terusan dan lain-
lainnya. Dengan kata lain peta laut merupakan peta yang dapat
dipergunakan untuk berlalu lintas di atas air.
2.2.3. Kompas
Kompas adalah sebagai alat penunjuk arah. Kompas biasanya
digunakan pada pesawat dan kapal laut. Pramuka dan para penjelajah
alam juga berpedoman pada kompas dan peta untuk merintis jalan baru.
Kompas sederhana tersusun atas jarum baja magnet yang melekat pada
kartu kompas, lempemgan plastik berbentuk cakram dengan tanda tanda
mata angin. cakram yang merupakan petumjuk arah dibagi menjadi sama
besar menjadi 3600 pada sederhananya menjadi delapa mata angin.
kompas menunukkan arah berdasarkan medan magnet bumi. Kutub
utara magnet bumi berada di dekat kutub utara bumi. Sedangkan kutub
selatan magnet bumi berada di dekat kutub selatan. Cakram akan
berhenti berputar apabila arah jarumnya telah sesuai dengan arah medan
magnet bumi. Kompas magnet ini tidak akan tidak akan bekerja dengan
baik bila didekatkan pada benda bermagnet atau medan magnet karena
medan magnet bumi yang mempengaruhinya akan rusak oleh benda-
benda asing itu. Pada jenis kompas sederhana arah mata angin hanya
0
dibagi delapan mata angin. arah utara bertepatan dengan atau 3600 ,
timur laut 450 , tenggara 1350 , selatan 1800 , barat daya 2250 , barat
2700 , dan barat laut 3150 (Sitorus, 2019).
Kompas adalah salah satu alat navigasi yang bisa digunakan saat
berada di laut.Fungsinya yaitu sebagai penunjuk arah.Kompas terdiri dari
atas jarum yang terbuat dari baja magnet,kartu kompas,lempengan
plastik, dan tanda tangan mata angin.Arah yang ditunjukkan kompas
5
berdasarkan medan magnet bumi.Kutub utara dan kutub selatan magnet
bumi masing-masing berada di dekat kutub utara dan kutub selatan.
Gambar 4. Kompas
(Sumber : Google Images, 2022)
2.2.4. Radar
Menurut Alen, (2018) dalam buku “Radar and Arpa Manual
second edition” bahwa Radar (Radio Detection and Ranging) merupakan
sistem gelombang elektromagnetik yang digunakan untuk mendeteksi,
mengukur jarak dan membuat map benda-benda seperti pesawat
terbang, kendaraan bermotor dan informasi cuaca. Gelombang radio
yang dipancarkan dari suatu benda dapat ditangkap oleh radar kemudian
dianalisa untuk mengetahui lokasi dan bahkan jenis benda tersebut.
Walaupun sinyal yang diterima relatif lemah, namun radar dapat dengan
mudah mendeteksi dan memperkuat sinyal tersebut.
Radar (Radio Detection and Ranging) adalah suatu alat yang
berfungsi untuk mengetahui keberadaan objek yang ada di sekitar kapal
dengan menggunakan gelombang elektromagnetik.Jangkauan dari radar
sendiri dapat berkisar dari 5 mil,10 mil,20 mil, dan 100 mil. Radar memiliki
keunggulan dari alat lain karena tidak memerlukan stasiun pemancar.
Fungsi radar adalah sebagai penentu posisi kapal,pemandu kapal keluar
masuk pelabuhan,penuntun agar tidak terjadi tabrakan, dan
memperkirakan hujan melewati lintasan kapal.
