Anda di halaman 1dari 11

1.

Pyrrophyta
Pyrrophyta (Yunani, pyrrhos = api) atau ganggang api adalah alga uniseluler yang
menyebabkan air laut tampak bercahaya (berpendar) di malam hari karena sel-selnya
mengandung fosfor. Pyrrophyta atau Dinophyta disebut juga Dynoflagellata (Yunani, dinos =
berputar, flagel = cambuk) karena memiliki flagella. Tubuh Pyrrophyta terdiri atas satu sel,
memiliki dinding sel berupa lempengan selulosa yang berbentuk poligonal dengan alur
membujur dan melintang, memiliki klorofil a, klorofil c, fikobilin, dinoxantin, dan xantofil,
serta dua flagela yang terletak di bagian samping atau ujung sel sehingga dapat bergerak aktif
(Ahmad, 2014).
Pyrrophyta adalah alga uniselular (bersel satu) dengan dua flagel yang berlainan, berbentuk
pita, keluar dari sisi perut dalam suatu saluran. Mengandung pigmen (klorofil A,C2 dan
pirimidin, sementara yang lain memiliki klorofil A,C1,C2 dan fucosantin) yang dapat
berfotosintesis. Hanya Dynoflagellata yang memiliki kemampuan untuk berfotosintesis
(Susyawati, 2011).
Pyrophyta disebut juga Dynoflagellata dimana tubuhnya tersusun atas satu sel, memiliki
dinding sel dan dapat bergerak aktif serta habitat di laut,bersifat fosforesensi yaitu memiliki
fosfor yang memancarkan cahaya, yang kemampuannya disebut bioluminescent (dapat
menghasilkan cahaya sendiri).
Nama Dynoflagellata berasal dari gerakan berputar dari sel swimming. Meskipun
kebanyakan Dynoflagellata adalah flagellata uniselular, koloni dari sel flagellata, sel non-
flagellata, pengumpulan palmelloid, dan filamen telah diketahui. Cadangan makanan
berbentuk tepung atau minyak (Susyawati, 2011).
Dynoflagellata merupakan komponen penting dari fitoplankton laut dan air tawar. Terdapat
sekitar 3000 spesies, masing – masing memiliki bentuk yang khas. Bentuk dari masing-
masing spesies, ditentukan oleh plat selulosa keras yang terletak dibawah vesikel membran
plasma (Nabors, 2004).

A. Ciri-Ciri Pyrrophyta (Dinoflagellata)


Pyrrophyta atau Dinoflagellata atau Ganggang Api memiliki ciri atau karakteristik secara
umum, yaitu sebagai berikut.
 Uniseluler (bersel tunggal)
 Bersifat motil (aktif bergerak)
 Memiliki flagela (bulu cambuk)
 Memiliki dinding sel nyata yang terdiri atas lempengan-lempengan yang mengandung
selulose, tetapi ada beberapa yang tidak memiliki dinding sel, misalnya
Gymnodinium sp.
 Memiliki sel dengan ciri khas yaitu terdapat celah dan alur serta di dalam sel terdapat
plastida yang mengandung pigmen klorofil a dan c, serta karotenoid sehingga
bewarna cokelat kekuning-kuningan.
 Bersifat autotrof (mampu melakukan fotosintesis atau bersifat fotosintetik) dan
berperan sebagai fitoplankton di lautan.
 Bersifat yang bersifat heterotrof yang hidup dengan cara menelan materi organik dan
sel-sel hidup lain.
 Ada juga yang bersifat sebagai parasit yang hidup dengan cara menempel pada tubuh
berbagai hewan laut, contohnya Protogonyaulax catenella.
 Hidup bebas atau bersimbiosis pada tubuh beberapa jenis karang, anemon laut, cacing
pipih, dan kerang raksaksa.
 Pada beberapa jenis, cangkagnya mengandung fosfor sehingga memendarkan cahaya
di malam hari.
 Sebagian besar berhabitat di air laut tetapi adapula yang hidup di air tawar.
 Memiliki vakuola non-kontraktil yang berfungsi untuk mengapung dan osmoregulasi.

