Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ekonomi Sumberdaya Perikanan
NPM 230110170187
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
PANGANDARAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT, atas berkat dan
rahmatnya penulis dapat menyelesaikan penulisan Makalah “Sejarah Ekonomi
Perikanan Di Indonesia”. Tidak lupa shalawat serta salam selalu tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW kepada keluarganya, para
sahabat,hingga kepada umatnya akhir jaman.
Penyusunan Makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, yang
telah memberikan pengarahan dan bimbingannya untuk itu kami mengucapkan
banyak terima kasih diantaranya :
1. Dr. Dra. Zuzy Anna M.Si, selaku Dosen pengampu mata kuliah Ekonomi
Sumberdaya Perikanan
2. Nora Akbarsyah, S.Pi., M.Si , selaku Dosen mata kuliah Ekonomi
Sumberdaya Perikanan
3. Keluarga besar dan orang tua yang selalu memberikan dukungan moral dan
materil dan motivasi
4. Rekan-rekan perikanan dan mahasiswa se- angkatan PSDKU Universitas
Padjadjaran yang telah membantu secara moral
5. Semua pihak terkait dalam penulisan makalah ini yang tidak dapat disebutkan
secara rinci tetapi memberikan dukungan dan doa
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................2
2.1 Zaman Peradaban Kuno..................................................................................2
2.2 Zaman Penjajahan...........................................................................................3
2.2.1 Zaman Kolonial Belanda.........................................................................3
2.2.2 Masa Pendudukan Jepang........................................................................3
2.3 Orde Lama......................................................................................................3
2.4 Orde Baru........................................................................................................4
2.5 Reformasi........................................................................................................5
2.6 Zaman Modern................................................................................................5
BAB III KESIMPULAN.............................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Mengetahui perkembangan ekonomi perikanan di Indonesia sejak zaman prasejarah
hingga zaman modern.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.2 Zaman Penjajahan
3
2.3 Orde Lama
Pada awal kemerdekaan Indonesia banyak sekali kebijakan ekonomi dan
perikanan tidak dilaksanakan karena banyak terjadi pergolakan politik. Pada tahun
1961, sektor perikanan mulai dilirik pemerintah menjadi pengerak ekonomi nasional
seperti tertuang dalam Perencanaan Pembangunan Delapan Tahunan yang disusun
Dewan Perantjang Nasional (Depernas, sekarang Bappenas). Target pendapatan dari
ekstraksi sumberdaya perikanan menurut Pauker mencapai US$ 500 juta, namun
karena ekspektasi yang sangat berlebihan, target tersebut akhirnya direvisi menjadi
US$ 12,5 juta dalam sidang kabinet.
Pada orde lama setelah kemerdekaan, produksi perikanan terus meningkat dari
320 ribu ton pada tahun 1940 menjadi 324 ribu ton pada tahun 1951, dan kemudian
menjadi 661 ribu ton pada tahun 1965. Pertumbuhan produksi tertinggi 7,4% per
tahun dicapai pada periode 1959-1965, namun produktivitas per kapal menurun dari 4
ton di tahun 1951 menjadi 2,8 ton pada tahun 1965. Produktivitas nelayan juga turun
dari 1 ton menjadi 0,7 ton dalam periode yang sama. Basis perikanan pada era ini
sepenuhnya di daerah pantai dan hanya sedikit industri perikanan modern yang
berkembang.
4
armada pada tahun 1980. Pada tahun 1998 armada perikanan bermotor telah
mencapai 45,8% dari total sebanyak 412.702 unit, namun data tahun ini menunjukkan
hanya 21% berupa kapal motor (“inboard motor”), dan bagian terbesar adalah perahu
motor tempel dan perahu tanpa motor. Dengan demikian, basis perikanan masih
dominan di wilayah pantai.
