N.I.T 05.17.006.1.41 / N
TAHUN 2021
KARYA ILMIAH TERAPAN
i
PERNYATAAN KEASLIAN
Merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam KIT tersebut, kecuali tema dan
yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide saya sendiri.
Jika pernyataan di atas terbukti tidak benar, maka saya sendiri menerima sanksi yang
di tetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.
Materai 6000
ii
PERSETUJUAN SEMINAR
iii
PENERAPAN TUGAS JAGA DALAM PROSES BONGKAR MUAT
CHEM SINYOO
iv
KATA PENGANTAR
Seraya memanjatkan puji syukur akan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam,
karena atas segala kuasa, dan anugrah-Nya yang telah Ia berikan, sehingga penulis
dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Terapan ini dengan mengambil judul :
“PENERAPAN TUGAS JAGA DALAM PROSES BONGKAR MUAT GUNA
MENGHINDARI KERUSAKAN TERHADAP MUATAN ”
Dalam usaha menyelesaikan Karya Ilmiah Terapan ini, dengan penuh rasa hormat
setinggi-tingginya dan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan
bantuan, motivasi, bimbingan dan petunjuk serta dorongan yang sangat berarti bagi
penulis.
Untuk itu perkenankanlah pada kesempatan ini, saya menyampaikan ucapan
terima kasih kepada yang terhormat :
1. Kedua Orang Tua Tercinta.
2. Bapak Capt. Dian Wahdiana, M.M selaku Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya.
3. Bapak Capt. Tri Mulyatno Budhi H, M.Pd.,M.Mar selaku Ketua Jurusan Nautika
Politeknik Pelayaran Surabaya.
4. Bapak Dwi Haryanto, MM selaku pembimbing I dan Ibu Dwi Yanti
Margosetiyowati, S.Kom., M.Sc selaku pembimbing II yang senantiasa
meluangkan waktunya.
5. Seluruh Civitas Akademika Politeknik Pelayaran Surabaya.
6. Teman-teman seperjuangan yang juga selalu memberikan motivasi baik berupa
pendapat, motivasi dan hal-hal lainnya dalam rangka pembuatan karya ilmiah ini.
Saya sangat menyadari tidak ada manusia yang sempurna begitu juga dalam
penulisan karya tulis ilmiah ini, apabila nantinya terdapat kekurangan, kesalahan
dalam karya tulis ilmiah ini, saya selaku penulis sangat berharap kepada seluruh
pihak agar dapat memberikan kritik dan juga saran seperlunya.
v
Akhir kata, semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat dan
bahan pembelajaran kepada kita semua.
Surabaya, 2021
vi
ABSTRAK
Dinas jaga di pelabuhan pada saat bongkar muat merupakan salah satu tugas
yang sangat penting mengingat tujuan dibuatnya kapal adalah untuk mengangkut dan
membawa barang dari pelabuhan asal ke pelabuhan tujuan dengan aman, cepat, dan
efisien. Menjaga keselamatan muatan merupakan kewajiban semua petugas jaga
sehingga diperlukan pelaksanaan dinas jaga yang sesuai dengan prosedur yang sudah
ditetapkan.
Kata kunci :Dinas Jaga,Bongkar Muat, dan STCW 1978 amandemen 2010
vii
ABSTRACT
The guard service at the port during loading and unloading is one of the most
important tasks considering the purpose of the ship is to transport and carry goods
from the original port to the destination port safely, quickly and efficiently.
Maintaining cargo safety is the duty of all guard officers so that it is necessary to
carry out guard duty in accordance with established procedures.
Human negligence is one of the main factors that causes frequent damage to
cargo while on duty during the loading and unloading process. Then, the purpose of
implementing STCW 1978 amanded 2010 is to prevent errors when carrying out
guard duties.
The research was carried out for ± 1 year while carrying out the Screen
Practice with locations, namely ships MT. Chem Sinyoo. Primary data is obtained
directly through interviews with the parties concerned. Secondary data is obtained
from data collection institutions and published to the public.
The results of his study indicate that there are things that can cause damage to
the cargo while carrying out loading and unloading while on duty. such as, forgetting
to close the sounding pipe hole after taking the cargo ullage, neglecting to open the
steam valve for heating cargo, incorrectly opening the pipe valve, forgot to cleaning
the connecting pipe (reducer) before connecting it to the terminal and ship.
Keywords :Watchkeeping, Loading and Unloading, and STCW 1987 amanded 2010
viii
DAFTAR ISI
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
kesalahan ataupun kelalaian dari seorang perwira jaga akan menimbulkan sebuah
masalah yang besar.
Terkadang perintah yang sudah dibuat oleh mualim 1 (chief officer
standing order) tidak sepenuhnya dapat dijalankan oleh kru yang sedang
melaksanakan dinas jaga, sehingga kelalaian-kelalaian tersebut dapat
menimbulkan kerugian terhadap pihak perusahaan dan pemilik kargo. Dari hasil
penelitian yang telah penulis laksanakan di atas kapal MT. Chem Sinyoo, penulis
dapat mengambil kesimpulan tentang tindakan yang dapat menyebabkan
kerusakan terhadap muatan ketika berdinas jaga pada saat bongkar muat :
1. Lupa menutup lubang pipa sounding setelah pengambilan ullage kargo.
2. Lalai dalam membuka katup steam untuk heating kargo.
3. Salah dalam membuka katup pipa muat.
4. Lupa membersihkan pipa penghubung (reducer) sebelum disambungkan ke
selang darat dan kapal.
Seperti yang telah terjadi di atas kapal MT. Chem Sinyoo Pada tanggal 22
juni 2020 ketika kapal sedang sandar di pelabuhan Dongguan, China untuk
membongkar muatan, pada saat itu kapal sedang memuat jenis muatan yang
sama tetapi memiliki grade yang berbeda. Pada saat bongkar salah satu anak
buah kapal lalai dalam membuka katup pipa kargo, sehingga muatan yang
memiliki grade A tercampur dengan grade B, beruntung pada saat itu ada
pumpman yang sedang mengecek jalannya bongkar sehingga ketahuan dan
segera ditutup, sehingga muatan belum banyak yang tercampur dan muatan
masih dalam kondisi yang bagus.
Hal ini dapat disebabkan oleh kurang mengertinya kru terhadap jalannya
pipa kargo dan rencana pemuatan yang telah dibuat oleh mualim 1 ataupun juga
karena terlalu banyaknya perintah yang diberikan sehingga untuk kru yang
membuka tutup katup pipa kargo jadi kebingungan, sehingga salah membuka
katup pipa kargo dan yang terjadi kargo yang berbeda jenis dapat tercampur
menjadi satu. Dampaknya pasti kargo akan rusak karena bercampur dengan
kargo jenis lain ataupun kargo yang memiliki kualitas bagus akan dapat
3
tercampur dengan kargo yang memiliki kualitas biasa saja karena kesalahan
dalam membuka tutup katup pipa kargo.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan judul yang telah penulis kemukakan, maka pokok permasalahan
dalam judul ini adalah hal-hal apa yang dapat menyebabkan kerusakan terhadap
muatan saat proses bongkar muat ketika sedang melaksanakan tugas jaga ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penulis mengajukan karya ilmiah terapan ini adalah Untuk
mengetahui hal-hal yang dapat menyebabkan kerusakan terhadap muatan ketika
sedang melakukan tugas jaga sehingga seluruh awak kapal dapat
mengantisipasinya.
