Anda di halaman 1dari 10

NUSANTARA PRA IMPERIUM

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah semester 5 “SEJARAH
PEREKONOMIAN INDONESIA”” dengan dosen pengampu :

A. FATIKHUL AMIN ABDULLAH, M.Pd

Disusun Oleh :

MOH. YUDHA PUTRA : 1687201020

YOHANES SANTU : 1687201030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
SIDOARJO
2018

KATA PENGANTAR
Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Kami telah menyelesaikan makalah ini.
Makalah yang kami susun berjudul “NUSANTARA PRA EMPORIUM” . Makalah ini tidak
akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu perkenankan kami
mengucapkan terima kasih kepada bapak A. Fatikhul Amin Abdullah M.Pd, dosen mata kuliah
sejarah perekonomian dan teman-teman yang secara langsung maupun tidak hingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Semoga bantuan yang diberikan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini secara
langsung maupun tidak langsung, mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Kami
menyadari bahwa dalam menulis makalah ini, masih jauh dari sempurna,mengingat keterbatasan
kemampuan kami . Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun akan sangat berguna bagi
penulisan makalah selanjutnya, semoga makalah ini dapat berguna, khusunya bagi kami dan
umumnya dapat memperluas pengetahuan bagi pembaca.

Sidoarjo, 22 September 2018

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar...............................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................1
A. biuv8tyLatar Belakang...........................................................................2
A. Rumusan Masalah……………………………………………………………...
B. Tujuan………………………………………………………………………….
C. Manfaat…………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………....

A. Nusantara pra Emporium ……………………………………………………...


B. Perkembangan Perekonomian Nusantara pra Emporium…………………….
C. Bentuk Sistem Perdagangan Pada Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit............

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………....


A. Simpulan…………………………………………………………………….....
B. DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

. Ekonomi prasejarah Nusantara sangat erat kaitannya dengan masa prasejarah di Indonesia
atau Nusaantara.di terangkan bahwa berburu dan mengumpulkan makanan dan gerak
penghidupan yang menjadi pokok dari tingkat perkembangan budaya pertama pada pelestarian
itu masa prasejarah Indonesia. Menurut R.D suyono (sejarah nasional Indonesia ) dengan
dikenakan yakni atau bercocok tanam dapat diperoleh sedikit gambaran mengenai pola tempat
tinggal dan kegiatan perekonomian pada bercocok tanam tersebut.Ada kemungkinan telah
terbentuk desa-desa kecil semacam padukuhan walaupun belum beraturan,ada kegiatan bercocok
tanam dan sudah kegiatan bercocok tanam dan sudah ada untuk perdagangan dengan cara
barter.Demikian pula hubungan antara kelompok. Ada dua hal penting yang berhubungan erat
dengan pertumbuhan masyarakat dan perkembangan peradabannya pertama telah ada masyarakat
yang bertampat tinggal kedua ada tegang waktu antara menanam dan memetik hasil, kedua
bentuk mata pencaharian yang disebut lebih awal sering dikenal dengan sebutan ekonomi
pengumpulan pangan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Bentuk Perekonomian Nusantara PraEmporium
2. Bagaimana Perkembangan Perekonomian Nusantara PraEmporium
3. Bagaimana Bentuk Perdagangan di masa Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana bentuk Perekonomian Nusantara PraEmporium
2. Untuk mengetahui perkembangan Perekonomian Nusantara PraEmporium
3. Mengetahui bentuk perdagangan di masa Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit
D. Manfaat
1. Untuk mengetahui dan mempelajari bagaimana bentuk Perekonomian Nusantara
PraEmporium
2. Untuk mengetahui dan mempelajari Perekonomian Nusantara PraEmporium
3. Untuk mengetahui dan mempelajari bagaimana sistem perdagangan di masa Kerajaan
Sriwijaya dan Majapahit

