Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengertian mengernai hewan avertebrata yang hidup di air merupakan salah
satu ilmu dasar dalam mempelajari ilmu-ilmu dalam mempelajari bidang perikanan.

Kita sering melihat apa yang namanya hewan. Hewan merupakan sekolompok
organisme yang digolongkan dalam kingdom animalia Yang makhluk di bumi ini
hewan di klasifikasikan menjadi vertebrata dan avertebrata. Vertebrata merupakan
jenis hewan yang bertulang belakang seperti ikan, burung, katak, buaya, lumba-lumba
dan lain sebagainya.

Sedangkan avertebrata adalah kebalikan dari vertebrata yaitu hewan yang


tidak bertulang belakang seperti cacing, tripang, ubur-ubur, serangga dan lain
sebagainya. Selain hewan-hewan yang tidak bertulang belakang avertebrata
digolongkan menjadi beberapa filum oleh karena itu pada kesempatan kali ini saya
akan menyusun sebuah makalah tentang filum Ctenophora dan Aschelmintes yang
merupan bagian dari filum avertebrata.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Pengertian Ctenophora dan Aschelmintes
1.2.2 Klasifikasi Ctenophora dan Aschelmintes
1.2.3 Ciri-ciri dan Morfologi Ctenophora dan Aschelmintes
1.2.4 Fisiologi Ctenophora dan Aschelmintes
1.2.5 Sistem Reproduksi Ctenophora dan Aschelmintes
1.2.6 Ekologi Ctenophora dan Aschelmintes
1.2.7 Peranan Ctenophora dan Aschelmintes

1.3 Tujuan dan Manfaat


1.3.1 Mengetahui Pengertian Ctenophora dan Aschelmintes
1.3.2 Mengetahui Klasifikasi Ctenophora dan Aschelmintes
1.3.3 Mengetahui Ciri-ciri dan Morfologi Ctenophora dan Aschelmintes
1.3.4 Mengetahui Fisiologi Ctenophora dan Aschelmintes
1.3.5 Mengetahui Sistem Reproduksi Ctenophora dan Aschelmintes
1.3.6 Mengetahui Ekologi Ctenophora dan Aschelmintes
1.3.7 Mengetahui Peranan Ctenophora dan Aschelmintes

1
BAB II
ISI

2.1 Ctenophora
2.1.1 Pengertian Ctenophora
Ctenophora merupakan salah satu filum dari hewan invertebrata. Semua anggota dari
filum ini hidup di air. Anggota filum ini memiliki bentuk tubuh menyerupai ubur-ubur,
meskipun secara klasifikasi berada dalam filum yang berbeda. Pada awalnya Ctenophora
dikelompokkan dengan Cnidaria dalam filum Coelenterata, namun karena adanya beberapa
perbedaan akhirnya spesies Ctenophora dipisahkan dalam filum tersendiri.
Ctenophora berasal dari bahasa Yunani yaitu kteno/kteis yang berarti “sisir” dan
phore yang berarti “pembawa” yang dalam bahasa latin disebut Ctenophorus. Ctenophora
sering disebut Comb Jellies atau Sea walnut. Dikarenakan bentuk cilianya yang seperti sisir,
Ctenophora disebut sebagai “comb bearing” atau si pembawa sisir.
Ctenophora banyak ditemukan di daerah coastal waters “pesisir pantai”. Biasanya
mereka ditemukan hidup bergerombol atau biasa disebut sea snot. Beberapa Ctenophora
hidup sebagai pelagic, terdapat pada bagian air yang agak lebih dalam, beberapa hidup
sebagai bentik mengendap didasar laut. Sejauh ini diketahui terdapat 150 spesies Ctenophora
yang menyebar di berbagai lautan di dunia.

