Anda di halaman 1dari 45

KARYA ILMIAH TERAPAN

PENERAPAN PROSEDUR MEMASUKI ENCLOSED SPACE


GUNA MENGURANGI KECELAKAAN KERJA DI ATAS
KM SABUK NUSANTARA 115

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan


Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III

AMELIA ARIFIANTI

NIT. 05.17.030.2.41/N

AHLI NAUTIKA TINGKAT III

PROGRAM DIPLOMA III PELAYARAN


POLITEKNIK PELYARAN SURABAYA
TAHUN 2021
PENERAPAN PROSEDUR MEMASUKI ENCLOSED SPACE
GUNA MENGURANGI KECELAKAAN KERJA DI ATAS
KM SABUK NUSANTARA 115

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan


Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III

AMELIA ARIFIANTI

NIT. 05.17.030.2.41/N

AHLI NAUTIKA TINGKAT III

PROGRAM DIPLOMA III PELAYARAN


POLITEKNIK PELYARAN SURABAYA
TAHUN 2021
ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : AMELIA ARIFIANTI

Nomor Induk Taruna : 05.17.030.2.41/N

Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III

Menyatakan bahwa KIT yang saya tulis dengan judul :

PENERAPAN PROSEDUR MEMASUKI ENCLOSED SPACE GUNA


MENGURANGI KECELAKAAN KERJA DI ATAS KM SABUK
NUSANTARA 115

Merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam KIT tersebut , kecuali tema dan

yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide saya sendiri. Jika pernyataan

di atas terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan

oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.

Surabaya, 2021
Materai 6000

AMELIA ARIFIANTI
NIT. 05.17.030.2.41
iii

PERSETUJUAN SEMINAR

KARYA ILMIAH TERAPAN

Judul : PENERAPAN PROSEDUR MEMASUKI

ENCLOSED SPACE GUNA MENGURANGI

KECELAKAAN KERJA DI ATAS KM SABUK

NUSANTARA 115

Nama Taruna : AMELIA ARIFIANTI

NIT : 05.17.030.2.41 / N

Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III

Dengan ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diseminarkan.

Surabaya, 2021

Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

Sereati Hasugian,S.Si.T,M.T Dyah Ratnaningsih,S.S., M.Pd.


Penata Tk. I (III/d) Penata Tk. I (III/d)
NIP. 19800809 200502 2 001 NIP.19800302 200502 2 001

Mengetahui:
Ketua Jurusan Nautika
iv

LEMBAR PENGESAHAN

KARYA ILMIAH TERAPAN

PENERAPAN PROSEDUR MEMASUKI ENCLOSED SPACE


GUNA MENGURANGI KECELAKAAN KERJA DI ATAS
KM SABUK NUSANTARA 115
Disusun dan diajukan oleh;
Amelia Arifianti
NIT. 05.17.030.2.41/N
Ahli Nautika Tingkat III

Telah dipresentasikan di depan Panitia Ujian KIT


Politeknik Pelayaran Surabaya
Pada tanggal, 2021
Menyetujui:
Penguji I Penguji II Penguji III

Muhammad Imam Firdaus,S.S T.Pel Sereati Hasugian,S.Si.T,M.T Dyah Ratnaningsih,S.S., M.Pd.


Penata Muda Tk.I (III/b) Penata Tk. I (III/d) Penata Tk. I (III/d)
NIP.19901019 201402 1 004 NIP. 19800809 200502 2 001 NIP.19800302 200502 2 001

Mengetahui :

Kepala Jurusan Nautika

Capt. Tri Mulyatno Budhi H, S.Si.T,M.Pd


Penata (III/c)
NIP. 19571101 200912 1 002
v

KATA PENGANTAR

Seraya memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas segala

kuasa, dan anugrah-Nya yang telah diberikan, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian ini dengan mengambil judul : “PENERAPAN

PROSEDUR MEMASUKI ENCLOSED SPACE GUNA MENGURANGI

KECELAKAAN KERJA DI ATAS KM SABUK NUSANTARA 115”.

Dalam usaha menyelesaikan Karya Ilmiah Terapan ini, dengan penuh rasa

hormat setinggi-tingginya dan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

memberikan bantuan, motivasi, bimbingan dan petunjuk serta dorongan yang

sangat berarti bagi penulis.Untuk itu perkenankanlah pada kesempatan ini, saya

menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya Capt. Dian Wahdiana, M.M

2. Ketua Jurusan Nautika Capt. Tri Mulyatno Budhi H, S.Si.T,M.Pd

3. Penguji I Bapak Muhammad Imam Firdaus,S.S T.Pel

4. Pembimbing I Ibu Sereati Hasugian,S.Si.T,M.T

5. Pembimbing II Ibu Dyah Ratnaningsih, S.S., M.Pd

6. Bapak/Ibu dosen Politeknik Pelayaran Surabaya, khususnya lingkungan

program studi Nautika Politeknik Pelayaran Surabaya.

7. Rekan-rekan kelas Nautika B Diploma III yang telah membantu dalam proses

penulisan Karya Ilmiah Terapan ini.

8. Rekan-rekan taruni yang telah membantu dalam proses penulisan Karya

Ilmiah Terapan ini.

9. Nakhoda, dan seluruh ABK KM Sabuk Nusantara 115 yang menjadi rekan

kerja selama melakukan Praktek Layar dalam kurun waktu 1 tahun.


vi

10. Kedua orang tua saya yang selalu mendukung saya dalam keadaan apapun.

11. Serta Wahyuana Amelia Putri Amd.Kes dan Fadilla Anggraini Pramudya

Putri., S.Pd yang merupakan support system dalam pengerjaan Karya Ilmiah

Terapan ini.

Akhir kata penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan

di dalam penulisan Karya Ilmiah Terapan ini. Penulis berharap semoga Karya

Ilmiah Terapan ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca.

Surabaya, 2021

Penulis

Amelia Arifianti
vii

ABSTRAK

AMELIA ARIFIANTI 2021,PENERAPAN PROSEDUR MEMASUKI


ENCLOSED SPACE GUNA MENGURANGI KECELAKAAN KERJA DI
ATAS KM SABUK NUSANTARA 115. Dibimbing oleh Ibu Sereati
Hasugian,S.Si.T,M.T dan Ibu Dyah Ratnaningsih, S.S., M.Pd.
Enclosed space merupakan suatu ruangan tertutup di atas kapal yang banyak
menyebabkan hilangnya nyawa seseorang saat bekerja di dalamnya. Di dalam
memasuki enclosed space terdapat SOP yang harus diterapkan untuk menghindari
kecelakaan dan resiko berbahaya yang bisa saja terjadi. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui apakah prosedur memasuki enclosed space sudah diterapkan di
atas KM Sabuk Nusantara 115.
Dalam penelitian yang dilakukan pada waktu prala selama jangka waktu
setahun di atas KM Sabuk Nusantara 115, penulis mengumpulkan data primer
berupa hasil wawancara dari responden yaitu Chief Officer dan Juru Mudi KM
Sabuk Nusasntara 115. Dan data sekunder berupa dokumentasi serta dokumen dan
data-data yang berhubungan dengan enclosed space.
Berdasarkan hasil penelitian pada saat penulis melakukan Praktek Layar
(PRALA) di atas KM Sabuk Nusantara 115 dapat disimpulkan bahwa awak kapal
masih belum menerapkan prosedur memasuki enclosed space dengan sesuai
dikarenakan kurangnya kewaspadaan dan terlalu menyepelekannya awak kapal
dengan resiko yang ada. Meskipun di dalam kerja memasuki enclosed space tidak
terjadi kecelakaan yang tidak diinginkan saat di KM Sabuk Nusantara 115
alangkah baiknya penerapan tersebut dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada
guna menanggulangi kecelakaan dan resiko bahaya yang bisa saja terjadi. Dari
permasalahan tersebut strategi penerapan prosedur memasuki enclosed space yang
sebaiknya dilakukan di atas KM Sabuk Nusantara 115 yang paling efektif dan
efisien adalah dengan melakukan safety meeting, briefing, drill, dan evaluasi
secara rutin mengenai prosedur memasuki enclosed space.

Kata kunci: Penerapan, Enclosed Space, Prosedur Memasuki Enclosed Space


viii

ABSTRACT

AMELIA ARIFIANTI 2021,APPLICATION OF PROCEDURE FOR


ENTERING ENCLOSED SPACE TO REDUCE WORK ACCIDENTS ABOVE
KM SABUK NUSANTARA 115. Guided by Mrs. Sereati Hasugian,S.Si.T,M.T
and Mrs. Dyah Ratnaningsih, S.S., M.Pd.
Enclosed space is an enclosed space on a ship that causes the loss of a
person's life while working in it. In entering the enclosed space, there are SOPs
that must be implemented to avoid accidents and dangerous risks that could
occur. This research was conducted to determine whether the procedure for
entering the enclosed space has been implemented above KM Sabuk Nusantara
115.
In research conducted at prala time over a year on KM Sabuk Nusantara
115, the authors collected primary data in the form of interviews from
respondents, namely Chief Officer and Quarter KM Sabuk Nusasntara 115. And
secondary data in the form of documentation and documents and data related to
the enclosed space.
Based on the results of the research when the author carried out Sailing
Practice (PRALA) on KM Sabuk Nusantara 115, it could be concluded that the
crew had not implemented the procedure for entering the enclosed space
appropriately due to lack of vigilance and underestimating the crew with the risks
involved. Even though when entering the enclosed space there are no unwanted
accidents at KM Sabuk Nusantara 115, it would be best if the implementation is
carried out in accordance with existing procedures to overcome accidents and the
risk of hazards that may occur. From these problems, the most effective and
efficient strategy for implementing procedures for entering the enclosed space,
which should be carried out on KM Sabuk Nusantara 115, is to conduct safety
meetings, briefings, drills, and routine evaluations regarding procedures for
entering the enclosed space.

Keywords: Application, Enclosed Space, Procedure For Entering Enclosed Space


ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i


PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................. ii
PERSETUJUAN SEMINAR ................................................................................. iii
PENGESAHAN KARYA ILMIAH TERAPAN ................................................... iv
KATA PENGANTAR............................................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG MASALAH ......................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH .......................................................................... 5
C. BATASAN MASALAH ........................................................................... 5
D. TUJUAN PENELITIAN ........................................................................... 5
E. MANFAAT PENELITIAN ...................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................ 7
A. REVIEW PENELITIAN SEBELUMNYA .............................................. 7
B. LANDASAN TEORI ................................................................................ 7
1. Pengertian Penerapan ............................................................................ 7
2. Pengertian Kecelakaan Kerja ................................................................ 8
3. Pengertian Enclosed Space ................................................................... 8
4. Prosedur Memasuki Enclosed Space .................................................. 13
C. KERANGKA PENELITIAN .................................................................. 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..........................................................25
A. JENIS PENELITIAN .............................................................................. 25
B. LOKASI PENELITIAN.......................................................................... 26
C. JENIS DAN SUMBER DATA ............................................................... 26
D. PEMILIHAN INFORMAN .................................................................... 28
E. TEKNIK ANALISIS DATA .................................................................. 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................31
A. GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN .................................... 31
B. HASIL PENELITIAN............................................................................. 33
x

1. Penyajian Data .................................................................................... 33


2. Analisis Data ....................................................................................... 36
3. Pembahasan ........................................................................................ 39
BAB V PENUTUP............................................................................................... 43
A. KESIMPULAN ....................................................................................... 43
B. SARAN ................................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 46
Lampiran1 : Pedoman wawancara ........................................................................ 48
PEDOMAN WAWANCARA........................................................................... 48
HASIL WAWANCARA I ...................................................................... 51
HASIL WAWANCARA II ..................................................................... 52
xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Denah bangunan kapal ...................................................................... 10


Gambar 2.2Self Contained Breathing Apparatus.................................................. 16
Gambar 2.3 Jaring Pengaman................................................................................ 16
Gambar 2.4 Senter Penerangan ............................................................................. 16
Gambar 2.5 Tandu ................................................................................................. 16
Gambar 2. 6 Meteran Oksigen .............................................................................. 17
Gambar 2. 7Emergency Resusiation ..................................................................... 17
Gambar 2. 8 Radio Genggam ................................................................................ 18
Gambar 2. 9 Helm ................................................................................................. 19
Gambar 2. 10 Sarung Tangan................................................................................ 19
Gambar 2.11 Kacamata Safety .............................................................................. 19
Gambar 2.12 Pelindung Telinga............................................................................ 19
Gambar 2.13 Senter Penerangan ........................................................................... 19
Gambar 2.14Safety Shoes ...................................................................................... 19
Gambar 2.15 Baju Pelindung ................................................................................ 20
Gambar 2.16Emergency Life Support Apparatus & Emergency Escape Breathing
Device .................................................................................................................... 20
Gambar 2.17 Meteran Oksigen ............................................................................. 20
Gambar 2.18 Kerangka Penelitian ........................................................................ 24
Gambar 4.1 KM Sabuk Nusantara 115 ................................................................. 33
Gambar 4.2 Proses pembukaan hatch cover dan pertukaran udara ....................... 34
Gambar 4.3 Proses cleaning palka ........................................................................ 35
Gambar 4.4 Proses pembukaan deksel dan pertukaran udara ............................... 35
xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 SOP memasuki enclosed space di KM Sabuk Nusantara 115 ...............23
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Bekerja di kapal mempunyai banyak resiko yang dapat

menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan kerja yang

menyebabkan patah tulang, luka bakar, cacat permanen, hingga hilangnya

nyawa seseorang. Salah satu kecelakaan yang sangat mudah menyebabkan

hilangnya nyawa seseorang adalah saat memasuki ruangan tertutup

(enclosed space).

