Anda di halaman 1dari 25

Laporan Praktikum Reproduksi Perikanan

FEKUNDITAS PADA IKAN NILA(Oreochromis niloticus)

Oleh :
Riska Monica Silalahi
190302046
II/B

LABORATORIUM REPRODUKSI PERIKANAN


PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum : Fekunditas pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus)


Tanggal Praktikum : 15 Maret 2022
Nama : Riska Monica Silalahi
NIM : 190302046
Kelompok/Grup : II/B
Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan

Diperiksa oleh,
Asisten Korektor

Pita Desi Waty Silaen


NIM. 180302075
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Praktikum Reproduksi Perikanan
berjudul “Fekunditas pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus)” dengan baik
Laporan ini sebagai salah satu syarat masuk Praktikum Reproduksi Perikanan
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera utara, Medan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Julia Syahriani Hasibuan, S.Pi, M.Si dan ibu Dr. Hesti Wahyuningsih, S.Si., M.Si
yang telah membantu penulis dalam membuat laporan ini, serta para asisten
Laboraturium Reproduksi Perikanan dan teman-teman yang telah banyak membantu
dan mendukung sepenuhnya dalam penyelesaian laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
laporan ini selanjutnya, akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................. 1
Tujuan Praktikum ............................................................................. 3
Manfaat Praktikum ........................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan Nila (O.niloticus)…………………………………………….. 4
Fekunditas Ikan Nila (O.niloticus)………………………………… 5
Perhitungan Fekunditas Ikan Nila (O.niloticus)…………………… 6
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat Praktikum……………………………………. 9
Alat dan Bahan Praktikum………………………………………... 9
Prosedur Praktikum……………………………………………….. 9
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil……………………………………………………………… 10
Pembahasan………………………………………………………. 12
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ...................................................................................... 14
Saran ................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Reproduksi adalah kemampuan individu untuk menghasilkan keturunanya
sebagai upaya untuk melestarikan jenisnya atau kelompoknya. Tidak setiap individu
mampu menghasilkan keturunan, tetapi setidaknya reproduksi akan berlangsung
pada sebagian besar individu yang hidup dipermukaan bumi ini. Kegiatan
reproduksi pada setiap jenis hewan air berbeda-beda, tergantung kondisi lingkungan
(Hutagalung, 2020).
Ikan merupakan salah satu kelompok hewan vetebrata yaitu hewan yang
mempunyai tulang belakang. Ikan disebut juga dengan Pisces yang hidup diair. Ikan
ini disebut juga dengan hewan poikiloterm karena suhu tubuh tidak tetap (berdarah
dingin), yaitu terpengaruh suhu disekelilingnya. Dimana tubuhnya terbagi atas
kepala dan badan atau kepala badan, dan ekor. Ikan didefinisikan. secara umum
sebagai hewan yang hidup di air, bertulang belakang, poikiloterm, bergerak dengan
menggunakan ship, bernafas dengan insang, dan memiliki gurat sisi (linea
lateralis)sebagai organ keseimbangannya (Almunawwarah et al., 2016).
Pertumbuhan populasi ikan di alam sangat bergantung pada reproduksi dan
respon terhadap perubahan lingkungan yang terjadi. Hal ini mengakibatkan ikan
yang seharusnya melakukan pemijahan untuk menghasilkan individu yang baru
tidak dapat memijah karena tertangkap oleh nelayan. Hal ini sangat dikhawatirkan
pada masa yang akan datang keberadaan populasi ikan tersebut akan terancam
punah. Ikan memiliki pola dan tingkah laku reproduksi yang beraneka ragam,
tergantung dari jenis, habitat, atau kondisi lingkungannya (Hadi et al., 2009).
Keberhasilan suatu spesies ikan dalam daur hidupnya ditentukan dari
kemampuan anggotanya untuk bereproduksi di lingkungan yang berfluktuasi dan
menjaga keberadaan populasinya. Reproduksi perikanan diperlukan untuk informasi
yang meliputi aspek pertumbuhan dan reproduksi agar dapat dijadikan sebagai dasar
bagi pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan kuniran sehingga keberadaan
sumber daya ikan tersebut tetap dapat berkelanjutan. Informasi tentang
pertumbuhan dapat dilihat dari pola pertumbuhan ikan untuk mengestimasi kondisi
lingkungan habitat dimana ikan ditemukan, sedangkan informasi biologi reproduksi
diperlukan untuk menentukan siklus reproduksi secara menyeluruh. Aspek
pertumbuhan dan biologi reproduksi yang akan dianalisis terkait dengan hubungan
panjang berat, faktor kondisi, rasio kelamin, tingkat kematangan gonad (TKG),
fekunditas dan diameter telur (Lindawati et al., 2019).
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu komoditas
perikanan yang digemari masyarakat dalam memenuhi kebutuhan protein hewani
karena memiliki daging yang tebal serta rasa yang enak. Ikan nila juga merupakan
ikan yang potensial untuk dibudidayakan karena mampu beradaptasi pada kondisi
lingkungan dengan kisaran salinitas yang luas. Salah satu upaya untuk memeroleh
benih ikan yang optimal dapat dilakukan dengan memperbaiki performa atau kinerja
reproduksi melalui suplementasi nutrien pada pakan induk (Hadi et al., 2009).
Gonad merupakan organ reproduksi yang mempunyai fungsi utama yaitu
menghasilkan sel. Gonad pada ikan betina disebut ovarium yang menghasilkan sel
telur. Ovarium ikan berbentuk longitudinal, berjumlah sepasang dan letakkan
dibawah atau di samping gelembung udara. Pada tingkat kematangannya, ukuran
dan berat ovarium berbeda. Setiap spesies ikan memiliki ukuran sel telur sendiri,
ada yang besar dan ada pula yang kecil (Hayati, 2019).
Tingkat kematangan gonad adalah tahapan perkembangan gonad sebelum
dan sesudah ikan memijah. Pengamatan tingkat kematangan gonad dilakukan
dengan cara histologis dan morfologi. Anatomi perkembangan gonad dapat terlihat
lebih jelas dan akurat dengan menggunakan pengamatan secara histologis
sedangkan dengan cara morfologi tidak terlihat lebih jelas. Namun cara morfologi
banyak dan mudah dilakukan dengan dasar mengamati morfologi gonad antara lain
ukuran panjang gonad, bentuk gonad, berat gonad, dan perkembangan isi gonad
(Agusriana, 2014).
Nilai indeks kematangan gonad dihubungkan dengan tingkat kematangan
gonad (TKG) yang pengamatannya berdasarkan ciri-ciri morfologi kematangan
gonad. Gonado somatik indek merupakan salah satu hal yang penting dalam
reproduksi ikan, dimana nilai indeks kematangan gonad dan jumlah telur digunakan
untuk memprediksi keberhasilan pemijahan dan menunjukkan kualitas telur pada
masa reproduksi ikan tersebut. Nilainya dapat ditentukan dengan cara perbandingan
berat gonad atau Ovarium dan berat tubuh ikan, sedangkan jumlah telur dihasilkan
dalam satu siklus reproduksi (Tondang et al., 2019).
Tiap spesies ikan memiliki strategi yang berbeda dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya, bahkan ikan dalam spesies yang sama juga memiliki
strategi yang berbeda bila berada pada kondisi lingkungan dan letak geografis yang
berbeda. Informasi tentang daur reproduksi ikan dan faktor-faktor lingkungan yang
memengaruhinya merupakan hal yang penting dalam biologi perikanan. Beberapa
informasi penting akan diperoleh dengan mempelajari aspek reproduksi ikan
diantaranya adalah perkembangan gonad, ukuranikan kali pertama matang gonad,
waktu pemijahan, tipe pemijahan, dan fekunditas yang berhubungan dengan
rekrutmen (Jusmaldi et al., 2019).
Fekunditas adalah jumlah telur yang sudah masak yang belum dikeluarkan
oleh ikan sebelum memijah. Fekunditas pada spesies yang sama dapat dipengaruhi
oleh ukuran tubuh, lingkungan dan ukuran diameter telur. Fekunditas ikan
cenderung meningkat dengan bertambahnya ukuran badan yang dipengaruhi oleh
jumlah makanan dan faktor-faktor lingkungan seperti suhu dan musim. Fekunditas,
tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad, diameter telur, serta panjang
dan bobot ikan merupakan beberapa aspek biologi reproduksi ikan yang penting
untuk diamati dan diketahui. Informasi mengenai tingkat kematangan gonad dapat
dipergunakan untuk mengetahui waktu dan musim pemijahan yang tepat.
Fekunditas secara tidak langsung dapat dipergunakan untuk memperkirakan
banyaknya ikan yang akan dihasilkan (Fitria, 2016).

Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui jumlah telur pada ikan nila (Oreochromis niloticus)
2. Untuk mengetahui volume gonad pada ikan nila (Oreochromis niloticus)

Manfaat Praktikum
Manfaat dari pelaksanaan praktikum ini adalah agar mahasiswa/i mampu
memahami tentang fekunditas pada Ikan nila (Oreochromis niloticus) serta sebagai
salah satu informasi bagi pihak yang membutuhkan dan sebagai salah satu syarat
masuk praktikum Reproduksi Perikanan selanjutnya.
TINJAUAN PUSTAKA

Ikan nila (Oreochromis niloticus)


Berdasarkan morfologinya, kelompok ikan Oreochromis ini memang
berbeda dengan kelompok tilapia. Secara umum, bentuk tubuh Ikan Nila panjang
tepinya berwarna putih. Gurat sisi (Linea literalis) terputus dibagian tengah badan
kemudian berlanjut, tetapi letaknya lebih kebawah daripada letak garis yang
memanjang di atas sirip dada. Jumlah sisik pada gurat sisi jumlahnya 34 buah. Sirip
punggung berwarna hitam dan sirip dadanya juga tampak hitam. Bagian pinggir
sirip dadanya juga tampak hitam. Bagian pinggir sirip punggung berwarna abu-abu
atau hitam (Novy, 2015).
Secara alami, ikan Nila bisa berpijah sepanjang tahun di daerah tropis.
Frekuensi pemijahan yang terbanyak terjadi pada musim hujan. Di alamnya, ikan
nila bisa berpijah 6-7 kali dalam setahun. Berarti, rata-rata setiap dua bulan sekali,
ikan Nila akan berkembang biak. Ikan ini mencapai stadium dewasa pada umur 4-5
bulan dengan bobot sekitar 250 gram. Masa pemijahan produktif adalah ketika
induk berumur 1,5-2 tahun dengan bobot di atas 500 gram/ekor. Seekor ikan Nila
betina dengan berat sekitar 800 gram menghasilkan larva sebanyak 1.200 – 1.500
ekor pada setiap pemijahan (Dahlan et al., 2015).
Ikan nila merupakan jenis ikan yang memiliki sifat perkembangbiakan yang
baik. Jadi, bisa dikatakan kalau budidaya ikan nila ini sangat menguntungkan,
karena dapat berkembangbiak dengan mudah. Sehingga kemungkinan, ikan nila ini
sangat banyak dan mudah dalam peranakannya. Tak hanya berkembangbiak dengan
mudah, ikan nila ini sangat mudah sekali beradaptasi. Jadi, di lingkungan mana pun,
ikan nila ini masih bisa bertahan hidup. Menemukan ikan nila ini di alam bebas di
daerah air tawar seperti sungai, danau, rawa, dan waduk. Jadi, mencari ikan nila ini
di perairan air tawar. Namun, walaupun ikan nila ini dapat beradaptasi dengan
mudah dan dapat bertahan hidup di perairan tawar mana saja, alangkah baiknya ikan
nila ini berada di perairan yang memiliki suhu sekitar 25 – 30° C. tak hanya suhu
air sebagai acuan perairan ikan nila, keasaman air pun juga sebagai acuan budidaya
ikan nila (Lindawati et al., 2019).
Ikan nila merupakan salah satu jenis ikan yang mudah bereproduksi. Ikan
nila dapat matang gonad dalam waktu enam bulan dan dalam sekali memijah ikan
nila dapat menghasilkan telur sebanyak 1.000 – 2.000 butir telur. Namun dari
seluruh total telur yang dihasilkan hanya ada sekitar 60% saja yang bisa menetas
menjadi larva. Hal ini karena ikan nila termasuk jenis ikan yang mengerami telur
dan larvanya dalam mulut induk betina, dimana dalam mulut betina memiliki
kapasitas untuk mengerami telur ikan sehingga tidak semua telur dapat dierami oleh
induk betina. Telur ikan ila berdiameter 2,8 mm, berwarna abu-abu, kadang-kadang
berwarna kuning, tidak lengket dan tenggelam di dasar perairan (Saputri, 2019).
Dengan mengetahui fekunditas, dapat ditaksir jumlah anak ikan yang akan
dihasilkan dan akan menentukan pula jumlah anak ikan dalam kelas umur.
Perubahan dalam faktor lingkungan seperti suhu dan ketersediaan makanan
berpengaruh pada tingkah laku dan metabolisme ikan. Menurunnya kondisi dapat
mengakibatkan penurunan fekunditas yang direfleksikan dalam rendahnya jumlah
oosit yang berkembang atau terjadi atresia. Pada kasus yang ekstrim, kondisi yang
menurun dapat memicu kegagalan reproduksi yang mengakibatkan musim
pemijahan terlewati. Fekunditas dipengaruhi oleh fertilitas, frekuensi pemijahan,
perlindungan induk, ukuran telur, kondisi lingkungan, kepadatan populasi, dan
ketersediaan makanan (Satyani 2003).
Sebelum terjadi pemijahan, gonad semakin bertambah besar dan gonad akan
mencapai maksimum sesaat sebelum ikan memijah, kemudian menurun dengan
cepat selama pemijahan sampai selesai Hampir semua jenis ikan pemijahannya
berdasarkan reproduksi seksual yaitu terjadinya penyatuan sel reproduksi organ
berupa spermatozoa dari ikan jantan dan telur dari ikan betina. Ukuran telur dapat
digunakan untuk menentukan kualitas telur. Kandungan kuning telur yang
berukuran besar akan menghasilkan larva yang berukuran besar pula. Telur yang
beukuran besar mampu menyangga kehidupan embrio yang ada didalamnya dan
menopang kehidupan larva sebelum mendapatkan makanan dari luar (Tamsil,
2000).

Fekunditas Ikan Nila (Orechromis niloticus)


Pengertian umum fekunditas adalah jumlah telur yang dihasilkan oleh
individu pada waktu akan memijah. Pengetahuan mengenai fekunditas merupakan
salah satu aspek yang memegang peranan penting dalam biologi perikanan.
Fekunditas secara tidak langsung dapat dipergunakan untuk memperkirakan
banyaknya ikan yang akan dihasilkan . Fekunditas pada suatu individu dengan
individu lainnya mempunyai keterpautan dengan umur, panjang atau bobot
individu, dan spesies ikan (Fadillah, 2018).
Jumlah keseluruhan telur ikan selama hidup disebut fekunditas total. Untuk
menghitung jumlah telur dalam gonad ikan biasanya diambil pada tingkat
kematangan gonad (TKG) yang sudah tinggi atau bila dilihat secara visual sudah
terlihat butiran-butiran telur yang terpisah-pisah. Telur-telur ikan laut umumnya
berukuran kecil (diameter telur sekitar 1 mm), dan mempunyai fekunditas yang
tinggi (bisa mencapai 1 juta telur tiap betina) (Fadillah, 2018).
Hubungan linier antara fekunditas dengan bobot tubuh serta bobot gonad
mengindikasikan bahwa jumlah telur di dalam ovarium mengikut secara
proporsional terhadap kedua variabel tersebut. Jumlah telur yang dihasilkan oleh
ikan akan meningkat sejalan dengan semakin besarnya gonad. Pada umumnya
fekunditas meningkat dengan meningkatnya ukuran ikan betina. Semakin banyak
makanan maka pertumbuhan ikan semakin cepat dan fekunditasnya semakin besar
(Harianti, 2012).
Ikan-ikan yang tua dan besar ukurannya mempunyai fekunditas relatif lebih
kecil. Fekunditas yang berbeda-beda antarspesies memperlihatkan strategi
reproduksinya. Bahkan intraspesies, fekunditas bervariasi sebagai hasil dari
perbedaan adaptasi terhadap lingkungan. Untuk ikan-ikan tropis dan sub-tropis,
definisi fekunditas yang paling cocok mengingat kondisinya ialah jumlah telur yang
dikeluarkan oleh ikan dalam ratarata masa hidupnya. Spesies ikan yang mempunyai
fekunditas besar, pada umumnya akan memijah pada daerah permukaan untuk
spesies yang mempunyai fekunditas kecil biasanya melindungi telurnya dari
pemangsa dengan cara menempelkan telurnya pada tanaman atau habitat lainnya.
Dalam satu tingkat kematangan gonad (TKG), komposisi telur yang dikandung ikan
nila tidak seragam, tetapi terdiri atas beberapa fase telur. Perkembangan diameter
telur meningkat dengan semakin meningkatnya TKG. Sebaran diameter telur
menunjukkan bahwa ikan nila melakukan pemijahan (Fadillah, 2018).
Perhitungan Fekunditas Ikan Nila (Orechromis niloticus)
Penentuan fekunditas dilakukan dengan mengambil ovari ikan betina yang
matang gonad pada TKG III, IV dan V. Fekunditas diasumsikan sebagai jumlah
telur yang terdapat dalam ovari pada ikan yang telah mencapai TKG III, IV dan V.
Fekunditas total dihitung dengan menggunakan metode sub-contoh bobot gonad
atau disebut metode gravimetrik. Cara mendapatkan telur yaitu mengambil telur
ikan betina dengan mengangkat seluruh gonadnya dari dalam perut ikan dan
ditimbang. Kemudian gonad tersebut diambil sebagian untuk ditimbang dengan
menggunakan timbangan elektrik, selanjutnya butiran telur dihitung. Gonad tersebut
diawetkan dengan larutan Gilson untuk melarutkan dinding gonad sehingga butiran
telur terlepas. Larutan Gilson dapat melarutkan jaringan-jaringan pembungkus telur
sehingga memudahkan dalam perhitungan butir-butir telur (fekunditas)
(Harianti, 2012).
Fekunditas ikan juga dapat ditentukan dengan menggunakan metode
gravimetrik dengan rumus :
F = Bg/Bs x Fs
dimana : F = jumlah seluruh telur (butir), Fs = jumlah telur pada sebagian
gonad (butir), Bg = bobot seluruh gonad (g), Bs = bobot sebagian kecil gonad (g).
Selanjutnya fekunditas dihubungkan dengan panjang tubuh ikan dan bobot tubuh
