KRISTINA ENGGARWATI
NIT.05.17.013.2.41/N
AHLI NAUTIKA TINGKAT III
KRISTINA ENGGARWATI
NIT : 05.17.013.2.41/N
AHLI NAUTIKA TINGKAT III
PERNYATAAN KEASLIAN
Merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam KIT tersebut, kecuali tema yang
saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide saya sendiri.
Jika pernyataan di atas tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang
ditetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.
SURABAYA,……………………
Kristina Enggarwati
iii
PERSETUJUAN SEMINAR
KARYA ILMIAH TERAPAN
Surabaya, …………………………..
Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui:
Menyetujui;
A. A. Istri Sri W., S.Si.T, M.Adm,SDA Siti Fatimah, S.SiT.,M.Pd Dr.Ir.Imbang Danandjojo, MT
Penata Tk.I (III/d) Penata Tk. I (III/d) Penata Tk.I (IV/b)
NIP. 197812172005022001 NIP. 198103172005022001 NIP. 196306251993031001
Mengetahui:
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan YME, atas berkat dan
membantu serta memberikan arahan, bimbingan, petunjuk dalam segala hal yang
proposal ini;
ini;
5. Kedua orang tua saya yang telah memberikan semangat dan motivasi
7. Crew KMP. DLN OASIS yang telah memberi arahan dan bimbingan selama
Saya sadar bahwa dalam penulisan proposal ini masih terdapat banyak
Akhir kata penulis berharap semoga karya ilmiah terapan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya dan untuk
Surabaya, .......................2020
KRISTINA ENGGARWATI
vii
ABSTRAK
Salah satu penyebab kecelakaan kapal di alur pelayaran sempit adalah kurang
maksimalnya penggunaan alat navigasi elektronik sehingga kesulitan dalam
menentukan posisi kapal dengan tepat, akibatnya dapat menyebabkan kecelakaan
kapal. Seperti yang telah diketahui radar adalah alat navigasi elektronik yang
dapat mendeteksi posisi dan obyek di sekitar kapal. Sedemikian pentingnya
penggunaan radar untuk mengetahui posisi kapal dan obyek di sekitar kapal,
maka dari itu setiap mualim jaga harus dibekali dengan bagaimana cara
menggunakan radar untuk mengetahui posisi kapal dengan electronic bearing line
dan variable range marker pada saat memasuki alur pelayaran sempit. Tujuan dari
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan electronic bearing line dan
variable range marker ketika berlayar pada alur pelayaran sempit. Penelitian ini
dilaksanakan pada saat praktek laut (prala) di KMP. DLN OASIS oleh penulis
untuk memperoleh data primer melalui riset lapangan, maka penulis akan
menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi dengan melakukan
pengamatan langsung pada obyek yang diteliti dan wawancara dengan mualim
jaga. Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 12 bulan di KMP. DLN
OASIS tempat penulis melaksanakan prala. Data primer dalam penelitian ini
diperoleh secara langsung melalui observasi dengan pihak yang bersangkutan.
Peneliti menemukan beberapa kejadian yaitu tidak semua perwira jaga
menggunakan tombol EBL dan VRM saat memasuki alur pelayaran sempit untuk
penentuan posisi aman. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kecakapan
dalam pengoprasian radar kurang dan perwira jaga melaksanakan tugas
berdasarkan kebiasaan. Dari beberapa sudut pandang yang dipaparkan untuk
masalah ini peneliti dapat memberi rekomendasi sebagai perwira jaga di anjungan
lebih ditingkatkan dalam kecakapan pengoprasian radar serta mengurangi
humman error dengan meningkatkan kerja sama antara crew di anjungan dan tidak
membiasakan hal sepele sehingga dapat meningkatkan keselamatan pelayaran.
ABSTRACT
One cause of ship accidents in the narrow Channel is the lack of maximum use of
electronic navigation equipment so that difficulty in determining the exact
position of the ship, consequently can cause ship accidents. As already known
radar is an electronic navigation tools that can detect the position and objects
around the ship. So important is the use of radar to determine the position of the
ship and the object around the ship, therefore every Officer on duty must be
equipped with how to use the radar to determine the position of the ship with
electronic bearing line and variable range mark when entering narrow channel.
