Anda di halaman 1dari 47

i

PELAKSANAAN DINAS JAGA DECK DI KM.ELIZABETH II


DI PELANUHAN SLAMET RIYADI AMBON

LAPORAN KERJA PRAKTIK AKHIR


PROGRAM STUDI TEKNIK PENANGKAPAN IKAN

Oleh :

MUHAMMAD WAHID KALAUW

NIT. 19.1.13.044

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN


BADAN RISET DAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN
POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN BITUNG
2022
ii

PELAKSANAAN DINAS JAGA DEK DI KM.ELIZABETH II


DI PELABUHAN SLAMET RIYADI AMBON

Oleh :

MUHAMMAD WAHID KALAUW


NIT. 19.1.13.044

Laporan Kerja Praktik Akhir untuk memenuhi persyaratan


memperoleh gelar Ahli Madya Perikanan (A.Md.Pi)
pada Program Studi Teknik Penangkapan Ikan
Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN


BADAN RISET DAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN
POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN BITUNG
2022
iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul : Pelaksanaan Dinas jaga Dek di KM. Elizabeth 2

Nama : Muhammad wahid kalauw

NIT : 19.1.13.044

Menyetujui :

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dr. Peggy Pontoh, St.Pi. M.Si La Demi, Si.Pi. M.Si


NIP. 198504182007011003 NIP. 197901132008111001

Mengetahui
Direktur Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung

Daniel H. Ndahawali, S.Pi., M.Si


NIP. 19720717 200212 1 003
iv

LEMBAR PENGESAHAN

Judul :Pelaksanaan Dinas Jaga Dek di KM. Elizabeth II

Nama : Muhammad wahid kalauw

NIT : 19.1.13.044

Telah dipertahankan dihadapan tim penguji


sidang Laporan Kerja Praktik Akhir Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung
dan dinyatakan LULUS pada tanggal :

Tim penguji :

Ketua/Sekretaris Penguji 1

NIP. NIP.

Penguji II Penguji III

NIP. NIP.

Menyetujui :
Ketua Program Studi Teknik Penangkapan Ikan
Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung

Yuli Purwanto,S.St.S.Pi,M.Si
NIP. 198407222008011002
v

RIWAYAT HIDUP

Muhammad wahid kalauw lahir di Assilulu pada tanggal 16 Februari

1999. Anak lima dari pasangan Bapak Rahman Kalauw dan Ibu Murni Kalauw.

Dunia Pendidikan formal dimulai pada tahun 2005, dengan memasuki Sekolah

Dasar (SD) Negeri Assilulu dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun yang sama

melanjutkan pendidikan pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Leihitu

dan lulus tahun 2013, kemudian melanjutkan pada Sekolah Menengah Atas di

(SMA) Negeri 3 Leihitu dan lulus pada tahun 2016. Pada tahun 2019, penulis

melanjutkan pendidikan jenjang diploma tiga dan diterima pada Program studi

Teknik Penangkapan Ikan Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung dan akan

lulus pada tahun 2022 dengan gelar Ahli Madya Perikanan (A.Md. Pi)
vi

RINGKASAN
Muhammad Wahid Kalauw, NIT 19.1.13.044. Pelaksanaan dinas jaga dek di
KM.Elisabeth II perlintasan Ambon Ambalauw Namrole Leksula Dibimbing oleh
Peggy Pontoh,St.Pi.M.Si dan La Demi,Si.Pi.M.Si Kerja Praktek Akhir ini
dilaksanakan di KM.Elizabeth II lintas jalur Ambon Ambalauw Namrole Leksula.

Perwira penanggung jawab mempunyai peranan penting dalam


pelaksanaan dinas jaga, baik dinas jaga laut maupun dinas jaga berlabuh untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dalam pelaksanaannya. Rumusan
masalah yang diambil disini berupa pengoperasian dinas jaga, serah terima tugas
jaga dan juga jaga pelabuhan. Dalam penulisan ini, penulis memaparkan teori
pelaksanaan dinas jaga yang digunakan dalam pembuatan laporan ini dan sebagai
dasar pemecahan masalah yang ada dalam proses penyusunannya. Dengan metode
pengumpulan yaitu metode observasi yang dilakukan secara langsung, metode
studi pustaka, dokumentasi dan juga wawancara.Jenis sumber datanya adalah data
primer atau data yang diamati secara langsung. Hasil yang penulis dapatkan
selama melakukan praktikum ini adalah pelaksanaan pelayanan ship guard sudah
berjalan dengan maksimal karena crew telah melaksanakan dengan penuh
tanggung jawab.

Kata kunci: implementasi, layanan penjaga laut, layanan penjaga


pelabuhan.
vii

ABSTRACT

Muhammad Wahid Kalauw, NIT 19.1.13.044. Implementation of the deck


guard service at KM.Elisabeth II crossing Ambon Ambalauw Namrole Leksula
Supervised by Peggy Pontoh,St.Pi.M.Si and La Demi,Si.Pi.M.Si This final
practical work was carried out at KM.Elizabeth II across the Ambon route
Ambalauw Namrole Leksula.

The officer in charge has an important role in the implementation of the


guard service, both the marine guard service and the anchored guard service to
avoid things that are not desirable in its implementation. The formulation of the
problem taken here is in the form of operating the guard service, handing over
guard duties and also guarding the port. In this paper, the author describes the
theory of the implementation of the guard service used in making this report and
as a basis for solving problems that exist in the preparation process. With the
method of collection, namely the method of direct observation, the method of
literature study, documentation and also interviews. The type of data source is
primary data or directly observed data. The result that the author got while doing
this practicum optimally because the crew has carried out with full responsibility.

Keywords: implementation, marine guard service, port guard service.


viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkah, rahmat, dan izin-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
Laporan Kerja Praktik Akhir di Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung.
Dengan selesainya penyusunan Laporan Kerja Praktik Akhir ini,sayaingin
menyampaikan banyak ucapan terima kasih kepada :
1. Danie H Ndahawali,S.Pi.M.Siselaku Direktur Politeknik Kelautan dan
Perikanan Bitung, atas bimbingan selama penulis mengikuti pendidikan di
Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung.
2. Dr.Peggy Pontoh sebagai Dosen Pembimbing Utama dan Pak La Demi
sebagai Pembimbing Pendamping .atas bimbingan dan arahan didalam
penyusunan laporan Kerja Praktik Akhir ini.
3. Orang Tua tercinta beserta seluruh keluarga besar atas kasih sayang yang
tiada hentinya kalian berikan sejak saya lahir sampai mengikuti pendidikan
di Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung.
4. Terimakasi kepada PT.Darma indal yang bersedia menerima saya untuk
melaksanakan Kerja Praktek Akhir.
5. Bapak Syemi Payer selaku Nakhoda dan Bapak Zerot selaku KKM beserta
seluruh ABK KM.Elizahbeth IIatas bimbingan dan arahannya selama saya
melaksanakan Kerja Praktik Akhir.
6. Teman – teman seperjuangan, terimakasi atas bantuan dan arahan dari teman
teman sehinga saya dapat menyelesaikan penulisan laporan kerja praktek akhir
ini.

Ambon, Juli 2022

Penulis

DAFTAR ISI
ix

HALAMAN PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

RIWAYAT HIDUP

RINGKASAN

ABSTRACT

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………….……...