dengan menggunakan analisis regresi. Faktor lingkungan juga berpengaruh terhadap
fekunditas pada ikan karena faktor lingkungan yang berbeda-beda memiliki sumber
nutrisi yang berbeda yang memacu pada fekunditas ikan (Harianti, 2012).
Fekunditas dihitung dengan metode gabungan dari metode menghitung
langsung, volumetrik dan gravimetrik. Caranya terlebih dahulu membedah ikan
guna mendapatkan gonadnya. Setelah gonad didapatkan, gonad ditimbang
menggunakan timbangan digital yang kemudian dinyatakan sebagai gonad utuh.
Gonad utuh dipotong menjadi 3 bagian yaitu anterior, tengah dan posterior. Salah
satu gonad diambil dari potongan tersebut, lalu ditimbang dan dinyatakan sebagai
gonad contoh. Gonad contoh yang telah ditimbang diencerkan ke dalam 10 ml
aquades. Satu ml dari cairan tersebut setelah dikocok dihitung jumlah telurnya
(Suhendra et al., 2017).
Perhitungan fekunditas dilakukan dengan menggunakan dua tahap, yaitu
tahap pertama adalah cara mendapatkan telur dan tahap kedua adalah cara
mengeluarkan telur. Cara mendapatkan telur yaitu mengambil telur dari ikan induk
dengan mengangkat seluruh gonadnya dari dalam perut ikan yang telah diawetkan.
Cara menghitung telur, yaitu dengan menggunakan metode gravimetrik, di mana
gonad dan sub gonad ditimbang untuk menentukan bobotnya masing-masing.
Bagian sub gonad adalah bagian anterior, median, dan posterior dari gonad yang
kemudian diambil telur-telurnya dan dihitung jumlahnya
(Ferdiansyah dan Syahailatua, 2010)
Nilai fekunditas, derajat pembuahan telur dan daya tetas telur dihitung dari
ikan mas yang dipijahkan menggunakan metode pemijahan semi buatan. Fekunditas
dihitung berdasarkan berat total gonad dibagi berat sampel gonad dikali dengan
jumlah telur dalam sampel gonad. Fekunditas menunjukkan kapasitas bertelur ikan
atau mengacu pada jumlah telur matang yang dikeluarkan dalam satu musim
pemijahan. Pada ikan mas dengan bobot antara 650 gram - 1008 gram menghasilkan
nilai fekunditas 7.500 - 8.200 telur. Hal ini menunjukkan bahwa adanya perbedaan
berat tubuh ikan dapat menghasilkan nilai fekunditas yang berbeda. Perbedaan nilai
fekunditas pada penelitian ini dapat disebabkan berbagai faktor. Fekunditas ikan
dipengaruhi oleh ukuran, umur, spesies ikan, dan pengaruh lingkungan seperti
habitat dan ketersediaan nutrisi. Faktor berat induk diduga juga mempengaruhi
fekunditas karena berat induk juga terkait dengan berat gonad
(Ishaqi dan Sari, 2019).
Fekunditas dapat diperoleh menggunakan rumus sebagai berikut:
F = (G x V x X) / Q
dimana : G = bobot gonad total, F = jumlah seluruh telur (butir), V = volume
pengenceran (ml), Q = bobot telur contoh, X = jumlah telur yang ada dalam 1 cc
(butir). Fekunditas sering dihubungkan dengan panjang dan berat, hubungan
fekunditas dengan panjang dan berat digambarkan dengan persamaan:
F = a.Lb
F = a.Wb
Dimana : F = fekunditas, L = panjang Ikan (mm), W = berat ikan (gram),
a = intersep, b = slope (Alamansyah et al., 2013).
METODE PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 15 Maret 2022 pukul 10.00
WIB sampai dengan selesai di Laboratorium Terpadu Program Studi Manajemen
Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Alat dan Bahan Praktikum


Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis untuk mencatat
hasil pengamatan, gelas ukur 10 ml sebagai pengukur volume telur, timbangan
analitik untuk menimbang bobot telur, jarum pentul sebagai alat untuk menghitung
jumlah telur, millimeter blok sebagai alas, tissue dan serbet sebagai pembersih
bagian yang kotor.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sampel ikan nila
(Oreochromis niloticus) yang sudah matang gonad (TKG 4) dan aquades sebagai
bahan dalam pengukuran volume telur.

