OLEH
FENI SUSANTI
17/412835/PN/15157
MANAJEMEN SUMBERDAYA PERIKANAN
DEPARTEMEN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT serta shalawat dan salam
kami sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad SAW. Diantara sekian
banyak nikmat Allah SWT yang membawa kita dari kegelapan ke dimensi terang yang
memberi hikmah dan yang paling bermanfaat bagi seluruh umat manusia, sehingga oleh
karenanya saya dapat menyelesaikan tugas makalah Dinamika Populasi Ikan ini dengan baik
dan tepat waktu.
Maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas yang diberikan oleh Dosen pada mata kuliah “Dinamika Populasi Ikan”. Dalam proses
penyusunan tugas ini saya menjumpai hambatan, namun berkat dukungan materil dari
berbagai pihak, akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan cukup baik, oleh karena
itu melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi-
tingginya kepada
1. Dr. Ir. Djumanto, M.Sc. selaku Dosen pembimbing mata kuliah Dinamika Populasi Ikan.
2. Serta semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun material sehingga
dapat makalah ini dapat terselesaikan.
Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal yang benar
datangnya hanya dari agama berkat adanya nikmat iman dari Allah SWT, meski begitu tentu
tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala saran dan kritik yang
membangun dari semua pihak sangat saya harapkan demi perbaikan pada tugas selanjutnya.
Harapan saya semoga tugas ini bermanfaat khususnya bagi saya sendiri dan bagi pembaca
lain pada umumnya.
Feni Susanti
ii
DAFTAR ISI
A. Kondisi Perikanan Tangkap Di Provinsi NTB Serta Cara dan Tingkat Eksploitasi yang
Sudah Dilakukan Oleh Stake Holder………………………………………………………….…4
1. Penangkapan Ikan Di Wilayah Perairan Laut NTB ........................................................ 4
D. Upaya Mempertahankan Kondisi Perikanan Agar Tidak Kolaps dan Alternatif Cara
Penanganan Stok yang Ada……………………………………………………………...12
1. Pengendalian Upaya Penangkapan ............................................................................... 12
A. Kesimpulan ......................................................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................................................... 15
iii
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... iv
iv
BAB I PENDAHULUAN
1
75% dari perikanan laut dunia sudah tereksploitasi penuh, mengalami tangkap lebih atau stok
yang tersisa bahkan sudah terkuras – hanya 25% dari sumber daya masih berada pada kondisi
tangkap kurang (FAO, 2002). Saat ini, ciri dasar dari sumber daya perikanan dunia
menunjukkan gejala yang terus menerus ke arah penipisan berbagai stok ikan yang disertai
dengan tingginya tingkat modal dan tenaga kerja yang ditanamkan untuk kegiatan
penangkapan. Kondisi ini juga diikuti oleh hasil tangkapan yang rendah serta sedikitnya
pendapatan yang dapat diterima oleh nelayan.
Widodo & Suadi (2006) mengatakan bahwa dalam suatu populasi tertutup,
keberadaan suatu stok ikan dipengaruhi oleh rekrutmen, pertumbuhan, mortalitas alami dan
penangkapan dalam usaha perikanan. Faktor rekrutmen (recruitment), pertumbuhan
(growth), dan mortalitas alami (mortality) merupakan faktor yang tidak dapat dikendalikan.
Dari aspek ini, pemanfaatan sumber daya ikan berkelanjutan dapat dilakukan jika
pengoperasian suatu alat tangkap direncanakan secara matang dan terencana dengan
memperhatikan keseimbangan pemanfaatan sumber daya ikan baik secara ekonomi, ekologi
dan lingkungan.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai informasi kajian stok dan tingkat
eksploitasi sumberdaya ikan di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Informasi tersebut didapatkan
dari berbagai sumber yang terpercaya. Maka dari itu, untuk menambah pengetahuan
mengenai kondisi pemanfaatan perikanan dan dinamika populasi ikan di Provinsi Nusa
Tenggara Barat ,pada makalah ini akan dibahas mengenai beberapa informasi diantaranya
yaitu kondisi eksisting dan persoalan yang ada/timbul yang disebabkan berbagai faktor, segi
positif dan negatif cara dan tingkat eksploitasi yang sudah dilakukan oleh stake holder, upaya
mempertahankan kondisinya agar tidak kolaps, serta alternatif cara penanganan stok yang
ada.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai ber
ikut :
1. Bagaimana kondisi perikanan tangkap di Provinsi NTB serta cara dan tingkat
eksploitasi yang sudah dilakukan oleh stake holder ?
