Anda di halaman 1dari 54

KARYA ILMIAH TERAPAN

ANALISIS PENGGUNAAN RADAR DALAM ALUR


PELAYARAN SEMPIT SESUAI STANDAR SOLAS 1974
UNTUK MENINGKATKAN KESELAMATAN PELAYARAN
DI KMP. DLN OASIS

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan


Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III

KRISTINA ENGGARWATI
NIT.05.17.013.2.41/N
AHLI NAUTIKA TINGKAT III

PROGRAM DIPLOMA III


POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA
TAHUN 2020
i

ANALISIS PENGGUNAAN RADAR DALAM ALUR


PELAYARAN SEMPIT SESUAI STANDAR SOLAS 1974
UNTUK MENINGKATKAN KESELAMATAN PELAYARAN
DI KMP. DLN OASIS

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan


Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III Pelayaran

KRISTINA ENGGARWATI
NIT : 05.17.013.2.41/N
AHLI NAUTIKA TINGKAT III

PROGRAM DIPLOMA III PELAYARAN


POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA
TAHUN 2020
ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : KRISTINA ENGGARWATI
NIT : 05.17.013.2.41/N
Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III
Menyatakan bahwa KIT yang saya tulis dengan judul :
ANALISIS PENGGUNAAN RADAR DALAM ALUR PELAYARAN
SEMPIT SESUAI STANDAR SOLAS 1974 UNTUK MENINGKATKAN
KESELAMATAN PELAYARAN DI KMP. DLN OASIS

Merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam KIT tersebut, kecuali tema yang
saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide saya sendiri.
Jika pernyataan di atas tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang
ditetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.

SURABAYA,……………………

Kristina Enggarwati
iii

PERSETUJUAN SEMINAR
KARYA ILMIAH TERAPAN

Judul : ANALISIS PENGGUNAAN RADAR DALAM ALUR


PELAYARAN SEMPIT SESUAI STANDAR SOLAS
1974 UNTUK MENINGKATKAN KESELAMATAN
PELAYARAN DI KMP. DLN OASIS
Nama Taruna : Kristina Enggarwati
NIT : 05.17.013.2.41/N
Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III
Dengan ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diseminarkan

Surabaya, …………………………..

Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II

Siti Fatimah, S.SiT.,M.Pd Dr.Ir.Imbang Danandjojo, MT


Penata Tk. I (III/d) Penata Tk.I (IV/b)
NIP. 198103172005022001 NIP. 196306251993031001

Mengetahui:

Ketua Jurusan Nautika

Daviq Wiratno, S.Si.T,MT


Penata Tk.I (III/d)
NIP. 19790107 200212 1002
iv

ANALISIS PENGGUNAAN RADAR DALAM ALUR


PELAYARAN SEMPIT SESUAI STANDAR SOLAS 1974
UNTUK MENINGKATKAN KESELAMATAN PELAYARAN DI
KMP. DLN OASIS

Disusun dan diajukan Oleh:


KRISTINA ENGGARWATI
NIT : 05.17.013.2.41/N
AHLI NAUTIKA TINGKAT III

Telah dipresentasikan di depan Panitia seminar Karya Ilmiah Terapan


Politeknik Pelayaran Surabaya
Pada tanggal, ........................................

Menyetujui;

Penguji I Penguji II Penguji III

A. A. Istri Sri W., S.Si.T, M.Adm,SDA Siti Fatimah, S.SiT.,M.Pd Dr.Ir.Imbang Danandjojo, MT
Penata Tk.I (III/d) Penata Tk. I (III/d) Penata Tk.I (IV/b)
NIP. 197812172005022001 NIP. 198103172005022001 NIP. 196306251993031001

Mengetahui:

Ketua Jurusan Nautika

Daviq Wiratno, S.Si.T,MT


Penata Tk.I (III/d)
NIP. 19790107 200212 1002
v

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan YME, atas berkat dan

rahmatNya saya dapat menyelesaikan proposal ini dengan tepat waktu.

Penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah

membantu serta memberikan arahan, bimbingan, petunjuk dalam segala hal yang

sangat berarti dan menunjang dalam penyelesaian proposal penelitian ini.

Perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Direktur Politeknik pelayaran Surabaya beserta jajarannya yang telah

menyediakan fasilitas dan pelayanannya, sehingga saya dapat menyelesaikan

proposal ini;

2. Ibu Siti Fatimah S.SiT.,M.Pd pembimbing I, yang telah membantu serta

membimbing saya dalam penulisan proposal ini;

3. Bapak Dr.Ir.Imbang Danandjojo, MT selaku pembimbing II, yang dengan

penuh ketekunan dan kesabaran membimbing saya dalam penulisan proposal

ini;

4. Bapak/Ibu dosen Politeknik Pelayaran Surabaya, khususnya lingkungan

Jurusan Nautika Politeknik Pelayaran Surabaya yang telah memberikan bekal

ilmu sehingga saya dapat menyelesaikan proposal ini;

5. Kedua orang tua saya yang telah memberikan semangat dan motivasi

sehingga terselesaikan proposal ini;

6. Rekan-rekan Taruna/i khususnya kelas Nautika A yang telah memberikan

dorongan dan semangat sehingga penulisan proposal ini dapat terselesaikan;

7. Crew KMP. DLN OASIS yang telah memberi arahan dan bimbingan selama

saya melaksanakan prala di atas kapal.


vi

Saya sadar bahwa dalam penulisan proposal ini masih terdapat banyak

kekurangan. Kekurangan tersebut tentunya dapat dijadikan peluang untuk

peningkatan penulisan selanjutnya.

Akhir kata penulis berharap semoga karya ilmiah terapan ini dapat

bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya dan untuk

pihak operasional pelabuhan. Semoga Tuhan yang Maha Esa senantiasa

memberikan petunjuk dan lindungan dalam melakukan penelitian yang

selanjutnya dituangkan dalam bentuk karya ilmiah.

Surabaya, .......................2020

KRISTINA ENGGARWATI
vii

ANALISIS PENGGUNAAN RADAR DALAM ALUR PELAYARAN SEMPIT


SESUAI STANDAR SOLAS 1974 UNTUK MENINGKATKAN
KESELAMATAN PELAYARAN DI KMP. DLN OASIS

(Siti Fatimah, Imbang Danandjojo, Kristina Enggarwati, 2020)

ABSTRAK

Salah satu penyebab kecelakaan kapal di alur pelayaran sempit adalah kurang
maksimalnya penggunaan alat navigasi elektronik sehingga kesulitan dalam
menentukan posisi kapal dengan tepat, akibatnya dapat menyebabkan kecelakaan
kapal. Seperti yang telah diketahui radar adalah alat navigasi elektronik yang
dapat mendeteksi posisi dan obyek di sekitar kapal. Sedemikian pentingnya
penggunaan radar untuk mengetahui posisi kapal dan obyek di sekitar kapal,
maka dari itu setiap mualim jaga harus dibekali dengan bagaimana cara
menggunakan radar untuk mengetahui posisi kapal dengan electronic bearing line
dan variable range marker pada saat memasuki alur pelayaran sempit. Tujuan dari
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan electronic bearing line dan
variable range marker ketika berlayar pada alur pelayaran sempit. Penelitian ini
dilaksanakan pada saat praktek laut (prala) di KMP. DLN OASIS oleh penulis
untuk memperoleh data primer melalui riset lapangan, maka penulis akan
menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi dengan melakukan
pengamatan langsung pada obyek yang diteliti dan wawancara dengan mualim
jaga. Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 12 bulan di KMP. DLN
OASIS tempat penulis melaksanakan prala. Data primer dalam penelitian ini
diperoleh secara langsung melalui observasi dengan pihak yang bersangkutan.
Peneliti menemukan beberapa kejadian yaitu tidak semua perwira jaga
menggunakan tombol EBL dan VRM saat memasuki alur pelayaran sempit untuk
penentuan posisi aman. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kecakapan
dalam pengoprasian radar kurang dan perwira jaga melaksanakan tugas
berdasarkan kebiasaan. Dari beberapa sudut pandang yang dipaparkan untuk
masalah ini peneliti dapat memberi rekomendasi sebagai perwira jaga di anjungan
lebih ditingkatkan dalam kecakapan pengoprasian radar serta mengurangi
humman error dengan meningkatkan kerja sama antara crew di anjungan dan tidak
membiasakan hal sepele sehingga dapat meningkatkan keselamatan pelayaran.