The purpose of this study to determine the effect of using electronic bearing line
and variable range marker when sailing on a narrow channel. This research was
conducted at the time of marine practice (prala) in KMP. DLN OASIS by the
writer to get primary data through field research, hence writer will use
observation technique, interview and documentation by doing direct observation
on object being studied and interview with officer on duty. This research was
conducted for approximately 12 months at KMP. DLN OASIS where the author
carried out the link. Primary data in this study were obtained directly through
observation with the parties concerned. Researchers found several incidents,
namely that not all officers on duty used the EBL and VRM buttons when entering
a narrow shipping lane for safe positioning. The results of this study indicate that
the proficiency in radar operation is lacking and the duty officers carry out their
duties based on their habits. From several points of view presented for this
problem, the researcher can provide recommendations as a guard on the bridge
to improve radar operation skills and reduce humman errors by increasing
cooperation between crews on the bridge and not getting used to trivial matters so
as to improve sailing safety.
DAFTAR ISI
x
5. Cara membuat dan mengukur jarak dengan Variable Ring
Marker(VRM) ................................................................................ 27
6. Cara membuat baringan dengan menggunakan Electronic
Bearing Line(EBL) .............................................................................. 28
7. Penerapan EBL dan VRM pada alur pelayaran sempit ................. 31
8. SOLAS 1974 ................................................................................ 35
C. KERANGKA PENELITIAN .............................................................. 36
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
xi
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
pulau besar dan kecil dengan luas wilayah darat dan laut 5.180.053 Km2. Dari
merupakan wilayah lautan yang posisi geografisnya diapit oleh dua benua,
yaitu benua Asia dan Australia. Dengan memperhatikan luas wilayah lautan
maka Indonesia berada pada jalur strategis lalu lintas pelayaran. Keberadaan
Dalam alur pelayaran sempit yang ramai, tentunya banyak kapal yang keluar-
keadaan tempat yang terbatas untuk berolah gerak. Untuk mencegah risiko
salah satunya adalah radar. Radar merupakan singkatan dari Radio Detection
and Ranging, yang berarti alat bantu navigasi yang mampu mendeteksi (to
detect) suatu obyek tertentu di luar kapal dan menentukan jarak antara obyek
determine and display the range and bearing of other surface craft,
contohnya kejadian tubrukan MV. Victory Prima dan kapal nelayan Jaya II.
B. RUMUSAN MASALAH
sempit?
C. BATASAN MASALAH
Dalam penelitian ini, penulis membatasi ruang lngkup masalah yang hanya
Berdasarkan uraian masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. LANDASAN TEORI
pembahasan radar, teori alur pelayaran sempit, peraturan saat memasuki alur
pelayaran sempit, cara membuat dan mengukur jarak dengan VRM, cara
membuat baringan dengan menggunakan EBL, penerapan EBL dan VRM pada
1. Pengertian-Pengertian
4
radar, alur pelayaran sempit, standar, SOLAS 1974, meningkatkan, dan
keselamatan pelayaran.
a. Analisis
keseluruhan.
b. Penggunaan
pemakaian.
5
c. Radar
navigasi.
e. Standar
kalibrasi.
6
f. SOLAS 1974
Sea.
g. Meningkatkan
kata tingkat, yang berarti lapis atau lapisan dari sesuatu yang
h. Keselamatan Pelayaran
alat bantu navigasi yang sangat potensial di atas kapal, baik dalam
posisi kapal dengan radar dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu
dengan jarak, dan menggunakan jarak dengan jarak. Pada posisi Head
Up, radar sangat efektif dan efisien untuk membantu para nakhoda atau
bahaya tubrukan. Dengan melihat pada layar CRT (Cathoda Ray Tube),
radar adanya pantulan atau echo dari awan yang tebal. Sejalan dengan
radio sinyal tersebut dapat dengan mudah dideteksi dan diperkuat oleh
8
utama radar dibandingkan dengan alat navigasi elektronik lain adalah
9
sebuah display unit yang telah dirancang oleh pembuatnya, maka
signal yang lemah (gema dari pulsa) pesawat akan aktif sebagai
b. Bagian-Bagian Radar
dari:
10
terdiri dari:
a) Transmitter
penguat signal;
b) Receiver
gambaran obyek;
c) Switching Unit
receiver;
d) Trigger Unit
dipancarkan.
11
3) Areal Unit (unit antenna)
a) Scanner/Reflector
b) Motor
c) Wave Guide
monitor radar;
lain-lain.
sewaktu-waktu;
dan jelas;
13
5) Brill (Brilliance) ARPA, berfungsi untuk memperjelas
diubah-ubah;
kapal);
beam width);
14
koordinat target tersebut;
plotting);
color setting;
layar monitor;
ada sebelumnya;
0-9.
16
Dalam dunia pelayaran radar telah dirancang dengan baik
sebagai berikut;
3) Pendaratan tebing.
dari gema yang kuat dapat direkam dalam radar log bersamaan
dengan jarak dan baringan. Hal ini sangat penting, terutama ketika
kapal tidak terbaring dalam peta, karena selama adanya kabut atau
lain itu, sulit untuk membedakan antara gema dari bouy dan
17
e. Penggunaan Radar Di Kapal
berikut:
lain:
18
akan melintas pada lintasan kapal, sehingga tindakan-
f. Pengoprasian Radar
dilaksanakan,yaitu:
Petunjuk Pengoprasian);
minimal;
mil.
