Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN PRAKTIK MAGANG

AKTIVITAS PENANGANAN DAN DISTRIBUSI HASIL


TANGKAPAN IKAN PADA KAPAL BAGAN PERAHU
KM. ATIRA 01 DI PPI KAMBANG UPTD PELABUHAN
PERIKANAN WILAYAH I
PROVINSI SUMATERA BARAT

OLEH
DUVAN OKTAVIANUS DOLOKSARIBU

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
AKTIVITAS PENANGANAN DAN DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN
IKAN PADA KAPAL BAGAN PERAHU KM. ATIRA 01
DI PPI KAMBANG UPTD PELABUHAN PERIKANAN
WILAYAH I PROVINSI SUMATERA BARAT

LAPORAN PRAKTIK MAGANG

DALAM BIDANG PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERAIRAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada
Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau

OLEH
DUVAN OKTAVIANUS DOLOKSARIBU
NIM. 1904112866

JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS RIAU
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERAIRAN

PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIK MAGANG

Judul :Aktivitas Penanganan dan Distribusi Hasil


Tangkapan Ikan Pada Kapal Bagan Perahu
KM. Atira 01 di PPI Kambang UPTD
Pelabuhan Perikanan Wilayah I Provinsi
Sumatera Barat
Nama : Duvan Oktavianus Doloksaribu
Nomor Mahasiswa : 1904112866
Jurusan : Pemanfaatan Sumberdaya Perairan
Program Studi : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

Disetujui Oleh:

Ketua Jurusan
Pemanfaatan Sumberdaya Perairan Pembimbing

Polaris Nasution, ST. MT Polaris Nasution, ST. MT


NIP. 1978101152008011008 NIP. 1978101152008011008

Tanggal Lulus Ujian : 23 Juni 2023


i

RINGKASAN

Duvan Oktavianus Doloksaribu (1904112866) Aktivitas Penanganan dan


Distribusi Hasil Tangkapan Ikan Pada Kapal Bagan Perahu KM. Atira 01 di
PPI Kambang UPTD Pelabuhan Perikanan Wilayah I Provinsi Sumatera
Barat di bawah Bimbingan Oleh Bapak Polaris Nasution, ST. MT

Berdasarkan dari website Pesisir Selatan pada tahun 2023 menyatakan

bahwa Kabupaten Pesisir Selatan memiliki topografi wilayah berbukit-bukit

dengan ketinggian berkisar 0-1000 m dari permukaan laut, memiliki 57 buah

pulau serta dialiri sebanyak 18 sungai dengan 11 sungai besar dan 7 sungai kecil.

Secara umum Kabupaten Pesisir Selatan beriklim tropis dengan temperatur

bervariasi antara 230 C hingga 320 C disiang hari dan 20 C 280 C dimalam hari

dengan curah hujan rata-rata 224.63 mm perbulan. Secara geografis Kabupaten

Pesisir Selatan terletak pada: 0.000 59’- 20 28,6’ Lintang Selatan 1010 01”- 1010

30” Bujur Timur. Kondisi permukaan lahan Kabupaten Pesisir Selatan dewasa ini

adalah sebagian besar lahan hutan yaitu 70,54% hutan lebat dan 13,37% hutan

belukar, lahan sawah 6,07%, perkebunan 2,30% dan sisanya adalah

perkampungan, kebun campuran dan kebun rakyat lainnya.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik

Indonesia Nomor 46/KEPMEN-KP/2020 Tentang Penetapan Kelas Pelabuhan

Perikanan Kambang, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat, Sebagai

Pangkalan Pendaratan Ikan Kambang. Bahwa dalam rangka pengelolaan

Pelabuhan Perikanan Kambang dan pelaksanaan Pasal 24 ayat (6) Peraturan

Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.08/ MEN/2012 tentang

Kepelabuhanan Perikanan, perlu menetapkan kelas Pelabuhan Perikanan


i

Kambang, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat. Bahwa

berdasarkan pertimbangan sebagaimana perlu menetapkan Keputusan Menteri

Kelautan dan Perikanan tentang Penetapan Kelas Pelabuhan Perikanan Kambang,

Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat, sebagai Pangkalan Pendaratan

Ikan Kambang.

Waktu pelaksanaan praktik magang ini dilakukan pada 6 Januari – 6 Februari

2023 di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kambang, Sumatera Barat.

Metode yang digunakan dalam praktik magang ini adalah metode observasi

atau pengamatan secara langsung ke lapangan dengan cara mengambil data primer

dan sekunder. Data primer diperoleh dengan cara pengamatan langsung dan ikut

serta dalam aktivitas terhadap objek praktek magang atau melalui wawancara

pihak-pihak terkait untuk mendapatkan data yang diperlukan, sedangkan data

sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait dalam pengelolaan Pangkalan

Pendaratan Ikan (PPI) Kambang.

Aktivitas penanganan ikan hasil tangkapan dilakukan secara langsung diatas

kapal dengan menggunakan keranjang, ember hitam lalu dimasukkan ke dalam

palka. Proses kegiatan tersebut dilakukan pada saat alat tangkap bagan selesai

beroperasi melakukan penangkapan ikan. Waktu pengoperasian alat tangkap bagan

dilakukan pada saat malam hari hingga pagi hari, tepatnya pada pukul 19.00 WIB

– 06.00 WIB.
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan karunia-Nya

penulis dapat menyusun laporan praktik magang ini selesai tepat pada waktunya.