2. Bagaimana persoalan yang ada/timbul yang disebabkan berbagai faktor ?
3. Bagaimana segi positif dan negatif dari tingkat eksploitasi yang sudah dilakukan oleh
stake holder?
4. Bagaimana upaya mempertahankan kondisinya agar tidak kolaps?
2
5. Bagaimana alternatif cara penanganan stok yang ada?
C. Maksud dan Tujuan
1. Untuk mengetahui kondisi perikanan tangkap di Provinsi NTB serta cara dan tingkat
eksploitasi yang sudah dilakukan oleh stake holder
2. Untuk mengetahui persoalan yang ada/timbul yang disebabkan berbagai faktor
3. Untuk mengetahui segi positif dan negatif dari tingkat eksploitasi yang sudah dilakukan
oleh stake holder
4. Untuk mengetahui upaya mempertahankan kondisinya agar tidak kolaps
5. Untuk mengetahui alternatif cara penanganan stok yang ada
3
BAB II PEMBAHASAN
A. Kondisi Perikanan Tangkap Di Provinsi NTB Serta Cara dan Tingkat Eksploitasi
yang Sudah Dilakukan Oleh Stake Holder
1. Penangkapan Ikan Di Wilayah Perairan Laut NTB
Potensi lestari perikanan Provinsi NTB sekitar 129.863,0 ton/th, yang terdiri dari
perairan pantai sebesar 67.906 ton/th, perairan lepas pantai sekitar 61.957 ton/th dan Zona
Ekonomi Eksklusif (ZEE) sekitar 298.576 ton/th. Secara lengkap luas areal dan potensi
sumberdaya perikanan tangkap diperairan Provinsi NTB disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 1. Panjang Pantai, Luas Areal dan Potensi Lestari Sumberdaya Perikanan
Tangkap di Perairan Nusa Tenggara Barat.
Kota 2.910,2
8,9 171,38 2.151,1 5.061,3
Mataram
Lombok
182,7 4.070,62 9.126,8 12.347,9 21.474,7
Barat
Lombok
Tengah 82,0 975,00 2.626,0 2.857,0 5.483,0
Lombok 10.489,2
Timur 220,0 2.829,00 7.752,8 18.242,0
Sumbawa 2.200,3
Barat 168,7 1.748,81 1.626,3 3.826,6
4
NTB 2.333,0 29.159,0 55.917,4 73.945,6 129.863,0
Jumlah produksi penangkapan ikan di wilayah perairan laut Nusa Tenggara Barat
pada tahun 2013 sebesar 142.187,4 ton, dengan nilai Rp. 1.675.662.486.000,-. Sedangkan
produksi perikanan tangkap dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat pada
tabel 4 dibawah ini.
Tabel 2. Jumlah Produksi Penangkapan Ikan di Laut Menurut Kab/Kota Se – Nusa
Tenggara Barat Tahun 2009 s/d 2013.
Tengah
0 2
Barat
5
1.706,86
Sumber : Statistik Perikanan Tangkap Dinas Kelautan & Perikanan NTB, 2013
Jenis Perairan
Kabupaten/Kota Umum Potensi
Jumlah
2.209,05 1.133,78
6
Dam/Waduk 330,00 198,00
Jumlah
1.654,30 454,03
Jumlah
3.960,79 2.197,90
Jumlah
424,03 106,92
Jumlah
680,22 173,33
Jumlah
12.208,1 4.789,41
Jumlah produksi penangkapan ikan di wilayah perairan umum NTB pada tahun 2012
tercatat sebanyak 493 buah berupa armada perahu tanpa motor (jukung) 448 buah dan 45
buah perahu motor tempel. Jumlah rumah tangga perikanan (RTP) penangkapan ikan di
wilayah perairan umum NTB pada tahun 2012 tercatat sebanyak 2.928 RTP terdiri dari 2.227
RTP tanpa perahu dan 599 RTP perahu tanpa motor (jukung) dan 35 RTP dengan perahu
7
motor tempel. Jumlah produksi penangkapan ikan di wilayah perairan umum Nusa Tenggara
Barat pada tahun 2013 tercatat sebesar 3.575,2 ton dengan nilai produksi sebesar Rp.
51.302.129,- Sedangkan produksi penangkapan ikan di perairan umum pada tahun 2009
sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4. Jumlah Produksi Penangkapan Ikan di Perairan Umum Menurut Kabupaten/Kota Se
– Nusa Tenggara Barat Tahun 2009 s/d 2013.
1
Lombok Barat 162,6 184,60 315,20 175,2 173,10
2
Lombok 509,1 799,14 725,20 850,0 926,90
3
Tengah 0,0 0,00 0,00 0,00 0,00
4
Lombok Timur 1.786,7 1.831,60 1.875,60 1.942,0 2.031,5
5
Sumbawa 338,2 341,40 279,00 405,6 428,20
6
Sumbawa 0,0 0,00 0,00 0,00 0,00
7
Barat 26 27,30 27,30 0,00 0,00
8
Dompu 0,0 0,00 0,00 0,00 0,00
9
Bima 89,5 94,30 23,40 16,1 15,50
10
Mataram - 0,00 0,00 0,00 0,00
8
tidak stabil akan menurun.
Penerimaan devisa akan
- menurun
Kurang
berkembangnya
pasar domestik
untuk produk
perikanan Sistem logistik ikan Usaha perikanan akan
pengamanan kualitas belum tertata dengan baik sangat tergantung dengan
2. ikan - dan efisien - negara pengimpor
Kualitas masyarakat
Daya beli sebagian besar Indonesia akan menurun,
masyarakat Indonesia akibat rendahnya tingkat
- masih lemah - konsumsi ikan per kapita
-Tingkat pemahaman
untuk pengamanan Akan terjadi penggunaan
kualitas ikan pada bahan-bahan yang
nelayan/pembudi daya berbahaya untuk
ikan masih kurang mengawetkan /
Akses untuk
permodalan bagi
pengembangan usaha Prosedur perbankan yang
perikanan tangkap sulit dipenuhi bagi Usaha perikanan yang ada
3. terbatas - nelayan skala kecil. - tidak akan berkembang
-Akan terjadi
- Tingkat suku bunga tingkatpemanfaatan sumber
kredit yang masih relatif daya ikan yang tidak
tinggi berimbang dan optimal
ASPEK SOSIAL
Profesi nelayan masih Sulit mewujudkan praktik
Kualitas nelayan termasuk pekerjaan praktik penangkapan ikan
sebagian besar masih informal dan tanpa yang profesional dan
4. relatif rendah - persyaratan - bertanggungjawab
-Sistem upah untuk Tingkat kesejahteraan
nelayan buruh masih nelayan buruh akan sulit
bersifat harian dengan ditingkatkan, karena tidak
9
cara bagi hasil memiliki kemampuan
manajemen keuangan yang
baik
-Sebagian besar nelayan
skala kecil berusaha
secara sendiri-sendiri -Posisi tawar nelayan
(individual). menjadi lemah
ASPEK LINGKUNGAN
Kegiatan Illegal,
Unregulated and Kurangnya sarana dan Sumber daya ikan (SDI)
Unreported (IUU) SDM penegak hukum di akan mengalami degradasi
5. Fishing - laut - dan overfishing
-Belum diberdayakannya
petugas Pengawas
Sumberdaya Ikan dan -Hilangnya nilai devisa dari
Pengawas Kapal lkan sub-sektor perikanan
secara optimal tangkap
-Berkurangnya nilai PNBP
sub-sektor perikanan
tangkap.
Manipulasi ukuran GT
- kapal
-
Kemampuan sebagian
besar armada perikanan
tangkap di Indonesia
hanya dapat beroperasi di
Padat tangkap perairan pantai, karena SDI di perairan pantai akan
(Overfishing) di skalanya yang relatif mengalami degradasi
6. perairan pantai - kecil. - hingga kepunahan
-Usaha perikanan rakyat
akan mengalami degradasi
hingga menuju
kebangkrutan
- Kebijakan ”limited
access”
Sumber: Kementerian PPN / Bappenas Direktorat Kelautan dan Perikanan
2014
C. Segi Positif dan Negatif Eksploitasi yang Sudah Dilakukan Oleh Stake Holder
10
a) Segi Positif
1. Untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan dan pembudidaya ikan,
2. Pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat,
3. Memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha, serta
4. Peningkatan ekspor untuk menghasilkan devisa negara.
b) Segi Negatif
1. Menyebabkan menurunnya sumber daya ikan bahkan juga bisa punah, sehingga
akibatnya kegiatan ekonomi perikanan akan terhenti dan tentu akan berdampak pula
pada kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat yang terlibat kegiatan perikanan.