Enclosed space sendiri adalah suatu tempat atau ruang tertutup di

atas kapal dimana ruangan tidak terdapat ventilasi secara terus menerus

sehingga udara dalam ruangan tersebut berbahaya bagi jiwa seseorang.

Bekerja di dalam ruang tertutup mempunyai resiko terhadap keselamatan

dan kesehatan pekerja di dalamnya (Oktarisal, 2012). Oleh karenanya

diperlukan aturan dalam rangka memberikan jaminan perlindungan

terhadap pekerja dan aset lainnya, baik melalui peraturan perundang-

undangan, program memasuki ruang tertutup dan persyaratan ataupun

prosedur untuk memasuki dan bekerja di dalam ruang tertutup.

Seperti diketahui bersama, ruang tertutup (enclosed space)

mengandung beberapa sumber bahaya baik yang berasal dari bahan kimia

yang mengandung racun dan mudah terbakar dalam bentuk gas, uap, asap,

debu dan sebagainya. Selain itu masih terdapat bahaya lain berupa

terjadinya oksigen defisiensi atau sebaliknya kadar oksigen yang


2

berlebihan, suhu yang ekstrem, terjebak, maupun resiko fisik lainnya yang

timbul seperti kebisingan, permukaan yang basah/licin dan kejatuhan

benda keras yang terdapat di dalam ruang tertutup tersebut yang dapat

mengakibatkan kecelakaan kerja sampai dengan kematian tenaga kerja

yang bekerja di dalamnya.

Banyak kecelakaan fatal mengakibatkan meninggal dunia yang

terjadi terhadap pekerja yang bekerja dalam ruang tertutup tersebut, karena

tidak memahami dan mengindahkan praktek dan prosedur kerja yang

selamat. Sebagian besar dari yang meninggal justru terjadi pada mereka

yang berusaha untuk menyelamatkan teman sekerjanya yang mengalami

kecelakan saat bekerja dalam ruang tertutup tersebut.

Ada banyak peristiwa kecelakaan yang terjadi di enclosed space di

atas kapal seperti meninggalnya buruh bongkar muat dan tenaga medis di

kapal container Sumiei. Pelabuhan Martapura, Banjarmasin, Kalimantan

Selatan. Pada tanggal 24 Februari 2018 satu orang mandor bongkar muat

meninggal dikarenakan tidak mau menunggu dan mentaati prosedur

memasuki ruangan tertutup yang telah diinstruksikan oleh Nahkoda kapal.

Prosedur yang dilanggar oleh mandor tersebut yaitu memasuki ruangan

tertutup tanpa adanya orang yang berpengalaman untuk memasukinya.

Tiga orang buruh dan seorang tenaga medis PT Pelindo III (Persero) juga

meninggal saat berusaha menyelamatkan mandor. Lima orang tersebut

terkapar di atas tumpukan muatan setelah memasuki container beberapa

detik dikarenakan kadar oksigen yang ada saat itu masih cukup berbahaya

untuk dimasuki oleh manusia (KNKT, 2018).


3

Kecelakaan lain yang terjadi di enclosed space seperti halnya

seorang cadet ditemukan tewas mengambang di dalam tangki BBM

setelah melakukan pembuangan air balas untuk menstabilitaskan kapal.

Kejadian tersebut terjadi di kapal Victoria 11 setelah cadet tersebut

terjatuh ke dalam tangki BBM. Cadet tersebut tewas diakibatkan

menghirup zat berbahaya yang terkandung di dalam BBM (Kompas,

2019). Prosedur yang dilanggar oleh cadet tersebut yaitu melakukan

pekerjaan dalam ruangan tertutup tanpa adanya orang yang berpengalaman

untuk mengawasinya.

Satu lagi kecelakaan yang terjadi di dalam enclosed space adalah

tewasnya empat orang ABK saat sedang melakukan perbaikan dan

pembersihan pada bagian bungker kapal BG Maju Lancar di Pelabuhan

Industri Buton di Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Riau. Satu

orang telah berhasil dievakuasi, sedangkan tiga korban lainnya masih

terjebak di dalam bungker. Prosedur yang dilanggar oleh ABK tersebut

yaitu tidak menggenakannya alat keselamatan yang semestinya dan

ketidak sediaan alat resusitasi di pintu masuk. Nahkoda menjelaskan

bahwa keempat ABK tersebut tewas dikarenakan kekurangan oksigen saat

di dalam bungker (Kompas, 2019).

Dalam hasil observasi di KM Sabuk Nusantara 115 terdapat

kegiatan yang berhubungan dengan memasuki enclosed space yaitu

cleaning palka dan juga cleaning air tawar atau yang biasa disebut FWT

(Fresh Water Tank). Dalam kegiatan kerja tersebut KM Sabuk Nusantara

115 memiliki beberapa resiko kecelakaan kerja yang mungkin saja bisa
4

terjadi dikarenakan para awak kapal yang bekerja tidak menerapkan

prosedur yang ada dengan sepenuhnya mereka hanya menerapkan

beberapa dari prosedur yang ada.

Berdasarkan data di atas yang menjelaskan kecelakaan kerja yang

masih sering terjadi di enclosed space hingga mengakibatkan hilangnya

nyawa seseorang adalah kekurangan kadar oksigen di dalam ruang tertutup

dan menghirup zat berbahaya yaitu senyawa hidrokarbon yang bersifat

racun, H2O dan CO2, serta CO dan NOX yang sifatnya beracun sehingga

menimbulkan bahaya saat menghirupnya dan menyebabkan seseorang

akan meninggal saat menghirupnya. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan

belum menerapkan prosedur dengan benar saat memasuki enclosed space

karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya prosedur

yang benar saat memasuki enclosed space serta bahaya yang mengancam

jika mengabaikannya. Dari contoh tersebut kita dapat mengetahui betapa

pentingnya mentaati prosedur yang ada dalam memasuki enclosed space.

Berdasarkan uraian di atas yang menunjukkan bahwa masih

banyak terjadi kecelakaan yang menyebabkan hilangnya jiwa seseorang di

dalam enclosed space, maka penulis tertarik untuk membuat judul:

“PENERAPAN PROSEDUR MEMASUKI ENCLOSED SPACE

GUNA MENGURANGI KECELAKAAN KERJA DI ATAS

KM SABUK NUSANTARA 115”.


5

B. RUMUSAN MASALAH

Melihat permasalahan di atas, maka dalam penelitian ini dapat

dirumuskan permasalahan:

1. Apakah prosedur memasuki enclosed space sudah diterapkan di atas

KM Sabuk Nusantara 115?

2. Bagaimana strategi agar prosedur memasuki enclosed space

diterapkan pada KM Sabuk Nusantara 115?

C. BATASAN MASALAH

Agar masalah ini tidak meluas dari pokok permasalahan yang

sebenarnya maka peneliti mengambil batasan masalah yang hanya

memfokuskan kepada apakah prosedur yang sudah ada dalam memasuki

ruangan tertutup sudah cukup diterapkan untuk keselamatan jiwa awak

kapal jika bekerja pada KM Sabuk Nusantara 115 yang menjadi tempat

praktek layar taruna.

D. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian dari

Karya Tulis Ilmiah adalah :

1. Untuk mengetahui apakah prosedur memasuki enclosed space sudah

diterapkan di atas KM Sabuk Nusantara 115.

2. Untuk menetapkan bagaimana strategi agar prosedur memasuki

enclosed space diterapkan pada KM Sabuk Nusantara 115.


6

E. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapakan dapat menambah

pengetahuan awak kapal untuk mengutamakan keselamatan dan

mengetahui prosedur dalam memasuki enclosed space.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, diharapkan dapat berguna dalam keselamatan dan

mengurangi kecelakaan yang terjadi di enclosed space. Serta dapat

meningkatkan pengetahuan awak kapal tentang prosedur keselamatan

memasuki enclosed space di atas KM Sabuk Nusantara 115.


7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. REVIEW PENELITIAN SEBELUMNYA


Beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang prosedur

memasuki enclosed space di atas kapal. Berikut ini merupakan salah

satu data yang menunjukkan tentang penelitian sebelumnya. Menurut

(Setiawan, 2018) berdasar hasil penelitian kejadian yang dialami

peneliti terlebih dahulu pada makalahnya yang berjudul Analisa

Prosedur Memasuki Rung Tertutup (Enclosed Space) di kapal

MT.Sultan Zulkarnaen kecelakaan yang terjadi di atas kapal tempat

peneliti melaksanakan praktek disebabkan oleh kurangnya pemahaman

awak kapal dalam menggunakan alat-alat keselamatan serta kurangnya

alat keselamatan yang disediakan dan pemahaman penerapan prosedur

memasuki ruang tertutup.

Berdasarkan data di atas telah terbukti jika masih adanya

kecelakaan kerja yang disebabkan karena tidak mematuhi prosedur saat

memasuki enclosed space di atas kapal. Sehingga penulis tertarik

kembali untuk meneliti permasalahan tersebut agar tidak terulang

kembali peristiwa yang sama.

B. LANDASAN TEORI

1. Pengertian Penerapan
Pengertian penerapan adalah pemasangan, pengenaan, perihal

mempraktekkan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005).


8

Berdasarkan teori di atas, penulis menyimpulkan bahwa penerapan

adalah mempraktekkan atau cara melaksanakan sesuatu berdasarkan

sebuah teori yang seharusnya dapat dilakukan juga di atas kapal dalam

penerapan prosedur memasuki enclosed space dengan benar.

2. Pengertian Kecelakaan Kerja

Pengertian kecelakaan kerja menurut (Wibisono, 2013) adalah

peristiwa yang tidak diharapkan dan tidak terduga. Setiap kecelakaan

adalah kerugian. Kerugian dapat terjadi pada tenaga kerja yang

bersangkutan, teman sekerjanya, perusahaan dan mungkin lingkungan

yang lebih luas. Kerugian yang terjadi dapat bersifat tidak manusiawi,

merupakan pemborosan, tidak efisien dan tidak produktif.

Berdasarkan teori di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa

setiap kecelakaan kerja merupakan peristiwa yang tidak diinginkan

yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak direncanakan yang bisa saja

terjadi pada saat memasuki enclosed space di atas kapal jika tidak

dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada.

3. Pengertian Enclosed Space

Menurut UU RI No.17 tentang Pelayaran pasal 1 No.36 (2008)

kapal adalah kendaraan air atau alat apung dengan bentuk dan jenis

tertentu. Di atas kapal memiliki bagian-bagian kapal. Bagian kapal

merupakan benda-benda yang melekat pada kerangka kapal. Benda-

benda ini terdiri dari anjungan kapal, haluan kapal, lunas kapal,

buritan, lambung kapal dan ruang terbatas (enclosed space).


9

Enclosed space adalah suatu tempat atau ruang tertutup dimana

ruangan tidak terdapat ventilasi secara terus menerus sehingga udara

dalam ruangan tersebut berbahaya bagi jiwa manusia (Oktarisal,

2012).

Menurut (Amri AK, 2008), ruang tertutup (enclosed space) adalah

ruangan yang mempunyai karakter-karakter sebagai berikut:

a. Konstruksi ruangan yang mencukupi untuk seseorang

memasukinya dan melakukan pekerjaan di dalamnya.

b. Berakses keluar masuk terbatas.

c. Tidak dirancang untuk ruang kerja dan pekerjaan terus menerus.

Ruang yang termasuk enclosed space yaitu :

a. Cargo tank.

b. Ballast tank.

c. Fuel tank.

d. Water tank.

e. Lubricating oil tank.

f. Slop tank.

g. Sewage tank.

h. Cofferdam.

i. Void space.

j. Inert gas scrubbers,water seals.

k. Boiler.

l. Main engine crankcase.

m. Ceruk Rantai.
10

n. Pipa / ducting.

o. Sewer.

p. Hopper.

q. Bunker.

r. Lubang dengan kedalaman min. 1.5 m.

Gambar 2.1 Denah bangunan kapal

Sumber : perwirapelayaranniaga.com

Beberapa potensi bahaya bekerja di dalam enclosed space (ruang

tertutup) adalah :

a. Kekurangan / kelebihan oksigen

Kadar oksigen yang diijinkan untuk bekerja adalah 19.5 -

23.5%.

Kekurangan oksigen (aspiksia) dapat diakibatkan oleh konsumsi

atau perpindahan oksigen selama :

1) Proses pembakaran zat yang mudah terbakar.