Penulis juga berterima kasih kepada Bapak Polaris Nasution, ST. MT

sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk

memberikan masukan dan arahan kepada penulis, penulis juga mengucapkan

terima kasih kepada bapak Desrizal Zesky, S.Pi sebagai pembimbing lapangan

selama melaksanakan praktik magang serta kepada orang tua dan rekan-rekan yang

selalu mendoakan dan memberi semangat kepada penulis dalam menyelesaikan

penyusunan laporan praktik magang yang berjudul “Aktivitas Penanganan dan

Distribusi Hasil Tangkapan Ikan Pada Kapal Bagan Perahu KM. Atira 01 di

Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kambang UPTD Pelabuhan Perikanan Wilayah I

Provinsi Sumatera Barat”.

Penulis juga menyadari adanya kekurangan tata bahasa dan penulisan dalam

laporan praktik magang ini. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan

saran yang membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan laporan praktik

magang ini. Semoga laporan praktik ini dapat bermanfaat dan memenuhi sasaran

yang diinginkan.

Pekanbaru, Juni 2023

Duvan Oktavianus Doloksaribu


i

DAFTAR ISI

Isi Halaman

KATA PENGANTAR ..................................................................................... v


DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... x
I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2. Tujuan Praktik Magang ...................................................................................... 3
1.3. Manfaat Praktik Magang .................................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 4
2.1. Definisi Pangkalan Pendaratan Ikan ................................................................... 4
2.2. Pangkalan Pendaratan Ikan Kambang ................................................................ 4
2.3. Aktivitas Penanganan Hasil Tangkapan ............................................................. 5
2.4. Distribusi Hasil Tangkapan ................................................................................ 6
2.5. Hasil Tangkapan Bagan Perahu .......................................................................... 7
2.6. Definisi Bagan Perahu ........................................................................................ 7
III. METODE PRAKTIK MAGANG ........................................................... 9
3.1. Waktu dan Tempat ............................................................................................. 9
3.2. Objek dan Alat .................................................................................................... 9
3.3. Metode Praktik Magang ..................................................................................... 10
3.4. Analisis Data ...................................................................................................... 10
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 11
4.1. Keadaan Umum PPI Kambang ........................................................................... 11
4.2. Landasan Hukum Pangkalan Pendaratan Ikan Kambang ................................... 12
4.3. Visi dan Misi Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kambang ................................ 13
4.4. Struktur Organisasi Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kambang....................... 14
4.5. Komposisi Pegawai Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kambang ...................... 15
4.6. Perizinan Berlayar .............................................................................................. 17
4.7. Aktivitas Penanganan Hasil Tangkapan Kapal Bagan Perahu KM. Atira 01 ..... 18
4.7.1. Penanganan Ikan ....................................................................................... 18
4.7.2. Alat yang Digunakan Selama Penanganan Diatas Kapal ......................... 25
4.8. Distribusi Hasil Tangkapan ................................................................................ 26
4.8.1. Alur Distribusi Hasil Tangkapan Ikan Pada Kapal Bagan Perahu ........... 27
V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 32
5.1. Kesimpulan ......................................................................................................... 32
5.2. Saran ................................................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 33
LAMPIRAN ..................................................................................................... 34
i

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.Komposisi Pegawai ........................................................................................ 16


i

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Struktur Organisasi PPI Kambang ........................................................... 14

2. Tahapan Penanganan Ikan Diatas Kapal Bagan Perahu........................... 18

3. Menaikkan Ikan Ke atas Kapal................ ................................................ 20

4. Menaikkan Bingkai Waring ..................................................................... 20

5. Melepas Tali Pengikat Waring ................................................................. 20

6. Waring Dilewatkan Dari Bawah Sisi Kapal................................................. 21

7. Ember Hitam Besar................................................................................... 22

8. Penyortiran Ikan....................................................................................... 22

9. Ember Hitam Kecil........................................................... ....................... 23

10. Pencucian Ikan..................................................... .................................... 23

11. Keranjang Ikan......................................................................................... 24

12. Es Balok ................................................................................................... 24

13. Penyimpanan Ikan di Coolbox ................................................................. 25

14. Alur Distribusi Hasil Tangkapan ............................................................. 27

15. Ikan Hasil Tangkapan yang Dipisah ........................................................ 28

16. Pembongkaran dan Pendaratan Ikan ........................................................ 28

17. Penimbangan Ikan ................................................................................... 29

18. Pengemasan Ikan ..................................................................................... 29

19. Ikan Yang Sudah di Wrapping ................................................................ 30

20. Distribusi Hasil Tangkapan ..................................................................... 30


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Lokasi Praktik Magang ............................................................................ 35

2. Alat Bantu yang Digunakan Pada Kapal Bagan................................ ...... 36

3. Dokumentasi Magang .............................................................................. 37

4. SIPI dan SPB.................. ......................................................................... 39

5. Bukti Magang .......................................................................................... 41

6. Draft Aktivitas Magang ........................................................................... 41


1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sumatera Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di Pulau

Sumatera dengan Padang sebagai ibu kotanya. Berdasarkan website geografi.org

menyatakan bahwa Provinsi Sumatera Barat terletak sepanjang pesisir barat

Sumatera bagian tengah, dataran tinggi Bukit Barisan di sebelah Timur, dan

sejumlah pulau di lepas pantainya seperti Kepulauan Mentawai. Dari Utara ke

Selatan, berbatasan dengan empat provinsi, yakni Sumatra Utara, Riau, Jambi,

dan Bengkulu. Provinsi Sumatera Barat merupakan salah satu wilayah Negara

Republik Indonesia yang memiliki luas wilayah sekitar 329,867,61 km dengan

luas lautnya 235,306 (71,33 %) sedangkan daratan hanya sekitar 94,516,6 km

(928,67%). Kondisi perairan yang sangat menjadikan sektor andalan setelah

sektor migas. Hasil produksi perikanan budidaya pada tahun 2004 berupa tambak

sebanyak 3,70 ton, kolam 13.500 ton, keramba 9.103 ton, perikanan sawah

mencapai 3.059,90 ton dan kolam air deras 6.776,60 ton (BPS Sumatera Barat,

2004).

