Oleh:
Ari gunawan
20.1.09.008
i
PERNYATAAN MENGENAI PRAKTIK DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan Praktik Kerja Lapangan dengan judul “PENANGANAN
HASIL TANGKAPAN DIKAPAL PURSE SEINE” adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi dan pihak manapun.
Sumber informasi yang berasal atau kutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan
maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka di bagian akhir laporan ini.
Ari gunawan
20.1.09.008
PRAKTEK KERJA LAPANG 1
PENANGANAN HASIL TANGKAPAN KAPAL PURSE SEINE
DI PT.HASIL LAUT SEJATI BATAM KM,SUMBER NATUNA
Oleh:
Ari gunawan
20.1.09.008
i
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : PENANGANAN HASIL TANGKAPAN KAPAL PURSE SEINE DI
PT.HASIL LAUT SEJATI BATAM KM,SUMBER NATUNA
Nama : ARI GUNAWAN
NIT : 20.1.09.008
Tanggal Ujian :
Roma Yuli F Hutapea, S.Pi, M.Si Rangga bayu kusuma haris S.St.Pi,
M.Si
NIDN. 3908079001 NIDN.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita ucapkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas segala
karunia-Nya sehingga laporan Praktek Kerja Lapangan 1 Penanganan Hasil Tangkapan
Kapal Purse seine di PT. Hasil Laut Sejati Batam km,Sumber Natuna ini dapat diselesaikan
tepat pada waktu yang ditentukan. Praktek Kerja Lapangan 1 yang berlangsung dari
tanggal 18 Juni sampai dengan tanggal 11 Juli 2022 yang dilaksanakan di Pelabuhan
Perikanan BATAM.
Pembuatan laporan Praktek Kerja Lapangan 1 ini tidak terlepas dari peran serta
berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin megucapkan terima kasih
kepada yang terhormat :
1. Dr. Yaser Krisnafi, S.St.Pi, M.T selaku Direktur perguruan Tinggi
Politeknik Kelautan Dan Perikanan Dumai
2. Rangga Bayu Kusuma Haris S.St.Pi, M.Si sebagai dosen pembimbing
3. Roma Yuli F Hutapea, S.Pi, M.Si selaku Ketua Program Studi Perikanan
Tangkap
4. Kepala dan beserta Staff Pegawai Pelabuhan Perikanan Batam.
5. Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian kegiatan Praktik Kerja
Lapang 1 ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan dari kata
sempurna. Untuk itu, penulis berharap untuk memberikan kritik dan saran demi
kesempurnaan laporan Praktek Kerja Lapangan ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...........................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................iii
I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Tujuan.........................................................................................................2
1.3 Manfaat.......................................................................................................2
II METODOLOGI..........................................................................................2
2.1Waktu dan Tempat.......................................................................................2
2.2Alat dan Bahan............................................................................................2
2.3 Metode Pengumpulan Data.........................................................................3
2.3.1 Jenis data......................................................................................
2.3.2 Analisis data.................................................................................
2.4 Prosedur Kerja...........................................................................................3
III HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................3
3.1 Penanganan Ikan di Atas kapal...................................................................
3.2 Daerah penangkapan...................................................................................
3.3 Spesifikasi alat tangkap purse seine...........................................................
IV PENUTUP..................................................................................................4
5.1 Kesimpulan.................................................................................................4
5.2 Saran...........................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................5
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Alat dan Bahan .............................................................................................
Tabel 2 Data kapal ....................................................................................................
Tabel 3 Titik koordinat daerah penangkapan.............................................................
Tabel 4 Spesifikasi alat tangkap purse seine..............................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
seine yang meliputi, Persiapan di darat yaitu: dokumen kapal, bahan makan ABK, BBM,
oli, es, air bersih, dll. Persiapan di laut : mengatur posisi alat tangkap, posisi ABK, posisi
tempat penyimpanan ikan (palka), posisi mesin bantu penangkapan, dll.
b) Pencarian (searching) daerah penangkapan (fishing ground) Melakukan pencarian daerah
penangkapan (fishing ground) dengan menggunakan alat bantu penangkapan modern
fish finder dan mencatat posisi atau titik koordinat daerah penangkapan (fishing ground)
yang sudah didapat.
c) Penurunan alat tangkap (setting) Setelah mendapatkan fishing ground untuk penurunan
jaring nelayan mempersiapkan segala peralatan. Setting diawali dengan penurunan tali
pelampung tanda dilepas dari tumpukan jaring keperairan hingga mengapung di perairan.