2) Proses bakterial (proses fermentasi).

3) Reaksi kimia.
11

Kelebihan oksigen sebagai pemicu kebakaran dan peledakan,

hal-hal yang perlu dihindari :

1) Jangan menggunakan oksigen murni untuk ventilasi.

2) Jangan menyimpan tangki gas bertekanan di dalam ruang

terbatas.

b. Bahan mudah terbakar dan meledak

Faktor yang mempengaruhi terjadinya kebakaran / peledakan :

1) Oksigen.

2) Gas / uap / debu yang mudah terbakar.

3) Sumber api (percikan proses pengelasan, merokok, percikan

proses penggerindaan).

c. Bahan beracun

Berasal dari gas beracun disekitar tersebut seperti gas SO2, NH3,

CO. Bisa juga berasal dari sifat pekerjaan seperti pengelasan,

penggerindaan, dll.

d. Perangkap

Harus dihindari juga bahaya terperangkap dari cairan / padatan

yang mengalir. Apabila terdapat bahaya terperangkap, bahaya

tersebut harus diisolasi / ditutup terlebih dahulu

e. Struktur dan konfigurasi ruang

Beberap aenclosed space mempunyai konfigurasi ruang yang

menimbulkan bahaya seperti tangga yang tidak kokoh,

permukaan yang basah dan licin, area yang sempit, cahaya yang

tidak memadai.
12

f. Sumber-bahaya lain

Beberapa bahaya lain yang bersumber dari :

1) Bahaya mekanik seperti impeler yang berputar karena belum

dimatikan.

2) Bahaya tersengat listrik karena penyambungan kabel listrik

yang tidak sesuai.

Enclosed space (ruang tertutup) dikasifikasikan menjadi:

a. Ruang tertutup dengan kondisi tidak berbahaya, adalah suatu ruang

yang dikategorikan sebagai ruang terbatas tetapi tidak mengandung

potensi bahaya.

b. Ruang tertutup dengan kondisi bahaya yang dapat dikurangi atau

dihilangkan, adalah kondisi suatu ruang tertutup dengan potensi

bahaya tetapi dengan tindakan-tindakan tertentu, potensi bahaya

tersebut dapat dikurangi atau dihilangkan.

c. Ruang tertutup dengan kondisi bahaya tidak dapat dihilangkan,

adalah kondisi ruang tertutup dengan potensi bahaya tidak dapat

dihilangkan sama sekali, sehingga ketika suatu pekerjaan harus

dilakukan di dalamnya, pekerja harus dilengkapi dengan peralatan

keselamatan kerja khusus.

Berdasarkan teori di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa

enclosed spce merupakan seluruh ruangan tertutup di atas kapal yang di

dalamnya tidak terdapat ventilasi secara terus menerus. Enclosed space

sendiri juga dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu ruang tertutup

yang tidak berbahaya, ruangan tertutup yang bahayanya dapat


13

dikurangi atau dihilangkan, dan ruangan tertutup yang bahayanya tidak

dapat dikurangi maupun dihilangkan.

4. Prosedur Memasuki Enclosed Space

Sebelum memasuki ruang tertutup, suatu penilaian harus dilakukan

kepada ruangan ruangan tersebut oleh seseorang yang berwenang dan

bertangung jawab.

Adapun prosedur yang perlu di lakukan menurut IMO Resolution

A.864(20) untuk memasuki ruang tertutup adalah sebagai berikut :

a. Memastikan bahwa ruangan tertutup yang akan dimasuki sudah

memenuhi syarat.

Di atas kapal pasti ada ruang tertutup, tapi tidak semua dari

ruang tertutup tersebut dapat dimasuki oleh awak kapal.Ruang

tertutup tersebut juga memiliki beberapa persyaratan untuk awak

kapal agar dapat memasukinya.

b. Memastikan ventilasi yang terdapat pada ruang tertutup.

Sebelum memasuki ruang terturup, seluruh akses harus dibuka

setidaknya satu pintu masuk yang dibuka pada setiap ujung

ruangan yang terkait. Pergantian udara harus dimulai minimal 24

jam sebelum ruang dapat dimasuki.

Pergantian udara dapat dilakukan dengan cara-cara berikut ini,

walaupun akan lebih baik untuk menggunakan bentuk-bentuk

mekanik:

1) Di laut / pelabuhan – normalnya dapat menggunakan

pertukaran udara alami, kecuali kapal dilengkapi dengan


14

peniup angin mekanis portable atau kipas angin. Pertukaran

udara alami dapat dibantu dengan menggunakan layar atau

kain (cowls) untuk mengarahkan aliran udara ke dalam

ruangan.

2) Di galangan kapal – pada keadaan normal, pertukaran udara

akan melibatkan peniup udara mekanik portable atau kipas

angin yang disediakan oleh galangan kapal.

c. Menguji atmosfer yang berada dalam ruang tertutup hingga

dinyatakan aman.

Sebelum memasuki ruang tertutup, atmosfer di dalam ruangan

harus diuji. Pada keadaan normal, alat yang dibutuhkan adalah

penganalisa kadar oksigen dan sebuah pengukur gas yang mudah

terbakar yang mengukur batas ledak yang lebih rendah (batas

mudah terbakarnya lebih rendah) dari gas pada campuran udara.

Pengujian atmosfer hanya akan dilakukan oleh personil yang

terlatih khusus. Instruksi-instruksi dari pabrikan harus dipatuhi.Di

dalam IMO Resolution A.864 (20) menyatakan bahwa untuk dapat

dimasuki, angka pada meteran kadar oksigen harus menunjukan

volume oksigen stabil sebesar 21%.

d. Memastikan bahwa ruang tertutup telah siap untuk dimasuki.

Sebelum melakukan operasi, orang yang berwenang

berkewajiban untuk menilai area yang berpotensi bahaya. Hal yang

perlu diperhatikan sebelum memasuki ruang tertutup:

1) Kurangnya pertukaran udara/ventilasi.


15

2) Bahaya yang terkait dengan lingkungan dari ruang yang

dimasuki, misalnya ruang kargo, kargo apa yang diangkut

terakhir dan dijelaskan bahaya-bahaya yang terkait dengan

tipe-tipe kargo khusus.

3) Temperatur / suhu dari ruang tertutup.