Kata kunci : Radar, Electronic Bearing Line, Variable Range Marker


viii

ANALISIS PENGGUNAAN RADAR DALAM ALUR PELAYARAN SEMPIT


SESUAI STANDAR SOLAS 1974 UNTUK MENINGKATKAN
KESELAMATAN PELAYARAN DI KMP. DLN OASIS

(Siti Fatimah, Imbang Danandjojo, Kristina Enggarwati, 2020)

ABSTRACT

One cause of ship accidents in the narrow Channel is the lack of maximum use of
electronic navigation equipment so that difficulty in determining the exact
position of the ship, consequently can cause ship accidents. As already known
radar is an electronic navigation tools that can detect the position and objects
around the ship. So important is the use of radar to determine the position of the
ship and the object around the ship, therefore every Officer on duty must be
equipped with how to use the radar to determine the position of the ship with
electronic bearing line and variable range mark when entering narrow channel.
The purpose of this study to determine the effect of using electronic bearing line
and variable range marker when sailing on a narrow channel. This research was
conducted at the time of marine practice (prala) in KMP. DLN OASIS by the
writer to get primary data through field research, hence writer will use
observation technique, interview and documentation by doing direct observation
on object being studied and interview with officer on duty. This research was
conducted for approximately 12 months at KMP. DLN OASIS where the author
carried out the link. Primary data in this study were obtained directly through
observation with the parties concerned. Researchers found several incidents,
namely that not all officers on duty used the EBL and VRM buttons when entering
a narrow shipping lane for safe positioning. The results of this study indicate that
the proficiency in radar operation is lacking and the duty officers carry out their
duties based on their habits. From several points of view presented for this
problem, the researcher can provide recommendations as a guard on the bridge
to improve radar operation skills and reduce humman errors by increasing
cooperation between crews on the bridge and not getting used to trivial matters so
as to improve sailing safety.

Keywords : Radar, Electronic Bearing Line, Variable Range Marker


ix

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i


PERNYATAAN KEASLIAN................................................................................ ii
PERSETUJUAN SEMINAR ................................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................v
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1


A. LATAR BELAKANG ..........................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH ...................................................................... 4
C. BATASAN MASALAH ....................................................................... 4
D. TUJUAN PENELITIAN ....................................................................... 4
E. MANFAAT PENELITIAN ................................................................... 4
1. Manfaat teoritis ............................................................................... 4
2. Manfaat praktis.................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 6


A. REVIEW PENELITIAN SEBELUMNYA........................................... 6
B. LANDASAN TEORI ............................................................................ 6
1. Pengertian-pengertian ......................................................................6
2. Alat navigasi radar ..........................................................................9
3. Teori alur pelayaran sempit ........................................................... 23
4. Peraturan saat kapal memasuki alur pelayaran
sempit ............................................................................................ 26

x
5. Cara membuat dan mengukur jarak dengan Variable Ring
Marker(VRM) ................................................................................ 27
6. Cara membuat baringan dengan menggunakan Electronic
Bearing Line(EBL) .............................................................................. 28
7. Penerapan EBL dan VRM pada alur pelayaran sempit ................. 31
8. SOLAS 1974 ................................................................................ 35
C. KERANGKA PENELITIAN .............................................................. 36

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................37


A. JENIS PENELITIAN .......................................................................... 37
B. LOKASI PENELITIAN ...................................................................... 38
C. JENIS DAN SUMBER DATA ........................................................... 38
1. Data primer.....................................................................................38
2. Data sekunder ................................................................................ 38
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA....................................................39
1. Metode observasi ...........................................................................39
2. Metode wawancara.........................................................................39
E. TEKNIK ANALISIS DATA................................................................40
1. Penyajian data ............................................................................... 40
2. Menarik kesimpulan ...................................................................... 40
F. ALUR PIKIR .......................................................................................41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 42


A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN.................................42
B. HASIL PENELITIAN ......................................................................... 43
C. PENYAJIAN DATA ........................................................................... 45
1. Hasil observasi............................................................................... 45
2. Hasil wawancara ............................................................................ 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 47


A. KESIMPULAN ................................................................................... 47
B. SARAN ............................................................................................... 48

LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Alat Navigasi Radar .......................................................................... 11

Gambar 2. 3 Tampilan VRM pada RADAR ............................................................ 28

Gambar 2. 4 Tampilan EBL pada RADAR.............................................................. 31

Gambar 2. 5 Tampilan EBL dan VRM pada RADAR ............................................ 31

Gambar 2.6 Kerangka Penelitian ............................................................................... 36

Gambar 3.1 Alur Pikir ................................................................................................. 47

Gambar 4.2 Radar ...................................................................................................... 43


Gambar 4.3 Radar ARPA .......................................................................................... 44
xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Review Penelitian Sebelumnya .............................................................. 6

Tabel 3.1 Kebutuhan Data ..................................................................................... 39


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara kepulauan yang amat luas, meliputi 17.504

pulau besar dan kecil dengan luas wilayah darat dan laut 5.180.053 Km2. Dari

total luas wilayah Indonesia tersebut, sekitar 75% (3.257.483 Km2)

merupakan wilayah lautan yang posisi geografisnya diapit oleh dua benua,

yaitu benua Asia dan Australia. Dengan memperhatikan luas wilayah lautan

yang dimiliki serta posisi yang merupakan jalur perdagangan internasional,

maka Indonesia berada pada jalur strategis lalu lintas pelayaran. Keberadaan

potensi pelayaran yang amat strategis tersebut dapat menjadi faktor

pendorong aktivitas kapal yang ramai di daerah alur pelayaran sempit.

Dalam alur pelayaran sempit yang ramai, tentunya banyak kapal yang keluar-

masuk alur tersebut, sehingga menyebabkan risiko bahaya tubrukan, karena

keadaan tempat yang terbatas untuk berolah gerak. Untuk mencegah risiko

bahaya tubrukan tersebut, di kapal dilengkapi oleh beberapa alat navigasi,

salah satunya adalah radar. Radar merupakan singkatan dari Radio Detection

and Ranging, yang berarti alat bantu navigasi yang mampu mendeteksi (to

detect) suatu obyek tertentu di luar kapal dan menentukan jarak antara obyek

tersebut ke kapal (ranging) dengan cara memancarkan energi electromagnetic

keluar dari transmitter, kemudian dipantulkan oleh suatu obyek/target, dan

kemudian kembali ke pesawat radar receiver. Dengan prinsip kerja radar

yang diketahui penggunaanya dalam bernavigasi di alur pelayaran ramai,


1
seperti alur pelayaran sempit (Narrow Chanel).

Menurut SOLAS (Safety Of Life At Sea) Chapter V regulasi 19 (all ships of

3000 gross tonnage and upwards shall, in addition to meeting the

requirements of paragraph 2.5, have a 3 GHz radar or where considered

appropriate by the administration a second 9 GHz radar, or other means to

determine and display the range and bearing of other surface craft,

obstruction, buoys, shorelines and navigational marks to assist in

navigational and in collision avoidance). Kurang maksimalnya para pelaut

menggunakan alat navigasi radar mengakibatkan banyaknya kecelakaan,

contohnya kejadian tubrukan MV. Victory Prima dan kapal nelayan Jaya II.

Maka dari itu penulis mengangkat judul “ANALISIS PENGGUNAAN

RADAR DALAM ALUR PELAYAN SEMPIT SESUAI STANDAR

SOLAS 1974 UNTUK MENINGKATKAN KESELAMATAN

PELAYARAN DI KMP. DLN OASIS”

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana memaksimalkaan penggunaan radar untuk penentuan

posisi aman dalam menunjang keselamatan pelayaran di alur pelayaran

sempit?