Setelah itu diturunkan pelampung disusul dengan penurunan jaring pemberat, dan cincin,
sehingga bagian jaring mengikuti turun bersamaan dengan tali kerut yang sudah tertata,
bergerak melingkari terus sampai selesai disusul yang belakang kantong hingga menarik
tali kerut hingga membentuk setengah lingkaran.
d) hauling atau penaikan alat tangkap merupakan proses penaikan alat tangkap ditandai
dengan tali kerut, cincin dan pemberat mulai dinaikkan keatas kapal dengan
menggunakan bantuan gardan Setelah tali kerut, cincin dan pemberat naik keatas kapal
lalu jaring ditarik oleh ABK hingga ikan berkumpul, kemudian ikan hasil tangkapan
dinaikkan keatas kapal.
e) Penaikan hasil tangkapan adalah tahap terakhir, penaikan hasil tangkapan menggunakan
alat bantu yang disebut dengan serok.
f) Umumnya operasi penangkapan purse seine dilakukan pada malam hari sehingga
memerlukan lampu (Light Fishing) sebagai alat bantu penerangan pada saat operasi
penangkapan. Dalam kegiatan ini data yang diambil adalah jumlah lampu (Light Fishing)
yang digunakan, dan jumlah kekuatan cahaya yang diperlukan selama proses
penangkapan.
Hasil tangkapan alat tangkap Purse seine Untuk menentukan hasil tangkapan utama (HTU) dan
hasil tangkapan sampingan (HTS) dilakukan dengan cara pengambilan data berdasarkan jenis
ikan, dan berat ikan. Prosedur kerja saat pengoperasian pada KM. Sumber Natuna disajikan pada
Gambar 5.
persiapan
Penarikan jaring
Ayhodya (1981) mengatakan bahwa syarat umum daerah penangkapan dengan alat
tangkap purse seine adalah ikan pelagis yang begerombol dan dekat permukaan air laut.Jika
ikan-ikan belum terkumpul pada suatu penangkapan (cachtable area) atau diluar kemampuan alat
tangkap jaring, maka harus diusahakan agar ikan datang dan berkumpul dengan cara
menggunakan bantuan cahaya, rumpon dan lain-lain.
Sadhori (1984) mengatakan bahwa syarat umum daerah penagkapan dengan alat tangkap
purse seine yaitu: densitas ikan pelagis tinggi dan padat, arus daerh tersebut teratur dan satu arah
serta tidak deras/kuat kecepatannya, kedalaman parairan lebih dalam dari pada ikan target.
3.3 Spesifikasi Alat Tangkap Purse Seine
Purse seine atau biasanya disebut jaring kantong adalah alat penangkap ikan dari jaring
yang dioperasikan dengan cara melingkari gerombolan ikan hingga alat tangkap berbentuk
seperti mangkok atau setengah lingkaran pada proses akhir penangkapan ikan. Digunakan untuk
menangkap ikan pelagis kecil dan ikan pelagis besar. Konstruksi alat tangkap purse seine yang
terdapat di KM. Sumber Natuna yaitu sayap jaring, badan jaring, kantong jaring, pelampung,
pemberat, cincin, serampat atau selvedge, tali kerut, tali ris atas, tali ris bawah dan pelampung
tanda. Spesifikasi alat tangkap purse seine pada KM. Sumber Natuna terdapat pada tabel 4.
Tabel 4. Spesifikasi alat tangkap purse seine pada KM. Sumber Natuna
Uraian Spesifikasi
Bahan bagian badan jarring Polyethylene (PE) 0,6 & 0,9 mm
Bahan sayap jaring Polyethylene (PE) 0,6 & 0,9 mm
Bahan kantong jaring Polyethylene (PE) 0,30 mm
Ukuran mata jaring 2 inch/ 24 mm
Panjang alat tangkap 500 meter
Dalam alat tangkap 125 meter
Tali ris atas dan tali pelampung Polyethylene (PE) 16 mm. 540 m
Tali ris bawah dan tali pemberat Polyethylene (PE) 16 mm. 540 m
Bahan pelampung Polivynil cloride (PVC) 1500 buah
Bahan pemberat Timah (pb) 750 buah
Cincin Besi putih 117 buah
Jarak antara cincin 4 meter
Jenis atau panjang tali cincin Polyethylene (PE) 16 mm/100 cm
Tali kerut Polyethylene (PE) 30 mm
Sumber: data pribadi 2022
1. Jaring (Webbing)
KM. Sumber Natuna menggunakan jaring berbahan Polyethylene (PE) dengan mesh size
2 inchi dengan diameter benang 0,6 mm. Dengan panjang total webbing adalah 500 meter,
kedalaman alat tangkap 125 meter dari permukaan laut. Webbing terbagi menjadi beberapa
bagian yaitu badan jaring, sayap jaring dan kantong jaring.