Prosedur Praktikum
1. Disiapkan alat dan bahan terlebih dahulu.
2. Letakkan telur diatas milimeterblok untuk.
3. Ditimbang seluruh telur ikan ke timbangan analitik.
4. Dimasukkan seluruh telur ke dalam gelas ukur untuk diketahui volumenya.
5. Dihitung seluruh jumlah telur ikan.
6. Ditimbang contoh telur ke dalam gelas ukur untuk diketahui volumenya.
7. Dimasukkan contoh telur ke dalam gelas ukur untuk diketahui volumenya.
8. Dihitung jumlah telur contoh.
9. Catat hasil pengamatan yang dilakukan pada laporan sementara.
10. Dokumentasikan proses dan hasil pengamatan yang telah dilakukan.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Hasil dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Ikan Nila (Oreochromis niloticus.)

Gambar 2. Gonad Ikan Betina pada Ikan Nila


(Oreochromis niloticus)

Klasifikasi ikan Nila (Orechromis niloticus) menurut Sanin (1988) adalah


sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichtyes
Ordo : Perciformes
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus
Hasil Identifikasi
• Volume awal = 50 ml
Volume akhir = 100 ml
V = 50 ml
• Gonad contoh = 0.52 gr x 2 =1.08 gr
Volume awal = 7.5 ml
Volume akhir = 15 ml
v = 7.5 x 2 = 15 ml
Jumlah gonad contoh = 540 butir
a) Metode Volumetrik
X V
=
x v

X 50
540
= 15
X = (540 x 50)/15
X = 1350 butir

b) Metode Gravimetrik

X G
=
x g
X 0.99
540
= 0.32
X = (540 x 0.99)/0.32
X = 1670 butir

c) Metode Gabungan

Gx V x X
F=
Q
0.99 x 50 x 17
= 1
= 1618 butir
Table 1. Data Hasil Perhitungan Gonad Setiap Kelompok.
Metode
Ikan Perhitungan
Total Volumetrik Grafimetrik Gabungan
Ikan Mas 899.827 96.208 96.208 707.411

Ikan Nila 1500 1.350 1.670 1.618

Ikan Mas 633.886 67.774 67.774 498.338

Ikan Nila 24.864 592 592 23.680

Ikan Mujair 850 500 250 100

Pembahasan
Dari hasil praktikum diperoleh hasil perhitungan jumlah telur ikan nila
dengan keempat metode yaitu berkisar antara 1.350 – 1.670. sesuai dengan
pernyataan Saputri (2019) yaitu ikan nila merupakan salah satu jenis ikan yang
mudah bereproduksi. Ikan nila dapat matang gonad dalam waktu enam bulan dan
dalam sekali memijah ikan nila dapat menghasilkan telur sebanyak 1.000 – 2.000
butir telur. Namun dari seluruh total telur yang dihasilkan hanya ada sekitar 60%
saja yang bisa menetas menjadi larva. Telur ikan nila berdiameter 2,8 mm, berwarna
abu-abu, kadang-kadang berwarna kuning, tidak lengket dan tenggelam di dasar
perairan (Saputri, 2019).
Ikan nila yang dijadikan sebagai objek praktikum memiliki berat 707 gram
dan panjang 32 cm. Ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan gonad ikan seiring
dengan penambahan panjang bobot ikan. Sesuai yang dinyatakan oleh Harianti
(2012) yaitu hubungan linier antara fekunditas dengan bobot tubuh serta bobot
gonad mengindikasikan bahwa jumlah telur di dalam ovarium mengikut secara
proporsional terhadap kedua variabel tersebut. Jumlah telur yang dihasilkan oleh
ikan akan meningkat sejalan dengan semakin besarnya gonad. Pada umumnya
fekunditas meningkat dengan meningkatnya ukuran ikan betina. Semakin banyak
makanan maka pertumbuhan ikan semakin cepat dan fekunditasnya semakin besar.
Berdasarkan data fekunditas tiap ikan yang diperoleh (tabel 1), bisa dilihat
bahwa tiap ikan memiliki besaran fekunditas yang bervariasi. Hal ini disebabkan
oleh berbagai faktor seperti lingkungan, ketersediaan nutrisi dan bobot ikan. sesuai
pernyataan Ishaqi dan Sari (2019) yaitu adanya perbedaan berat tubuh ikan dapat
menghasilkan nilai fekunditas yang berbeda. Perbedaan nilai fekunditas pada
penelitian ini dapat disebabkan berbagai faktor. Fekunditas ikan dipengaruhi oleh
ukuran, umur, spesies ikan, dan pengaruh lingkungan seperti habitat dan
ketersediaan nutrisi. Faktor berat induk diduga juga mempengaruhi fekunditas
karena berat induk juga terkait dengan berat gonad.
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dan telah dicari jumlah telur dari
masing-masing metode didapati dengan metode volumetrik sebanyak 1.350 butir,
metode gravimetrik sebanyak 1.670 dan metode gabungan sebanyak 1.618. Hal ini
sesuai dengan Suhendra et al (2017) yaitu fekunditas dihitung dengan metode
gabungan dari metode menghitung langsung, volumetrik dan gravimetrik. Caranya
terlebih dahulu membedah ikan guna mendapatkan gonadnya. Setelah gonad
didapatkan, gonad ditimbang menggunakan timbangan digital yang kemudian
dinyatakan sebagai gonad utuh. Gonad utuh dipotong menjadi 3 bagian yaitu
anterior, tengah dan posterior. Salah satu gonad diambil dari potongan tersebut, lalu
ditimbang dan dinyatakan sebagai gonad contoh. Gonad contoh yang telah
ditimbang diencerkan ke dalam 10 ml aquades. Satu ml dari cairan tersebut setelah
dikocok dihitung jumlah telurnya
Pada saat praktikum gonad ikan mas dibagi menjadi 3 dan direndam dengan
aquades dan kemudian dihitung jumlah telur dari salah satu bagian sebagai gonad
contoh setelah itu dihitung menggunakan metode volumetric, gravimetrik, dan
gabungan. Hal ini sesuai dengan Suhendra et al (2017) yang menyatakan bahwa
fekunditas dihitung dengan metode gabungan dari metode menghitung langsung,
volumetrik dan gravimetrik. Caranya terlebih dahulu membedah ikan guna
mendapatkan gonadnya. Setelah gonad didapatkan, gonad ditimbang menggunakan
timbangan digital yang kemudian dinyatakan sebagai gonad utuh. Gonad utuh
dipotong menjadi 3 bagian yaitu anterior, tengah dan posterior. Salah satu gonad
diambil dari potongan tersebut, lalu ditimbang dan dinyatakan sebagai gonad
contoh.
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Jumlah telur ikan nila (Oreochromis niloticus) dari masing-masing metode yaitu
metode volumetrik 1.350 butir, metode gravimetrik sebanyak 1.670 butir dan
metode gabungan sebanyak 1.618 butir.
2. Volume gonad pada ikan nila (Oreochromis niloticus) betina sebesar 15 mL
Saran
Saran dari praktikum ini adalah agar praktikan memahami materi mengenai
Fekunditas pada Ikan nila (Oreochromis niloticus). Diharapkan praktikan dapat
menguasai materi terlebih dahulu agar praktikum yang akan datang dapat berjalan
dengan baik dan lancar. Selain itu, bagi pembaca agar lebih memperhatikan setiap
detil keterangan yang diutarakan di dalam laporan ini.
DAFTAR PUSTAKA

Almunawwarah., I dan A, N. 2016. Identifikasi Jenis-Jenis Ikan Yang Terdapat Di


Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Di Gampong Lampulo Kecamatan
Kuta Alam Banda Aceh. 4(1):44-50
Dahlan, M. A., Omar, S. B. A., Tresnati, J., Umar, M. T., & Nur, M. (2015). Nisbah
Kelamin Dan Ukuran Pertama Kali Matang Gonad Ikan Layang
Deles (Decapterusmacrosoma Bleeker, 1841) Di Perairan Teluk
Bone, Sulawesi Selatan. Torani Journal of Fisheries and Marine
Science, 25(1).
Fadillah, P. N. 2018. Analisis Fekunditas dan Diameter Telur Ikan Lencam
(Lethrinus lentjan Lacepede, 1802) Didaratkan di Tempat
Pelelangan Ikan (TPI) Beba, Kecamatan Galesong Utara,
Kabupaten Takalar. [Skripsi]. Universitas Hasanuddin, Makassar.
Ferdiansyah, F dan A. Syahailatua. 2010. Fekunditas dan Diameter Telur Ikan
Terbang di Perairan Selat Makassar Dan Utara Bali. Jurnal
BAWAL 3 (3). 191-197.
Fitrian, K. 2016. Kondisi Bioekologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) yang
Tertangkap di Waduk Kedurus Surabaya Jawa Timur [Skripsi].
Universitas Sumatera Utara. Malang
Hadi dan Nova. 2009. Hubungan panjang bobot dan faktor kondisi ikan wader bintik
duaBarbodes binotatus di Sungai Barambai Samarinda Kalimantan
Timur.Jurnal Iktiologi Indonesia. 18(2):87-101
Harianti. 20212. Fekunditas dan Diameter Telur Ikan Gabus (Channa striata Bloch,
1793) di danau Tempe, Kabupaten Wajo. Jurnal Saintek Perikanan
8(2): 18-24
Hayati, A. 2019. Biologi Reproduksi Ikan [E-Book]. Airlangga University Press
Hidayat, T., Febrianti, E., dan Restiangsih, Y. 2016. Pola dan Musim Pemijahan
Ikan Tongkol Komo (Euthynnus affinis Cantor, 1850) di Laut Jawa.
Bawal 8(2): 101-108
Hutagalung, S. 2020. Aspek Biologi Reproduksi Ikan Belanak (Moolgarda perusii)
Di Perairan Desa Selotong Kecamatan Secanggang Kabupaten
Langkat provinsii Sumatera Utara [Skripsi]. Universitas Sumatera
Utara. Medan
Ishaqi, A. M. A. dan Putri Desi Wulan Sari, P. D. W. 2019. Pemijahan Ikan Koi
(Cyprinus carpio) dengan Metode Semi Buatan: Pengamatan Nilai
Fekunditas, Derajat Pembuahan Telur dan Daya Tetas Telur. Jurnal
Perikanan dan Kelautan. 9(2):216-224.
Jusmaldi., D.D Solihin., R. Affandi., MF Rahardjo., dan R. Gustiano. 2019.
BiologiReproduksi Ikan Lais Ompok miostoma (Vaillant 1902) di
Sungai Mahakam Kalimantan Timur. Jurnal Iktiologi Indonesia
19(2):13-29.
Lindawati., Achmad, F dan Mennofatria, B. 2019. Karakteristik Pertumbuhan dan
Biologi Reproduksi Ikan Kuniran di Perairan Selat Sunda.
Saputri, N. 2019. Aspek Biologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Hasil tangkapan
Nelayan Dari Hilir Waduk Selorejo Kecamatan Ngantang Kabupaten
Malang [Skripsi]. Universitas Brawijaya. Malang
Suhendra, C., E. Utami., dan Umroh. 2017. Biologi Reproduksi Ikan Keperas
(Cyclocheilichthys apogon) di Perairan Sungai Menduk Kabupaten
Bangka. Jurnal Sumberdaya Perairan 1(1).
Tondang, H., R. Rostika., L. P. S. Yuliadi, dan U. Subhan. 2019. Pematangan Gonad
Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) menggunakan Tepung Biji
Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus) dalam Pakan Komersil.
Jurnal Perikanan dan Kelautan. 10(1):55-63.
LAMPIRAN

Alat

Gambar 1. Milimeter Blok Gambar 2. Gunting dan pisau

Gambar 3. Timbangan analitik Gambar 4. Alat tulis

Gambar 5. Gelas ukur Gambar 6. Wadah


Bahan

Gambar 7. Ikan Nila Gambar 8. Aquades


LAMPIRAN 2

Prosedur Praktikum
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Diletakkan ikan nila (Oreochromis niloticus) di atas millimeter blok

3. Dibedah ikan nila (Orechromis niloticus) menggunakan pisau/gunting


kemudian dikeluarkan gonad ikan mas dan ditimbang bobot gonad ikan mas
betina

4. Direndam ke dalam aquades selanjutnya ditimbang kembali setelah direndam


aquades
5. Dibagi menjadi 3 bagian gonad nya, lalu ditimbang dan direndam masing
masing bagian, lalu ditimbang kembali berat telur ikan nila (Oreochromis
niloticus)

6. Dihitung jumlah telur pada masing-masing bagian

7. Dicatat hasil identifikasi


LAMPIRAN 3

Nama anggota yang bekerja di lokasi:


1. Ananda Hera Utama (190302024)
2. Khaisya Putri (190302026)
3. Bina Kristian Waruwu (190302054)
4. Foryephi Grashela Simanjuntak (190302066)

Yang dikampung (mengirim uang):


1. Dewi Chintya Sembiring (190302042)
2. Riska Monica Silalahi (190302046)

Anda mungkin juga menyukai