BAB II

PEMBAHASAN

A. Nusantara Pra Emporium

1. Sejarah awal mula

Pada masa ini kehidupan perekonomian belum terlalu terlihat. Namun dengan
adanya bukti penemuan alat-alat dan perhiasan-perhiasan dapat disimpulkan bahwa
cara hidup manusia terus mengalami perubahan dan peningkatan yang tentu sangat
erat kaitannya dengan perkembangan perekonomian. Oleh Prof. Koentjaraningrat, ada
tiga bentuk mausa pencaharian yaitu berburu, maramu, mencari ikan dan bercocok
tanam yang lebih awal dikenal dengan sebutan “ekonomi pengumpulan pangan” atau
“food gathering economics”. Corak penghidupan yang mementingkan perburuan dan
pengumpulan bahan makanan(berburu dan meramu) masih diteruskan.Sedangkan
gejala corak hidup bercocok tanam dan berternak baru timbul sekitar 6000 tahun
SM.Masa prasejarah indonesia yang berakhir pada abad ke-4M banyak memberi
informasi yang mendetail tentang perekonomian.Akan tetapi dari segi antropologi
dan arkeologis kita dapat memberi gambaran secara umum tentang perekonomian
dari masa tersebut.

B. Perkembangan Perekonomian Nusantara Pra Emporium

Profesor Koentjaraningrat menguraikan bahwa setelah kepandaian bercocok tanam


menyebar dari kurang lebih delapan tempat persebaran di dunia,maka ekonomi pengumpulan
pangan dengan bentuk berburu dan meramu mulai terdesak.Di Indonesia di beberapa tempat
seperti di pantai utara irian jaya,disebelah barat jayapura ,daerah-daerah di dekat Tanah
Merah,beberapa tempat dipulau seram,Maluku Tengah sampai awal abad ke-20 penduduk masih
hidup dari mengkonsumsi sagu.Pekerjaan itu merupakan pekerjaan terpenting disamping
menangkap ikan.

Pertanian mulai berkembang dengan memperlihatkan bagaimana manusia mulai bercocok


tanam.Menurut para ahli prasejarah bercocok tanam telah dimulai dalam zaman neolitik .Namun
aktivitas bercocok tanam di indonesia itu baru diketahui pada awal 1-4 M .
Pengertian Bercocok tanam itu sendiri dapat dibedakan dalam 2 macam yaitu :

1. Cocok tanam di Ladang

2. Cocok tanam menetap

Cocok tanam di ladang dilakukan :

1. Membersihkan diladang dan dibakar


2. Ditanami 1 sampai 3 kali dalam 1 sampai 2 tahun

Dibiarkan waktu yang lama (10-15 Th) sehingga menjadi hutan kembali sesudah itu lahan dibuka
kembali dengan cara yang sama. Di Kepulauan Maluku diladang –ladang tersebut penduduk
menanam Pohon cengkeh, pala hasilnya di eksport ke Asia dan Eropa sejak abad ke 15 demikian
juga Sumatra Selatan, Aceh, juga pohon kopi dan teh.Sistem pertanian rakyat meliputi pertanian
rakyat dan perkebunan, pada pertanian rakyat mengusahakan budidaya untuk kebutuhan pangan
dan perdagngan sedang perkebunan tanaman perdagangan. Tanah yang digunakan untuk
pertanian seperti tanah milik kelompok desa. Tanah milik individu atau tanah yasan, tanah
tersebut untuk pertanian. Bagi petani yang mengelola tanah milik orang lain hasilnya dibagi
antara penggarap dengan pemilik tanah.Menurut Kuntjoroningrat Sistem pertanian bagi hasil
tidak hanya di Jawa dan diBali saja tetapi juga di : Meudua Laba (Aceh), Perbalokkan (di Karo),
Bolapinang (Toba), Mampaduakan (Minangkabau, Bagi Dua (Palembang) Bahandi ( Orang
Dayak Ngaju), Tumoyo ( Tondano, Minahasa) Tesang (Makasar) dan Nyakap di Bali.Sistem
pertanian yag diatur berdasarkan organesasi kemasyarakatan dapat pula dilihat pada sistem
Subak di bali. Hasil pertanian tidak hanya budi daya Pangan tetapi mengarah pada budidaya
bahan Perdagangan. Sampai abad ke 15 padi sudah menjdi tanaman yang disukai karena relatif
bisa hidup dimana-mana, kecuali dibagian timur Nusantara seperti di Timor, Selayar, Buton, Kep
Maluku dan aru penduduknya masih bergantung pada Sagu.

