Anda di halaman 1dari 38

SOSIAL EKONOMI NELAYAN DI PANGKALAN PENDARAT

IKAN ( PPI ) INENGO KABUPATEN BONE BOLANGO

PROPOSAL

Disusun Oleh
FITRIYANTI MAKASAU
1131415033

i
LEMBAR PERSETUJUAN

PROPOSAL

SOSIAL EKONOMI NELAYAN DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN


(PPI) INENGO KABUPATEN BONE BOLANGO

Oleh
FITRIYANTI MAKASAU
NIM: 113 141 5033

Telah disetujui dan memenuhi syarat untuk diuji

Pembimbing I Pembimbing II

Lis M. Yapanto, S.Pi,MM Citra Panigoro, ST, MSi


NIP. 196908032008122001 NIP. 197009111999032001

Mengetahui,
Ketua Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan

Miftahul KhairKadim, S.Pi,M.P


NIP. 198801292014041001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
Rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapa menyelesaikan Proposal Penilitian
yang berjudul SOSIAL EKONOMI NELAYAN DI PANGKALAN
PENDARATAN IKAN (PPI) KABUPATEN BONE BOLANGO dengan baik.
Shalawat serta salam tak luput penulis haturkan kepada Nabi besar Muhammad
SAW, kepada keluarganya, para sahabat dan pengikutnya. Penulis menyadari bahwa
masih banyak kekurangan dari materi maupun tehnik penyajiannya, dikarenakan
kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun sangat diharapkan dan penulis berharap proposal ini dapat
bermanfaat untuk kita semua.

Gorontalo, juli 2020

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...........................................................................................i


LEMBAR PERSETUJUAN...............................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang.....................................................................................1


1.2 Rumusan masalah ...............................................................................3
1.3 Tujuan penelitian.................................................................................3
1.4 Manfaat penelitian ..............................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Masyarkat nelayan...............................................................................4
2.2 Sosial masyarakat nelayan ..................................................................4
2.3 Kondisi ekonomi masyarakat nelayan ................................................8
2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan ....................9
2.4.1 Modal ................................................................................10
2.4.2 Jam berdagang ..................................................................10
2.4.3 Lama usaha........................................................................11
2.4.4 Jumlah tenaga kerja...........................................................11
2.5 Pelabuhan perikanan ...........................................................................12
2.6 Fungsi pelabuhan perikanan ...............................................................13
2.7 Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)........................................................14
2.8 Penelitian yang relevan .......................................................................15

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Waktu dan lokasi penelitian................................................................19
3.2 Alat dan bahan.....................................................................................19
3.3 Metode penelitian................................................................................20
3.4 Metode pengumpulan data..................................................................20
3.5 Teknik pengumpulan data...................................................................21
3.6 Analisa data.........................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masyarakat di kawasan pesisir Indonesia sebagian besar berprofesi sebagai

nelayan yang diperoleh secara turun-temurun dari nenek moyang mereka.

Karakteristik masyarakat nelayan terbentuk mengikuti sifat dinamis sumberdaya yang

digarapnya, sehingga untuk mendapatkan hasil tangkapan yang maksimal, nelayan

harus berpindah-pindah. Selain itu, resiko usaha yang tinggi menyebabkan

masyarakat nelayan hidup dalam suasana alam yang keras yang selalu diliputi

ketidakpastian dalam menjalankan usahanya (Sebenan, 2007). Pengertian nelayan

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah orang atau masyarakat yang

mata pencarian utamanya adalah menangkap ikan. Sedangkan menurut UU No.45

Tahun 2009 nelayan merupakan orang yang mata pencahariannya melakukan

penangkapan ikan di perairan.

Potensi sumber daya perikanan di Indonesia sangat besar dan beragam. Luas

laut yang melebihi daratan menjadikan Indonesia salah satu negara yang banyak

memiliki sumber daya perikanan yang seharusnya dapat mensejahterakan kehidupan

masyarakat nelayan yang menggantungkan hidup pada potensi kelautan (Kusnadi et

al, 2007). Nelayan memiliki ciri khusus seperti penggunaan wilayah pesisir dan laut

(common property) sebagai faktor produksi, jam kerja harus mengikuti kondisi

oseanografis (melaut hanya ratarata sekitar 20 hari dalam satu bulan, sisanya relatif

menganggur) (Fahrudin, 2004). Demikian juga pekerjaan menangkap ikan adalah

1
pekerjaan yang penuh resiko, sehingga pekerjaan ini umumnya dikerjakan oleh lelaki.

Hal ini mengandung arti bahwa keluarga yang lain tidak dapat membantu secara

penuh, sehingga masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir pada umumnya sering

diidentikkan dengan masyarakat miskin (Astuti, 2013).

Sarana pendukung kondisi sosail ekonomi nelayan terdapat pada fasilitas

Pangkalan pendaratan ikan (PPI) sebagai wadah transaksi jual beli dengan konsumen.

pelabuhan perikanan bukan saja terbatas pada masalah investasi pembangunan

perangkat kerasnya saja, melainkan harus memberikan jasa pelayanan kepada

masyarakat pengguna seperti nelayan, pedagang, investor, konsumen dan lain-lain

dengan melaksanakan operasionalisasi fasilitas yang dibangun sesuai fungsinya

( Yuliastuti, 2010).

Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) inengo yang berada di Desa Huangobotu

Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango dipilih sebagai lokasi penelitian

dikarenakan lokasi penelitian yang strategis dan merupakan PPI yang masih

beroperasi di Provinsi Gorontalo. Hal ini dilakukan untuk meninjau kondisi sosial

ekonomi masyarakat nelayan di Desa Huangobotu. Kegiatan perekonomian yang

dilaksanakan dipelabuhan perikanan antara lain sebagai tempat pemasaran ikan dan

bongkar muat barang (Masyuri, 2001).

Masyarakat nelayan sebagai komunitas wilayah pesisir, seringkali tersisih dari

pembangunan sebab prioritas kebijakan pemerintah lebih terfokus kepada sektor

pertanian atau daratan (Soekidjo, 2007). Kehidupan nelayan yang masih

menggantungkan nasib kepada hasil laut, masih dalam taraf sederhana dengan pola

2
mata pencaharian menggunakan teknologi tradisional. Melihat fenomena tersebut,

perlu dilakukan penelitian terkait kondisi sosial ekonomi nelayan di Pangkalan

Pendaratan Ikan (PPI) Inengo Desa Huangobotu Kecamatan Kabila Kabupaten Bone

Bolango.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu, bagaimana kondisi sosial

ekonomi nelayan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Inengo Desa Huangobotu

Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu, mengetahui bagaimana kondisi sosial ekonomi

nelayan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Inengo Desa Huangobotu Kecamatan

Kabila Kabupaten Bone Bolango.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai referensi dalam mengetahui kondisi sosial ekonomi nelayan di

Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Inengo Desa Huangobotu Kecamatan Kabila

Kabupaten Bone Bolango.