D. Manfaat Penelitian
Dengan diadakannya penelitian dan penulisan karya ilmiah terapan ini,
penulis berharap akan tercapainya beberapa manfaat yang dapat dicapai, antara
lain:
1. Manfaat Teoritis
Memberikan wawasan dan pengetahuan bagi penulis ataupun pembaca akan
pentingnya menjalankan tugas jaga ketika proses bongkar muat guna
menghindari kerusakan terhadap muatan dan mengerti akan hal-hal apa saja
yang dapat menyebabkan kerusakan terhadap muatan ketika proses bongkar
muat.
4
2. Manfaat Praktis
Membantu para kru kapal terutama kru dek untuk memahami tentang hal-hal
yang dapat menyebabkan kerusakan terhadap muatan ketika sedang
melaksanakan dinas jaga pada saat proses bongkar muat di pelabuhan dan
juga mengerti akan pentingnya dilaksanakan tugas jaga ketika proses bongkar
muat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Dinas jaga
Dalam STCW 1978 amandemen 2010 section A – VIII /1 di jelaskan
bahwa :
a. Administrasi harus memperhitungkan bahaya yang ditimbulkan oleh
kelelahan para pelaut, terutama yang tugasnya terkait dengan operasi
kapal yang aman dan terjamin.
b. Semua orang yang ditugaskan bertugas sebagai petugas yang
bertanggung jawab atas jam jaganya atau sebagai perwira yang
membentuk bagian dari dinas jaga dan mereka yang tugasnya meliputi
keselamatan, pencegahan polusi, dan tugas keamanan harus diberikan
waktu istirahat tidak kurang dari:
1) minimal 10 jam istirahat dalam periode 24 jam
2) 77 jam dalam periode 7 hari
c. Jam istirahat dapat dibagi menjadi tidak lebih dari dua periode, salah
satunya harus setidaknya 6 jam, dan interval antara periode istirahat
berturut-turut tidak boleh lebih dari 14 jam
d. Persyaratan untuk waktu istirahat yang ditetapkan dalam paragraf 2
dan 3 tidak perlu dipertahankan dalam kasus keadaan darurat atau
dalam kondisi operasional utama lainnya. Latihan pemadaman api,
pemadam kebakaran dan sekoci, dan latihan yang ditentukan oleh
hukum dan peraturan nasional dan oleh internasional instrumen, harus
dilakukan dengan cara yang meminimalkan gangguan waktu istirahat
dan tidak menyebabkan kelelahan.
Adapun pembagian tugas jaga dengan pertimbangan sebagai berikut yaitu :
a. Pengaturan untuk pelaksanaan tugas jaga dek ketika kapal di pelabuhan
harus selalu memadai untuk :
5
6
2. Melindungi muatan
Dalam buku penanganan dan pengaturan muatan (2017), dijelaskan
bahwa :
Untuk dapat menjaga keselamatan/melindungi muatan, maka pihak
pengangkut dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya harus
7
mengenal betul akan sifat-sifat dan jenis-jenis dari setiap muatan, sehingga
dapat menghindari kerusakan muatan yang diakibatkan oleh :
a. Keringat kapal
b. Keringat muatan
c. Kebocoran/kebasahan muatan
d. Pergesekan muatan
e. Penanganan muatan
f. Muatan lainnya
g. Penangasan
h. Pencurian
Agar dapat menghindari/mencegah kerusakan muatan yang
diakibatkan oleh hal-hal tersebut diatas, maka yang harus dilakukan dengan
baik dan tepat adalah :
3. Bongkar muat
Dalam ISGOTT EDITION 5 chapter 11 tentang shipboard operations
di jelaskan bahwa :
Semua operasi kargo harus direncanakan dengan cermat dan
didokumentasikan dengan baik sebelum pelaksanaannya. Rincian rencana
harus dibahas dengan seluruh awak kapal dan pihak terminal. Rencana
pemuatan dapat dipertimbangkan sesuai dengan aturan dari terminal
maupun suatu keadaan tertentu. Setiap perubahan harus dibahas dengan
baik kepada seluruh orang yang berperan dalam proses bongkar muat.
8
Jika memungkinkan pompa yang seperti itu tidak harus digunakan. Jika
demikian, kehati-hatian harus diberikan untuk menentukan tekanan
pompa yang tepat, jika menggunakan lebih dari satu pompa, kombinasi
tekanan pompa yang diberikan harus tidak melebihi batas maksimal
yang ada. Ketika proses bongkar muatan tidak memerlukan inerted
dengan pengecekan ullage dan lubang sounding dalam kondisi tertutup.
Udara harus dimasukkan ke dalam tanki dengan system ventilasi
khusus. Dimana kapal didesain tidak memungkinkan melalui pipa
vapour, maka udara dapat masuk melalui lubang sounding asalkan
dilengkapi dengan alat pemantau api.
4. Jenis-jenis muatan
Dalam buku penanganan dan pengaturan muatan (2017) dijelaskan
tentang :
a. Jenis muatan ditinjau dari cara pemuatannya.
1) Muatan curah
Yaitu muatan yang tidak menggunakan kemasan.
Contoh : batu bara, gandum, semen, biji besi, jagung, dll.
2) Muatan dingin/beku
Yaitu muatan yang membutuhkan suhu tertentu yang cukup rendah.
Contoh : daging, keju, buah, sayuran, dll.
3) Muatan cair
Yaitu muatan yang berbentuk cairan tidak dalam kemasan dimuat
secara curah dalam kapal tanker.
Contoh : bensin, kerosin, minyak kelapa sawit, dll.
4) Muatan gas
Yaitu muatan yang berupa gas.
Contoh : gas alam cair.
5) Muatan campuran
Yaitu muatan yang terdiri dari beberapa kemasan tertentu.
Contoh : peti-peti, karung-karungan, karton, kelontongan, dll.
10
1) Muatan berat
Yaitu muatan yang mempunya stowage factor kurang dari 1,114
m3/ton.
Contoh : semen, besi, timah, pelat baja, marmer, dll.
2) Muatan ringan
Yaitu muatan yang mempunya stowage factor lebih dari 1,114
m3/ton.
Contoh : beras, plywood, teh, tepung tapioca, tekstil, dll.
3) Muatan standart
Yaitu muatan yang mempunyai stowage factor sama dengan 1,114
m3/ton.
Contoh : papan, bahan kosmetik, dll.
Berikut informasi tentang jenis muatan yang pernah dimuat oleh MT.
Chem Sinyoo, beserta dengan sifat dan karakteristik muatannya :
a. Methanol
Nama bahan : Methanol
Sinonim : Metil alkohol, alkohol kayu, metil hidroksida
Penggunaan Produk : Penggunaan sebagai bahan bakar, penggunaan
dalam bahan pembersih, gunakan sebagai reagent laboratorium, bahan
kimia untuk perawatan air, air limbah.
Identifikasi bahaya : Cairan Mudah Menyala - Kategori 2, Toksisitas
Akut – Oral - Kategori 3, Toksisitas Akut - Kulit - Kategori 3,
Toksisitas Akut - Inhalasi - Uap - Kategori 3, Kerusakan Mata
Serius/Iritasi Mata - Kategori 2A, Toksisitas terhadap Reproduktif -
Kategori 1A, Toksisitas pada Organ Sasaran Spesifik - Paparan Tunggal
- Kategori 1, ( saraf optik , sistem saraf pusat , retina , badan , keracunan
secara sistemik , sistem saraf ) Toksisitas pada Organ Sasaran Spesifik -
Paparan Tunggal - Kategori 3.
12
Pernyataan bahaya : Cairan dan uap amat mudah menyala, Toksik jika
tertelan, Toksik jika kontak dengan kulit, Toksik jika terhirup,
Menyebabkan iritasi serius pada mata, Dapat merusak kesuburan atau
janin. Menyebabkan kerusakan pada organ, Dapat menyebabkan iritasi
pada saluran pernafasan, Dapat menyebabkan mengantuk dan pusing.
b. Acetic acid
Nama bahan : Asam asetat (glasial) 100% anhidrat untuk analisis
EMSURE® ACS,ISO,Reag. Ph Eur.
Penggunaan : Reagen untuk analisis, Produksi bahan kimia
teridentifikasi.
Klasifikasi menurut Peraturan (EC) No 1272/2008 : Cairan mudah
menyala (Kategori 3) H226, Korosi kulit (Subkategori 1A) H314,
Kerusakan mata serius (Kategori 1) H318.
Pernyataan Hazard : H226 Cairan dan uap mudah menyala, H314
Menyebabkan kulit terbakar yang parah dan kerusakan mata.
Pernyataan pencegahan : P210 Jauhkan dari panas/percikan/api
terbuka /permukaan yang panas. - Dilarang merokok, P233 Jaga wadah
tertutup rapat, P240 Ardekan dan Ikat wadah dan peralatan penerima,
P280 Kenakan sarung tangan pelindung/ pakaian pelindung/ pelindung
mata/ pelindung wajah/ perlindungan pendengaran, P303 + P361 + P353
jika terkena kulit (atau rambut): Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi, Bilas kulit dengan air, P305 + P351 + P338 jika terkena
mata : Bilas dengan seksama dengan air untuk beberapa menit,
Lepaskan lensa kontak jika memakainya dan mudah melakukannya,
Lanjutkan membilas.
Pernyataan Bahaya Tambahan : tidak ada
c. Styrene monomer
Nama produk : styrene monomer
Pernyataan bahaya : H226- Cairan dan uap mudah menyala, H304-
Mungkin fatal jika tertelan dan memasuki saluran/jalan udara, H315-
13
B. Kerangka Penelitian
A. Jenis Penelitian
Menurut Moleong (2002:29), apabila seseorang mengadakan penelitian,
secara sadar atau tidak dalam dirinya ada cara memandang hal atau peristiwa
tertentu. Menurut Suryabrata (2003:11), penelitian adalah suatu proses atau
rangkaian langkah-langkah yang digunakan secara terencana dan sistematis, guna
mendapatkan pemecahan masalah atau jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan
tertentu.
Jenis metode penelitian yang digunakan oleh penulis di dalam
menyampaikan masalah adalah analisis kualitatif, untuk menggambarkan dan
menguraikan objek yang diteliti. Dari uraian diatas, dapat diketahui peran
penting metodologi penelitian untuk memberikan keterangan tentang apa dan
bagaimana penelitian dilakukan bagi seorang peneliti. Dengan dasar seperti itu
penulis akan memaparkan pengalaman dan ilmu yang diperoleh selama di kapal
pada saat praktek laut dalam karya ilmiah penelitian ini.
B. Lokasi Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di atas kapal MT. Chem Sinyoo ketika penulis
melaksanakan Praktek laut (Prala) ± 12 bulan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan ketika penulis melaksanakan Praktek laut
(Prala) di atas kapal MT. Chem Sinyoo ± selama 12 bulan.
16
17
penulis melalui buku yang berkaitan dengan penelitian ini. Adapun data yang
diperoleh sebagai berikut :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya,
melalui narasumber yang tepat dan yang dijadikan responden dalam
penelitian penulis. Yaitu hasil observasi langsung terhadap pentingnya
penerapan tugas jaga pelabuhan pada saat kapal melakukan proses bongkar
muat guna menghindari kerusakan terhadap muatan. Dalam melengkapi
pengamatan juga dilakukan wawancara-wawancara dengan Mualim 1,
Mualim 2, Mualim 3, Bosun, AB dan kadet dek.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung melalui perantara atau diperoleh dan dicatat
oleh pihak lain. Data sekunder diperoleh dari buku-buku yang
berhubungan dengan masalah yang akan dibahas, yang diperlukan
sebagai pedoman teoritis dan ketentuan formal dari keadaan nyata
dalam observasi serta informasi lain yang didapat.
