Anda di halaman 1dari 7

PROTISTA MIRIP JAMUR (ACRASIOMYCOTA)

MAKALAH
Yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Protista
Dibina oleh Ibu Dr. Susriyati Mahanal, M.Pd. dan Bapak Deny Setiawan, M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 7 Offering C
Adera Suri Wardani (180341617544)
Caroline Denselina K. (180341600134)
Damaris Hasanta F. R. (180341617597)
Rizqi Fajar P. (180341617582)
Shofa Tasya Khaqima (1803416175)
Siti Wardatul Jannah (1803416175)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

MARET 2019
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Protista mirip jamur tidak dimasukkan ke dalam fungi karena struktur tubuh dan cara
reproduksinya berbeda. Reproduksi jamur mirip fungi, tetapi gerakan pada fase vegetatifnya mirip
amoeba (protozoa). Meskipun tidak berklorofil, struktur membran jamur ini mirip ganggang.
Protista mirip jamur dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu mycomycota dan oomycota
(Dwidjoseputro, 1978).
Sub Divisi Myxomycotina dikenal sebagai jamur lender plasmodial / aseluler. Jamur lender
plasmodial biasanya hidup seperti plasmodium. Mereka memiliki lapisan lendir dan bersifat
fagositosit terhadap materi tumbuhan di hutan atau lahan pertanian.
Pada saat yang tidak menguntungkan, seperti musim kemarau, plasmodium berkembang
membentuk sporangia (tunggal : sporangium). Sporangium adalah struktur reproduksi penghasil
spora. Kumpulan dari sporangium disebut badan buah. Jika kondisi memungkinkan untuk
tumbuh, misalnya kelembapan tinggi, spora yang dihasilkan oleh sporangium akan berkecambah.
Pada proses perkecambahan, spora dilepas dalam bentuk sel- sel berflagel atau sel-sel ameboid.
Pada akhirnya, kedua bentuk sel tersebut bersatu membentuk zigot dan tumbuh membentuk
plasmodium multinukleat lagi.
Jamur lendir (Mycomycota) dibedakan menjadi dua tipe, yaitu Acrasiomycota dan
Myxomycota. Myxomycota merupakan jamur lendir yang tidak bersekat. Jamur ini berinti banyak,
setiap intinya tidak dipisahkan oleh adanya sekat, bersifat uniseluler ataupun multiseluler, dan
dapat bergerak bebas. Jamur lendir hidup di batang kayu yang membusuk, tanah lembap, sampah
basah, kayu lapuk, dan di hutan basah. Acrasiomycota dinamakan juga jamur lendir bersekat. Pada
saat Plasmodium membesar dan inti sel membelah sel individu tetap terpisah saat bergabung
membentuk pseudoplasmodium. Saat makanan berkurang zat kimia yang dikeluarkan oleh
Amoeba akan bergabung membentuk Plasmodium (Dwidjoseputro, 1978).
2. Rumusan Masalah
1. Apakah Acrasiomycota itu?
2. Bagaimana ciri-ciri Acrasiomycota?
3. Bagaimana daur hidup dan reproduksi pada Acrasiomycota?

3. Tujuan
1. Untuk mengetahui apakah itu Acrasiomycota
2. Untuk mengetahui bagaimana ciri-ciri Acrasiomycota
3. Untuk mengetahui daur hidup dan reproduksi pada Acrasiomycota
BAB II