2. Sebagai dasar dalam perencanaan dan pengambilan keputusan, terutama

dalam aspek sosial ekonomi nelayan di Desa Huangoboto Kecamatan Kabila

Kabupaten Bone Bolango.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Masyarakat Nelayan

Masyarakat nelayan adalah masyarakat yang tinggal di pesisir pantai dan

menggantung hidup mereka di laut, Masalah yang terjadi pada masyarakat nelayan

merupakan masalah yang bersifat multidimensi sehingga untuk menyelesaikannya

diperlukan solusi yang menyeluruh, dan bukan solusi secara parsial. Oleh karena itu,

harus diketahui akar masalah yang menjadi penyebab terjadinya kemiskinan pada

nelayan. Terdapat beberapa aspek yang menyebabkan kemiskinan nelayan atau

masyarakat pesisir, diantaranya; tidak adanya perhatian pemerintah yang memihak

pada masyarakat nelayan, banyak program terkait masyarakat nelayan masih bersifat

top down dan selalu menjadikan masyarakat nelayan sebagai objek, bukan subjek.

Kondisi alam sangat berpengaruh pada tingkat kesejahteraan nelayan, karena

terkadang beberapa pekan nelayan tidak melaut oleh karena musim yang tidak

menentu. Rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM) dan peralatan yang digunakan

nelayan berpengaruh pada cara menangkap ikan, keterbatasan dalam pemahaman

teknologi menjadikan kualitas dan kuantitas tangkapan tidak mengalami perbaikan

(Mugni, 2006).

2.2 Sosial Masyarakat Nelayan

Masyarakat nelayan hidup tumbuh dan berkembang diwilayah pesisir atau

wilayah pantai. Dalam kontruksi sosial masyarakat di kawasan pesisir, masyarakat

4
nelayan merupakan bagian dari konstruksi sosial tersebut, meskipun disadari bahwa

tidak semua desa-desa dikawasan pesisir memiliki penduduk yang bermata

pencaharian sebagai nelayan. Walaupun demikian, di desa-desa pesisir yang

sebagaian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan, petambak, atau

pembudidaya perairan, kebudayaan nelayan berpengaruh besar terhadap terbentuknya

identitas kebudayaan masyarakat pesisir secara keseluruhan. Baik nelayan, petambak,

maupun pembudidaya perairan merupakan kelompok-kelompok sosial yang langsung

berhubungan dengan pengelolaan sumberdaya pesisir dan kelautan.

Konstruksi masyarakat yang kehidupan sosial budayanya di pengaruhi secara

signifikan oleh eksistensi kelompok-kelompok sosial yang kelangsungan hidupnya

bergantung pada usaha pemanfaatan sumberdaya kelautan dan pesisir. Dengan

memperhatikan struktur sumberdaya ekonomi lingkungan yang menjadi basis

kelangsungan hidup dan sebagai satua sosial, masyarakat nelayan memiliki identitas

kebudayaan yang berbeda dengan satuan-satuan sosial lainnya, seperti petani

didaratan rendah, peladang dilahan kering dan daratan tinggi, kelompok masyarakat

disekitar hutan dan satuan sosial lainnya yang hidup diperkotaan (Afriyani, 2018).

Sebagian besar kategori sosial nelayan Indonesia adalah nelayan tradisional

dan nelayan buruh. Mereka adalah penyumbang utama kuantitas produksi perikanan

tangkap nasional. Walaupun demikian, posisi sosial mereka tetap marginal dalam

proses transaksi ekonomi yang timpang dan eksploitatif sehingga sebagai pihak

produsen, nelayan tidak memperoleh bagian pendapatan yang besar. Pihak yang

paling beruntung adalah para pedagang ikan berskala besar atau pedagang perantara.

5
Para pedagang inilah yang sesungguhnya menjadi penguasa ekonomi di desa-desa

nelayan. Kondisi demikian terus berlangsung menimpa nelayan tanpaharus

mengetahui bagaimana mengakhirinya (Satria, 2015).

Sebagai suatu kesatuan sosial, masyarakat nelayan hidup, tumbuh, dan

berkembang di wilayah pesisir atau wilayah pantai. Dalam konstruksi sosial

masyarakat di kawasan pesisir, masyarakatnelayan merupakan bagian darikonstruksi

sosial tersebut, meskipun disadari bahwa tidak semua desa-desa di kawasan pesisir

memiliki penduduk yang bermatapencaharian sebagai nelayan. Walaupun demikian,

di desa-desa pesisir yang sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai

nelayan, petambak, atau pembudidaya perairan, kebudayaan nelayan berpengaruh

besar terhadap terbentuknya identitas kebudayaan masyarakat pesisir secara

keseluruhan. Baik nelayan, petambak, maupun pembudidaya perairan merupakan

kelompok-kelompok sosial yang langsung berhubungan dengan pengelolaan sumber

daya pesisir dan kelautan(Giddens, 2010).

Sebagai suatu kesatuan sosial-budaya, masyarakat nelayan memiliki ciri-ciri

perilaku sosial yang dipengaruhi olehkarakteristik kondisi geografis dan

matapencaharian penduduknya. Sebagian dari ciri-ciri perilaku sosial tersebut adalah

sebagai berikut :

1) Etos kerja tinggi untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mencapai

kemakmuran.

2) Kompetitif dan mengandalkan kemampuan diri untuk mencapai keberhasilan.

3) Apresiasi terhadap prestasi seseorang dan menghargai keahlian.

6
4) Terbuka dan ekspresif, sehingga cenderung “kasar”.

5) Solidaritas sosial yang kuat dalam menghadapi ancaman bersama atau

membantu sesama ketika menghadapi musibah.

6) Kemampuan adaptasi dan bertahan hidup yang tinggi.

7) Bergaya hidup “konsumtif “.

8) Demonstratif dalam harta-benda (emas, perabotan rumah, kendaraan,

bangunan rumah, dan sebagainya) sebagai manifestasi “keberhasilan hidup”.

9) ”Agamis”, dengan sentimen keagamaan yang tinggi.

10) ”Temperamental”, khususnya jika terkait dengan ”harga diri”.

Salah satu ciri perilaku sosial dari masyarakat pesisir yang terkait dengan sikap

temperamental dan harga diri (Rahmah, 2017).

Orang pesisir memiliki orientasi yang kuat untuk merebut dan meningkatkan

kewibawaan atau status sosial. Mereka sendiri mengakui bahwa mereka cepat marah,

mudah tersinggung, lekas menggunakan kekerasan, dan gampang cenderung balas-

membalas sampai dengan pembunuhan. Orang pesisir memiliki rasa harga diri yang

amat tinggi dan sangat peka. Perasaan itu bersumber pada kesadaran mereka bahwa

pola hidup pesisir memang pantas mendapat penghargaan yang tinggi (Rahmah,

2017).

Sebagian nilai-nilai perilaku sosial di atas merupakan modal sosial yang sangat

berharga jika didayagunakan untuk membangun masyarakat nelayan atau masyarakat

pesisir. Demikian juga, syarat-syarat pemimpin dan kepemimpinan masyarakat

pesisir memiliki relevansi yang baik untuk merekonstruksi kepemimpinan bangsa dan

7
negara Indonesia. Penjelajahan terhadap nilai-nilai budaya kepesisiran ini tentu saja

memiliki kontribusi yang sangat strategis untuk membangun masadepan bangsa yang

berbasis pada potensi sumber daya kemaritiman nasional (Rahmah, 2017).

2.3 Kondisi Ekonomi Masyarakat Nelayan

Kondisi ekonomi masyarakat nelayan, masyarakat nelayan merupakan

kelompok masyarakat yang relatif tertinggal secara ekonomi, sosial (khususnya

dalam hal akses pendidikan dan layanan kesehatan), dan kultural dibandingkan

dengan kelompok masyarakat lain. Kondisi masyarakat pesisir atau masyarakat

nelayan diberbagai kawasan pada umumnya ditandai oleh adanya beberapa ciri,

seperti kemiskinan, keterbelakangan sosial-budaya, rendahnya sumber daya manusia

(SDM) karena sebagian besar penduduknya hanya lulus sekolah dasar atau belum

tamat sekolah dasar, dan lemahnya fungsi dari keberadaan Kelompok Usaha

(Kusnadi, 2003).

Keberadaan  kehidupan  nelayan selama ini dihadapkan dengan  sejumlah

permasalahan yang  terus membelitnya,  seperti  lemahnya  manajemen  usaha,

rendahnya   adopsi  teknologi   perikanan,   kesulitan  modal   usaha,   rendahnya

pengetahuan pengelolaan sumberdaya perikanan,rendahnya peranan masyarakat

dalam   proses   pengambilan  keputusan,   dan   lain   sebagainya   mengakibatkan

kehidupan nelayan dalam realitasnya menunjukkan kemiskinan (Nikijuluw, 2001).

Rendahnya  pendidikan  dan  pengetahuan  serta  kurangnya informasi sebagai akibat

keterisolasian pulau-pulau kecil merupakan karakteristik dari   masyarakat  pulau-

8
pulau   kecil.   Hasil  pembangunan   selama   ini   belum dinikmati oleh masyarakat

yang tinggal di kawasan pulau terpencil. Masyarakat diletakkan sebagai obyek

pembangunan dan bukan sebagai subyek pembangunan, dengan  demikian

dibutuhkan  perhatian   dan   keinginan   yang   tinggi   untuk memajukan  kondisi

masyarakat pesisir khususnya  nelayan  sebagai  pengelola sumberdaya pulau-pulau

kecil agar dapat berlangsung secara lestari (Suhardjo, 1997).

Ketertinggalan  dalam  strategi  pengembangan  masyarakat  pantai,  tidak

hanya   dilihat sebagai  masalah sosial  dan  budaya  sehingga  perlu  perubahan

ekstrem  dalam sistem sosial  atau  nilai-nilai  budaya, melainkan  lebih  sebagai

masalah  integral.  Oleh   karena itu, penyelesaiannya  perlu  dilakukan  melalui

strategi yang komprehensif dengan menempatkan sistem sosial-ekonomi dan nilai

budaya  yang  sudah melekat  didalam   masyarakat sebagai faktor  pendorong

perubahan. Selain itu, peningkatan produktivitas masyarakat pantai lebih menjadi

sasaran   dalam   proses   pembangunan   guna   memajukan  kesejahteraan  serta

menyongsong kemandirian daerahsecara berkelanjutan.  Perkembangan ini pada

muaranya akan meningkatkan harkat sumber daya manusia, kualitas dan sistem atau

pranata sosial masyarakat (Wahyunugroho, 2009).

2.4 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan

Faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan Menurut Nayaka,

(2018) secara rinci dijabarkan sebagai berikut:

9
a) Modal

Sejalan dengan perkembangan teknologi dan makin jauhnya spesialisasi

dalam perusahaan serta makin banyaknya perusahaan-perusahaan yang menjadi

besar, maka modal mempunyai arti yang lebih menonjol lagi. Masalah modal dalam

perusahaan merupakan masalah yang tidak akan pernah berakhir karena bahwa

masalah modal itu mengandung begitu banyak dan berbagai macam aspek. Hingga

saat ini di antara para ahli ekonomi juga belum terdapat kesamaan opini tentang apa

yang disebut modal (Nayaka, 2018).

b) Jam Berdagang

Jam berdagang/jam kerja adalah waktu yang dimanfaatkan seseorang untuk

menjajakan barang atau jasa tertentu. Adapun waktuyang dimaksudkan disini adalah

lamanya jam yang benar-benar digunakan seseorang untuk kegiatan berdagang, maka

iya akan menjual barang yang mereka punya, jadi semakin banyak barang yang

mereka jual berarti semakin menaikan pendapatan mereka. Otomatis keuntungan

yang mereka dapat juga semakin meningkat. Jones dan Bondan telah membagi lama

kerja seseorang dalam satu minggu menjadi tiga kategori (Harningsih, 2011):

a) Seseorang yang bekerja kurang dari 35 jam perminggu, makaiya

dikategorikan bekerja dibawah jam normal.

b) Seseorang yang bekerja antara 35 sampai 45 jam perminggu, maka ia

dikategorikan bekerja pada jam normal.

c) Seseorang yang bekerja diatas 45 jam perminggu, maka iya dikategorikan

bekerja dengan jam panjang.

10
c) Lama Usaha

Lama usaha memegang peranan penting dalam proses melakukan usaha

perdagangan (Utama, 2012). Lamanya suatu usaha dapat menimbulkan suatu

pengalaman berusaha, diamana pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan

seseorang dalam bertingkah laku (Asmie, 2008). Lama pembukaan usaha dapat

mempengaruhi tingkat pendapatan, lama seorang pelaku bisnis menekuni bidang

usahanya akan mempengaruhi produktivitasnya sehingga dapat menambah efisiensi

dan menekan biaya produksi lebih kecil dari pada penjualan. Semakin lama

menekuni bidang usaha perdagangan akan makin meningkatkan pengetahuan tentang

selera dan perilaku konsumen serta semakin banyak relasi bisnis dan pelanggan

(Asmie dan Wicaksono,2011)

d) Jumlah Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja merupakan salah satu variabel yang cukup berpengaruh

terhadap besarnya keuntungan para pedagang. Semakin banyak jumlah tenaga kerja

atau karyawan yang dimiliki maka para pelanggan pun akan terlayani dengan baik

karena adanya efisiensi waktu sehingga kualitas dari pelayanan tersebut akan tampak

baik.

2.5 Pelabuhan Perikanan

Pelabuhan perikanan merupakan komponen yang sangat penting dalam

pengembangan industri perikanan. Hal ini dikarenakan pelabuhan perikanan

mempunyai fungsi mendukung semua kegiatan yang berhubungan dengan

11
pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari

praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran (Peraturan Menteri

Kelautan dan Perikanan Nomor PER.16/MEN/2006 tentang Pelabuhan Perikanan).

Pelabuhan perikanan sebagai pelabuhan khusus adalaha suatu wilayah

perpaduan antara daratan dan lautan yang dipergunakan sebagai pangkalan kegiatan

penangkapan ikan dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas sejak ikan didaratkan

sampai didistribusikan (Indrianto, 2006). Pelabuhan menurut kegiatannya,

sebagaimana yang dijelaskan dalam Keputusan Menteri Perhubungan tentang

Tatanan Kepelabuhan Nasional No. KM 53 Tahun 2002 Pasal 6 adalah melayani

kegiatan:

a) Angkutan laut yang selanjutnya disebut pelabuhan laut

b) Angkutan sungai dan danau yang selanjutnya disebut pelabuhan sungai dan

danau

c) Angkutan penyeberangan yang selanjutnya disebut pelabuhan penyeberangan.

Selanjutnya pada Pasal 7 dijelaskan peran pelabuhan antara lain merupakan:

a) Simpul dalam jaringan transportasi sesuai dengan hirarkinya

b) Pintu gerbang kegiatan perekonomian daerah, nasional, dan internasional

c) Tempat kegiatan alih moda transportasi

d) Penunjang kegiatan industri dan perdagangan

e) Tempat distribusi, konsolidasi, dan produksi (Nasution, 2017).

12
2.6 Fungsi pelabuhan perikanan

Menurut Mahyuddin (2007), terdapat dua jenis pengelompokan fungsi

pelabuhan perikanan yakni ditinjau dari pendekatan kepentingan dan pendekatan

aktivitas. Fungsi pelabuhan perikanan berdasarkan pendekatan kepentingan adalah:

a) Fungsi maritime, dimana pelabuhan perikanan merupakan suatu tempat

kontak bagi nelayan atau pemilik kapal, antara laut dan daratan melalui

penyediaan kolam pelabuhan dan dermaga.

b) Fungsi pemasaran, dimana pelabuhan perikanan merupakan suatu tempat awal

untuk mempersiapkan pemasaran produksi perikanan dengan melakukan

transaksi pelelangan ikan.

c) Fungsi jasa, dimana pelabuhan perikanan memberikan jasa-jasa pelabuhan

mulai dari ikan didaratkan sampai ikan didistribusikan.

Fungsi pelabuhan perikanan ditinjau dari segi aktivitas khususnya adalah:

a) Fungsi pendaratan dan pembongkaran, dalam hal ini pelabuhan perikanan

lebih ditekankan sebagai pemusatan sarana dan kegiatan pendaratan dan

pembongkaran hasil tangkapan di laut.

b) Fungsi pengolahan, dimana pelabuhan perikanan sebagai tempat membina

peningkatan mutu serta pengendalian mutu ikan dalam menghindari kerugian

dari pasca tangkap.

c) Fungsi pemasaran, dimana pelabuhan perikanan berfungsi sebagai tempat

untuk menciptakan mekanisme pasar yang menguntungkan atau mendapat

harga yang layak baik bagi nelayan maupun bagi pedagang.

13
2.7 Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)

Pangkalan pendaratan ikan (PPI) merupakan sarana peningkatan produksi

kegiatan di sektor perikanan laut. Jangkauan pelayanan pangkalan pendaratan ikan

berbeda dengan pelabuhan perikanan, yaitu lebih terbatas hanya pada kegiatan

perikanan tradisional dengan skala usaha yang lebih kecil. Pangkalan pendaratan ikan

memiliki peran yang sangat penting dalam memanfaatkan sumberdaya perikanan dan

mengembangkan sektor perikanan di daerahnya. Tingkat kinerjaPangkalan

pendaratan ikan (PPI) dapat ditinjau dari aspek produksi, pemasaran, dan

pemanfaatan fasilitas yang menunjang kegiatan operasional PPI tersebut

(Wisudawan, 2010 ).

Fasilitas yang terdapat di Pangkalan pendaratan ikan (PPI) berperan untuk

membantu dan memudahkan kelancaran aktivitas di dalamnya. Fasilitas yang lengkap

pada suatu PPI tentunya akan meningkatkan kinerjanya dalam menangani dan

memanfaatkan sumberdaya perikanan secara optimal serta melancarkan semua

aktivitas PPI tersebut. Fasilitas di Pangkalan pendaratan ikan (PPI) sangat penting

untuk menunjang kegiatan persiapan nelayan sebelum melaut, melakukan operasi

penangkapan ikan, hingga kegiatan atau aktivitas pasca operasi penangkapan yaitu

penanganan hasil tangkapan dengan baik dan benar. Fasilitas Pangkalan pendaratan

ikan (PPI) yang kurang memadai akan mempengaruhi kelancaran pelaksanaan

aktivitas dan fungsi-fungsi Pangkalan pendaratan ikan (PPI) tersebut. Tingkat

keberhasilan pengelolaan suatu Pangkalan pendaratan ikan (PPI)dapat diindikasikan

14
dengan terlaksana atau tidaknya fungsifungsi fasilitas PPI secara optimal

(Wisudawan, 2010 ).

2.8 Penelitian yang Relevan

Penelitian mengenai kondisi sosial ekonomi nelayantelah dilakukan

dibeberapa tempat kajian dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah ini.

Tabel 1. Penelitian mengenai kondisi sosial ekonomi nelayandan penelitian


pendukung
N Author/Pe Lokasi Judul Hasil Penelitian
O neliti
1 Tamrin, Pelabuh Aktivitas Aktivitas sosial
(2017) an Sosial ekonomi di dalam
Perikan Ekonomi pelabuhan perikanan
an Masyaraka Waetuo masih
Waetau t Di didominsi oleh
o Sekitar masyarakat pendatang
Pelabuhan atau masyarakat di luar
Perikanan Desa Waetuo, seperti
Waetauo pedagang, tukang becak
dan tukang bengkel atau
raparasi, dari
kesemuanya tidak ada
satupun yang berasal
dari masyarakat Desa
Waetuo. Kontribusi
pelabuhan perikanan
Waetuo bagi
masyarakat di sekitar
pelabuhan perikanan
Waetuo berupa
peningkatan pendapatan
bagi nelayan, pedagang
yang berjualan di dalam
maupun disekitar
pelabuhan dan para
pemilik toko di sekitar
pelabuhan perikanan
Waetuo, memberi

15
fasilitas tempat
pembuangan sampah.
2 Isranita et. al. Desa Kondisi Sosial Berdasarkan hasil dan pembahasan
(2017) Puasana Ekonomi mengenai kondisi sosial ekonomi
Kecamatan Masyarakat masyarakat nelayan Desa Puasana
Moramo Nelayan Kecamatan Moramo Utara
Utara Kabupaten Konawe Selatan dapat
disimpulkan bahwa kondisi sosial
masyarakat nelayan yang ditunjukan
adalah umur nelayan didominasi
usia produktif dengan kesehatan
yang cukup baik. Jenjang
pendidikan yang ditempuh adalah
pendidikan formal. Status rumah
yang ditempati adalah milik sendiri
yang luasnya 7m x 5m
menggunakan atap seng, dinding
permanen dan lantai dasar rumah
umumnya menggunakan keramik.
Jenis transportasi yang digunakan
nelayan lebih banyak menggunakan
kendaraan bermotor. Interaksi sosial
antar nelayan cukup baik. Nelayan
tersebut memperoleh berita lebih
banyak dari siaran TV. Kondisi
ekonomi yang ditunjukan yaitu
Mata pencaharian utama masyarakat
adalah sebagai nelayan karena
pendapatan yang diperoleh lebih
besar dibandingkan dengan jenis
pekerjaan lainnya, yaitu sebesar
Rp2.210.000/bulan.
3 Wasak, (2012) Kecamatan Keadaan Sosial Penduduk desa Kinabuhutan tercatat
Likupang, Ekonomi 1.089 jiwa di mana 90% beragama
Minahasa Masyarakat islam, berpendidikan formal tamat
Selatan Nelayan SD, dan sebagian besar (78,55%)
bermatapencaharian sebagai
nelayan, dengan menggunakan alat
tangkap soma pajeko, pukat pantai
dan pancing, di mana sekitar 51%
nelayan berpendapatan Rp. 610.000
- Rp 800.000 per bulan, yang
berdampak pada rendahnya tingkat
kesejahteraan keluarga nelayan.
4 Ridha, (2017) Kecamatan Analisis Faktor- Hasil pengujian secara simultan
Idi Rayeuk Faktor yang semua variabel bebas yaitu modal,
Mempengaruhi tenaga kerja, pengalaman, harga
Pendapatan ikan dan jumlah tangkapan
Nelayan berpengaruh nyata terhadap
pendapatan nelayan perahu tempel
di Kecamatan Idi Rayeuk pada
tingkat kepercayaan 95%.

Penelitian yang dilakukan oleh Tamrin, (2017) tentang Aktivitas Sosial

Ekonomi Masyarakat Di Sekitar Pelabuhan Perikanan Waetauo. Hasil penelitian

menujukkan bahwa kontribusi pelabuhan perikanan Waetuo bagi masyarakat di

16
sekitar pelabuhan perikanan Waetuo berupa peningkatan pendapatan bagi nelayan,

pedagang yang berjualan di dalam maupun disekitar pelabuhan dan para pemilik

toko di sekitar pelabuhan perikanan Waetuo, memberi fasilitas tempat

pembuangan sampah. Keberadaan pelabuhan perikanan Waetuo membawa

perubahan dalam aktivitas sosial ekonomi masyarakat di sekitar pelabuhan

perikanan Waetuo seperti tempat penyandaran kapal meskipun untuk kapal ukuran

kecil, sistem pelelangan di atas kapal untuk penjualan hasil tangkapan nelayan

Waetuo, terjadinya peralihan mata perncaharian atau profesi bagi pedagang makan

di dalam pelabuhan, pasar tradisional Waetuo. Perubahan sistem jual beli ikan bagi

pedagang, dan perubahan pola perilaku hidup bersih dan peduli lingkungan dengan

mengubah kebiasaan membuang sampah di Laut.

Penelitian yang dilakukan oleh Isranita et. al. (2017) tentang Kondisi Sosial

Ekonomi Masyarakat Nelayan. Hasil penelitian menujukkan bahwa Berdasarkan

hasil dan pembahasan mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan Desa

Puasana Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan dapat disimpulkan

bahwa kondisi sosial masyarakat nelayan yang ditunjukan adalah umur nelayan

didominasi usia produktif dengan kesehatan yang cukup baik. Jenjang pendidikan

yang ditempuh adalah pendidikan formal. Status rumah yang ditempati adalah

milik sendiri yang luasnya 7m x 5m menggunakan atap seng, dinding permanen

dan lantai dasar rumah umumnya menggunakan keramik. Jenis transportasi yang

digunakan nelayan lebih banyak menggunakan kendaraan bermotor. Interaksi

sosial antar nelayan cukup baik. Nelayan tersebut memperoleh berita lebih banyak

17
dari siaran TV. Kondisi ekonomi yang ditunjukan yaitu Mata pencaharian utama

masyarakat adalah sebagai nelayan karena pendapatan yang diperoleh lebih besar

dibandingkan dengan jenis pekerjaan lainnya, yaitu sebesar Rp2.210.000/bulan.

Penelitian yang dilakukan oleh Wasak, (2012) tentang Keadaan Sosial

Ekonomi Masyarakat Nelayan di Desa Likupang Minahasa Selatan. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa Penduduk desa Kinabuhutan tercatat 1.089 jiwa di

mana 90% beragama islam, berpendidikan formal tamat SD, dan sebagian besar

(78,55%) bermatapencaharian sebagai nelayan, dengan menggunakan alat tangkap

soma pajeko, pukat pantai dan pancing, di mana sekitar 51% nelayan

berpendapatan Rp. 610.000 - Rp 800.000 per bulan, yang berdampak pada

rendahnya tingkat kesejahteraan keluarga nelayan.

Penelitian yang dilakukan oleh Ridha, (2017) tentang Analisis Faktor-

Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Kecamatan Idi Rayeuk. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa Hasil pengujian secara simultan semua variabel

bebas yaitu modal, tenaga kerja, pengalaman, harga ikan dan jumlah tangkapan

berpengaruh nyata terhadap pendapatan nelayan perahu tempel di Kecamatan Idi

Rayeuk pada tingkat kepercayaan 95%. Nilai koefesien determinasi (R2 ) sebesar

0.5186 menunjukkan bahwa 51,86 persen variasi variabel terikat mampu

dijelaskan oleh variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model, sedangkan

sisanya sebesar 48,14 persen dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan

dalam model.

18
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan lokasi penelitian

Penelitian lapangan di laksanakan pada bulan Juli - Agustus 2020, bertempat

di Desa Huangobotu Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango.

Gambar 1. Peta Lokasi PPI Inengo (Sumber :googlemaps, 2020)

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang di gunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel
di bawah ini
Tabel 2. Alat dan Bahan
No Alat dan Bahan Fungsi
1 Alat tulis Untuk mencatat informasi yang diberikan
oleh masyarakat
2 Kuisioner Untuk dibagikan pada masyarakat sekitar
3 Kamera Untuk untuk mendokumentasi aktivitas yang
dilakukan

19
3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian

kasus.Menurut Hartley, (2004). metode studi kasus merupakan penelitian terhadap

suatu individu atau unit sosial tertentu secara lebih mendalam. Peneliti akan

mengadakan pengamatan langsung serta melakukan wawancara terhadap beberapa

orang seperti nelayan terhadap aspek-aspek yang diteliti adalaha aspek-aspek yang

akan diteliti. Adapun aspek-aspek yang diteliti adalah aspek sosial, dan aspek

ekonomi terhadap pengaruh keberadaan PPI Inengo

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan metode purposive sampling. Menurut Widihastuti,(2018), purposive

sampling adalah suatu proses penentuan sampel dengan didasarkan pada tujuan-

tujuan tertentu. Kriteria penentuan sampel adalah pada satu lokasi kegiatan yang

dapat mewakili populasi sehingga tujuan yang diinginan tercapai. Jumlah responden

yang dibutuhkan dalam penelitian ini dari 400 orang yakni keterwakilannya

sebanyak 80 responden.

Pada penelitian ini data yang dikumpulkan adalah data primer dan data

sekunder. Data primer meliputi, pendapatan dan pengeluaran masyarakat sekitar

pelabuhan, tingkat pendidikan, aktivitas kegiatan masyarakat disekitar pelabuhan,

kegiatan masyarakat nelayan pada saat musim ikan adan musim penceklik. Data

20
sekunder yaitu meliputi, jumlah nelayan, jumlah alat tangkap, data pendapatan

masyarakat difokuskan kepada nelayan dan bakul.

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh keberadaan PPI Inengo terhadap

kondisi masyarakat sekitar dilihat dari aspek sosial dan ekonomi, maka dilakukan

pengamatan langsung dan wawancara.