2. Menimbulkan eksploitasi besar-besaran yang dapat merusak kehidupan ekologi
perikanan.
3. Tanpa keberlanjutan kehidupan sosial para stakeholder perikanan maka proses
pemanfaatan perikanan dan kegiatan ekonominya akan menimbulkan berbagai
konflik sosial di masyarakat.
4. Aktivitas penangkapan ikan yang terlalu intensif atau berlebih, yang dalam jangka
panjang tentu akan menurunkan sumber daya ikan itu sendiri, dikarenakan tidak ada
kesempatan ikan melakukan recovery stok populasinya.
5. Unregulated fishing (penangkapan ikan yang tidak diatur), perkiraan besaran nilai
kerugiannya juga relatif besar akibat berdampak negatif pada lingkungan, walaupun
belum ada laporan terkait hal tersebut. Salah satu akibat penggunaan jenis alat-alat
tangkap ikan yang tidak diatur adalah tingginya hasil tangkapan by catch (hasil
tangkapan sampingan yang tidak dimanfaatkan) dan/atau juvenil (anak-anak ikan),
karena alat-alat penangkapan ikannya yang tidak/kurang selektif.
Pengaturan jumlah upaya penangkapan dapat dilakukan melalui pengurangan jumlah unit alat
tangkap baku yang didasarkan pada analisis catch-effort dan indikator-indikator biologi yang
sedang berlangsung. Agar tidak menimbulkan masalah sosial ekonomi, alternatif
pengurangan kapal/alat tangkap dapat dilakukan secara bertahap dengan memperhatikan
antara lain keadaan layak laut, perahu yang tidak menangkap optimal, perahu yang sifatnya
musiman. Dari setiap alternatif juga diberikan informasi berapa lama kemungkinan pulihnya
stok. Alternatif lain dalam pengendalian penangkapan adalah pembatasan alat tangkap (gear
limitation) terutama terhadap ukuran minimum mata jaring (minimum mesh size) yang
digunakan (misalnya ukuran mata jaring pada bagian kantong trawl). Beberapa jenis alat
tangkapyang tidak selektif (terutama alat tangkap yang bersifat pasif di daerah pasang-surut)
12
benar-benar harus dibatasi penggunaannya.
Menetapkan panjang pertama kali tertangkap dan panjang pertama kali matang gonad (length
of first maturity) penting untuk meningkatkan rekrutmen melalui penerapan model-model
dinamik dalam rangka pendugaan hasil tangkapan maksimum yang berlanjut. Impelemtasi
dari aturan pengendalian ukuran dan jumlah udang yang tertangkap dilakukan dengan
metode penutupan daerah dan musim penangkapan. Pengaturan ini berkaitan erat dengan
ekologi, daur hidup dan aspek biologi ikan serta pembinaan kelestarian sumber.
13
Pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan tidak akan
pernah terlepas dari fungsi konservasi. Konservasi telah diyakini sebagai upaya penting yang
mampu menyelamatkan potensi sumber daya agar tetap tersedia. Konservasi telah menjadi
tuntutan dan kebutuhan yang harus dipenuhi sebagai harmonisasi atas kebutuhan ekonomi
masyarakat dan keinginan untuk terus melestarikan sumber daya yang ada bagi masa depan.
Manfaat konservasi telah nyata meningkatkan produksi perikanan tangkap, terutama terkait
dengan proses-proses biofisik, seperti spill-over, ekspor spesies ikan dewasa maupun benih
ke daerah penangkapan ikan, ekspor larva ikan dari tempat pemijahan yang tersedia sebagai
stok perikanan sehingga mampu mencegah kolaps tangkapan. Kawasan konservasi yang
dikelola secara konsisten beberapa tahun diharapkan mampu menyokong hasil tangkapan
ikan di luar kawasan meningkat 40%. Hasil kajian menyatakan bahwa produksi larva akan
meningkat pada perlindungan terhadap 20% - 30% luasan habitat penting di kawasan
konservasi (Suraji, 2015).
