Anda di halaman 1dari 29

Laporan Praktikum Sumberdaya Hayati Perairan

SUMBERDAYA HAYATI PERAIRAN IKAN HIAS DI KOTA


MEDAN

Oleh:
Kelompok VI/B

Aprilyani Tri Annisa 190302002


Cindy Fatika Sari 190302012
Muhammad Najhan Adi Susilo 190302028
Muhammad Azis Yudhiwinata 190302030
Muhammad Adam Pahlevy 190302078

LABORATORIUM SUMBERDAYA HAYATI PERAIRAN


PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum : Sumberdaya Hayati Perairan Ikan Hias di Kota Medan


Tanggal Praktikum : 05 September 2021
Nama/NIM : Aprilyani Tri Annisa 190302002
Cindy Fatika Sari 190302012
Muhammad Najhan Adi Susilo 190302028
Muhammad Azis Yudhiwinata 190302030
Muhammad Adam Pahlevy 190302078
Kelompok/Grup : VI/B
Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan

Diketahui oleh, Diperiksa oleh,


Asisten Koordinator Asisten Korektor

Yubdina Yuha Anggita Maher Untung Siahaan


NIM. 170302036 NIM. 180302062
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan
karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan laporan praktikum Sumberdaya Hayati
Perairan yang berjudul “Sumberdaya Hayati Perairan Ikan Hias di Kota
Medan” ini dengan sebaik mungkin.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu Desrita, S.Pi, M.Si, Bapak
Rizky Febriansyah Siregar, S.Pi, M.Si dan Ibu Vindy Rilani Manurung, S.Pi, M.P
selaku dosen penanggung jawab laboratorium Sumberdaya Hayati Perairan. dan
kepada asisten Sumberdaya Hayati Perairan yang telah membimbing penyusun
dalam menyelesaikan laporan ini.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun perkembangan laporan ini. Akhir kata penyusun mengucapkan terima
kasih.