3.5 Tehnik Pengumpulan Data

Menurut Usman, (2013) teknik pengambilan data yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu :

1. Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap berbagai kegiatan dan

keadaan di lokasi penelitian yang terkait dengan tujuan penelitian.

2. Wawancara, yaitu mengumpulkan data dengan melakukan tanya jawab

dengan menggunakan kuesioner kepada pihak terkait yang berkaitan dengan

penelitian.

3. Kuesioner yaitu pengumpulan data dengan melakukan selebaran kertas yang

berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian

3.6 Analiasa Data

Analisa data dilakukan secara deskriptif dan kuantitatif melalui penyajian

dalam bentuk tabel dan grafik serta analisis perbandingan terhadap pengaruh

keberadaan PPI dengan nelayan sekitar setelah melakukan identifikasi terhadap hal-

hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian.

21
Metode analisa deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat suatu yang

telah berlangsung pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari

suatu gejala tertentu. Selain itu metode ini menjawab pertanyaan yang menyangkut

sesuatu pada saat berlangsungnya proses penelitian (Hartley, 2004)

1. Analisa pendapatan keluarga

Dihitung berdasarkan selisih antara penerimaan total (total revenue/TR) dengan

biaya total (total cost/TC) dengan rumus:

π= TR – TC
Keterangan:

∏ = pendapatan bersih/keuntungan

TR = jumlah penerimaan

TC = jumlah biaya produksi

Penerimaan rumah tangga adalah pendapatan yang diperoleh dari hasil kerja

anggota rumah tangga (suami, istri dan anak). Pendapatan dari rumah tangga buruh

nelayan dihasilkan dari berbagai sumber yang dikelompokan menjadi dua yaitu

pendapata usaha perikanan dan non perikanan, seperti berdagang, menyewakan kapal

ketika musim barat dan sebagainya.

Penerimaan rumah tangga dihitung dari total pendapatan keluarga selama 1

tahun. Untuk menghitung pendapatan keluarga digunakan rumus:

Rtbn = R1+R2

Dimana: Rtbn = total pendapatan rumah tangga buruh/juragan (Rp)

R1 = pendapatan dari usaha perikanan (Rp)

22
R2 = pendapatan dari usaha non perikanan (Rp)

2. Analisa pengeluaran keluarga

Pengeluaran rumah tangga terdiri dari pengeluaran pangan dan non pangan

kebutuhan pangan terdiri dari beras, lauk pauk, teh/kopi/susu, gula, garam, minyak

goring, dan lain-lain. Kebutuhan non pangan terdiri dari biaya anak sekolah,

kesehatan, perumahan, listrik, air, rekreasi dan rumah tangga. Adapaun rumus analisis

pengeluaran keluarga dijabarkan sebagai berikut:

CT= C1+C2

Dimana: CT = total pengeluaran rumah tangga buruh/juragan (Rp)

C1 = pengeluaran yang berasal dari pangan (Rp)

C2 = pengeluaran yang berasal dari non pangan (Rp)

DAFTAR PUSTAKA

23
Afriyani. 2006. Sosiologi Masyarakat Nelayan. Http://Www.Bppp-
Tegal.Com/Web/Index.Php/Artikel/122-Sosiologi-Masyarakat Nelayan

Ardi. 2002. Analisa Sistem Pelabuhan Perikanan Dikabupaten Lombok Timur Nusa
Tenggara Barat Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.
Https://Repository.Ipb.Ac.Id/Bitstream/Handle/123456789/6896/2002iar.Pdf?
Sequence=4&Isallowed=Y

Asmie. 2008. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan


Pedagang Pasar Tradisional Di Kota Yogyakarta. Yogyakarta : Universitas
Gajah Mada. Https://Scholar.Google.Co.Id/Citations?
User=Bf4vxnqaaaaj&Hl=Id

Astuti W.A. 2013. Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan Pendapatan
Kesejahteraan Keluarga. Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu
Pendidikan. Skripsi. Universitas Negeri. Semarang.
Https://Lib.Unnes.Ac.Id/17160/1/1201408037.Pdf

Darmawangsa. 2018. Analisis Efesiensi Penggunaan Alat Tangkapa Pukat Hela


(Trawl) Dan Trammel Net Terhadap Hasil Tangkapan Undang Di Kabupaten
Bulungan Provinsi Kalimatan Utara. Fakultas Perikanan. Universitas Terbuka.
Http://Repository.Ut.Ac.Id/7852/1/43263.Pdf

Departemen Kelautan Dan Perikanan (Dkp). 2006. Peraturan Menteri Kelautan Dan
Perikanan Nomor Per. 16/Men/2006 Tentang Pelabuhan Perikanan. Jakarta:
Departemen Kelautan Dan Perikanan.
Http://Jdih.Kkp.Go.Id/Peraturan/Per.16-Men-2006.Pdf

Dumairy. 2002. Perekonomian Indonesia. Erlangga. Jakarta


Http://Library.Um.Ac.Id/Free-
Contents/Index.Php/Buku/Detail/Perekonomian-Indonesia-Dumairy-
25588.Html

Ermayanti., Dkk. Teknologi Penangkapan Ikan Pada Masyarakat Nelayan Di Nagari


Pasar Lama Air Haji, Kecamatan Linggosari Baganti, Kabupaten Pesisir
Selatan. File:///C:/Users/Acer/Downloads/33-177-2-Pb.Pdf

Fahrudin, A. 2004. Penelitian Sosial Ekonomi Dalam Perencanaan Dan Pengelolaan


Wilayah Pesisir. Bapeda Provinsi Sulawesi Utara, Manado.

Giddens. 2010. Teori Strukturasi: Dasar-Dasar Pembentukan Struktur.


Http://Library.Um.Ac.Id/Free-Contents/Index.Php/Buku/Detail/Teori-
Strukturasi-Dasar-Dasar-Pembentukan-Struktur-Sosial-Masyarakat-Anthony-
Giddens-42694.Html

24
Gigentika. 2010. Kinerja Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai Labuhan Lombok,
Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Fakultas Perikanan Dan
Ilmu Kelautan. Intitut Pertanian Bogor
Https://Repository.Ipb.Ac.Id/Jspui/Bitstream/123456789/62859/1/C10sgi.Pdf

Harningsih. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan


Pedagang Barang Antik Di Pasar Windujenar Surakarta.Skirpsi. Universitas
Sebelas Maret.