Menurut Portal Pesisir Selatan (2023) Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel)

merupakan salah satu dari 19 kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Barat.

Kabupaten ini secara geografis terletak antara 0° 59’-2° 28’ LS dan 100° 19’-

101° 18’ BT, dengan luas daerah 5.749.89 km² dan garis pantai sepanjang 218

km.
2

Pelabuhan perikanan merupakan tempat berlangsungnya aktivitas kegiatan

perikanan tangkap dan untuk menunjang aktivitas tersebut pelabuhan memiliki

fasilitas pokok, fasilitas fungsional, dan fasilitas penunjang. Salah satu tipe

pelabuhan adalah (Pangkalan Pendaratan Ikan) yang termasuk dalam tipe D.

Kabupaten Pesisir Selatan memiliki 3 pelabuhan perikanan, di antaranya

Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Surantiah, Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)

Kambang, dan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Carocok Tarusan. Pangkalan

Pendaratan Ikan yang mempunyai potensi untuk dilakukan pengembangan karena

banyak kapal yang tambat labuh serta hasil tangkapan yang besar adalah

Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kambang.

Salah satu alat tangkap yang berpangkalan dan melakukan aktivitas

penanganan ikan. Alat tangkap Bagan perahu merupakan jenis alat tangkap ikan

pelagis yang sangat penting bagi masyarakat nelayan di Kabupaten Pesisir

Selatan. Bagan perahu (boat lift net) adalah salah satu jenis alat penangkapan ikan

yang termasuk dalam klasifikasi jaring angkat (lift net) dari jenis bagan yang

digunakan nelayan untuk menangkap ikan pelagis kecil (Mallawa, 2012).

Konstruksi alat tangkap bagan perahu ini terdiri dari waring, kayu, pipa besi,

tali temali, lampu dan kapal bermesin. Salah satu kawasan yang bergerak dalam

bidang perikanan di Provinsi Sumatera Barat adalah Pangkalan Pendaratan Ikan

Kambang. Pelabuhan tersebut merupakan salah satu pelabuhan perikanan tipe D

yang ada di Indonesia.

Aktivitas yang ada di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kambang secara

umum terdiri dari aktivitas tambat dan labuh kapal perikanan, pembongkaran hasil

tangkapan, perbaikan dan perawatan alat tangkap serta perbaikan dan perawatan

kapal.
3

1.2. Tujuan Praktik Magang

Praktik magang ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara penanganan

hasil tangkapan bagan perahu pada Pangkalan Pendaratan Ikan ( PPI) dari mulai

penanganan ikan dari atas kapal hingga ikan didistribusikan.

1.3. Manfaat Praktik Magang

Manfaat yang didapat dari praktik magang ini, untuk menambah

pengetahuan, pengalaman dan mengetahui khususnya bagi penulis sebagai bahan

informasi yang membutuhkan mengenai penanganan dan distribusi hasil

tangkapan bagan perahu pada Pangkalan Pendaratan Ikan PPI Kambang Sumatera

Barat.
4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Pangkalan Pendaratan Ikan

Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) adalah tempat kegiatan tambat labuh

perahu kapal perikanan guna mendaratkan hasil tangkapan, atau melakukan

persiapan untuk melaut kembali (memuat logistik perahu dan awak perahu).

Selain itu, juga sebagai pusat kegiatan produksi, pemasaran, pengolahan hasil dan

pembinaan masyarakat perikanan. Pada dasarnya, PPI merupakan salah satu

prasarana ekonomi yang dibangun dengan maksud menunjang tercapainya

pembangunan perikanan. Sebagai fungsi pelayanan umum maka kegunaan

pokoknya adalah sebagai berikut:

a. Prasarana untuk memperlancar kegiatan produksi kapal perikanan,

pengolahan dan pemasaran hasil perikanan serta pelayanan keperluan

logistik.

b. Sebagai pusat pengembangan masyarakat nelayan seperti pembinaan dan

penyuluhan cara-cara melakukan produksi yang baik.

c. Sebagai sentra pengembangan ekonomi perikanan setempat melalui

pengembangan industri perikanan.

2.2. Pangkalan Pendaratan Ikan Kambang

Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) kambang terletak di Kecamatan

Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)

Kambang Kecamatan Lengayang mulai di bangun pada tahun 2006. Dengan

sebutan Tempat pelelangan ikan (TPI). Dengan luas tanah 20.517 Ha. Menurut

Portal Pesisir Selatan secara geografis Kecamatan Lengayang terletak pada 1000

40,38' - 1010 50' Bujur Timur dan 10 23,51' - 10 45,54' Lintang Selatan.
5

2.3. Aktivitas Penanganan Hasil Tangkapan

Penanganan ikan yang baik adalah semua kegiatan yang dilakukan terhadap

ikan sejak ditangkap, di atas kapal, di darat dan pada saat distribusi hingga

sampai ke tangan konsumen atau siap untuk diolah. Adapun tujuannya adalh

untuk mempertahankan kesegaran ikan selama mungkin agar tidak rusak dan

tetap bernilai gizi tinggi.