Medan, September 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................... 1
Tujuan Penulisan ............................................................................... 5
Manfaat Penulisan ............................................................................ 5
TINJAUAN PUSTAKA
Jenis Ikan Hias ................................................................................... 6
Distribusi Ikan Hias ........................................................................... 12
Potensi dan Pemanfaatan Ikan Hias................................................... 14
Status Kelestarian Ikan Hias .............................................................. 15
METODOLOGI
Waktu dan Tempat............................................................................. 16
Alat dan Bahan .................................................................................. 16
Prosedur Penelitian ............................................................................ 16
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil ................................................................................................... 17
Pembahasan ....................................................................................... 19
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ........................................................................................ 22
Saran .................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Salah satu keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia dan patut
dibanggakan adalah keragaman spesies ikan hias air tawar. Ikan hias air tawar
diperkirakan sekitar 400 spesies dari 1.100 spesies ikan hias yang ada di seluruh
dunia. Salah satu komoditas ikan hias air tawar introduksi yang sampai saat ini
masih menjadi primadona di pasar internasional dan merupakan ikan hias kelompok
mahal, serta fluktuasi di pasaranpun relatif stabil adalah ikan koi (Cyprinus carpio)
(Kusrini et al, 2015).
Bisnis ikan hias memiliki prospek yang sangat menggiurkan, tidak
memerlukan modal besar dan dalammembudidayakannya tidak memerlukan
keterampilan yang khusus serta pasarnya pun terbilang cukup mudah, terutama di
kota-kota besar. Selain itu, usaha budidaya ikan hias tidak membutuhkan lahan
yang luas dan dapat dilakukan oleh setiap anggota keluarga dalam jangka waktu
yang relatif singkat. Jenis- jenis ikan hias yang dapat dibudidayakan, antara lain
jenis-jenis ikan siklid, platis, black ghost, manvis, palmas, guppy, diskus, oscar, dan
lain sebagainya. Cara membudidayakan ikan hias dapat bersifat tradisonal, semi-
intensif ataupun secara intensif dengan sarana dan prasarana yang beragam,
tergantung kemampuan finansial yang menjalaninya (Satyani dan Priyono, 2012).
Konsep pengembangan kewirausahaan dapat dilakukan melalui budidaya
ikan hias yang merupakan industri utama yang penting bagi masyarakat
Perdagangan ikan hias memainkan peran penting untuk peningkatan sosial
ekonomi masyarakat kelas bawah di negara berkembang dengan investasi
rendah (Mukti et al, 2019).
Salah satu keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia dan patut
dibanggakan adalah keragaman spesies ikan hias, baik ikan hias air laut maupun air
tawar. Ikan hias air laut ada sekitar 650 spesies, sudah teridentifikasi 480 spesies
dan diperdagangkan sekitar 200 spesies. Jenis-jenis ikan hias air laut Indonesia
yang memiliki nilai jual tinggi di pasaran internasional, antara lain clown fish
(Amphiprion ocellaris) dan banggai cardinal fish (Pterapogon kauderni). Pangsa
pasar ikan hias air laut Indonesia di dunia internasional sebesar 20%, di mana 95%
merupakan hasil tangkapan dan baru 5% sisanya merupakan hasil budidaya
masyarakat. Sementara itu, jumlah spesies ikan hias air tawar diperkirakan sekitar
400 spesies dari 1.100 spesies ikan hias yang ada di seluruh dunia. Komoditas ikan
hias air tawar asal Indonesia yang menjadi favorit antara lain, arwana
(Schleropages formosus) terutama spesies super red dan red banjar, botia
(Chromobotia macracanthus), serta cupang (Beta splendens). Dalam tulisan ini
akan disampaikan prospek dan peluang pengembangan ikan hias. Program
minapolitan, dukungan riset serta difusi teknologi yang dilakukan (Kusrini, 2010).
Usaha ikan hias air tawar lebih diminati dibanding ikan hias air laut. Para
penggemar ikan hias sengaja memelihara ikan dalam berbagai ukuran aquarium.
Umumnya bibit ikan hias dibeli dari penjual benih ikan hias air tawar. Selain
mempersiapkan makanan, para penjual atau pemelihara ikan perlu mengetahui
informasi cara menangani perubahan pada fisik atau pergerakan ikan.
Perkembangan teknologi budidaya yang sangat pesat ke arah intensif dan
superintensif. Aplikasi teknologi budidaya ikan secara intensif bisa berdampak
terhadap lingkungan. Keberhasilan suatu kegiatan budidaya ditentukan oleh faktor
ketersediaan benih, kualitas sumber daya manusia, kondisi lingkungan, sarana dan
prasarana yang tersedia serta informasi serangan penyakit ikan (Sinaga, 2018).
Budidaya ikan hias air tawar telah menjadi bagian hidup rakyat. Seiring
dengan berkembangnya teknologi, maka sudah banyak jenis ikan hias yang dapat
dikembangbiakkan dan dibudidayakan secara massal di Indonesia. Dunia
perdagangan ikan hias mulai mendapat perhatian yang serius dari masyarakat.
Bisnis ikan hias mampu memberikan jaminan keuntungan yang lebih bagi para
pembudidaya ikan. Selain harga yang cukup tinggi, perkembangbiakan ikan hias
relatif mudah, terlebih lagi dengan penerapan teknologi modern yang saat ini
berkembang pesat. Siklus reproduksi atau pemijahan ikan hias relatif cepat (0,5-1,5
bulan), sehingga dalam jangka waktu satu tahun dapat dilakukan 8-24 kali
pemijahan untuk sepasang induk ikan hias. Ikan hias mempunyai peran penting
dalam menambah kesegaran, keindahan dan kesejukan lingkungan melalui jenis,
warna, ukuran dan bentuk tubuhnya yang indah dan menarik (Mukti et al, 2019).
Perkembangan ikan hias di Indonesia mengalami kemajuan yang terus
meningkat, terutama ikan hias air tawar asli Indonesia. Dari sekian banyak jenis
ikan hias, tidak semuanya telah dapat dibudidayakan. Dalam membudidayakan ikan
hias harus diperhatikan bahwa masing-masing jenis mempunyai sifat dan kebiasaan
hidup yang berbeda-beda, misalnya dalam cara pemijahan, bertelur ataupun
menyusun sarangnya. Bila kita berniat untuk memelihara ikan pada akuarium atau
wadah pemeliharaan, maka salah satu yang perlu diperhatikan adalah pemilihan
jenis ikan yang akan dipelihara. Ikan hias yang dipelihara harus bisa memberikan
kepuasan terhadap orang yang melihatnya, jika kita punya kolam atau bak yang
posisinya di bawah, bila ditanam ikan lohan atau oskar maka ikan tersebut tidak
akan terlihat indahnya. Lohan atau oskar mempunyai keindahan warna pada sisi
samping badannya jadi jika dipelihara di kolam sisi samping badannya tidak akan
kelihatan oleh kita (Satyani dan Priyono, 2012).
Salah satu habitat yang banyak dihuni oleh ikan hias adalah lahan gambut
(peatland) atau banyak juga dikenal juga dengan istilah lahan air hitam
(blackwater). Lahan gambut merupakan kawasan marginal yang banyak mengalami
alih fungsi menjadi perkebunan dan perumahan dan telah menjadi salah satu
kawasan yang paling terancam saat ini. Beberapa karakteristik ekstrim dari lahan
gambut adalah; warna air coklat dan terlihat hitam jika terkena sinar, bersifat asam
(pH rendah), air cenderung stagnan atau tergenang dalam cekungan, bervegetasi,
substratnya lumpur dan serasah, kandungan oksigen dan kalsium rendah, tanahnya
miskin hara, populasi biota yang menghuni lahan gambut cenderung merupakan
populasi kecil dan unik, hampir semua ikan hias lahan gambut memiliki corak.
Informasi terkait biodiversitas hewan di lahan gambut juga sangat sedikit
(Fahmi et al, 2015).
Kehadiran ikan hias di dalam rumah dapat memberikan berbagai manfaat
bagi manusia. Ikan hias yang ada di dalam akuarium turut memberikan nuansa
damai, rileks, dan menyenangkan. Aktivitas manusia yang begitu padat bahkan
seringkali dilanda stres akibat terpaan berbagai macam urusan dapat terurai dengan
melihat gerak-gerik ikan di dalam akuarium atau kolam. Beberapa orang mungkin
tertarik untuk memelihara ikan hias, namun agak malas karena seringkali ikan hias
yang dipelihara dalam akuarium atau kolam mudah mati. Ikan hias di dalam
akuarium atau kolam tidak akan mati tanpa sebab. Bisa jadi ada kesalahan dalam
cara pemeliharaannya. Kualitas air adalah hal yang paling utama dalam
pemeliharaan ikan pada akuarium, kondisi air yang baik tentu akan membuat ikan
menjadi sehat demikian halnya dengan pemberian pakan, pemberian pakan yang
tepat dan teratur akan menjadikan ikan sehat dan terlihat aktif bergerak
(Risal, 2017).
Ikan arwana merupakan salah satu jenis ikan hias yang banyak dipelihara
oleh para penggemar ikan. Ikan hias ini memerlukan cara perawatan khusus serta
lingkungan hidup yang bersih agar dapat berkembang dengan baik dan menghindari
terjangkitnya beberapa penyakit. Para pemelihara dan penggemar ikan arwana telah
memiliki forum diskusi khusus untuk berbagi berbagai informasi tentang cara
perawatan ikan arwana. Namun, media ini masih belum terstuktur dengan baik dan
belum menyediakan pengetahuan yang valid mengenai cara identifikasi dan
pengobatan penyakit ikan arwana (Kurniawan dan Diana, 2014).
Ikan Koki (Carrasius auratus) merupakan salah satu jenis ikan hias yang
sangat digemarimasyarakat serta memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi.
Morfologi tubuh serta perpaduan warna yang terbentuk pada ikan koki merupakan
keindahan yang menyebabkan ikan ini banyak peminat. Dewasa ini, ikan koki
dihasilkan dengan menggunakan metode klasik, yaitu dengan cara mengawinkan
sejumlah pasangan induk ikan koki secara massal. Hasil persilangan secara massal
ini menghasilkan ikan mas koki yang bermutu bagus baik secara genotip maupun
fenotip sangat sedikit yang ditandai dengan rendahnya tingkat pertumbuhan dan
derajat penetasan serta perpaduan warna yang lemah sehingga dibutuhkan banyak
perkawinan untuk mendapatkan jumlah ikan mas koki yang mempunyai kualitas
yang baik. Selain itu, ikan koki yang bermutu bagus baru dapat dipastikan setelah
berumur lebih dari satu tahun (Hartono dan Purbosari, 2017).
Dewasa ini, salah satu strain ikan mas koki yang favorit dipelihara
masyarakat adalah lionhead. Ikan ini mempunyai standart bentuk tubuh sebagai
berikut; kedalaman tubuh lebih besar dari 1/2 panjang tubuh, tutup kepala (jambul)
tumbuh dengan baik, tidak ada sirippunggung, semua sirip berpasangan, di mana
sirip ekor terbagi dua, sirip ekor bercabang 2 dengan penampakan sirip membulat
(rounded), minimum panjang tubuh 5,5 cm (Risal, 2017).
Budidaya ikan hias air tawar ternyata mampu memberikan pendapatan bagi
banyak orang yang menekuninya. Selain orang suka akan keindahan ikan hias,
banyak pula orang yang menggantungkan hidupnya dari membudidayakan dan
memasarkan ikan hias yang jenisnya bermacam–macam. Tidak jarang beberapa
pembudidaya yang semula menekuni budidaya ikan konsumsi seperti ikan lele, ikan
nila, gurami dan lain sebagainya beralih menekuni budidaya ikan hias. Semua itu
dilakukan karena peluang usaha dan potensi ekonomis budidaya ikan hias lebih
menggiurkan dibandingkan dengan ikan konsumsi. Melihat prospeknya tersebut,
maka pemeliharaan ikan hias yang semula hanya ditekuni para penghobi, kini juga
sudah merupakan mata pencaharian banyak pembudidaya ikan. Ini disebabkan
membudidayakan ikan hias dapat memberikan nilai ekonomis walaupun hanya
dilakukan dilahan sempit dengan jumlah air terbatas (Anggina et al., 2014).
Budi daya ikan hias merupakan suatu tindakan yang dianggap penting
dalam mengatasi masalah-masalah kelestarian hayati khususnya konservasi alam.
Salah satu pengertian budi daya secara harfiah adalah suatu tindakan menjaga,
memelihara dan mengembangbiakan sesuatu yang dinyatakan hampir punah.
Konservasi sendiri adalah upaya yang dilakukan manusia untuk melestarikan atau
melindungi alam, jadi konservasi adalah upaya pelestarian atau perlindungan.
Konvensi internasional terkait dengan konservasi yang mengikat secara hukum
adalah CITES, Ramsar dan CBD. Convention on International Trade in
Endangered Species of Wild Flora dan Fauna (CITES) telah diratifikasi di
Washington DC tahun 1973 dan efektif tahun 1975 (Meilisza dan Subamia, 2015).