1.2 Tujuan………………………………………………………………………

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum……………………………………………………………

2.2 Sistem Umum Dinas Jaga di Atas Kapal…………………………………

2.2.1 Prosedur Jaga Laut…………………………………………………….

2.2.2 Tugas dan tanggung jawab perwira saat kapal berlabuh………….. …

2.2.3 Tugas dan tanggung jawab perwira jaga di pelabuhan……………….

2.2.4 Serah terima tugas jaga………………………………………….....

2.2.5 Pelaksanaan tugas jaga………………………………………………

2.3 Hubungan ISM Code dan convensi STCW ’95…………………………..

2.4 STCW: Tugas Jaga………………………………………………………..

2.5 Dinas Jaga Berdasarkan ISPS Code………………………………………..

2.6 Definisi Alat Navigasi Kapal……………………………………………….


x

2.7 Sejarah Alat Navigasi Kapal………………………………………………...

2.8 Alat-alat Navigasi Kapal…………………………………………….........

2.2.6 Radio……………………………………………………………….....

2.2.7 Radar…………………………………………………………………

2.2.8 kompas……………………………………………………………….

2.2.9 AIS…………………………………………………………………...

2.2.10 Automatik Tracking AID…………………………………………...

2.2.11 Navigational Lghts…………………………………………………

2.2.12 Ship Whistle…………………………………………………..........

2.213 Ship Flangs………………………………………………………….

III. METODE PRAKTIK

3.1 Waktu dan Tempat Praktik……………………………………………...

3.2 Peralatan…………………………………………………………………

3.3 Prosedur Praktik dan Metode Pengumpulan Data………………………

3.4 Metode Analisa Data…………………………………………...............

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Profil Kapal KM. Elizhabet II……………………………………………

4.2 Struktur Organisasi di KM. Elizabeth II………………………………..

4.3 Sarana Navigasi Pada KM.Elizabeth II………………………………….

4.4.1 GPS (Global Positioning System)………………………………….

4.4.2 Cara Mengaktifkan alat navigasi GPS KM.Elizabeth II…………..

4.4.3 AIS…………………………………………………………………..

4.4.4 Cara Menyalakan dan mematikan AIS …………………………….

4.4.5 Cara Pengoperasian AIS……………………………………………..

4.4.6 Kompas ……………………………………………………………..


xi

4.4.7 Jenis- jenis kompas…………………………………………………..

4.4.8 Bagian dari Kompas………………………………………………….

4.4.9 Fungsi Kompas……………………………………………………….

4.4.10 Radio VHF………………………………………………………….

4.4.11 RADAR…………………………………………………………….

4.4.12 Cara mengoperasikan alat navigasi radar…………………………..

4.4.13. Cara Prinsip Kerja Alat Navigasi Radar…………………………...

4.4 Dinas jaga deck Pada KM.Elizabeth II…………………………………..

4.5 Jadwal keberangkatan kapal…………………………………………….

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan……………………………………………………………….

5.2 Saran……………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lokasi pelabuhan ………….………….………………………………….…..16


xii

2. Profil KM.Elizabeth II ………….……………………………………………20

3. GPS…………..……………………………………………………….…..…..22

4. AIS…….………………………………………………………….……..……22

5. Kompas …………………………………………………………………….…23

6. Radio HVF…………………………………………………………………….24

7. Radar …………………….……………………………………………………23

8. Dinas jaga decK…………………………………………………………….…26

DAFTAR TABEL

1. Alat Pelaksanaan Pelaksanaan dinas jaga …….......…..………………………18

2 .spesifikasi kapal ..…...……...…………………...………….………………....20

3. Organisasi kapal……………………………………………………….………20
xiii

4.Jam Dinas Jaga Km Elizahbeth I………………………………………………25

5.Jadwal Keberangkatan kapal…………………………………………………..26

DAFTAR GAMBAR

1. Lokasi Praktek ..................................................................................................17

2. profil KM.Elizabeth II .......................................................................................19

3. Gambar GPS .....................................................................................................21

4. Gambar AIS ......................................................................................................22


xiv

5.Gambar kompas .................................................................................................23

6.Gambar Radio ....................................................................................................23

7.Gambar Radar....................................................................................................24

8.Gambar Dinas jaga………..................................................................................27

I. PENDAHULUAN

1.Latar Belakang

Transportasi laut mempuyai peranan yang sangat penting di negara

Indonesia. Armada angkutan laut yang mendukung dapat meningkatkan persatuan

dan kesatuan bangsa, dimana Indonesia merupakan negara kepualauan

terbesardunia. Jasa angkutan laut tersebut dapat mendorong terjadinya

perpindahanbarangdan manusia antar pulau sehingga membantu kelangsungan


xv

kehidupan danmeningkatkan perekonomian masyarakat Indonesia. Alat

transportasi laut memiliki nilai lebih dibandingkan alat transportasi lainnya. Hal

ini dikarenakanjasa angkutan laut dapat digunakan untuk mengangkut

penumpang,barang, sertahewan dengan kapasitas atau daya angkut sangat besar.

Peran angkutan laut sebagai salah satu moda transportasi sangatlah

penting. Hal ini berkaitan dengan kapasitas angkutan laut terutama kapal-kapal

niaga dalam mendistribusikan muatan dalam jumlah besar. Terutama untuk

kegiatan export import barang yang dapat menghasilkan devisa bagi negara. Maka

dari itu sarana angkutan laut untuk pendistribusian barang menjadi alternatif

utama, karena pengirim barang dapat dilaksankan dalam jumlah yang besar serta

biaya yang dikeluakan lebih kecil dibandingkan dengan sarana angkutan yang

lain.

Berdasarkan (Collision Regulation 1972, STCW 1978 as amended in 2010

Regulation 11/1) sesuai dengan aturan jaga yang telah di tetapkan maka dari itu

semua kapal wajib melaksanakan tugas jaga tersebut tanpa terkecuali, untuk

mencegah terjadinya bahaya tubrukan , karena keberhasilan pelayaran sampai di

tempat tujuan dengan selamat tanpa mengalami kecelakaan dan tepat waktu

sangat tergantung kepada kemampuan dan kinerja sumber daya manusia di kapal,

khususnya taruna yang melaksanakan Kerja Lapang Akhir.

Jalur Pelayaran merupakan jarak atau arah yang akan ditempuh oleh kapal dari

suatu pelabuhan ke pelabuhan yang lain dengan mempertimbangkan aspek

kenavigasian kepelabuhan, perkapalan dan aspek keamanan dan keselamatan.

Sistem jalur pelayaran juga merupakan penentuan/petunjuk alur atau tujuansuatu


xvi

pelayaran, Sedangkan sistem jalur pelayaran yang ada di maluku merupakan

sistem pelayaran dengan rute tertentu dengan tujuan untuk melakukan pemuatan

atau pembongkaran barang sama halnya pada pelabuhan yang akan di tuju

denganrute pelabuhan Maluku-Buru Selatan.

Peran penting PT. Darma Indah dan KM. Elishabet II sebagai bagian dari

angkutan laut yang berlayar pasti akan singga dipelabuhan untuk melakukan

pemuatan atau pembongkaran barang, serta embarkasi dan debarkasi penumpang.

disini diatur rencana kedatangan atau keberangkatan kapal juga sagala keperluan

yang dibutuhkan oleh kapal.

