Anda di halaman 1dari 22

OPERASI PENANGKAPAN IKAN DENGAN PURSE SEINE

PADA KAPAL KM. MARADONA DI KOTA SIBOLGA


SUMATERA UTARA

Oleh :
Septian Heru Pratama
17.1.09.019

PROGRAM STUDI PERIKANAN TANGKAP


POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN DUMAI
KEMENTRIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DUMAI
2019
PERNYATAAN MENGENAI PRAKTIK KERJA LAPANG II DAN
SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa Laporan Praktik Kerja Lapang II


dengan judul Operasi Penangkapan Ikan dengan Purse Seine pada Kapal KM.
MARADONA di Kota Sibolga Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan
arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan
dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir laporan ini.

Dumai, 21 Mei 2019

Septian Heru Pratama


17.1.09.019

ii
OPERASI PENANGKAPAN IKAN DENGAN PURSE SEINE
PADA KAPAL KM. MARADONADI KOTA SIBOLGA
SUMATERA UTARA

Oleh :
Septian Heru Pratama
17.1.09.019

PROGRAM STUDI PERIKANAN TANGKAP


POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN DUMAI
KEMENTRIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DUMAI
2019

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Praktik Kerja Lapang II Dan Operasi Penangkapan Purse Seine


dengan Kapal KM Maradona di Kota Sibolga Sumatera Utara
Nama taruna : Septian Heru Pratama
NIT : 17.1.09.019

Diketahui oleh Di Setuji oleh


Ketua Program Studi Dosen pembimbing
Perikanan Tangkap

Roma Yuli F Hutapea, S.Pi, M.Si M.Si


NIP 19900708 201801 2 001 NIP 19880224 201801 2 003

iv
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan laporan ini dengan baik tanpa bantuan Nya.
Shalawat serta salam dicurahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Iskandar Musa, A.Pi,
M.M selaku koordinator pelaksana Tri Dharma Perguruan Tinggi Politeknik
Kelautan dan Perikanan Dumai. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
ibu Roma Yuli F Hutapea, S.Pi, M.Si selaku Ketua Program Studi Perikanan
Tangkap, dosen pembimbing saya ibu Shiffa Febryarandika Shalichaty, S.Pi, M.Si
dan kepada pihak PPN Sibolga dan perusahaan yang telah membantu dalam
pembuatan laporan ini, serta kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan laporan ini.
Penulis tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk laporan ini, supaya
laporan ini nantinya dapat menjadi laporan yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada laporan ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya

Dumai, 21 Mei 2019

Septian Heru Pratama

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................... ii


HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
KATA PENGANTAR ....................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...................................................................................
1.2. Tujuan ................................................................................................
1.3. Manfaat ..............................................................................................
II. METODOLOGI
2.1 Waktu dan Tempat ..............................................................................
2.2 Alat dan Bahan ....................................................................................
2.3 Metode ................................................................................................
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Data Kapal ..........................................................................................
3.2 Penentuan Posisi Kapal dalam Kegiatan Penangkapan ......................
3.2.1 Penentuan Posisi Kapal dengan Alat Navigasi .........................
3.2.2 Olah Gerak di KM. MARADONA ...........................................
3.3 Penangkapan Ikan di Laut ...................................................................
3.3.1 Desain dan Konstruksi Alat Tangkap .......................................
3.3.2 Daerah dan Metode Pengoperasian Alat Tangkap ....................
3.4 Penanganan Hasil Tangkapan .............................................................
3.4.1 Jenis danJumah Hasil Tangkapan per Trip ...............................
3.4.2 Penanganan Ikan diatas kapal hingga di daratkan ....................
3.4.3 Pemasaran Hasil Tangkapan .....................................................
3.5 Pemeliharaan Kapal dan Alat Tangkap ...............................................
3.5.1 Pemeliharaan/Perawatan Kapal ................................................
3.5.2 Pemeliharaan Alat Tangkap ......................................................

vi
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan .........................................................................................
4.2 Saran ...................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
1

