Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG

MENGENAL KEHIDUPAN NELAYAN KECIL DI DESA


KERTOJAYAN

Syaiful Fiqri Muhammad


20.1.04.050

TEKNIK PENANGKAPAN IKAN


POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
2021
MENGENAL KEHIDUPAN NELAYAN KECIL DI DESA
KERTOJAYAN

Syaiful Fiqri Muhammad


20.1.04.050

Sebagai salah satu syarat untuk melanjutkan ke semester berikutnya

TEKNIK PENANGKAPAN IKAN


POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Praktik Pengenalan Kehidupan Masarakkat Perikanan (PPKMP) di
Pantai Kertojayan
Nama : Syaiful Fiqri Muhammad
NIT : 20.1.04.050

Disetujui oleh :

Dosen Pembimbing Ketua Program Studi Teknik


Penangkapan Ikan

Suratno Pamungkas, S.St.Pi. Yusep Sugianto


NIP. 198211062007011001 NIP. 132412134
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
akhirnya laporan Praktik Kerja Lapang (PKL) yang berjudul “Praktik Pengenalan
Kehidupan Masyakat Pesisir” ini dapat diselesaikan sesuai dengan target dan
waktu yang direncanakan.
Proses persiapan pelaksanaan, dan penyusunan laporan ini telah melibatkan
konstribusi pemikiran dan saran konstruktif banyak pihak. Pada kesempatan ini
penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia – Nya dapat melaksanakan
PPKMP tanpa suatu halangan
2. Bapak Suratno Pamungkas, S.St.Pi. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan mengenai penyusunan dan rangkaian acara PPKMP
berlangsung.
3. Bapak Yusep Sugiantoselaku ketua Program Studi Teknik Pengolahan
Produk Perikanan.
4. Bapak Marsono dan Pak Paidi selaku pengurus TPI Desa Kertojayan yang
telah memberikan izin untuk melaksanakan PPKMP
5. Lin Yaa Liv selaku rekan kerja yang telah banyak membantu dalam
menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapang.
Penulis menyadari bahwa laporan Praktik Kerja Lapang (PKL) ini masih jauh
dari kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan laporan ini. Akhirnya penulis
berharap semoga laporan ini memberikan informasi dan manfaat bagi semua
pihak.

Kebumen, 9 Maret 2021

Syaiful Fiqri Muhammad


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................
1. LATAR BELAKANG.................................................................................
2. TUJUAN.....................................................................................................
3. METODOLOGI...........................................................................................
3.1 Lokasi dan Waku....................................................................................
3.2 Metode...................................................................................................
DATAR PUSTAKA.........................................................................................
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jaring Insang (gill net) adalah salah satu jenis alat tanggkap ikan dari bahan
jaring yang bentuknya empat persegi panjang dimana ukuran mata jaring (mesh
size) nya sama.(Martasuganda, 2002).
Masyarakat yang mempunyai mata pencaharian dan berpenghasilan sebagai
usaha nelayan merupakan salah satu dari kelompok masyarakat yang melakukan
aktivitas usaha dengan mendapatkan penghasilan bersumber dari kegiatan usaha
nelayan itu sendiri. Nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan pekerjaan
dalam operasi penangkapan ikan dan binatang air lainnya. Tingkat kesejahtraan
nelayan sangat ditentukan oleh hasil tangkapannya. Banyaknya tengkapan
tercermin pula besar pendapatan yang diterima dan pendapatan tersebut sebagian
besar untuk keperluan konsumsi keluarga. Dengan demikian tingkat pemenuhan
kebutuhan konsumsi keluarga sangat ditentukan oleh pendapatan yang diterima.
Desa Kertojayan Kabupaten Purworejo merupakan salah satu wilayah
perikanan diantara desa perikanan lainnya, masyarakat di Desa Kertojayan dikenal
dengan profesinya sebagai nelayan kecil. Alat tangkap yang digunakan adalah
jaring insang. Faktor – faktor yang mempengaruhi produksi penangkapan ikan
menggunakan kapal jaring insang adalah trip penangkapan, ukuran mesin kapal,
jumlah bahan bakar, ukuran alat tangkap dan tenaga kerja serta faktor yang besar
mempengaruhi adalah alat tangkap pukat harimau (trawl) yang digunakan oleh
nelayan di Desa Kertojayan.
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan hal ini mendorong penulis untuk
melakukan praktik pengenalan kehidupan masyarakat perikanan di Desa
Kertojayan.