Penanganan ikan hasil tangkapan pada prinsipnya terjadi di dua tempat,

yaitu : (1) ketika ikan masih berada di atas kapal, (2) ketika ikan sudah

didaratkan di pelabuhan. Perlu diketahui bahwa penanganan di pelabuhan

merupakan satu mata rantai yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya

karena penanganan sebelumnya akan mempengaruhi mutu hasil dari produk hasil

tangkapan.

Penanganan ikan yang baik di atas kapal merupakan langkah awal yang

paling efektif mempertahankan kesegaran mutu ikan hasil tangkapan, diikuti

dengan penanganan ikan yang baik di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) atau di

tempat pendaratan ikan. Jika terjadi kesalahan penanganan ikan, baik di atas

kapal maupun di tempat pendaratan maka akan berdampak terhadap menurunnya

mutu ikan, dan berakibat terhadap rendahnya mutu ikan yang diolah di unit-unit

pengolah ikan. Oleh karena itu, maka persiapan penanganan ikan dan

penyimpanannya harus disiapkan terlebih dahulu 2 dengan baik, sehingga tidak

terjadi kekeliruan pada saat kita melakukan penanganan itu sendiri.


6

2.4. Distribusi Hasil Tangkapan

Distribusi merupakan suatu jalur yang harus dilalui oleh arus barang dari

produsen ke agen atau pedagang besar terhadap konsumen. Dalam hal ini dapat

dikatakan juga bahwa distribusi merupakan kegiatan pemasaran yang berusaha

memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen

kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan. Hal

yang perlu dilakukan dan diperhatikan dalam kegiatan distribusi ini adalah

menjaga kualitas dari sebuah produk agar tetap bagus kualitasnya sampai ke

tangan konsumen (Raharja et al., 2015).

Dalam menjaga kualitas dari suatu produk, dapat dilihat dari proses

penanganannya. Penanganan ikan segar merupakan salah satu bagian penting dari

distribusi perikanan. Penanganan ikan laut pada dasarnya terdiri dari dua tahap,

yaitu penanganan diatas kapal yang dilakukan oleh nelayan dan penanganan di

dermaga yang dilakukan oleh nelayan dan petugas bongkar muat pada pelabuhan.

Setelah proses pembongkaran hasil tangkapan selesai, nelayan akan menjual hasil

tangkapannya kepada agen dan pihak pelabuhan tanpa menyortirnya terlebih

dahulu.

Distribusi hasil perikanan adalah rangkaian kegiatan penyaluran hasil

perikanan dari suatu tempat ke tempat lain sejak produksi, pengolahan sampai

pemasaran. Hal yang paling prinsip dalam proses distribusi hasil perikanan adalah

mempertahankan kondisi alat/wadah/sarana yang digunakan dalam proses

distribusi agar produk yang didistribusikan sampai ke tempat tujuan dengan tetap

mempertahankan mutu/kualitasnya. Oleh karena itu, distributor/penyalur hasil

perikanan harus memahami persyaratan yang harus dipenuhi dalam proses

distribusi hasil perikanan.


7

Teknik/cara distribusi produk hasil perikanan sangat dipengaruhi oleh

beberapa hal diantaranya; jenis produk, jenis alat angkut, dan kondisi

penyimpanan. Proses distribusi untuk produk kering berbeda dengan produk

basah. Begitupun dengan jenis alat angkut yang digunakan, bila produk yang

didistribusikan berupa produk basah, maka sarana transportasi yang digunakan

harus dilengkapi dengan alat pendingin. Jenis produk yang didistribusikan juga

akan berpengaruh terhadap kondisi penyimpanan, sehingga kondisi penyimpanan

harus disesuaikan dengan jenis produk yang akan didistribusikan.

2.5. Hasil Tangkapan Bagan Perahu

Hasil tangkapan bagan perahu terdiri dari berbagai jenis ikan pelagis, seperti

cakalang (Katsuwonus pelamis ), ikan Layang (Decapterus russelli), ikan Tongkol

(Euthynnus affinis), Cumi – cumi (Loligo sp.), Teri (Stolephorus sp.), dan ikan

Japuh (Dussumieria acuta), Ikan Barakuda (Sphyraena barracuda) dan lain-lain.

2.6. Bagan Perahu

Alat tangkap bagan perahu merupakan alat tangkap yang berbentuk persegi

empat yang memiliki panjang dan lebar yang sama. Konstruksi alat tangkap bagan

perahu ini terdiri dari jaring, bambu, pipa besi, tali temali, lampu dan kapal

bermesin. Bagian jaring dari bagan ini terbuat dari bahan waring yang dibentuk

menjadi kantong. Bagian kantong terdiri dari lembaran-lembaran waring yang

dirangkai atau dijahit sedemikian rupa sehingga dapat membentuk kantong

berbentuk bujur sangkar yang dikarenakan adanya kerangka yang dibentuk oleh

bambu dan pipa besi (Sudirman & Mallawa, 2004).