Sejak diterpkannya peraturan Mentri Perikanan Reoiblik Indonesia no.56

tahun 2014 mengenai moratorium perizinan usah perikanan tangkap menyebakan

susahnya mencari kapal perikanan yang beroperasi di perairan maluku.selain itu

juga,kondisi pandemi covid 19 menjadi kendala susahnya mencari lokasi

pratikum.salah satu alternatif yang mudah untuk melaksanakan praktikum adalah

kapal penumpang KM.Elizabeth II merupakan salasatu kapal yang aktif

melaksanakan kegiatan pelayaran dengan rute ambon,ambalauw,namrole,leksula

dalam operasinya,kegiatan dinas jaga wajib dilaksanakan setiap rute.dengan dasar

tersebut maka penulis mengambil judul kerja praktek akhir tentang dinas jaga dek

pada KM.Elizabeth II

1.2 Tujuan

Adapun Tujuan penulis melakukan Kerja Praktik Akhir Di KM.Eliabeth IIyakni

untuk :

` 1. Dapat mengoperasikan alat-alat navigasi KM.Elizabeth II

2. Dapat menerapkan Dinas jaga di atas kapal KM,Elizabeth II


xvii

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum

Tugas jaga kapal menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:206)

Dinas adalah segala sesuatu yang bersangkutan dengan urusan pekerjaan jawatan,

sedang bertugas, bekerja. Jaga adalah berkawal atau bertugas menjaga

keselamatan dan keamanan, piket.menurut Tim PIP Semarang (2002:16)

Pelaksanaan dinas juga yang dilakukan oleh petugas jaga dikapal pada waktu

kapal sedang berlayar maupun kapal sandar di pelabuhan telah diatur oleh

perusahaan dan kapal dalam tugas dan tanggung jawabnya, dinas dikapal meliputi

1. Dinas Harian
xviii

 Dilakukan pada hari-hari kerja sedangkan hari minggu dan hari besar libur

 Tugas-tugas yang dilakukan meliputi tugas admistrasi dan perawatan

operasional kapal, sesuai jabatan dan tanggung jawab masing-masing

personil Jaga laut dimulai dari awal kapal lepas sandar dari pelabuhan

sampai kepelabuhan berikutnya.

 Perwira jaga terdiri dari satu perwira dek dan satu perwira mesin kecuali

ada penetapan lain oleh nahkoda atau KKM.

 Serah terima jaga Perwira jaga dek dan masisnis jaga setiap kapal pada

umumnya sama. Seperti contoh kapal tempat taruna praktek, pada saat jam

jaga Regu I ( 00.00 – 04.00 ) sebelum pergantian tugas jaga kurang lebih

30 menit sebelumnya pada jam 03.30 Jurumudi atau Cadet jaga

menginformasikan kepada pengganti tugas jaga, yaitu Regu II, yang akan

bertugas jaga berikutnya.

 Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan selama jaga laut adalah yang

sifatnya untuk keselamatan kapal dan keamanan kapal saat berlayar .

Secara umum tanggung jawab perwira jaga, meliputi hal sebagai berikut :

 Dinas jaga agar tidak terjadinya bahaya tubrukan

 Dilakukan diluar jam-jam kerja harian terdiri dari : jaga laut, jaga

pelabuhan dan jaga radio

2.2 Sistem Umum Dinas Jaga di Atas Kapal

2.2.1 Prosedur Jaga Laut

Adapun prosedur jaga laut yang sesuai dengan ketentuan, yaitu:

1) Menjaga keamanan kapal antara lain : pencurian, hanyut, kandas,

kebakaran dan lain-lain.


xix

2) Menjalankan perintah nahkoda antara lain : Master standing order, Night

order yang bersifat umum dan khusus.

3) Menjalankan perintah/ketentuan yang berlaku antara lain : pemasangan

penerangan, mencegah polusi air/udara, memasang bendera/semboyan

yang diharuskan serta mengikuti peraruran Bandar.

Menurut Kurniawan Ridho (2010 : 1) Petugas jaga terdiri dari :

Perwira jaga dibantu oleh juru mudi dan penjarwala/kelasi. Tugas jaga

dilaksanakan pada saat :

a. Kapal sedang berlabuh jangakar.

b. Kapal sedang berlayar/dalam perjalanan ke pelabuhan tujuan.

c. Kapal sedang sandar di dermaga dan kapal tekepil pada pelampung kepil.

d. Kapal sedang berolah gerak tiba di pelabuhan dan berangkat dari pelabuhan.

e. Kapal sedang melakukan muat bongkar.

f. Kapal menerima/menurunkan pandu.

2.2.2 Tugas dan tanggung jawab perwira saat kapal berlabuh

Nur Hassan(2007 : 5)Tugas dan tanggung jawab perwira jaga saat kapal

berlabuh jangkar antara lain :

a. Mengontrol keliling kapal terhadap perahu-perahu pencuri, maupun bahaya-

bahaya lain.

b. Memeriksa posisi jangkar setiap saat, apakah jangkar menggaruk, khususnya

pada cuaca buruk, angina keras.

c. Menyalakan penerangan yang sesuai bagi kapal berlabuh jangkar pada malam

hari, dan memasang bola hitam di haluan pada siang hari serta memberikan

isyarat bunyi dalam tampak terbatas.


xx

3. Tugas dan tanggung jawab perwira saat sedang berlayar

Manikome, (2012 : 10) mengakatakan Tugas dan tanggung jawab perwira jaga

saat kapal sedang berlayar, yaitu :

a. Senantiasa waspada secara visual maupun pendengaran dengan segala cara lain

terhadap setiap perubahan situasi.

b. Mampu menggunakan alat-alat navigasi elektronik, jika diperlukan dan

mengetahui segala keterbatasannya.

c. Menggunakan jarak jangkau radar yang memadai dan harus selalu dirubah

secara berkala, sehingga setiap sasaran dapat dipantau sedini mungkin.

d. Melakukan plotting sedini mungkin.

e. Membuat penilaian tepat terhadap situasi dan resiko tubrukan, kandas dan

bahaya-bahaya navigasi lainnya.

Mendeteksi adanya kapal-kapal dan orang-orang didalam keadaan marabahaya,

kerangka kapal dan bahaya navigasi lainnya.

2.2.3 Tugas dan tanggung jawab perwira jaga di pelabuhan

Menurut Subaidi,(2000 : 5)tugas dan tanggung jawab perwira jaga saat

kapal di pelabuhan, yaitu :

a. Patroli keliling pada saat-saat tertentu pada seluruh bagian-bagian kapal.

b. Memperhatikan pasang surut air di pelabuhan.

c. Memperhatikan tangga, tross-tross, serta memasang rat guard pada tali kepil.

d. Melarang orang-orang yang tidak berkepentingan naik ke kapal.

e. Membaca draft dan mencatat ship’s condition.

f. Mencegah polusi air maupun udara.

Mengkontrol pemakaian air tawar dan menjaga stabilitas kapal.


xxi

2.2.4 Serah terima tugas jaga

Manikome (2000 : 32) mengatakan Serah terima tugas jaga

Perwiraperwira yang bertugas jaga tidak boleh menyerahkan kepada perwira

penggantinya, jika timbul keraguan bahwa penggantinya tidak mampu untuk

melaksankan tugas jaganya secara efektif, maka dalam hal ini Nahkoda harus

diberitahu. Perwira pengganti tugas jaga harus yakin bahwa anggota-anggot

penjaganya cukup mampu untuk melaksanakan tugasnya secara efektif. Jika pada

saat penyerahan tugas jaga sedang dilakukan operasi penting, maka hal ini harus

diteruskan oleh perwira yang akan digantikan, kecuali bilamana diperintahkan

lain oleh Nahkoda.