C. BATASAN MASALAH

Dalam penelitian ini, penulis membatasi ruang lngkup masalah yang hanya

membahas mengenai fungsi radar untuk penentuan posisi dalam menunjang

keselamatan pelayaran di alur pelayaran sempit dengan menggunakan EBL

(Electronic Bearing Line) dan VRM (Variable Range Marker).


2
D. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan uraian masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui penggunaan radar dalam alur pelayaran sempit untuk penentuan

posisi dalam menunjang keselamatan pelayaran.

E. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat memberi sumbangan dalam perkembangan

ilmu pelayaran, khususnya dalam bidang navigasi di atas kapal;

2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk nahkoda dan

mualim yang bertanggungjawab untuk bernavigasi di atas kapal, supaya

lebih menguasai dalam penggunaan radar

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. REVIEW PENELITIAN SEBELUMNYA

Beberapa penulis telah melakukan penelitian tentang penggunaan radar di

alur pelayaran sempit untuk meningkatkan keselamatan pelayaran. Berikut ini

penulis berikan salah satu penelitian aslinya.

Tabel 2.1: Review Penelitian Sebelumnya

N Penulis Judul Masalah Has


O Penelitian il
Erig Optimalisasi Apa penyebab kurangnya pemahaman
Dwi Penggunaan kurang officer terkait
1 Kosfan Radar Guna optimalnya penggunaan radar yang
tri Menunjang penggunaan sesuai dengan manual
(2017); Keselamatan radar dalam book yang ada di kapal
Pelayaran; pelayaran? MV. PULAU
LAYANG.

B. LANDASAN TEORI

Dalam subbab ini membahas tentang pengertian-pengertian dasar judul,

pembahasan radar, teori alur pelayaran sempit, peraturan saat memasuki alur

pelayaran sempit, cara membuat dan mengukur jarak dengan VRM, cara

membuat baringan dengan menggunakan EBL, penerapan EBL dan VRM pada

alur pelayaran sempit, dan SOLAS 1974.

1. Pengertian-Pengertian

Dalam subbab ini membahas tentang pengertian, analisis, penggunaan,

4
radar, alur pelayaran sempit, standar, SOLAS 1974, meningkatkan, dan

keselamatan pelayaran.

a. Analisis

Menurut Wiradi (2009: 20), analisis adalah serangkaian

perbuatan meneliti, mengurai, membedakan, memilih sesuatu

untuk digolongkan, dan dikelompokkan berdasarkan keterkaitan

serta penafsiran makna dari setiap kriteria. Menurut

Komaruddin (2001: 53), analisis adalah kegiatan berfikir untuk

menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen, sehingga

dapat mengenal tanda-tanda komponen, hubungannya satu sama

lain, dan fungsi masing-masing dalam satu keseluruhan terpadu.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 43), analisis

adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagian dan

penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk

memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti

keseluruhan.

b. Penggunaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 852),

penggunaan adalah proses, cara perbuatan memakai sesuatu,

pemakaian.

5
c. Radar

Radar merupakan singkatan dari Radio Detection and Ranging,

yang berarti suatu alat bantu navigasi yang mampu mendeteksi

(to detect) suatu obyek tertentu di luar kapal, dan menentukan

jarak antara obyek tersebut ke kapal (ranging) dengan cara

memancarkan energy electromagnetic keluar dari transmitter

kemudian dipantulkan oleh suatu obyek atau target dan kemudian

kembali ke pesawat receiver. (W. Burger, 1998).

d. Alur Pelayaran Sempit

Menurut Koestowo (1984: 121), alur pelayaran sempit adalah

suatu daerah yang dekat di sekelilingnya terdapat bahaya

navigasi.

e. Standar

Standar, atau lengkapnya standar teknis, adalah suatu norma atau

persyaratan yang biasanya berupa suatu dokumen formal yang

menciptakan kriteria, metode, proses, dan praktik rekayasa atau

teknis yang seragam. Suatu standar dapat pula berupa suatu

artefak atau perangkat formal lain yang digunakan untuk

kalibrasi.

6
f. SOLAS 1974

Kata SOLAS adalah singkatan dari Safety of Life at Sea, lebih

lengkapnya adalah International Convention for Safety of Life at

Sea.

g. Meningkatkan

Menurut seorang ahli bernama Adi S, peningkatan berasal dari

kata tingkat, yang berarti lapis atau lapisan dari sesuatu yang

kemudian membentuk susunan. Secara umum, peningkatan

merupakan upaya untuk menambah derajat, tingkat, dan kualitas,

maupun kuantitas. Peningkatan juga dapat berarti penambahan

keterampilan dan kemampuan agar menjadi lebih baik. Selain itu,

peningkatan juga berarti pencapaian dalam proses, ukuran, sifat,

hubungan, dan sebagainya.

h. Keselamatan Pelayaran

Keselamatan Pelayaran didefinisikan sebagai suatu keadaan

terpenuhinya persyaratan keselamatan dan keamanan yang

menyangkut angkutan di perairan dan kepelabuhanan.

2. Alat Navigasi Radar

Martopo (1992: 49) mengatakan, pengertian radar adalah salah satu

alat bantu navigasi yang sangat potensial di atas kapal, baik dalam

penentuan posisi maupun pendeteksi reisiko bahaya tubrukan.

Memperjelas pendapat di atas, Supriyono (2001:14) menerangkan

tentang suatu alat pembantu navigasi elektronik yang gunanya untuk


7
menentukan posisi kapal dari waktu ke waktu. Dalam menentukan

posisi kapal dengan radar dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu

menggunakan baringan dengan baringan, menggunakan baringan

dengan jarak, dan menggunakan jarak dengan jarak. Pada posisi Head

Up, radar sangat efektif dan efisien untuk membantu para nakhoda atau

pandu dalam melayarkan kapalnya keluar masuk pelabuhan, sungai,

alur pelayaran sempit, atau membantu menemukan ada atau tidaknya

bahaya tubrukan. Dengan melihat pada layar CRT (Cathoda Ray Tube),

adanya pantulan atau echo dari awan yang tebal membantu

memperkirakan hujan melewati lintasan dengan melihat pada layar

radar adanya pantulan atau echo dari awan yang tebal. Sejalan dengan

pendeteksi dalam penentuan posisi maka, Sunardi (1995: 34)

mengemukakan gelombang radio/sinyal yang dipancarkan dan

dipantulkan dari suatu benda tertentu akan ditangkap oleh radar.

Dengan menganalisis sinyal yang dipantulkan tersebut, pemantul sinyal

dapat ditentukan lokasinya dan kadang-kadang dapat juga ditentukan

jenisnya. Meskipun sinyal yang diterima relatif lemah/kecil, namun

radio sinyal tersebut dapat dengan mudah dideteksi dan diperkuat oleh

radar. Oleh karena itu, radar sangat bermanfaat untuk mengetahui

kedudukan kapal lain, sehingga dapat membantu

menghindari/mencegah terjadinya tabrakan di laut. Radar akan sangat

berguna pada saat cuaca buruk, keadaan berkabut, dan berlayar di

malam hari, terutama apabila petunjuk pelayaran, seperti lampu suar,

pelampung, bukit, atau bangunan visual, tidak dapat diamati. Kelebihan

8
utama radar dibandingkan dengan alat navigasi elektronik lain adalah

radar tidak memerlukan stasiun-stasiun pemancar. Radar membantu

dalam pelayaran saat kapal memasuki perairan ramai, seperti bagan

pemisah lalu lintas laut.