a. Sayap (wing )
Jaring pada bagian sayap berfungsi sebagai penggiring gerombolan ikan ke bagian badan
jaring yang nantinya akan diteruskan oleh badan jaring kebagian kantong. Bahan
jaring bagian sayap terbuat dari benang poliyamide (PA) No.210 D/6 berwarna biru muda
dengan ukuran mata jaring 1 inch.
b. Badan (Webbing)
Badan jaring berfungsi sebagai penggiring gerombolan ikan agar ikan berkumpul pada
bagian akhir yaitu pada bagian kantong jaring. Bahan yang digunakan pada
bagian badan jaring yaitu poliyamide (PA) No.210 D/9 berwarna biru muda dengan ukuran mata
jaring 1 inch.
c. Kantong (Bunt )
Jaring kantong (bunt) merupakan tempat berkumpulnya ikan pada saat proses
penangkapan berlangsung, terletak dibagian kiri jaring badan. Bagian kantong akan memberikan
tekanan beban lebih, sehingga mempunyai ukuran benang yang lebih tebal dibandingkan bagian
yang lain. Jaring kantong terbuat dari benang karet No.380
(D/12) berwarna hitam. Ukuran mata jaring bagian kantong 1 inch dan berada pada ujung jaring.
Dapat dilihat pada gambar 7 dibawah ini;
Gambar 6. Kantong
Sumber: dokumentasi pribadi 2022
2. Serampat (Selvadge)
Jaring serampat dipasang pada seluruh bagian yang menyambungkan tali temali dengan
jaring utama agar jaring utama tidak cepat rusak pada saat pengoperasian alat tangkap (Sabe et
al., 2021). Bagian pinggir jaring yang dibuat dengan bahan benang lebih tebal berfungsi sebagai
penguat. Menurut letaknya disebut serampat atas, serampat bawah dan serampat samping.
Selvadge terbuat menggunakan benang polyethylene (PE No.380 D/12) berwarna hitam.
Ukuran mata jaring pada serampat 1 inch sebanyak 25 mata jaring ke bawah untuk
menghubungkan dari tali ris atas atau tali ria bawah ke bagian jaring.
3. Pelampung (Float)
Pelampung yang digunakan di KM. Sumber Natuna ini terbuat dari bahan Polivynil
cloride berbentuk seperti tabung oval dengan panjang 25 cm, lebar 12 cm dan berjumlah 1500
buah pelampung. Pelampung berfungsi untuk menahan atau mengapungkan jaring agar tidak
tenggelam di air.
Gambar 7. Pelampung
Sumber: Dokumentasi pribadi 2022
4. Pemberat (Sinker)
Pemberat di KM. Sumber Natuna terbuat dari timah dengan panjang 7 cm, lebar 2,5 cm
dan berjumlah 750 buah pemberat. Pemberat berfungsi mempercepat penenggelaman jaring ke
dasar laut sehingga ikan tidak bisa meloloskan diri secara horizontal.
Gambar 8. Pemberat
Sumber: dokumentasi pribadi 2022
5. Cincin (Ring)
Berfungsi untuk membentuk jaring seperti mangkok atau setengah lingkaran sehingga
ikan terkurung dan tidak bisa meloloskan diri. Cincin atau ring biasanya tebuat dari besi
berbentuk lingkaran dimana bagian tengahnya tempat untuk lewatnya tali kerut agar cincin
terkumpul sehingga jaring bagian bawah tertutup dan membentuk seperti mangkok, Cincin juga
berfungsi sebagai pemberat. Pada kapal KM. Sumber Natuna cincin (ring) berdiameter 22 cm,
tebal 1,7 cm, berat 2 kg, berjumlah 117 buah cincin, dengan jarak antara cincin 4 meter dan
panjang tali cincin 1 meter.