B. Reproduksi Pyrrophyta
Pyrrophyta memiliki beberapa cara perkembangbiakan, yaitu secara :
a) Vegetatif, yaitu dengan pembelahan sel yang bergerak, jika sel memiliki panser, maka
selubung akan pecah. Dapat juga dengan cara protoplas membelah membujur, lalu
keluarlah dua sel telanjang yang dapat mengembara yang kemudian masing – masing
membuat panser lagi. Setelah mengalami waktu istirahat zigot yang mempunyai
dinding mengadakan pembelahan reduksi, mengeluarkan sel kembar yang telanjang.
b) Sexual, dalam sel terbentuk 4 isogamet yang masing-masing dapat mengadakan
perkawinan dengan isogamet dari individu lain
c) Sporik, yaitu dengan zoospora (contohnya Gloeonidium) dan aplanospora (contohnya
Glenodinium)

C. Klasifikasi Pyrrophyta
Pyrrophyta terdiri dari dua kelas yakni :
a)  Kelas Desmophyceae
Desmophyceae memiliki cirri sebagai berikut :
1. Memiliki dua flagella yang terdapat di bagian apical.
2. Dinding sel tidak dilengkapi alur transversal.
3. Dinding sel terbagi secara membujur dalam dua katub tanpa terbagi lagi menjadi
lempengan-lempengan.
4. Terbagi dalam 6 warga, 30 spesies dan semuanya termasuk organisme langka
yang umumnya hidup di laut. Salah satu marga yang dikenal dengan baik adalah
Exuviaelia yang hidup di laut

b)  Kelas Dinophyceae
Dinophyceae  memiliki ciri sebagai berikut :
1. Organism ini memiliki peranan sebagai plankton, baik di air tawar maupun di air
laut, meskipun variasi bentuk lebih banyak ditemukan di air laut.
2. Dinophyceae motil tersusun atas epikon dan hipokon yang tebagi secara
melintang oleh girdle/ sigulum.
3. Epikon dan hipokon umumnya terbagi menjadi sejumlah lempengan (teka)
dengan jumlah dan susunan karakteristiknya terdapat pada tingkat marga.
4. Sulcus letaknya membujur dan tegaklurus terhadap girdle.
5. Sebagian besar berbentuk sel tunggal, tetapi ada yang berupa filament bercabang.
Contoh bersel tunggal misalnya Peridinium, Gymnodinium, Ceratium. Filament
bercabang misalnya Dinothrik

D. Contoh Spesies Pyrrophyta


1. Prorocentrum micans
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Filum : Dinoflagellata
Kelas : Desmophyceae
Ordo : Prorocentrales
Famili : Prorocentraceae
Genus : Prorocentrum
Species : Prorocentrum micans

Gambar Prorocentrum micans


Sumber :
http://nordicmicroalgae.org/taxon/Prorocentrum%20micans?media_id=Prorocentrum
%20micans_6.png

Deskripsi Taksonomi
P. micans adalah spesies kerang-kerangan yang sering diamati dalam tampilan katup.
Sel spesies ini sangat bervariasi dalam bentuk dan ukuran. Sel berbentuk tetesan air
mata hingga jantung, membulat di anterior, mengarah ke posterior, dan terluas di
tengah. Spesies ini sangat pipih dengan tulang belakang apikal bersayap yang
berkembang dengan baik. Sel berukuran sedang dengan rasio panjang: lebar biasanya
kurang dari dua. Permukaan selnya rugose, ditutupi dengan cekungan kecil yang
dangkal. Banyak pori-pori trikokista tubular juga hadir dalam baris pendek yang
disusun secara radial. Pita kabisat halus dan lebar.
Area periflagellar adalah depresi segitiga yang relatif kecil, dangkal, dan lebar yang
terletak di bagian apikal katup kanan di luar pusat. Ada dua pori periflagellar: satu pori
flagela besar dan satu pori pembantu yang lebih kecil. Berdekatan dengan pori flagela
adalah pelat periflagellar kecil yang agak melengkung. Tulang belakang apikal runcing
besar terletak berdekatan dengan daerah periflagellar tepat di seberang lempeng
periflagellar.

Morfologi dan Struktur


P. micans adalah spesies fotosintesis dengan dua kloroplas coklat keemasan terletak di
tepi. Sebuah nukleus besar berbentuk ginjal terletak di posterior. Biasanya ada dua
vakuola anterior.

Reproduksi
P. micans mereproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner.

Perbandingan Spesies
Spesies ini sangat bervariasi dalam bentuk dan ukuran dan mungkin bingung dengan
spesies yang berkerabat dekat; misalnya P. gracile, P. scutellum dan P. caribbaeum. P.
gracile memiliki tulang punggung apikal bersayap yang sangat kuat, tidak terlalu lebar,
dan memiliki rasio panjang: lebar biasanya lebih besar dari 2; P. scutellum memiliki
kisaran ukuran yang sama dengan P. micans, tetapi memiliki tulang belakang apikal
yang lebih pendek dan lebih luas. P. caribbaeum juga dalam kisaran ukuran yang sama,
tetapi berbentuk hati dan terluas di sekitar ujung anterior, sedangkan P. micans lebih
berbentuk tetesan air mata dan terluas di sekitar tengah mirip pola pori trikokista
susunan yang mirip dengan tulang belakang apikal: mereka terletak berdekatan dengan
area periflagellar.
Jumlah pori trikokista sangat bervariasi dalam spesies ini: 83 pori per katup
diilustrasikan untuk satu spesimen P. micans, 101 pori per katup untuk spesimen lain,
dan 139 pori per katup pada spesimen lain. Morfologi pori trichocyst spesies ini mirip
dengan P. caribbaeum; Namun, spesies terakhir memiliki jumlah pori per katup yang
jauh lebih banyak: 145-203.

Ekologi
P. micans adalah spesies planktonik yang biasa ditemukan di perairan neritik dan
muara, tetapi juga ditemukan di lingkungan samudra; itu kosmopolitan di perairan
beriklim dingin hingga tropis. Spesies ini dapat mentolerir salinitas yang sangat tinggi:
populasi telah dilaporkan dari laguna garam hipersalin di kepulauan Karibia. P. micans
adalah salah satu spesies yang paling umum dan beragam dalam genus Prorocentrum.
Sel adalah perenang aktif.
Spesies ini membentuk gelombang merah yang luas di banyak bagian dunia.

Toksisitas
Meskipun P. micans mampu untuk berkembang biak secara ekstensif, biasanya
dianggap tidak berbahaya. Ini mungkin mengeluarkan zat yang menghambat
pertumbuhan diatom, tetapi ternyata zat ini tidak memasuki rantai makanan atau
mempengaruhi organisme pada tingkat trofik yang lebih tinggi.
Hanya ada sedikit laporan P. micans yang menyebabkan masalah: kerang-kerangan
membunuh di Portugal dan Afrika Selatan. Klaim toksisitas spesies ini membutuhkan
konfirmasi. Laporan awal tentang P. micans sebagai penghasil racun kerang yang
lumpuh belum dikonfirmasi, dan insiden terbaru yang melibatkan kematian kerang
telah dikaitkan dengan penipisan oksigen.

Habitat dan Lokalitas


P. micans umumnya ditemukan di perairan laut di seluruh dunia.

2. Noctiluca scintillans
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Filum : Dinoflagellata
Kelas : Dinophyceae
Ordo : Noctilucales
Family : Noctilucaceae
Genus : Noctiluca
Species : Noctiluca scintillans
Gambar Noctiluca scintillans
Sumber :
https://id.thpanorama.com/articles/biologa/noctilucas-caractersticas-hbitat-alimentacin-
reproduccin.html

Noctiluca, merupakan genus dinoflagellata laut yang tergabung dalam


keluarga Noctilucaceae. Anggota kelompok Noctilucaecae  hanya terdiri atas satu
spesies tunggal, yakni Noctiluca scintillans. Noctiluca scintillans ini memiliki
kemampuan memendarkan cahaya secara alami  dan menjadi salah satu organisme
penyebab terjadinya redtide atau pasang merah. Noctiluca Scintillans bersifat
kosmopolitan. Noctiluca umumnya bersifat heterotrof. Makanan dari noctiluca ini dapat
berupa plankton lain seperti diatom dan dinoflagellata, telur ikan, serta bakteri.

Karakteristik 

Noctiluca memiliki ukuran yang cukup besar tidak memiliki armor, berbentuk
menyerupai ginjal atau membulat dengan dilengkapi tentakel, satu buah flagella dan
sebuah intisel yang bersifat eukariotik. Noctiluca memperoleh makanannya dengan
cara fagositosis. Fagosistosis merupakan salah satu mekanisme memperoleh makan
pada makhluk hidup dengan cara menelan atau menggulung sel asing atau sel yang
dianggap sebagai makanannya. Berkaitan dengan cara makannya,  N. Scintillans
memiliki vakuola makanan yang berfungsi dalam menyimpan mangsa yang telah di
fagositosis. 

Reproduksi
Noctiluca bereproduksi melalui pembelahan biner (pembelahan sel menjadi dua sel
anakan) atau pembelahan ganda yang menghasilkan lebih dari dua sel anakan.
Pembelahan yang dilakukan oleh Noctiluca meliputi proses mitosis dan meiosis,
menghasilkan sejumlah sel motil yang memiliki kemampuan untuk bergerak.

Hal Menarik pada N. Scintillans  

Hal menarik yang dimiliki oleh Noctiluca ini adalah ketika terjadi peningkatan populasi
atau biasa dikenal dengan fenomena blooming, koloni Noctiluca dapat menyebabkan
munculnya pendaran cahaya di perairan. Oleh karenanya, Noctiluca scintillans ini
seringkali dikenal sebagai 'Sea Sparkle' atau 'Sea Ghost'.  