Hartley, J. (2004). Case Study Research Dalam Cassel, D & Symon, G. Essential
Guide To Qualitatice Methods In Organizational Research (Eds). London:
Sage Publications. Doi: 10.4135/978144628 0119.N9.
Http://Oro.Open.Ac.Uk/36979/

Husen. 2014. Dinamika Perubahan Sosial Masyarakat Nelayan Dalam Meningkatkan


Taraf Hidup Di Kelurahan Mafututu Kota Tidore Kepulauan”.
Https://Media.Neliti.Com/Media/Publications/956-Id-Dinamika-Perubahan-
Sosial-Masyarakat-Nelayan-Dalam-Meningkatkan-Taraf-Hidup-Di-K.Pdf

Imron. 2017. Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Melalui Pengembangan Klaster Ikan


(Studi Pada Masyarakat Pulau Pasaran Kota Bandar Lampung). Fakultas Ilmu
Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Lampung Bandar
Lampung. Http://Digilib.Unila.Ac.Id/26813/20/Skripsi%20tanpa%20bab
%20pembahasan.Pdf

Indrianto. 2006. Pengelolaan Aktivitas Dan Pengembangan Pelabuhan Perikanan


Pantai Muara Ciasem Kabupaten Subang Ditinjau Dari Aspek Fasilitas Dan
Kualitas Pemasaran Hasil Tangkapan . Fakultas Perikanan Dan Ilmu
Kelautan. Institute Pertanian Bogor.
Https://Repository.Ipb.Ac.Id/Jspui/Bitstream/123456789/49194/1/C06jin.Pdf

Isranita., Yusuf., Lawalle. 2017. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan Desa
Puasana Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan. J. Sosial
Ekonomi Perikanan Fpik Uho, Issn 2502-664x: 2(4). Ojs.Uho.Ac.Id
Kusnadi. 2002.  Konflik Sosial Nelayan. Lkis. Yogyakarta.
Https://Catalogue.Nla.Gov.Au/Record/661580
Lihawa. 2019. Distribusi Tangkapan Ikan Layang (Decapterus Sp) Dipangkalan
Pendaratan Ikan (Ppi) Inengo Desa Huangobotu Kecamatan Kabila Bone
Kabupaten Bone Bolango.

Mahyuddin. 2007. Pola Pengembangan Pelabuhan Perikanan Dengan Konsep


Triptyque Portuaire : Kasus Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu.

25
Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Bogor. Https://Repository.Ipb.
Ac.Id/Bitstream/Handle/123456789/54967/2007bma.Pdf?
Sequence=1&Isallowed=Y

Masyuri, I. 2001. Pemberdayaan Masyarakat Nelayan. Media Presindo, Yogjakarta.


Https://Books.Google.Co.Id/Books?Id=Wcnldaaaqbaj&Pg=Pa142&Lp
G=Pa142&Dq=Masyuri,+I.+2001.+Pemberdayaan+Masyarakat+Nelayan.+
Media+Pressindo,+Yogyakarta&Source=Bl&Ots=Icbsbu0x6&Sig=Acfu3
U18rd81fqfkprrjxmbbhzbmuf7ghg&Hl=Id&Sa=X&Ved=2ahukewir
35nbpclqahwcxsskhrrxdcwq6aewaxoecaoqaq#V=Onepage&
Q=Masyuri%2c%20i.%202001.%20pemberdayaan%20masyarakat%20nel
Ayan.%20media%20pressindo%2c%20yogyakarta&F=False

Mugni. 2006. Strategi Rumah Tangga Nelayan Dalam Mengatasi Kemiskinan


(Studi Kasus Nelayan Desa Limbangan, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten
Indramayu,Provinsijawabarat). Https://Repository.Ipb.Ac.Id/Bitstream/Handle
/123456789/1062/A06amu.Pdf?Sequence=4&Isallowed=Y

Nasution. 2017. Pengaruh Pembangunan Pelabuhan Laut Terhadap Masyarakat


Pesisir (Kasus: Pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung Di Kabupaten Batu
Bara, Sumatera Utara). [Kepmen] Keputusan Menteri Perhubungan Nomor
Km 53 Tahun 2002 Tentang Tatanan Kepelabuhan Nasional. [Internet].
[Diunduh 2016 Nov 13]. Hubdat.Dephub.Go.Id/Uu/962-Uu-Nomor-17-
Tahun-2008- Tentang-Pelayaran/Download. 

Nayaka, Kartika, 2018. Pengaruh Modal, Tenaga Kerja Dan Bahan Baku Terhadap
Pendapatan Pengusaha Industri Sanggah Di Kecamatan Mengwi. E-Jurnal
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana 7.8 (2018): 1927-1956.
Ojs.Unud.Ac.Id

Nikijuluw Phv. 2001. Populasi Dan Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir Serta


Strategi Pemberdayaan Mereka Dalam Konteks Pengelolaan Sumberdaya
Pesisir Secara Terpadu. Makalah Pada Pelatihan Pengelolaan Pesisir
Terpadu. Proyek Pesisir. Bogor. Jurnal Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir
Dan Lautan Pkspl: 16 Hlm. Ejournal.Unisba.Ac.Id
Ningsi. 2006. Strategi Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pelabuhan Perikanan
Samudera Nizam Zahcman, Jakarta. Pascasarjana. Fakultas Perikanan Dan
Ilmu Kelautan. Institute Pertanian Bogor.
Https://Repository.Ipb.Ac.Id/Jspui/Bitstream/123456789/10370/3/2006tni_Ab
stract.Pdf

Nugraha. 2012. Pengaruh Keberadaan Penangkapan Pendaratan Ikan Pangandara


Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Sekitarnya. Program

26
Studi Teknologi Dan Manajemen Perikanan Tangkap Departemen
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakulats Perikanan Dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor. Http:// Repository. Ipb. Ac.Id

Rahmah. 2017. Stratifikasi Sosial Masyarakat Nelayan Di Desa Tanjungasari


Kabupaten Pemalang. Stratifikasi Sosial Masyarakat Nelayan Di Desa
Tanjungasari Kabupaten Pemalang. Jurusan Politik Dan Kewarganegaraan
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.
Https://Lib.Unnes.Ac.Id/31864/1/3301413124.Pdf

Ridha. 2017. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di


Kecamatan Idi Rayeuk. Jurnal Samudra Ekonomi Dan Bisnis, Vol.8,
No.1 Januari 2017. Ejournalunsam.Ac.Id
Satria. 2015. Pengantar Sosiologi Masyarakat Pesisir. Jakarta. Yayasan Pustaka Obor
Indonesia. File:///C:/Users/Acer/Downloads/Output%20(14).Pdf

Sebenan, R.D. 2007. Strategi Pemberdayaan Rumahtangga Nelayan Di Desa Gangga


Ii Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara. Fakultas
Perikanan Dan Llmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi, Manado.
Http://Docplayer.Info/29978301-Keadaan-Sosial-Ekonomi-Masyarakat-
Nelayan-Dl-Desa-Kinabuhutan-Kecamatan-Likupang-Barat-Kabupaten-
Minahasa-Utara-Sulawesi-Utara.Html

Soekidjo N. 2007. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta

Sosial Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelaja. Https://Pustakapelajar.Co.Id/
Buku/Teori-Strukturasi-Dasar-Dasar-Pembentukan-Struktur-Sosial-
Masyarakat.