PEMBAHASAN

A. ACROSIOMYCOTA
Acrasiomycota merupakan jamur lendir seluler yang hidup bebas dan amoeboid
(berbentuk menyerupai amoeba), namun plasmodiumnya tidak multinukleat.
Acrasiomycota disebut jugajamur lendir bersekat. Mereka dapat dijumpai di berbagai
tempat di dalam tanah yang banyak mengandung bahan organik, memakan bakteri dan zat-
zat organik. Tubuh buah Acrasiomycetes disebut sorokarp yaitu tubuh buah yang sering
ditemukan bercabang-cabang dan tiap ujung cabang membentuk kelompok-kelompok
spora.
Spora Acrasiomycota berbentuk seperti bola atau telur dengan dinding sel tipis
yang mengandung selulosa. Pada beberapa spesies yang lain, spora yang dihasilkan tidak
mengandung dinding sel yang disebut pseudospora. Spora akan berkecambah membentuk
miksamuba yang kemudian tumbuh menjadi plasmodium. Contoh jamur lendir seluler
adalah Acrasis, Sappina, Polysphodylium, dan Dictyostelium discoideum.
Jamur Lendir Acrasiomycota merupakan setiap organisme dari berbagai filum
primitif Acrasiomycota, terutama dari genus Dictyostelium, yang tumbuh pada kotoran dan
vegetasi yang membusuk dan memiliki siklus hidup yang ditandai dengan lendir seperti
tahap amoeboid dan tahap reproduksi multiseluler.
Jamur lendir seluler dari filum Acrasiomycota ada sekitar 65 spesies yang dikenal.
Ini menghabiskan sebagian besar hidup mereka sebagai sel amoeboid terpisah; Namun,
ketika pelepasan sinyal kimia, sel-sel individual agregat menjadi sekawanan besar. Sampai
dengan 125.000 sel-sel individual agregat dan mengalir bersama-sama, membentuk massa
multiseluler disebut pseudoplasmodium yang menyerupai siput dan merangkak, menelan
makanan dengan cara yang sama seperti jamur lendir plasmodial, sebelum menetap di
lingkungan yang sesuai.
B. CIRI-CIRI ACRASIOMYCOTA
Acrasiomycota adalah kelompok Protista mirip Fungi yang tidak memiliki klorofil,
yang secara filogenik tergolong ke dalam organisme yang sangat sederhana.
Ciri-ciri Acrasiomycota antara lain sebagai berikut:
1. Tubuhnya berbentuk lendir, sehingga disebut jamur lendir sama seperti
Myxomycota.
2. Tubuhnya memiliki sekat sehingga disebut dengan jamur lendir bersekat.
3. Ada yang bersel satu (uniseluler) dan juga juga yang bersel banyak (multiseluler).
4. Hidup bebas dan bersifat amoeboid (berbentuk menyerupai amoeba).
5. Fase plasmodium tidak multinukleat (tidak berinti banyak).
6. Bersifat heterotrof dengan memakan partikel-partikel yang merupakan sisa-sia
sampah hutan atau bakteri.
7. Habitat di dalam tanah yang banyak mengandung bahan organik sebagai sumber
makanannya.
8. Bersifat motil (aktif bergerak).
9. Memiliki tubuh buah (fruiting bodies) yang berfungsi sebagai alat reproduksi
seksual.

C. DAUR HIDUP DAN REPRODUKSI ACRASIOMYCOTA


Acrasiomycota atau kapang lendir seluler (Cellular Slime mold) dapat berkembang
biak dengan cara pembelahan sel secara mitosis sehingga dihasilkan sel-sel berbentuk
ameba dalam jumlah yang banyak. Oleh karena itu, makhluk hidup ini dapat hidup bebas
dan bersifat ameboid. Plasmodiumnya tidak berinti banyak seperti pada Myxomycota.
Daur hidup Acrasiomycota cukup menarik seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Tahapan siklus hidup jamur lendir seluler atau Acrasiomycota adalah sebagai berikut:

1. Mula-mula sebuah sel ameba berkromosom haploid (n) akan melakukan


pembelahan secara mitosis sehingga jumlahnya akan bertambah banyak.
2. Kemudian, sel-sel ameba yang jumlahnya banyak tersebut akan berada pada tahap
mencari makanan, hidup soliter, dan bergerak dengan pseudopodia.
3. Bila makanan sudah tidak tersedia, maka sel-sel ameboid mengeluarkan senyawa
kimiawi yang dapat merangsang sel ameboid yang lain untuk saling mendekat dan
berkumpul.
4. Setelah berkumpul, sel-sel ameba akan bergerak ke arah pusat agregat untuk
membentuk suatu unit yang disebut dengan pseudo-plasmodium.
5. Pseudo-plamodium ini berbentuk seperti peluru dan dapat berpindah tempat ke arah
cahaya (dalam hal ini gerak fototaksis).
6. Pada saat ada makanan, plasmodium tersebut akan berhenti bergerak dan
membentuk tubuhnya yang mengandung spora reproduksi yang disebut dengan
sporofor. Kemudian, sporofor ini akan menetap di suatu tempat untuk membentuk
tubuh buah (fruiting body).
7. Beberapa sel akan mengering membentuk batang penyokong (stalk). Lalu, sel-sel
yang lain bergerak merayap ke atas sel yang mengering menjadi kumpulan spora
yang haploid (n). Stalk dengan kumpulan spora tersebut merupakan tubuh buah.
Spora bersifat resisten atau tahan terhadap kondisi lingkungan yang buruk
(misalnya kekeringan).
8. Bila spora jatuh di tempat yang menguntungkan, maka kan tumbuh menjadi sel
ameboid yang haploid (n) dan siklus akan berulang.

Anda mungkin juga menyukai