I.PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kualitas sumber daya manusia merupakan kunci pokok dalam menentukan
keberhasilan program pembangunan. Politeknik Kelautan dan Perikanan Dumai
menjadi salah satu lembaga pendidikan tinggi profesional dibidang perikanan,
dalam menyiapkan sumberdaya manusia perikanan selalu berupaya untuk
merealisasikan hasil tersebut melalui rancangan pembelajaran yang tertuang
dalam kurikulum dengan komposisi 40% teori dan 60% praktik. Perikanan
merupakan salah satu sektor ekonomi yang mempunyai potensi dan peranan
penting bagi perekonomian Indonesia. Pembangunan perikanan merupakan
pembangunan nasional. Peran sektor perikanan dalam pembangunan nasional
terutama bisa dilihat dari hasil tangkapan nelayan yang dijual di pasaran.
Menurut pernyataan Menteri Kelautan dan Perikanan RI (Nomor KEP.
18/MEN/2011), Indonesia memiliki potensi sumberdaya perikanan tangkap
sebesar 6,4 juta ton per tahun dengan produksi perikanan tangkap dilaut sekitar
4,7 juta ton dari jumlah tangkapan yang diperolehkan maksimum 5,2 juta ton per
tahun. Di lain pihak, sumberdaya laut dibeberapa wilayah perairan di Indonesia
sedang menghadapi kondisi yang dinamakan Overfishing. Keadaan sumberdaya
laut di suatu daerah yang mengalami tingkat penangkapan yang berlebih
dikarenakan tingkat eksploitasi yang tinggi tidak sebanding dengan kemampuan
sumberdaya ikan untuk memperbarui kembali. Sejalan dengan kenyataan tersebut,
potensi perikanan di Indonesia belum dapat dimanfaatkan secara optimal.
Kondisi perikanan di Sibolga Komoditi andalan yang menjadi primadona di
kota Sibolga adalah produksi perikanan laut yang cukup berlimpah. Nelayan
umumnya menangkap ikan di perairan Teluk Tapian Nauli, Tapanuli Tengah,
Tapanuli Selatan, Nias, Aceh Selatan, bahkan sampai perairan Sumatera Barat dan
Bengkulu. Penangkapan ikan merupakan penyumbang utama bagi kegiatan
perekonomian Kota Sibolga.
Alat tangkap di PPN Sibolga yakni bagan dan purse seine mayoritas alat
tangkap yang dioperasikan adalahpurse seine. Purse seine banyak dimiliki oleh
pengusaha penangkapan ikan dan menjadi tulang punggung alat penangkap ikan.
Alat tangkap purse seine memiliki jumlah alat dan kapasitas hasil tangkapan yang
dominan. Alat tangkap purse seinemayoritas menghasilkan ikan yang didaratkan
TPI PPN Sibolga dan gudang-gudang ataupun perusahaanperikanan di sekitar
PPN Sibolga, dengan demikian kedudukan alat tangkap ini penting dalam sistem
produksi perikanan laut, karena perikanan laut merupakan peranan penting dalam
memajukan ekonomi daerah, Kegiatan rantai nilai (valuechain) yang berkaitan
dengan perikanan laut semakin berkembang. Komoditi ikan laut yang dilelang di
Pelabuhan Perikanan Nasional Sibolga didistribusikan ke berbagai daerah di
Provinsi Sumatera Utara.
Salah satu bentuk Praktik kegiatan tersebut adalah Praktik Kerja Lapang II
bagi Taruna tingkat dua yang dilaksanakan pada semester empat (IV). Praktik
Kerja Lapang II merupakan suatu kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh setiap
Mahasiswa atau Taruna dibidang Maritim maupun Kelautan dan Perikanan dalam
jangka waktu tertentu guna meningkatkan kompetensi keahlian tentang alat
tangkap purse seine

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari Praktik Kerja Lapang II ini adalah:
1. Mengetahui design dan kontruksi alat tangkap purse seine;
2. Mengetahui metode pengoperasian purse seine;
3. Mengetahui daerah pengkapan purse seine;
4. Mengetahui hasil tangkapan purse seine;
5. Mengetahui penanganan hasil tangkapan purse seine.

1.3. Manfaat
Manfaat Praktik laut yang dilakukan pada kapal Purse seine di Kota Sibolga
adalah sebagai berikut:
1. Bagi Taruna
Taruna mendapatkan keterampilan untuk melaksanakan program kerja
pada perusahaan maupun instansi yang digunakan sebagai tempat praktik. Melalui
praktik inilah taruna mendapatkan bentuk pengalaman nyata serta sebagai
permasalahan yang dihadapi dalam dunia kerja. Selain itu taruna juga akan
mempunyai rasa tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan dan menjaga
profesi nya.
2. Bagi Pihak Kampus
Manfaat praktik laut yang diperoleh bagi Politeknik KP Dumai adalah
terejalinnya kerja sama yang baik dengan instansi lain untuk memberikan
kesempatan bagi taruna dalam melaksanakan kegiatan praktik secara
berkesinambungan.
3. Bagi PPN Sibolga
Sebagai sumber infromasi terkait penggunaan alat tangkap purse seine
secara langsung di lapangan, Informasi ini berguna memajukan kondisi perikanan
di Sibolga khususnya untuk alat tangkap purse seine.
II.METODOLOGI

3.1.Waktu dan Tempat

Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan Praktik Kerja Lapang II


dilaksanakan pada tanggal 27 Maret-25 Mei 2019 dan tempat pelaksanaannya di
PPN Sibolga Sumatera Utara.

Gambar 2.1 Lokasi Tempat Pelaksanaan Kegiatan


(Sumber:http://docplayer.info/52242681-Pengaruh-keberadaan-tangkahan-
terhadap-pendaratan-hasil-tangkapan-pelabuhan-perikanan-nusantara-
sibolga.html)

3.2. Alat dan Bahan


Alat dan bahan dalam Pelaksanaan Praktik Kerja Lapang II dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan bahan
Peralatan Kegunaan
Alat Tulis Mencatat Data
Handphone Dokumentasi
Buku Jurnal Harian Data Primer
Buku Panduan Praktik Kerja Lapang II Buku petunjuk Penulisan Laporan II
Sumber: Praktik Kerja Lapang II, 2019

3.3. Metode
Metode yang digunakan pada Praktik Kerja Lapang ini adalah pengamatan,
wawancara dengan Kapten atau Tekong dan praktik langsung dengan nelayan.
Data yang didapatkan dari nelayan berbagai jenis informasi, maka data tersebut
dikumpulkan dan disimpulkan menjadi satu keputusan.
a. Data Primer
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber aslinya yang berupa wawancara, jajak pendapat dari
individu atau kelompok (orang) maupun hasil observasi dari suatu obyek,
kejadian atau hasil pengujian (benda). Dengan kata lain, peneliti membutuhkan
pengumpulan data dengan cara menjawab pertanyaan riset (metode survei) atau
penelitian benda (metode observasi).
Data yang didapatkan yakni:
1. Cara pengoperasian alat tangkap purse seine
2. Daerah penangkapan purse seine
3. Penanganan ikan diatas kapal
b. Data sekunder
Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh melalui media
perantara atau secara tidak langsung yang berupa buku, catatan, bukti yang telah
ada, atau arsip baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara
umum. Data sekunder yang maksudkan adalah data penunjang alat purse seine
yang didapatkan dari buku atau jurnal atara lain metode penangkapan, hasil
tangkapan, dan penangan hasil tangkapan purse seine.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Kapal


Kapal perikanan dikota Sibolga mayoritas beroperasi dengan alat tangkap
purse seine. Kapal KM. Maradona merupakan salah satu jenis kapal penangkapan
ikan dengan alat tangkap purse seine yang memeiliki beberapa spesifikasi kapal.
Adapun data-data KM. Maradona adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 : Spesifikasi KM Maradona


Uraian Spesifikasi
Nama Kapal MARADONA
Call Sign 1991 SSd No.612/N
Tanda Selar 1892/SSd
Jenis Kapal Kapal Penangkap Ikan
c. LOA 25,5 meter
d. Lebar Kapal 7 meter
e. Draft 2,5 meter
f. Bobot Bersih 55 ton
g. Bobot Kotor 88 ton
Sumber : KM Maradona,2019

Pada kapal KM. Maradona tidak hanya spesifikasi pada kapal saja namun,
kapal KM. Maradona juga mempunyai beberapa spesifikasi mesin. Adapun
spesifikasi mesin nya dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 : Spesifikasi Mesin Generator
Uraian Spesifikasi
Merk Nissan
No. Seri 112941
Daya / PK 280
Jumlah Silinder 8
Bahan Bakar Solar
Sistem Starting Dinamo Starting
Sistem Pendingin Sistem Pendingin Terbuka
Sumber : KM Maradona,2019

3.2 Penentuan Posisi Kapal Dalam Kegiatan Penangkapan


3.2.1 Alat-Alat Navigasi

a. Global Positioning System (GPS)


Dalam sebuah kapal khususnya kapal penangkap ikan tidak dapat
dipisahkan dengan alat navigasi khususnya GPS. Banyak hala penting yang
dilakukan yang berhubungan dengan GPS diantaranya :
- Menentukan posisi kapal serta membuat alur pelayaran
- Mencatat dan menentukan posisi rumpon yang telah maupun akan ditancapkan.

Gambar 3.1 GPS (Sumber: KM Maradona, 2019)


b. Echosounder

Echosuonder merupakan alat bantu yang sangat penting dalam mendeteksi


adanya gerombolan-gerombolah ikan,agar mempermudah mengetahui adanya
ikan-ikan sebelum melakukan setting.

Gambar 3.2 Echosounder (Sumber: KM. Maradona,2019)

c. Radio/SSB

Alat ini sangat berfungsi untuk melakukan antara suatu kapal dengan kapal
lain.

Gambar 3.3 Radio/SSB (Sumber: KM. Maradona, 2019)


3.2.2 Olah Gerak di KM. MARADONA
Olah gerak merupakan kemampuan sebuah kapal untuk bergerak dari
posisi awal ke posisi akhir misalnya yaitu olah gerak pada saat setting di lakukan
dengan cara kapal berputar searah jarum jam mengelilingi sebuah perahu kecil
dengan tujuan mengelilingi gerombolan ikan dan agar jaring berbentuk lingkaran
sempurna

3.3 Penangkapan Ikan di Laut


3.3.1 Desain dan Konstruksi Alat Tangkap
Menurut KEPMEN KP No 6 tahun 2010 dan Permen KP No 71 tahun
2016 tentang alat penangkapan ikan bahwa alat tangkap purse seine tergolong alat
tangkap yang dikategorikan kedalam pukat lingkar berbentuk 4 persegi panjang
dan berbentuk seperti mangkok pada akhir pengoperasiannya. Menurut
Telaumbanua et al. (2004), Tipe purse seine berbentuk empat persegi panjang
dengan tubuh jaring terdiri atas sayap (wing), kantong (bunt), dan badan (body).
Konstruksi alat tangkap purse seine terdiri dari beberapa bagian yaitu dapat dilihat
pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Bagian Alat Purse Seine
No Bagian Alat Tangkap Spesifikasi
1 Badan Mesh size :
No Benang : 24
Panjang Badan : 250
Bahan : Polytethylene (PE)
2 Sayap Mesh size :
No benang : 46 dan 24
Panjang sayap : 450 meter
3 Kantong Mesh size :
No benang :
Panjang kantong :
4 Pelampung Panjang : 14 cm
Diameter : 11 cm
Bahan : Polytethylene (PE)
Jumlah pelampung : 5000
5 Pemberat Panjang : 5 cm
Bahan : Timah
Berat : 1 kg
Lebar 3,5 cm
6 Cincin/Ring Diameter :27
Bahan : Besi Putih
Berat : 5 kg
Jumlah : 75
Jarak antar cincin : 7 cm
Panjang tali cincin : 1,5 m
Bahan Tali : Plastik / United
Panjang tali kolor : 1000 m
Diameter : 6 cm
Bahan Tali : Serat Tumbuhan

7 Tali Ris Atas Diameter :1,5 inchi


Bahan : Plastik
Panjang : 700 m

8 Tali Ris Bawah Diameter : 115 inchi


Bahan : Plastik
Panjang : 700 m

Beradasarkan Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa diameter tali ris atas
dan tali ris bawah berbeda karena beban yang ditanggung tali ris atas lebih besar
dari tali ris bawah.

3.3.2 Daerah Metode Pengoperaasian Alat Tangkap


Menurut Santoso dan Bawole (2014),Untuk menangkap ikan dengan sifat
yang senang bergerombol lebih efektif dan efisien menggunakan jaring. Dengan
menggunakan jaring dapat memperkecil ruang gerak ikan, sehingga ikan-ikan
tidak dapat melarikan diri dan akhirnya tertangkap. Mata jaring dapat berfungsi
sebagai dinding penghadang. dan bukan sebagai penjerat ikan. Alat tangkap jenis
Purse seineadalah alat tangkap yang baik dan efektif dalam melakukan
penangkapan ikan.
KM. Maradona memiliki daerah fishing ground berupa tempat
pengoperasian alat tangkap purse seine yang berada di wilayah laut lepas
Samudera Hindia pada WPP 572 wilayah laut Barat Sumatera.
Daerah yang baik sebagai tempat pengoperasian alat tangkap purse seine adalah
daerah yag memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Daaerah yang memiliki dasar perairan yang cukup
2. Wilayah perairan yang bukan alur pelayaran internasional
3. Adanya ikan target tangkapan
4. Dasar perairan tidak berkarang
5. Arus tidak kuat
Metode pengoperasioan purse seine pada KM MARADONA adalah sebagai
berikut yaitu:
1. Setting
Setelah sampai di daerah penangkapan pada pukul 13.00 WIB siang hari,
kapal di tambat ke rumpon atau tuasan tali tambat diulur sepanjang 10 m dari
kapal. Kemudian pukul 00.00 WIB kapal melepaskan tali tampat dan menjauhi
rumpon sambil menghidupkan lampu sampai pukul 05.30 WIB.
Ikan yang berada disekitar rumpon atau tuasan secara bergerombolan
mengikuti kapal yang tadi nya dihidupkan lampu, kemudian sampan kecil atau
palung diturunkan dari kapal.
1. Lampu pada kapal dimatikan dan sampan kecil tadi mulai menghidupkan
lampu yang ada pada sampan tersebut.
2. Kapal perlahan mulai menjauhi sampan atau palung tadi.
3. Kapal bergerak ke kanan sambil menurunkan jaring dengan ujung jaring
yang telah diberi pelampung tanda dan diikuti dengan bagian pelampung,
badan jaring, pemberat, cincin dan tali kolor.
4. Penurunan alat dilakukan secara bersamaan dan kapal bergerak melingkar
gerombolan ikan yang ada di sekitar sampan atau palung.
2. Hauling
 Ketika posisi kapal sudah di posisi pelampung tanda, kapal berhenti
dan mulai menaikan ujung tali pelampung tanda tersebut ke atas
kapal. Pada saat itu juga tali kolor ditarik dengan mmenggunakan
roller sehingga bagian bawah jaring tertutup dan membentuk
mangkok.
 Sampan atau palung tadi bergerak dan keluar dari lingkaran jaring,
guna sampan itu juga mengatur posisi pelampung agar mudah ditarik
ke atas kapal
 Kemudian pemberat dinaikan keatas kapal dan badan jaring dinaikan
secara berkal sehingga ikan hasil tangkap terkumpul di suatu bagian
jaring atau kantong ikan dinaikan keatas kapal mengunakan serok.

3.4 Penanganan Hasil Tangkapan


3.4.1 Jenis dan Jumah Hasil Tangkapan Per Trip
Hasil tangkapan purse seine pada KM. MARADONA per trip 25.000 kg
yang mana hasil tangkapan utama nya adalah jenis ikan pelagis besar seperti ikan
cakalang, tongkol, tuna dan hasil tangkapan sampingannya adalah ikan campi-
campi yang merupakan hasil tangkapan sampingan.
Jenis ikan hasil tangkapan yang didapat oleh KM MARADONA ini dapat dilihat
pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Ikan hasil tangkapan KM. Maradona


Nama Lokal Nama Latin Jumlah Harga /kg
Tangkapan per
trip (kg)
Tongkol Euthynnus affini 8000 Rp. 18.000
Cakalang Katsuwonus 10.000 Rp. 20.000
pelamis

Campi-campi - 1.700 Rp. 45.000


Sumber: Data primer, 2019
3.4.2 Penanganan Ikan diatas Kapal Hingga Didaratkan
Penanganan diatas kapal sangatlah diperlukan agar ikan hasil tangkapan
dapat segera dipasarkan dimana penanganan hasil tangkapan sangat berpengaruh
dengan mutu dan kesegaran ikan. Menurut Deni (2015),Ikan merupakan
komuditas yang muda dan cepat membusuk, sehingga ikan memerlukan
penanganan yang cepat dan cermat, dalam upaya mempertahankan mutunya sejak
ikan di angkat dari air. Pada kapal KM. Maradona ikan yang baru di tangkap
dicuci langsung dengan air laut lalu dimasukkan langsung kedalam palka yang
dibawahnya berisi es . Lalu ikan ditutup lagi atas dengan es dan ditambah dengan
air laut agar mutu ikan dapat terjaga sampai didarat. Setelah sampai kedarat ikan
yang didalam palka dikeluarkan dengan menggunakan tangguk dan dimasukkan
kedalam blong agar dapat di angkat kedarat.
Menurut Deni (2015), Penangana ikan di atas kapal dapat dilakukan
dengan penggunaan es daan air yang dicampurkan dengan ikan, pendinginan
berlansung jika es bersinggungan dengan ikan. Makin banyak permukaan ikan
yang bersinggungan dengan es, maka pendinginan akan berlansung lebih cepat
sehingga pembusukan dapat segera di hambat. Ikan yang kualitas dan ukuran nya
berbeda dipisahkan dikarenakan harga pada ikan berbeda sesuai jenis ikannya.
Menurut Murniyati (2000), proses penyortiran atau pemisahan hasil tangkapan
harus sesuai dengan standar HACCP.

3.4.3 Pemasaran Hasil Tangkapan


Kegiatan pemasaran hasil tangkapan yang dilakukan pada umum nya
adalah dengan membawa ikan ke tangkahan untuk dibawa ke gudang seluruh hasil
tangkapan beberapa kapal dan kemudian di jual kepada agen. Kemudian dari
sinilah ikan dapat langsung dipasarkan kepada konsumen, ikan yg sudah dipasar
kan biasa nya dibawa ke luar daerah Sumatera Utara.

3.5 Pemeliharaan Kapal dan Alat Tangkap


3.5.1 Pemeliharaan/Perawatan Kapal
Perawatan yang dilakukan pada KM. Maradona dilakukan dengan cara
naik/docking 1 kali dalam setahun, perawatan yang dilakukan untuk sehari nya
biasa nya dengan mencuci bagian-bagian kapal dimulai dari haluan hingga
buritan, membersihkan seluruh palka jika telah selesai digunakan, dan menyusun
alat tangkap
3.5.2 Pemeliharaan Alat Tangkap
Pemeliharaan alat tangkap dilakukan agar alat tangkap tetap terjaga dan
tidak mudah rusak, setelah proses hauling jika terdapat jaring yang sobek jaring
diperbaiki dengan cara dijahit.
15

IV. PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
1. Kontruksi alat tangkap purse seine terdiri dari, badan, sayap, kantong,
pelampung, pemberat, cincin, tali ris atas dan tali ris bawah.
2. Pada kapal KM. Maradona memiliki sistem pengoperasian dengan terlebih
dahulu setting dimana kapal bergerak menurunkan jaring untuk
mengelilingi gerombolan ikan.
3. Daerah pengoperasian alat tangkap purse seine berada diwilayah perairan
lepas yang bukan alur pelayaran internasional serta dasar perairan yang
tidak berkarang.
4. Hasil tangkapan purse seine terdiri dari tongkol, cakalang, dan campi-
campi, sedangkan target hasil tangkapan adalah tongkol.
5. Penanganan diatas kapal sangat berpengaruh terhadap mutu dan kesegaran
ikan.

4.2 SARAN
1. Sebaiknya pihak kapal menyediakan alat keselamatan kerja dikapal
2. Penanganan harus dilakukan lebih hati-hati lagi agar ikan tidak rusak
3. Kegiatan penanganan darat harus nya dilengkapi dengan alat bantu
kebersihan

Anda mungkin juga menyukai