Tepat sebelum penyerahan tugas jaga, perwira pengganti harus diberitahu

oleh perwira yang bertugas jaga mengenai hal-hal sebagai berikut :

a. Sebelum serah terima jaga, penjaga sebelumnya harus melaporkan tugasnya

kepada pengganti jaga dan menyakini laporan tersebut telah mengerti dan

melakukan tugas jaganya.

b. Jurnal juga telah diisi lengkap dan ditanda tangani oleh petugas jaga lama

sebagai pertanggung jawaban tugas jaga.

c. Posisi, haluan, kecepatan dan putaran mesin, jarak tampak, cuaca, pasang

surut dan arus pasang surut.

d. Bahaya dan kondisi yang mungkin akan dijumpai.

e. Kondisi operasional perlengkapan navigasi termasuk kesalahan dan

keterbatasannya.

f. Isyarat-isyarat atau lampu-lampu yang dipasang atau dibunyikan,

g. Keadaan alat-alat pemadam kebakaran.


xxii

h. Perintah-perintah tetap dan khusu dari Nahkoda.

i. Tiap keadaan penting lainnya terhadap keselamatan kapal, awak kapal,

muatan atau perlindungan lingkungan dari pencemaran.

j. Prosedur-prosedur untuk pemberitahuan kepada penguasa yang tepat

tentang pencemaran lingkungan sebagai hasil dari kegiatan kapal.

Perwira pengganti sebelum mulai bertugas jaga harus memeriksa bahwa :

a. Melakukan pemeriksaan keliling di sekitar akomodasi.

b. Periksan keadaan deck, system deteksi kebakaran.

c. Jurumudi dan autopilot paling sedikit 30 menit.

d. Kesalahan pedoman/gyro ditentukan paling sedikit satu kali tiap jaga.

e. Bandingkan pedoman magnet dan gyro paling sedikit 30 menit.

f. Adakan pengujian autopilot tiap jaga.

g. Lakukan pengujian seluruh penerangan nevigasi dan isyarat tiap jaga.

h. Peraturan tentang tindakan keselamatan dan perlindungan kebakaran telah

ditaati.

i. Tidak adanya kondisi atau hal ikhwal luar yang membahayakan apapun

lainnya.

2.2.5 Pelaksanaan tugas jaga

Menurut Manikome(2000 : 30-35) Melaksanakan tugas jaga harus :

a. Melakukan tugas keliling untuk memeriksa kapal secara berkala pada waktu

yang tepat.

b. Menaruh perhatian khusus pada :

1) Cuaca dan keadaan laut.


xxiii

2) Penataan semua peraturan tentang keselamatan dan perlindungan

kebakaran.

3) Kedudukan air di got-got dan tanki-tanki.

4) Semua orang dikapal dan lokasinya, khususnya mereka yang berada di

dalam ruangan-ruangan jarak jauh dan tertutup

5) Pemasangan dan pembunyian secara tepat dari lampu-lampu dan

isyarat-isyarat bunyi.

b. Dalam cuaca buruk atau pada penerimaan peringatan topan, mengambil

tindakan seperlunya untuk melindungi kapal.

c. Mengambil tindakan purbajaga terhadap polusi lingkungan oleh kapal.

d. Dalam keadaan darurat yang mengancam keselamatan kapal, dibunyikan

alarm, beritahukan Nahkoda, mengambil semua tindakan yang mungkin

guna mencegah kerusakan apapun pada kapal, muatannya dan para pelayar

di kapal dan jika perlu minta bantuan dari penguasa di darat atau kapal-

kapal yang berdekatan.

e. Mengetahui tentang kondisi stabilitas kapal sehingga bila terjadi kebakaran,

penguasa pemadam kebakaran di darat dapat diberitahukan tentang

banyaknya air yang dapat di pompakan di kapal tanpa membahayakan

kapal.

f. Memberikan bantuan kepada kapal atau orang yang dalam marabahaya.

g. Mencatat didalam buku harian semua peristiwa penting mengenai kapal.

2.3 Hubungan ISM Code dan convensi STCW ’95

Tujuan dari ineternasional safety menagemen (ISM) code adalah untuk

menejemen dan pengoperasian kapal secara aman dan pencegaha pemancaran di


xxiv

laut.tujuan dari penerapan kode ISM adalah menjamin keselamatan di laut untuk

menghindari kecelakaan yang dapat menimbulkan korban jiwa serta kerusakan

kapal yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan di laut.ISM Code

merupakan produk IMO (International maritime Organization) yang akhirnya di

adopsi oleh solas (safety of life at Sea)tada tahun 1994

2.4 STCW: Tugas Jaga

Bagian Aturan STCW ini akan diselaraskan dengan ILO MLC. ILO MLC

telah ditandatangani pada tahun 2006 dan dibuat sebagai aturan baru yang

mengatur hak para pelaut sehingga akan ada standar minimum global tentang

bagaimana pelaut diperlakukan harmonisasi dengan IMO MLC. Ketika IMO

(International Maritime Organization) melakukan pengawasan atas sertifikasi

berdasarkan Konvensi STCW, ILO melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan

Konvensi MLC.KetikaILO mengadopsi “Seafarers Bill of Rights” (Hak-Hak

Dasar Pelaut) bagi para pelaut di dunia, semua pihak – pemerintah, pelaut dan

pemilik kapal – memuji standar kerja baru ini sebagai perkembangan penting bagi

sektor industri dunia yang paling terglobalisasi.IMO telah mengambil langkah

penting untuk membangun perlindungan di bidang keselamatan, sertifikasi dan

polusi, tetapi sektor ini dibanjiri dengan berbagai standar ketenagakerjaan

internasional dari sejak lebih dari delapan dekade terakhir. ILO MLC 2006

memodernisasi standar-standar ini untuk :

a. Konsolidasi dan memperbarui lebih dari 60 Konvensi ILO dan

Rekomendasi-rekomendasinya yang telah pernah dibuat sebelumnya.

a. Menetapkan persyaratan minimum bagi pelaut untuk bekerja pada sebuah

kapal.
xxv

b. Menangani kondisi kerja, akomodasi, fasilitas rekreasi, makanan dan

katering, perlindungan kesehatan, perawatan medis, perlindungan

kesejahteraan dan jaminan sosial.

c. Mempromosikan kepatuhan bagi operator dan pemilik kapal dengan

memberikan fleksibilitas yang cukup pada pemerintah untuk menerapkan

persyaratan dalam cara yang terbaik disesuaikan dengan undang-undang

nasional masing-masing negara.

d. Memperkuat mekanisme penegakan/pelaksanaan pada semua tingkatan,

termasuk ketentuan untuk prosedur keluhan yang tersedia bagi pelaut,

pengawasan yang dilakukan oleh para pemilik kapal dan nakhoda

terhadap kondisi kapal-kapal mereka, yurisdiksi negara bendera dan

kontrol atas kapal mereka, dan inspeksi negara pelabuhan pada kapal

asing.