Gambar 1. Struktur Umum Ctenophora

2.1.2 Klasifikasi Ctenophora


Ctenophora dibagi dalam 2 kelas yaitu kelas Nuda dan kelas Tentaculata. Dalam kelas
Nuda dikelompokkan menjadi 1 ordo yaitu Beriodea. Sedangkan dalam kelas Tentaculata
dikelompokkan lagi menjadi 4 ordo yaitu Cydippida, Platyctenida, Lobata, dan Cestida.
1. Kelas Nuda
Kelas Nuda merupakan bagian dari filum Ctenophora, yang membedakan antara kelas
Nuda dan Tentaculata yaitu ada tidaknya tentakel, pada kelas Nuda tidak terdapat tentakel,
sehingga cara mereka menagkap mangsanya dengan cara membuka mulutnya lebar-lebar
karena faringnya terdapat dalam mulutnya yang lebar tersebut, kemudian hasil makanan
tersebut dimasukkan ke dalam pundi-pundi dalam tubuhnya.
Tubuh Nuda berbentuk bundar seperti melon dan mengerucut, tidak memiliki tentakel
tapi memiliki papilla yang bercabang. Pada spesies Beroe tubuh berbentuk silinder. Spesies

2
Neis bentuk tubuhnya agak pipih dan dilengkapi sayap panjang yang menjulur melebihi
aboralnya.

Gambar 2. Beroe. Sp

Gambar 3. Neis cordigera

2. Kelas Tentaculata
Berbeda dengan kelas Nuda, kelas Tentaculata mempunyai tentakel sebagai alat
penangkap mangsa, tentakel tersebut dilapisi oleh sel colloblast yang berstruktur lengket
berfungsi sebagai pelekat mangsa. Kelas tentaculata mempunyai jenis tentakel sekunder yang
disembunyikan didalam tubuhnya.

a. Cydippida
Cyddipida merupakan ordo paling primitive dalam kelas tentaculata.
Cydippida menjaga tentakelnya sepanjang hidup. Contohnya Hormiphora, Pleurobrachia
(Sea Gooseberry).

Gambar 4. Hormiphora cucumis

3
Gambar 5. Sea Gooseberry

b. Platytecnida
Platytecnida merupakan kelompok bentik yang mempunyai kebiasaan
menghilangkan ctenenya untuk beradaptasi. Tubuhnya pipih, simetri radial, mengalami
modifikasi awal yang besar; stadia awal merupakan parasit pada Salpa (Tunica). Contohnya
Coeloplana

Gambar 6. Coeloplana
c. Lobata
Tubuhnya piph secara lateral; cuping mulut 2 buah dan besar; tentakel pendek
dan tidak memiliki pelindung. Contohnya Balionopsis dan Mnemiopsis.

4
Gambar 7. Mnemiopsis leidyi

d. Cestida
Tubuh panjang dan pipih seperti pita, satu bidang dengan tentakel. Contoh
Cestum (Cestus) veneris, Venus’s girdle dapat mencapai panjang 9 cm dan lebar 5cm di laut
tropis.

Gambar 8. Cestum (Cestus) veneris

2.1.3 Ciri-Ciri dan Morfologi Ctenophora


Ctenophora ditemukan di hampir seluruh lautan, filum ini merupakan pemangsa bagi
plankton-plankton. Ctenophora memiliki tubuh yang kecil dan transparan, struktur tubuhnya
lebih rumit dibandingkan dengan Cnidaria. Ctenophora memiliki 8 ruas yang sama besar
pada ciliary plates-nya dan tidak mempunyai nematoksis, inilah yang membedakan antara
Ctenophora dan Cnidaria. Ctenophora tidak bewarna namun mengalami bioluminescent
(mengeluarkan cahaya dari tubuhnya sendiri) untuk menghindari predator (Harbison 1996).
Karena bentuk tubuhnya yang lunak, Ctenophora jarang ditemukan dalam bentuk fosil,
sehingga sulit untuk merangkai hubungan filogeninya (cf. Conway Morris & Collins 1996).
Ctenophora umumnya memiliki bentuk tubuh bulat atau lonjong, simetri radial dan merupakan tipe
dipoblastik (terdiri dari lapisan ektodermis dan endodermis) yang diantara keduanya terdapat
rongga yang disebut mesenkim, yang setara dengan mesoglea pada Ctenophora. Sistem
gastrovaskuler dibagi menjadi dua bagian, pertama adalah bagian axial yang meliputi faring,
infudibular (usus), infudibular canal, anal canal dan pores, bagian keduanya adalah bagian yang

5
mengelilingi sistem pencernaannya yang disebut peripheral yang meliputi perradial, interradial,
adradial dan meridional canal, tentacular canal dan paragastric canal.

2.1.4 Fisiologi Ctenophora


Ctenophora bersifat karnivora dan memakan zooplankton. Makanan yang melekat
pada colloblast dimasukan ke mulut. Colloblast ialah sel perekat pada tentakel. Mulut
berhubungan dengan faring yang panjang, rongga gastrovaskuler dan susunan kanal. Sisa
pencernaan dibuang melalui lubang anal atau melalui mulut.
Sistem saraf Ctenophora ialah saraf jala subepidermis. Hanya ada sebuah alat indera
di ujung aboral, berisi statolith yang berbuhubungan dengan 4 rumpun cilia sebagai alat
keseimbangan. Tiap 2 rumpun cilia bercabang dua, dan masing-masing memanjang di bawah
deretan sisir cilia. Alat indera berupa statocyst tersebut berfungsi mengatur kedudukan hewan
tersebut terhadap gravitasi dengan arah mulut menghadap ke bawah.
Pada malam hari, Ctenophora tampak bercahaya karena bioluminescent. Cahaya
dihasilkan oleh kanal meridional (perpanjangan dari saluran pencernaan), sehingga tampak
seolah-olah cahaya memancar dari deretan sisir cilia. Alat pernapasan yang khusus tidak ada,
karena pertukaran gas dilakukan secara difusi.
2.1.5 Reproduksi Ctenophora
Semua Ctenophora merupakan hemaprodit, yang berarti memiliki alat kelamin jantan
dan betina dalam satu tubuh. Gonad berbentuk seperti 2 helai pita yang terletak pada dinding
kanal meridional yang menebal; yang sehelai adalah ovary dan yang lain adalah testis. Telur
dan sperma biasanya dilepas ke air melalui mulut. Pembuahan terjadi secara eksternal di air
laut, meskipun beberapa spesies mengalami pembuahan internal dan mengerami telurnya.
Hasil pembuahan ialah larva Ctenophora yang berenang bebas, berbentuk bulat lonjong
menyerupai Ctenophora dewasa. Spesies yang pipi juga mempunyai larva yang berbentuk
bulat. Hanya spesies Ocyropsis yang baru diketahui merupakan dioseus (jantan dan betina
terpisah) (Harbison & Miller 1986). Terkecuali untuk Platytecnida yang merupakan
protandus (mengalami perubahan dari jantan ke betina) serta mengalami reproduksi aseksual
(Harbison 1985).
2.1.5 Ekologi Ctenophora
Semua Ctenophora merupakan karnivora, memakan zooplankton dengan segala jenis
ukuran, meliputi crustacean, amphibi, telur ikan dan larva. Beberapa Berioda memakan

6
plankton bergelatin seperti sesamanya (Ctenophora lainnya), medusa, dan salps (Fraser 1962,
1970; Swanberg 1974; Kremer 1979; Mianzan & Sabatini 1985; Purcell 1985; Monteleone &
Duguay 1988; Mills unpubl). Ctenophora sering disebut sebagai tropic dead-end dalam rantai
makanan ekosistem laut, namun kadang Ctenophora masih dimakan oleh beberapa jenis
ikan.Ctenophora dapat hidup sebagai pelagic ataupun sebagai bentik, karena Ctenophora
tersebar merata diberbagai kedalaman lautan.

2.1.6 Peranan Ctenophora


Ctenophora mempunyai peranan diantaranya adalah ikut menjaga keseimbangan
ekosistem di laut. Hal karena Ctenophora suka memakan fitoplankton (plankton tumbuhan).
Selain itu juga Ctenophora juga sebagi sumber makanan bagi hewan laut seperti: Salmon,
penyu, dan ubur-ubur.
Namun Ctenophora juga memiliki kerugian bagi peternakan tiram karena hewan-
hewan ini memakan larva-larva tiram sehingga merugikan petani tiram. Selain itu, bila
terjadi ledakan populasi, maka dapat membuat ekosistem tidak seimbang. Hal ini pernah
terjadi di tahun 1989 di Laut Hitam saat Ctenophora memkan larva ikan Pelgis. Dan tahun
1999 di Laut Kaspia. Hasilnya adalah bahwa 75% dari zooplankton sudah habis, sehingga
mempengaruhi seluruh rantai makanan.

7
2.2 Aschelminthes
2.2.1 Pengertian Aschelminthes
Aschelminthes atau Nemathelminthes adalah filum yang pernah dipakai pada
Kerajaan Hewan (Animalia). Pengelompokan ini sekarang tidak digunakan lagi karena
polifiletik. Meskipun demikian, pengelompokannya kadang-kadang masih dipakai untuk
kemudahan. Anggota-anggotanya mencakup berbagai cacing yang dikenal sebagai cacing
gilig yaitu hewan dengan tubuh berbentuk silinder memanjang, bahkan sangat panjang
sehingga munculah nama 'Nemathelminthes', yang berarti "cacing berkas" (dari bahasa
Yunani). Tubuhnya tidak beruas-ruas. Nemathelminthes (dalam bahasa yunani, nema =
benang, helminthes = cacing) disebut sebagai cacing gilig karena tubuhnya berbentuk bulat
panjang atau seperti benang. Nemathelminthes sudah memiliki rongga tubuh meskipun
bukan rongga tubuh sejati. Cacing dewasa memiliki pseudocoelom (tabung dalam tabung),
sebuah ruang tertutup yang berisi cairan berfungsi sebagai rangka hidrostatik, membantu
dalam peredaran dan penyebaran sari makanan. Oleh karena memiliki rongga tubuh semu ,
Nemathelminthes disebut sebagai hewan Pseudoselomata. Filum Nemathelminthes terdiri
dari bebrapa ratus ribu spesies, kebanyakan hidup bebas meskipun beberapa ada yang parasit.
2.2.2 Klasifikasi Aschelminthes
Ascheminthes merupakan filum dalam kingdom animalia. Ascheminthes dibagi
menjadi beberapa klas yaitu Rotifera (Rotatoria), Gastrotricha, Kinorhyncha
(Echinodera), Nematomorpha (gordinacea) dan Nematoda.

1. Kelas Rotifera (Rotatoria)


Rotifera pertama kali ditemukan oleh John Harris tahun 1696 yang waktu itu
dikenal dengan nama ‘bdelloid rotifer’ yaitu hewan mirip cacing. Dari 1.700
spesies, kebanyakanhidup di air tawar,hanya 50 spesies di laut,beberapa di
hamparan lumur lumut yang basah. Rotifera termasuk metazoan yang paling kecil
berukuran antara 40-2.500 mikron,rata-rata 200 mikron. Umumnya hidup bebas,
soliter, koloni, atau sessile
Tubuh rotifera dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian anterior yang pendek,
badan yang besar dan kaki. Dibagian anterior terdapat corona dan mastax yang
merupakan ciri khas Klas Rotifera. Bentuk badan bulat atau selindris. Pada bagian
badan(trunk) terdapat tiga buah tonjolan kecil yaitu sebuah atau sepasang antena
dorsal dan 2 buah antena lateral. Pada unjung antena biasanya terdapat bulu-bulu
sebagian alat indera. Sebuah kaki yang langsing terletak di ujung posterior. Tubuh
tertutup epidermis yang merupakan lapisan tipis dan sinsitial, dengan jumlah nuclei
yang selalu tetap. Dibawah epidermis terdapat susunan otot melingkar dan
membujur, namun tidak terorganisir sebaik platyhelninthes.

2. Kelas Gastrotricha
Gastrotricha berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata gaster yang artinya perut
dan thrix yang artinya rambut. Filum Gastrotricha merupakan kelompok kecil
dengan 450 spesies yang hidup bebas baik di laut maupun di air tawar. Terdapat
dalam rongga interstisial sediment atau merayap pada ganggang, tanaman air atau