4) Setiap mesin atau elemen-elemen pekerjaan yang dapat

menimbulkan bahaya kepada orang yang memasuki ruangan

itu, seperti:

a) Katup yang mungkin harus dikosongkan / diamankan pada

posisi tertutup (misalnya, diikat dengan tali atau bisa

diamankan dengan rantai dan gembok).

b) Tanda-tanda peringatan harus diletakan pada elemen-

elemen pengendali yang mengoperasikan mesin/peralatan

pada ruang terkait untuk mengingatkan personil dari

proses masuk yang sedang berlangsung.

c) Mesin harus di non-aktifkan sementara dengan melepas

sekering dan pemutus gelombang untuk mencegah

kecelakaan penggunaan.

e. Memastikan ketersediaan peralatan penyelamatan dan resusitasi

yang memadai pada pintu masuk ruang tertutup.

Secara khusus, pada kapal tangker dan kapal-kapal lainnya

yang mengangkut produk-produk yang mudah terbakar, seluruh

peralatan haruslah tipe yang disetujui (dan harus tahan terhadap

percikan saat dibutuhkan) dan untuk mempercepat proses


16

penyelamatan, merupakan tindakan yang bagus untuk meletakan

peralatan keselamatan pada pintu masuk menuju ruangan.

Peralatan-peralatan tersebut termasuk:

1) SCBA (Self Contained Breathing Apparatus (’Alat Bantu


Pernafasan’)) dengan silinder cadangan yang terisi penuh.

Gambar 2II.2Self Contained Breathing Apparatus

Sumber : Inventaris KM Sanus 115

2) Menggunakan jaring pengaman dan penyelamatan. Jaring


pengaman harus memiliki panjang dan kekuatan yang sesuai dan
dapat dilepaskan bila terjadi belitan.

Gambar 2.3 Jaring Pengaman

Sumber : Inventaris KM Sanus 115

3) Senter penerangan. 4) Tandu.


Gambar 2.4 Senter Penerangan Gambar 2II.5 Tandu

Sumber : Inventaris KM Sanus 115

Sumber : Inventaris KM Sanus 115


17

5) Penganalisa Gas, meteran 6) Peralatan Resusitasi.


oksigen.
Gambar 2. 7Emergency
Gambar 2. 6 Meteran Oksigen Resusiation

Sumber : Shipownersclub.com
Sumber :Shipownersclub.com
f. Adanya orang yang cukup berpengalaman pada pintu masuk.

Sebelum dan pada saat inspeksi ruang tertutup, penting sekali

untuk memastikan bahwa petugas yang ditunjuk atau anggota dari

pekerja bersiap jaga di seluruh pintu masuk. Dalam situasi apapun,

orang yang berjaga dan siap siaga sampai pekerja yang memasuki

ruang tertutup keluar dengan selamat.

g. Menyediakan alat komunikasi yang digunakan untuk memasuki


enclosed space.
Sarana komunikasi sangat dibutuhkan dalam memasuki enclosed

space, alat komunikasi tersebut disediakan untuk masing-masing

pekerja yang memasuki enclosed space maupun pekerja yang berjaga

pada akses pintu masuk dan juga ahli yang diberikan kewenangan atau

orang yang bertanggung jawab atau seluruh orang yang terkait dalam

ruang mesin. Alat komunikasi telah ditetapkan sebelum memasuki

enclosed space dan diuji dengan frekuensi / waktu yang telah diatur

sebelumnya disetujui antara pihak untuk memastikan berjalannya

komunikasi.
18

Komunikasi dilakukan dengan menggunakan sarana yang tepat,

dengan menggunakan radio genggam yang mudah digunakan

dimanapun.

Gambar 2. 8 Radio Genggam

Sumber : Inventaris KM Sanus 115

h. Memastikan ketersediaan akses yang aman dan pencahayaan yang


memadai.
Pencahayaan yang sesuai dan memadai harus dipasang sejauh

mungkin dan bilamana memungkinkan.Seluruh kemungkinan akses

yang dilalui harus dibuka untuk menambah pertukaran udara / ventilasi

dan cahaya. Orang-orang yang memasuki ruang tertutup dimana ada

kemungkinan atmosfer yang berpotensi memiliki daya ledak, harus

dibekali dengan alat yang aman secara intrinsik.

i. Memakai alat perlindungan diri untuk memasuki ruangan tertutup.

Merupakan hal yang penting untuk menilai setiap operasi

memasuki ruang tertutup dengan dasar kasus per kasus sebagai jenis

perlengkapan yang dibutuhkan, akan bergantung kepada keadaan pada

saat itu.
19

Perlengkapan dasar dapat meliputi:

1) Helm. 2) Sarung tangan.

Gambar 2. 9 Helm Gambar 2. 10 Sarung Tangan

Sumber : Inventaris KM Sanus 115 Sumber : Inventaris KM Sanus 115

3) Kacamata / pelindung mata. 4) Pelindung telinga.

Gambar 2.11 Kacamata Safety Gambar 2.12 Pelindung Telinga

Sumber : Inventaris KM Sanus 115


Sumber : Inventaris KM Sanus 115

5) Senter. 6) Safety shoes.

Gambar 2II.13 Senter Penerangan Gambar 2.14Safety Shoes

Sumber : Inventaris KM Sanus 115 Sumber : Inventaris KM Sanus 115


20

7) Baju pelindung.

Gambar 2II.15 Baju Pelindung

Sumber : Inventaris KM Sanus 115

8) ELSA (Emergency Life Support Apparatus), EEDB (Emergency


Escape Breathing Device) atau alat bantu bernafas lainnya.

Gambar 2II.16Emergency Life Support Apparatus & Emergency Escape Breathing


Device

Sumber :Shipownersclub.com

9) Oksigen portable / meteran oksigen.

Gambar 2II.17 Meteran Oksigen

Sumber : Shipownersclub.com
21

Disarankan bagi personil yang memasuki ruang tertutup untuk

menyediakan penganalisa kadar oksigen portable.

Alat ini didesain untuk digunakan selama berada di dalam

ruang tertutup untuk memonitor kadar oksigen dalam atmosfer secara

terus-menerus. Jika level oksigen berada di bawah nilai standar,

normalnya 19,5%, alarm suara, visual dan getaran yang jelas akan

menyala untuk menunjukan bahwa ruangan harus segera dievakuasi

secepatnya.

Monitor ini dapat dijepitkan pada pakaian kerja pengguna dan

karena alat ini bekerja secara pasif, tidak ada tindakan lanjutan yang

dibutuhkan dari pengguna. Jika tersedia, peralatan ini harus

dimanfaatkan pada seluruh ruang tertutup yang dimasuki.

j. Memastikan bahwa orang yang memasuki enclosed space sudah

memiliki ijin kerja.