C. Bentuk Perdagangan di masa Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit

Zaman sejaah Indonesia diketahui sejak adanya kerajaan Kutai dan tarumanegara. Van
leur melukiskan bahwa ketika itu di Asia terdapat dua jalan perniagaan besar, yaitu melalui darat
dan melalui laut. Jalan darat dimulai dari tiongkok , melalui asia tengah dari turkistan sampai
laut tengah, dimana jalan ini berhubungan dengan kafilah dari India. Perhubungan ini sudah
terkenal semenjak 500 SM.
Selanjutnya Van Leur menerangkan bahwa jalan melalui laut ialah dari tiongkok dan Indonesia,
melalui selat malaka ke India, ada juga yang ke teluk Persia, melalui suriah ke laut tengah, ada
yang ke laut merah, melalui mesir dan sampai di laut tengah ( Van leur, 1967 ).
Perdagangan di Indonesia yaitu di kerajaan – kerajaan tradisional disebutkan Van leur
mempunyai sifat kapitalis. Dalam perkembangannya kapitalisme semacam itu terbagi atas dua
bentuk yaitu kapitalisme modern dan kapitalisme perdagangan.
Kerajaan Sriwijaya adalah suatu Kerajaan Pantai, negara perniagaan dan negara yang berkuasa di
laut. Sriwijaya adalah pusat perdagangan penting disebabkan oleh perdagangan internasional
melalui selat malaka. Sriwijaya berusaha memonopoli daerah pesisir pantai dikedua belah selat
malaka. Usahanya berhasil, daerah jambi, lampung, semenanjung malaka, dan tanah genting kra,
bahkan pulai sailan dikuasainya setelah memenangkan peperangan dengan Raja Cola di India
pada abad 11.

Pelayaran Sriwijaya meliputi lautan sampai India dan Hindia belakang, bahkan mungkin
sampai madagaskar, Kapal – kapal yang melalui perairan sriwijaya diwajibkan singgah di
pelabuhan – pelabuhan sriwijaya, sebagai kerajaan yang mengadakan paksaan menimbun barang.
Disamping sriwijaya muncul kerajaan – kerajaan di jawa, terutama di jawa tengah dan jawa
timur. Struktur kerajaan ini terletak di daerah pedalaman namun memiliki kekuasaan yang luas
dan mempunyai perdagangan laut. Akan tetapi kekuasaannya tidak berdasarkan perniagaan
melainkan pada pertanian.
Pada masa itu Kerajaan Majapahit merupakan sebuah kerajaan yang lengkap, struktur
pemerintahan maupun birokrasinya.Pada masa Raja Hayam wuruk Majapahit berhasil mencapai
puncak keemasannya. Sejak 1293 sampai kurang lebih 1500, Majapahit tampil sebagai pengganti
Sriwijaya , Kekuasaannya sampai ke sumatera utara dari maluku dimana tersebar kota – kota
dagang yang makmur. Perniagaan disana tidak hanya perdagangan dan pelayaran pantai di
kawasan Nusantara tetapi juga perdagangan seberang laut melalui malaka ke Samudra Hindia.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan

Sekalipun keadaan sejarah ekonomi nusantara masih pada tahapan awal,namun demikian
kini telah bisa dibuat suatu kesimpulan yang betapapun sementara tetapi bisa membantu kita
memahami Sejarah Perekonomian Nusantara.Nusantara kita pernah memiliki dinamikanya
sendiri paling kurang sejak abad ke-15.Pada awalnya Nusantara telah mengalami kemajuan pesat
pada zaman kerajaan sriwijaya dan majapahit,dimana pada kedua kerajaan ini sudah memiliki
struktur sistem pemerintahan yang lengkap dan juga mampu membuat stabilitas perekonomian
menjadi lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai