Anda di halaman 1dari 28

ANALISA PENANGANAN DAN PENGAWASAN MUATAN

SAAT BONGKAR MUAT DI ATAS KAPAL


KM. SURYA EXPRESS

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III

RIZKY KARINDA

N.I.T 03.15.082.141

AHLI NAUTIKA TINGKAT III

PROGRAM DIPLOMA III PELAYARAN

POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA

TAHUN 2019
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : RIZKY KARINDA

Nomor Induk Taruna : 03.15.082.141/N

Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III

Menyatakan bahwa KIT yang saya tulis dengan judul :

ANALISA PENANGANAN DAN PENGAWASAN MUATAN PADA SAAT


BONGKAR MUAT DI KM. SURYA EXPRESS
Merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam KIT tersebut, kecuali tema dan
yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide saya sendiri.
Jika pernyataan di atas terbukti tidak benar, maka saya sendiri menerima sanksi
yang ditetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.

SURABAYA, ……………………….

RIZKY KARINDA

ii
PERSETUJUAN SEMINAR
KARYA ILMIAH TERAPAN

Judul : ANALISA PENANGANAN DAN


PENGAWASAN MUATAN SAAT BONGKAR
MUAT DI KM. SURYA EXPRESS
Nama Taruna : RIZKY KARINDA

NIT : 03.15.082.1.41 / N

Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III

Dengan ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk di seminarkan.

SURABAYA, …………………………..

Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

Daviq Wiratno, S.Si.T., M.T. Siti Fatimah, S.Si.T.,M.Pd


Penata Tk.I (III/d) Penata Tk.I (III/d)
NIP. 197901072002121002 NIP. 198103172005022001

Mengetahui
Ketua Jurusan Nautika

Capt. Damayanto Purba, M. Pd., M, Mar


Penata (III/c)
NIP. 197309192010121001

iii
PENGESAHAN
KARYA ILMIAH TERAPAN

ANALISA PENANGANAN DAN PENGAWASAN MUATAN SAAT BONGKAR MUAT


DIATAS KAPAL KM. SURYA EXPRESS

Disusun Oleh :

RIZKY KARINDA
NIT. 03.15.082.1.41
JURUSAN NAUTIKA

Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Karya Ilmiah Terapan

Politeknik Pelayaran Surabaya

Pada Tanggal,,………………….
Menyetujui :

Penguji I Penguji II Penguji III

Dwi Haryanto, M.M Daviq Wiratno, S.Si.T., M.T. Siti Fatimah, S.Si.T.,M.Pd
Penata Tk.I (III/d) Penata Tk.I (III/d) Penata Tk.I (III/d)
NIP. 197511252002121006 NIP. 197901072002121002 NIP. 198103172005022001

Mengetahui
Ketua Jurusan Nautika

Capt. Damayanto Purba, M.Pd., M.Mar.


Penata (III/c)
NIP. 197309192010121001

iv
KATA PENGANTAR

Seraya memanjatkan puji syukur akan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta
Alam, karena atas segala kuasa, dan anugrah-Nya yang telah Ia berikan, sehingga
penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini dengan mengambil judul :
“ANALISA PENANGANAN DAN PENGAWASAN MUATAN SAAT
BONGKAR MUAT DI KM. SURYA EXPRESS”
Dalam usaha menyelesaikan Karya Ilmiah Terapan ini, dengan penuh rasa
hormat setinggi-tingginya dan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
memberikan bantuan, motivasi, bimbingan dan petunjuk serta dorongan yang
sangat berarti bagi penulis.
Untuk itu perkenankanlah pada kesempatan ini, saya menyampaikan ucapan
terima kasih kepada yang terhormat :
1. Kedua Orang Tua Tercinta.
2. Bapak Capt. Heru Susanto, M.M selaku Direktur Politeknik Pelayaran
Surabaya.
3. Bapak Capt. Damayanto Purba, M.Pd.,M.Mar. selaku Ketua Jurusan Nautika
Politeknik Pelayaran Surabaya.
4. Selaku pembimbing I, Bapak Daviq Wiratno, S.Si.T.,M.T. dan selaku
pembimbing II, Ibu Siti Fatimah, S.Si.T.,M.Pd yang senantiasa meluangkan
waktunya.
5. Seluruh Civitas Akademika Politeknik Pelayaran Surabaya.
6. Teman-teman seperjuangan yang juga selalu memberikan motivasi baik
berupa pendapat, motivasi dan hal-hal lainnya dalam rangka pembuatan karya
ilmiah ini.
Saya sangat menyadari tidak ada manusia yang sempurna begitu juga dalam
penulisan karya tulis ilmiah ini, apabila nantinya terdapat kekurangan, kesalahan
dalam karya tulis ilmiah ini, saya selaku penulis sangat berharap kepada seluruh
pihak agar dapat memberikan kritik dan juga saran seperlunya.

v
Akhir kata, semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat dan
bahan pembelajaran kepada kita semua.

Surabaya,
………………………….

RIZKY KARINDA

vi
ABSTRAK

RIZKY KARINDA, Analisa Penanganan dan Pengawasan Muatan Pada


Saat Bongkar Muat Di KM.Surya Express. Dibimbing oleh Daviq Wiratno,
S.Si.T., M.T. dan Siti Fatimah, S.Si.T.,M.Pd.
Kesalahan – kesalahan pada saat bongkar muat dapat mengakibatkan
kerusakan muatan maupun kehilangan muatan pada saat kapal dalam perjalanan
atau pelayaran. Ini dapat dilihat dari beberapa kejadian yang mengakibatkan
muatan jatuh dan hilang pada saat pelayaran.
Penelitian dilaksanakan selama Praktek laut (PRALA) diatas KM. Surya
Express. Data diambil dengan cara observasi langsung diatas kapal serta
wawancara. Data dikumpulkan dengan mengobservasi proses penanganan dan
pengawasan muatan saat bongkar muat dan mewawancarai narasumber yang
terkait dengan proses bongkar muat untuk menganalisa bagaimana proses
dilapangan untuk meminimalkan kejadian seperti rusaknya muatan dan
kehilangan muatan.
Penanganan dan pengawasan muatan untuk meminimalisir kerusakan
muatan dan kehilangan muatan dilakukan dengan menerapkan dunnage, dan
pengamatan cuaca dengan memperhatikan sifat muatan.Penanganan yang
dilakukan dikapal masih belum optimal dan untuk pengoptimalannya dibutuhkan,
Dibuatnya Letter of Guarantee untuk menjamin terhindar dari klaim, perawatan
pada mesin crane kapal yang dilakukan sebelum proses bongkar muat dan dengan
memperbaiki tuas pengendali swing boom, dan penggunaan karet ban atau
penerapan guna untuk melapisi bagian – bagian palka yang tajam, dan sebaiknya
dilakukan saat sebelum proses muat dimulai.

Kata kunci : Penanganan, pengawasan, bongkar muat, muatan.

vii
ABSTRACT

RIZKY KARINDA, Handling and cargo controlling analysis when


loading and discharging on MV. Surya Express. Guided by Daviq Wiratno,
S.Si.T., M.T. and Siti Fatimah, S.Si.T.,M.Pd.
Errors during loading and discharging may result cargo damaged and
cargo losses during voyage. This can be seen from several events that resulted in
cargo falling and disappearing during the voyage.
The research conducted during PRALA aboard ships MV. Surya Express.
Data is taken by direct observation and interview on board. Data were collected
by observing the handling and monitoring process of loading and discharging, and
interviewing resource persons related to loading and discharging process to
analyze how the process in the field to minimize events such as damage to cargo
and cargo losses.
Handling and supervision of cargo to minimize cargo damage and load
loss is carried out by applying dunnage, and observing the weather by paying
attention to the nature of the cargo. Handling carried out on the ship is still not
optimal and for optimization is needed, a letter of Guarantee is made to guarantee
avoidance of claims, maintenance of the ship's crane machine is carried out before
the loading and discharging process and by repairing the swing boom control
lever, and the use of tire rubber or application to coat the parts of the hold that are
sharp, and should be done before the loading process begins.

Keyword : Handling, controlling, loading and discharging, cargo.

viii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................... ii
PERSETUJUAN SEMINAR ........................................................................... iii
PENGESAHAN ............................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
ABSTRACT ..................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 3
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ....................................................................... 4
1. Penanganan Muatan ......................................................... 4
a. Melindungi muatan dan pengaturan muatan ............. 5
b. Persiapan ruang muat ................................................. 7
c. Kendala kelambatan proses pengaturan muatan ......... 9
2. Pengawasan Muatan ......................................................... 9
3. Kehilangan Muatan........................................................... 11
B. Kerangka Penelitian ............................................................... 13
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian ....................................................................... 14
B. Lokasi penelitian .................................................................... 14
C. Sumber data............................................................................ 14
1. Sumber data primer .......................................................... 15

ix
2. Sumber data sekunder ....................................................... 15
D. Pemilihan informan ................................................................ 15
E. Teknik pengumpulan data ...................................................... 16
1. Metode observasi .............................................................. 16
2. Metode wawancara ........................................................... 16
3. Metode dokumentasi......................................................... 17
F. Teknik analisis data ................................................................ 17
1. Reduksi data ..................................................................... 17
2. Penyajian data ................................................................... 17
3. Kesimpulan dan verifikasi data ........................................ 18
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum lokasi penelitian ......................................... 19
B. Hasil penelitian ....................................................................... 21
1. Penyajian data ................................................................... 21
2. Analisa data ...................................................................... 24
C. Pembahasan ............................................................................ 26
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 29
B. Saran ....................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sarana transportasi laut memberikan kontribusi yang sangat besar bagi

perekonomian dunia dimana pengangkutan barang merupakan bagian terpenting

dalam bisnis transportasi dan masih dianggap lebih efisien dan ekonomis didalam

pengangkutan barang dari suatu tempat ke tempat lain atau dari Negara lain ke

Negara lain, karena kemampuannya yang dapat memuat dalam skala besar

merupakan kelebihan dibandingkan dengan transportasi lain.

Peranan perusahaan pelayaran sangat penting bagi dunia dalam memperlancar

proses perdagangan dalam dan luar negeri dengan memperlancar arus barang atau

muatan dari daerah produksi ke daerah konsumen. Dalam transportasi laut,

muatan sangat diperhatikan, penanganan, penataan, dan perlakuan tidak boleh

dilakukan bila tidak sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Sebagai salah satu akibat dari penanganan dan penataan muatan yang tidak

sesuai adalah dapat mengakibatkan kehilangan muatan dan kerusakan muatan.

Untuk kehilangan muatan sebagai salah satu peristiwa yang terjadi adalah pada

tanggal 17 desember 2012, ditemukan 8 container yang terapung pada peraiaran

Bengkunat, Lampung Barat. Container tersebut adalah milik salah satu kapal yang

berlabuh di Pelabuhan Belimbing Nusantara yang telah mengirimkan laporan

kehilangan muatan yang dikarenakan lashing yang tidak terikat dengan kuat.

(Delapan Kontainer Penuh Muatan Terapung di Perairan Lampung Barat, 2012)

1
2

Kurangnya pengetahuan tentang peraturan jaga pelabuhan saat bongkar muat

juga dapat mempengaruhi kerusakan dan kehilangan muatan, peraturan –

peraturan tugas jaga pelabuhan telah ditentukan dalam STCW (Standart Training

Certificate and Watchkeeping) tahun 1978, yang diamandemen pada tahun 2010

pada BAB VII Section A Bagian 4 tentang Tugas Jaga Di Pelabuhan.

Muatan yang akan dimuat telah terdaftar terlebih dahulu untuk jumlah dan

jenis muatan, kehilangan dan kerusakan muatan akan membuat pihak perusahaan

pelayaran dan cargo owner rugi, karena hal tersebut, penanganan dan pengawasan

sangat diperlukan untuk mendapakan suatu keuntungan mutualisme bagi

perusahaan dan cargo owner. Sehingga, penulis memutuskan untuk membuat

karya ilmiah tentang penanganan dan pengawasan muatan dengan judul

“ANALISA PENANGANAN DAN PENGAWASAN MUATAN SAAT

BONGKAR MUAT DI KM. SURYA EXPRESS“.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang berkaitan dengan sektor penanganan dan

pengawasan muatan, maka penulis merumuskan masalah yaitu,

1. Bagaimana penanganan dan pengawasan muatan di KM. Surya Express saat

bongkar muat untuk meminimalisir kerusakan muatan dan kehilangan

muatan?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini

adalah mengetahui penanganan dan pengawasan muatan di KM. Surya Express

saat bongkar muat untuk meminimalisir kerusakan muatan dan kehilangan

muatan.
3

D. MANFAAT PENELITIAN

Dengan diadakannya penelitian dan penulisan proposal ini, penulis

berharap akan tercapainya beberapa manfaat, antara lain :

1. Manfaat Teoritis

Manfaat secara teoritis yang diharapkan dari hasil karya ilmiah ini

adalah dapat digunakan sebagai bahan masukan atau rujukan untuk sistem

pengawasan dan penangan muatan pada saat bongkar muat.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang diharapkan dari hasil karya ilmiah ini adalah

memberikan pengetahuan tentang pengawasan dan penanganan untuk

menghindari kerusakan dan kehilangan muatan juga kecelakaan kerja.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Penanganan muatan

Penanganan muatan adalah kegiatan mengangkut dan meletakkan

bahan – bahan menggunakan alat. (Salim, 1993). Menurut (Lasse, 2014)

Penanganan muatan di atas kapal menyangkut beberapa aspek antara lain

sebagai berikut :

a. Melindungi kapal dan Pengaturan muatan.

Dalam penanganan dan pengaturan muatan terdapat 5 prinsip yang

harus dipegang yaitu, melindungi awak kapal dan buruh, melindungi

kapal, melindungi muatan, pemanfaatan ruang muat semaksimalkan

mungkin, dan bongkar muat dilaksanakan secara cepat, teratur, dan

sistematis.

1) Melindungi awak kapal.

Yang dimaksud dengan melindungi awak kapal dan buruh

adalah menyangkut atas keselamatan jiwa awak kapal dan buruh,

yang mana bahwa selama awak kapal dan buruh melaksanakan

tugas selalu terhindar dari resiko-resiko yang mugkin dapat terjadi

pada saat pelaksanaan bongkar muat.

2) Melindungi kapal.

Melindungi kapal berarti menciptakan suatu keadaan dimana

dalam melaksanakan kegiatan penanganan dan pengaturan muatan,

4
5

kapal senantiasa tetap pada kondisi yang baik, aman serta layak

laut.

Untuk dapat mencapai tujuan ini, maka yang perlu

diperhatikan secara khusus adalah mengenai pembagian muatan

yang proporsional dalam pengaturannya. Pembagian muatan dapat

dibedakan menjadi 4 pembagian yaitu,

a) Pembagian muatan secara tegak.

b) Pembagian muatan secara melintang.

c) Pembagian muatan secara membujur.

d) Pembagian muatan secara khusus pada geladak antara (tween

deck).

3) Melindungi muatan.

Yang dimaksud dengan melindungi muatan adalah menjaga

muatan dari segala kerusakan, baik selama pemuatan, selama

pelayaran maupun sewaktu pembongkaran.

Untuk dapat menjaga keselamatan/melindungi muatan, maka

pihak pengangkut dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab

harus mengenal betul akan sifat-sifat dan jenis-jenis dari setiap

muatan, sehingga dapat menghindari kerusakan muatan yang

disebabkan oleh :

a) Keringat kapal.

b) Keringat muatan.

c) Kebocoran / kebasahan muatan.

d) Pergesekan muatan.
6

e) Penangasan (spontaneous heating).

Agar dapat menghindari/mencegah kerusakan yang

disebabkan oleh hal di atas, maka yang perlu dilakukan

adalah melakukan perencanaan yang baik dalam melakukan

bongkar muat, penggunaan penerapan (dunnage), pengikatan

dan pengamanan (lashing and securing), pemisahan muatan

antara muatan yang dapat merusak muatan lain dengan yang

mudah rusak atau muatan peka, dan pemberian ventilasi.

4) Pemanfaatan ruang muat semaksimal mungkin.

Yang dimaksud dengan pemanfaatan ruang muat semaksimal

mungkin adalah pengaturan muatan yang dilakukan sedemikian

rupa sehingga ruang muat yang tersedia dapat diisi dengan muatan

sebanyak-banyak nya dan mengurangi ruang muat yang tidak

terpakai menjadi sekecil-kecilnya, presentase dari ruang muat yang

tidak terpakai dinamakan broken stowage.

Penyebab-penyebab terjadinya broken stowage adalah bentuk

palka, bentuk muatan, jenis muatan, kecakapan (skill) dari buruh,

penggunaan penerapan (dunnage). Untuk mengatasi hal seperti

broken stowage, maka dapat dilakukan hal seperti pemilihan

bentuk muatan yang sesuai dengan bentuk palka, pengelompokan

dan pemilihan jenis muatan, pengawasan dalam pengaturan

muatan, penggunaan muatan pengisi (filter cargo), dan penggunaan

dunnage seperlunya.
7

5) Bongkar muat dilaksanakan secara cepat, teratur, dan sistematis.

Yang dimaksud dengan bongkar muat secara cepat, teratur,

dan sistematis adalah menciptakan suatu proses kegiatan bongkar

muat yang efisien dan efektif dalam penggunaan biaya dan waktu.

Untuk dapat mencapai hal tersebut maka diperlukan untuk

menghindari long hatch (terjadi nya penumpukan satu jenis muatan

pada satu palka untuk satu pelabuhan sehingga menyebabkan

terjadinya waktu bongkar / muat yang lama pada suatu palka), over

stowage (muatan yang harusnya dibongkar pada pelabuhan tujuan

terhalang oleh muatan lain yang berada di atasnya), dan over

carriage (muatan yang harusnya dibongkar di pelabuhan tujuan

yang pertama ikut terbawa ke pelabuhan tujuan berikutnya).

Untuk mencegah terjadi nya 3 hal di atas maka diperlukan

perencanaan penanganan dan pengaturan muatan yang baik,

pemisahan muatan dengan jelas, pemberian label / tanda pelabuhan

(port mark) yang jelas, dan pemeriksaan saat berakhirnya

pembongkaran yang teliti.

b. Persiapan ruang muat.

Sebelum kapal menerima muatan, ruang muat atau palka terlebih

dahulu disiapkan untuk dapat dimuat. Kesiapan ruang muat untuk

menerima muatan ditandai dengan suatu surat pernyataan yang dibuat

oleh Nahkoda yang dikenal sebagai “Notice Of Readiness”. Menurut

(Tim Penyusun Politeknik Pelayaran Surabaya, 2015:7) Langkah-


8

langkah yang harus ditempuh untuk mempersiapkan ruang muat adalah

pembersihan ruang muat dan pemeriksaan ruang muat.

1) Pembersihan ruang muat

Dilaksanakan dengan cara berikut :

a) Menyapu bersih kotoran ruangan, termasuk dinding-dinding,

bila perlu menggunakan serbuk gergaji untuk membersihkan

sisa muatan yang melekat.

b) Mengumpulkan sisa – sisa dan bekas – bekas muatan

termasuk sisa dan bekas dunnage, mengeluarkan dari ruang

muat untuk selanjutnya dibuang ke darat di tempat yang telah

disediakan.

c) Membersihkan got – got dari segala kotoran yang dapat

menyumbat saringan dan pipa hisap.

d) Mencuci ruangan dengan air tawar untuk menghilangkan

segala jenis debu yang melekat.

e) Jika ruangan berbau, maka air cucian dicampur dengan bahan

kimia secukupnya untuk menghilangkan bau.

f) Air cucian yang telah ditampung pada got dikuras dan

dikeringkan. Mengeringkan air got tidak menggunakan pipa

hisap bila memang air got tersebut dikhawatirkan

menimbulkan pencemaran.

2) Pemeriksaan ruang muat

Pemeriksaan ruang muat dilakukan oleh mualim I dan jika

perlu dengan seorang surveyor. Bagian – bagian yang akan


9

diperiksa menggunakan daftar periksa (check list) yang berisikan

keterangan – keterangan bagian yang diperiksa, apakah dalam

kondisi lengkap, utuh, baik, cukup baik, sedang, buruk, berfungsi,

tidak berfungsi, kering, basah dan sebagainya. Hasil pemeriksaan

ruang muat yang dilakukan oleh mualim I dan surveyor maka akan

dikeluarkan sertifikat ” dry certificate ” yang ditandai tangani oleh

Mualim I dan surveyor.

c. Kendala kelambatan proses pengaturan muatan.

Kendala – kendala yang berupa kelambatan – kelambatan yang

terjadi dalam proses penanganan dan pengaturan muatan haruslah

dihindari sehubungan dengan tercapainya salah satu aspek dan prinsip

– prinsip penanganan dan pengaturan muatan itu sendiri yaitu bongkar

muat secara cepat, efisien, dan sistematis.

Jika terjadi kendala yang berupa kelambatan dalam proses kegiatan

bongkar muat maka konsekuensi nya adalah kerugian bagi pihak

perusahaan. Kelambatan – kelambatan yang dapat ditemui dalam suatu

proses bongkar muat adalah kelambatan akibat tehnis (kerusakan alat

bongkar muat), kelambatan akibat buruh tidak terampil (unskilled

labour), kelambatan akibat keadaan alam (natural factor), kelambatan

akibat pemogokan (strike), dan yang terakhir adalah kelambatan akibat

terjadinya penumpukan muatan di pelabuhan (congestion).

2. Pengawasan muatan

Pada setiap kapal yang sandar dengan aman sesuai situasi – situasi

normal di pelabuhan Nahkoda harus mengatur agar tugas jaga yang


10

memadai dan efektif tetap dijalankan sehingga pengawasan muatan selalu

dikerjakan untuk tujuan keselamatan. Beberapa persyaratan – persyaratan

khusus diperlukan untuk jenis –jenis system penggerak atau peralatan

bantu untuk kapal – kapal yang membawa muatan berbahaya, beracun atau

mudah terbakar atau muatan khusus lainnya.

Pengawasan muatan dilakukan sesuai dengan dinas jaga pelabuhan

yang telah diatur dalam STCW 1978 amandemen 2010 BAB VIII

SECTION A untuk menjalankan tugas jaga bagian 4 (Tugas jaga

pelabuhan).

Menurut Tim Penyusun Politeknik Pelayaran Surabaya (2015),

berikut adalah pedoman yang akan dilakukan saat berdinas jaga atau

bertugas mengawasi muatan,

a. Melakukan pengecekan secara berkala pada muatan.

b. Menaruh perhatian khusus pada kondisi pengikatan (lashing) dan jalan

– jalan sempit terutama pada saat pasang surut pada dermaga dengan

kenaikan dan penurunan air yang besar, draft kapal dan keadaan umum

kapal guna mencegah senget atau trim yang berbahaya selama

menangani muatan atau ballast selalu diperhatikan, cuaca dan keadaan

laut, penataan peraturan tentang keselamatan dan perlindungan

kebakaran, kedudukan air di got-got dan tanki.

c. Dalam cuaca buruk atau pada penerimaan peringatan topan,

mengambil tindakan seperlunya untuk melindungi kapal dan muatan.

d. Dalam keadaan darurat yang mengancam kapal dan muatan

dibunyikan alarm, beritahu nahkoda, mengambil semua tindakan yang


11

mungkin guna menghindari kerusakan apapun pada kapal, muatan,

awak kapal, dan jika perlu minta bantuan pada otoritas yang berada di

darat.

e. Mengetahui tentang kondisi stabilitas kapal sehigga bila terjadi

kebakaran, pemadam dapat diberitahu tentang banyaknya air yang

dapat dipompakan di kapal tanpa membahayakan kapal.

f. Memberikan pertolongan pada kapal atau orang lain yang dalam

bahaya.

g. Mencatat dalam buku harian yang tersedia semua peristiwa penting

mengenai kapal.

Adapun beberapa hal penting yang perlu diperhatikan pada saat

melakukan tugas jaga atau pengawasan muatan yaitu, memonitor rencana

yang digunakan untuk bongkar muat dari segi pengaturan muatan dan

sebagainya, penggunaan tali (lashing) dan penerapan (dunnage).

3. Kehilangan muatan

Kehilangan muatan adalah berkurang nya jumlah muatan yang telah

terhitung dari pelabuhan muat. Beberapa faktor yang menyebabkan

kehilangan muatan adalah :

a. Pilferage (Pencurian)

Menurut Tim Penyusun Politeknik Pelayaran Surabaya (2015)

untuk mencegah terjadinya pencurian, untuk cargo dapat diberikan

penerapan yang mengelilingi cargo tersebut.


12

b. Sifat Muatan

Beberapa sifat muatan dapat mengurangi jumlah muatan seperti

penguapan dan lain – lain, ini menyebabkan berkurangnya volume

muatan saat dibongkar dibanding dengan saat dimuat, hal ini dapat

diatasi dengan pemberlakuan khusus untuk muatan – muatan yang

dapat menguap atau berkurang volume nya dikarenakan sifatnya.


13

B. Kerangka Penelitian

Terjadinya kerusakan
muatan dan kehilangan
muatan juga kecelakaan
kerja pada saat bongkar
muat

Kerusakan muatan dan


kehilangan muatan

Penanganan Pengawasan
muatan muatan
belum belum
dilaksanakan dilaksanakan
sesuai sesuai
dengan dengan
prinsip – pedoman
prinsip dinas jaga
penanganan pelabuhan
muatan

Mengetahui penanganan dan


pengawasan muatan untuk
meminimalisir kerusakan dan
kehilangan muatan
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Metode yang dilaksanakan oleh penulis dalam penelitian ini merupakan

studi penelitian bersifat kualitatif dengan pendekatan masalah observasi

analitis, dimana dilakukan observasi yang terjadi selama kegiatan operasional

kapal yang menjadi objek penelitian. Pendekatan ini dimulai dengan

mengadakan analisa terhadap kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan

penanganan dan pengawasan muatan pada saat bongkar muat di kapal tempat

penulis melaksanakan praktek laut. Menurut Riduwan (2006), data kualitatif

yaitu data yang berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik berwujud

pertanyaan atau kata-kata. Data-data ini biasanya di dapat dari wawancara dan

bersifat subjektif, sebab data tersebut ditafsirkan lain oleh orang yang berbeda.

B. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian yang diambil penulis adalah kapal niaga yang dijadikan

praktek berlayar yaitu KM. Surya Express

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek darimana data diperoleh

(Arikunto, 2006:123). Untuk memperoleh data sehubungan dengan masalah

yang akan penulis teliti. Maka diperlukan sumber data yang akan memberikan

informasi diantaranya yaitu :

14
15

1. Sumber data primer

Menurut Azwar, S. (1997:36), data primer adalah data yang diperoleh

langsung dari sumber pertama melalui prosedur dan dicatat. Dalam hal ini

penulis memperoleh data primer dengan cara langsung dari hasil

wawancara dari pihak terkait, yang mengetahui tentang permasalahan yang

penulis angkat.

2. Sumber data sekunder

Menurut Azwar, S. (1997:36) data sekunder adalah data yang

diperoleh dari data tidak langsung yang biasanya merupakan data

dokumentasi dan arsip – arsip resmi, yang diusahakan sendiri

pengumpulannya oleh penulis, selain dari sumbernya yang diteliti. Data ini

diperoleh dari buku – buku dan internet yang berkaitan dengan objek

penelitian proposal atau yang berhubungan dengan permasalahan yang

akan dibahas, yang diperlukan sebagai pedoman teoritis dan ketentuan dari

keadaan nyata dalam observasi. Serta dari informasi lain yang telah

disampaikan pada saat kuliah.

D. Pemilihan informan

Informan yang dipilih adalah informan yang berada pada lingkup

penelitian, artinya orang yang dapat memberikan informasi tentang situasi dan

latar belakang penelitian. Jadi yang dimaksud sebagai informan disini adalah

orang yang memiliki pengalaman dalam hal penanganan dan pengawasan

muatan pada saat bongkar muat.


16

E. Teknik pengumpulan data

Dalam penyusunan proposal ini, penulis menggunakan metode yang dapat

menggambarkan tentang permasalahan yang dihadapi dalam usaha

melaksanakan penelitian tentang penanganan dan pengawasan muatan saat

bongkar muat untuk meminimalisir kecelakaan kerja dan kerusakan muatan.

Adapun penulis dalam mengumpulkan data – data guna pembuatan proposal

mempunyai beberapa metode dalam pengumpulan data antara lain :

1. Metode observasi

Menurut Riduwan (2006), obervasi yaitu melakukan pengamatan

secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang

dilakukan. Metode dimana dalam penulisan proposal ini berdasarkan

pengalaman langsung selama penulis mengadakan penelitian ketika kapal

melaksanakan kegiatan bongkar muat di pelabuhan. Sehingga penulis

dapat melihat dan mengalami secara langsung mengenai hal – hal yang

perlu mendapatkan perhatian khusus selama penanganan dan pengawasan

muatan pada saat bongar muat.

2. Metode wawancara

Menurut Riduwan (2006), wawancara ialah suatu cara

pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung

dari sumbernya. Wawancara merupakan proses tanya jawab secara lisan

yang dilakukan seseorang saling berhadapan, saling memberikan

informasi. Wawancara sebagai alat pengumpul data menghendaki adanya

komunikasi langsung antara penelitian dengan sasaran penelitian.


17

3. Metode dokumentasi

Metode ini dilakukan dengan mengambil gambar tentang obyek

yang diteliti sehingga peneliti dapat mengetahui bagaimana penanganan

dan pengawasan muatan saat bongkar muat.

F. Teknik analisis data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,

dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam

unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah

dipahami oleh diri sendiri dan orang lain. Komponen – komponen dalam

analisa data adalah :

1. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data

kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data

merupakan suatu bentuk analisis menajamkan, menggolongkan,

mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengkoordinasikan data

dengan cara sedemikian rupa sehingga akhirnya dapat ditarik kesimpulan

dan diverifikasikan.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang telah

tersusun secara terpadu dan mudah dipahami yang memberikan

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan mengambil tindakan.


18

3. Kesimpulan dan verifikasi data

Mengambil kesimpulan merupakan analisis lanjutan dari reduksi

data dan penyajian data sehingga data dapat disimpulkan, dan penelti

masih berpeluang untuk menerima masukan. Penarikan kesimpulan

sementara, masih dapat diuji kembali dengan data di lapangan, dengan

cara merefleksi kembali, peneliti dapat bertukar fikiran dengan teman

sejawat, trigulasi, sehingga kebenaran ilmiah dapat tercapai. Bila proses

siklus interaktif ini berjalan dengan kontinyu dan baik, maka

keilmiahannya hasil penelitian dapat diterima, maka peneilti dapat menarik

kesimpulan dalam bentuk deskriptif sebagai laporan peneltian.

Anda mungkin juga menyukai