1.2. Tujuan
Tujuan penulis melakukan kegiatan praktik ini adalah :
1. Mengenal ruang lingkup kegiatan industri perikanan masyarakat pesisir
Desa Kertajayan
2. Mengenal lingkungan pesisir masyarakat nelayan Desa Kertajayan
3. Mengenal dan membaur dengan masyarakat nelayan untuk mengetahui
karakteristik kehidupan sosial ekonominya
1.3. Manfaat
Adapun manfaat penulis melakukan kegiatan praktik ini adalah :
1. Mengetahui dan menghayati secara langsung kehidupan masyarakat
perikanan di Desa Kertjayan
2. Menumbuhkan jiwa dan semangat layaknya nelayan di Desa Kertajayan
3. Mengetahui dan memahami berbagai aspek kehidupan masyarakat
perikanan, lembaga desa dan penyuluhan serta memahami mekanisme
kerja lembaga perekonomian di Desa Kertojayan
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Profil Desa
Desa Kertojayan merupakan salah satu desa yang teretak di Kecamatan
Grabag. Desa ini terletak di ujung selatan Kabupaten Purworejo dan langsung
berbatasan dengan Samudra Hindia di Bagian selatan. Sedangkan di bagian barat
berbatasan dengan Kabupaten Kebumen sebelah utara berbatasan dengan desa
Ukirsari dan Pasaranom, sedangkan di bagian timur berbatasan dengan Desa
Munggangsari. Desa kertojayan sendiri mempunyai Panjang = 4000 M, Lebar =
1500 M, dan Luas = 60.000.000 m2 = 60.000 Ha.
Jumlah penduduk desa Kertojayan kurang lebih 1100 dengan 300 KK.
Sebagian penduduk di desa kertojayan bekerja sebagi petani dan nelayan, tetapi
setelah masuknya tambak udang di desa kertojayan tidak sedikit warga kertojayan
terjun menjadi pengusaha tambak udang dengan bantuan adanya investor yang
berminat dalam bidang pertambakan udang.
Letak desa Kertojayan yang berada di wilayah pesisir sebenarnya sangat
berpotensi untuk sektor perikanan, saat ini desa kertojayan telah dibentuk
kelompok nelayan untuk memulai pengembangan sektor perikanan. Kelompok
nelayan ini masih dapat dikatakan kecil karena anggotanya juga tidak terlalu
banyak, hasil tangkapannya pun juga tidak terlalu banyak karena masih
menggunakan cara cara tradisional. Sedangkan kegiatan nelayan ini sering
terganggu masalah cuaca terutama apabila cuaca buruk, hal ini terjadi karena
kapal kapal yang digunakan hanya berupa perahu motor kecil yang tentu tidak
akan tahan terhadap goncangan gelombang ombak. Namun dengan hal ini, maka
ini merupakan potensi apabila ada investor yang ingin datang untuk berinvestasi,
apalagi Kertojayan memiliki garis pantai sekitar 4 km. Selain perikanan laut,
warga juga memanfaatkan untuk membuat perikanan darat, dengan cara membuat
kolam kolam untuk ikan. Namun hasil produksi perikanan darat ini juga masih
sangat minim karena hanya beberapa orang saja yang berminat dan itupun
dikelola dengan skala kecil.

2.2. Nelayan Kecil


Nelayan Kecil adalah orang yang mata pencahariannya melakukan
penangkapan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang
menggunakan kapal perikanan berukuran paling besar 5 (lima) gross ton (GT).

2.3. Alat Tangkap Gillnet


Jaring insang (gillnet) adalah salah satu jenis alat tangkap yang menangkap
ikan dengan cara menghadang ruaya ikan secara pasif. Pada umumnya ikanikan
yang menjadi tujuan penangkapan ialah jenis ikan yang horizontal migration dan
vertikal migrationnya tidak seberapa aktif. Jenis-jenis ikan yang umumnya
tertangkap dengan gillnet ini ialah jenis-jenis ikan pelagis.
Jaring insang sangat baik karena mempunyai ukuran mata jaring yang sama,
juga pasif dalam pengoperasiannya sehingga selektif dalam proses penangkapan.
Sifat selektif jaring insang menyebabkan hasil tangkapannya terdiri dari
komposisi dan ukuran dari jenis-jenis ikan tertentu, tergantung ukuran mata jaring
yang digunakan. Hal ini merupakan jawaban yang positif terhadap masalah
penangkapan di Indonesia
3. METODE PRAKTIK

3.1. Waktu dan Tempat


Praktik Pengenalan Kehidupan Masyarakat Perikanan (PPKMP) dilaksanakan
di Desa Kertojayan, Kecamatan Grabag, Kab.Purworejo, Propinsi Jawa Tengah
pada tanggal 8 – 14 Maret 2021.

3.2. Alat dan Bahan


Alat – alat yang digunakan dalam melakukan Praktek Pengenalan Kehidupan
Masyarakat Perikanan (PPKMP) terdiri dari alat tulis, alat elektronik berupa
handphone untuk dokumentasi, dan kendaraan motor.

3.3. Prosedur Kerja


Metode pengambilan data yang dilakukan adalah metode observasi,
Wawancara, dan Dokumentasi. Metode observasi adalah metode yang dilakukan
dengan cara mengamati dan mencatat apa yang terjadi pada objek yang
diobservasi. Wawancara adalah kegiatan tanya – jawab secara lisan untuk
memperoleh informasi secara akurat. Dokumentasi sendiri digunakan untuk
mendapatkan hasil yang real dan fakta terhadap suatu penelitian. Pengambilan
data sendiri terdiri dari pengambilan data primer dan sekunder. Pengambilan data
primer dilakukan dengan mengambil data yang ada di lapangan. Sedangkan
pengambilan data sekunder dilakukan dalam usaha melengkapi data yang ada,
yaitu wawancara dan studi pustaka guna menunjang data-data yang didapatkan
dari lapangan.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Kergaan Armada Nelayan


TPI desa Kertojayan merupakan program Pemkab Purworejo untuk
memajukan sector perikanan dan dibangun pada tahun 2003. Pada awalnya
Pemkab Purworejo memberi 20 kapal kepada para nelayan, namun dengan seiring
bertambagnya waktu, maka armada juga terus berkembang

Tahun Jumlah armada


2003 20 Kapal
2006 30 Kapal
2010 35 Kapal
2014 36 Kapal
2019 40 Kapal

Jumlah Armada
45

40

35

30

25

20

15

10

0
2003 2006 2010 2014 2019

Jumlah Armada

4.2. Hasil Tangkap Nelayan Dalam Satu Tahun Terakhir


Hasil tangkapan nelayan Desa Kertojayan sangat bergantung pada kondisi
angin dan ombak. Berikut adalah data penangkapan ikan dalam satu tahun
terakhir.

Waktu Tahun Bawal putih Patin laut Ikan Kembung


Maret 2020 1.2 ton 369 kg 558 kg
April 2020 1 ton 335 kg 724 kg
Mei 2020 900 kg 451 kg 729 kg
Juni 2020 1.4 ton 489 kg 563 kg
Juli 2020 985 kg 398 kg 682 kg
Agustus 2020 1 ton 377 kg 698 kg
September 2020 878 kg 449 kg 854 kg
Oktober 2020 990 kg 315 kg 760 kg
November 2020 765 kg 376 kg 553 kg
Desember 2020 541 kg 328 kg 324 kg
Januari 2021 458 kg 298 kg 365 kg
Februari 2021 349 kg 266 kg 246 kg

Data Hasil Tangkapan


1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
Mar-20 Apr-20 Mei-20 Jun-20 Jul-20 Agust- Sep-20 Nov-20 Des-20 Jan-21 Feb-21
20