Tujuan Laporan
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini antara lain :
1. Untuk mengetahui jenis ikan hias di Kota Medan
2. Untuk mengetahui distribusi ikan hias di Kota Medan
3. Untuk mengetahui potensi dan pemanfaatan ikan hias di Kota Medan
4. Untuk mengetahui status kelestarian ikan hias di Kota Medan

Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan laporan ini adalah menambah wawasan tentang
jenis – jenis ikan hias, status kelestariannya, potensi dan pemanfaatan ikan hias.
TINJAUAN PUSTAKA

Jenis-Jenis Ikan Hias


1. Ikan Koi (Cyprinus rubrofuscus)
Koi memiliki warna yang cerah dan corak yang beragam. Koi memiliki
badan berbentuk seperti torpedo. Koi dilengkapi dengan sirip punggung, sepasang
sirip dada, sepasang sirip perut, sirip ekor dan sirip anus. Sirip sangat penting bagi
koi untuk dapat berenang berpindah tempat, mencari makan, dan mencari
pasangannya. Seluruh tubuh koi tertutup selaput epidermis lapisan dalam dan
endodermis lapisan luar. Epidermis terdiri dari sel-sel getah yang dapat
menghasilkan lendir di permukaan badan koi yang dapat melindungi permukaan
badan koi dari parasit yang akan menyerang, sedangkan endodermis terdiri dari
serat-serat yang penuh dengan sel (Mutiarasari, 2017).
Koi merupakan hewan yang hidup di daerah beriklim sedang, perairan
tawar, dan pada temperatur 8–30oC. Tidak heran jika koi bisa dipelihara mulai dari
daerah pantai hingga daerah pegunungan. Bahkan di negara-negara yang bermusim
dingin ikan koi mampu bertahan hidup pada suhu 2-3oC Penurunan suhu hingga
5oC dalam tempo singkat sudah menyebabkan ikan koi stres. Suhu air
mempengaruhi cepat lambatnya penetasan telur. Jika suhu air terlalu dingin,
biasanya telur tidak menetas dan bisa menyebabkan serangan jamur akibat terlalu
lama tidak menetas. Pada suhu 25oC, telur menetas dalam 48-60 jam, sedangkan
pada suhu 20o C telur baru menetas setelah 4 hari. Koi merupakan ikan air tawar,
tetapi masih bisa bertahan hidup pada air dengan salinitas sekitar 10 ppt
(Papilon, 2017).

2. Ikan Komet (Carassius auratus)


Ikan komet (Carassius auratus) merupakan salah satu komoditas ikan
hias yang digemari masyarakat karena keindahan dan pergerakan pada tubuh yang
membuat masyarakat Indonesia tertarik terhadap ikan ini. Dengan semakin
banyak masyarakat yang tertarik terhadap ikan komet ini maka diperlukan
pembenihan ikan komet yang benar (Reny, 2008).
Secara morfologi, baik ikan komet jantan maupun ikan komet betina dapat
dibedakan berdasarkan bentuk tubuhnya. Pada ikan jantan, tubuhnya akan lebih
ramping daripada betina yang memiliki bagian perut lebih lebar. Kemudian, untuk
lebih memastikan jenis kelamin pada ikan komet, dapat diurut pada bagian
perutnya. Jika diurut pada bagian perutnya kemudian mengeluarkan sperma
berwarna putih maka ikan tersebut jantan. Sebaliknya, jika diurut bagian perutnya
mengeluarkan telur berwarna jernih kekuningan maka ikan tersebut adalah ikan
betina. Selain itu dapat juga dilihat dari lubang genitalnya dimana pada ikan betina
ukurannya lebih besar daripada jantan (Schulz, 2011).

3. Ikan Kumpay (Cyprinus carpio)


Ikan koi kumpay slayer merupakan salah satu jenis ikan hias air tawar yang
memiliki keunggulan. Keunggulan dari ikan ini yaitu dari bentuk badan dan juga
warna yang indah, memiliki nilai ekonomis yang tinggi, harga ketika menjual di
pasaran cenderung stabil. Ikan koi memiliki peminat tersendiri baik didalam negeri
maupun di beberapa negara luar (Puspitasari et al., 2020).
Ikan hias koi kumpay memiliki ciri khas tersendiri, mulai dari bentuk tubuh
yang unik hingga warna yang cerah. Salah satu contoh ikan hias yang memiliki
tubuh yang unik dan memiliki warna yang cantik adalah ikan koi. Ikan koi
(Cyprinus carpio) adalah ikan hias ekonomis tinggi dimana masih termasuk dalam
kerabat ikan mas. Ikan koi memiliki warna tubuh yang bewarna-warni dengan
berbagai jenis dan pola. Ciri yang menonjol dari ikan mas kumpay adalah semua
siripnya panjang dan berumbai sehingga tampak indah ketika sedang bergerak.
Warna sisiknya sangat bervariasi, ada yang putih, kuning, merah, dan hijau gelap.
Bentuk badannya memanjang seperti ikan mas sinyonya. Pertumbuhannya
tergolong lambat. (Suryani, 2006).

4. Ikan Guppy (Poecilia reticulate)


Ikan guppy (Poecilia reticulata) merupakan ikan hias yang mempunyai nilai
komersil tinggi baik untuk pasar dalam negeri maupun luar negeri. Berdasarkan
morfologisnya, ikan guppy jantan memiliki bentuk tubuh yang lebih ramping
dengan corak warna tubuh dan sirip yang lebih cemerlang dari pada guppy betina,
sehingga permintaan komoditas ikan guppy jantan lebih banyak dari pada guppy
betina. Salah satu upaya untuk memenuhi tingginya permintaan terhadap
ketersediaan ikan jantan tersebut adalah dengan meningkatkan populasi ikan jantan.
(Marpaung, 2015).
Secara morfologi ikan guppy jantan lebih menarik dibandingkan ikan guppy
betina. Hal ini menyebabkan ikan guppy jantan secara monokultur lebih
menguntungkan karena daya tarik serta daya jualnya yang tinggi. Salah satu upaya
untuk mendapatkan persentase ikan guppy jantan yang lebih tinggi pada budidaya
ikan guppy jantan yakni dengan teknik sex reversal. Sex reversal adalah salah satu
cara untuk mendapatkan ikan yang bersifat monosex. Sex reversal merupakan suatu
teknik untuk membalikkan arah perkembangan jenis kelamin dari betina menjadi
jantan ataupun sebaliknya (Utomo, 2008).