8
detritus. Meskipun tidak melimpah seperti Rotifera, jenis dari ordo Chaetonotida
biasa ditemukan di danau, kolam dan sungai. Jenis dari ordo Macrodasyda terdapat
di air laut dan payau.
Kebanyakan gastrotricha berukuran mikroskopis, antara 40-1.000 mikron, namun
beberapa spesies mencapai 4 mm. Bentuk tubuh seperti botol dengan bentuk kepala
yang agak jelas, bagian ventralnya datar, bagian posterior biasanya bercabang dua
dan pada beberapa jenis dilengkapi organ penempel. Organ penempel berbentuk
tabung yang dapat berjumlah banyak dan terletak di dekat kepala, sepanjang sisi
tubuh, atau pada ujung posterior. Tabung penempel digunakan untuk menempel
sementara pada subtrat. Gastrotricha termasuk hewan microscopic. Tubuhnya
berbentuk simetri bilateral dengan isi perut yang lengkap dan tubuhnya ditutupi
cilia khususnya mulut. Pada sebagian spesies mempunyai dua terminal yang
melekat pada saluran. Umumnya pengangkutan utama pada hewan microscopic
dengan menggunakan kekuatan hidrostatik. Disamping itu biasanya mempunyai
pseudocoel yang digunakan untuk metode pemeliharaanya dan sekarang diketahui
bahwa hewan ini memiliki acoelomata. Filum gastrotricha pada chaetonotida
mereka mendiami laut atau air payau dan jarang di air jernih. Hidupnya
membersihkan detritus dalam area littoralor sublittoral. Semua nya mempunyai
tabung pelekat depan dan belakang. Kebanyakan mempunyai tabung atau saluran
sepanjang sisiny. Sebagian mempunyai kutikula yang tebal atau kail atau sisik.
Turbanella dan Tetranchyroderma adalah yang paling umum dan paling mudah
dikenali dari macrodasyids, dengan angka 50-100 per kubik centimeter. Dari urutan
filum gastrotricha macrodasyidae. Anggotanya memiliki bentuk tubuh Y
pharyngeal lumina. Neodasys adalah hewan laut dan macrodasyid seperti bentuk
yang mencapai 0,8 mm (0,03) dalam panjangnya
dan terdapat tabung yang melekat yaitu terletak dibelakang, samping dan depan.
Lainya jarang melampaui ukuran 0,3 mm (0,01).mereka hanya memiliki 2
tabung/saluran belakang yang berasal dari belakang furca,atau tidak sama
sekali.famili dari chaetonotidae hampir setengahnya dari gastrotricha : Musellifer
dan Halichaetononotus dilaut; polymerurus di air jernih; aspidiophorus,
chaetonotus, heterolepidoderma,ichthydium, dan lepidodermella dalam habitat
yang sama. Musellifer hidup dalam Lumpur.

3. Kelas Kinorhyncha (Echinodera)


Klas Kinorhyncha adalah filum kecil (1 mm atau kurang) invertebrata laut
pseudocoelomate yang luas di lumpur atau pasir di semua kedalaman sebagai
bagian dari meiobenthos. Mereka juga disebut naga lumpur (mud dragons).
Kinorhyncha bukan merupakan filum yang sangat speciose dengan hanya sekitar
150 spesies yang dikenal ilmu pengetahuan. Mereka hidup dalam sedimen laut
mulai dari pantai sampai kedalaman hingga 5000 meter dan telah ditemukan di
semua lautan dunia dan lautan. Mereka tidak bisa berenang, dan bergerak
denganmendorong kepala mereka maju ke lumpur, memperpanjangscalids mereka
kemudian mencabut kepala ke dalam tubuh,karena kepala diadakan di tempat oleh
duri ini memiliki efekmenyeret tubuh ke depan. duri kemudian dapat ditutup dan

9
kepala mendorong maju sekali lagi. Mereka memakan diatomdan bahan organik
lain yang mereka temukan di lumpur.
Klas Kinorhyncha Tubuh simetri bilateral,13–14 ruas,tubuh tertutup kutikula yang
terbagimenjadi ruas-ruas yang jelas dan lateral,saluran pencernaan lengkap,
reproduksiseksual, dioecious.
• Ruas I : kepala, pada ujungnya terdapat mulut.
• Ruas II : leher.
• Sisanya : badan, biasanya 11 ruas.
Ukurannya sekitar satu milimeter, berbeda dengan Aschelminthes yang lain.
Kinorhyncha tidak mempunyai cilia sama sekali. Kutikula terbagi menjadi ruas-
ruas yang jelas. Ruas pertama adalah kepala, ruas kedua ialah leher dan badan
biasanya terdiri atas 11 ruas. Pada ujung anterior terdapat semacam kerucut dan di
ujung kerucut terdapat mulut.Ujung dan pangkal kerucut.

4. Klas Nematomorpha (gordinacea)


Cacing ini memiliki tubuh yang panjang dan ramping, hewan kelas ini sangat
parasit terhadap insekta dan krustasea, ukuran hewan ini berfariasi antara 10-
700mm, dengan diameter 1,3-2,5, hewan betina lebih panjang daripada yang
jantan.Tubuh dilapisi kutikula yang polos Hidup bebas di air tawar , air laut atau
parasit. Semua hewan ini hidup di air tawar kecuali nectonema yang hidup diair
laut. Secara umum cirri-ciri nematomorpha adalah sebagai berikut, tubuhnya
berbentuk silindris, salah ujungnyaa tumpul dan membulat, tidak
bersegmen,simetri tubuhnya bilateral. Permukaan tubuh yang dilapisi kutikula
terdiri darilempeng-lempeng atau papilla, tubuhnya dilapisi dengan lapisan otot
longitudinaltapi tidak penuh sampai keujung tubuhnya.Seluruh pencernaan
makanannya mengalami degenerasi, karena cacing mudamengabsorbsi makanan
dari inang, sedangkan yang dewasa tidak makan.
Organsirkulasi.respirasi, dan ekskresi tidak ada. System sarafnya terdiri atas
cincinsaraf yang mengelilingi esophagus, cincin tersebut berhubungan bengan tali
saraf midfentral. Pada nectonema, cincin saraf itu juga berhubungan dengan tali
saraf dorsal, dan mempunyai lat kelamin yang terpisah. Nematomorpha (kadang-
kadang disebut Gordiacea, dan umumnya dikenalsebagai cacing bulu kuda atau
cacing Gordian) adalah sebuah filum dari parasithewan yang dangkal morfologis
mirip dengan nematoda cacing, maka nama itu.Mereka berkisar ukuran pada
sebagian besar spesies antara 50 sampai 100 cm (20hingga 39 di) panjang dan
dapat mencapai dalam kasus yang ekstrim hingga 2meter, dan 1 sampai 3
milimeter (0,039-0,12 in) dengan diameter.Bulu kuda cacing dapat ditemukan di
tempat yang lembab seperti menyiram palung, sungai, genangan air, dan tangki air.
Cacing dewasa hidup bebas, tetapilarva adalah parasit pada kumbang , kecoa ,
Orthoptera , dan krustasea . Sekitar 326 spesies yang diketahui dan perkiraan
konservatif menunjukkan bahwamungkin ada sekitar 2000 spesies di seluruh dunia.
Nama " Gordian "berasal darilegendaris simpul Gordian. Hal ini berkaitan dengan
fakta yang seringnematomorpha mengikat diri dalam knot.

10
5. Klas Nematoda
Nematoda atau cacing gelang ( filum Nematoda) yang paling beragam filumdari
pseudocoelomates , dan salah satu yang paling beragam dari semua binatang.
Nematoda spesies sangat sulit untuk membedakan; lebih dari 28.000
telahdiuraikan, yang lebih dari 16.000 adalah parasit . Telah diperkirakan bahwa
jumlah spesies nematoda mungkin sekitar 1.000.000. Tidak seperti cnidaria
ataucacing pipih , cacing gelang memiliki sistem pencernaan yang seperti
tabungdengan bukaan di kedua ujungnya.
Nematoda telah berhasil beradaptasi dengan hampir setiap ekosistem dari lautke
air tawar, dari daerah kutub ke daerah tropis, serta yang tertinggi sampai
yangterendah elevasi. Mereka di mana-mana di air tawar, laut, dan lingkungan
darat,di mana mereka sering melebihi hewan lain pada kedua individu dan spesies
jumlah, dan ditemukan di lokasi yang beragam seperti gunung, padang pasir dan
palung samudera . Mereka mewakili, misalnya, 90% dari semua bentuk kehidupan
di dasar laut . parasit berbagai bentuk mereka termasuk patogen padatumbuhan
paling dan hewan (termasuk manusia ). Beberapa nematoda dapatmenjalani
cryptobiosis.

2.2.3 Morfologi & Ciri-ciri Tubuh Aschelminthes


Struktur tubuh Aschelminthes umumnya berukuran mikroskopis, meskipun ada yang
panjangnya sampai 1 meter. Individu betina berukuran lebih besar daripada individu
jantan. Ciri-ciri nemathelminthes yaitu :
1. Tubuh tidak beruas-ruas,
2. Memiliki sistem pencernaan yang sempurna, dimulai dari mulut, faring, usus dan
anus.
3. Ukuran tubuh Nemathelminthes umumnya mikroskopis.
4. Tubuh berbentuk bulat panjang atau seperti benang dengan ujung-ujung yang
meruncing.
5. Permukaan tubuh Nemathelminthes dilapisi kutikula yang berfungsi untuk
melindungi diri.
6. Tidak memiliki pembuluh darah dan system respirasi.
7. Pernapasan berlangsung secara difusi melalui permukaan tubuh.
8. Difusi, adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari
bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan
konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi.