6
Gambar 5. Radar
(Sumber : Google Images, 2022)
2.2.5. Sonar
Side Scan Sonar adalah sebuah sistem peralatan survey kelautan
yang menggunakan teknologi akustik. Peralatan ini digunakan untuk
memetakan dasar laut dan juga dapat digunakan untuk mempelajari
kehidupan di dasar laut. Sistem peralatan ini merekam kondisi dasar laut
dengan memanfaatkan sifat media dasar laut yang mampu
memancarkan, memantulkan dan atau menyerap gelombang suara
frekuensi tinggi. Side Scan Sonar mampu membuat liputan perekaman
dasar laut dari kedua sisi lintasan survey. Sistem tranduser Side Scan
Sonar disimpan dalam towfish yang ditarik kapal beberapa meter di
bawah permukaan laut. Gelombang suara yang dipantulkan diproses
menjadi gambar yang mirip foto udara. Interpretasi menggunakan data
Side. Scan Sonar merupakan bentuk pengolahan post processing pada
data sonar. Post processing yang dilakukan secara kualitatif
menggunakan pendekatan sifat fisik material dan bentuk objek dengan
melihat tekstur, derajat kehitaman, bentuk dan ukuran dari obyek
permukaan dasar perairan. Sedangkan post processing secara kuantitatif
adalah dengan memanfaatkan nilai hamburan bailk dari objek untuk
mengenali objek substrat dasar perairan (Nurkhayati dan Manik, 2016).
Sonar merupakan sistem yang memakai gelombang suara yang
dipancarkan dan dipantulkan untuk mendeteksi dan menetapkan lokasi
objek di bawah laut. Cara kerja dari Sonar adalah dengan mengirim
gelombang suara bawah permukaan dan kemudian menunggu pantulan
gelombang suara (echo) dari objek yang dikenai. Data gelombang suara
dipantulkan ulang ke receiver dan kemudian ditampilkan lewat
monitor/display.
7
Gambar 6. Sonar
(Sumber : Google Images, 2022)
2.2.6. GPS
GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi
dan penentuan posisi, dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem
ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta
informasi mengenai waktu, secara kontinu di seluruh dunia tanpa
bergantung waktu dan cuaca, bagi banyak orang secara simultan. Saat ini
GPS sudah banyak digunakan orang di seluruh dunia dalam berbagai
bidang aplikasi yang menuntut informasi tentang posisi, kecepatan, dan
percepatan ataupun waktu yang teliti (Herlambang, 2013).
GPS atau yang disebut dengan Global Positioning System adalah
sistem navigasi yang berbasis satelit.GPS tidak hanya berfungsi sebagai
penanda lokasi ,tetapi juga dapat meneliti area tempat terjadinya bencana
alam seperti gempa.Mengingat kondisi globalisasi saat ini, aplikasi GPS
banyak digunakan oleh setiap orang melalui handphone untuk
mendeteksi cuaca,mempermudah dalam berkendara pada malam
hari,mengetahui suatu lokasi, dan sebagainya.Dari manfaat yang
didapatkan dari GPS, diharapkan sistem ini dapat lebih diperbaharui agar
semakin mempermudah kehidupan manusia.
8
Gambar 7. GPS
(Sumber : Google Images, 2022)
2.2.7. ECDIS
Menurut Setyangga (2019), ECDIS (The Electronic Chart Display
and Information System) merupakan pengembangan modern dalam
sistem grafik navigasi yang digunakan diatas kapal yang sesuai dengan
peraturan International Maritime Organization (IMO) dan dapat digunakan
sebagai alternatif untuk kertas grafik bahari. Dengan menggunakan
sistem berbasis elektronik grafik, mempermudah perwira kapal dalam
bernavigasi untuk memonitor lokasi kapal, daerah sekitar kapal beserta
kapal – kapal terdekat dan membuat rancangan pelayaran. Prinsip dari
navigasi belumlah berubah, tetapi metode dan teknik bernavigasi telah
dipengaruhi oleh adanya ECDIS. Standar ini telah dikembangkan dengan
tujuan untuk memberikan petunjuk dan rekomendasi kepada navigator
dan perusahaan manajemen kapal, serta penerapan terbaik terkait
dengan konfigurasi pada ECDIS dan itu digunakan sebagai sarana utama
navigasi. Sebuah sistem yang ada pada ECDIS menampilkan informasi
dari Electronic Navigational Chart (ENC) atau Digital Charts Nautical
(DNC) dan mengintegrasikan informasi posisi dari posisi dan kecepatan
melalui sistem referensi air dan sensor navigasi opsional lainnya.