5. Ikan Cupang (Betta splendens)


Ikan cupang hias (Betta splendens) merupakan ikan hias yang bernilai
ekonomis, ikan ini memiliki keunggulan berupa keindahan warna dan naluri
berkelahinya dengan siklus hidup yang relatif singkat. Ikan cupang masuk ke dalam
kategori ikan yang mudah di budidaya (dapat menggunakan lahan yang sempit dan
seadannya). Ikan cupang hias (Betta splendens) merupakan satu diantara 70 spesies
ikan cupang (Betta sp.) yang mengalami pengembangbiakkan. Proses tersebut
meliputi pengembangan beberapa karakter mulai dari warna tubuh, ukuran dan
bentuk sirip, baik untuk tujuan ornamental maupun aduan (Arfah et al., 2013).
Ikan cupang selain mudah dalam hal perawatan, mudah dibudidayakan
dalam lahan sempit, karena dapat bertahan dalam media mini dan mudah untuk
beradaptasi. Keindahan bentuk tubuh, karakter unik, dan mudahnya media
budidaya itulah yang menjadikan ikan cupang banyak disukai orang. Keindahan
bentuk sirip dan warnanya sangat menentukan nilai jual. Warna pada ikan cupang
memiliki fungsi yang signifikan, yaitu sebagai pengenal jenis dari tampilan pola
dan corak warna pada tubuhnya, juga sebagai proteksi diri dari ancaman
pemangsanya. Ikan cupang menjadi daya tarik para penggemar ikan hias mulai dari
anak kecil hingga mereka yang sudah dewasa. Usaha budidaya ikan cupang
merupakan salah satu usaha yang memberikan alternatif penghasilan dan prospek
untuk dikembangkan. Hal ini disebabkan oleh teknik budidaya yang relatif mudah
(Taviv et al., 2010).
6. Ikan Mas Koki (Carassius auratus)
Berdasarkan ciri-ciri morfologi dan kesamaan jumlah kromosomnya ikan
hias mas koki diduga kuat merupakan hasil evolusi dari jenis Crucian carp
(Carassius carassius) yang pertama kali ditemukan di Negeri Cina sekitar tahun
256-316 M. Bentuk tubuh ikan Maskoki sedikit memanjang dan pipih tegak
(compressed) dan mulutnya terletak di ujung tengah (terminal). Bagian ujung mulut
memiliki dua pasang sungut. Di ujung dalam mulut terdapat gigi kerongkongan
yang tersusun dari tiga baris. Gigi geraham secara umum, hampir seluruh tubuh
ikan mas koki ditutupi oleh sisik yang berukuran relatif kecil. Bentuk badan ikan
mas koki pendek dan gemuk, sehingga gerakan tubuhnya sangat menarik saat
berenang (Sufianto,2008)
Secara alami ikan maskoki menyukai habitat kolam berlumpur, bendungan
sungai atau danau. Ikan mas koki sudah di pelihara sejak tahun 475 sebelum masehi
di Cina. Di Indonesia, ikan mas koki mulai dipelihara sekitar tahun 1920. Ikan mas
koki yang terdapat di Indonesia merupakan ikan yang dibawa dari Cina.
Penyebarannya merata di daratan Asia, Eropa, Amerika Utara dan Australia.
Sedangkan pembudidayaan ikan mas koki di Indonesia banyak ditemui di Jawa dan
Sumatra (Lamarunga, 2018).
Di alam liar, ikan mas koki memakan tanaman air, jentik nyamuk, krustasea
kecil, zooplankton, dan detritus. Dalam pembudidayaan, ikan mas koki diberikan
pakan buatan dalam bentuk serpihan kering (crumble) atau pellet. Sebagai hewan
peliharaan, ikan mas koki juga harus diberikan pakan yang biasa dikonsumsi jika
berada di alam bebas. Pakan tambahan yang baik termasuk Tubifex beku, larva
nyamuk, cacing darah (Chironomus sp.) daphnia, dan tumbuhan seperti kacang
polong rebus dan selada (Afnan, 2019).

7. Ikan Arwana (Scleropages formosus)


Ciri-ciri morfologi ikan Arwana ciri utamanya adalah badan pipih, tebal, dan
memanjang dengan punggungnya yang datar; sisik pada badan berukuran besar dan
keras; kepala tidak bersisik. Sirip ikan Arwana memiliki sirip punggung berdekatan
dengan sirip ekor; sirip dada panjang dan runcing. Bagian kepala memiliki sepasang
sungut lunak dan tebal pada ujung rahang bawahnya; letak mulut mengarah ke atas
dengan posisi kemiringan terhadap badannya 45˚; bentuk dahi melengkung keluar,
bergigi. Pola warna pada golden-red dan super red berpola warna: sirip berwarna
merah kecuali sirip punggung dan sepertiga sirip ekor berwarna kebiruan, ring sisik
tebal berwarna putih keperakan dan cerah, bagian pangkal sisik gelap, punggung
dan bagian atas kepala berwarna gelap dan bagian perut dan pepi berikut tutup
insang berwarna kekuningan (Shilman dan Irmawan, 2021).
Pakan anakan ikan dimulai dengan udang-udangan berukuran kecil, dengan
ukuran ikan 2-3 cm, sebelum yolk suck diserap; anakan tidak lagi tergantung induk
betinanya setelah berukuran 3,5 – 4,0 cm; anakan ikan dapat tumbuh sampai sekitar
10 cm panjang standarnya setelah menginjak umur bulan ke 3. Ikan dewasa biasa
memakan pakan berukuran lebih besar, seprti katak, serangga, ikan dan udang.
Sebagai individu ikan, selama hidupnya terbagi dalam berbagai pase tingkatan
perkembangan kedewasaan (Kartamihardja et al., 2014).

8. Ikan Manfish (Pteropzhyllum scalare )


Ikan manfish Pterophyllum scalare dikenal sebagai ikan bidadari atau
angelfish yang mempunyai kelebihan pada warna dan gerakannya yang anggun.
Ikan ini terlihat cantik dengan gerakan yang lambat dan bentuk sirip yang berjumpai
panjang membentuk ujung busur panah. Ikan manfish memiliki banyak strain yang
masing-masing memiliki ciri khas tertentu diantaranya black, marble, blushing
angel, tri colour, black and white, diamond, dan silver (Zubaidah et al., 2020).
Beberapa spesies ikan hias air tawar ekspor andalan adalah manfish, black
ghost, neon tetra dan botia macracantha. Ikan manfish berasal dаrі Cekungan
Amazon, Cekungan Orinoco dan berbagai sungai dі Guiana Shield dі kawasan
tropis Amerika Selatan. Namun sekarang sudah dapat dibudidayakan di Indonesia
dan cukup banyak pula penggemar dan pembudidayanya. Bahkan sekarang sudah
dihasilkan beberapa jenis manfish hasil selektif breeding, diatanya jenis Diamond
(Berlian), Imperial, Marble dan Black-White (Insan, 2019).
Secara morfologi bentuk tubuh ikan manfish berbentuk lebar dan memanjang
ke arah ekor sehingga nampak seperti ujung busur panah yang lancip. Panjang
tubuh ikan manfish maksimal adalah 15 cm, dengan iris mata yang berwarna
kuning, warna dasar tubuhnya silver dan corak hitam, terdapat 3-4 garis vertikal
berwarna hitam pada sirip dan tubuhnya. Pada bagian kepalanya terdapat warna
kuning yang cukup menarik, selain itu tri colour memiliki kelebihan toleransi
terhadap kondisi lingkungan yang baik dibanding dengan beberapa strain yang lain.
Karakteristik perairan yang tenang dan berarus mereka hidup bergerombol. Hal
inilah bila ditempatkan dalam akuarium, manfish termasuk ikan yang minim
pergerakkannya (Zubaidah et al., 2020).

9. Ikan Molly (Poecilia sphenops)


Ikan Molly (Poelicia latipinna Sailfin molly) merupakan jenis ikan hias yang
berasal dari daerah aliran sungai amazon serta sungai-sungai lainnya yang berada
pada daerah Amerika Selatan. Pada alam bebas ikan termasuk ikan berkelompok
dan sering hidup pada sela-sela akar tanaman air. Molly fish sendiri saat ini telah
memiliki banyak sekali varietas seperti molly ballon, black molly, white molly,
molly green ballon , marble molly serta molly kuning ballon, dan dari masing-
masing varietas tersebut memiliki keunikan-keunikan tersendiri (Rahardian, 2017).
Pada umumnya ikan jenis ini memiliki bentuk tubuh yang menyerupai ikan
guppy, karena mereka masih dalam satu keluarga yang sama yaitu Poecilidae.
Tubuh molly rata-rata berukuran 5-12 cm, dengan kepala berbentuk segetiga dan
memiliki mulut berukuran kecil serta mata yang cukup besar. Ikan molly sendiri
memiliki banyak sekali jenis, sehingga ikan ini memiliki warna yang cukup
beragam tergantung dari jenis ikan itu sendiri. Selain itu ikan ini juga memiliki perut
yang berukuran besar dan terlihat kembung. Ikan ini memiliki sirip ekor berbentuk
sabit dan sirip punggung menjuantai ke belakang sampai pangkal ekor
(Pamulu et al., 2020).
Pada alam liar ikan jenis ini sering dijumpai bersembunyi diakar-akar pohon.
Sehingga saat ikan ini dipelihara pada aquarium yang memiliki habitat lain
didalamnya seperti tanaman air, kayu atau batu ikan akan lebih menyukainya.
Selain berfungsi sebagai tempat bersembunyi ikan, adanya kayu atau batu dalam
aquarium dapat berfungi sebagai media tumbuhnya lumut sebagai makanan alami
ikan. Ikan molly termasuk ikan omnivora yang dapat memakan segala jenis
makanan. Sehingga ketika dipelihara di akuarium ikan ini dapat diberi pakan berupa
pakan berbahan nabati ataupun hewani. Namun pada alam liar pakan utama dari
ikan adalah lumut, sehingga jika diberi pakan berbahan dasar daging (protein)
kemungkinan akan menguragi umur dari ikan ini (Rahardian, 2017).
10. Ikan Louhan (Cichlasoma sp)
Ikan Louhan merupakan jenis ikan yang agresif dan teritorial
(mempertahankan daerah kekuasaannya). Meskipun demikian, louhan termasuk
ikan yang mudah di ternakan. Untuk dapat melakukan pemijahan, diperlukan
louhan betina berukuran minimal 10 cm dan louhan jantan yang lebih besar.
Perbedaan antara louhan jantan dan betina dapat dilihat dari kedekatan genetiknya.
Untuk louhan keturunan Cichlasoma trimaculatum jika pada sirip punggungnya
terdapat bintik hitam maka louhan tersebut berjenis kelamin betina. Apabila
pembedaan secara fisik sulit dilakukan maka pembedaan jenis kelamin dapat
dilakukan dengan cara yaitu mengamati organ kelamin louhan yang bersangkutan
(Darfin, 2020).
Ikan Louhan mulai populer pada tahun 2001 dan pada tahun 2002 Ikan
Louhan spesies baru sudah bannyak yang muncul dipasaran seperti misalnya Ikan
Lounhan Kamfa yang merupakan spesies dari genus Vieja atau dengan
Parrot Cichli yang memiliki ciri seperti mulut pendek, ekor terbungkus, mata
cekung, dan gundukan yang semakin besar di bagian kepala. Ikan Louhan biasanya
hidup pada suhu air 80–85 °F, dan pH kurang dari 7.4–8.0. Ikan Louhan biasanya
hanya memiliki makanan tertentu (tidak sembarang makan) (Kalor et al., 2018).

Distribusi Ikan Hias


Ikan hias adalah ikan yang umumnya mempunyai bentuk, warna dan karakter
khas sehingga mampu menciptakan suasana aquarium yang mendukung tata ruang
serta mampu memberikan suasana tentram. Gerakan ikan hias umumnya lembut
khas dengan perpaduan tanaman dan pendukung khususnya yang memiliki
pendapat yang relatif tinggi. Di negara-negara maju popularitas ikan hias meningkat
disebabkan pengaruh sosial budaya masyarakat yang semakin individualitis
sebagai salah satu jalan keluar mengatasi kendala kehidupan di kota besar.
Ikan hias Indonesia dunia perdagangan di kenal sebagai tropical fish
(Wahyudewantoro, 2017).
Jenis ikan hias yang hidup di laut mempunyai bentuk dan warna yang sangat
indah sehingga memiliki harga yang sangat tinggi di banding ikan hias air tawar.
Dalam kajian penelitian ini, ikan hias yang berasal dari air tawar
(freshwater ornamental fish). Adapun jenis- jenis ikan hias air tawar yang populer
adalah ikan oskar, ikan arwana, ikan mas koki, ikan ikan cupang, ikan diskus dan
ikan mas koi. Jenis ikan hias yang hidup di laut mempunyai bentuk dan warna yang
sangat indah sehingga memiliki harga yang sangat tinggi di banding ikan hias
air tawar. Ikan hias yang berasal dari air tawar (freshwater ornamental fish).
Adapun jenis- jenis ikan hias air tawar yang populer adalah ikan oskar, ikan
arwana, ikan mas koki, ikan ikan cupang, ikan diskus dan ikan mas koi
(Bachtiar, 2004).
Secara alami ikan mas koki menyukai habitat kolam berlumpur, bendungan
sungai atau danau Matsui. Ikan mas koki sudah di pelihara sejak tahun 475 sebelum
masehi di Cina. Di Indonesia, ikan mas koki mulai dipelihara sekitar tahun 1920.
Ikan mas koki yang terdapat di Indonesia merupakan ikan yang dibawa dari Cina.
Penyebarannya merata di daratan Asia, Eropa, Amerika Utara dan Australia.
Sedangkan pembudidayaan ikan mas koki di Indonesia banyak ditemui di Jawa dan
Sumatra (Septiara et al., 2012).
Arwana termasuk ikan endemik Indonesia. Para hobiis dan penangkar arwana
mengenal spesies ini dengan kata lain yang sesuai dengan daerahnya masing -
masing. Tubuh arwana umumnya memanjang dengan warna gelap pada bagian
punggung. Daerah penyebaran ikan arwana ini dimulai dari hulu hingga sungai
besar yang berair tenang dan jernih dengan derajat keasaman air (pH) lebih dari 6
merupakan habitat favorit bagi arwana. Kadang - kadang, arwana juga ditemukan
di sungai yang mengalir deras. Arwana yang hidup di alam mempunyai variasi
warna. Pada bibir bawahnya terdapat dua buah sungut yang berfungsi sebagai
sensor getar untuk mengetahui posisi mangsa di permukaan air.
Sungut ini termasuk dalam kriteria penilaian keindahan ikan arwana
(Kartamihardja et al., 2014).
Cupang yang saat ini dikenal di masyarakat dan para hobiis merupakan ikan
pendatang dari luar atau lebih dikenal dengan ikan introduksi asing. Jenis cupang
hias adalah Betta splendens, sedangkan untuk aduan lebih sering dipergunakan jenis
Betta smaragdina, keduanya berasal dari Thailand. Pada awalnya cupang
diintroduksi ke negara Malaysia dan Indonesia, adapun di Indonesia cupang
didatangkan oleh para importir sekitar tahun 80 dan 90 an untuk memperkaya ragam
jenis ikan hias (Kusrini, 2010).
Potensi dan Pemanfaatan Ikan Hias
Ikan hias adalah jenis ikan baik yang berhabitat di air tawar maupun di laut
yang dipelihara bukan untuk konsumsi melainkan untuk memperindah taman/ruang
tamu. Panorama bawah laut seringkali dinilai mempesona sehingga banyak orang
yang rela menghabiskan uang banyak untuk menyelam dan menikmatinya. Kini,
kemajuan teknologi memungkinkan orang menikmati panorama air laut di dalam
ruangan. Kehadiran ikan hias di dalam rumah masyarakat modern dapat menjadi
salah satu alternatif hiburan di tengah rutinitas yang padat. Ikan-ikan hias ini
dipelihara untuk kesenangan, oleh karena itu bentuk, warna, ukuran, keserasian,
dan kebiasaannya benar-benar harus diperhatikan (Afnan, 2019).
Ikan hias merupakan ikan pajangan dan bukan ikan konsumsi, ikan hias
pada hakikatnya untuk dinikmati keindahan warna, corak, serta bentuk yang unik
dari setiap jenis ikan hias. Ikan hias adalah salah satu komoditas perikanan yang
menjadi komoditas perdagangan yang potenial di dalam maupun di luar negeri. Ikan
hias dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan devisa bagi negara. Ikan hias
memiliki daya tarik tersendiri untuk menarik minat para pengusaha ikan, terutama
pengusaha ikan konsumsi yang beralih pada usaha ikan hias. Kelebihan dari usaha
ikan hias adalah dapat diusahakan dalam skala besar maupun skala kecil ataupun
skala rumah tangga, selain itu perputaran modal pada usaha ini relatif cepat
(Fakhru, 2021).
Ikan hias yang paling banyak dibudidayakan adalah ikan hias air tawar. Ikan
hias air tawar merupakan jenis ikan hias yang habitat alaminya di air tawar. Tujuan
pemeliharaan ikan hias air tawar ada dua yaitu untuk hiburan dan untuk
mendapatkan keuntungan. Ikan hias air tawar yang dipelihara untuk hiburan
biasanya dipelihara di akuarium. Sedangkan untuk keuntungan, biasanya dipelihara
di dalam kolam. Ikan hias air tawar lebih mudah dibudidayakan dibandingkan ikan
hias air laut. Hal ini karena, teknologi yang digunakan cukup sederhana dan
biayanya lebih murah. Sehingga banyak budidaya yang dilakukan dalam skala
usaha rumahan, Berbeda dengan ikan hias air laut yang memerlukan fasilitas dan
teknologi yang lebih baik, serta modal yang besar (Wardaya, 2020).
Perolehan nilai ekonomi dari usaha ikan hias cukup besar sehingga
mengakibatkan terjadinya perdagangan ikan hias yang kadang tidak
memperhatikan aspek kelestariannya di masa mendatang. Akhir-akhir ini banyak
muncul berbagai jenis ikan hias air tawar impor yang secara ilmiah ikan-ikan
tersebut dapat merugikan kesinambungan usaha ikan hias. Para pengusaha seolah
melupakan bahwa pemerintah telah mengeluarkan peraturan mengenai jenis-jenis
ikan yang dilarang masuk ke Indonesia. Dampak dari semua ini memang
menakjubkan. Positif, karena uang yang beredar akan dapat dinikmati oleh para
pelaku yang tentu saja para pekerja sehingga dapat menjadikan lapangan keja untuk
cari nafkah. Pengaruh lain yang signifikan adalah masuknya devisa ke negara dari
para eksportir ikan ini. Namun demikian dampak negatifnya juga tak kurang
banyaknya. Pertama adalah makin banyaknya permintaan maka makin terkurasnya
sumberdaya ikan (Priono dan Satyani, 2010).

Status Kelestarian Ikan Hias


Perkembangan perdagangan ikan hias Indonesia di dunia terus mengalami
peningkatan pada kurun waktu 5 tahun terakhir (2005-2010) yaitu sebesar
US $ 13.386.000 pada tahun 2005 dan meningkat menjadi US $ 19.766.000 pada
tahun 2010. Peningkatan tersebut menyebabkan Indonesia kini merupakan negara
pengekspor ikan hias terbesar ke-5 pada tahun 2010, posisi ini di bawah Singapura,
Spanyol, Jepang, serta Malaysia. Hal ini didukung oleh potensi sumberdaya ikan
hias Indonesia yang cukup besar, kurang lebih 400 spesies ikan air tawar yang
mendiami perairan Indonesia telah diperdagangkan sebagai ikan hias. Namun
sebagian besar ikan hias yang perdagangkan tersebut masih berasal dari hasil
tangkapan alam, sehingga resiko kepunahan ikan tersebut pun menjadi sangat
terbuka (Fahmi et al, 2015).
Seperti kita ketahui bersama bahwa Indonesia merupakan wilayah yang
memiliki keanekagaraman hayati yang tinggi. Disisi lain ikan-ikan perairan umum
yang potensial ini juga sedang mengalami ancaman yang cukup mengkhawatirkan.
Jenis ikan yang berpotensi untuk ikan hias adalah botia, arwana, tilan, dan
sebagainya. Jumlah dan jenis ikan yang demikian besar ini memiliki potensi penting
dan hendaknya tidak diabaikan. Dengan adanya berbagai macam ancaman yang ada
maka banyak jenis ikan asli Indonesia terutama dari perairan umum yang terancam
punah (Maskur, 2002).
METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 September 2021 di Rumah Ikan
Medan di Komplek TNI AU Karang Sari I Jl.Dadali no.87 kel.Sari Rejo Kec.Medan
Polonia.

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan yaitu kamera sebagai dokumentasi, alat tulis untuk
mencatat informasi
Bahan yang digunakan adalah Ikan Koi (Cyprinus rubrofuscus), Ikan
Komet (Carassius auratus), Ikan Kumpay (Cyprinus carpio), Ikan Guppy
(Poecilia reticulata), Ikan Cupang (Betta. Sp), Ikan Mas Koki(Carassius auratus),
Ikan Arwana (Scleropages formosus), Ikan Manfish (Pteropzhyllum scalare),
Ikan Molly (Poecilia sphenops), Ikan Lou han (Amphilophus trimaculatus) yang
dilakukan identifikasi

Prosedur Praktikum
Prosedur Praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Difoto ikan sebagai bukti.
3. Diidentifikasi jenis ikan yang didapat.
4. Dilakukan tahap wawancara kepada pemilik
5. Dicatat hasil identifikasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tabel 1. Jenis-Jenis Ikan Hias di Kota Medan


No Gambar Klasifikasi

Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii

1 Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Gambar 1. Ikan Koi
Spesies : Cyprinus rubrofuscus
(Cyprinus rubrofuscus)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
2 Ordo : Ostariphisysoidei
Famili : Cyprinidae
Genus : Carassius
Gambar 2. Ikan Komet
(Carassius auratus), Spesies : Carassius auratus
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopteri
3 Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Gambar 3.Ikan Kumpay
(Cyprinus carpio) Spesies : Cyprinus carpio
4 Kerajaan : Animalia
Filum :Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cyprinodontiformes
Famili : Poeciliidae

Gambar 4. Ikan Guppy Genus : Poecilia


(Poecilia reticulata) Spesies : P. reticulata
Kerajaan :Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
5
Famili : Osphronemidae
Subfamili: Macropodusinae

Gambar 5. Ikan Cupang (Betta. Sp), Genus :Betta


Spesies : Betta sp
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
6 Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae

Gambar 6. Ikan Mas Koki Genus : Carassius


(Carassius auratus) Spesies : C. auratus
Famili : Osteoglossidae
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
7 Kerajaan : Animalia
Ordo : Osteoglossiformes
Spesies : Scleropages formosus
Gambar 7. Ikan Arwana
(Scleropages formosus)
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii

8 Ordo : Perciformes
Family : Cichlidae
Genus : Pterophyllum
Gambar 8. Ikan Manfish
Species :Pterophyllum
(Pteropzhyllum scalare ) scalare
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii
9 Order :Cyprinodontiformes
Family : Poeciliidae
Genus : Poecilia
Gambar 9. Ikan Molly
(Poecilia sphenops) Species : P. Sphenops

Kelas : Actinopterygii
Famili : Cichlidae
Filum : Chordata
10 Genus : Amphilophus
Kerajaan : Animalia
Ordo : Perciformes
Gambar 10. Ikan Lou han
(Amphilophus trimaculatus) Spesies : A. Trimaculatus

Pembahasan
Dari hasil data sampel yang dilakukan di tempat penjualan dan budidaya
ikan hias di Rumah Ikan Medan di Komplek TNI AU Karang Sari I Jl.Dadali no.87
kel.Sari Rejo Kec.Medan Polonia. Didapati jenis ikan yang ada yaitu Ikan Koi
(Cyprinus rubrofuscus), Ikan Komet (Carassius auratus), Ikan Kumpay (Cyprinus
carpio), Ikan Guppy (Poecilia reticulata), Ikan Cupang (Betta. Sp), Ikan Mas
Koki(Carassius auratus), Ikan Arwana (Scleropages formosus), Ikan Layang
(Pterophyllum),Ikan Molly (Poecilia sphenops), Ikan Lou han (Amphilophus
trimaculatus)
Dari hasil data sampel yang dilakukan di tempat penjualan dan budidaya
ikan hias di Rumah Ikan Medan di Komplek TNI AU Karang Sari I Jl.Dadali no.87
kel.Sari Rejo Kec.Medan Polonia dengan metode pengambilan data primer
kualitatif (survey) wawancara kepada penjual ikan/ pedagang ikan bernama bapak
Brata mengatakan hasil penjualan ikan di distibusikan keberbagai daerah di pulau
sumatera hingga pulau jawa, upaya pembenihan ikan koi tergolong mudah hanya
saja kendalanya yaitu cuaca dan kualitas air, hal ini sesuai dengan pernyataan
Papilon (2017) yang menyatakan bahwa. Penurunan suhu hingga 5oC dalam tempo
singkat sudah menyebabkan ikan koi stres. Suhu air mempengaruhi cepat
lambatnya penetasan telur. Jika suhu air terlalu dingin, biasanya telur tidak menetas
dan bisa menyebabkan serangan jamur akibat terlalu lama tidak menetas. Pada suhu
25oC, telur menetas dalam 48-60 jam, sedangkan pada suhu 20o C telur baru
menetas setelah 4 hari. Koi merupakan ikan air tawar, tetapi masih bisa bertahan
hidup pada air dengan salinitas sekitar 10 ppt.
Berdasarkan Hasil praktikum dapat diketahui bahwa Ikan hias Ikan hias
memiliki tujuan pemeliharaan ikan hias air tawar ada dua yaitu untuk hiburan dan
untuk mendapatkan keuntungan. Ikan hias air tawar yang dipelihara untuk hiburan
biasanya dipelihara di akuarium. Sedangkan untuk keuntungan, biasanya dipelihara
di dalam kolam. Hal ini disampaikan oleh pemilik usaha ikan hias bahwa penjualan
ikan hias sangat bagus dengan harga yang cukup fantastis, tyerlebih lagi
pengelolaannya yang cukup mudah dan pendistribusiannya juga sudah skala besar
hingga ke luar pulau, hal ini sesuai dengan pernyataan Wardaya (2020), yang
menyatakan bahwa. Ikan hias air tawar lebih mudah dibudidayakan dibandingkan
ikan hias air laut. Hal ini karena, teknologi yang digunakan cukup sederhana dan
biayanya lebih murah. Sehingga banyak budidaya yang dilakukan dalam skala
usaha rumahan, Berbeda dengan ikan hias air laut yang memerlukan fasilitas dan
teknologi yang lebih baik, serta modal yang besar
Berdasarkan hasil praktikum dapat diketahui bahwa distribusi ikan hias
sangat beragam berbagai jenis ikan hias ada yang endemik dan ada pula yang
Penyebarannya merata di daratan Asia, Eropa, Amerika Utara dan Australia, hal ini
sesuai dengan hasil praktikum yang didapati bahwa pola distribusi berbagai
jenisikan hias ada yang endemik indonesia dan ada yang pola penyebarannya
merata di beberapa negara lain.
Berdasarkan hasil praktikum dapat diketahgui bahwa status kelestarian ikan
hias masih sangat baik dikarenakan banyaknya yang membudidayalkan ikan hias
baik skala kecil maupun skala besar, hal ini memberikan dampak positif bagi
perekonomian yang masih bisa dikembangkan lagi, hal ini sesuai dengan
pernyataan Priono dan Satyani (2010) yang menyatakan bahwa Perolehan nilai
ekonomi dari usaha ikan hias cukup besar sehingga mengakibatkan terjadinya
perdagangan ikan hias yang kadang tidak memperhatikan aspek kelestariannya di
masa mendatang. Akhir-akhir ini banyak muncul berbagai jenis ikan hias air tawar
impor yang secara ilmiah ikan-ikan tersebut dapat merugikan kesinambungan usaha
ikan hias. Para pengusaha seolah melupakan bahwa pemerintah telah mengeluarkan
peraturan mengenai jenis-jenis ikan yang dilarang masuk ke Indonesia. Dampak
dari semua ini memang menakjubkan. Positif, karena uang yang beredar akan dapat
dinikmati oleh para pelaku yang tentu saja para pekerja sehingga dapat menjadikan
lapangan keja untuk cari nafkah. Pengaruh lain yang signifikan adalah masuknya
devisa ke negara dari para eksportir ikan ini.
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Jenis-jenis ikan hias di kota Medan yang kami dapati antara lain yaitu Ikan Koi
(Cyprinus rubrofuscus), Ikan Komet (Carassius auratus), Ikan Kumpay
(Cyprinus carpio), Ikan Guppy (Poecilia reticulata), Ikan Cupang (Betta. Sp),
Ikan Mas Koki(Carassius auratus), Ikan Arwana (Scleropages formosus), Ikan
Manfish (Pterophyllum),Ikan Molly (Poecilia sphenops), Ikan Lou han
(Amphilophus trimaculatus)
2. Distribusi ikan hias yang ada di tempat penjualan dan budidaya ikan hias di
Rumah Ikan Medan di Komplek TNI AU Karang Sari I Jl.Dadali no.87 kel.Sari
Rejo Kec.Medan Polonia didapati yaitu ikan yang hidup di perairan tawar
seperti sungai yang berair jernih serta adapun ikan cupang yang hidup di
perairan tenang seperti rawa, dan ada pula ikan impor yang dibudidayakan di
tempat budidaya ikan hias
3. Potensi kebermanfaatan ikan hias masih sangat banyak dan bisa dimanfaatkan
lebih baik lagi sebagai ikan hias, hiburan dan dapat di jadikan sebagai ikan
kontes perlombaan
4. Status kelestarian ikan hias masih sangat baik dimana prosedur budidaya yang
tergolong mudah dan tidak memiliki banyak tantangan

Saran
Saran yang dapat diberikan untuk laboratorium Sumberdaya Hayati Perairan
ini adalah, agar dapat lebih memahami materi yang sudah diberikan serta
memberikan efisiensi agar ilmu yang disampaikan bisa bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA

Afnan, M. A. 2019. Analisis Produksi Ikan Hias Air Tawar (Ikan Mas Koki, Ikan
Koi dan Cupang) di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. [Skripsi]
Universitas Muhammadiyah Malang
Anggina, D., Hamid, H., dan Hendrik, H. 2014. Analysis of Ornamental Fish
Farming Member Of Group Diamond Fish Club In Tampan Village
Districts Payung Sekaki Pekanbaru City Riau Province (Doctoral
dissertation, Riau University).
Arfah, H., Tri, S. D., dan Asep, B. 2013. Maskulinisasi Ikan Cupang (Betta
splendens) Melalui Perendaman Embrio dalam Ekstrak Purwoceng
(Pimpinella alpina). Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor. Jurnal Akuakultur Indonesia, 12(2), 144-149.
Bachtiar, Y. 2004. Budi Daya Ikan Hias Air Tawar Untuk Ekspor. AgroMedia.
Chumaidi, C., Priyadi, A., Ginanjar, R., dan Sugiarti, L. 2012. Ciri Kelamin
Sekunder Pada Arwana Silver (Sclerophages macrocephalus) Varietas
Pinoh. Jurnal Riset Akuakultur, 7(2), 221-229.
Darfin, D. 2020. Jejak Peradaban di Dasar Danau Matano (Studi Kasus Situs Bawah
Air di Pulau Ampat) (Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin).
Fahmi M. R, Ginanjar R, Kusumah R.V. 2015. Keragaman Ikan Hias di Lahan
Gambut Cagar Biosfer Bukit-Batu, Provinsi Riau. Prosiding Seminar
Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia. 1 (1) : 51-58.
Fakhru, R. R. 2021. Analisis Kelayakan Usaha Ikan Hias Maskoki pada Medan
Simpang Limun Gold Fish Farm di Kelurahan Harjosari I, Kecamatan
Medan Amplas, Kota Medan. [Skripsi] Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara.
Hartono D.P., Purbosari N. 2017. Perbaikan Mutu dan Peningkatan Produksi Ikan
Mas Koki (Carrasius auratus) Melalui Rekayasa Set Kromosom. Jurnal
Penelitian Pertanian Terapan. 10 (3).
Hismayasari, I. B., Supriatna, I., MP, M. M. S., dan MP, A. S. 2018. Kajian
Strategis Domestikasi Ikan Gabus Sentani (Oxyeleotris heterodon).
Insan, Y. A. 2019. Pengaruh Padat Penebaran yang Berbeda terhadap Pertumbuhan
dan Kelulusan Hidup Benih Ikan Manfish (Pterophyllum scalare) yang
Dibudidayakan dengan Sistem Resirkulasi (Doctoral dissertation,
University of Muhammadiyah Malang).
Kalor, J. D., Utami, G. P., Sulistyo, I., dan Suryaningsih, S. 2018. Kemampuan
Zoo-Teknik Larva Ikan Gabus (Oxyeleotris Heterodon) dalam Upaya
Domestikasi Ikan Endemik Danau Sentani. JFMR (Journal of Fisheries and
Marine Research), 2(1), 31-38.
Kartamihardja, E. S., Umar, C., dan Aisyah, A. 2014. Pembelajaran dari
Pengelolaan dan Konservasi Sumber Daya Ikan Arwana Merah
(Scleropages formosus) Berbasis Masyarakat di Danau Empangau,
Kalimantan Barat. Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia, 6(2), 65-74.
Kurniawan M. dan Diana N.E. 2014. Aplikasi Diagnosis Penyakit Ikan Arwana
Menggunakan Aturan Inferensi Fuzzy Berbasis Web. Seminar Nasional
Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI). 1 (1).
Kusrini E, Cindelaras S, dan Prasetio. A.B. 2015. Pengembangan Budidaya Ikan
Hias Koi (Cyprinus carpio) Lokal di Balai Penelitian dan Pengembangan
Budidaya Ikan Hias Depok. Media Akuakultur. 10 (2) : 71-78
Kusrini E. 2010. Budidaya Ikan Hias Sebagai Pendukung Pembangunan Nasional
Perikanan di Indonesia. Media Akuakultur. 5 (2) : 109-114.
Lamarunga, Y. 2018. Pengaruh Pemberian Konsentrasi Tepung Spirulina platensis
Yang Berbeda Pada Pakan Terhadap Pertumbuhan Ikan Mas Koki
(Carassius auratus).[Skripsi] Universitas Muhammadiyah Malang.
Marpaung, H. D. L. 2015. Hubungan Antara Perendaman Induk Betina
Menggunakan Ekstrak Purwoceng (Pimpinella alpina) Dengan Nisbah
Kelamin Ikan Guppy (Poecilia reticulata).
Maskur. 2002. Program Pelestarian Plasma Nutfah Ikan-Ikan Perairan Umum.
Jurnal Akuakultur Indonesia, 1(3):139-144
Meilisza. N, dan Subamia. I .W .2015. Budi Daya Ikan Hias Ditinjau Dari Tiga
Pilar Pokok Konservasi (Perlindungan, Pengawetan, dan Pemanfaatan)
Prosiding Seminar Nasional Ikan ke 8
Mukti A.T, Arief M, Sari L.A, Dewi N.N, dan Rahayu A.P. 2019. Perbedaan
Metode Pemeliharaan Ikan Hias Pada Kelompok Pembudidaya Ikan Hias di
Desa Karang Sentul, Kecamatan Gondang Wetan, Kabupaten Pasuruan,
Propinsi Jawa Timur. Jurnal Ilmiah Fakultas Perikanan Universitas Islam
Lamongan. 10 (1) :11 -17.
Pamulu, T. W. P., Koniyo, Y., dan Mulis, M. 2020. Pemberian Cacing Sutera untuk
Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Black Molly Provision
of silk worms for growth and survival of black molly fish’s seed. The NIKe
Journal, 5(4).
Priono, B., dan Satyani, D. 2010. Sekilas Tentang Beberapa Jenis Ikan Hias Air
Tawar yang Dilarang Masuk ke Indonesia. Media Akuakultur, 5(2), 102-
108.
Puspitasari, D., Jeki, J., Rafli, M., dan Wibowo, A. P. 2020. Identifikasi dan
Prevalensi Ektoparasit Pada Ikan Koi Kumpay Slayer di Kota Tanjungbalai.
In Seminar Nasional Multi Disiplin Ilmu Universitas Asahan.
Rahardian, D. P. 2017. Prevalensi Argulus Japonicus yang Menyerang Ikan Guppy
(Poecilia Reticulata), Ikan Black Molly (Poecilia Sphenops) dan Ikan Platy
(Xiphophorus Maculatus) di Pasar Ikan Hias Gunung Sari
Surabaya (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).
Rahmawati, R., dan Kusrini, E. 2016. Optimasi Suhu Pemeliharaan Terhadap
Pertumbuhan Larva Ikan Cupang, Betta imbellis. In Prosiding Forum
Inovasi Teknologi Akuakultur.
Reny, I. 2008. Pengaruh sGnRHa + Domperidon Dengan Dosis Pemberian Yang
Berbeda Terhadap Ovulasi Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) Strain Punten.
Jurnal Berkala Ilmiah Perikanan Vol. 3 No. 1
Risal M. 2017. Sistem Kontrol Sirkulasi Air dan Pemberian Pakan Pada Akuarium
Ikan Hias. JURNAL IT. 8 (2) : 126-135.
Satyani D dan Priono B. 2012. Penggunaan Berbagai Wadah Untuk
Pembudidayaan Ikan Hias Air Tawar. Media Akuakultur. 7 (1) : 14-19.
Schulz, RW., Nobrega, RH. 2011. "Regulation of Spermtogenesis". Netherland:
Ultrecht University.
Septiara, I., Maulina, I., dan Buwono, I. D. 2012. Analisis Pemasaran Ikan Mas
Koki (Carassius auratus) di Kelompok Pembudidaya Ikan Kalapa Ciung
Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang. Jurnal Perikanan
Kelautan, 3(3).
Shilman, M. I., dan Irmawan, F. 2021. Penentuan Kualitas Ikan Arwana Super Red
(Scleropages formosus) Dengan Metode Morfometrik, Meristik dan Skala
Warna. Jurnal Ruaya: Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan
Kelautan, 9(2).
Sinaga A.S.R. 2018. Bayes Diagnosa Penyakit Ikan Hias Air Tawar Dengan
Teorema Bayes. Jurnal dan penelitian teknik informatika. 3 (1) : 43-50.
Sufianto, B. 2008. Uji Transportasi Ikan Maskoki (Carassius auratus) Hidup
Sistem Kering dengan Perlakuan Suhu dan Penurunan Konsentrasi Oksigen.
Suryani. 2006. Budidaya Ikan Hias. PT. Intan Sejati.Klaten.hal 22 –26.
Taviv, Y., Saikhu, A., dan Sitorus, H. 2010. Pengendalian DBD Melalui
Pemanfaatan Pemantau Jentik dan Ikan Cupang di Kota Palembang. Buletin
Penelitian Kesehatan, 38(4).
Wahyudewantoro, G. 2017. Mengenal Cupang (Betta spp.) Ikan Hias yang Gemar
Bertarung. Warta Iktiologi, 1(1), 28-32.
Wardaya, D. C. 2020. Kelayakan Usahatani Ikan Hias Air Tawar Unit Perikanan
Rakyat Mardika (Studi Kasus: Desa Tanjung Morawa Kabupaten Deli
Serdang). [Skripsi] Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Zubaidah, A., Samsundari, S., dan Insan, Y. A. 2020. Pertumbuhan dan Kelulusan
Hidup Benih Ikan Manfish (Pteropzhyllum scalare) yang Dibudidayakan
dengan Kepadatan yang Berbeda Menggunakan Sistem Resirkulasi. Acta
Aquatica: Aquatic Sciences Journal, 7(1), 40-45.

Anda mungkin juga menyukai