2.2.4 Fisiologi Aschelminthes


Respirasi pada Nemathelminthes dilakukan secara difusi melalui permukaan tubuh.
Ekskresi dengan sel Renette untuk Nemathelminthes primitif atau sistem H untuk
Platyhelminthes yang yang telah maju.Pencernaan makanan terjadi secara ekstrasel
pada alat pencernaan. Sisa pencernaan dikeluarkan melalui anus.Sistem saraf terdiri
atas cincin saraf, tali saraf longitudinal baik ke arah anterior maupun posterior.
Beberapa tali saraf utama lainnya adalah: sepasang tali saraf (t.s) lateral dan ventral,

11
t.s dorsal, sepasang t.s subdorsal, dan t.s sublateral. Kesemuana dihubungkan dengan
tali-tali saraf transversal.

2.2.5 Reproduksi Aschelminthes


Perkembangbiakan Aschelminthes umumnya melakukan reproduksi secara seksual.
Sistem reproduksi bersifat gonokoris, yaitu organ kelamin jantan dan betina terpisah
pada individu yang berbeda. Fertilisasi terjadi secara internal. Telur hasil fertilisasi
dapat membentuk kista dan kista dapat bertahan hidup pada lingkungan yang tidak
menguntungkan.
2.2.6 Ekologi Aschelmintes
Aschelminthes hidup bebas atau parasit pada manusia, hewan, dan tumbuhan.
Untuk menunjang hidupnya aschelminthes memakan bakteri, jamur, dan organisme
kecil. Habitat cacing ini berada di tanah becek dan di dasar perairan tawar atau laut.
Beberapa spesies parasit dan hidup di darah dan cairan tubuh dari rumah inangnya.

12
BAB III
Penutup

3.1 Kesimpulan
Ctenophora merupakan hewan invertebrata yang hidup di hampir seluruh
lautan dengan berbagai macam kedalaman, mempunyai ciri khas yaitu cilia sebagai alat
gerak, yang mempunyai 8 ruas yang sama pada cilliary plate-nya. Klasifikasi umumnya
dibagi berdasarkan ada atau tidaknya tentakel. Yang membedakan Ctenophora dengan
Cnidaria adalah tidak adanya nematocis pada Ctenophora, karena pada umumnya Ctenophora
menangkap mangsanya dengan tentakel. Ciri khas lain dari Ctenophora adalah dapat
melakukan bioluminescent sebagai bentuk pertahanan dirinya terhadap predator. Umumnya
Ctenophora adalah hemafrodit.
Ctenophora sangat berperan penting dalam keseimbangan ekosistem laut
karena berperan sebagai dead-end pada tropic ekosistem laut. Namun apabila terjadi ledakan
populasi justru akan terjadi sebaliknya yaitu tidak seimbangannya ekosistem karena habisnya
zooplankton. Ctenophora juga merugikan bagi petani tiram karena mereka memakan larva-
larva tiram.
Aschelminthes atau Nemathelminthes adalah filum yang pernah dipakai pada
Kerajaan Hewan (Animalia). Anggota-anggotanya mencakup berbagai cacing yang dikenal
sebagai cacing gilig yaitu hewan dengan tubuh berbentuk silinder memanjang, bahkan sangat
panjang sehingga munculah nama 'Nemathelminthes', yang berarti "cacing berkas" (dari
bahasa Yunani). Tubuhnya tidak beruas-ruas. Dewasa memiliki pseudocoelom (tabung dalam
tabung).
Struktur tubuh Aschelminthes umumnya berukuran mikroskopis, meskipun ada yang
panjangnya sampai 1 meter. Aschelminthes hidup bebas atau parasit pada manusia, hewan,
dan tumbuhan. Habitat cacing ini berada di tanah becek dan di dasar perairan tawar atau laut.
Perkembangbiakan Aschelminthes umumnya melakukan reproduksi secara seksual.
Reproduksi bersifat gonokoris.
Respirasi pada Nemathelminthes dilakukan secara difusi melalui permukaan tubuh. .
Pencernaan makanan terjadi secara ekstrasel pada alat pencernaan. Ascheminthes merupakan
filum dalam kingdom animalia. Ascheminthes dibagi menjadi beberapa klas yaitu Rotifera
(Rotatoria), Gastrotricha, Kinorhyncha (Echinodera), Nematomorpha (gordinacea) dan
Nematoda.

13

Anda mungkin juga menyukai