SAHRI ROMADON
21.1.12.020
i
PROPOSAL PRAKTIK KERJA LAPANGAN I
PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP PUKAT CINCIN (PURSE SEINE) DI PT.
HLS PELABUHAN PERIKANAN BARELANG KOTA BATAM, PROVINSI
KEPULAUAN RIAU
SAHRI ROMADON
21.1.12.020
Disetujui oleh:
Komisi pembimbing
DOSEN PEMBIMBING I DOSEN PEMBIMBING II
Diketahui Oleh:
Dr. Robert Perangin angin S.St. Pi, M. Si DH. Guntur Prabowo A.Pi. M M
NIP: 198009162002121002 NIP:1965081119893110
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin puji syukur kepada tuhan yang maha esa yang telah
melimpahkan hidayah dan rahmatnya sehingga penulis diberi kesempatan menyelesaikan
laporan praktik kerja lapangan I dengan judul “ Pengoperasian Alat Tangkap Pukat Cincin
(purse seine) di Pelabuhan Perikanan barelang Kota batam, Provinsi Kepulauan Riau”
ini dapat diselesaikan sesuai dengan target dan waktu yang dientukan. Ucapan terimakasih
disampaikan kepada kepada pihak yang membantu dalam pelaksanaan kegiatan dan
penyusunan laporan diantaranya adalah:
1. Bapak DH. Guntur Prabowo, A.Pi.,M.M selaku Direktur Politeknik Kelautan dan
Perikanan Karawang.
2. Ibuk Ratih Purnama Sari M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan
arahan mengenai “Teknik pengoperasian alat tangkap purse seine dan di Pelabuhan
Perikanan barelang Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
3. Bapak LaluAhmadJaniQ,S.St.Pi,M.Si selaku dosen pembimbing II atas kesediaan
waktu yang telah diberikan untuk mengoreksi dan revisi terhadap sejumlah data dan
informasi.
4. Bapak Dr.Robet Perangin Angin,S.St.Pi,M.Si selaku ketua Program Studi Teknik
Penangkapan Ikan.
5. Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan doa dan dukungan.
Penulis menyadari bahwa proposal Praktek kerja Lapangan ini masih jauh dari
kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
perbaikan dan kesempurnaan laporan ini. Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini
memberikan informasi dan harapan bagi semua pihak.
Sahri Romadon
DAFTAR ISI
GAMBAR
Kota Batam secara geografis mempunyai letak yang sangat strategis, yaitu
di jalur pelayaran dunia internasional yang terletak antara: 0˚.25'29″ LU - 1˚15'00″
LU dan 103˚.34'35” BT - 104˚26'04″BT. Indonesia merupakan Negara kepulauan
terbesar didunia dengan jumlah pulauan di Indonesia kurang lebih 17.491, dan
yang sudah dibakukan dan didaftarkan ke PBB sejumlah 16.671 pulau dan luas
perairan kepulauan Indonesia 3.110.000km2; luas laut territorial Indonesia adalah
290.000 km2; luas zona tambahan Indonesia 270.000 km2; luas zona ekonomi
ekslusif Indonesia 3.000.000 km2; luas landas kontinen Indonesia 2.800.000 km2
dengan panjang garis pantai Indonesia 108.000km.()
1.3 Tujuan
Mengetahui spesifikasi alat tangkap purse seine
Mengetahui teknik pengoperasian alat tangkap purse seine
Mengetahui hasil tangkapan
Mengetahui penanganan hasil tangkapan
1.4 Manfaat
Adapun manfaat praktik kerja lapangan ini adalah yakni agar penulis mampu
memenuhi tugas praktik lapangan yang diberikan dan agar penulis dapat
mengetahui tentang pengoperasian alat tangkap purse seine, dan Bagi masyarakat
yaitu memperluas wawasan tentang cara pengperasian alat tangkap purse seine
serta mendapat informasi tentang Spesifikasi kapal, spesifikasi alat tangkap, alat
navigasi, dan hasil tangkapan purse seine, mendapatkan informasi tentang
kelayakan usaha penangkapan ikan dengan alat tangkap Purse seine
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Purse seine adalah alat tangkap (gear) yang digunakan untuk menangkap
ikan pelagis yang membentuk gerombolan. Purse seine pertama kali digunakan
diperairan Rhode Island untuk menangkap ikan menhaden (brevoortia tyrannus).
Selanjutnya purse seine dipatenkan atas nama barent barent velder dari Bergen
Norwegia pada tanggal 12 maret 1859. Pada tahun 1860 alat ini telah digunakan
diseluruh pantai atlantik dan amerika serikat. Kemudian pada tahun 180 panjang
purse seine diubah dari 65 fathon menjadi 250 fathon (1 fathon =1,825 m), Dari
bentuk inilah purse seine diperkenalkan kenegara-negara Scandinavia pada tahun
yang sama (ukolseja dalam rahrdjo, 1976) (Silitonga, Isnaniah and Sofyan 2018)
Kontruksi alat tangkap purse seine dari beberapa komponen yang berperan
penting sebagai alat penopang alat tangkap ini. Menurut santoso dan Bawole
(2014) dalam (M, Jacmiko and susilo 2018) adalah sebagai berikut:
1) Jaring utama
2) Selvedge (srampat)
3) Tali ris atas
4) Tali ris bawah
5) Tali ring
6) Tali kerut
7) Pelampung
8) Pemberat
9) Cincin ( ring )
Gambar 2 Alat Tangkap Purse Seine
Sumber: Internet
Setelah dicuci ikan segera dimasukkan kedalam palkah dan diberi es,
jangan diberi terlalu lama tanpa atau terkena sinar matahari langsung, waktu
memindahkan ikan kedalam palkah harus berhati hati, jangan sampai dilempar
lempar karena dapat mengakibatkan ikan terluk
BAB III. METODE PRAKTIK
Metode praktik penulis adalah turut serta mengikuti kegiatan dari mulai
persiapan sampai dengan operasi penangkapan Pada PT. HLS kapal purse seine
yang beroperasi dilaut
Metode kerja yang dimulai dari perbekalan kapal, berangkat dari fishing
base menuju fishing ground, persiapan alat tangkap, mellakukan 11 proses
penangkapan menggunakan alat tangkap lift net, penanganan hasil tangkapan,
sampai kembali lagi ke fishing base.
1.Data primer
Data yang diambil dari kegiatan PKL ini yaitu :
1.Mengamati cara pengoperasian alat tangkap (purse seine)
2. Wawancara langsung dengan nahkoda dan awak kapal
3. dokumentasi kegiatan di atas kapal
4. Pengamatan penanganan hasil tangkapan
2.Data sekunder
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis dekstriktif
dan sesusai dengan keadaan dilapangan dan hasil pengamatan sesuai dengan
kenyataan dilapangan mengenai sesuatu yang diteliti. Pada penelitian ini. Analisis
deskriftif digunakan untuk mendeskripsikan unit penangkapan pukat cincin.
Analisis kelayakan finansial, meliputi analisa usaha, Analisa keutungan.
Waktu
No Jenis Kegiatan
Sep Okt Des Jan
1. Konsultasi PKL
2. Turun ke Lokasi Praktik
3. Pengumpulan Data
4. Selesai kegiatan PKL
5. Penyusunan Laporan PKL
.
Gambar 5. Kapal KM. Sumber Maju
KM. Sumber Maju memiliki spesifikasi sebagai berikut , yang dapat dilihat
pada tabel di bawah ini
1. Kompas
Kompas adalah alat bantu navigasi yang digunakan untuk membantu
menentukan arah kapal berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas
menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi yang akurat, Kompas
memberikan rujukan arah tertentu sehingga sangat membantu dalam bidang
navigasi. Pada KM. Sumber Maju memakai kompas air.
Gambar 7: kompas
2. GPS (Global positioning System)
Global Positioning System (GPS) berfungsi sebagai alat yang digunakan
untuk mentukan posisi kapal alat ini juga digunakan sebagai petunjuk. Fungsi
pokok GPS adalah untuk menentuka posisi lintang dan bujur kapal, kecepatan
kapal, jarak tempuh kapal, memperkirakan jarak waktu datang di pelabuhan
tujuan, sisa waktu tempuh, menyimpan posisi kapal yang diinginkan, menentukan
jejak pelayaran dalam bentuk peta, membuat bagian panduan bernavigasi, dan
GPS ini bermerek GPS Samyung
Gambar 8 GPS
3. Alat komunikasi
Sebagai alerting system atau system peringatan untuk mengirim tanda ke
kapal lain atau Tim SAR secara jelas dan bersifat sebagai darurat. Radio juga
digunakan untuk berkomunikasi antar kapal maupun ke pelabuhan, dan Radio
bermerek ICOM IC-718
Gambar 9: Radio
4. AIS
AIS sebagai sistem pemancaran radio Very High Frequency (VHF)
dengan kegunaan membantu pengaturan lalu lintas kapal dalam pelayaran agar
dapat mengetahui nama kapal, jenis kapal, waktu, tanggal, kecepatan kapal, posisi
kapal, arah pergerakan kapal, rute kapal dan informasi lain yang membantu untuk
keselamatan dan keamanan pelayaran. MenggunakanAIS Garmin buatan Cina.
1) Lifejacket
Apar adalah berfungsi sebagai alat pemadam api ringan atau memadamkan
api kecil yang berjumlah 1 pada KM. Sumber Maju
Gambar 12: APAR
3) Lifebouy
Lifebuoy adalah alat keselamatan kerja di atas kapal yang berfungsi sebagai
pelampung penolong berbentuk lingkaran yang dapat terapung diatas air. Adapun
lifebuoy berjumlah 4 menggunakan bahan PVC.
Gambar 13 lifebuoy
5.5 Struktur Organisasi Diatas Kapal
NAHKODA
KKM
MUALIM 1
MASINIS 1
ABK
2. Kantong (bunt)
Kantong merupakan bagian jaring yang pada waktu penarikan tali kerut
serentaknya membentuk suatu kantong yang berfungsi sebagai tempat
mengumpulkan ikan. Kantong tersebut memiliki ukuran mata jaring yang lebih
kecil dibandingkan mata jaring yang terletak pada badan dan sayap, sehingga ikan
yang telah terkumpul tidak dapat meloloskan diri. Kantong pada alat tangkap
memiliki mesh size 1 inchi dengan menggunakan bahan polyethylene (PE). Kantong
berfungsi sebagai tempat mengumpulkan ikan.
Gambar 18: Kantong
3. Sayap (wings)
Sayap terletak pada bagian kanan badan jaring. Sayap jaring berfungsi
sebagai alat untuk menggiring ikan masuk kedalam areal tangkap dari alat ini.
Sayap jaring memiliki mesh size 2 inchi dengan menggunakan bahan multifilament
dengan nomor 210 D/9.
Gambar 19 : Sayap
4. Tali kerut
Tali kerut berfungsi untuk menggantungkan cincin. Tali kerut memiliki
panjang 1.320, meter menggunakan bahan polyethylene (PE) dengan diameter 5 cm.
Tali kerut digunakan untuk menutup bagian bawah jaring pada saat dioperasikan.
Dengan ditariknya tali kerut ini maka tali cincin akan terkumpul yang kemudian
jaring akan membentuk sebuah kantong.
Gambar 20: Tali kerut
7. Tali cincin
Tali cincin berfngsi untuk menggantungkan tali cincin. Tali cincin memiliki
panjang 1,5, meter menggunakan bahan polyethylene (PE) dengan diameter 1 cm
dan berjarak 1,5 meter. Berfungsi sebagai tempat bergantungnya cincin pada alat
tangkap purse seine.
Gambar 21 : Tali cincin
8. Cincin
Cincin merupakan tempat lewatnya tali kerut, cincin yang terletak pada
tengah jaring diberi tanda khusus untuk dapat memudahkan penyusunan alat
kembali. Cincin menggunakan bahan Monel (perpaduan nikel dan tembaga) dengan
diameter 20 cm berjumlah 100 cincin. Berfungsi sebagai tempat lewatnya tali kerut
untuk mengurutkan agar jaring tersebut dapat menutup jaring agar ikan tidak bisa
meloloskan diri dan memudahkan penyusunan alat kembali.
Gambar 22 : Cincin
9. Pelampung
Gambar 23 : Pelampung
10. Pemberat
Pemberat jaring berfungsi untuk dapat menarik jaring kebawah secara
vertikal agar jaring dapat terentang dengan sempurna. Material pemberat adalah
timah hitam yang diletakkan pada bagian sayap daripada jaring. Pemberat pada
KM. Sumber Maju menggunakan bahan timah dengan ukuran 10 cm dengan berat
0,25 kg dan berat total pemberat sebesar 720 kg serta jarak antar pemberat
sepanjang 15 cm. Berfungsi untuk menenggelamkan jaring ke bawah secara
vertikalagar jaring dapat terentang dengan sempurna.
Gambar 24 : Pemberat
1. Rumpon
Rumpon yang digunakan adalah menggunakan Daun nipah sebagai
rumpon, pelampung yang berfungsi untuk mengapungkan rumpon dan pemberat
dari batu yang berfungsi untuk meneggelamkan rumpon tersebut. Rumpon
berfungsi sebagai tempat berkumpulnya fitoplankton sehingga terjadi rantai
makanan dan juga rumpon merupakan tempat berkumpulnya ikan.
Gambar 25 : Rumpon
2. Cahaya
Lampu Sorot Lampu sorot berjumlah sebanyak 16 buah. Terletak di bagian
tengah kanan kapal dengan warna putih sebanyak 6 buah, terletak di bagian tengah
kiri kapal sebanyak 5 buah, terletak di tengah belakang kapal sebanyak 4 buah dan
terletak di depan sebanyak 2 buah serta memilikidayalampu sebesar 1000 W.
3. Gardan
Gardan alat bantu penangkapan, Gardan cukup berperan penting dalam
penangkapan ini befungsi sebagai beberapa hal seperti untuk menarik tali jangkar,
menarik tali kerut, dan menarik tali pelampung.
Pada saat penarikan pukat ABK dibantu oleh salah satu komponen dari
crine yaitu gelendongan ( power block) yang ditunjukkan pada gambar di bawah
ini.
Pada saat proses hauling dilakukan maka ikan akan diciduk atau keruk
menggunakan cincin seperti gambar di bawah ini.
5.8 Persiapan
Sebelum melakukan operasi penangkapan yang harus dipersiapkan adalah
surat-surat kapal antara lain adalah sebagai berikut:
Pada saat sudah sampai di fishing ground pertama yang harus dilakukan
melihat tuasan/rumpon yang sudah dipasang apakah ada ikan yang bergerombol
atau tidak adanya ikan setelah itu awak kapal bersiap- bersiap diposisi nya masing-
masing dan mempersiapkan alat pengoperasian dan alat tangkap.
1) Penyortiran
Setelah ikan sampai keatas kapal, bersihkan segala kotoran kemudian ikan
disiram menggunakan air laut untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada
ikan. Kemudian setelah itu penggolongan hasil tangkapan menurut jenis dan
ukuran. Setelah itu maka perlu ada pemisahan dan pengelompokan ikan menurut
jenis dan ukuran, sambil memilah ikanyang luka, cacat dan bernilai rendah.
6.2 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian di lapangan serta hasil
pembahasan diatas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Metode operasi penangkapan yang dilakukan dimulai dari persiapan,
dengan menyiapkan beberapa perlengkapan seperti dokumen-
dokumen kapal, perbekalan kapal dan konsumsi awak kapal.
Selanjutnya melakukan olah gerak menuju daerah penangkapan
(fishing ground) / rumpon. Setelah berlabuh di rumpon, pukul 5.30
dini hari dilakukan penurunan alat tangkap (setting), sampai alat
tangkap dinaikkan (hauling) dan seterusnya hingga hasil tangkapan
dinaikkan ke atas kapal.
2. Konstruksi alat tangkap pukat cincin (purse seine) pada KM. Sumber
Maju terdiri dari jaring utama (badan, kantong, jaring penguat),
pelampung, pemberat, cincin dan tali cincin, serta tali kerut.
3. Jumlah jenis hasil tangkapan yang diperoleh pada satu tahun yaitu,
sebanyak 367,283 kg.
4. Penanganan hasil tangkapan pada KM. Sumber Maju diawali dengan
penaikan ikan keatas kapal, setelah itu melakukan pencucian ikan
dan melakukan penyortiran sesuai dengan hasil tangkapan utama, dan
hasil tangkapan sampingan.
6.2 Saran
Leatemia, W., Wattimena ,R. M., Riry, W . A. ,& Soplantila, R.(2022). Urgensi Pen
gaturan Zona Tambahan dan ImplikasinyaKepadaIndonesiaSebagai Negara
Kepulauan .Syntax Literate;Jurnal Ilmiah Indonesia,7(9),13318-13328.
40
Lampiran 3 surat persetujuan berlayar (SPB)
41
Lampiran 4: hasil tangkapan
42
Lampiran 5: Mesin Kapal KM. Sumber Maju
mesin induk
Serok/ tangguk
43