SIBOLGA
OPERASI PENANGKAPAN IKAN DENGAN PURSE SEINE DI KM.
MAJU MAKMUR KOTA SIBOLGA PROVINSI SUMATERA UTARA
Oleh :
Anggi Sembiring
18.1.09.004
i
PERNYATAAN MENGENAI PRAKTIK LAUT DAN SUMBER
INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan Praktek Laut dengan judul
“Praktik Laut di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sibolga Operasi
Penangkapan Ikan Dengan Purse Seine Pada KM. Maju Makmur di Kota
Sibolga Provinsi Sumatera Utara” adalah karya saya dengan arahan dari dosen
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal dan dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah di sebutkan dalam teks dan
dicantum dalam Daftar Pustaka di bagian akhir laporan ini.
Anggi Sembiring
NIT. 18.1.09.004
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Roma Yuli F Hutapea, S.Pi, M.Si Muhammad Nur Arkham, S.Pi., M.Si
NIDN. 3908079001 NIDN. 3919029001
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha ESA sehingga
Laporan Praktek Laut ini berhasil diselesaikan tepat pada waktunya. Praktek Laut
yang dilaksanakan selama 90 hari yang dilaksanakan di Pelabuhan Perikanan
Nusantara (PPN) Sibolga Kelurahan Pondok Batu Kota Sibolga Provinsi
Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak dapat disusun dengan
baik tanpa bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Dr. Yaser Krisnafi, S. St.Pi., M.T. selaku direktur Tri Dharma Perguruan
Tinggi Politeknik Kelautan dan Perikanan Dumai;
2. Roma Yuli F Hutapea, S.Pi, M.Si selaku kepala program studi Perikanan
Tangkap;
3. Muhammad Nur Arkham, S.Pi., M.Si selaku Dosen Pembimbing laporan;
4. Apri Mujianti, S.T, M.T selaku ketua tim Praktek Laut Politeknik
Kelautan dan Perikanan Dumai;
5. Seluruh staf Pelabuhan Perikanan Nusantara Sibolga yang telah
memberikan sarana dan prasarana;
6. Bapak Samsul Bahri Sirait selaku Nakhoda kapal KM. Maju Makmur serta
selaku pembimbing ketika penulis melaksanakan Praktek Laut;
7. Seluruh masyarakat dan instansi yang terlibat dalam pembuatan laporan ini
yang tidak dapat disebutkan satu-persatu;
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan Praktik Laut ini masih
banyak terdapat kekurangan, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran agar
disaat mendatang penulis dapat membuat karya tulis yang lebih baik. Semoga
laporan Praktik Laut ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan serta
pengetahuan bagi para pembaca. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.
Sibolga, Februari 2022
Anggi Sembiring
18.1.09.004
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vi
I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2. Tujuam...................................................................................................... 2
1.3. Manfaat ..................................................................................................... 3
II TIJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 4
2.1. Deskripsi Alat Tangkap Purse Seine ........................................................ 4
2.2. Alat Bantu Penagnangkapan .................................................................... 4
2.3. Pengoperasian Alat Tangkap Purse Seine ................................................ 5
III METODOLOGI .............................................................................................. 6
2.1. Waktu dan Tempat ................................................................................... 6
2.2. Alat dan Bahan ......................................................................................... 6
2.3. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 7
2.4. Jenis Data ................................................................................................. 7
IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 8
3.1. Spesifikasi Kapal ...................................................................................... 8
3.2. Alat Navigasi ............................................................................................ 9
3.3. Desain dan Konstruksi Alat tangkap ...................................................... 10
3.4. Alat Bantu Penagkapan .......................................................................... 13
3.5. Daerah dan Metode Pengoperasian Alat tangkap ................................... 15
3.6. Kegiatan Perbaikan Alat Tangkap .......................................................... 18
3.7. Kegiatan Perawatan Kapal ..................................................................... 19
3.8. Penanganan Hasil Tangkapan ................................................................ 20
3.9. Hasil Tangkapan ..................................................................................... 21
IV PENUTUP ...................................................................................................... 22
4.1. Kesimpulan ............................................................................................. 22
4.2. Saran ....................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 23
v
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
vi
I PENDAHULUAN
1
Aktivitas armada penangkapan ikan di Kota Sibolga setiap tahunnya
mengalami peningkatan. Salah satu faktor pendukung peningkatan armada ini
adalah perluasan daerah penangkapan ikan dan semakin baiknya penggunaan
teknologi dalam upaya penangkapan ikan. Armada penangkapan ikan di Sibolga
didominasi oleh alat tangkap purse seine, bagan apung, pukat ikan, bubu, dan
gillnet. Berdasarkan grosstonase kapal, armada penangkapan ikan di Sibolga
didominasi kapal yang berukuran 10-30 GT. Untuk kapal berukuran lebih dari 30
GT, lebih sedikit dan hanya bersandar pada Pelabuhan Perikanan Nusantara
Sibolga.