Bawal Putih Patin Laut Ikan Kembung

4.3. Kapal Penangkap Ikan

dfsdfsefsd
sdfsd

erwfsd

Kapal yang digunakan oleh nelayan desa Kertojayan adalah kapal congkreng.
Pada praktik PPKMP di Desa Kertojayan saya mewawancarai salah satu tekong /
nahkoda kapal penangkap ikan. Tekong tersebut bernama Pak Mujiman dengan
kapal ikannya yang bernama “xnxx”.Kapal tersebutalat milik pemerintah
kecamatan Kertojayan dan bukan milik perorangan. Pak Mujiman menjelaskan
bahwa ia tidak mengurus surat – surat seperti SIKPI, SIPI, dll. Yang hanya beliau
lakukan adalah menahkodai anak buahnya menuju daerah penangkapan ikan.
Kapal yang ditekongi oleh Pak Mujiman menggunakan mesin bermerk
Suzuki dengan daya mesin 15 PK dengan 3 baling – baling yang berputar searah
jarum jam, bahan bakar yang digunakan kapal adalah pertalite. Jauh jelajah kapal
tersebut dengan rata rata 15L pertalite adalah mampu menempuh 20 km.
Bahan kontruksi kapal yang digunakan adalah kayu. Kapal tersebut memiliki
ukuran Panjang 10m, lebar 1,1m dan tinggi 1,2 meter dengan isi kotor 0,30 GT.

4.4. Alat Penangkap Ikan


Alat tangkap yang digunakan oleh nelayan Desa Kertojayan adalah gillnet.
Namun jaring tersebut dikenal oleh nelayang Desa Kertojayan dengan sebutan
jaring gulu. Jaring gulu tersebut memiliki lebar 5,5 inch dengan kedalaman hingga
40m. Metode pengoperasian jaring gulu adalah fixed gillnet

4.5. Operasi Penangkap Ikan


sefw
Gillnet ialah jaring berbentuk empat persegi panjang, mempunyai mata jaring
yang sama ukurannya pada seluruh jaring, lebar lebih pendek jika dibandingkan
dengan panjangnya. Pada lembaran jaring, bagian atas diletakkan pelampung dan
bagian bawah diletakkan pemberat. Bagian-bagian jaring insang (gillnet) terdiri
atas :
a. Tali ris atas, berfungsi untuk mengikatkan jaring bagian atas yang diikat
bersama-sama tali pelampung.
b. Tali ris bawah, untuk mengikatkan badan jaring pada bagian bawah.
c. Tali pelampung, untuk mengikat pelampung
d. Pelampung
e. Badan jaring, untuk menghadang ikan.
f. Pemberat, sebagai sumber gaya berat.
g. Pelampung tanda, diikatkan pada salah satu ujung gillnet
Waktu yang diperlukan untuk sekali penurunan dan penaikan adalah sekitar 40
menit. Rata – rata nelayan di Desa Kertojayan menghabiskan waktu sekali melaut
sekitar 6 – 9 jam. Penaikan dan penurunan jaring gillnet biasanya dilakukan
dengan minimum 1 kali dan maksimum 5 kali.

4.6. Ikan Hasil Tangkap


Ikan – ikan yang tertangkap nelayan desa Kertojayan terbilang berlimpah
untuk nelayan kecil. Adapun ikan – ikan yang tertangkap oleh nelayan antara
lain :

No Nama Daerah Bahasa Indonesia Nama Ilmiah


1 Bawal laut Bawal Putih Pampus argenteus
2 Moto Ombo Ikan Kembung Rastrelliger kanagurta
3 Kating laut Patin Laut Pangasius sp
4 Iwak pari Ikan pari Pastinachus s.
5 Ikan Sebelah

Rata – rata hasil tangkapan ikan diatas dalam sekali melaut adalah :
1. Bawal putih. Ikan ini merupakan ikan prioritas dalam nelayan melakukan
penangkapan ikan, dalam sekali melaut mereka mampu mendapatkan
bawal putih sekitar 30 kg berat bersih.
2. Moto ombo. Ikan merupakan ikan yang kurang diminati oleh masyarakat
karena memiliki banyak duri. Dalam sekali melaut, mereka mampu
membawa pulang ikan ini sekitar 10 kg
3. Patin laut. Ikan ini jarang tertangkap oleh nelayan karena ikan ini bukan
ikan prioritas. Mereka mampu menangkap ikan ini sekitar 5 kg dalam
sekali melaut
4. Ikan pari hanya sekitar 2 kg per sekali melaut
5. Ikan sebelah. Mereka mampu membawa pulang ikan sebelah sekitar 10 kg
dalam sekali melaut
6. Ikan Layur. Mereka mampu menangkap ikan layur apabila ikan bawal
putih jarang dengan berat sekitar 20kg per satu kali melaut.
Mereka menyimpan ikan hasil tangkapan hanya di dalam ember biru besar
dengan volume 150 liter.
Menurut Pak Mujiman, musim panen ikan bawal yang menjadi prioritas bagi
nelayan desa Kertojayan adalah bulan Oktober – Maret apabila tidak terkendala
cuaca buruk.
Nelayan di desa Kertojayan tidak melaut apabila mereka menemui cuaca
buruk, ombak yang tinggi dan angin kencang. Mereka dapat memprediksi itu
melalui situs BMKG