1) Ketentuan-ketentuan dalam hal ini bervariasi untuk kapal-kapal yang

melakukan pelayaran-pelayaran pendek, asalkan pengaturan

keselamatan tetep diterapkan.

b. Pemerintah-pemerintah harus mempertimbangkan penerapan suatu

persyaratan yang mencatat jam-jam kerja dan istirahat bagi para pelaut,

dan catatan-catatan semacam ini harus diperiksa oleh pemerintah yang

bersangkutan secara berkala, guna menjamin kepatuhan terhadap

peraturan-peraturan terkait.

c. Berdasrkan informasi yang diperoleh dari penyelidikan

kecelakaankecelakaan laut, pemerintah harus meninjau kembali ketentuan


xxvi

yang diberlakukannya sendiri, yang berkaitan dengan pencegahan

kelelahan.

2.5 Dinas Jaga Berdasarkan ISPS Code


“The Imo” menyatakan bahwa “The Internasional Ship dan Port

FacilitySecurity Code (ISPS Code) adalah serangkaian langkah-langkah

komprehensif untuk meningkatkan keamanan kapal dan fasilitas pelabuhan. ISPS

Code terdiri atas dua bagian yaitu :

a. Bagian A

Berisi tentang persyaratan wajib untuk pemerintah Kapal/Perusahaan, dan

fasilitas pelabuhan.

b. Bagian B

Berisi tentang pedoman, latar belakang, pemenuhan, dan bantuan.

Keamanan Pelayaran (Maritim Security) dimasa sekarang dan akan datang

cenderung terganggu atau terancam karena semakin meningkatnya ancaman

terhadap kelancaran kegiatan pelayaran atau semakin luasnya jangkauan

kepentingan angkutan laut. Kapal sebagai sarana angkutan laut dan pelabuhan

sebagaiinterface angkutan laut dapat dimanfaatkan untuk perbuatan yang

merugikan banyak pihak, misalnya penyelundupan obat-obat terlarang, pencurian

muatan, bahkan kapal sebagai sarana angkutan laut dapat digunakan sebagai

senjata pemusnah masal.Kalangan internasional, khususnya negara-negara

anggota IMO melihat ancaman terhadap keamanan pelayaran (Maritim Security)

harus segera di antisipasi, terlebih lagi setelah melihat peristiwa 11 September

2001 di mana sarana transportasi udara dapat digunakan sebagai senjata yang

menghancurkan.IMO melalui konferensi pada Desember 2002 menetapkan


xxvii

amandemen terhadap SOLAS 1974, dimana SOLAS yang pada hakekatnya adalah

tentang keselamatan jiwa di laut, tetapi dengan amandemen ini maka SOLAS juga

mencakuk keamanan (Security) dan Pelabuhan (Darat). Dengan demikian berarti

keamanan kapal dana pelabuhan adalah bagian yang integral dari keselamatan di

laut. Hasil amandemen ini memperoleh suatu ketentuan internasional yang

mengatur masalah keamanan kapal dan fasilitas pelabuhan. Ketentuan ini dikenal

dengan nama ISPS Code (Internasional Ship and Port Facility Security Code).

Adapun tujuan ISPS Code :

a. Untuk menetapkan suatu kerangka kerja sama internasional yang meliputi

kerja sama antara negara-negara peserta, badanbadan pemerintah, administrasi

local, industri local, industri pelayaran dan pelabuhan untuk mendeteksi ancaman

keamanan yang mempengaruhi kapal fasilitas pelabuhan yang digunakan untuk

perdagangan internasional.

a. Untuk menetapkan tanggung jawab dan peran masing-masing negara

peserta, badan-badan pemerintah, administrasi local, industri local, industri

pelayaran dan pelabuhan, pada tingkat nasional internasional meningkatkan

keamanan maritime.

b. Untuk memastikan pengumpulan dan pertukaran informasi yang efektif

yang terkait dengan keamanan.

c. Menyediakan suatu metodologi penilaian keamanan agar memiliki

rancangan dan prosedur mengambil langkah-langkah perubahan tingkat

kerawanan.
xxviii

2.6 Definisi Alat Navigasi Kapal

Navigasi adalah seni dan ilmu untuk menentukan posisi kapal, pesawat atau

jenis kendaraan lainnya, dan membimbingnya ke tujuan tertentu.Memahami garis

lintang dan garis bujur sangat penting dalam memahami ilmu navigasi.Lintang

adalah posisi utara-selatan yang diukur dari khatulistiwa bumi dan bujur adalah

posisi timur-barat yang diukur dari meridian utama. Navigasi mengharuskan

seseorang untuk mengetahui lokasi relatif mereka, atau posisinya dibandingkan

dengan lokasi lain yang diketahui seperti Khatulistiwa atau Meridian Utama.

Metode navigasi paling awal melibatkan mengamati landmark atau

mengamati arah matahari dan bintang-bintang.Beberapa pelaut kuno berkelana

ke laut lepas.Sebaliknya, mereka berlayar di dekat daratan untuk

bernavigasi.Ketika itu tidak mungkin, para pelaut kuno mengamati rasi bintang

untuk menandai posisi mereka.Metode ini akhirnya dikenal sebagai Navigasi

Surgawi. Dengan menggunakan bintang, bulan, matahari, dan cakrawala, para

pelaut akan menghitung posisi mereka di laut lepas.

Saat ini, GPS adalah bentuk navigasi yang paling akurat & dapat

diandalkan yang tersedia dan telah menggantikan hampir semua bentuk navigasi

lainnya.GPS bertindak sebagai pemancar dan penerima dengan menggunakan

satelit geostasioner ratusan mil di atas permukaan bumi.Sinyal yang dikirim dari

perangkat Anda mengenai satu satelit yang kemudian mengirimkan sinyal

kembali kepada Anda. Sinyal mengenai tiga satelit dan kemudian menghitung

posisi akurat Anda dengan menggunakan persamaan: jarak = kecepatan x waktu.

Sinyal GPS bergerak dengan kecepatan cahaya – luar biasa 186.411 mil per

detik! Meskipun alat navigasi modern ini tidak memiliki kemiripan dengan
xxix

metode tradisional, mereka menggunakan prinsip yang sama; pengukuran waktu

yang akurat, persamaan kecepatan dan bahan-bahan perhiasan dari lokasi yang

berbeda.

2.7 Sejarah Alat Navigasi Kapal

Salah satu alat navigasi yang paling dikenal di dunia adalah

Kompas.Kompas dapat digunakan sebagai alat navigasi di darat, di laut, dan di

udara. Kompas pertama kali digunakan oleh orang Cina, mungkin pada awal 206

SM dan pada abad ke-1 Masehi.

Kompas adalah alat navigasi utama untuk penjelajah di seluruh dunia.

Dengan sedikit pemahaman tentang cara kerja jarum kompas atau ilmu di

baliknya, kompas dianggap sebagai sumber ilmu gaib. Dengan rumor yang

menghubungkan alat tersebut dengan kekuatan yang tidak wajar – beberapa

kapten kapal terpaksa menyembunyikan kompas mereka dari pandangan! Ilmu

pengetahuan modern memberi tahu kita bahwa kompas menunjukkan arah relatif

terhadap kutub magnet bumi.

Pada abad terakhir, perbaikan besar telah dibuat dalam akurasi dan

kemudahan navigasi kapal dengan metode seperti navigasi jarak jauh, radar,

kompas gyroscopic dan sistem penentuan posisi global (GPS).Pada awal 1900-an,

jaringan gelombang radio didirikan dan digunakan untuk merencanakan &

menunjukkan lokasi geografis dengan menerima sinyal dari setidaknya dua

stasiun.