8

Bagan perahu atau bagan bermotor adalah jenis alat tangkap yang

dioperasikan dengan cara menarik ke atas dari posisi vertikal yang dilengkapi

untuk menangkap ikan yang ada di atasnya dengan menyaring air. Bagan dalam

perkembangannya telah mengalami banyak perubahan bentuk maupun ukuran

sesuai dengan daerah penangkapannya (Subani et al., 1989).

Secara umum konstruksi unit penangkapan bagan perahu terdiri atas

kerangka kayu, waring/jaring serta perahu bermotor yang sekaligus sebagai alat

transportasi di laut. Jenis lampu yang digunakan oleh bagan sebagai atraktor untuk

memikat ikan, yaitu lampu petromaks, lampu neon, dan lampu merkuri.

Cahaya lampu pada bagan, berfungsi untuk menarik ikan agar berkumpul di

sekitar perahu kemudian dilakukan penangkapan dengan menggunakan jaring.

Penggunaan cahaya merupakan salah satu faktor penting yang menentukan

keberhasilan penangkapan ikan pada bagan perahu.


III. METODE PRAKTIK MAGANG

3.1. Waktu dan Tempat

Waktu pelaksanaan praktik magang ini dilakukan pada 6 Januari – 6

Februari 2023 di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kambang UPTD Pelabuhan

Perikanan Wilayah I Provinsi Sumatera Barat (Lampiran 1).

3.2. Objek dan Alat

Adapun yang menjadi objek pada praktik magang ini adalah Aktivitas

Penanganan dan Distribusi Hasil Tangkapan Bagan Perahu Pada Pangkalan

Pendaratan Ikan ( PPI ) Kambang Provinsi Sumatera Barat. Sedangkan peralatan

yang digunakan ialah kamera handphone, laptop dan alat tulis untuk menunjang

kegiatan pengambilan data dalam kegiatan wawancara.

3.3. Metode Praktik Magang

Metode yang digunakan dalam praktik magang ini adalah metode observasi

atau pengamatan secara langsung ke lapangan dengan cara mengambil data primer

dan sekunder. Data primer diperoleh dengan cara pengamatan langsung dan ikut

serta dalam aktivitas terhadap objek praktik magang atau melalui wawancara

pihak-pihak terkait untuk mendapatkan data yang diperlukan, sedangkan data

sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait dalam pengelolaan Pangkalan

Pendaratan Ikan (PPI) Kambang.


10

3.4. Analisis data

Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, yaitu dengan

menjelaskan kegiatan aktivitas penanganan dan distribusi hasil tangkapan di

Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kambang dengan pengamatan dan pengumpulan

data primer yang dilakukan pada saat di lapangan. Kemudian melakukan

pengumpulan data sekunder juga pada saat berada di kantor pelabuhan. Data yang

disajikan dalam laporan magang ini yaitu berbentuk tulisan, gambar dan juga

tabel.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Keadaan Umum PPI Kambang

Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) adalah tempat kegiatan tambat labuh

perahu kapal perikanan guna mendaratkan hasil tangkapan, atau melakukan

persiapan untuk melaut kembali (memuat logistik perahu dan awak perahu).

Selain itu, juga sebagai pusat kegiatan produksi, pemasaran, pengolahan hasil dan

pembinaan masyarakat perikanan. Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) kambang

terletak di Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. Pangkalan

pendaratan ikan (PPI) kambang kecamatan lengayang mulai di bangun pada

tahun 2006. Dengan sebutan Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Dengan luas tanah

20.517 Ha. Secara geografis Kecamatan Lengayang terletak pada 1000 40,38' -

1010 50' Bujur Timur dan 10 23,51' - 10 45,54' Lintang Selatan (Hakim, 2023).

Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik

Indonesia Nomor 46/KEPMEN-KP/2020 Tentang Penetapan Kelas Pelabuhan

Perikanan Kambang, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat,

Sebagai Pangkalan Pendaratan Ikan Kambang (PPI). Bahwa dalam rangka

pengelolaan Pelabuhan Perikanan Kambang dan pelaksanaan Pasal 24 ayat (6)

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.08/ MEN/2012 tentang

Kepelabuhanan Perikanan, perlu menetapkan kelas Pelabuhan Perikanan

Kambang, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat.


12

Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana perlu menetapkan Keputusan

Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Penetapan Kelas Pelabuhan Perikanan

Kambang, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat, sebagai Pangkalan

Pendaratan Ikan Kambang.

4.2. Landasan Hukum Pangkalan Pendaratan Ikan Kambang

Peraturan perundang–undangan sebagai landasan hukum untuk

melaksanakan Operasional Pengelolaan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)

Kambang adalah sebagai berikut:

a) Undang – undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009 UU 45 tentang

perubahan atas Undang – undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang perikanan.

b) Undang – undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

c) Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 2021 tentang jenis dan tarif atas

jenis penerimaan Negara bukan pajak yang berlaku pada Kementerian

Kelautan dan Perikanan.

d) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor

66 /PERMEN- KP/2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana

Teknis Perikanan Tangkap.

e) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor

58/PERMEN-KP/ 2020 tentang Usaha Perikanan Tangkap.

f) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor

59/PERMEN-KP/2020 tentang Jalur Penangkapan Ikan dan Alat

Penangkapan Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik

Indonesia dan Laut Lepas.


13

g) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor

PER.08/MEN/2012 tentang Kepelabuhan Perikanan.

h) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor

PER.13/MEN/2012 tentang Sertifikasi Hasil Tangkapan Ikan.

i) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor

PER.15/MEN/2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Barang

milik Negara di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

4.3. Visi dan Misi Pelabuhan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kambang

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, maka diperlukan

persamaan persepsi, oleh sebab itu visi UPTD Pelabuhan Perikanan Wilayah I

adalah “Pusat perekonomian masyarakat pesisir dalam rangka pemanfaatan

Sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang bertanggung jawab.”

Dalam upaya mewujudkan visi tersebut, maka UPTD Pelabuhan Perikanan

Wilayah I menetapkan misinya sebagai berikut:

a. Mengembangkan fasilitas pelabuhan perikanan

b. Meningkatkan pembinaan masyarakat pesisir selatan yang meliputi

peningkatan produksi, distribusi dan pemasaran hasil perikanan.

c. Melakukan pengawasan terhadap usaha penangkapan ikan, penanganan,

pengolahan pemasaran dan mutu hasil perikanan.

d. Meningkatkan diklat/kursus bagi petugas pelabuhan perikanan.

e. Meningkatkan koordinasi dengan stakeholder.


14

4.4. Struktur Organisasi Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kambang

Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik

Indonesia Nomor : 66/PERMEN-KP/2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit

Pelaksana Teknis Perikanan Tangkap, yang terdapat pada BAB II dan bagian

kedua tentang Susunan Organisasi, Susunan Organisasi Pangkalan Pendaratan

Ikan terdiri:

a. Subbagian Umum; dan

b. Kelompok Jabatan Fungsional.

Untuk melaksanakan tugas harian di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)

Kambang, di bawah ini adalah struktur organisasi yang dibentuk untuk

memudahkan kerja dan tugas harian pegawai Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)

Kambang (Gambar 1).

Kepala
Pelabuhan

Kepala Kepala Seksi Kepala Seksi


Subbagian Sarana dan Tata
Tata Usaha Prasarana Operasional

Penanggung Penanggung Penanggung


Jawab PPI Jawab PPI Jawab PPI
Kambang Muaro Anai Surantih

Gambar 1. Struktur Organisasi Pangkalan Pendaratan Ikan


(PPI) Kambang
15

Stoner (1992) mengatakan bahwa struktur organisasi adalah susunan dan

hubungan antar bagian-bagian, komponen dan posisi dalam suatu perusahaan.

Sedangkan menurut Robbins (1996) mengatakan bahwa struktur organisasi

menetapkan bagaimana tugas dan pekerjaan dibagi, dikelompokkan dan

dikoordinasikan secara formal. Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan

hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau

perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan.

Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan

antara satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi

dibatasi.

4.5. Komposisi Pegawai Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kambang

Komposisi Pegawai Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kambang sampai

dengan tahun 2023 sebanyak 31 orang, terdiri dari 8 orang PNS, dan 23 orang

tenaga kontrak.

Berdasarkan rekapitulasi petugas kepegawaian komposisi pegawai

berdasarkan golongan dan pendidikan di UPTD Pelabuhan Perikanan Wilayah I

TA. 2023 dapat dilihat pada tabel di bawah ini. (Tabel 1)


16

Tabel 1. Komposisi Pegawai


GOLONGAN
NO. BAGIAN JUMLAH
I II III IV
1. Kepala Pelabuhan - - - 1 1

2. Kepala Subbagian Tata Usaha - - 1 - 1


3. Kepala Seksi Sarana dan
- - 1 - 1
Prasarana
4. Kepala Seksi Tata Operasional - - 1 - 1

5. Staff PNS - - 4 - 4

Jumlah PNS 0 0 7 1 8

6. Petugas Pengumpul Data


- - - - 3
Produksi
7. Petugas Operator Pabrik Es - - - - 4

8. Petugas Operator Docking


- - - - 2
Kapal
9. Petugas Keamanan - - - - 8

10. Petugas Kebersihan - - - - 5

11. Pengemudi/Supir - - - - 1

Jumlah Tenaga Kontrak 0 0 0 0 23

Jumlah Keseluruhan 0 0 7 1 31

Sumber : UPTD Pelabuhan Perikanan Wilayah I 2023

Ketersediaan sumber daya manusia dalam jumlah yang memadai serta

memiliki komposisi masing-masing tugasnya diharapkan dapat memberikan

pelayanan yang prima di pelabuhan perikanan.


17

4.6. Perizinan Berlayar

Kegiatan penanganan hasil tangkapan sendiri dilakukan diatas kapal Bagan

Perahu KM. Atira 01. Sebelum kapal tersebut melakukan penangkapan dan

berlayar, petugas pelabuhan terlebih dahulu mendata atau menginspeksi data kapal

yang akan melakukan penangkapan yang bertujuan untuk mengetahui hasil

tangkapan yang diperoleh dan juga untuk memeriksa dan mengetahui apakah SIPI

(Surat Izin Penangkapan Ikan) dan SPB (Surat Persetujuan Berlayar) kapal

tersebut masih aktif atau sudah tidak aktif. Berikut contoh SIPI dan SPB Pada

(Lampiran 4).
18

4.7. Aktivitas Penanganan Hasil Tangkapan Alat Tangkap Bagan Perahu


Diatas Kapal KM. Atira 01

4.7.1.Penanganan Ikan

Proses penanganan ikan hasil tangkapan diatas kapal bertujuan untuk

menjaga mutu atau kualitas ikan (memperlama pembusukan) agar tetap baik

hingga ikan dipasarkan. Saat ini penanganan yang dianggap baik adalah dengan

penerapan rantai dingin, yaitu mengusahakan agar ikan tetap dingin (suhu rendah).

Pada kapal Bagan Perahu KM. Atira 01 melakukan proses penanganan ikan dengan

menyimpan ikan hasil tangkapan di dalam palka untuk mengawetkan/membekukan

ikan hasil tangkapan. Palka diisi dengan es balok untuk sebagai pendingin. Teknik

penanganan ikan di atas kapal dimulai dari menaikkan ikan ke atas kapal,

penyortiran, pencucian, penyimpanan ikan di dalam coolbox. Untuk lebih jelasnya

terkait tahapan penanganan ikan diatas kapal bagan perahu dapat dilihat pada

Gambar 2 berikut ini :

Menaikkan Penanganan
Ikan keatas Ikan sebelum
kapal disimpan

Penyortiran
Pencucian Ikan
IKan

Penyimpanan
Ikan di coolbox

Gambar 2. Tahapan Penanganan Ikan Diatas Kapal Bagan Perahu


19

Dari gambar tahapan penanganan ikan diatas dapat dilihat bahwa proses

dalam melakukan penanganan ikan hasil tangkapan pada kapal bagan perahu KM.

Atira 01 sangat penting dalam setiap proses penanganan yang dilakukan agar ikan

hasil tangkapan tetap terjaga kualitasnya selama 5 hari diatas kapal. Dan setiap

proses seperti menaikkan ikan ke atas kapal, pencucian ikan, penyortiran ikan, dan

penyimpanan ikan di dalam palka harus di lakukan dengan hati-hati dan tidak

sembarangan.

1. Alur Penanganan Hasil Tangkapan Kapal Bagan Perahu


1.1. Menaikkan Ikan Ke atas Kapal

Menaikkan ikan ke atas kapal menggunakan mesin roller dong feng 18. Mesin

roller tersebut digunakan pada saat setting dan hauling. Cara menaikkan ikan

menggunakan roller yaitu dengan cara tali ris/tali pengikat yang di ikat pada bingkai

waring lalu di tarik ke atas menggunakan mesin roller tersebut (Gambar 4). Setelah

bingkai waring naik ke atas permukaan air, maka tali penggantung/pengikat waring

pada ujung kiri dan bagian tengah bingkai dilepas (Gambar 5), tali kemudian

dilewatkan pada bagian bawah kapal beserta waringnya menuju ke sisi kanan kapal

(Gambar 6). Setelah itu tali pemberat ditarik ke atas agar mempermudah penarikan

waring dan lampu sorot yang berjumlah 101 dihidupkan lagi. Waring kemudian

ditarik sedikit demi sedikit dari sisi kanan kapal ke atas kapal (gambar 3). Hasil

tangkapan yang telah terkumpul diangkat ke atas geladak utama kapal lalu

dipindahkan ke dalam ember untuk dilakukan penyortiran.


20

Gambar 3. Menaikkan Ikan Ke atas Kapal

Gambar 4. Menaikkan Bingkai Waring

Gambar 5. Melepaskan Tali Pengikat Waring


21

Gambar 6. Waring Dilewatkan Dari Bawah Sisi Kapal

Dalam menaikkan ikan keatas kapal para awak kapal yang berjumlah 14

orang, yang terdiri dari 1 kapten, 1 mualim, 11 anak buah kapal dan 1 mahasiswa

magang, lalu para anak buah kapal dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu 4 orang

untuk melepaskan tali ris/tali pengikat dari bingkai waring, 5 orang untuk menarik

waring kearah salah satu sisi kapal, dan 2 orang untuk menjaga mesin roller agar

tetap hidup pada saat bingkai waring diangkat ke atas. Proses ini dilakukan secara

terus-menerus dalam menaikkan ikan ke atas kapal.

1.2. Penyortiran Ikan

Setelah ikan diangkat di atas geladak kapal, lalu hasil tangkapan tersebut

diletakkan ke dalam ember hitam berukuran besar dengan ukuran diameter 25 cm

x tinggi 53 cm, maka selanjutnya akan dilakukan penyortiran ikan (gambar 7).

Penyortiran ini dilakukan pada malam hari tepatnya pada hari rabu tanggal 18 januari

2023, setelah hasil tangkapan diangkat ke atas geladak kapal, lalu dipisah berdasarkan

jenis ikan hasil tangkapan seperti ikan kembung, ikan selar, ikan lemuru, dan ikan

tongkol, setelah ikan telah siap disortir maka ikan hasil tangkapan di letakkan ke

dalam keranjang untuk dilakukan pencucian.


22

Gambar 7. Ember Hitam

Pada saat melakukan penyortiran jumlah anak buah kapal yang melakukan

penyortiran adalah 4 orang, kemudian dibagi menjadi 2 kelompok, dalam satu

kelompok ada 2 orang anak buah kapal, dan ini dilakukan setiap kali melakukan

penyortiran (gambar 8).

