1
Suwignyo, sugiarti, dkk.,Avertebrata Air jilid 1, (Jakarta:Penebar Swadaya,2005), hal.66
l. Sistem kerangka, sirkulasi, pernapasan dan ekskresi tidak ada.
m. Sistem saraf adalah tipe difus dan ujung aboral menyandang organ indera, yang disebut statocyst.
n. Pengembangan langsung dengan larva karakteristik yang disebut eydippid.
o. Regenerasi dan pacdogenesis sering terjadi. Pergantian generasi tidak ditemukan. Sel-sel laso, adalah
khusus dan hadir dengan tentakel.2
Orang mungkin menganggap efek pelangi ini adalah bioluminesensi, tetapi dalam kenyataannya
itu adalah difraksi cahaya sederhana atau hamburan cahaya oleh silia bergerak, permainan warna, bukan
peancaran cahaya. Kebanyakan Ctenophora juga bioluminescent, tetapi cahaya itu (biasanya biru atau
hijau) hanya bisa menjadi pemandangan dalam kegelapan. Beberapa Ctenophora juga dapat melepaskan
awan besar partikel luminescent untuk membutakan atau membingungkan calon pemangsa. Tubuhnya
yang simetris secara radial dibedakan oleh delapan baris sisir silia (lempeng) yang mendorong tubuh dalam
berenang, ujung mulut ke depan.
2
E. L. Jordan dan P. S. Verma, Invertebrate zoology, (New Delhi: S.Chand & Company Ltd., 1999), hlm. 319-320.
Banyak spesies memiliki dua tentakel yang dapat ditarik yang muncul di suatu tempat dekat titik
tengah tubuh. Dari tentakel pusat ini bercabang filamen tambahan. Tidak seperti Cnidaria, tentakel
Ctenophora tidak mengandung nematocyst. Sebaliknya, mereka memiliki colloblast atau "sel-sel laso"
yang meledak terbuka ketika mangsa bersentuhan dengan dukungan dan gerakan tentakel Ctenophora
terutama bergantung pada mesenkim elastis mereka untuk dukungan struktural. 3
3
E. L. Jordan dan P. S. Verma, Invertebrate zoology, (New Delhi: S.Chand & Company Ltd., 1999), hlm. 317.