Gambar 9. Cincin
Sumber: dokumentasi pribadi 2022
8. Pelampung Tanda
Berfungsi untuk mengetahui posisi awal penurunan alat tangkap. pelampung tanda
memiliki tali pelampung yang berfungsi sebagai penghubung antar pelampung tanda dengan alat
tangkap. Pada KM. Sumber Natuna pelampung tanda terbuat dari busa dipotong kotak kemudian
di bungkus dengan jaring agar lampu torpedo bisa menempel di busa. Panjang pelampung tanda
di KM. Sumber Number yaitu 40 X 80 cm
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktik lapang ini adalah:
1. Terdapat beberapa tahap dalam kegiatan pengoperasian alat tangkap ikan seperti
menemukan kawanan ikan yang ada sekitar rumpon menggunakan bantuan lampu atau
cahaya, melakukan setting dan hauling.
2. Ikan hasil tangkapan utama pada KM. Sumber Natuna adalah ikan pelagis yang memiliki
harga ekonomis yang tinggi seperti ikan layang (Decapterus) sebanyak 21.007 kg dengan
proporsi sebesar 92,586 %, Selar (Selaroides Leptolepis) 234 kg dengan proporsi sebesar 1,031
% dan hasil tangkapan sampingan (HTS) terdiri dari jenis ikan Tongkol (Euthynus Affmis)
sebanyak 575 kg dengan proporsi sebesar 2,534 %, Cumi-Cumi (Loligo) sebanyak 873 kg
dengan proporsi sebesar 3,847 %.
4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan yaitu alat keselamatan kerja pada KM. Sumber Natuna
kurang memadai, seperti sepatu safety, sarung tangan, helm, baju keselamatan atau wearpack.
Hanya beberapa ABK saja yang memakai alat keselamatan kerja yang lengkap. untuk itu
diharapkan pihak perusahaan lebih memperhatikan alat keselamatan kerja di kapal.
DAFTAR ISI
Perairan, D. I., Lhokseumawe, P., & Yahya, M. F. (2019). On Board Observer Pada Kapal
Purse Seine Teri. 17, 45–51.
Muhammad, M. (2017). Analisis Efisiensi Dan Efektifitas Operasi Kapal Purse Seine Di
Pelabuhan Perikanan Nusantara Ternate Provinsi Maluku Utara. Agrikan: Jurnal Agribisnis
Perikanan, 10(1), 8. Https://Doi.Org/10.29239/J.Agrikan.10.1.8-21
Sudirman, H., & Mallawa, A. (2012). Teknik Penangkapan Ikan (Edisi Revisi). Jakarta (Id):
Rineka Cipta.
Wibowo, I. (2017). Analisis Rantai Distribusi Ikan Hasil Tangkapan Dengan Menggunakan Alat
Tangkap Cantrang Dan Purse Seine Di Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan Kota
Probolinggo. Universitas Brawijaya
Yanis, M., Marwan, C., & Miswar, E. (2018). Pengaruh Waktu Lingkar Alat Tangkap Pukat
Cincin (Purse Seine) Terhadap Hasil Tangkapan Di Perairan Sawang Ba’u, Aceh Selatan.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah, 3(2).
Zulpita, N. I. M. (2013). Analisis Usaha Perikanan Pukat Cincin di Ppi Ujong Baroh Kecamatan
Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat. Universitas Teuku Umar Meulaboh.
Sabe, Y., Minggo, Y. D. B. R., & Dhengi, S. (2021). Karakteristik Alat Tangkap Pukat Cincin
(Purse Seine) Di Pangkalan Pendaratan Ikan (Ppi) Alok, Kecamatan Alok Kabupaten Sikka.
Aquanipa-Jurnal Ilmu Kelautan Dan Perikanan, 3(2).
Sarwanto, C., Wiyono, E. S., Nurani, T. W., & Haluan, J. (2014). Kajian Sistem Pemasaran Ikan
Hasil Tangkapan Nelayan Di Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Diy. Jurnal Sosial Ekonomi
Kelautan Dan Perikanan, 9(2), 207–217.
Silitonga, C., Isnaniah, & Syofyan, I. (2017). Studi Konstruksi Alat Tangkap Pukat Cincin (Purse
Seine) Di Pelabuhan Perikanan Nusantara (Ppn) Sibolga Kelurahan Pondok Batu Kota
Sibolga Provinsi Sumatera Utara. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Perikanan Dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau, 4(1), 1–11.