Anda di halaman 1dari 52

PROPOSAL PRAKTIK KERJA LAPANGAN I

PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP PUKAT CINCIN (PURSE SEINE) DI PT.


HLS PELABUHAN PERIKANAN BARELANG KOTA BATAM, PROVINSI
KEPULAUAN RIAU

SAHRI ROMADON
21.1.12.020

TEKNIK PENANGAKAPAN IKAN


POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN KARAWANG
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
2023

i
PROPOSAL PRAKTIK KERJA LAPANGAN I
PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP PUKAT CINCIN (PURSE SEINE) DI PT.
HLS PELABUHAN PERIKANAN BARELANG KOTA BATAM, PROVINSI
KEPULAUAN RIAU

SAHRI ROMADON
21.1.12.020

TEKNIK PENANGAKAPAN IKAN


POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN KARAWANG
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Pengoperasian Alat Tangkap Purse Seine di PT.HLS Pelabuhan


Perikanan Barelang Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau

Nama : SAHRI ROMADON


NIT : 21.1.12.020
Program Studi : Teknik penangkapan ikan

Disetujui oleh:
Komisi pembimbing
DOSEN PEMBIMBING I DOSEN PEMBIMBING II

Ratih purnama Sari M.Si Lalu Ahmad JaniQ,S.St.Pi,M.Si


NIP:198802242018012003 NIP: 1984011 02007 011 001

Diketahui Oleh:

Ketua Program Studi Direktur


Teknik Penngkapan ikan Politeknik KP Karawang

Dr. Robert Perangin angin S.St. Pi, M. Si DH. Guntur Prabowo A.Pi. M M
NIP: 198009162002121002 NIP:1965081119893110

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin puji syukur kepada tuhan yang maha esa yang telah
melimpahkan hidayah dan rahmatnya sehingga penulis diberi kesempatan menyelesaikan
laporan praktik kerja lapangan I dengan judul “ Pengoperasian Alat Tangkap Pukat Cincin
(purse seine) di Pelabuhan Perikanan barelang Kota batam, Provinsi Kepulauan Riau”
ini dapat diselesaikan sesuai dengan target dan waktu yang dientukan. Ucapan terimakasih
disampaikan kepada kepada pihak yang membantu dalam pelaksanaan kegiatan dan
penyusunan laporan diantaranya adalah:

1. Bapak DH. Guntur Prabowo, A.Pi.,M.M selaku Direktur Politeknik Kelautan dan
Perikanan Karawang.
2. Ibuk Ratih Purnama Sari M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan
arahan mengenai “Teknik pengoperasian alat tangkap purse seine dan di Pelabuhan
Perikanan barelang Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
3. Bapak LaluAhmadJaniQ,S.St.Pi,M.Si selaku dosen pembimbing II atas kesediaan
waktu yang telah diberikan untuk mengoreksi dan revisi terhadap sejumlah data dan
informasi.
4. Bapak Dr.Robet Perangin Angin,S.St.Pi,M.Si selaku ketua Program Studi Teknik
Penangkapan Ikan.
5. Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan doa dan dukungan.

Penulis menyadari bahwa proposal Praktek kerja Lapangan ini masih jauh dari
kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
perbaikan dan kesempurnaan laporan ini. Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini
memberikan informasi dan harapan bagi semua pihak.

Pariaman Aguastus 2023

Sahri Romadon
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................................... i


KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................ v
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 2

1.2 Rumusan masalah ......................................................... Error! Bookmark not defined.

1.3 Tujuan .............................................................................................................................. 3

1.4 Manfaat ............................................................................................................................ 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................ 4


BAB III. METODE PRAKTIK .............................................................................................. 8
3.7 Analisis Data .................................................................................................................. 10

3.8 Rencana Kegiatan .......................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 11


DAFTAR TABEL

Tabel 1 Rencana kegiatan......................................................................................................8


DAFTAR GAMBAR

GAMBAR

1 Spesifikasi Kapal Purse Seine: .......................................................................................................... 5


2 Alat Tangkap Purse Seine .................................................................................................................. 6
1
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Batam secara geografis mempunyai letak yang sangat strategis, yaitu
di jalur pelayaran dunia internasional yang terletak antara: 0˚.25'29″ LU - 1˚15'00″
LU dan 103˚.34'35” BT - 104˚26'04″BT. Indonesia merupakan Negara kepulauan
terbesar didunia dengan jumlah pulauan di Indonesia kurang lebih 17.491, dan
yang sudah dibakukan dan didaftarkan ke PBB sejumlah 16.671 pulau dan luas
perairan kepulauan Indonesia 3.110.000km2; luas laut territorial Indonesia adalah
290.000 km2; luas zona tambahan Indonesia 270.000 km2; luas zona ekonomi
ekslusif Indonesia 3.000.000 km2; luas landas kontinen Indonesia 2.800.000 km2
dengan panjang garis pantai Indonesia 108.000km.()

Besarnya wilayah perairan Indonesia juga dibuktikan bahwa semua


provinsi indonesia mempunyai pantai. Hal ini mengindikasikan besarnya potensi
maritim terutama di sektor perikanan. Menurut komnas kajiskan (2016) potensi
lestari sumber daya ikan laut Indonesia diperkirakan sebesar 12,54 juta ton
pertahun yang terbesar diperairan wilayah Indonesia dan perairan zona ekonomi
ekslusif Indonesia (ZEEI). Bahkan sumber daya ikan dilaut meliputi 37persen dari
spesies ikan di Indonesia, dimana beberapa jenis diantaranya mempunyai nilai
ekonomis tinggi, seperti tuna, udang, lobster, ikan karang, berbagai jenis ikan hias,
kekerangan, dan rumput laut. (Kementrian Kelautan Dan Perikanan Republik
Indonesia, 2019). Namun kenyataan diindonesia yang terjadi bahwa sektor ini
belum berkembang dengan baik diindonesia. Indikasi pertama bahwakontribusi
sector ini hanya 2,65 persen dari PDB Indonesia dan perikanan tangkap dilaut
Indonesia hanya sekitar 6,7 jua ton di tahun 2018 (Badan Pusat Statistik,2020b).

Perikanan tangkap memiliki peranan penting dan strategis diindonesia


setidaknya dapat dilihat dari tiga pearan yaitu, sumber pertumbuh ekonomi
sumber pangan khususnya protein hewani penyediaan lapangan kerja (Purnomo,
2012; Triarso,2012; Rizal iskandar, herawati dan dewanti 2018; sanger, jusuf dan
andika 2018).
Luas wilayah Kota Batam seluas 426,563.28 Ha, terdiri dari luas wilayah darat
108,265 Ha dan luas wilayah perairan/laut 318,298.28 Ha. Kota Batam meliputi
lebih dari 400 pulau, 329 diantaranya telah bernama, termasuk di dalamnya pulau-
pulau terluar di wilayah perbatasan negara (Bappeda, 2011 : II-1)

1.2 Rumusan masalah

 Bagaimana cara pengoperasian alat tangkap pukat cincin (purse seine)

1.3 Tujuan
 Mengetahui spesifikasi alat tangkap purse seine
 Mengetahui teknik pengoperasian alat tangkap purse seine
 Mengetahui hasil tangkapan
 Mengetahui penanganan hasil tangkapan

1.4 Manfaat
Adapun manfaat praktik kerja lapangan ini adalah yakni agar penulis mampu
memenuhi tugas praktik lapangan yang diberikan dan agar penulis dapat
mengetahui tentang pengoperasian alat tangkap purse seine, dan Bagi masyarakat
yaitu memperluas wawasan tentang cara pengperasian alat tangkap purse seine
serta mendapat informasi tentang Spesifikasi kapal, spesifikasi alat tangkap, alat
navigasi, dan hasil tangkapan purse seine, mendapatkan informasi tentang
kelayakan usaha penangkapan ikan dengan alat tangkap Purse seine
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Purse seine

Purse seine adalah alat tangkap (gear) yang digunakan untuk menangkap
ikan pelagis yang membentuk gerombolan. Purse seine pertama kali digunakan
diperairan Rhode Island untuk menangkap ikan menhaden (brevoortia tyrannus).
Selanjutnya purse seine dipatenkan atas nama barent barent velder dari Bergen
Norwegia pada tanggal 12 maret 1859. Pada tahun 1860 alat ini telah digunakan
diseluruh pantai atlantik dan amerika serikat. Kemudian pada tahun 180 panjang
purse seine diubah dari 65 fathon menjadi 250 fathon (1 fathon =1,825 m), Dari
bentuk inilah purse seine diperkenalkan kenegara-negara Scandinavia pada tahun
yang sama (ukolseja dalam rahrdjo, 1976) (Silitonga, Isnaniah and Sofyan 2018)

Dalam jurnal penelitian perikanan laut Indonesia (subhani 1989)


mengatakan bahwa alat tangkap purse seine banyak digunakan dipantai utara
jawa, seperti Jakarta, Batang. Pemalang, Tegal, pekalongan, Juwan, Muncar, dan
pantai selatan seperti cilacap dan perigi. Alat tangkap purse seine ada yang
menamakannya dengan, kursin, jaring kolor, pukat cincin, janggutan, dan jarring
slerek. Pukat cincin diperkenlkan dipantai utara jawa sejak tahun 1970 dan
ternyata mengalami perkembangan yang pesat dibandingkan denan alat tangkap
yang lain. Prinsip penangkapan purse seine dengan melingkari gerombolan
dengan jaring, sehingga jaring tersebut membentuk dinding vertikal, dengan
demikian gerakan ikan kearah Horizontal dapat dihalangi, setelah itu, bagian
bawah jaring dikerucutkan untuk mencegah ikan lari kebawah jaring (M, jacmiko
and susilo 2018).
Gambar 1 Spesifikasi Kapal Purse Seine:

2.2 Kontruksi alat tangkap

Kontruksi alat tangkap purse seine dari beberapa komponen yang berperan
penting sebagai alat penopang alat tangkap ini. Menurut santoso dan Bawole
(2014) dalam (M, Jacmiko and susilo 2018) adalah sebagai berikut:

1) Jaring utama
2) Selvedge (srampat)
3) Tali ris atas
4) Tali ris bawah
5) Tali ring
6) Tali kerut
7) Pelampung
8) Pemberat
9) Cincin ( ring )
Gambar 2 Alat Tangkap Purse Seine
Sumber: Internet

2.3 Teknik pengoperasian alat tangkap purse seine

Menurut (santoso 2020) pengoerasian alat tangkap purse seine dapat


dilakukan siang h ari maupun dimalam hari namun biasanya banyak dioperasikan
pada malam hari karena ikan relative tidak bergerak cepat dan lebih mudah
dikumpulkan dengan media lampu. Pengoperasian alat tangkap ini pada dasarnya
terdiri dari 2 tahapan kegiatan yang meliputi setting (penurunan alat tangkap) dan
hauling (pengangkatan alat tangkap).

1. Penurunan Alat Tangkap (setting)


Setting merupakan kegiatan penurunan alat tangkap melingkari dan
membentuk lingkaran penuh untuk mengelilingi dan mengurung gerombolan ikan
yang telah terkumpul. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:

a) Arah renang gerombolan ikan


b) Kedalaman dasar perairan

2. Teknik melingkari gerombolan


Menurut sudirman dan A, mallawa (2012) dalam (santoso 2017),
menyatakan bahwa penurunan jaring haru dilakukan dengan cepat karena hal ini
merupakan factor penting yang berpengaruh pada seberapa besar kelompok yang
akan mampu dikelilingi. Sedangkan menurut (santoso 2017) proses setting dimulai
dari komando nahkoda, pelampung besar (buoy) dilepas kelaut kapal dijalankan
dengan cepat hamper searah dengan arus, kemudian jarring dilingkarkan ke
gerombolan ikan, dengan memperhitumgkan lingkaran jaring dan gerombolan
ikan maka setelah selesai mka pelampung besar sudah berada I haluan kapal dan
segera dinaikkan keata kapal.

3. Pengangkatan alat tangkap (hauling)


ukuran. Setelah itu maka perlu ada pemisahan dan pengelompokan ikan
menurut jenis dan ukuran, sambil memilah ikan yang luka, cacat dan bernilai
rendah.

2. Penyimpanan dalam palkah

Setelah dicuci ikan segera dimasukkan kedalam palkah dan diberi es,
jangan diberi terlalu lama tanpa atau terkena sinar matahari langsung, waktu
memindahkan ikan kedalam palkah harus berhati hati, jangan sampai dilempar
lempar karena dapat mengakibatkan ikan terluk
BAB III. METODE PRAKTIK

3.1 Waktu Dan Tempat

1. Waktu pelaksanaan praktik kerja lapangan ini adalah pada tanggal 3


september sampai dengan tanggal januari 2024
2. Adapun lokasi praktik kerja lapangan ini adalah di pelabuhan
perikanan barelang batam kepulauan riau

3.2 Alat Dan Bahan Alat

alat yang digunakan untuk melaksanakan praktik kerja lapangan adalah:

1. PT. HLS dan alat tangkap pukat cincin (purse seine)


2. Alat Navigasi diatas kapal PT.HLS, Kompas, Radio
3. Alat keselamatan, Lifejacket, Lifebouy, APAR
4. Alat tulis, buku panduan (loog book)
5. Kamera handphone sebagai dokumentasi dan sumber informasi

Bahan yang digunakan untuk mencari data untuk operasi penangkapan


adapun bahan yang digunakan antara lain:

1. Dokumen surat kapal


2. Data spesifikasi kapal
3. Laporan tahunan pelabuhan perikanan nusantara

3.3 Prosedur Kerja

1. Persiapan didarat dan persiapan dilaut


2. Penentuan lokasi fishing ground
3. Pengumpulan Gerombolan
4. Penurunan Alat Tangkap (setting)
5. Penarikan alat tangkap (hauling)
6. Penaikan ikan diatas kapal
7. Penyortiran ikan
8. Penyimpanan ikan kedalam palkah
3.4 Metode Praktik

Metode praktik penulis adalah turut serta mengikuti kegiatan dari mulai
persiapan sampai dengan operasi penangkapan Pada PT. HLS kapal purse seine
yang beroperasi dilaut

3.5 Metode Kerja

Metode kerja yang dimulai dari perbekalan kapal, berangkat dari fishing
base menuju fishing ground, persiapan alat tangkap, mellakukan 11 proses
penangkapan menggunakan alat tangkap lift net, penanganan hasil tangkapan,
sampai kembali lagi ke fishing base.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data untuk keperluan penyusunan proposal, penulis


menggunakan metode pengambilan data sebagai Pengumpulan data primer adalah
pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap alat
tangkap purse seine yang diamati. Dalam pengumpulan data primer penulis
menggunakan cara sebagai berikut:

Pengamatan yaitu pengumpulan data dengan menggunakan pengamatan


langsung diatas kapal nelayan dan mencatat secara sistematik terhadap objek
pengamatan. Pengamatan langsung untuk mendapatkan bagimana cara
pengoperasian alat tangkap purse seine pada penurunan alat tangkap (setting), dan
menaikkan alat tangkap (hauling)

1.Data primer
Data yang diambil dari kegiatan PKL ini yaitu :
1.Mengamati cara pengoperasian alat tangkap (purse seine)
2. Wawancara langsung dengan nahkoda dan awak kapal
3. dokumentasi kegiatan di atas kapal
4. Pengamatan penanganan hasil tangkapan
2.Data sekunder

Data yang diambil dari kegiatan PKL ini yaitu :


1. Surat – surat kapal
2. Hasil tangkapan
3. Struktur organisasi perusahaan
5. Data kegiatan administrasi berlayar

3.7 Analisis Data

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis dekstriktif
dan sesusai dengan keadaan dilapangan dan hasil pengamatan sesuai dengan
kenyataan dilapangan mengenai sesuatu yang diteliti. Pada penelitian ini. Analisis
deskriftif digunakan untuk mendeskripsikan unit penangkapan pukat cincin.
Analisis kelayakan finansial, meliputi analisa usaha, Analisa keutungan.

3.8 Rencana Kegiatan

Tabel 1 Rencana Kegiatan

Waktu
No Jenis Kegiatan
Sep Okt Des Jan

1. Konsultasi PKL
2. Turun ke Lokasi Praktik
3. Pengumpulan Data
4. Selesai kegiatan PKL
5. Penyusunan Laporan PKL

6. Konsultasi Laporan PKL


7. Seminar Hasil PKL
BAB IV. KEADAAN LOKASI PRAKTIK

4.1 Lokasi Praktik

PT. HLS (Hasil Laut Sejati), Jembatan II Barelang Batam (Alirejo,


Daging, Martin, Basino, & Siahaan, 2018). PT. HLS (Hasil Laut Sejati) pelabuhan
perikanan di Kota Batam mempunyai lokasi strategi berdekatan wilayah
perkampungan nelayan pulau dan wilayah laut, terletak pada titik koordinat
102.264’ LU dan 104 08.091 BT. Adapun aktivitas yang dilakukan di daerah
pelabuhan sendiri meliputi kegiatan penangkapan ikan, pengangkutan ikan,
penanganan ikan menggunakan Cold Storage berskala besar dan berakhir pada
kegiatan pemasaran ikan baik secara lokal maupun ekspor ke luar Batam, daerah
ekspor sendiri merupakan Negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

Gambar 3. PT. Hasil Laut Sejati Batam

4.2 Fungsional Fasilitas Pelabuhan perikanan Barelang Kota Batam

Tugas Pelabuhan perikanan Barelang Kota Batam dalah melaksanakan


fasilitasi produksi dan pemasaran hasil perikanan di wilayahnya, pengawasan
pemanfaatan Sumber Daya ikan untuk pelestarianya, dan kelancaran kegiatan kapal
perikanan, serta pelayaran kesyahbandaran di pelabuhan perikanan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pelabuhan perikanan Barelang Kota
Batam dalam melaksanakan tugasnya, menyelenggarakan fungsi: Penyusunan
rencana program dan anggaran, pemantauan dan evaluasipelabuhan perikanan;
1. Pelaksanaan pengaturan keberangkatan, kedatangan dan keberadaan
kapalperikanan di Pelabuhan Perikanan;
2. Pelaksanaan pelayanan penerbitan Surat Tanda Bukti Lapor
Kedatangandan Keberangkatan Kapal Perikanan;
3. Pelaksanaan pemeriksaan Log Book;
4. Pelaksanaan pelayanan penerbitan Surat Persetujuan Berlayar;
5. Pelaksanaan penerbitan Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan;
6. Pelaksanaan pengawasan pengisian bahan bakar;
7. Pelaksanaan pembangunan, pengembangan, pemeliharaan,
pendayagunaandan pengawasan serta pengendalian sarana dan prasarana;
8. Pelaksanaan fasilitasi penyuluhan, pengawasan dan pengendalian sumber
daya ikan, perkarantinaan ikan, publikasi hasil penelitian, pemantauan
wilayah pesisir, wisata bahari, pembinaan mutu serta pengolahan,
pemasaran dan distribusi hasil perikanan;
9. Pelayanan jasa, pemanfaatan lahan dan fasilitas usaha;
10. Pelaksanaan pengumpulan data, informasi dan publikasi;
11. Pelaksanaan bimbingan teknis dan penerbitan Sertifikat (CPIB);
12. Pelaksanaan inspeksi pembongkaran ikan;
13. Pelaksanaan pengendalian lingkungan di pelabuhan perikanan
14. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah.

Tabel 2: Fasilitas Fungsional PPN Batam


No Fasilitas fungsional PPN Batam Kondisi fasilitas
1 Gedung Kantor Baik
2 Tempat Pemasaran ikan Baik
3 Tempat perbaikan jaring Baik
4 Instalasi dan penampung air Rusak Ringan
5 Rumah Genset Baik
6 Genset Baik
7 Instalasi Rambu Suar Baik
8 Gedung bengkel Menjadi Garasi
9 Workshop Baik
10 Pos Penyuluhan perikanan Baik
11 KolamLimbah Rusak ringan
12 Gudang peralatan TPI Baik
13 Gedung Pengolahan Ikan Dan Rusak Ringan
Penjemuran Ikan
4.4 Struktur Organisasi Pelabuhan Batam

Gambar 4: struktur organisasi Pelabuhan Batam


BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Spesifikasi Kapal Purse seine KM. Sumber Maju


KM. Sumber Maju merupakan kapal penangkap ikan yang berada di Kota
Batam, milik PT. HLS (Hasil Laut Sejati) yang dipimpin oleh seorang direktur
yaitu bapak Atak Ali, yang melakukan pelayaran tetap yaitu pelayaran menuju
Laut Natuna Utara. Yang menggunakan alat tangkap purse seine (Pukat Cincin)
yang umumnya target ikannya merupakan ikan secara schooling fish (gerombolan)
Seperti ikan Tongkol, Tenggiri, Mata Besar dan Benggol. Adapun penampakan
kapal KM. Sumber Maju ditunjukkan pada gambar di bawah ini

.
Gambar 5. Kapal KM. Sumber Maju

KM. Sumber Maju memiliki spesifikasi sebagai berikut , yang dapat dilihat
pada tabel di bawah ini

Tabel 3. Spesifikasi KM. Sumber Maju


Uraian Kerangan
Nama kapal KM. Sumber Maju
Material kapal Kayu dilapis fiberglass
Tahun 2010
Pembuatan tempat Pangkalan susu
Pembuatan alat tangkap Pukat cincin
Radio panggil YE3384
LOA 39,63 meter
Lebar kapal 9,94 meter
Draf 4,40 meter
Bobot kotor 198 GT
Bobot Bersih 135 GT
Merek mesin Cummins
Nomor seri mesin 37188865
Kapasitas tangki utama 35

5.2 Lampu-lampu Navigasi Diatas Kapal


Tabel 4 : lampu navigasi diatas kapal
No Jenis lampu Jumlah Warna
1 Lampu Haluan 1 Kuning
2 Lampu lambung 2 hijau/merah
3 Lampu buritan 1 Putih

Gambar 6 Lampu pada Operasi Penangkapan Ikan

5.3 Alat Navigasi

1. Kompas
Kompas adalah alat bantu navigasi yang digunakan untuk membantu
menentukan arah kapal berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas
menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi yang akurat, Kompas
memberikan rujukan arah tertentu sehingga sangat membantu dalam bidang
navigasi. Pada KM. Sumber Maju memakai kompas air.
Gambar 7: kompas
2. GPS (Global positioning System)
Global Positioning System (GPS) berfungsi sebagai alat yang digunakan
untuk mentukan posisi kapal alat ini juga digunakan sebagai petunjuk. Fungsi
pokok GPS adalah untuk menentuka posisi lintang dan bujur kapal, kecepatan
kapal, jarak tempuh kapal, memperkirakan jarak waktu datang di pelabuhan
tujuan, sisa waktu tempuh, menyimpan posisi kapal yang diinginkan, menentukan
jejak pelayaran dalam bentuk peta, membuat bagian panduan bernavigasi, dan
GPS ini bermerek GPS Samyung

Gambar 8 GPS
3. Alat komunikasi
Sebagai alerting system atau system peringatan untuk mengirim tanda ke
kapal lain atau Tim SAR secara jelas dan bersifat sebagai darurat. Radio juga
digunakan untuk berkomunikasi antar kapal maupun ke pelabuhan, dan Radio
bermerek ICOM IC-718

Gambar 9: Radio

4. AIS
AIS sebagai sistem pemancaran radio Very High Frequency (VHF)
dengan kegunaan membantu pengaturan lalu lintas kapal dalam pelayaran agar
dapat mengetahui nama kapal, jenis kapal, waktu, tanggal, kecepatan kapal, posisi
kapal, arah pergerakan kapal, rute kapal dan informasi lain yang membantu untuk
keselamatan dan keamanan pelayaran. MenggunakanAIS Garmin buatan Cina.

Gambar 10: AIS


5.4 Peralatan Keselamatan Diatas Kapal
Alat keselamatan diatas kapal berguna pada saat keaadan darurat seperti
kapal tenggelam dan kebakaran ringan adalah sebagai berikut :

1) Lifejacket

Lifejacket menggunakan bahan syfrofoam dengan jumlah 33 berfungsi


sebagai jaket apung penolong diatas air apabila kapal dalam keadaan darurat.

Gambar 11: lifejacket

2) APAR (Alat pemadam api ringan)

Apar adalah berfungsi sebagai alat pemadam api ringan atau memadamkan
api kecil yang berjumlah 1 pada KM. Sumber Maju
Gambar 12: APAR

3) Lifebouy

Lifebuoy adalah alat keselamatan kerja di atas kapal yang berfungsi sebagai
pelampung penolong berbentuk lingkaran yang dapat terapung diatas air. Adapun
lifebuoy berjumlah 4 menggunakan bahan PVC.

Gambar 13 lifebuoy
5.5 Struktur Organisasi Diatas Kapal

NAHKODA

KKM
MUALIM 1

MASINIS 1
ABK

Gambar 14: Struktur organisasi kapal

5.6 Spesifikasi Alat Tangkap


KM. Sumber Maju merupakan kapal perikanan tangkap yang
menggunakan alat tangkap perikanan yaitu purse seine atau yang kita ketahui
sehari – harinya adalah pukat cincin, dengan jelasnya berdasarkan Surat Izin
Penangkapan Ikan WPPNRI (SIPI – WPPNRI) dengan No. 27.21.0001.00873
adalah pukat cincin pelagis kecil dengan satu kapal. Dimana ditunjukkan gambar
dan spesifikasi sebagai berikut.

Gambar 15: Alat tangkap purse seine KM. Sumber Maju


Selanjutnya ditunjukkan pula gambar cincin dari alat tangkap KM. Sumber Maju
dengan jumlah 127 (Seratus Dua Puluh Tujuh) dan batu pukat yang berjumlah
sama banyaknya terhadap cincin pukat dengan tali ris atas sepanjang 600 ( Enam
Ratus ) meter serta lampu dengan total daya 16000 Watt.

Gambar 16. Cincin beserta Batu Pukat


Sumber : Dokumentasi Pribadi 2023

Tabel 5: Kontruksi alat tangkap KM. Sumber Maju

No Uraian Ukuran/Jumlah Bahan


1. Panjang keseluruhan Jaring 600m -
2. Panjang Kantong 50m PE
3. Panjang badanPanjang sayap 200m PEPE
4. 150

5. Pelampung 1.176 PVC


Panjang pelampung 18cm -
Diamaeter pelampung 40mm -
Jarak pelampung 15cm -
6. Pemberat 2.880 Timah
Panjang pemberat 10cm -
Jarak antara pemberat 15cm -
7 Cincin 100 Nikel dengan tembaga
Diameter cincin 8mm -
8. Tali kerut 1.320m PE
Diameter tali kerut 50mm -
9. Tali ris atas 600m PE
Diameter tali ris atas 16mm -
10. Tali ris bawah 600m PE
Diameter tali ris bawah 16mm
11. Jaring penguat 2 inci PE
Dalam selvedge 1m PE
1. Badan jaring
Badan jaring adalah bagian dari alat tangkap pukat cincin (purse seine).
Terletak pada bagian kanan dan kiri kantong yang berfungsi sebagai penggiring
ikan ke bagian jaring. Badan jaring memiliki mesh size 2 inchi dengan
menggunakan bahan polyethylene (PE) multifilament dengan nomor 210 D/9.

Gambar 17 Badan jaring

2. Kantong (bunt)
Kantong merupakan bagian jaring yang pada waktu penarikan tali kerut
serentaknya membentuk suatu kantong yang berfungsi sebagai tempat
mengumpulkan ikan. Kantong tersebut memiliki ukuran mata jaring yang lebih
kecil dibandingkan mata jaring yang terletak pada badan dan sayap, sehingga ikan
yang telah terkumpul tidak dapat meloloskan diri. Kantong pada alat tangkap
memiliki mesh size 1 inchi dengan menggunakan bahan polyethylene (PE). Kantong
berfungsi sebagai tempat mengumpulkan ikan.
Gambar 18: Kantong

3. Sayap (wings)
Sayap terletak pada bagian kanan badan jaring. Sayap jaring berfungsi
sebagai alat untuk menggiring ikan masuk kedalam areal tangkap dari alat ini.
Sayap jaring memiliki mesh size 2 inchi dengan menggunakan bahan multifilament
dengan nomor 210 D/9.

Gambar 19 : Sayap

4. Tali kerut
Tali kerut berfungsi untuk menggantungkan cincin. Tali kerut memiliki
panjang 1.320, meter menggunakan bahan polyethylene (PE) dengan diameter 5 cm.
Tali kerut digunakan untuk menutup bagian bawah jaring pada saat dioperasikan.
Dengan ditariknya tali kerut ini maka tali cincin akan terkumpul yang kemudian
jaring akan membentuk sebuah kantong.
Gambar 20: Tali kerut

5. Tali ris atas


Tali ris atas sebagai tempat untuk menggantungkan daging jaring dan
mempermudah penarikan alat. Tali ris atas memiliki Panjang 600meter
menggunakan bahan polyethylene (PE) dengan diameter 1 cm berfungsi untuk
menggantungkan daging jaring bagian atas agar jaring dapat terentang secara
sempurna dan merupakan penghubung antara tali pelampung.

6. Tali ris bawah


Tali Ris bawah sebagai tempat untuk menggantungkan daging jaring dan
mempermudah penarikan alat. Tali ris bawah memiliki panjang 600meter
menggunakan bahan polyethylene (PE) dengan diameter 1 cm berfungsi untuk
menggantungkan daging jaring bagian bawah agar jaring dapat terentang secara
sempurna dan merupakan penghubung antara tali pemberat.

7. Tali cincin
Tali cincin berfngsi untuk menggantungkan tali cincin. Tali cincin memiliki
panjang 1,5, meter menggunakan bahan polyethylene (PE) dengan diameter 1 cm
dan berjarak 1,5 meter. Berfungsi sebagai tempat bergantungnya cincin pada alat
tangkap purse seine.
Gambar 21 : Tali cincin
8. Cincin
Cincin merupakan tempat lewatnya tali kerut, cincin yang terletak pada
tengah jaring diberi tanda khusus untuk dapat memudahkan penyusunan alat
kembali. Cincin menggunakan bahan Monel (perpaduan nikel dan tembaga) dengan
diameter 20 cm berjumlah 100 cincin. Berfungsi sebagai tempat lewatnya tali kerut
untuk mengurutkan agar jaring tersebut dapat menutup jaring agar ikan tidak bisa
meloloskan diri dan memudahkan penyusunan alat kembali.

Gambar 22 : Cincin
9. Pelampung

Pelampung berfungsi sebagai alat untuk mengapungkan alat atau bagian


alat tertentu. Pelampung memiliki 2 pelampung yang berbeda, yaitu pelampung
berwarna putih dengan jumlah 850 buah dan pelampung berwarna kuning dengan
jumlah 326 buah yang berfungsi sebagai penanda kantong jaring. Kedua pelampung
tersebut menggunakan bahan poly vinyl chloridae (PVC) Dengan diameter
pelampung putih 12 cm panjang 18 cm dan diameter pelampung kuning 14 cm
panjang 18 cm serta jarak antar pelampung sepanjang 15 cm. Berfungsi untuk
mengapungkan alat tangkap pukat cincin (purse seine).

Gambar 23 : Pelampung
10. Pemberat
Pemberat jaring berfungsi untuk dapat menarik jaring kebawah secara
vertikal agar jaring dapat terentang dengan sempurna. Material pemberat adalah
timah hitam yang diletakkan pada bagian sayap daripada jaring. Pemberat pada
KM. Sumber Maju menggunakan bahan timah dengan ukuran 10 cm dengan berat
0,25 kg dan berat total pemberat sebesar 720 kg serta jarak antar pemberat
sepanjang 15 cm. Berfungsi untuk menenggelamkan jaring ke bawah secara
vertikalagar jaring dapat terentang dengan sempurna.
Gambar 24 : Pemberat

5.7 Alat bantu penangkapan


Alat bantu penangkapan ikan digunakan untuk mempermudahkan pekerjaan
nelayan agar proses kegiatan penangkapan ikan dapat berjalan dengan efektif dan
efisien. Penggunaan alat bantu dan mesin bantu dalam proses penangkapan ikan
untuk mempermudah dalam proses pengoperasian alat penangkapan ikan dan
menghemat waktu dalam pencarian fishing ground yang sesuai. Alat dan mesin
bantu penangkapan ikan yang digunakan oleh KM. Sumber Maju adalah sebagai
berikut:

1. Rumpon
Rumpon yang digunakan adalah menggunakan Daun nipah sebagai
rumpon, pelampung yang berfungsi untuk mengapungkan rumpon dan pemberat
dari batu yang berfungsi untuk meneggelamkan rumpon tersebut. Rumpon
berfungsi sebagai tempat berkumpulnya fitoplankton sehingga terjadi rantai
makanan dan juga rumpon merupakan tempat berkumpulnya ikan.
Gambar 25 : Rumpon

2. Cahaya
Lampu Sorot Lampu sorot berjumlah sebanyak 16 buah. Terletak di bagian
tengah kanan kapal dengan warna putih sebanyak 6 buah, terletak di bagian tengah
kiri kapal sebanyak 5 buah, terletak di tengah belakang kapal sebanyak 4 buah dan
terletak di depan sebanyak 2 buah serta memilikidayalampu sebesar 1000 W.

3. Gardan
Gardan alat bantu penangkapan, Gardan cukup berperan penting dalam
penangkapan ini befungsi sebagai beberapa hal seperti untuk menarik tali jangkar,
menarik tali kerut, dan menarik tali pelampung.

Adapun pengoperasian alat tangkap KM. Sumber Maju menggunakan


mesin bantu penangkapan ikan di atas kapal dalam hal ini ada dua mesin bantu di
atas kapal yaitu winch (katrol) dan juga robot (crane). Dimana dua mesin bantu ini
bisa beroperasi dengan sumber tenaga yang berasal dari putaran roda gila mesin
induk. Dimana pulley dari winch dan craine itu dihubungkan oleh tali belting dari
pulley mesin induk. Dua alat ini cukup membantu ABK ( Anak Buah Kapal )
dalam melaksanakan kegiatan operasi penangkapan ikan. Adapun gambar
pengoperasian daripada winch dan craine.
Gambar 26. Winch dan Craine

Pada saat penarikan pukat ABK dibantu oleh salah satu komponen dari
crine yaitu gelendongan ( power block) yang ditunjukkan pada gambar di bawah
ini.

Gambar 27. Crine

Dalam penentuan fishing ground selain mengandalkan pengalaman


berlayar, nakhoda juga dibantu oleh satelit penangkapan ikan berupa Fish Finder
(Garmin GPSMAP 585) dan Sonar. Dimana peralatan tersebut turut membantu
dalam penentuan daerah penangkapan agar nakhoda mendapatkan lokasi pasti
akan keberadaan ikan sehingga lebih mengefisienkan waktu karena tidak ada lagi
sikap menerka atau menebak akan keberadaan ikan. Peralatan tersebut ditunjukkan
pada gambar di bawah ini
Gambar 28 . Sonar dan Fish Finder
Selain daripada peralatan di atas pada saat tiba di daerah penangkapan,
menjelang kegiatan setting dilakukan maka lampu kapal akan dinyalakan secara
keseluruhan untuk menarik perhatian ikan dan ketika pada saat dilakukannya
setting maka lampu akan dimatikan dan di turunkannya sampan. Dimana pada
saat sampan diturunkan akan menurunkan lampu agur untuk mempertahankan
ikan didaerah tersebut. Proses penurunan sampan dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.

Gambar 29. Proses Penurunan Sampan

Pada saat proses hauling dilakukan maka ikan akan diciduk atau keruk
menggunakan cincin seperti gambar di bawah ini.

Gambar 30. Proses Hauling


Setelah itu, ikan hasil tangkapan akan dikumpulkan kedalam kaleng ikan
sesuai dengan jenisnya yang sama dan dibekukan ke dalam ABF (Air Blast
Freezer), kegiatan tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 31. Pembekuan Hasil Tangkapan

5.8 Persiapan
Sebelum melakukan operasi penangkapan yang harus dipersiapkan adalah
surat-surat kapal antara lain adalah sebagai berikut:

1. Surat persetujuan berlayar(SPB)


2. Surat izin usaha perikanan (SIUP)
3. Surat izin penagkapan ikan (SIPI)
4. Surat laik operasi kapal perikanan (SLO)
5. Surat izin berlayar (SIB)
6. Daftar nama-nama ABK yang ikut melaut

5.9 Daerah Penangkapan (Fishing ground)

Daerah penangkapan KM. Sumber Maju dan lokasi penangkapan


Tabel 6: titik koordinat penangkapan

No Tanggal setting Titik koordinat


1 7 September 2023-24 September 01044.323N 106058.441E
2023
2 7 September 2023-24 September 01043.427N 106058.498E
2023
3 7 September 2023-24 September 02003.511N 106000.234E
2023
4 7 September 2023-24 September 01052.563N 107007.928E
2023
5 7 September 2023-24 September 02006.058N 105046.787E
2023

5.10 Laporan Keluar Masuk Pelabuhan


Yang harus dilapori pada lepas dermaga/dan masuk dermaga antara lain
sebagai berikut yang disajikan pada tabel 8

Tabel 7: Laporan Keluar Masuk Pelabuhan

No Instansi Masalah diperiksa


1 TNI AL Dokumen kapal
2 Syahbandar Perikanan Dokumen kapal

5.11 Operasi Penangkapan


Pengoperasian pukat cincin (purse seine) yang penulis ikuti hanya
menggunakan satu kapal dan masih mengandalkan tenaga manusia dalam penaikan
jaring.

5.12 Metode Pengumpulan Gerombolan Ikan

Teknik pengumpulan gerombolan ikan dilakukan menggunakan alat bantu


penangkapan yaitu rumpon serta cahaya lampu sebagai penarik perhatian ikan.
Lampu dinyalakan pada saat matahari mulai terbenam sehingga menarik perhatian
ikan-ikan yang bergerombol untuk berkumpul pada rumpon

5.13 Persiapan Setting

Pada saat sudah sampai di fishing ground pertama yang harus dilakukan
melihat tuasan/rumpon yang sudah dipasang apakah ada ikan yang bergerombol
atau tidak adanya ikan setelah itu awak kapal bersiap- bersiap diposisi nya masing-
masing dan mempersiapkan alat pengoperasian dan alat tangkap.

5.14 Menurunkan Alat Tangkap (setting)


Sebelum menurunkan alat tangkap, nahkoda melakukan proses setting dan
diawali dengan komando untuk melakukan setting
1. Menurunkan sampan kecil/palung yang mempunyai cahaya
2. Menurunkan pelampung tanda
3. Kapal menjauh dari pelampung tanda dan nahkoda melakukan tugas nya
untuk mengelilingi rumpon dengan keadaan lampu mati dan anak buah
kapal diposisi masing-masing dan melakukan tugasnya, menurunkan cincin,
tali kerut, pemberat, jaring, pelampung secara bersamaan, hingga kembali
ke pelampung tanda awal.

5.15 Menaikkan Alat Tangkap (hauling)


1. Penarikan tali kerut
Penarikan tali kerut berfungsi untuk menutup dan merapatkan cincin-
cincin sehingga alat tangkap tersebut tertutup dan ikan tidak dapat meloloskan diri

2. Penarikan badan jaring


pada KM. Sumber Maju dilakukan dengan cara manual atau masih
menggunakan tenaga manusia dengan cepat dan berhati hati agar ikan tidak lolos
dari jaring,penarikan jaring diawali dengan menarik sayap jaring, badan jaring,
kemudian kantong jaring selaras dengan (santoso 2020).
Gambar 32: Penarikan jaring

5.16 Hasil tangkapan


Ikan yang menjadi tujuan utama penangkapan dari pukat cincin (purse
seine) adalah ikan yang membentuk gerombolan, berada dekat dengan permukaan
air dan sangatlah diharapkan gerombolan ikan itu tinggi, yang berarti jarak antara
ikan dengan ikan yang lainnya haruslah sedekat mungkin. Dengan kata lain dapat
juga dikatakan dengan persatu volume hendaklah jumlah individu ikan sebanyak
mungkin. Hal ini dapat dipikirkan sehubungan dengan volume yang terbentuk oleh
(panjang, lebar dan dalam) jaring yang dipergunakan, Pada KM. Sumber Maju
yang menjadi tujuan tangkapan merupakan ikan yang bergerombol dan jaraknya
harus sedekat mungkin dalam proses penangkapan ikan yang dapat terkurung. pada
tabel 8. Tangkapan utama

Tabel 8: Tangkapan utama

No Nama ikan Jumlah (kg) Keterangan


1 Layang Benggol 315080 63 palka
2 Selar 2614 0,5 palka
3 Mata Besar 11842 2,5 palka
4 Kembung 2475 0,5 palka
5 Cumi 12826 2,5 palka
6 Tembang 6970 1,5 palka
7 Bulat 600 0,1 palka
8 Manyung 6301 1,5 palka
5.17 Penanganan Hasil Tangkapan
Penanganan hasil tangkapan dilakukan untuk menjaga kesegaran ikan dan
mutu ikan agar pada saat ikan ke konsumen tetap terjaga kesegarannya disamping
itu, penanganan upaya memperpanjang waktu penyimpanan sehingga ikan tetap
segar dan relative lama selaras dengan langkah-langkah yang perlu diambil adalah
sebagai berikut:

1) Penyortiran
Setelah ikan sampai keatas kapal, bersihkan segala kotoran kemudian ikan
disiram menggunakan air laut untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada
ikan. Kemudian setelah itu penggolongan hasil tangkapan menurut jenis dan
ukuran. Setelah itu maka perlu ada pemisahan dan pengelompokan ikan menurut
jenis dan ukuran, sambil memilah ikanyang luka, cacat dan bernilai rendah.

Gambar 33: penyortiran ikan

2) Penyimpanan dalam palka


Setelah dicuci ikan segera dimasukkan kedalam palkah, jangan diberi
terlalu lama tanpa atau terkena sinar matahari langsung, waktu memindahkan ikan
kedalam palkah harus berhati hati, jangan sampai dilempar lempar karena dapat
mengakibatkan ikan terluka.
Gambar 34: Penyimpanan ikan dalam palka
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.2 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian di lapangan serta hasil
pembahasan diatas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Metode operasi penangkapan yang dilakukan dimulai dari persiapan,
dengan menyiapkan beberapa perlengkapan seperti dokumen-
dokumen kapal, perbekalan kapal dan konsumsi awak kapal.
Selanjutnya melakukan olah gerak menuju daerah penangkapan
(fishing ground) / rumpon. Setelah berlabuh di rumpon, pukul 5.30
dini hari dilakukan penurunan alat tangkap (setting), sampai alat
tangkap dinaikkan (hauling) dan seterusnya hingga hasil tangkapan
dinaikkan ke atas kapal.
2. Konstruksi alat tangkap pukat cincin (purse seine) pada KM. Sumber
Maju terdiri dari jaring utama (badan, kantong, jaring penguat),
pelampung, pemberat, cincin dan tali cincin, serta tali kerut.
3. Jumlah jenis hasil tangkapan yang diperoleh pada satu tahun yaitu,
sebanyak 367,283 kg.
4. Penanganan hasil tangkapan pada KM. Sumber Maju diawali dengan
penaikan ikan keatas kapal, setelah itu melakukan pencucian ikan
dan melakukan penyortiran sesuai dengan hasil tangkapan utama, dan
hasil tangkapan sampingan.

6.2 Saran

1. Harus menambahkan alat alat bantu seperti power blok dan


teknologi yangbisa berpengaruh untuk menambah hasil tangkapan.
2. Diperlukan adanya dukungan dari pemerintah terkait adanya
kepastian hukum yang memberikan jaminan keamanan investasi
bagi pengusaha.
DAFTAR PUSTAKA

Siahaan, I.C.M., Rasdam,R.,&Stiawan,R. (2021). Teknik Pengoperasian Alat


Tangkap purse seine pada Km.Samudera Windu Barokah di Desa Bojomolyo
Juwana Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan
Budidaya perairan , 16(1),48-58.

Silitonga,C.,Isnaniah, I., &Syofyan,I.Studyon Construction of Purse Seine in


Batam Fishing Port Pondok Batu District North Sumatra (Doctoral dissertation
,Riau University

Tani,V.,Rasdam,R., & Siahaan, I. C.M. (2020).TEKNIK PENANGANAN IKAN


HAASIL TANGKAPAN DIATAS KAPAL PURSESEINE PADA KM.ASIA
JAYAAR03JUWANA PATI JAWA TENGAH.Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan
Budidaya Perairan,15(1),63-73.

Hutapea,RomaYuli,etal."Studi Pengoperasian Purse Seine di KM. Sumber Abad


i."AureliaJournal3.1(2021):59-71.

Leatemia, W., Wattimena ,R. M., Riry, W . A. ,& Soplantila, R.(2022). Urgensi Pen
gaturan Zona Tambahan dan ImplikasinyaKepadaIndonesiaSebagai Negara
Kepulauan .Syntax Literate;Jurnal Ilmiah Indonesia,7(9),13318-13328.

Arrazy, M., & Primadini, R. (2021).Potensi Subsektor Perikanan Pada


ProvinsiProvinsi DiIndonesia .Jurnal Bina Bangsa Eko

Kusdiantoro,K.,Fahrudin,A., Wisudo, S. H.,& Juanda, B. (2019). Perikanan tang


kap diIndonesia: Potret dan tantangan keberlanjutannya.Jurnal Sosial Ek onomi
Kelautan DanPerikanan,14(2),145-162.

Ranto,R.M., & Arief, H. (2021). Implementasi Kebijakan Menteri Kelautan dan


Perikanan Nomor 71/PermenKp/2016Tentang Alat Tangkap Purse S eine di PPN
Batam Provinsi Sumatera Utara. Jurnal Sosial EkonomiPesisir,2(2),27-34.

Peraturan Menteri Kelautan Perikanan No. 58 Tahun 2020 Tentang Usaha


Perikanan Tangkap
Peraturan Menteri Kelautan Perikanan No.2 Tahun 2011 Tentang Jalur
Penangkapan Ikan Dan Alat Bantu Penangkapan Ikan Di Wilayah Pengelolaan
Perikanan Negara Republik Indonesia
Modul Teaching Factory Penangkapan Ikan Dengan Purse Seine Badan
Pengembangan Sdm Kelautan Dan Perikanan Pusat Pendidikan Kelautan Dan
Perikanan 2012
Soekarwati. (2003). Teori Ekonomi Produksi Dengan Pokok Bahasan
Analisis Fungsi Cobb-Douglas. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Neliyana, N., Wiryawan, B., Wiyono, E. S., &Nurani, T. W. (2014). Analisis
Kelayakan Usaha Perikanan Pukat Cincin Dipelabuhan Perikanan Pantai (PPP)
Lampulo Banda Aceh Provinsi Aceh (Analysis Financial Fisheries Of Purse Seine
In Lampulo Fishing Port Banda Aceh Provinsi Aceh). Marine Fisheries, 5 (2),
163-169.
LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat izin penangkapan (SIPI)

Lampiran 2 surat izin usaha perikanan (SIUP)

40
Lampiran 3 surat persetujuan berlayar (SPB)

41
Lampiran 4: hasil tangkapan

Tuna mata besar ikan salam

jabung Ikan tongkol

42
Lampiran 5: Mesin Kapal KM. Sumber Maju

mesin induk

Lampiran 6: Alat bantu pengoperasian

Serok/ tangguk

43

Anda mungkin juga menyukai