3) Mematikan Radar
20
Langkah-langkah mematikan radar pada posisi standby dan
sedang digunakan:
elektromagnetik transmitter;
sempit:
b. Menghubungi VTS
22
kapal;
d. Arus
Semua alat navigasi bantu, seperti Ecdis, Radar, Ais, dan lain-
f. Kecepatan
harus dipertimbangkan:
23
berhubungan dengan gerak henti dan kemampuan
di sekitar;
dilalui.
dipergunakan;
24
4. Peraturan Saat Kapal Memasuki Alur Pelayaran Sempit
Peraturan saat kapal memasuki alur pelayaran sempit telah diatur pada
pelayaran sempit;
digit pada tepi layar monitor. Ada 2 VRM, yaitu VRM 1 dan VRM 2.
25
Biasanya, untuk VRM 2 digunakan sebagai batas aman. Sedangkan
jaraknya;
CANCEL/HL OFF.
26
pengoprasian radar untuk EBL maneuver:
tabrakan. EBL pada sebuah radar ada 2, yaitu EBL 1 dan EBL 2.
bawah kiri;
kapal)
28
Pilih menu REACH untuk pengaturan jarak kemudi kapal
deg/min).
itu, posisi kapal dapat diketahui serta berapa jarak dan haluan kapal dari
29
Gambar 2.5: Tampilan EBL dan VRM pada Radar
ditentukan jelas;
VRM akan disajikan pada EBL sebagai suatu VRM skala derajat
variabel (VRM):
31
4) Tekan sekali lagi tombol (VRM 1/VRM 2). VRM 2 muncul.
hilang.
1) Menentukan EBL:
kali;
2) Menentukan VRM:
satu kali;
sekali.
32
ditentukan, tekan klik sekali.
33
2) Pembuat kursor (cursor maker) [+] sering dipergunakan
operasional;
ball naik dan turun menggerakkan tanda kursor [+] naik dan
turun.
8. SOLAS 1974
memiliki risiko yang cukup tinggi, paling berat, dan tidak bisa diduga,
adalah karena faktor alam. Misalnya cuaca di laut yang buruk, angin
faktor lain seperti peralatan mesin serta SDM juga tak kalah pentingnya
34
determine and display the range and bearing of other surface craft,
C. KERANGKA PENELITIAN
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
sistem navigasi radar serta penggunaan VRM dan EBL, di kapal tempat
ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang dengan interpretasi yang tepat
tertulis atau lisan dari orang – orang dan perilaku yang dapat diamati. Metode
berjalan, dan menyuguhkan data apa adanya. Penelitian ini menafsirkan dan
hanya mendapatkan data yang tepat, maka proses penelitian akan berlangsung
ditetapkan. Data yang dicari harus sesuai dengan tujuan penelitian. Menurut
Sarwono (2006: 123-32), data dalam penelitian dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau pertama.
Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkomplasi ataupun dalam bentuk
file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau responden, yaitu
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia, tinggal dicari dan
tentukan sebelumnya;
37
b. Data sekunder yang dibutuhkan bukan menekankan padajumlah,
tetapi kualitas dan kesesuaian. Oleh karena itu, harus selektif dan
Jenis
No Data Uraia Sumber Data
n
Pengamatan langsung
Kondisi alat navigasi pada Mualim Jaga saat
1 Primer radar 1 dan 2 baik atau melakukan jaga navigasi.
tidak;
Berdasarkan referensi buku Buku yang ada di
2 Sekunder dan internet serta buku perpustakaan maupun
panduan dari alat yang ada di pengalaman langsung dari
anjungan; petugas jaga.
sebagai berikut:
1. Metode observasi
2. Metode wawancara
38
proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan
masalah tersebut.
Menurut Patton (1980: 26), dalam Moleong (2002: 103), analisis data adalah
kategori, dan satuan uraian dasar. Menurut Sarwono (2006: 239), prinsip
pokok teknik analisis kualitatif ialah mengolah dan menganalisis data yang
makna. Dalam hal ini, setelah seluruh data dari hasil penelitian diperoleh,
1. Penyajian Data
39
2. Menarik Kesimpulan
penelitian.
F. ALUR PIKIR
Mencari solusi
dalam permasalahan
yang diangkat
40
DAFTAR PUSTAKA
Tim penyusun (2013), Lembar Kerja Praktikum Radar Arpa Simulator. Surabaya:
Politeknik Pelayaran Surabaya