14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Kondisi perikanan tangkap di Provinsi NTB serta cara dan tingkat eksploitasi yang sudah
dilakukan oleh stake holder yaitu produksi perikanan tangkap dari tahun 2009-2013 secara
berturut-turut yaitu 99.220,8 ton; 111.885 ton; 140.170,0 ton; 132.781,2 ton; dan 142.187
ton.Sedangkan untuk potensi sumberdaya penangkapan ikan di perairan umum menurut Kab/
Kota Se–Nusa Tenggara Barat yaitu berjumlah 4.789,41 ton pada perairan danau, waduk,
embung, sungai, dan rawa. Cara eksploitasi yang sudah dilakukan oleh stake holder yaitu
dengan menggunakan perahu tanpa motor (jukung) dan perahu motor tempel.
2. Persoalan yang ada/timbul dibagi menjadi permasalahan yang disebabkan oleh ekonomi, s
osial, dan lingkungan.
3. Segi positif dan negatif dari tingkat eksploitasi yang sudah dilakukan oleh stake holder yai
tu untuk segi postif diantaranya meningkatkan kesejahteraan nelayan dan pembudidaya ikan,
meningkatkan kesejahteraan nelayan dan pembudidaya ikan, memperluas lapangan kerja, kes
empatan berusaha serta peningkatan ekspor untuk menghasilkan devisa negara. Segi negatif d
iantaranya yaitu menyebabkan menurunnya sumber daya ikan bahkan juga bisa punah,eksplo
itasi besar-
besaran yang dapat merusak kehidupan ekologi perikanan, menimbulkan berbagai konflik so
sial di masyarakat, menurunkan sumber daya ikan itu sendiri, berdampak negatif pada lingku
ngan.
4. Upaya mempertahankan kondisi perikanan agar tidak kolaps dan alternatif cara penangana
n stok yang ada yaitu dengan pengendalian upaya penangkapan, pengendalian ukuran ikan ya
ng tertangkap, pengelolaan lingkungan habitat , dan pengendalian armada perikanan tangkap.
B. Saran
Diperlukan -penelitian mengenai kajian stok dan tingkat yang lebih mendalam di Nusat Teng
gara Barat untuk mengetahui kondisi perikanan tangkap di Nusat Tenggara Barat agar mence
15
gah s um berda ya pe ri kanan dal am kond i si overf i shi ng at au bahkan punah
16
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Nusa Tenggara Barat. 2013. Statistik
perikanan tangkap Nusa Tenggara Barat. Pemerintah Daerah Propinsi
Nusa Tenggara Barat.
Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Nusa Tenggara Barat. 2015. Data pokok
perikanan dan kelautan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pemerintah
Daerah Propinsi Nusa Tenggara Barat.
Fahry, M. 2010. Arahan pengembangan kawasan pesisisr, laut dan pulau- pulau ke
cil NTB. Jurnal Kelautan. 7(2): 80-91.
Food Agriculture Organization. 2002. The state of the world fisheries and aquaculture.
2002. FAO, Rome: FAO, 150 pp.
Garcia, S. & L. Le Reste. 1981. Life cycles, dynamics, exploitation and managem
ent of coastal penaeid shrimp stocks. FAO Fish. Tech. Pap. Rome, Ital
y (203): 215p.
Gulland, J.A. 1982. Some introducing guidelines to management of shrimp fisheri
es. Indian Ocean Programme. IOEC/Dev/72/24 : 12 p.
Karna, 2012. Model pengelolaan perikanan tangkap di Selat Alas - Nusa Tenggara
Barat. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor . Tesis.
Kementerian PPN / Bappenas Direktorat Kelautan dan Perikanan. 2014. Kajian str
ategi pengelolaan perikanan berkelanjutan. Kementrian Kelautan dan
Perikanan Republik Indonesia.
Widodo, J. & Suadi. 2006. Pengelolaan sumber daya perikanan laut. Gadjah Mada Un
iversity Press. Yogyakarta. 252 hal.
ivi