Penjelajah & penemu bahari di masa lalu kita selamanya mengubah cara

kita menjelajahi dunia. Upaya samar para navigator kuno untuk menghindari

tersesat telah diubah menjadi sains yang canggih & diperhitungkan. Dengan GPS
xxx

modern, kita memiliki kemampuan untuk mengetahui dengan tepat di mana kita

berada di planet ini pada saat tertentu.

2.8 Alat-alat Navigasi Kapal

2.2.6 Radio 

Dalam hal pelayaran,radio ternyata menjadi alat navigasi kapal utama yang

tidak boleh dilupakan.radio merupakan gambaran permukaan bumi yang

berbentuk dua dimensi dengan proyeksi skala tertentu.Ketika berlayar, kapal

memerlukan peta untuk menentukan tujuan pelayaran yang hendak ditempuh.

2.2.7 Radar 

Sebuah kapal dilengkapi dengan radar sebagai salah satu navigasi di dalamnya

yang berfungsi untuk memberikan informasi terkait jarak kapal dengan daratan,

kapal lain, serta kemungkinan rintangan yang akan dihadapi agar terhindar dari

tabrakan. Radar kapal laut juga berperan sebagai pendeteksi target.  

Target yang dideteksi juga dapat dilihat melalui jarak jauh. Untuk cara kerja radar

tersebut yaitu dengan mengirimkan gelombang radio. Nantinya, gelombang

tersebut dapat memantulkan gema dengan ukuran kekuatan yang sesuai dengan

keperluan dalam pelayaran. 

2.2.8 Gyro compass 

Gyro compass menjadi salah satu alat navigasi pada kapal yang berfungsi untuk

menemukan arah yang tepat. Dalam penggunaannya, gyro compass tidak akan

terhalang oleh medan magnet luar. Pada sistem repeater yang digunakan untuk

kemudi darurat juga harus memiliki platform kemudi. 

2.2.9 Automatic Identification System 


xxxi

Untuk jenis navigasi pada kapal yang selanjutnya adalah Automatic

Identification System atau yang sering disebut dengan AIS.Peranan AIS dalam

pelayaran kapal adalah untuk menentukan statistik navigasi serta posisi dari kapal

lainnya. Penggunaan AIS pada kapal memerlukan saluran radio VHF yang

berfungsi sebagai pemancar dalam menerima dan mengirim pesan antar kapal,

sehingga komunikasi dapat terjaga dan dilakukan dengan baik. 

2.2.10 Automatic Tracking Aid 

Automatic Tracking Aid sebagai salah satu jenis navigasi kapal yang dapat

memberikan informasi terkait target yang akan dilacak. Data yang ditampilkan

biasanya berupa grafik serta numerik yang memberikan perencanaan terhadap

arah atau haluan yang tepat agar dapat menghindari tabrakan. 

2.2.11 Navigational Lights 

Alat navigasi kapal berikutnya yang perlu diketahui adalah navigational lights.

Saat ini, setiap kapal yang berlayar mulai dari ukuran kecil hingga besar harus

dilengkapi dengan lampu navigasi untuk membantu pelayaran, khususnya pada

malam hari. 

Lampu navigasi pada kapal memiliki peran yang cukup penting untuk mengurangi

terjadinya kecelakaan laut.Konferensi Maritim Internasional yang dilaksanakan

pada tahun 1889 oleh Amerika Serikat telah meresmikan lampu navigasi sebagai

salah satu instrumen yang harus dilengkapi ketika berlayar. 

Pencahayaan pada kapal memang harus terang dan jelas agar kapal lain dapat

melihatnya dengan benar, sehingga kemungkinan tabrakan antar kapal dapat

dihindari. 
xxxii

2.2.12 Ship Whistle 

Ship Whistle atau yang lebih dikenal dengan peluit maupun klakson kapal itu ada

dua jenis. Ada ship whistle yang dioperasikan secara alami dengan memanfaatkan

angin, dan yang lainnya dapat digunakan secara elektrik. 

Jenis navigasi tersebut dapat Anda gunakan untuk membuat kapal-kapal terdekat

bersiaga.Ship whistleakan sangat berguna, khususnya dalam keadaan darurat

untuk memberi peringatan maupun menginformasikannya pada awak kapal serta

kapal lain yang ada di sekitarnya. 

2.2.13 Ship Flags 

Bendera kapal menjadi jenis navigasi yang cukup sering dijumpai.Warna bendera

dan rambu yang digunakan dapat membantu dalam menunjukkan posisi kapal.

Perlu diketahui bahwa sebenarnya ship flags telah digunakan sejak zaman dahulu

oleh kapal-kapal tradisional maupun kapal besar. 

Cara kerja Echo Sounder yaitu dengan memanfaatkan gelombang suara yang

didasarkan pada prinsip transmisi gelombang tersebut. Nantinya, gelombang suara

tersebut akan kembali ke sumbernya sebagai gema melalui lapisan pemantul. 

III METODE PRAKTIK

3.1 Waktu dan Tempat Praktik


Pelakasaan Kerja Praktik Akhir di lakukan di KM. Elishabet II di

Pelabuhan Slamet Riyadi Jln. Pantai Mardika Uritetu, Kec. Sirimau, Kota Ambon,

Maluku. Selama 2 bulan dimulai dari tanggal 7 Februari sampai 2 April 2022.
xxxiii

Gambar 1. Lokasi praktek

3.2 Peralatan
Table 1.Alat pelaksaan dinas jaga

Alat Kegunaan
GPS Fungsi pokok GPS adalah untuk menentukan posisi lintang dan bujur
kapal, kecepatan kapal, jarak tempuh kapal, memperkirakan jarak waktu
datang di pelabuhan
Jantra fungsi untuk mengontrol arah kapal
Kompas Kompas adalah alat navigasi kapal untuk menentukan arah kapal berupa
sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya
dengan medan magnet bumi secara akurat

3.3 Prosedur Praktik dan Metode Pengumpulan Data


Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi

mengenai kegitan Praktik. Metode yang digunakan yaitu ada dua jenis sumber

data yaitu sebagai berikut :

1. Data Primer

Data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data, Sugiyono (2016: 225). Sumber data primer di dapatkan

melalui kegiatan wawancara dengan subjek penelitian dan dengan observasi atau

pengamatan langsung di lapangan


xxxiv

1. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan

data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.

3.4 Metode Analisa Data

Analisis data dalam penulisan laporan akhir ini menggunakan metode

analisis deskriptif kualitatif. Metode ini dimaksudkan untuk mendekripsikan

proses yang berlangsung selama KPA dilaksanakan.