Politeknik Kelautan dan Perikanan Dumai merupakan salah satu perguruan
tinggi yang menganut dan menerapkan sistem vokasi di pendidikannya.
Pembelajaran sistem vokasi ini 30% teori dan 70% praktik, oleh karena itu
Politeknik Kelautan dan Perikanan Dumai meningkatkan kualitas para taruna
untuk praktik di Pelabuhan Perikanan Nusantara Kota Sibolga yang disebut
dengan Praktik Laut. Praktek Laut ini sangat berguna bagi taruna terutama untuk
pengalamannya dalam mengoperasikan alat tangkap purse seine. Terlaksananya
praktik laut ini, akan menjadikan taruna lebih berpengalamn dan berkualitas bagi
taruna yang ingin bekerja dikapal penangkap ikan.
1.2. Tujuam
Tujuan dari Praktek Laut ini ialah :
1. Taruna dapat mengetahui cara pengoperasian alat tangkap purse seine;
2. Taruna dapat mengetahui penanganan hasil tangkapan purse seine;
3. Taruna dapat mengetahui cara pemeliharaan kapal dan alat tangkap.
2
1.3. Manfaat
Manfaat dari praktek ini adalah :
1. Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman taruna Politeknik Kelautan
dan Perikanan Dumai.
2. Sumber pengetahuan mengenai konstruksi alat tangkap, fishing ground,
pengoperasian dan penangan ikan di kapal purse seine.
3. Menambah keterampilan dan kompetensi bagi taruna untuk bersaing di
dunia kerja khususnya untuk bekerja pada kapal yang menggunakan alat
tangkap purse seine.
3
II TIJAUAN PUSTAKA
4
Tertariknya ikan pada cahaya sering disebut peristiwa phototaxis. Cahaya
merangsang ikan dan menarik ikan untuk berkumpul pada sumber cahaya tersebut
ikan kemudian memberikan responnya. Peristiwa ini dimanfaatkan dalam
penangkapan ikan yang umumnya disebut light fishing atau dari segi lain dapat
juga dikatakan memanfaatkan salah satu tingkah laku ikan untuk menangkap ikan
itu sendiri. Fungsi cahaya dalam penangkapan ikan ini ialah untuk mengumpulkan
ikan sampai pada suatu catchable area tertentu, lalu penangkapan dilakukan
dengan jaring ataupun pancing dan alat-alat lainnya (Sudirman dan Mallawa,
2012).
Penangkapan ikan dengan bantuan cahaya lampu pada prinsipnya sama
saja dengan penangkapan bantuan rumpon, yaitu hanya sebagai alat bantu agar
gerombolan ikan terkumpul pada satu titik (tempat) tertentu yang diinginkan
kemudian diadakan penangkapan dengan menggunakan alat bantu sesuai dengan
kondisi perairan tersebut (Bintoro, 1986).
5
III METODOLOGI
6
2.3. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam praktik ini
adalah:
a. Observasi yaitu pengumpulan data dengan melakukan pengamatan
langsung secara sistematis terhadap unsur yang diamati di lokasi praktik;
b. Wawancara yaitu proses memperoleh keterangan dengan tanya jawab
langsung dengan sebagian anak buah kapal (ABK), Bapak Ahmad Rojali
selaku anak buah kapal, dan Bapak Samsul selaku Nakhoda pada kapal
KM. Maju Makmur;
c. Studi Literatur adalah suatu metode pembanding dan pembahasan melalui
membandingkan laporan yang sedang dikerjakan dengan jurnal, laporan,
buku, dan artikel yang lain;
d. Dokumentasi suatu pengumpulan data dan bukti berupa foto atau vedio
yang dilakukan saat praktik laut dengan nelayan.
7
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
8
Bobot kapal ini sebesar 66 ton dengan panjang total 22 m, lebar 6,20 m,
dan draft 2,5 m. Kecepatan maksimal kapal berkisar 8 knot, tetapi sangat jarang
mencapai kecepatan maksimal dikarenakan perbedaan arah angin dan arus. KM.
Maju Makmur merupakan kapal ikan yang menggunakan pendinginan es sebagai
bahan untuk mempertahankan mutu ikan diatas kapal. Pada umumnya ukuran
kapal yang ada di PPN Sibolga memiliki ukuran kapal panjang (LOA) 15 – 36
meter, lebar 3- 5 meter, dan dalam (draft) 2-3 meter. Bisa di katan bahwa kapal
purse seine yang berada di PPN Sibolga memiliki ukuran yang cukup besar.
9
Gambar 2. Alat Navigasi
Sumber : Dokumentasi pribadi 2021
10
tenaga yang dibutuhkan cukup dengan 12 – 16 orang sedangkan untuk yang
berukuran besar dibutuhkan nelayan sebanyak 23 – 40 orang. Kapal purse seine
yang ada di Sibolga pada umumnya memiliki nelayan 20 – 30 orang, maka dari
itu golongan kapal di Sibolga bisa terbilang besar.
Purse seine digunakan untuk menangkap ikan yang bergerombol
(schooling) dipermukaan laut. Oleh karena itu, jenis-jenis ikan yang tertangkap
adalah jenis ikan pelagis yang hidupnya bergerombol seperti layang, lemuru,
kembung, dan tongkol. Ikan-ikan yang tertangkap dengan purse seine tersebut
dikurung oleh jaring sehingga pergerakan ikan terhalang oleh jaring dari dua arah,
baik pergerakannya kesamping maupun pergerakan kearah bawah.
Alat tangkap yang digunakan memiliki mesh size 1 inch dibagian badan
jaring dan bagian kantong 0,5 inch, sedangkan 2 inch dibagian pemberat. Bagian–
bagian dari konstruksi alat tangkap purse seine yang digunakan di KM. Maju
Makmur adalah pelampung tanda, tali pelampung tanda, pelampung, tali
pelampung, pemberat, tali pemberat, cincin, tali cincin, tali ris atas, tali ris bawah,
tali kerut, dan jaring.
Tabel 4. Konstruksi Alat Tangkap
No Konstruksi Alat Tangkap Fungsi
1 Pelampung Tanda Untuk mengetahui posisi awal penurunan alat tangkap
2 Tali Pelampung Tanda Sebagai penghubung antara pelampung tanda dengan alat tangkap
3 Pelampung Untuk membuat alat tangkap tetap mengapung diatas permukaan air
4 Tali Pelampung Menghubungkan pelampung dengan tali ris atas
5 Pemberat Untuk menenggelamkan bagian bawah alat tangkap
6 Tali Pemberat Menghubungkan pemberat dengan tali ris bawah
7 Cincin Sebagai alur tali kerut
8 Tali Selambar Menghubungkan cincin dengan alat tangkap
9 Tali Ris Atas Penghubung antara pelampung dengan jaring
10 Tali Ris Bawah Penghubung antara pemberat dengan jaring
11 Tali Kerut Untuk menyatukan alat tangkap bagian bawah agar ikan terkurung
Sebagai pengurung ikan dan juga sebagai kantong ketika ikan telah
12 Jaring
terkurung
Sumber : Data pribadi 2021
11
Gambar 3. Desain Purse Seine
Sumber : Telusa, 2006
12
Tali kerut terbuat dari bahan polyethylene (PE) Berfungsi untuk
menyatukan cincin yang terdapat di bagian bawah, sehingga ikan yang berada di
dalam akan terkurung jaring yang berbentuk kantong, Ukuran tali kolor adalah
merupakan ukuran yang terbesar di antara ukuran tali-tali yang lainnya,Hal ini
karena tali kolor memerlukan kekuatan yang cukup besar untuk menarik cincin ke
atas permukaan air. Tali cincin yang dipergunakan untuk menggantungkan cincin
yang terbuat dari bahan polyethylene (PE). Jaring berfungsi sebaga penggiring
geromboan ikan agar ikan berkumpul pada bagian akhir yaitu pada bagian
kantong jaring. Bahan yang digunakan pada bagian badan jaring yaitu polyvinly
alchohol (PVA) berwarna biru muda.
13
Gambar 4. Lampu Galaxy
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2021
B. Roll Gardan
Roll Gardan merupakan sebuah alat yang yang terbuat dari kuningan yang
disebut sebagai katrol oleh nelayan lokal Sibolga. Roll gardan ini berfungsi untuk
menarik tali yang berbeban berat seperti, talu kerut, tali jangkar. Tenaga yang
dihasilkan dari roll gardan berasal dari main engine.
C. Sekoci
Sekoci merupakan sebuah boat kecil yang terbuat dari kayu yang berfungsi
sebagai tempat pencahayaan lampu dengan jangkauan yang minimalis agar ikan
berkumpul di bawah area sekoci. Sekoci ini menggunakan mesin penggerak yang
sering di sebut sebagai mesin tempel.
14
Gambar 6. Sekoci
Sumber : Dokumentasi pribadi 2021
15
Gambar 7. Koordinat Daerah Penangkapan
Sumber : Dokumentasi pribadi 2021
Lampu galaxy dinyalakan pada jam 18.00 wib agar memancing perhatian
ikan untuk berkumpul di sekitar kapal. KM. Maju Makmur melakukan
pengoperasian alat tangkap dua kali dalam sehari yang dilaksanakan pada waktu
malam pukul 21.00 WIB dan pada waktu pagi pukul 04.00 WIB. Metode ini
dilakukan karena bulan sedang gelap atau sedang gerhana sehingga ikan lebih
gampang terpancing oleh cahaya. Setelah nakhoda melakukan pengamatan
terhadap daerah fishing ground yang dibantu dengan alat navigasi dan
pengalaman, maka lampu galaxy dimatikan satu persatu. Diaat itu juga sekoci
lampu di operasikan sehingga hanya lampu galaxy yang ada di sekoci yg hidup.
Setelah seluruh lampu di kapal mati, jangkar di naikkan keatas kapal. Sekoci tetap
hidup lampu untuk menjaga ikan agar berenang di sekitar sekoci, kapal menjauh
dari sekoci untuk persiapan setting.
Pengoperasian alat tangkap purse seine di PPN Sibolga dengan cara
melingkarkan jaring dan mengurung ikan. Menurut Hutapea (2021) Penurunan
jaring dilakukan seperti biasa yang diawali dengan pelampung tanda, jaring dan
kapal akan melingkari gerombolan ikan dengan akhir pengoperasian jaring akan
berbentuk mangkok.