Suhardjo, A.J.1997. “Stratifikasi Kemiskinan Dan Distribusi Pendapatan Di


Wilayah Perdesaan: Kasus Tiga Dusun Wilayah Lereng Selatan Gunung
Merapi” Dalam Majalah Geografi Indonesia, Fakultas Geografu Ugm,
Yogyakarta. 11 (9) Halaman 69-86.
Suwandi. 2007. Analisis Pengembangan Kawasan Pelabuhan Perikanan Kamal
Muara Dan Dadap Dalam Konteks Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu.
Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.
Https://Repository.Ipb.Ac.Id/Bitstream/Handle/123456789/2959/2007rsu.Pdf?
Sequence=4&Isallowed=Y

Usman. 2013. Studi Tempat Pelelangan Ikan Dalam Transaksi Pemasaran Hasil
Tangkapan Nelayan (Studi Kasus Ppi Birea Kecamatan Pa’jukukang
Kabupaten Bantaeng). Program Studi Sosial Ekonomi Perikanan Jurusan

27
Perikanan Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan Universitas Hasanuddin
Makassar.Http://Digilib.Unhas.Ac.Id/Uploaded_Files/Temporary/Digitalcolle
ction/Ntrmnmnlmjlimje1zdmxytq0owi2mtk1zdfinjjkztvjnzjhy2rjmg==.Pdf

Utama. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pengusaha Perak Di


Desa Celuk Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar.Tesis.Denpasar :
Universitas Udayana. Ojs.Unud.Aca.Id

Wahyunugroho. 2009. Strategi Rumah Tangga Nelayan Dalam Mempertahankan


Hidup. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas
Gadjah Mada
Wasak. 2012. Keadaan Sosial-Ekonomi Masyarakat Nelayan Dl Desa Kinabuhutan
Kecamatan Likupang Barat. Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara.
Pacific J Ournal. Januari 2012 Vol. 1 (7): 1339 - J3*2.
Repo.Unsrat.Ac.Id

Widihastuti. 2018. Istem Bagi Hasil Pada Usaha Perikanan Tangkap Di Kepulauan
Aru. Profit Sharing System Of Fishing Business In The Aru Islands. Ejournal.
Balitbang. Kkp.Go.Id

Wirdah. 2006. Analisis Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Pelabuhan Sunda Kelapa


Dki Jakarta Pascasarjana. Fakultas Perikanan Dan Ilmu
Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Https://Repository.Ipb.Ac.Id/Bitstream/Ha
ndle/123456789/10309/2006swi2.Pdf?Sequence=2&Isallowed=Y

Wisdaningtyas. 2011. Strategi Bertahan Hidup Masyarakat Nelayan Di Daerah


Pencemaran Pesisir Studi Kasus Nelayan Kampong Bambu, Kelurahan Kali
Baru, Kecamatan Cilingin, Jakarta Utara. Depertemen Sains Komunikasih
Dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institute Pertanian
Bogor.Https://Repository.Ipb.Ac.Id/Jspui/Bitstream/123456789/47390/20/I31
kwi.Pdf

Wisudawan. 2010. Tingkat Kepuasan Stakeholder Terhadap Pemanfaatan Fasilitas


Fungsional Ppi Blanakan Subang. Fakultas Perikanan
Dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor
Https://Repository.Ipb.Ac.Id/Bitstream/Handle/123456789/62853/C10rww.Pd
f?Sequence=1&Isallowed=Y

Yuliastuti. 2010. Kinerja Operasional Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu,


Sukabumi, Jawa Barat. Mayor Teknologi Dan Manajemen Perikanan Tangkap
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan Dan
Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. . Https://Repository.Ipb.Ac.Id

28
Lampiran 1

Kuisioner Penelitian

29
SOSIAL EKONOMI NELAYAN DI PANGKALAN PENDARATAN
IKAN ( PPI ) INENGO KABUPATEN BONE BOLANGO

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020

A. KARAKTERISTIK RESPONDEN

1 Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan

2 Status Pernikahan

Menikah

Janda/Duda

Belum Menikah

3 Pendidikan

Tidak sekolah SMA

SD Diploma/Sarjana

SMP

4 Usia: ……………………………………………………………… Tahun

5 Jumlah Anggota Keluarga (Termasuk Anda)

1 - 4 Orang

5 - 8 Orang

> 8 Orang

30
6 Lama pengalaman berprofesi sebagai nelayan: ………………………….. Tahun

7 Profesi sampingan selain sebagai nelayan

Tidak ada Buruh

Tani Wirausaha

Lainnya, sebutkan……………

8 Jenis armada yang digunakan dalam aktivitas penangkapan ikan di laut

Perahu

Kapal Motor Tempel

Kapal Motor

B. KONDISI SOSIAL

1. Bagaimana persepsi dan aspek sosial masyarakat nelayan terhadap keberadaan TPI

Inengo?

2. Bagaimana kondisi sarana dan prasana yang ada di TPI Inengo?

3. Berapa lama anda melakukan aktivitas berupa transaksi jual beli di TPI Inengo?

4. Jenis ikan apa yang jual di TPI Inengo?

5. Menurut anda komoditas ikan apa yang memiliki minat beli yang tinggi dari

masyarakat?

6. Alat tangkap jenis apa yang sering digunakan?

7. Berapa lama aktivatas penangkapan yang dilakukan

8. Kondisi lantai rumah


Tanah Semen
Papan Keramik

31
9. Dinding rumah
Papan
1/2 permanen
Tembok Permanen

10. Atap rumah


Rumbia
Seng
Genteng

11. Sumber Air Minum


Air sumur
Air Sungai
Lainnya, sebutkan ……………………………

12. Status kepemilikan rumah


Milik sendiri
Sewa/kontrak
Lainnya, sebutkan ……………………………..

13. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang aspek sosial masyarakat nelayan di


pangkalan pendartan ikan?
Baik
Kurang baik
Tidak baik

14. apakah mudah berurusan dengan pengelolah pangkalan pendaratan ikan?


Mudah
Rumit
Tidak

C. KONDISI EKONOMI

Pendapatan Keluarga

32
1. Jumlah pendapatan Bapak/Ibu/saudara(i) dalam 1 (satu) bulan:
a. Pendapatan dari usaha perikanan Rp. ……………………………….
- Harga satuan pokok ikan tuna per kg = Rp. ………………………
- Total produksi/hasiltangkapanikan tuna = …………….. kg /bulan
b. Pendapatan dari usaha non perikanan Rp. …………………………..
a. Pendapatan wanita pesisir Rp ……………………………………
b. Pendapatan suami Rp…………………………………………….
Pendapatan Sumber Lain Rp……………………………………..

c. Berapa hasil tangkapan satu perahu bapak/saudara pada satu kali melaut?

a. Kurang dari 30.000 kg

b. 31.000 s/d 90.000 kg

c. 91.000 s/d 200.000kg

d. Apakah pendapatan Anda sudah sesuai dengan hasil melaut?

a. Tidak Sesuai

b. Kurang Sesuai

c. Cukup Sesuai

e. Apakah kondisi cuaca yang buruk mempengaruhi pendapatan Anda

melaut?

a. Tidak berpengaruh

b. Kurang berpengaruh

c. Cukup berpengaruh

Pengeluaran keluarga
1. Jumlah pengeluaran yang biasanya Bapak/Ibu/saudara(i) gunakan dalam
memenuhi kebutuhan harian selama 1 (satu) bulan:

33
Rp. …………………………………
Rp. …………………………………
Rp. …………………………………
2. Jumlah pengeluaran yang biasanya Bapak/Ibu/saudara(i) gunakan dalam
memenuhi kebutuhan penangkapan ikanselama 1 (satu) bulan:
a. Bahan bakar mesin Rp. …………………………………
b. Peralatan pancing Rp. …………………………………
c. Biaya pengeluaran lainnya Rp. ………………………………

34

Anda mungkin juga menyukai