PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
1
BAB II
Pembahasan
2.1 Ctenophora
2
parasit. Ctenophora sering dibandingkan dengan laba-laba yang mempunyai
berbagai cara untuk menangkap mangsa, ada yang berdiam diri dan menggunakan
tentakelnya seperti jaring, dan ada yang menjadi predator aktif dalam berburu
mangsa. Hal itulah yang menyebabkan ctenophora beranekaragam walaupun
spesiesnya sedikit.
Salah satu ciri khas yang membedakan Tentaculata dan Nuda adalah
tentakelnya. Tentaculata mempunyai tentakel yang dilengkapi
sel colloblasts untuk menagkap mangsanya. Sementara kelas Nuda tidak
mempunyai tentakel. Kelas Nuda menangkap mangsanya dengan membuka
rongga mulutnya dengan lebar. Berikut ini gambar ctenophora dari kelas
Tantacula dan kelas nuda.
Ctenophora memiliki bentuk tubuh yang bulat, lonjong, lunak dan simetris
radial. Salah satu keunikan Ctenophora adalah mampu mengeluarkan cahaya dari
tubuhnya sendiri.. Bagian permukaan luar Ctenophora mempunyai delapan baris
sisir yang disebut dengan cilia yang dapat digunakan sebagai alat gerak. Oleh
karena itu, hewan ini dikenal sebagai ubur-ubur sisir karena secara vertikal
tubuhnya terbagi oleh 8 helai cilia yang tampak seperti deretan sisir. Ctenophora
memiliki mulut untuk masuknya makanan serta dua lubang anus untuk
mengeluarkan air dan kotoran di ujung yang lain.
3
Seperti cnidaria, tubuh ctenophora terdiri dari mesoglea tebal mirip
jeli yang diapit dua epitel, lapisan sel yang terhubung satu sama lain.
Epitel ctenophora terdiri dari dua lapis sel, sedangkan cnidaria hanya satu.
Lapisan luar dari epidermis terdiri dari sel indra; sel yang
mensekresikan mukus untuk melindungi tubuh; dan sel interstisial yang
dapat berubah menjadi sel lain, di tentakelnya juga terdapat sel koloblas
yang lengket untuk menangkap mangsa, juga ada sel yang mempunyai
banyak silia berukuran besar untuk berenang. Sedangkan lapisan dalam
epidermis terdapat jaring saraf (neuron atau sel saraf yang saling
berhubungan tetapi tidak ada saraf pusat seperti otak), jaring saraf ini
berguna untuk mendeteksi lingkungan mereka, di lapisan ini juga terdapat
sel mioepitelial yang berfungsi sebagai otot (pada hewan yang lebih
kompleks otot kebanyakan terdiri dari sel miosit).
Ctenophora memiliki satu mulut untuk memasukkan air berisi
oksigen dan makanan, dan dua lubang pengeluaran untuk mengeluarkan
air dan zat padat.
4
tumbuhan). Selain itu juga Ctenophora juga sebagi sumber makanan bagi
hewan laut seperti: Salmon, penyu, dan ubur ubur.
5
2.2 Rhynchocoela
6
Phylum : Nemertea
Rhynchocoela dibagi menjadi dua kelas yaitu:
1) Anopla
Merupakan Rhynchocoela yang memiliki proboscis yang sederhana . Mulutnya
membuka di depan otak.
Contohnya kelas Anopla :
· Ordo Paleonemertini
· Ordo Heteronemertini (Famili : Lineidae, Genus : Lineus,Spesies:
Longissinus).
2) Enopla
Merupakan Rhynchocoela yang memiliki proboscis yang lebih banyak atau
komplit.
Mulut terbuka di belakang otak.
Contohnya kelas Enopla :
· Ordo Bdellonemertini
Pada ordo ini hanya satu genus yang tidak memiliki stylet,
yaitu Malacobdella yang mempunyai tiga spesies komensal pada rongga mantel
kerang lautndan satu spesies dalam rongga mantel siput air tawar.
Spesies : Paranemertes, Amphiporus, Emplectonema dan Micrura.
2.2.3 Morfologi
Tubuh Rhynchocoela berbentuk pipih dan mempunyai panjang 2 cm – 2
m, tipis, memiliki jaringan dan organ. Rhynchocoela tidak memiliki pigmen
seperti Annelida, tubuhnya sangat halus, dan tidak mempunyai tangan, kaki,
warna ada yang pucat, namun ada yang cerah (merah, jingga kuning, hijau, dan
bergaris-garis). Hewan ini mempunyai proboscis (semacam belalai yang dapat
dijulurkan untuk menangkap mangsa. Saluran pencernaan lengkap (usus-anus)
dengan peredaran darah tertutup.
7
Reproduksi Rhynchocoela dilakukan dengan aseksual dan seksual,
aseksual yaitu dengan cara fragmentasi atau pembelahan tubuh, bagian
tubuh Rhynchocoela kecil dari induk yang akan tumbuh disebut cyst.
Secara seksual dilakukan dengan cara pembuahan. Perkembangan telur
dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Perkembangan
secara langsung yaitu telur dapat tumbuh langsung menjadi Rhynchocoela
kecil, sedangkan secara tidak langsung dengan cara, telur akan tumbuh
menjadi larva dan perlahan-lahan akan mengalami metamorfosis.
Perkembangan secara tidak langsung ini, telur memiliki tiga macam
bentuk larva yaitu telur akan menjadi larva pilidium, desor atau iwata.
Telur yang akan menjadi larva pilidium terlihat seperti helm dengan
lempengan silia. Silia digunakan untuk bergerak secara teratur pada arus
air kearah mulut, agar makanan dapat masuk ke larva. Larva iwata hanya
terjadi pada satu sepesies yaitu micrura akkeshiensis dan dapat berenang
bebas. Sedangkan larva desor merupakan karakteristik dari lineus rubber,
dan tidak dapat berenang
c. Sistem Ekskresi
Rhynchocoela memiliki organ nefridium yang disebut sebagai
protonefridium. Protonefridium tersusun dari tabung dengan ujung membesar
mengandung silia. Di dalam protonefridium terdapat sel api yang dilengkapi
dengan silia. Tiap sel api memiliki flagela yang gerakannya seperti gerakan api
lilin. Air dan beberapa zat sisa ditarik ke dalam sel api
d. Sistem respirasi
8
Rhynchocoela tidak memiliki organ atau jaringan khusus yang digunakan
untuk berespirasi, mereka berdifusi melalui permukaan tubuh
e. Pertahanan diri
Rhynchocoela tidak memiliki pertahanan diri, tetapi Rhynchocoela
memiliki daya regenerasi yang sangat tinggi. Selain itu Rhynchocoela juga
memiliki probocis yang dapat mengeluarkan racun
f. Sistem syaraf
Rhynchocoela memiliki system jaringan syaraf yang sangat baik, dengan
simpul syaraf pusat di kepala dan suatu jaringan syaraf yang menghubungkan
berbagai organ tubuh dengan sensor. Rhynchocoela juga memiliki jaringan syaraf
utama yang menghubungkan dengan organ perasa. Organ perasa ini meliputi
organ alir kepala hingga sensor lubang kecil. Rhynchocoela juga memiliki banyak
mata. Mata Rhynchocoela terletak dekat syaraf pusat