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Kapal KM. Elizhabet II

KM.Elisabeth II adalah sala satu transportasi laut yang banyak digunakan untuk

melintas dari pulau yang satu ke pulau yang lainya,umumnya kapal merupakan
xxxv

kendaraan besar yang diguna kan untuk mengangkut penumpang dan barang

melalui jalur laut

Gambar 2. kapal KM.Elishabet II

Tabel.2. Spesifikasi KM.Elisabeth II

Nama Kapal KM.elizabeth II

Bendera Indonesia

Nama Pemilik PT.Darma Indah

Bahan kapal Baja

GT 489

Panjang kapal 51 Meter

Lebar kapal 8 meter

BBM Solar

4.2 Struktur Organisasi di KM. Elizabeth II


Struktur organisasi kapal terdiri dari seorang Nhakoda selaku pimpinan

umum diatas kapal dan anak buah kapal yang terdiri dari para

perwira,kkm,koki,abk deck,abk mesin berikut struktur organisasi kapal

Tabel.3. Organisasi kapal


NAMA JABATAN
xxxvi

Semy payer Nakhoda


Jero KKM
Angky Mualim 1
Rajab Koki/Juru Masak
Bayu Abk Deck
Abu Abk Deck
Martin Abk Deck
Thomas Abk Deck
William Abk Mesin
Parangky Abk mesin
Piter Abk Mesin

4.3 Sarana Navigasi Pada KM.Elizabeth II


Sarana-sarana Bantu Navigas Pelayaran Adalah Peralatan-Peralatan yang

berada di luar kapal yang berfungsi mrmbantu navigaror dalam membentuk posisi

atau haluan kapal serta memberitahukan bahaya atau rintangan pelayar untuk

kepentingan keselamatan berlayar dengan selamat dan sesuai jadwal yang suda di

tetapkan yaitu:

4.4.1. GPS (Global Positioning System)

Gps adalah sistem navigasi yang mengunakan satelit di desain agar

dapat menyediakan posisi kapal secara instan, kecepatan dan informasi waktu

di hampir semua tempat,setiap saat dan dalam kondisi,cuaca apapun dengan

mengunakan alat ini user dapat melacak benda benda yang berada di muka

ataupun samping kapal.

4.4.2. Cara Mengaktifkan alat navigasi GPS KM.Elizabeth II


xxxvii

Membuat waypoint titik kordinat pada kapal KM.ElizabethII yaitu yang

pertama tekan power tahan selama 3 detik setelah itu tekan menu pilih titik

koordinatya setelah itu tekan enter maka pililah ALPH , tekan enter maka akan

masukan enter daftar tujuan atau lintang dan bujur setelah itu tekan menu .

GO TO daftar perjalan atau rute kapal KM.ELIZABETH II tekan menu

setelah itu pilih perjalan rute seperti rute menuju pelabuhan ambalauw

namrole leksula setelah itu tekan enter maka pililah perjalan yang di tujuh

setelah itu tekan enter ,tekan tujuan maka tekan diplay.

Gambar 3.GPS

4.4.3.AIS

AIS merupakan alat navigasi yang sangkat membantu trnsaportasi

laut karenah sangat membantu dalam melacak secara otomatis posis kapal

dan dengan pelayarn lalaulintas kapal (VTS) untuk mengidentifikasi dan

menentukan kapal pertukaran data dengan kapal lain yang ada di dekat kapal

tersdekatnya AIS jugadapat di gunakn sebagai alat penunjang dan untuk

menghindari resiko tabrakan

4.4.4 Cara Menyalakan dan mematikan AIS


xxxviii

Prosedur menyalakan dan mematikan alat navigasi AIS yaitu

mcb/breyaker dan power supply posisi on setelah itu tekan tombol on/off

jika muncul tulisan press any kysetelah itu tekan tombon yg manh sajah

maka ais siap di gunakan untuk mengatur kecerahan pada AIS tekan tombol

tekan tombol BRILL gunakan tombola arah untuk mengatur arah setelahnya

tekan ENT/ACK untuk seting.

4.4.5. Cara Pengoperasian AIS

1. Tekan DISP memilih tampilan, melihat list target dll

2.Gynakan tombol arah atas dan bawah untuk cursor

3. Gunakn tombol arah kiri dan kanan untuk mengubah Rangge

4.Tekan ENT/ BACK jika ada alarm untuk menghentikan alarm

Gambar 4.AIS

4.4.6. Kompas

Kompas merupakan alat navigasi yang sangat penting bagi sebuah kapal

kompas juga merupakan alat petunjuk arah mata angain alat ini juga

mengunakan medan magnet bumi untuk menentukan arah utara, selatan,

timur dan barat. Cara kerja kompas yaitu adanya gaya tarik menarik antara
xxxix

magnet pada jarum kompas dengan kutub magnet bumi jarum kompas yang

terbuat dari magnet memiliki kutub utara dan selatan dan akan selalu

menunjuk arah utara dan selatan

4.4.7. Jenis- jenis kompas

1. kompas kering

Pedoman magnet kering di mana batang-batang magnet di paang sejajar satu sama

lain dan di gantungkan di bawah mawar pedoman dengan menggunakan benang

sutra sehingga dapat bergerak bebas secara horizontal.adapun bagian-bagian

utama pedoman magnet kering adalah :

            A. Piringan pedoman 

            B. Ketel pedoman 

            C. Cicin lenja

            D. Rumah pedoman

2 . kompas basah

pedoman maknet basah, pada pedoman ini kecil pedoman nya terbuat

dari buatn torak yang harus benar benar kedap air dan kedap udara pada bagiyan

atas di pasang sebuah kaca bening bulat agar saat membacaangka angka sakla

drjatsaat terbaca dengan jelas sadangkan tutup pada bagiyan bawaberupa kaca

baur padang supaya sinar lampu yang di pasang di bawahnya dapat menerangi

angka angka skla derajat .secara umum fungsi cariran pedoman lebih terang

Selama kami melaksanakan kegiatan KPA di KM.Garda Maritime 5

kompas yang digunakan adalh jenis kompas Basah

4.4.8. Bagian dari Kompas

1. permukaan kompas di manah tertera anggka dan huruf huruf seperti


xl

Pada permukaan jam

2. visir , yaitu lubang dengan kawat halus untuk mebidik sasaran

3. kaca pembesar, pembaca anggka {drjat kompas}

4. jarum penujuk, untuk menunjukan arah utara magnet .

4.4.9. Fungsi Kompas

1. Kompas ialah indera navigasi untuk memutuskan arah mata angin.

Prinsip kerjanya berupa panah penunjuk magnetis yang memberikan acuan arah

eksklusif yang menyelaraskan dengan medan magnet bumi secara seksama.

Fungsi primer kompas merupakan buat memilih atau mengetahui arah dan besaran

derajat suatu arah.pula buat mengetahui lokasi suatu medan sesuai peta.

Gambar 5.Kompas

4.4.10. Radio VHF


xli

Fungsi radio sebagai alat bantu navigasi untuk menyampaikan informasi

kepada stasiun pantai,kapal-kapal dan pelabuhan yang akan di tuju.

Gambar 6.Radio HVFZ

4.4.11.RADAR

. Fungsi kegunaan radar di atas kapal

Fungsi alat navigasi radar yaitu untuk mendeteksi alur

pelayaran,menghitung jarak antara kapal dengan kapal, kapal dengan benda

baringan untuk membaring benda baringan di darat maupun di laut sepertiantara

kapal dengan kapal. benda benda yang berada di depan dan di sekeliling kapal

sehingga kapal bisa menghindar dari maha bahaya yang berada di sekeliling

atau di sekitar kapal.fungsi radar jugah bisa melihat benda benda langit seperti

matahari bintang yang berda di langit yabg tentunya tidak dapt di lakukan kalu

langit sedang hujan ataupun kondisi cuaca tidak baik

4.4.12 Cara mengoperasikan alat navigasi radar

Berikut cara pengoperasiyan alat navigasi radar merek furuno pada

KM.Elizabeth II dengan skala ring mil ,maka dengan cara mengoperasikan

radar,yaitu cara menghidupkn radar tekan tombol power tahan selama 30 detik

setelah itu melihat pada layar radar munculah ST-BY selanjutnya tekan menu

setelah itu geser arah ke kanan pililah TX dan layar radar siap untuk di operasikn,
xlii

setelah melewati tahap pengoperasiyan radar, setelah itu tahap mematikan radar

off yaitu tekan menu radar maka pililah ST BY selanjutya tekan menu lanjut

tekan power tahan 3 detik

Gambar 3. Cara On Of Radar

4.4.13. Cara Prinsip Kerja Alat Navigasi Radar

Cara kerja radar yaitu pada saat pengiriman sinyal antenna akan berputar

10 hilnga 30 kali / menit denagn memancarkan dayuytan /pulsa 500 hingga 3000

kali perdetik .ketika pemancaran ,pulsa ini akan di pantulkan kembali apabila

mengenai sasaran dalam bentuk gema radio[radio echo]. Pilsa yang di pantulkan

ini akan di diterima kembali oleh antena dan di kirim oleh unit

Gambar cara kerja radar


4.4 Dinas jaga deck Pada KM.Elizabeth II
xliii

Dinas jaga dek dibagi menjadi 3 regu, tiap regu terdiri dari empat (4)

orang Masing masing regu di beri waktu jaga saat kapal melakukan olahgerak

regu pertama akan melakukan jam jaga sampai tiga (3) jam setelah itu digantikan

oleh regu yang ke dua (2) setelah sampai di pelabuhan Ambalau kapal

KM.Elizhabet akan menurunkan penumpang sampai kurang lebih satu jam setelah

menurunan penumpang km Elizhabet melanjutkan olah gerak ke pelabuhan

selanjutnya yaitu pelabuhan Namrole,

Setelah tibah di pelabuhan Namrole kapal tersebut menurunan

penumpang dan melanjutkan olah gerak ke Leksualah setelah tiba di leksula ABK

menurunkan penumpang dan Nakhoda memerintahkan ABK Untuk

membersihakan kapal Elizhabet,dan kapal Elizabet akan bermalam di leksula dan

melanjutkan pelayaran, dan besok paginya tepat jam delapan (8) KM.Elizabeth II

mengangkut barang dan penumpang yang akan menuju Namrole,setelah itu

mengangkut penumpang namrole yang akan menuju Ambalauw dan Ambon

setelah tiba di pelabuhan Ambalau, KM.Elizabeth II akan meurunkan penumpang

yang akan turun di ambalau dan akan mengangkut penumpang ambalauw yang

akan menuju ke Kota Ambon setelah tiba di ambon Km.Elizabeth akan

menurunkan penumpang,setelah menurunkan penumpang Nhakoda akan

memerintahkan ABK untuk membersihkan kapal.

a.Hambatan Saat melaksanakan pelayaran.

Pada saat melakukan olah gerak KM.Elizabeh II Di Pelabuhan Slamet Riyadi

Ambon menuju pelabuhan-pelabuhan singga,hambatan saat itu mesin induk kapal

mengalami ganguan sehinga Nahkoda mengambil tindakan dengan menunda jam


xliv

keberangkatan yang jam keberangkatanya dari jam 9.20PM menjadi jam

4.00AM.

b. Prosedur Jaga pada KM. Elizhabet II

Tabel.4. Jam Jaga Km.Elizabeth II

Regu Waktu jaga Nama jaga

Pertama 9.00-12.05 Jaga malam

Kedua 12.05-15.05 Jaga tengah malam

Ketiga 15.05-18.05 Jaga subuh

Pertama 8.00-11.00 Jaga pagi

Kedua 12.00-14.30 Jam jaga siang

Ketiga 14.30-17.30 Jam jaga soreh

Pertama 17.30-20.30 Jam jaga malam

Gambar 7.Pelaksanaan Dinas jaga Deck


xlv

4.5 Jadwal keberangkatan kapal

KM.Elizabeth II memiliki jadwal keberangkatan kapal yang terdiri dari

senin sampai sabtu dalam satu (1) minggu KM.ElizabethII akan berlayar selama

empat (4) kali berlayar berikut jadwal keberangkatan kapal KM.Elizabeth II

Tabel .5 Jadwal Keberangkatan kapal


Senin Tujuan Rabu Tujuan Kamis Tujuan Sabtu

Ambon Leksula Ambon Leksula

Ambalauw Namrole Namrole Namrole

Namrole Ambalauw Leksula Ambon

Leksula Ambon

1. KM.Elizabeth II melakukan olah gerak pada hari senin dengan tujuan

Ambon,Ambalauw,Namrole,leksula dan kembali pada Rabu dengan Tujuan

Leksula,namrole,Ambalauw,Ambon setalah Tibah Di ambon KM.Elizabeth II akn

melanjutkan pelayaran pada Rabu dengan tujua Ambon Namrole,Leksul dan

kembali pada Sabtu dengan tujua Leksula,Namrole,Ambon,

Pada hari Kamis KM.Elizabet II tidak singah di pelabuhan Ambalauw karan

jadwal keberangkatan kapal suda di atur oleh Perusahan PT.DARMA INDAH.


xlvi

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pengadaan perlengkapan sarana dan prasarana di KM Elizhabet II

biasanya untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan perkembangan kapal

menggantikan barang- barang yang rusak ,hilang,dihapus dan sebab- sebab lain

yang dapat di pertanggungjawabkan pengadaan perlengkapan di kapal

diperhatikan dengan baik agar tidak di sa;ah di pergunakan pada saat terjadinya

tubrukan dan bahaya lainya

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan di km elizhabeth II ada

banyak kekurangan yang harus di perhatikan saat melaksanakan tugas dinas jaga

dek,terutama kepada perwira dan abk yang aka/selesai melaksanakan tugas dinas

jaga dek sebagai berikut;

1.Memperhatikan waktu saat akan melaksanakan dinas jaga dek

2.datang sebelum 5 menit melakukan pergantian dinas jaga dek

3.perbaiki Radar karna Radar sangatlah penting saat pelayar


xlvii

DAFTAR PUSTAKA

Academia.edu. nd. Dinas Jaga Kapal. Diakses 23 April 2022 di


https://www.academia.edu.com

Capt. Hadi Supriyono, MM, M.Mar , 2016,COLREG 1972 & Dinas Jaga
Anjungan. Yogyakarta: CV. Budi Utama.

Capt. Djoko Subandrijo, MM. 2007, Tugas Jaga. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.

Internatioanal Maritime Organization (IMO). 2002. Standards Of Training


Certification & Watchkeeping for Seafarer 2010. London: IMO
http://imo.org.

Undang-Undang Republik Indonesia No.17 Tahun 2008Tantang Pelayaran


https://pih.Kemlu.go.id/files/uu_17_tahun_2008.pdf

Poerwadarminta.2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Tim Penyusun Bahasa Indonesia.1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:


Depdikbud balai pustaka

Tim PIP Semarang.2002. Dinas Jaga Program Diklat Ketrampilan ANT-III.


Semarang: Politeknik Ilmu Pelayaran.

Tim Unit Bahasa. 2003. Manajemen Kapal. Semarang: Politeknik Ilmu Pelayaran
Semarang

Moreby, DH. Ttg. Manajemen Kepegawaian Kapal-Kapal Niaga.

IMO, STCW Code 1987, as amandemended in 2010\\\

Anda mungkin juga menyukai