Pada saat orde baru sektor ekomi perikanan dipegang oleh nelayan skala besar
yang menggunakan trawl dan purse seine. Pada saat tersebut terjadi kesenjangan
ekonomi yang terjadi diantera nelayan kecil dan nelayan skala besar. Nelayan kecil
yang mempunyai produktivitas rendah (1,4-6,7 ton/unit alat) semakin tersingkirkan
oleh nelayan skala besar (trawl dan purse seine) dengan produktivitas masing-masing
mencapai 70,4 ton/unit dan 38 ton/unit. Kondisi ini yang mendorong pemerintah
melarang penggunaan trawl secara bertahap melalui Keppres 39/1980 yang diikuti
Inpress 11/1982 dan SK Menteri Pertanian No. 545/Kpts/Um/8/1982 tentang
penghapusan jaring trawl di seluruh perairan Indonesia terhitung mulai 1 Januari
1983.
2.5 Reformasi
Pada zaman reformasi perikanan dijadikan salah satu motor penggerak ekonomi
nasional. Berdasarkan Nota Keuangan dan APBN tahun 2000-2005, Pendapatan
Negara Bukan Pajak PNBP) perikanan meningkat sangat pesat dari Rp 52 miliar pada
tahun 2000 menjadi Rp 450 miliar pada tahun 2003. Dibanding tahun sebelumnya,
PNBP 2004 turun menjadi Rp 282,8 miliar (di bawah target Rp 450 miliar) dan
diperkirakan target PNBP sebesar Rp 700 miliar pada tahun 2005 juga tidak tercapai
karena belum optimalnya perjanjian bilateral dengan Cina, Filipina dan, Thailand.
5
dunia, yang diperkirakan tinggal di negara berkembang sangat membutuhkan protein
hewaninya dari hasil laut (perikanan) [ CITATION Fau10 \l 1033 ].
Peran ekonomi sektor perikanan juga dapat dilihat dari kon- tribusinya terhadap
lapangan pekerjaan. Perikanan baik Digit langsung atau tidak langsung memainkan
peran penting bagi jutaan orang yang dibutuhkan pada sektor perikanan [ CITATION
Fau10 \l 1033 ].
Menurut data FAO (2009), pada tahun 2006 diperkirakan 43,5 juta orang terlibat
langsung dalam kegiatan perikanan, baik sebagai pekerja penuh atau tidak, waktu.
Sementara itu ada sekitar empat juta orang yang terlibat sebagai pekerja lepas. Lebih
dari delapan puluh persen petani dan petani ikan berada di kawasan Asia. Di
Indonesia sendiri, jumlah nelayan yang ada di perikanan tangkap hanya mencapai
lebih dari dua juta orang, sementara jumlah total tenaga kerja yang terlibat dalam
sektor perikanan (tangkap dan budi daya) mencapai 4,8 juta orang (DKP, 2007 ;
Fauzi, 2010).
Sebagian besar masyarakat Pesisir sangat penting dari sektor perikanan sehingga
mengherankan jika sektor perikanan sering disebut sebagai "pekerjaan terakhir" di
mana kelebihan tenaga kerja sektor lain akan mudah diserap oleh sektor perikanan.
Hal ini dibahas pula oleh data FAO (2009) yang menyatakan selama tiga hari kerja
terakhir sektor tenaga kerja di sektor pertanian tumbuh lebih cepat dari sektor
pertanian yang tidak terserap di sektor pertanian tradisional [ CITATION Fau10 \l 1033 ].
6
BAB III
KESIMPULAN
7
DAFTAR PUSTAKA
Mansyur. (2016). Migrasi Dan Jaringan Ekonomi Suku Bugis Di Wilayah Tanah
Bumbu, Keresidenan Borneo Bagian Selatan Dan Timur,1930-1942. Jurnal
Sejarah Citra Lekha, 24-39.
Yasin, A. (2017). Hegemoni Ekonomi Etnik Tionghoa Di Pesisir. Sosial Budaya, 165
- 178.