Pancaran cahaya yang muncul ini bukanlah berasal dari noctiluca itu sendiri, melainkan
berasal dari organisme yang terdapat dalam vakuola makanannya, sehingga warna
koloni yang ditampilkan ketika terjadi blooming akan sangat bervariasi tergantung pada
organisme dalam vakuola makanan Noctiluca tersebut. 

Terjadinya blooming Noctiluca scintillans pada perairan dapat menjadi penanda


tingginya kadar nutrien pada perairan terkait khususnya Nitrogen dan Fosfat, yang
salah satunya dapat terjadi akibat banyaknya limbah pupuk pertanian yang masuk ke
dalam perairan terkait. Adapun faktor lain yang diduga mempengaruhi
blooming Noctiluca yaitu; suhu, kecerahan, arus, salinitas, pH, nitrat, dan fosfat.

Meski blooming Noctiluca scintillans secara kasat mata terlihat indah,


terjadinya blooming populasi dinoflagellata ini ternyata dapat mengganggu
kelangsungan hidup biota perairan. Noctiluca tidak menghasilkan zat toksik yang dapat
membunuh organisme lain, tetapi Noctiluca scintillans ini dapat mengakumulasi
amonia hingga kadar yang dapat menimbulkan kematian organisme perairan khususnya
ikan. Oleh karenanya, blooming populasi dinoflagellata ini dianggap merugikan bagi
ekosistem. 

Habitat

itu Noctiluca Mereka adalah organisme laut, menghuni kolom air dan memiliki


distribusi global yang luas. Mereka telah dilaporkan, misalnya, dari utara Brasil ke
Florida (AS), di Samudra Pasifik Amerika, pantai Afrika, Eropa utara, bagian dari
Indo-Pasifik dan Australia, di antara tempat-tempat lain..

Distribusi luas ini menunjukkan hal itu Noctiluca itu adalah organisme "euri", yaitu
populasinya memiliki batas toleransi yang luas terhadap berbagai faktor fisik, kimia,
dan biologis. Misalnya, mereka tinggal di daerah dengan suhu sekitar 10 hingga 30 ºC,
mentoleransi kadar garam yang tinggi, tetapi tidak hidup di muara.

Noctilucas merah menghuni lingkungan dengan suhu antara 10 dan 25 ºC, sedangkan
yang hijau lebih memilih habitat yang lebih hangat, antara 25 dan 30 ºC. Keduanya
memiliki preferensi untuk diatom dan ketika fitoplankton mekar mikroalga ini terjadi,
kehadiran Noctiluca.

3. Gonyaulax sp.  
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Phylum : Dinoflagellata
Class : Dinophyceae
Order : Gonyaulacales
Family : Gonyaulacaceae
Genus : Gonyaulax
Spesies : Gonyaulax sp.
Gambar Gonyaulax sp.
Sumber :
http://nordicmicroalgae.org/taxon/Gonyaulax%20spinifera

onyaulax catanella adalah dinoflagellata yang berputar sangat ketika mereka bergerak


dengan menggunakan dua flagela mereka. Mereka juga salah satu yang terkenal spesies
bercahaya dari dinoflagellata, karena mereka mengeluarkan cahaya biru-hijau di
perairan yang mereka huni.

Struktur

Gonyaulax adalah genus dinoflagellata yang merupakan organisme akuatik dengan dua
flagela terpisah: satu memanjang ke belakang dan yang lainnya membungkus sel dalam
alur lateral membantu menjaga organisme tetap mengapung dengan motilitas rotasi.

Reproduksi

Gonyaulax merupakan protista yang dapat tumbuh secara berantai panjang, terutama
saat menghadapi kondisi air yang bergejolak. Rantai ini memungkinkan
pengelompokan organisme untuk peningkatan perkawinan, dan perlindungan
organisme perenang lemah yang dapat terhanyut.

Habitat

Gonyaulax sebagian besar ditemukan di air laut.

E. Peranan Pyrrophyta
Di dalam peranan Pyrrophyta dapat terbagi menjadi 2, diantaranya sebagai berikut :
Peranan Menguntungkan
 Sebagai produsen primer.
Peranan Merugikan
 Menyebabkan redtide.
 Menghasilkan toksin yang dapat menyebabkan keracunan. Dalam beberapa kasus,
racun dapat menyebabkan kematian ikan atau menyebabkan keracunan pada manusia
yang makan makanan tersebut.
 Noticula sebagai food competion ikan.

Anda mungkin juga menyukai