Gambar 2.1: Alat Navigasi Radar

a. Prinsip Kerja Radar


Pesawat radar yang digunakan untuk navigasi di laut, bekerja

pada frekuensi antara 3 GHz sampai dengan 10 GHz. Bagian dari

pesawat yang disebut transmiter (pesawat pemancar)

memancarkan pulsa-pulsa pendek melalui scanner yang berputar

-pulsa tersebut apabila

mengenai target yang keras dengan besaran massa tertentu

(tergantung dari kepekaan dan resolusi radar tersebut) akan

dipantulkan kembali ke scanner dan diteruskan ke receiver

(pesawat penerima). Gema pantulan tersebut secara elektronik

akan digambarkan pada layar radar (CRT) yang bentuknya sesuai

dengan obyek yang terkena pancaran pulsa tersebut. Dengan

9
sebuah display unit yang telah dirancang oleh pembuatnya, maka

arah dan jarak obyek tersebut dapat ditentukan. Pada pesawat

radar, umumnya transmitter dan receiver dikombinasikan

menjadi satu yang kemudian disebut sebagai transceiver. Bagian

ini dilengkapi dengan trigger switch, sehingga bila menerima

signal yang kuat (yang akan dipancarkan), maka pesawat

berfungsi sebagai transmitter, sedangkan apabila menerima

signal yang lemah (gema dari pulsa) pesawat akan aktif sebagai

receiver. Demikian peralatan berubah-ubah secara beruntun.

Untuk dapat menentukan jarak, digunakan asumsi bahwa

kecepatan rambat gelombang radio di udara adalah 300.000

Km/detik, sehingga apabila sebuah obyek memantulkan gema

pulsa dihitung dari saat pemancaran pulsa sampai dengan gema

pulsa ditangkap lagi oleh scanner adalah 160 P detik (mikro

detik) atau sama dengan 0.00016 detik, sehingga jarak obyek

tersebut (0,00016 x 300.000) / 2 = 24 Km / 1,852 = 12,96 mil laut.

b. Bagian-Bagian Radar

Radar dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:

1) Power Suplai Unit (unit pencatu daya). Bagian ini terdiri

dari:

a) Electrical source dari generator kapal;

b) AVR (Automatic Voltage Regulator);

c) CVCF (Constant Voltage Constant Frequency).

2) Transceiver Unit (unit pemancar-penerima). Bagian ini

10
terdiri dari:

a) Transmitter

Pada transmitter terdapat oscillator yang berfungsi

sebagai pembangkit signal yang akan dipancarkan,

modulator sebagai pencampur (memodulasi signal

electromagnetic menjadi pulsa), dan amplifer sebagai

penguat signal;

b) Receiver

Pada receiver terdapat amplifer yang berfungsi

sebagai penguat gema pulsa, dan demodulator yang

berfungsi sebagai pemisah dan pengubah pulsa

menjadi signal electromagnetic, sehingga mampu

diterjemahkan oleh display unit sebagai suatu

gambaran obyek;

c) Switching Unit

Berfungsi sebagai pengubah bagian transmitter

menjadi receiver. Bila bagian ini menerima signal

yang kuat, akan mengaktifkan transmitter dan bila

menerima signal yang lemah akan mengaktifkan

receiver;

d) Trigger Unit

Berfungsi untuk memicu pulsa yang akan

dipancarkan.

11
3) Areal Unit (unit antenna)

Bagian ini terdiri dari:

a) Scanner/Reflector

Berfungsi memancarkan pulsa dan

menangkap/menerima gema pulsa;

b) Motor

Berfungsi untuk menggerakkan reflector memutar

c) Wave Guide

Berfungsi sebagai penerus gerak pulsa dari dan ke

transceiver. Pada wave guide ini terdapat syncro

system yang berfungsi untuk menyamakan antara

scanner dengan sweep yang terlihat pada layar

monitor radar;

4) Display Unit (unit tampilan)

Bagian terpenting dari unit ini adalah Cathode Ray

Tube atau sering disebut TSK (Tabung Sinar Katoda).

Pada bagian belakang CRT ini menyimpan electron

bebas yang besar sekali jumlahnya, sehingga

seringkali dilihat bagian ini adalah adanyaperingatan

high voltage. Bagian lain dari unit ini adalah tombol-

tombol untuk mengatur radar, yang sebenarnya

adalah mengatur Cathode Ray Tube itu sendiri,

misalnya contras, bright/brilliance, dan sebagainya.


12
Terdapat pula tombol-tombol yang berkaitan dengan

transceiver, misalnya tuning, pulse-width, gain, dan

range. Selain itu, terdapat pula tombol-tombol

pengatur nyala lampu seperti panel, dial, plotter, dan

lain-lain.

c. Tombol-Tombol Pesawat Radar (Jenis Radar seri JMA-

9800) Dalam pesawat radar terdapat beberapa tombol, yaitu:

1) Power, berfungsi untuk menghidupkan radar;

TX/ST.BY, berfungsi untuk memulai atau mengakhiri

transmit/pengiriman gelombang elektromagnetik dari

tansmitter, sehingga pada posisi TX radar bekerja dan

tampilan pada screen berupa echo/gema yang merupakan

target yang tertangkap oleh radar, dan berhenti

memancarkan gelombang elektromagnetic pada posisi

stanby, namun radar dalam keadaan siap digunakan

sewaktu-waktu;

2) Tuning, berfungsi sebagai pengatur transceiver agar radar

mampu bekerja secara maksimal dalam pendeteksian target;

3) Gain, berfungsi untuk mengatur kekuatan pancaran pulsa

dan penerimaan gema pulsa atau mengatur kepekaan radar;

4) Brill (Brilliance) Video, berfungsi untuk membuka pintu

anoda, sehingga tampilan layar radar menjadi lebih terang

dan jelas;

13
5) Brill (Brilliance) ARPA, berfungsi untuk memperjelas

informasi ARPA (Automatic Radar Plotting Aid);

6) Range -/+, berfungsi untuk mengatur jarak jangka radar;

7) Ring/Range, berfungsi sebagai pembuat cincin-cincin jarak.

Pada pesawat radar biasanya terdapat 2 ring marker, yaitu:

a) Fix Ring Marker, berfungsi menampilkan cincin-cincin

jarak secara tepat;

b) VRM berfungsi menampilkan satu cincin jarak yang dapt

diubah-ubah;

8) EBL Brilliance, tombol yang berfungsi mengaktifkan garis

baringan yang dapat digerakkan memutar;

9) HL Off (Heading Line Off), berfungsi menonaktifkan

tampilan garis haluan kapal (sejajar dengan garis lunas

kapal);

10) Anti Clutter (Rain and Sea), berfungsi untuk mengurangi

tampilan pengaruh hujan dan ombak;

11) Brilliance, untuk mengatur sapuan scanner pada target, atau

elektronik, untuk memperbesar lebar pulsa (horozontal

beam width);

12) PL (Pulse length), untuk mengatur panjang pulsa yang

dipancarkan, untuk mendapatkan gema yang sesuai dengan

yang diharapkan berdasarkan jaraknya;

13) Cursor, berupa tanda (+) yang berguna untuk membaring

dan mengetahui jarak suatu target dan mengetahui

14
koordinat target tersebut;

14) Nort-Up, Head-Up, Course-Up, tombol yang berfungsi

untuk meletakkan radar pada posisi tertentu sesuai dengan

keperluannya. Nort-Up (menentukan posisi kapal karena

baringan yang didapat adalah baringan sejati), Head-Up

(memandu memasuki perairan sempit), Course-Up

(memberikan kemudahan penentuan posisi sekaligus untuk

plotting);

15) TM/RM dan TM RESET, berfungsi mengubah mode dari

trur motion dan sebaliknya;

16) OFF CENTER, berfungsi untuk memindah tampilan

pusat/kapal pada layar radar;

17) PANEL/DIMMER, berfungsi untuk menerangi tombol-

tombol pada radar, yang digunakan pada waktu radar

dioperasikan pada ruangan yang gelap;

18) TRAILIS, digunakan untuk mengetahui pergerakan arah dan

kecepatan kapal lain dari panjang dan arahnya jejek-jejak

gema target tersebut;

19) ALARM CK, berfungsi untuk menghentikan alarm suara

yang timbul dari pesawat radar;

20) DAY NIGHT, untuk penyetelan tampilan layar radarsesuar

dengan kenyamanan mata pemakai dan bisa diatur melalui

color setting;

21) MARK, untuk menampilkan suatu tempat/target diam pada


15
layar radar yang terekam beserta lintang dan bujurnya;

22) PI (Pararel Indeks), untuk menampilkan garis-garis sejajar

luas pada jarak tertentu yang kita inginkan secara manual;

23) ACQ AUTO, untuk memulai perhitungan data pada target-

target yang diinginkan secara manual;