Ijin kerja harus diselesaikan untuk setiap dan masing-masing

pekerjaan yang memasuki ruang tertutup. Yang fungsinya sebagai

cheklist dan catatan bahwa seluruh pengukuran yang diperlukan, telah

dilakukan dengan benar untuk memasuki ruang tertutup yang

dimaksud. Ketika mengisi formulir, orang yang bertanggung jawab

harus mengalokasikan periode waktu untuk berlakunya ijin, tidak

boleh melebihi dari 24 jam. Sebuah salinan dari ijin tersebut harus

diletakan diluar tempat pemasukkan. Pada saat habis masa berlaku ijin

tersebut, seluruh orang harus meninggalkan ruangan dan tidak boleh

masuk kembali hingga ijin lainnya telah dikeluarkan.


22

Poin-poin tambahan dapat ditambahkan secara khusus untuk

ruang yang sedang dimasuki sebagaimana dibutuhkan:

1) Lokasi, jenis pekerjaan, rincian pekerja yang berpartisipasi,

dibawah arahan orang yang berwenang, periode validitas dari ijin

dan petugas yang mengijinkan.

2) Melakukan pertukaran udara dan konfirmasi bahwa pertukaran

udara terus menerus sedang dalam proses.

3) Atmosfer ruang tertutup telah diuji.

4) Mengidentifikasi dan mengisolasi hal-hal yang berpotensi bahaya

sebagaimana mestinya.

5) Peralatan penyelamatan dan resusitasi diletakan dalam kotak

darurat (penting untuk diingat bahwa saat menggunakan alat bantu

pernafasan pada tekanan situasi darurat, konsumsi udara pengguna

akan meningkat dengan pesat dan durasi dari ketersediaan udara

terus berkurang).

6) Menguji peralatan, konfirmasi bahwa mereka merupakan jenis

yang diterima/disetujui dan bahwa orang-orang yang

menggunakannya adalah orang-orang yang kompeten.

7) Pencahayaan ruang dan akses jalan sejauh mungkin.

8) Menyiapkan sistem komunikasi yang sesuai antara seluruh pihak

yang terlibat.

9) Menempatkan orang yang ditunjuk pada akses jalan.

10) Seluruh orang yang terlibat menggunakan peralatan keselamatan

pribadi yang benar dari jenis-jenis yang disetujui.


23

11) Ijin kerja telah diselesaikan dan ditandatangani oleh seluruh pihak

terkait.

5. Prosedur Memasuki Enclosed Space di KM Sabuk Nusantara

115

Di setiap kapal juga terdapat SOP yang sebenarnya tidak jauh

berbeda dengan prosedur yang sudah ada. Berikut merupakan

prosedur yang ada di KM Sabuk Nusantara 115 yang tercantum dalam

checklist memasuki ruang tertutup BP-7 PT. Pelayaran Nasional

Indonesia:

Tabel 2.1 SOP memasuki enclosed space di KM Sabuk Nusantara 115

Sumber : ISM Code KM Sabuk Nusantara 115


24

1. IMO Resolution A.864(20) adopted on 27 November 1997


Recommendations For Entering Enclosed Spaces Aboard Ships
2. Checklist memasuki ruang tertutup BP-7 PT. Pelayaran
Nasional Indonesia

PROSES
Kurangnya kesadaran Belum diadakan drill
SUBJEK OBJEK METODE Awak kapal
awak kapal mengenai dalam memasuki
KM Sabuk Awak Deskriptif enclosed space dan menerapkan prosedur
resiko bahaya ketika
Nusantara Kapal memasuki enclosed
memasuki enclosed sosialisasi mengenai
115
C. KERANGKA PENELITIAN

space resiko bahaya dalam space


memasuki enclosed
space
Gambar 2.18 Kerangka Penelitian

Perlu diadakan drill dalam memasuki enclosed space dan


sosialisasi mengenai resiko bahaya dalam memasuki enclosed
25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Menurut (Suryabrata, 2018) penelitian kualitatif adalah penelitian

yang menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti

transkripsi wawancara, catatan lapangan, gambar, foto rekaman video dan

lain-lain. Sehingga metode penelitian berisi pengetahuan yang mengkaji

ketentuan mengenai metode-metode yang digunakan dalam penelitian.

Pada umumnya penelitian merupakan refleksi keinginan untuk

memperoleh dan mengembangkan pengetahuan yang merupakan

kebutuhan dasar manusia sehingga menjadi motivasi untuk melakukan

penelitian. Jenis metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan

untuk memecahkan masalah-masalah aktual yang dihadapi serta

mengumpulkan data atau informasi untuk disusun, dijelaskan dan

selanjutnya dianalisis.

Dalam menganalisis dan mendeskripsikam menegenai penerapan

memasuki enclosed space, penulis menggunakan landasan teori sebagai

pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu

landasan teori juga bermanfaat memberikan gambaran umum tentang latar

belakang penelitian serta bahan pembahasan hasil penelitian.


26

B. LOKASI PENELITIAN

1. Waktu

Untuk mendapat data-data informasi yang sehubungan dengan

permasalahan yang dibahas dalam karya tulis ini, penulis telah

melakukan penelitian yang dilaksanakan selama penulis melaksanakan

pendidikan di Politeknik Pelayaran Surabaya sampai dengan

melaksanakan Praktek Laut (PRALA) selama 1 tahun yang telah

dilaksanakan terbilang dari September 2019 hingga September 2020.

2. Tempat

Sedangkan tempat untuk penelitian dilakukan adalah di atas

KM Sabuk Nusantara 115 yang merupakan kapal tempat penulis

melakukan Praktek Laut (PRALA).

C. JENIS DAN SUMBER DATA

Koleksi data merupakan tahapan dalam proses penelitian yang

penting karena hanya dengan mendapatkan data yang tepat maka proses

penelitian akan berlangsung sampai peneliti mendapatkan jawaban dari

perumusan masalah yang sudah ditetapkan. Data yang kita cari harus

sesuai tujuan penelitian.