4.7. Daerah Penangkapan Ikan


Menurut Bapak Mujiman, tekong kapal Mutiara laut 02, mereka tidak
mengetahui bagaimana ciri – ciri daerah penangkapan ikan. Namun mereka
mempunyai “pathok” apabila ada burung diatas laut, maka pasti ada ikan. Mereka
hanya mengandalkan feeling dalam menentukan daerah penangkapan dan
menghindari arus yang besar. Rata – rata mereka menempuh sekitar 8 – 10 km
menuju daerah penangkapan dan menghabiskan bahan bakar 10 – 15 liter dalam
sekali melaut.

4.8. Tata Niaga Hasil Penangkapan Ikan

gsd

Mereka menjual hasil tangkapan kepada pengepul setelah dikumpulkan di


TPI. Berikut diagram alur prosedur lelang kepada pengepul :

Menimbang hasil
Kapal mendarat
tangkapan

Lelang Menunggu kapal lain


Sistem lelang dilakukan di TPI atau lewat telepon. Para peserta lelang diberi
karcis lelang untuk menuliskan harga tertinggi dari mereka, lalu pengurus TPI
menutup lelang dan mulai membuka karcis lelang satu persatu dan diperoleh
harga tertinggi. Setelah pengepul membayar kepada pengurus TPI, kemudian
pengurus membayar kepada setiap kapal sesuai dengan berat hasil tangkapan
kapal masing masing.
Namun para pengurus memotong 16% dari jumlah yang dibayarkan, Adapun
perinciannya sebagai berikut :

Pengurus 5%
Tukang angkat hasil tangkap 4%
PAD desa 1%
PAD Pemda 1.5%
Kebersihan dan kenyamanan 1%
Kas nelayan 1%
Alat Tulis TPI 0.5%
Investasi mesin kapal 3%
Total 16%

Setelah dipotong 16% dan masih tersisa 84%, maka itu merupakan pembayaran
bersih terhadap setiap kapal.
Hasil 84% tersebut sudah murni milik kapal masing - masing tekong dan
dibagi rata oleh tekong kepada ABKnya dengan pembagian sama rata. Dalam
sekali melaut, rata – rata seluruh nelayan mendapat bayaran sekitar 150 – 200 ribu
dalam sehari.
Berikut adalah contoh / ilustrasi perhitungan laba kapal yang saya ikuti :
Pak Mujiman merupakan tekong kapal Mutiara Laut 02, ia selalu membawa 2
ABK dalam menangkap ikan. Sekali menangkap ikan, ia menghabiskan bahan
bakar sekitar 13 liter dengan jenis Pertalite. (13 x 7650 = 99450). Setelah lelang
selesai ternyata Pak Mujiman mendapat uang 670ribu belum terpotong 16% dan
bahan bakar. Setelah dipotong, ternyata Pak Mujiman mendapat uang bersih
463.350 dengan perhitungan 16% x 670.000 – 99.450 = 463.350. Kemudian
dibagi menjadi 3 sama rata dengan jumlah bersih tiap tekong dan nahkoda sekitar
154.450. Jadi, Pak Mujiman dan ABK mendapat uang bersih yang dibawa pulang
sekitar 154.450

4.9. Hal yang Dibutuhkan Saat ini Oleh Nelayan Desa Kertojayan
Hal yang dibutuhkan oleh nelayan di desa Kertojayan saat ini adalah
Pendidikan yang lebih tinggi dan sarana prasarana yang lebih memadai. Para
nelayang kurang mendapat Pendidikan karena rata – rata mereka hanya lulusan
SMP. Sarana dan prasarana yang kurang memadai juga membuat nelayan kurang
maksimal ketika menangkap ikan dan tidak menangkap ikan apabila bertemu
angin kencang.

Anda mungkin juga menyukai