24) ACQ MANUAL, untuk memulai perhitungan data pada

target-target pada layar radar secara manual;

25) TGT DATA, untuk menampilkan hasil perhitungan pada

layar monitor;

26) ACQ CANCEL, untuk membatalkan/menghapus hasil

perhitungan target-target pada layar radar;

27) GUARD ZONE, untuk mengatur dan menampilkan daerah

yang diharapkan memberi alarm apabila suatu target

memasuki daerah tersebut;

28) MENU, untuk menampilkan dan mengatur tampilan-

tampilan lain yang lebih rinci;

29) CLR, untuk menghapus atau membatalkan tampilan yang

ada sebelumnya;

30) ENT, untuk mengeksekusi/memasukkan perintah seperti

yang telah dipilih pada menu;

31) NUM-09, untuk pengeditan data berupa nomor-nomor dari

0-9.

d. Fungsi Umum Radar

16
Dalam dunia pelayaran radar telah dirancang dengan baik

sebagai pencegahan anti collision/tubrukan dari memberi

informasi mengenai topik terbaru dari target dan ditunjukkan

dengan keadaan sebelumnya atau memprediksi keadaan ke

depannya. Fungsi umum radar sebagai navigasi di umum adalah

sebagai berikut;

1) Ketika melakukan pendaratan;

2) Untuk navigasi pantai;

3) Pendaratan tebing.

Radar dapat sangat bermanfaat, khususnya mendekati daratan

selama penglihatan yang buruk, yang mungkin disebabkan oleh

asap atau embun. Ketika mendekati daratan, posisi dari

permukaan target secara individu itu diubah ke dalam posisi

pendeteksi atau scanner setiap kali jarak berganti. Identifikasi

dari gema yang kuat dapat direkam dalam radar log bersamaan

dengan jarak dan baringan. Hal ini sangat penting, terutama ketika

berlayar dalam rute umum (W. Burger, 2008: 134). Dalam

navigasi di alur pelayaran sempit radar dapat digunakan,

khususnya selama penglihatan yang terbatas. Biasanya posisi

kapal tidak terbaring dalam peta, karena selama adanya kabut atau

gema yang salah mungkin dapat membuat gambaran menjadi

membingungkan. Dalam alur pelayaran sempit, sungai, dan lain-

lain itu, sulit untuk membedakan antara gema dari bouy dan

kapal-kapal (W. Burger, 2008:140).

17
e. Penggunaan Radar Di Kapal

Fungsi radar sebagai alat navigasi di kapal adalah sebagai

berikut:

1) Penemuan posisi kapal/Position Fixing. Untuk penentuan

posisi kapal dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara

lain:

a) Menggunakan baringan dan baringan;

b) Menggunakan baringan dan jarak;

c) Menggunakan jarak dengan jarak.

2) Membantu menentukan ada tidaknya risiko tubrukan

(Collision Avoidance). Adanya kapal-kapal yang mendekat

dapat dideteksi dengan menggunakan radar. Tanpa

dihubungkan dengan arpa, radar dapat digunakan untuk

plotting secara manual, sehingga ada atau tidaknya resiko

dengan kapal lain dapat ditentukan;

3) Memandu kapal keluar masuk pelabuhan atau perairan

sempit (plotting). Pada posisi head-up radar sangat efektif

dan efisien untuk membantu para nahkoda atau pandu

dalam melayarkan kepalnya keluar masuk pelabuhan,

sungai, atau alur pelayaran sempit;

4) Memprediksi adanya hujan (Weather Forecasting). Dengan

menggunakan teknik plotting, dimungkinkan adanya hujan

atau awan rendah dapat diketahui secara dini, apakah hujan

18
akan melintas pada lintasan kapal, sehingga tindakan-

tindakan preventif yang berkaitan dengan keselamatan

muatan dapat dilakukan.

f. Pengoprasian Radar

Dalam pengoprasian radar terdapat beberapa tahapan yang harus

dilaksanakan,yaitu:

1) Persiapan Sebelum menghidupkan radar, perlu

diperhatikan hal-hal berikut ini:

a) Periksa scanner dan sekitarnya, pastikan bahwa tidak

terdapat benda yang menyangkut atau mengganggu

putaran scanner dan periksa juga apakah ada orang

yang bekerja di sekitar scanner;

b) Pastikan bahwa tegangan listrik yang masuk pesawat

radar sesuai dengan yang dikehendaki (Buku

Petunjuk Pengoprasian);

c) Putarlah tombol-tombol radar yang berkaitan dengan

pancaran electron ke layar kaca radar pada posisi

minimal;

d) Pada saat menghidupkan (sebelum memutar tombol

power pada posisi ON) agar meletakkan tombol

Range pada posisi tertentu, misalnya 6 mil atau 48

mil.

2) Pelaksanaan mengoprasikan radar (ref pesawat radar jrc-

jma 9800). Berikut adalah langkah-langkah mengoprasikan


19
radar (ref pesawat radar jrc-jma 9800), yaitu:

a) Tekan tombol power tunggu beberapa saat sampai

ada tanda boleh dihidupkannya radar kurang lebih 3

menit, lalu tekan tombol ST.BY/TX;

b) Bila anda mengoprasikan radar di ruang yang gelap,

tekan tombol dimer/panel, sehingga semua tombol

dapat terbaca dengan jelas;

c) Pada saat pertama kali dinyalakan, apabila ada

ketidaksesuaian gyro dan repeater pada radar, akan

terdengar alarm dan harus menyamakan besar derajat

pada gyro dan repeater radar;

d) Tekan tombol range -/+ untuk mendapatkan skala

jarak yang diinginkan untuk melakukan pengamatan;

e) Atur switch GAIN dan BRILL untuk mendapatkan

target yang paling jelas;

f) Putar tombol Tuning sedemikian rupa, sehingga

diperoleh posisi yang maksimal pada mode manual;

g) Atur tombol Sea Clutter atau tombol Rain/Snow

Clutter sesuai dengan keadaan sekitar kapal, untuk

mendapatkan kekuatan obyek;

h) Bila sudah terdapat target-target pada layar radar

putar tombol EBL-Brilliance, VRM-Brilliance, dan

lain-lainnya, sesuai dengan kebutuhan.

3) Mematikan Radar
20
Langkah-langkah mematikan radar pada posisi standby dan

sedang digunakan:

a) Radar pada posisi Standby. Sebelum radar dimatikan,

putarlah tombol-tombol yang memberikan illuminasi

langsung ke layar radar (CRT) ke posisi minumum.

Kemuadian tekan tombol TX/ST.BY untuk

menghentikan pemancaran gelombang

elektromagnetik transmitter;

b) Radar pada posisi sedang digunakan. Selama

berlayar, apabila radar tidak digunakan untuk

mendeteksi ada tidaknya risiko tubrukan dengan

kapal lain, setidaknya selalu ditempatkan pada

kedudukan standby. Karena bila setiap saat hendak

digunakan, maka akan segera dapat dihidupkan tanpa

harus menunggu beberapa saat. Apabila navigasi

selesai dan kapal berlabuh cukup aman, power bisa

langsung dimatikan dengan menekan tombol PWR.

g. Kekurangan dan Kelebihan Radar

Berikut adalah kekurangan dan kelebihan radar:


1) Kekurangan. Masih sangat terpengaruh dari kondisi

topografi, sehingga untuk daerah berundulasi atau

bergunung maka akurasi hasil menurun. (Modul Peralatan

Navigasi Elektronik, 2013: 34);

2) Kelebihan. Dalam pengoprasiannya, radar tidak


21
memerlukan stasiun-stasiun pemancar. Pada dasarnya,

radar menggunakan prinsip pancaran gelombang elektronik

alat pemancar khusus akan memancarkan pulsa gelombang

radio pendek yang dipancarkan dalam alur sempit (narrow

beam) oleh antena berarah (directional antenna).

3. Teori Alur Pelayaran Sempit

Memasuki alur pelayaran sempit/Narrow Chanel memang

membutuhkan ke-extra hati hatian di dalamnya, karena jikamelakukan

sedikit saja kesalahan, maka keselamatan kapal bahkan crew dapat

terancam. Pada daerah tersebut diperlukan kesiagaan bernavigasi yang

tinggi, walaupun telah disediakan tanda navigasi secara jelas. Beberapa

hal penting yang harus dilakukan ketika memasuki alur pelayaran

sempit:

a. Mengetahui Rambu-Rambu Perairan Setempat

Di alur pelayaran sempit, kepadatan lalu lintas kapal akan jauh

lebih ramai dibandingkan di laut terbuka. Dengan ruang yang

terbatas dan kapal-kapal besar yang melintasi menyebabkan

resiko tubrukan akan jauh lebih tinggi;

b. Menghubungi VTS

Salah satu langkah terbaik untuk menghidari kecelakaan saat

berada di alur pelayaran sempit adalah berkomunikasi dengan

VTS (Vessel Trafic Services). Mereka memiliki informasi yang

jelas serta sistem yang terintegrasi dalam memantau pergerakan

22
kapal;

c. Komunikasi Kapal Ke Kapal

Saluran VHF menjadi bagian penting dalam berkomunikasi agar

dapat berkomunikasi bridge to bridge saluran international sudah

ditetapkan di Chanel 16;

d. Arus

Kondisi arus harus selalu diperhitungkan ketika memasuki alur

sempit, sehingga dapat menghindari posisi yang tidak tepat;

e. Selalu Membaring Posisi Kapal Di Peta

Semua alat navigasi bantu, seperti Ecdis, Radar, Ais, dan lain-

lain, tidak akan berguna jika tidak dimaksimalkan dengan tepat;

f. Kecepatan

Harus selalu menjaga kecepatan yang aman ketika memasuki alur

pelayaran sempit. Setiap kapal harus senantiasa bergerak dengan

kecepatan aman, sehingga dapat mengambil tindakan yang tepat

dan efektif untuk menghindari dan dapat dihentikan dalam jarak

yang sesuai dengan keadaan yang dialami. Faktor-faktor yang

harus dipertimbangkan:

1) Untuk Semua Kapal:

a) Tingkat penglihatan kepadatan lalu lintas, termasuk

pemusatan kapal-kapal ikan atau kapal-kapal lainnya;

b) Kemampuan olah gerak kapal, khususnya yang

23
berhubungan dengan gerak henti dan kemampuan

berputar dalam setiap kondisi yang ada;

c) Pada malam hari terdapat cahaya latar belakang,

seperti lampu-lampu darurat atau pantulan dari

lampu-lampu kapal kita. Keadaan angin, laut, dan

arus, serta adanya bahaya-bahaya navigasi yang ada

di sekitar;

d) Syarat kapal sehubungan dengan kedalaman air yang

dilalui.

2) Tambahan bagi Kapal-Kapal yang Radarnya Bekerja:

a) Ciri-ciri efisiensi dengan keterbatasan-keterbatasan

dari pesawat radar;

b) Setiap keterbatasan yang timbul oleh skala jarak yang

dipergunakan;

c) Gangguan pada radar akibat keadaan laut, cuaca, dan

sumber-sumber gangguan lain;

d) Kemungkinan bahwa kapal-kapal kecil, gumpalanes,

dan benda-benda terapung lainnya yang tidak dapat

ditangkap oleh radar pada jarak tertentu;

e) Jumlah, posisi, dan pergerakan kapal-kapal yang

tertangkap oleh radar. Lebih tepat penilaian dengan

penglihatan, karena banyak kemungkinan bila radar

dipergunakan untuk menentukan jarak kapal-kapal

atau benda-benda lain di dekatnya.

24
4. Peraturan Saat Kapal Memasuki Alur Pelayaran Sempit

Peraturan saat kapal memasuki alur pelayaran sempit telah diatur pada

P2TL aturan 9 (2014: 31), adalah sebagai berikut:

a. Setiap kapal yang sedang berlayar mengikuti air pelayaran sempit

atau alur pelayaran harus mempertahankan jarak sedekat

mungkin dengan batas luar alur pelayaran atau air pelayaran

sempit yang berada di lambung kanannya, selama masih aman

dan dapat dilaksanakan;

b. Sebuah kapal yang panjangnya kurang dari 20 meter atau kapal

layar tidak boleh merintangi jalannya kapal lain yang dapat

berlayar dengan aman di dalam alur pelayaran sempit atau air

pelayaran sempit;

c. Kapal yang sedang menangkap ikan tidak boleh merintangi

jalannya setiap kapal lain yang sedang berlayar di alur pelayaran

atau air pelayaran sempit;

d. Kapal tidak boleh memotong alur pelayaran atau air pelayaran

sempit, jika pemotongan yang demikian itu menghalangi jalannya

kapal yang hanya dapat berlayar dengan aman di dalam alur

pelayaran atau alur pelayaran sempit.

5. Cara Membuat dan Mengukur Jarak dengan VRM

VRM menampilkan satu cincin jarak yang dapat dirubah-rubah. Dengan

VRM dapat ditentukan secara tepat dengan melihat penunjuk angka

digit pada tepi layar monitor. Ada 2 VRM, yaitu VRM 1 dan VRM 2.
25
Biasanya, untuk VRM 2 digunakan sebagai batas aman. Sedangkan

VRM 1 digunakan sebagai pengukur jarak dengan target. Langkah-

langkah menggunakan VRM untuk mengukur jarak. Berikut adalah

langkah-langkah menggunakan VRM pada radar:

a. Tekan tombol VRM untuk menampilkan VRM pada display;

b. Tarik menggunakan kursor, ke arah target yang akan dicari

jaraknya;

c. Tekan enter untuk menempatkan garis VRM;

d. Untuk menghapus VRM, tekan tombol VRM, lalu tekan

CANCEL/HL OFF.

Gambar 2.3: Tampilan VRM pada Radar

6. Cara Membuat Baringan dengan Menggunakan EBL

Berikut adalah cara membuat baringan dengan menggunakan EBL dan

26
pengoprasian radar untuk EBL maneuver:

a. Membuat baringan dengan menggunakan EBL

EBL untuk mengukur baringan target dengan garis radial yang

berputar pada layar radar, dapat mengatur posisi garis hingga


tepat pada target dan membaca baringan. EBL adalah alat kerja

utama pada radar untuk menentukan posisi dan menghindari

tabrakan. EBL pada sebuah radar ada 2, yaitu EBL 1 dan EBL 2.

Langkah – langkahnya sebagai berikut:

1) Tekan tombol EBL untuk mnampilkan pada display radar;

2) Gunakan cursor untuk mengarahkan EBL pada center

target. Lihat hasil baringan pada tampilan radar bagian

bawah kiri;

3) Tekan enter untuk menempatkan EBL;

4) Untuk menghapus EBL, tekan tombol EBL, lalu tekan

tombol CANCEL/HL OFF.

b. Pengoprasian radar untuk EBL manuver (Manoeuvrability

kapal)

Pengoprasian radar untuk EBL manuver adalah kemampuan

kapal untuk berbelok dan berputar saat berlayar. Kemampuan ini

sangat menentukan keselamatan kapal, khususnya saat kapal

beroprasi di perairan terbatas atau beroprasi di sekitar pelabuhan.

Sehubungan dengan hal tersebut IMO telah mensyaratkan

sejumlah kriteria standar keselamatan kapal, di antaranya adalah

turning ability dan course keeping-yaw checking ability. Secara


27
prinsip, manoeuvrability kapal sangat dipengaruhi oleh

perancangan badan kapal, sistem propulsi, dan sistem kemudi.

Sejumlah elemen tersebut, secara langsung memberi pengaruh

yang signifikan terhadap gaya momen hidrodinamika saat kapal

bermanuver. Hal lain yang juga berpengaruh, adalah akibat

kondisi pemuatan kapal selama beroprasi. Ditinjau dari segi

keselamatan kapal, kemampuan olah gerak kapal adalah salah

satu faktor yang penting diperhatikan. Selain bentuk lambung

kapal, sistem penggerak dan sistem kemudi, ada sejumlah

parameter lain yang mempengaruhi kemampuan manuver kapal,

di antaranya kecepatan kapal, trim haluan, perubahan sarat,

pengaruh pusat daya apung memanjang, perbandingan panjang

dan lebar kapal, diameter daun baling-baling kapal, luasan daun

kemudi, dan dimensi lunas. Pada saat melakukan manuver kapal

bisa dilakukan dengan analisis pada radar menggunakan EBL

switch, yaitu digunakan untuk untuk membaring suatu target dan

dapat dipakai untuk menarik garis batas. Pada pengaturan EBL

manuver ini akan melalui tahapan menentukan parameter

manuver dengan nilai yang sudah ditentukan sebelumnya.

Pengaturan EBL manuver.

Berikut adalah cara pengaturan pada EBL manuver:

1) Buka pengaturan EBL manuver dengan tekan MENU,

kemudian pilih EBL MANUVER;

2) Lakukan pengaturan pada beberapa parameter berikut:

28
Pilih menu REACH untuk pengaturan jarak kemudi kapal

ketika akan berubah arah. Kemudian, pilih RURN MODE,

kemudian pilih TURN SET, selanjutnya masukkan

parameter radius (radius putaran nm), rate (laju putaran

deg/min).

Gambar 2.4: Tampilan EBL pada Radar

7. Penerapan EBL dan VRM pada Alur Pelayaran Sempit

Ketika EBL dan VRM sudah didapat hasilnya, maka tinggal

dikombinasikan dan akan menghasilkan data yang dibutuhkan. Setelah

itu, posisi kapal dapat diketahui serta berapa jarak dan haluan kapal dari

bahaya navigasi pada saat berlayar di alur pelayaran sempit.

29
Gambar 2.5: Tampilan EBL dan VRM pada Radar

a. Penggunaan Garis Baringan Elektronik (EBL)

Garis baringan elektronik sangat diperlukan dalam pengukuran

jarak dan baringan, itu penting untuk membiasakan keberbagai

penggunaan dari EBL. Berikut adalah langkah-langkah untuk

menggunakan garis baringan elektronik (EBL);

1) Tekan tombol (CENTER/INDP). Lampu pusat tombol

menyala dan mode berubah ke mode pusat EBL (mode

center EBL) meluas dari pusat kapal milik. Dengan

memutar kenop EBL, EBL bergerak ke sasaran yang

dikehendaki dan nilai hitungan baringan diduplaykan pada

sudut kiri agak keatas dari layar dalam digit-digit;

2) Tekan sekali lagi tombol (CENTER/INDP). Lampu pusat

tombol berkedip dan mode berubah ke mode EBL bebas


(EBL-independent-mode). Titik awal EBL dapat digerakkan
30
ke titik manapun yang dikehendaki. Setelah penentuan titik

awal EBL dan dengan memutar kenop (EBL) baringan yang

diukur dari 2 titik didisplaykan pada sudut sebelah kiri agak

ke atas dari layar dalam digit-digit;

3) Tekan tombol (enter). Lampu menyala dan titik awal EBL

ditentukan jelas;

4) Tekan sekali lagi tombol (CENTER/INDP). Lampu mati

dan EBL hilang.

b. Mendisplaykan Penanda Jangkauan Variable (VRM)

Dua pembuat penanda jangkauan variabel berkemampuan

sebagai VRM 1 yang berbentuk garis penuh dan lainnya sebagai

VRM 2 yang berbentuk garis titik-titik. Bila EBL dalam penyajian,

VRM akan disajikan pada EBL sebagai suatu VRM skala derajat

dan bukan suatu bentuk lingkaran jarak. Berikut ini adalah

langkah-langkan untuk mendisplaykan penanda jangkauan

variabel (VRM):

1) Buatlah kursor pada suatu titik dimana VRM ditentukan;

2) Tekan tombol (VRM 1/VRM 2). VRM 1 muncul di layar dan

melalui kapal milik dan garis haluan, VRM lari sesuai

dengan gerakan kursor. Jarak VRM ditunjukkan di sudut kiri

agak ke atas dari display dengan digit-digit;

3) Tekan tombol (enter) VRM ditentukan,VRM 2;

31
4) Tekan sekali lagi tombol (VRM 1/VRM 2). VRM 2 muncul.

Metode pengoprasian sama seperti VRM 1;

5) Lebih lanjut tekan (VRM 1/VRM 2). VRM 1 dan VRM 2

hilang.

c. Pengoprasian EBL dan VRM

Langkah-langkah untuk mengoprasikan EBL dan VRM adalah

mengatur mode kursor pada posisi AUTO (tombol terletak pada

kanan atas layar).

1) Menentukan EBL:

a) Letakkan kursor pada EBL 1 atau EBL 2, dan klik satu

kali;

b) Pindahkan kursor ke posisi baringan yang ditentukan,

tekan klik sekali.

2) Menentukan VRM:

a) Letakkan kursor pada VRM 1 atau VRM 2, dan klik

satu kali;

b) Pindahkan kursor ke jarak yang ditentukan, dan klik

sekali.

3) Menentukan EBL dan VRM bersamaan (EBL.VRM)

Letakkan kursor pada tanda titik potong EBL 1 VRM 1 atau

EBL 2 VRM 2, dan klik sekali;

4) Pindahkan kursor ke posisi baringan dan jarak yang

32
ditentukan, tekan klik sekali.

d. Pengukuran menggunakan EBL dan VRM

Langkah-langkah untuk pengukuran menggunakan EBL dan

VRM adalah sebagai berikut:

1) Tekan tombol EBL 1;

2) Pindahkan EBL 1 pada target dengan menekan tombol EBL;

3) Tekan tombol VRM 1;

4) Pindahkan VRM 1 pada target dengan menekan tombol VRM.

e. Mencegah Gangguan pada Radar (RI - Radar Interference)

Gangguan radar yang disebabkan oleh frekuensi band yang sama,

dapat dicegah dengan tombol IR. Satu penekanan membuat fungsi

ON, dan selanjutnya setiap penekanan dari tiga langkah

meningkatkan efek pencegahan berturut-turut. Satu penekanan

terakhir membuat fungsi kembali ke kondisi OFF. Efek-efek lain

juga menurunkan kekacauan laut dan suara penerimaan.

Penggunaan kombinasi dari fungsi ini membantu untuk

menstabilkan proses penjejakan dalam menjejak sasaran pada

mode ARPA. Berikut yang harus diperhatikan untuk mencegah

gangguan pada radar:

1) Harus tetap diperhatikan bahwa dengan penggunaan

fasilitas pencegahan gangguan radar, sinyal-sinyalnya

lemah cenderung diabaikan;

33
2) Pembuat kursor (cursor maker) [+] sering dipergunakan

dalam menentukan sasaran atau dalam banyak prosedur

operasional;

3) Gerakan tanda kursor [+] disinkronkan dengan

pengoprasian dari track ball, sehingga pengoprasian track

ball naik dan turun menggerakkan tanda kursor [+] naik dan

turun.

8. SOLAS 1974

Kata SOLAS adalah singkatan dari Safety of Life at Sea. Lebih

lengkapnya adalah International Convention for Safety of Life at Sea.

Kalau diartikan ke dalam bahasa Indonesia, kurang lebih kata SOLAS

ini artinya adalah Keselamatan Jiwa Di Laut. Pekerjaan sebagai pelaut

memiliki risiko yang cukup tinggi, paling berat, dan tidak bisa diduga,

adalah karena faktor alam. Misalnya cuaca di laut yang buruk, angin

yang sangat kencang, atau gelombang yang tinggi. Walaupun demikian,

faktor lain seperti peralatan mesin serta SDM juga tak kalah pentingnya

berkaitan dengan keselamatan kapal. Standar penggunaan radar

terdapat pada chapter v regulation 19 tentang Carriage Requirements

For Shipborne Navigational System and Equipment . Menurut SOLAS

(Safety Of Life At Sea) Chapter V regulasi 19 (all ships of 3000 gross

tonnage and upwards shall, in addition to meeting the requirements of

paragraph 2.5, have a 3 GHz radar or where considered appropriate

by the administration a second 9 GHz radar, or other means to

34
determine and display the range and bearing of other surface craft,

obstruction, buoys, shorelines and navigational marks to assist in

navigational and in collision avoidance).