ECDIS (Electronic Chart Display and Information System) adalah
suatu teknologi yang digunakan dalam bidang navigasi di laut. Fungsinya
yaitu untuk memonitor lokasi kapal serta mengetahui daerah yang ada di
sekitar kapal.Penggunaan ECDIS telah sesuai dengan peraturan
internasional (IMO).ECDIS sendiri bekerja berdasarkan prinsip dari GPS
untuk menentukan berhasil atau tidaknya suatu posisi.Keberadaan
ECDIS ini merupakan kemajuan dari navigasi kertas yang digunakan
dahulu sebagai petunjuk di laut.
9
Gambar 8. ECDIS
(Sumber : Google Images, 2022)
10
No. Keterangan
Rumus
1. Jauh
WxK
60
2. Waktu
D x 60
K
3. Kecepatan
D x 60
W
11
kapal melaju , akankah kapal tersebut akan melewati suatu daerah yang ternyata
terlarang ataupun di luar batas jarak penjelajahan.Untuk memudahkan dalam
bernavigasi, sistem seperti GPS atau AIS dapat membantu seorang navigator
dalam mengemudikan kapal.
2.5. Baringan
2.5.1. Syarat-Syarat Dalam Mengambil Baringan
Menurut Guritno et al., (2018), dalam mengambil baringan dapat
digunakan berbagai alat dan cara. Salah satunya dengan penggunaan
system referensi posisi pada DP System, seperti Differential GPS
(DGPS), Fanbeam, Cyscan, Hydroacoustic. Penggunaan Cyscan dan
Fanbeam yang menggunakan system laser dan media reflektor yang
dipasang pada Platform atau Rig sebagai perhitungan jarak dan
baringan relatif kapal, dapat terganggu kerjanya apabila terdapat
reflektor lain yang berada pada jarak jangkau Cyscan dan Fanbeam.
Penerimaan signal yang tidak konstan akibat dari terhalang. Untuk itu
sebagai syarat dalam mengambil baringan kapal alat baringan harus
terpasang dengan baik, begitupun dengan sinyal dan titik yang harus
diperhatikan.
Perkembangan pelayaran laut sudah dari zaman dahulu hingga
modern seperti sekarang ini. Aturan dan persyaratan tertentu harus
diperhatikan saat memasang peralatan yang akan dipasang di kapal.
Persyaratan dan peraturan ini selalu terkait dengan fungsi dan mode
pengoperasian peralatan di atas kapal selama pengoperasian. Alat ini
sangat peka terhadap pengaruh luar, sehingga alat pemandu harus
ditempatkan dengan hati-hati agar ditempatkan pada tempat yang tepat.
Jika tata letak tidak benar, unit ini tidak akan beroperasi secara normal
dan kesalahan tampilan (kesalahan sebelumnya) akan terjadi. Dalam hal
ini, perlengkapan bawaan dilakukan dengan menggunakan kompas untuk
menentukan besarnya simpangan (deviasi) dari bawaannya. Pilot
merupakan salah satu alat navigasi yang sangat penting untuk
menentukan arah haluan dan posisi kapal. Anda dapat menggunakan
berbagai alat dan metode untuk menemukan arah. Oleh karena itu,
prasyarat untuk pencarian arah kapal adalah pemasangan yang tepat
dari pencari arah dan sinyal dan titik yang diamati.
12
2.5.2. Macam-Macam Garis Baringan
Menurut Maulana (2017), jenis baringan yaitu baringan silang,
baringan dan jarak, baringan peruman, baringan yang digeserkan,
baringan serentetan peruman, baringan 2 atau lebih suar penuntun,
baringan dengan alat elektronik, baringan kombinasi dari baringan-
baringan diatas. Baringan silang yaitu baringan dimana kedua
perpotongan garis baringan adalah posisi kapal. Kombinasi baringan dan
jarak yaitu ketika kedudukan kapal adalah perpotongan baringan dengan
lingkaran jarak tampak yang sudah di koreksi. Kombinasi baringan dan
peruman adalah tempat kedudukan kapal dipeta didapat dari baringan
yang dilakukan pada kedalaman yang diukur pada waktu yang
bersamaan.
Garis baringan adalah garis lurus yang dibuat di dalam sebuah
peta laut yang menyinggung baringan di titik baring.Baringan terbagi-bagi
menjadi beberapa jenis yaitu baringan sejati (BS), baringan magnetis
(BM), baringan pedoman (BP), baringan relatip (BR).Baringan juga
terbagi menjadi beberapa macam yaitu baringan penuntun yang artinya
baringan dimana 2 benda darat kelihatan menjadi satu.Sedangkan
baringan silang adalah baringan dimana kedua perpotongan garis
baringan adalah posisi kapal.
13
Deviasi = Bm , Bm + Variasi = Bs, Bp + Sembir = Bs, Bp - Bs = Sbr, Bs -
Variasi = Bm, Bm - Deviasi = Bp, Bs - Sembir = Bp
14
Gambar 10. Satu Benda Dibaring Satu Kali
(Sumber : Google Images, 2022)
15
Gambar 11. Satu Benda Dibaring Dua Kali
(Sumber : Google Images, 2022)
16
Gambar 12. Baringan Dua Benda
(Sumber : Google Images, 2022)
17
Gambar 13. Baringan Tiga Benda
(Sumber : Google Images, 2022)
18
BAB 3 : METODE
19
dan kenalilah benda yang akan dibaring dengan pasti, 2. Baringlah kedua
benda yang terpilih A dan B secara tepat dan cermat urutannya 3.
Jabarkan baringan baringan Pedoman ( Bp ) menjadi Baringan Sejati ( Bs
) 4. Tariklah garis lurus Baringan Sejati dipeta dari benda A dan B
masing-masing dalam arah berlawanan, kemudian 5. Akan dihasilkan titik
potong dari kedua garis baringan adalah titik S adalah Posisi Kapal.
Langkah-langkah dalam melakukan baringan silang ada beberapa
tahap. Tahap pertama yaitu, tentukan kedua benda yang akan
dibaringkan.Tahap kedua yaitu, posisikan kedua benda tersebut sesuai
urutannya.Tahap ketiga yaitu,jabarkanlah baringan pedoman (BS)
menjadi baringan sejati (BS).Tahap keempat, dari masing-masing
baringan sejati benda I dan benda II ditarik dengan arah yang
berlawanan.Tahap kelima yaitu, maka akan didapatkan hasil perpotongan
garis yang dimana merupakan posisi kapal tersebut berada.
20
3.2. Baringan Peruman
3.2.1. Pengertian Dasar
Menurut Ariatman (2017), kedudukan kapal di peta didapat dengan
baringan yang dilakukan pada kedalaman yang diukur pada waktu yang
bersamaan. Penentuan posisi kapal di laut dengan baringan peruman ini
dilakukan dengan menggabungkan antara garis baringan dengan kedalaman
perairan hasil peruman. Dalam menduga dalamnya perairan perlu diperhatikan
daftar pasang surut. Dalam air hasil peruman dikurangi dengan tinggi pasang
adalah dalam air yang tertera. Baringan dengan peruman ini hanya dapat
dilakukan pada tempat tempat yang mempunyai ramalan pasang – surut dan
kedalaman air ditempat tersebut dipetakan dengan jelas, serta garis baringan
tidak mengenali kedalaman kedalaman air untuk daerah tersebut. Namun
demikian,tempat kapal (Posisi kapal) yang diperoleh dengan cara ini tidak begitu
tepat bila dibandingkan dengan cara cara baringan lainnya.
Baringan peruman adalah baringan yang dilakukan dengan cara
menggabungkan garis baringan dengan posisi kedalaman hasil baringan.Metode
ini dinilai kurang akurat bila dibandingkan dengan metode baringan lainnya. Cara
untuk melakukannya antara lain dengan mendapatkan selisih antara dalam air
peruman dikurangi dengan tinggi pasang surut. Sebelum dapat melakukan
pembaringan peruman, terdapat syarat-syaratnya antara lain daerah tersebut
memiliki ramalan tentang pasang surut.
21
benda yang dibaring (benda yang dikenal). 5,Jabarkan hasil peruman tersebut
sampai muka surutan dari peta (lihat Daftar Pasang Surut pada saat itu ).
6,Carilah pada garis baringan suatu kedalaman air yang sama dengan
kedalaman air yang telah dijabarkan tersebut. 7,Jika diperoleh suatu titik yang
demikian maka titik tersebut merupakan posisi kapal. Penting juga mengetahui
jenis dasar laut.
Langkah-langkah dalam melakukan baringan peruman dapat dilakukan
dengan beberapa tahapan.Tahapan pertama yaitu, membaringkan benda
tersebut pada pedoman/kompas baringan.Tahapan kedua yaitu, menjabarkan
baringan pedoman menjadi baringan sejati.Tahapan ketiga yaitu, menarik garis
lurus benda yang sudah dibaringkan dengan arah berlawanan dengan baringan
sejati.Tahapan keempat yaitu, menentukan kedalaman perairan dengan
menggunakan peruman.Tahapan kelima yaitu, menjabarkan hasil peruman
sampai muka surutan dari peta,kita bisa melihatnya pada daftar pasang surut
yang tersedia.Tahapan yang keenam yaitu, mencari kedalaman air yang sama
denga kedalaman air yang telah dijabarkan.Tahap ketujuh, yaitu jika sudah
memperoleh titik nya,maka itulah posisi kapal sekarang.
22
BAB 4 : ALAT NAVIGASI DI LABORATORIUM NAVIGASI
23
4.2. Monitor OpenCPN 4.0
Menurut Oruc, et al. (2022), OpenCPN adalah sistem navigasi elektronik
lintas platform (ECS) yang mendukung berbagai standar kartografi dan protokol
antarmuka perangkat keras. Versi tersedia untuk arsitektur komputer Linux,
Windows, dan Macintosh. Sejak diperkenalkan secara luas pada tahun 2008,
OpenCPN telah mendapatkan reputasi yang solid. OpenCPN versi 3.x telah
diunduh lebih dari 400.000 kali. Komunitas pengguna dan pengembang
internasional yang responsif bersama dengan dokumentasi terkini dan lengkap
adalah jaminan untuk membuat instalasi dan penggunaan OpenCPN menjadi
menyenangkan.
Monitor OpenCPN 4.0 adalah sebuah aplikasi software yang digunakan
oleh para pelaut dalam bernavigasi. Software ini pertama kali muncul tahun
2008. Dapat digunakan pada berbagai OS seperti linux,windows, dan macintosh.
Kelebihan dari software ini adalah lebih murah dibandingkan media lainnya yang
berupa komputer yang mahal. Software ini cenderung lebih mudah digunakan
oleh pelaut yang lebih menyukai menggunakan perangkat laptop. Selain itu,
software ini pun dapat dicustom dalam tampilan sesuai keinginan masing-masing
pelaut.
24
Implementasi GMDSS oleh International Maritime Organization (IMO )
memungkinkan kemampuan otomatis untuk pengiriman sinyal/panggilan saat
kapal mengalami kecelakaan di laut. Sistem tersebut juga terdiri dari peralatan
pemancar sinyal berulang sebagai tanda bahaya, serta memiliki sumber power
daurat untuk menjalankan fungsinya.
Vox Maris GMDSS Instructor adalah sebuah peralatan navigasi yang
digunakan oleh pelaut perihal keselamatan dan keamanan kapal. Alat ini dapat
mendeteksi apabila terjadinya kerusakan,ancaman,maupun bahaya yang sedang
terjadi maupun akan datang terhadap kapal. Jika terjadi hal tersebut, maka
kapal-kapal lain serta tim navigasi yang berada di darat pun dapat segera
memanggil pertolongan dari tim SAR. Alat ini menggunakan sistem
Radiotelegraphy dan radiotelephony sehingga dalam penggunaannya hanya
dengan menekan satu tombol press button saja maka informasi bisa langsung
terkirim.
25
BAB 5 : PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Sistem navigasi yang digunakan dalam Pemanfaatan Sumberdaya
Perikanan adalah untuk membantu pelayaran kapal perikanan yaitu
untuk memudahkan mengetahui suhu perairan, arah pelayaran,
kedalaman perairan, kepadatan gerombolan ikan.
2. Alat-alat navigasi yang dapat membantu dalam kegiatan perikanan
adalah GPS (Global Positioning System), RADAR, SONAR (Sound
Navigation And Ranging) , Echo sounder, Kompas, fish finder, peta
laut, ECDIS, SHS atau Bridge Simulator, Monitor OpenCPN 4.0, Vox
Marix GMDSS Instructor dan pembaringan.
3. Selain itu, terdapat juga metode Pembaringan yang merupakan cara
manual yang dapat digunakan untuk menentukan posisi kapal secara
real time dilakukan dengan cara menentukan target pembaringan dari
dua tempat, kemudian dibaring ujung gedung yang satu dan ujung
gedung yang satunya lagi, kemudian didapat hasil baringan dan dapat
di gambar dengan skala di peta.
5.2. Saran
Laporan Navigasi Kelautan ini mengajarkan untuk memahami arti
dari navigasi, bagaimana cara melakukannya, peralatan yang digunakan
dalam melakukan navigasi serta apa yang dapat dilakukan saat terjadi
bahaya atau ancaman terhadap kapal yang sedang dikemudikan. Dalam
bernavigasi, suatu kesalahan kecil bisa menjadi suatu masalah besar
apabila tidak langsung ditangani, karena dapat berakibatkan yang fatal
seperti terjadinya kecelakaan kapal yang mengancam keselamatan
orang-orang yang berada di atas kapal. Untuk itu, diperlukan suatu
persiapan yang matang sebelum seseorang bisa mengemudikan suatu
kapal, terutama kemampuan bernavigasi supaya kapal bisa sampai di
tujuan dengan aman dan selamat.
26
DAFTAR PUSTAKA
26
Maulana, A. 2017. Analisa Penentuan Posisi Kapal Dengan Melakukan Baringan
Silang Pada Kapal Spb. OmsSemeru. Politeknik Negeri Samarinda:
Tugas Akhir
Maulana.A, (2017). Analisa Penentuan Posisi Kapal Dengan
Melakukan Baringan Silang Pada Kapal Spb. Oms Semeru. Tugas Akhir.
Nurkhayati, R., & Manik, H. M. (2016). GIS Untuk Integrasi Interpretasi Substrat
Dasar Perairan menggunakan Penggolahan Citra ALOS-AVNIR dan Side
Scan Sonar. Jurnal Otomasi Kontrol dan Instrumentasi, 8(1), 25.
Oruc, A., Gkioulos, V., & Katsikas, S. (2022). Towards a Cyber-Physical Range
for the Integrated Navigation System (INS). Journal of Marine Science
and Engineering, 10(1), 107.
Rahmat. (2018). SISTEM INSTRUMENTASI KELAUTANGMDSS (. Permen
No.26 thn.2011, 4-22.
Rumpa, A., Isman, Tamrin & Tandipuang. P. (2020), Pemanfaatan Aplikasi
Google EarthUntuk Evaluasi Perbedaan Koordinat Dan Tampilan
Peta GPS Yang Digunakan Nelayan Kabupaten Bone. Jurnal Salamata.
2(1): 171-180
Simbolon, H., Trimulyono, A., & Rindo, G. (2015). Analisa Nilai Maximum Thrust
Propeller B-Series dan Kaplan Series pada Kapal Tugboat Ari 400 HP
dengan Variasi Diameter, Jumlah Daun, Sudut Rake Menggunakan
CFD. Jurnal Teknik Perkapalan, 3(4).
Sitorus, E. W. D. (2019). Perancangan dan Pembuatan Kompas Digital dengan
Output Suara Sebagai Alat Bantu Jalan Berbasis Mikrokontroler
ATMEGA328.
WAFI, A. M. (2020). UPAYA MENGOPTIMALKAN FUNGSI SARANA BANTU
NAVIGASI PELAYARAN (SBNP) DI WILAYAH KERJA DISTRIK
NAVIGASI KELAS III CILACAP. KARYA TULIS.
27