Sebelum melakukan setting, Persiapan merupakan hal terpenting agar
pengoprasian purse seine dapat berjalan dengan baik seperti mengecek jaring,
pelampung tanda, pelampung, pemberat, cincin serta tali kolor. Dengan persiapan
yang sudah dilakukan maka penurunan alat tangkap dapat segera dilakukan.
16
Penurunan alat tangkap (Setting) merupakan kegiatan penurunan alat
tangkap mengitari dan membentuk suatu lingkaran penuh untuk mengelilingi dan
mengurung gerombolan ikan yang telah terkumpul. Menurut (Sadhori, 1985) hal
yang harus diperhatikan dengan cermat sebelum penurunan jaring adalah
Kecepatan, arah angin, arah arus, arah renang gerombolan ikan, dan kedalaman
dasar perairan. Proses setting dimulai dengan perintah Nakhoda, pelampung besar
(buoy) dilepas kelaut yang sebelumnya sudah didikat dengan tali kolor, kapal
dijalankan dengan cepat hampir searah dengan arus, kemudian jaring dilingkarkan
pada gerombolan ikan, dengan memperhitungkan jari-jari lingkaran jaring dan
gerombolan ikan maka setelah selesai penurunan jaring maka pelampung besar
sudah berada di haluan kapal dan segera dinaikan ke atas kapal.
Penarikan alat tangkap (hauling) saat pengoperasian, posisi pelampung
dan tali ris atas berada di permukaan, sementara pemberat dan cincin
menggantung di bagian bawah jaring yang berada di dalam laut. Pelampung besar
di tarik ke atas kapal dan melepaskan ikatan tali pelampung sengan tali kolor, lalu
tali kolor di tarik oleh rool gardan. Melalui cincin-cincin ini terpasang tali kolor
(purse line) yang bila ditarik menjadikan semua cicin menyatu dan menjadikan
bagian bawah jaring menutup, sehingga bentuk jaring secara keseluruhan
menyerupai mangkuk besar (Ismy, 2013).
Untuk menghindari ikan-ikan meloloskan diri kearh bawah ataupun
horizontal maka kecepatan penarikan tali Kolor harus diperhatikan setelah jaring
dilingkarkan. Penarikan tali Kolor harus dilakukan secepat mungkin sampai
seluruh cincin-cincin purse seine terkumpul dan muncul dari dalam laut. Tali
kolor yang ditarik oleh roll gardan langsung disusun rapi oleh ABK. Ketika
seluruh cincin dan pemberat sudah terlihat di permukaan air, maka ABK akan
mulai menarik jaring sedikit demi sedikit dan hasil tarikan dari masing masing
ABK disusun dengan rapi agar pada saat pengoperasian selanjutnya jaring turun
dengan baik. 3 ABK untuk menarik pelampung, 7 ABK untuk menyusun cincin
dan pemberat yang diangkat ke atas kapal.
17
Jaring di tarik sampai pada kantong jaring sehingga ikan akan muncul ke
permukaan air. Pada saat ikan berkumpul dikantong jaring makan ikan di angkat
ke atas kapal dengan serok dan melakukan penanganan hasil tangkapan.
18
Gambar 9. Perbaikan Alat Tangkap
Sumber : Dokumentasi pribadi 2021
19
KM. Maju Makmur rutin melakukan docking ketika surat–surat kapal telah
habis masa aktifnya dan akan menjalani perawatan seluruh badan kapal, mesin
dan juga menjalani pengukuran ulang oleh syahbandar perikanan setempat guna
mengaktifkan kembali surat–surat yang telah habis masanya. Ketika badan kapal
ataupun mesin mengalami kerusakan atau kendala, kapal akan langsung dibawa ke
galangan kapal untuk menjalani docking guna memperbaiki badan kapal maupun
mesin yang mengalami kerusakan.