C. KERANGKA PENELITIAN

Kerangka dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Penggunaan EBL dan VRM


Ketika Berlayar pada
Alur Pelayaran Sempit

Pengamatan terhadap Mualim


Jaga yang Bertanggungjawab
terhadap Navigasi

Mualim Jaga Mengetahui


Menganalisis dan Mengamati
Pengaruh Metode EBL dan
Kegiatan Jaga Navigasi pada
VRM terhadap
Mualim Jaga
Keselamatan Berlayar

dapat menghindari situasi bahaya dan meningkatkan


keselamatan bernavigasi.

Gambar 2.6: Kerangka Penelitian

35
BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan masalah

observasi analisis, yaitu melakukan observasi yang terjadi selama kegiatan

operasional kapal yang menjadi objek penelitian. Pendekatan ini dimulai

dengan mengadakan analisis terhadap Mualim Jaga dalam mengoperasikan

sistem navigasi radar serta penggunaan VRM dan EBL, di kapal tempat

penulis melaksanakan praktek laut. Jenis metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif dan kualitatif.

Penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam pencarian fakta status

sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran

ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang dengan interpretasi yang tepat

(Sedarmayanti & Hidayat, S., 2011: 33). Sedangkan metode kualitatif

menurut Moleong (1990: 3) mendefinisikan metode kualitatif sebagai

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata

tertulis atau lisan dari orang – orang dan perilaku yang dapat diamati. Metode

kualitatif adalah suatu cara dalam menganalisais data-data yang akurat

berdasarkan wawancara atau pengamatan secara langsung tentang suatu

kejadian. Tujuan dari metode penelitian ini adalah mengungkap fakta,

keadaan, fenomena, variabel, dan keadaan yang terjadi saat penelitian

berjalan, dan menyuguhkan data apa adanya. Penelitian ini menafsirkan dan

menuturkan data yang bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi.


36
B. LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan, pada saat penulis melaksanakan Praktek Laut

(PRALA) di KMP. DLN OASIS

C. JENIS DAN SUMBER DATA

Koleksi data merupakan tahapan dalam proses penelitian, karena dengan

hanya mendapatkan data yang tepat, maka proses penelitian akan berlangsung

sampai peneliti mendapatkan jawaban dari perumusan masalah yang sudah

ditetapkan. Data yang dicari harus sesuai dengan tujuan penelitian. Menurut

Sarwono (2006: 123-32), data dalam penelitian dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau pertama.

Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkomplasi ataupun dalam bentuk

file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau responden, yaitu

orang yang dijadikan objek penelitian.

2. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia, tinggal dicari dan

dikumpulkan. Data sekunder dapat diperoleh dengan mudah dan cepat,

karena sudah tersedia, misalnya di perpustakaan, internet, dan lain

sebagainya. Beberapa pertimbangan dalam mencari data sekunder:

a. Jenis data harus sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah di

tentukan sebelumnya;

37
b. Data sekunder yang dibutuhkan bukan menekankan padajumlah,

tetapi kualitas dan kesesuaian. Oleh karena itu, harus selektif dan

hatihati dalam menggunakannya;

c. Data sekunder biasanya digunakan sebagai pendukung data

primer. Oleh karena itu, keduanya saling digunakan sebagai

sumber informasi untuk menyelesaikan penelitian ini.

Tabel 3.1: Kebutuhan Data

Jenis
No Data Uraia Sumber Data
n
Pengamatan langsung
Kondisi alat navigasi pada Mualim Jaga saat
1 Primer radar 1 dan 2 baik atau melakukan jaga navigasi.
tidak;
Berdasarkan referensi buku Buku yang ada di
2 Sekunder dan internet serta buku perpustakaan maupun
panduan dari alat yang ada di pengalaman langsung dari
anjungan; petugas jaga.

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Dalam teknik pengumpulan data menggunakan beberapa metode,yaitu

sebagai berikut:

1. Metode observasi

Menurut Nasir (2005: 175), pengumpulan data dengan observasi

langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan


data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain

untuk keperluan tersebut.

2. Metode wawancara

Interview atau wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui

38
proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan

datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh

pihak yang diwawancarai. Metode wawancara ini sangat efektif untuk

mendapatkan penjelasan yang lebih rinci mengenai pertanyaan –

pertanyaan atau banyak hal yang tidak dipahami berhubungan dengan

masalah tersebut.

E. TEKNIK ANALISIS DATA

Kegiatan yang memerlukan perhatian khusus bagi seorang peneliti, baik

selama di lapangan maupun sesudah data terkumpul, adalah analisis data.

Menurut Patton (1980: 26), dalam Moleong (2002: 103), analisis data adalah

proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola,

kategori, dan satuan uraian dasar. Menurut Sarwono (2006: 239), prinsip

pokok teknik analisis kualitatif ialah mengolah dan menganalisis data yang

terkumpul menjadi data yang sistematik, teratur, terstruktur, dan mempunyai

makna. Dalam hal ini, setelah seluruh data dari hasil penelitian diperoleh,

dilaksanakan teknik analisis data.

Dalam penulisan karya ilmiah ini, menggunakan 2 macam metode analisis

data (Moleong, 2006: 288):

1. Penyajian Data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang telah tersusun

secara terpadu dan mudah dipahami yang memberikan kemungkinan

adanya penarikan kesimpulan dan mengambil suatu tindakan;

39
2. Menarik Kesimpulan

Menarik simpulan merupakan kemampuan peneliti dalam

menyimpulkan berbagai temuan data yang diperoleh selama proses

penelitian.

F. ALUR PIKIR

Penggunaan Mengamati kegiatan jaga Menelaah, mengkaji, dan


navigasi pada Mualim Jaga mempelajari
radar tidak maksimal
di anjungan
di alur pelayaran sempit

Mencari solusi
dalam permasalahan
yang diangkat

Crew kapal mengerti


penggunaan radar dalam
• Radar 1 on/off; alur pelayaran sempit dan
KESIMPULAN
• Radar 2 on/off. dapat menerapkannya
dengan benar

40
DAFTAR PUSTAKA

Aminudin, P. (Ed.). (1990). Pengembangan Penelitian Kualitatif. (online).


(http://eprints.ums.ac.id/26299/9/DAFTAR_PUSTAKA.pdf. Diakses pada
tanggal 23 April 2019)

Hamid Patilima (1999) Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:ALFABETA.


(online).(http://library.um.ac.id/freecontents/index.php/buku/detail/metode
-penelitian-kualitatif-hamid-patilima-38690.html. Diakses pada tanggal 23
April 2019)

Kamus Besar Bahasa Indonesia(2003).Arti kata penggunaan.Jakarta : Kamus


Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Balai Pustaka

Starpath (2017), Electronic Bearing Line (Online). (http://www.starpath.com/cgi-


bin/web_card/courses/glossary.pl?show_def=240&cat=Marine_Radar.Diak
ses pada tanggal 29 Maret 2019)

Starpath (2017), Variable Range Mark (Online).


(http://furuno.custhelp.com/app/answers/detail/a_id/127/~/variable-range-
marker.Diakses pada tanggal 29 Maret 2019)

Subekti.Aji (2013), Analisis Data Kualitatif (online).


(https://insanajisubekti.wordpress.com/2013/03/30/analisis-data-
kualitatif/.Diakses pada tanggal 23 April 2019)

Tim penyusun (2013), Lembar Kerja Praktikum Radar Arpa Simulator. Surabaya:
Politeknik Pelayaran Surabaya

Tim Penyusun (2017), Radar Simulator. Surabaya: Politeknik Pelayaran Surabaya

Politeknik Pelayaran Surabaya (2017), Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Terapan.


Surabaya: Politeknik Pelayan Surabaya

W.Burger, M.Sc.(WALES). 2008. Radar Observer's Handbook for Merchant


Navy Officers. Great Britain: BROWN, SON & FERGUSON, LTD.,
GLASGOW, G41 2SD.

Anda mungkin juga menyukai