Menurut (Sarwono, 2006), menjelaskan data dalam penelitian

dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau

pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun

dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau
27

dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan objek

penelitian atau objek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai

sarana mendapatkan informasi ataupun data. Peneliti mendapatkan

data primer ini melalui wawancara langsung ke responden yaitu Chief

Officer dan Juru Mudi mengenai apa itu enclosed space, lalu

bagaimana prosedur yang harus dilakukan untuk memasukinya dan

sejauh mana penerapan prosedur yang telak dilaksanakan. Dalam

wawancara tersebut menunjukkan hasil yang menunjukkan jika masih

terdapat beberapa prosedur yang belum diterapkan.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita

tinggal mencari dan mengumpulkan. Data sekunder dapat diperoleh

dengan mudah dan cepat. Karena sudah tersedia, misalnya di

perpustakaan, organisasi perdagangan, Biro Pusat Statistik dan kantor-

kantor pemerintah. Beberapa pertimbangan dalam mencari data

sekunder :

a. Jenis data harus sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah

ditentukan sebelumnya.

b. Data sekunder yang dibutuhkan bukan menekankan dalam

jumlah tetapi pada kualitas dan kesesuaian, oleh karena itu harus

selektif dan hati-hati dalam memilih dan menggunakannya.

c. Data sekunder biasanya digunakan sebagai pendukung data

primer, oleh karena itu keduanya saling digunakan sebagai

sumber informasi untuk menyelesaikan masalah penelitian.


28

Peneliti mendapatkan data sekunder ini dengan cara membaca dan

memdokumentasikan dokumen yang terdapat pada KM Sabuk

Nusantara 115.

D. PEMILIHAN INFORMAN

Untuk melakukan pembahasan dalam karya tulis ini diperlukan data-

data dan informasi yang lengkap dan dapat dipertanggung jawabkan agar

dapat diolah dan disajikan menjadi suatu gambaran dan pandangan yang

benar. Untuk mengolah data praktisi, diperlukan data teoritis untuk

menyusun karya tulis ini dapat terkumpul, maka penulis menggunakan

teknik pengumpulan data yang berupa :

1. Observasi

Dalam teknik ini penulis akan melakukan pencarian dari berbagai

sumber yang ada secara langsung dan akan mengumpulkan data-data

dan informasi yang sesuai dengan keadaan yang terjadi sebenarnya di

KM Sabuk Nusantara 115, sehingga penulis dapat menilai apakah

sudah diterapkannya prosedur memasuki enclosed space di atas kapal.

2. Wawancara

Yaitu cara pengumpulan informasi dan data dengan menggunakan

wawancara atau dialog dengan narasumber yang ada yaitu kepada para

Perwira di atas kapal mulai dari Nahkoda (Captain), para perwira

maupun seluruh kru kapal terkait dengan prosedur memasuki enclosed

space di atas kapal, dimana penulis melaksanakan wawancara dengan

Chief Officer dan Juru Mudi KM Sabuk Nusantara 115 yang


29

merupakan kapal tempat penulis melaksanakan Praktek Layar

(PRALA).

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data

kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang

dibuat dengan pengambilan gambar atau foto mengenai enclosed space

di atas KM Sabuk Nusantara 115 dimana penulis melakukan Praktek

Layar (PRALA).

E. TEKNIK ANALISIS DATA

Analisis kualitatif merupakan analisis yang mendasarkan pada

adanya hubungan semantik antar masalah penelitian. Analisis kualitatif

dilaksanakan dengan tujuan agar peneliti mendapatkan makna data untuk

menjawab masalah penelitian (Sugiyono, 2017). Oleh karena itu, dalam

analisis kualitatif data-data yang terkumpul perlu disitematisasikan,

distrukturkan, disematkan, dan disintesiskan agar memiliki makna yang

utuh. Ada beberapa analisis data, yaitu :

1. Penyajian Data

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam

bentuk urutan singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan

sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam

penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dalam hal

ini peneliti akan menyajikan dalam bentuk teks, untuk memperjelas

hasil penelitian maka dapat dibantu dengan mencantumkan tabel atau

gambar.
30

2. Analisis Data

Analisis data ialah upaya atau cara untuk mengolah data menjadi

informasi sehingga karakteristik data tersebut bisa dipahami dan

bermanfaat untuk solusi permasalahan, terutama masalah yang

berkaitan dengan penelitian.

3. Verifikasi atau Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab

rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga

tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan

masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan

berkembang setelah penelitian berada di lapangan. Kesimpulan dalam

penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya

belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu

obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga

setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau

interaktif, hipotesis atau teori.


31

DAFTAR PUSTAKA

Amri AK. (2008). Sosialisasi dan Pembinaan Teknis Petugas K3 Ruang Terbatas
(Confined Space).

Bangunan Kapal. (2019). Retrieved 2021, from Perwira Pelayaran Niaga:


https://perwirapelayaranniaga.com/bangunan-kapal/

IMO. International Maritime Organization. Resolution A.864(20):


http://www.imo.org/en/KnowledgeCentre/IndexofIMOResolutions/Assem
bly/Documents/A.864(20).pdf

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2005). Kamus Besar Bahasan Indonesia. Balai
Pustaka.

KNKT. (2018). Meninggalnya Buruh Bongkar Muat dan Tenaga Medis di Kapal
Sumiei. Retrieved from Komite Nasional Keselamatan Transportasi
Republik Indonesia:
https://knkt.dephub.go.id/knkt/ntsc_maritime/Laut/2018/FINAL%20KNK
T-18-02-07-03%20SUMIEI.pdf

Kompas. (2019). ABK Kapal Tanker Tewas Setelah Terjatuh ke Dalam Tanki
BBM: https://regional.kompas.com/read/2019/01/14/17121291/abk-kapal-
tanker-tewas-setelah-terjatuh-ke-dalam-tangki-bbm

Kompas. (2019). 4 ABK Tewas Terjebak saat Membersihkan Bungker Kapal:


https://regional.kompas.com/read/2019/04/19/18354041/4-abk-tewas-
terjebak-saat-membersihkan-bungker-kapal

Oktarisal. (2012). Jejak Langkah. Enclosed Space (Ruang Tertutup):


http://oktarisal.blogspot.com/2012/06/enclosed-space-ruang-terbatas.html

Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta:


Graha Ilmu.

Setiawan, A. (2018). Analisa Prosedur Memasuki Ruang Terturup (Enclosed


Space) Di Kapal MT.Sultan Zulkarnaen: http://e-
lib.polnes.ac.id/file/20180828104127.pdf

Shipowners Club. Enclosed Space Entry. Mei 1, 2019, Shipwonersclub:


https://www.shipownersclub.com/media/enclosed-space-entry-bahasa.pdf

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan. In Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Bandung.

Suryabrata, S. (2018). Metodologi Penelitian. Rajawali Pers.


Undang-Undang RI Nomor17 Tahun 2008 tentang Pelayaran. Undang-Undang RI
No.17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran & Undang-Undang RI Nomor 43
Tahun 2008 Tentang Wilayah Negara. Permata Press.

Wibisono, B. (2013). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian


kecelakaan kerja.
http://mahasiswa.dinus.ac.id/docs/skripsi/abstrak/13981.pdf

Anda mungkin juga menyukai