Kegiatan docking kapal mulai dari bagian luar kapal, dengan membakar
lambung bagian luar kapal dengan api dan di gosok menggunakan besi
kerasvguna menghilangkan tritip yang lengket pada lambung kapal dan di gosok
menggunakan brus dan disiram bersih. Pada bagian celah-celah kayu bagian luar
dimasukkan tali goni dan damar, guna untuk mencegah masuknya air dari celah
kayu. Kemudian lambung di cat sesuai warna. Pada bagian dalam labung cukup di
bersihkan dan dioleskan oli guna kayu tetap awet.
20
Sebelum ikan dimasukkan kedalam palkah, dimasukkan terlebih dahulu es
balok ke dasar palkah. Es berfungsi sebagai pengawet ikan agar mutu ikan dapat
dipertahankan dan memperlambat terjadinya pembusukan pada ikan. Seluruh ikan
akan dimasukkan kedalam palkah dibagian atas lalu dimasukkan lagi es berserta
air laut yang secukupnya. Ikan yang masih diluar akan dimasukkan setelah ikan
sebelumnya dilapisi es yang sudah di pecahkan. Ikan akan disusun di bagian atas
es yang telah melapisi ikan sebelum nya dan kemudian ikan tersebut dilapisi es
kembali. Perlakuan seperti ini akan berlangsung terus menerus guna menjaga suhu
tubuh ikan tetap dalam suhu yang rendah.
Menurut Metusalach (2014), kesegaran ikan yang baru saja mati berada
dalam tingkat yang maksimum artinya kesegaran ikan tidak dapat ditingkatkan
lagi dan hanya dapat dipertahankan melalui penerapan prinsip penanganan yang
baik dan benar. sistem penanganan ikan didalam palkah yang benar adalah
menggunakan sistem boxing yaitu dengan bagian paling bawah terdapat lapisan es
diatasnya diberikan lapisan ikan dan dilapisi oleh es lagi dan begitu seterusnya.
21
IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diambil selama praktek laut dilaksanakan adalah
sebagai berikut :
1. Teknik pengoperasian alat tangkap purse seine terbagi atas 3 tahapan,
diawali pada tahap persiapan, setting dan hauling. Pada saat setting, hal
yang paling penting untuk diperhatikan adalah arah gerombolan ikan, arus
permukaan dan arus bawah, arah arus dapat mempengaruhi cepat alat
tangkap terkembang pada saat setting.
2. Penanganan ikan yang ada di KM. Maju Makmur, ikan yang tertangkap di
cuci dan segera dimasukkan kedalam palka. Palka sudah berisi es di
bagian dasar.
3. Perawatan kapal dan alat tangkap dilakukan setiap kapal melakukan sandar
dermaga, seperti pengerukan teritip dan membubul alat tangkap yang
robek akibat arus maupun tersangkut di bagian bawah kapal.
4.2. Saran
Adapun saran yang dapat di berikan adalah :
1. demi mendorong kemajuan proses penangkapan ikan yang ada di KM. Maju
Makmur sebaiknya di gunakan alat bantu penangkapan seperti Power Block,
agar mempermudah pada saat proses setting hauling berlangsung;
2. proses penangan hanya menggunakan es dan air laut langsung di masukkan ke
dalam palkah ikan, sebaiknya menggunakan frezer agar mutu ikan tetap
bertahan dan tubuh ikan tidak hancur.
22
DAFTAR PUSTAKA
23
Sugiono.2009. Memahami Penelitian Kuantitatif. Penerbit Alfabeth.Bandung
Usemahu, A. R., & Tomasila, L. A. (2004). Teknik penangkapan ikan.
Departemen Kelautan dan Perikananan, Jakarta, Indonesia.
Wahab RA. 2014. Penggunaan Alat dan Perangkat Telekomunikasi Dalam Sistem
Navigasi dan Komunikasi Aktifitas Perikanan di Pelabuhan
Perikanan Bitung. BPPKI Manado. Manado.
Winugroho, 2006. Purse seine. http://www.kapal purse seine.com/. Diakses 08
Agustus 2021.
24
LAMPIRAN
25