D. Pemilihan Informan
Pemilihan informan sangat erat kaitannya dengan pengumpulan
informasi dan pengumpulan data. Pengumpulan informasi dan data
merupakan langkah yang penting dalam suatu penelitian yang akan digunakan
sebagai bahan analisis dan pengujian kesimpulan. Oleh karena itu, pemilihan
informan dan alat pengumpulan data yang tepat dapat membantu pencapaian
hasil atau pemecahan masalah yang tepat dan benar. Pengumpulan data
merupakan langkah yang sangat penting dalam sebuah penelitian. Data yang
dikumpulkan akan digunakan sebagai analisis dan pengujian tentang kesimpulan
yang dirumuskan. Kemudian data disusun secara sistematis, sesuai dengan
18
masalah yang akan dibahas yaitu mengenai pentingnya penerapan tugas jaga
pelabuhan pada saat kapal melakukan proses bongkar muat.
Teknik pengumpulan data erat hubungannya dengan masalah yang akan
dipecahkan. Dalam suatu penelitian, penggunaan teknik pengumpulan data dan
materi pengumpulan data yang tepat dapat membantu mencapai hasil atau
pemecahan masalah yang akurat. Adapun penggunaan teknik pengumpulan data
yaitu :
1. Metode Observasi
Menurut Abdurrahmant (2005:104), observasi adalah teknik pengumpulan
data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-
pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran. Metode ini
dilakukan melalui pengamatan langsung pada objek yaitu segala pekerjaan
yang dilakukan di atas kapal, dalam hal ini adalah pentingnya penerapan
tugas jaga pelabuhan pada saat kapal melakukan proses bongkar muat guna
menghindari kerusakan terhadap muatan, kendala yang dihadapi dan upaya
untuk mengatasi kendala tersebut.
3. Metode Wawancara
wawancara merupakan proses tanya jawab dua orang atau lebih yang
bertujuan untuk saling bertukar informasi. Dalam metode wawancara, data-
data yang diperoleh adalah bersumber dari seorang ahli ataupun yang
berkompeten dalam suatu masalah ataupun pihak-pihak yang bersangkutan
dengan materi yang disusun oleh penulis.
Metode wawancara juga termasuk pemilihan narasumber yang nantinya akan
memberikan informasi terkait data yang diperlukan dalam penelitian.Adapun
dalam penulisan penelitian ini, dilakukan wawancara dari beberapa
narasumber yaitu :
a. Mualim 1 (Chief Officer)
b. Mualim 2 (Second officer)
c. Mualim 3 (Third officer)
d. Bosun (Boatswain)
e. AB (Able Body)
f. Kadet dek (Deck cadet)
1. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan tertulis dilapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk
analisis menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan
mengkoordinasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga akhirnya
dapat ditarik kesimpulan dan diverifikasikan.
2. Penyajian Data
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang telah tersusun secara
terpadu dan mudah untuk dapat dipahami yang memberikan kemungkinan
adanya penarikan suatu kesimpulan dan kemungkinan adanya pengambilan
suatu tindakan.
3. Menarik Simpulan atau Verifikasi
Menarik simpulan merupakan kemampuan seorang peneliti dalam
menyimpulkan berbagai temuan data yang diperoleh selama penelitian
berlangsung.
Metode analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
analisis kualitatif, dimana data-data yang diperoleh selama penelitian
berlangsung disusun secara sistematis dan teratur, alasannya supaya dalam
penelitian ini diperoleh pemahaman yang akurat tentang masalah yang sedang
diteliti agar dapat menjelaskan suatu kebenaran dan mendapatkan kesimpulan
yang sesuai dengan kenyataan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.repository.pip-semarang.ac.id237113.BAB%20II%20revisi.pdf. Diakses
pada tanggal 14 maret 2019.
STCW Convention and STCW Code. (2011). STCW Including 2010 Manila
Amendments. London: IMO.
39