Gambar 8. Penyortiran Ikan

1.3. Pencucian Ikan

Setelah melakukan penyortiran ikan langsung dicuci menggunakan air laut

bersih yang disiram langsung menggunakan ember hitam kecil yang berukuran

diameter 17 cm x tinggi 23 cm (Gambar 9). Pencucian dilakukan dengan cara ikan

disiram menggunakan air laut sambil keranjang di goyangkan hingga ikan bersih

(gambar 10).
23

Hal ini bertujuan untuk membersihkan ikan dari sisik dan darah sebelum

disimpan. Kebersihan ikan juga berpengaruh terhadap harga jual ikan dipasaran

karena jika ikan yang dipasarkan masih mengandung darah maka harga ikan

tersebut akan menurun dari harga aslinya. Pencucian ikan dilakukan oleh 4 orang

anak buah kapal yang kemudian dibagi lagi menjadi 2 kelompok, sehingga dalam

satu kelompok ada 2 orang anak buah kapal, satu orang untuk menyiram ikan

dengan air laut dan satu lagi memegang keranjang.

Gambar 9. Ember Hitam Kecil

Gambar 10. Pencucian Ikan


24

Pencucian ini dilakukan menggunakan keranjang agar air dari pencucian ikan

bisa langsung terbuang dan ikan yang dicuci bisa tetap segar dan sisa-sisa darah

yang melekat dapat hilang agar kualitas ikan hasil tangkapan bisa terjaga.

Gambar 11. Keranjang Ikan

1.4. Penyimpanan Ikan

Ikan yang telah dicuci langsung dimasukan ke dalam peti es (coolbox) yang

berisi es balok sebanyak 9 batang dengan berat 1 balok es 50 kg (Gambar 12).

Penyusunan ikan dilakukan secara bertumpuk dimulai dari dasar coolbox hingga

penuh (Gambar 13). Untuk jenis ikan berekonomis tinggi, coolbox yang digunakan

terpisah dengan ikan berekonomis rendah agar memudahkan pada saat

pembongkaran/pendistribusian.

Gambar 12. Es Balok


25

Gambar 13. Penyimpanan Ikan di coolbox

Penyimpanan ikan di dalam coolbox yang berisi es balok berguna untuk masa

penyimpanan, yang mana masa penyimpanan ikan itu sendiri selama 5-6 hari diatas

kapal, jika lebih dari 6 hari maka ikan tersebut kualitasnya akan menurun dan harga

dipasaran juga akan menurun dikarenakan masa penyimpanan yang tidak sesuai.

4.7.2. Alat yang Digunakan Selama Penanganan Diatas Kapal

Adapun alat-alat yang digunakan selama proses penanganan yaitu ember

hitam, keranjang, dan coolbox.

a. Ember hitam besar yang berukuran diameter 25 cm x tinggi 53 cm digunakan

pertama kali pada saat ikan hasil tangkapan dinaikkan ke atas kapal lalu

langsung dipindahkan ke dalam ember tersebut untuk melakukan penyortiran,

agar membantu proses penanganan dengan baik (Lampiran 2).

b. Keranjang digunakan untuk penanganan selanjutnya seperti ikan hasil

tangkapan langsung dipindahkan dari ember tersebut ke dalam keranjang

untuk dilakukan pencucian ikan hasil tangkapan dengan cara disiram dengan

air laut agar ikan hasil tangkapan bersih dari sisa-sisa darah dan sisik

(Lampiran 2).
26

c. Ember hitam kecil berukuran diameter 17 cm x tinggi 23 cm digunakan untuk

menyiram ikan dengan air laut pada saat melakukan pencucian ikan didalam

keranjang (Lampiran 2).

d. Roller dong feng 18 digunakan pada saat menaikkan bingkai waring ke atas

dengan cara tali ris/tali pengikat yang di ikat pada bingkai waring lalu di

tarik ke atas menggunakan mesin roller tersebut, roller juga digunakan pada

saat setting (Lampiran 2).

e. Lampu Sorot digunakan pada saat hauling atau saat sedang melakukan

penangkapan, banyak lampu sorot yang digunakan adalah 101 lampu sorot,

terdiri dari 15 lampu di depan kapal, 36 lampu di samping kanan, 36 lampu di

samping kiri, dan 14 lampu di belakang kapal (Lampiran 2).

f. Coolbox digunakan untuk penyimpanan terakhir dibagian penanganan ikan

hasil tangkapan, di dalam coolbox terdapat es balok sebanyak 9 batang

dengan berat 1 balok es 50 kg yang berguna untuk menjaga kualitas ikan

hasil tangkapan pada saat kapal berlayar selama 5 hari, lalu ketahanan ikan

selama di dalam coolbox tersebut selama 5-6 hari (Lampiran 2).

4.8 Distribusi Hasil Tangkapan

Proses distribusi yang dilakukan pada hari minggu tepatnya pada tanggal 22

januari 2023 berdasarkan wawancara dengan pemilik kapal KM. Atira 01 yaitu

setelah ikan dibongkar, ditimbang kemudian dikemas dengan cara ikan tersebut

dimasukkan ke dalam Styrofoam yang sudah dilapisi plastik dan diberi es batu

didalamnya, Styrofoam tersebut di packing dan diikat dengan lakban. Lebih jelasnya

lagi dapat dilihat pada alur distribusi dibawah ini (Gambar 14).
27

Gambar 14. Alur Distribusi Hasil Tangkapan

4.8.1. Alur Distribusi Hasil Tangkapan Ikan Pada Kapal Bagan Perahu

1. Pendaratan dan Pembongkaran Ikan

Setelah kapal bertambat labuh para anak buah kapal yang berjumlah 14 orang

langsung memisahkan ikan hasil tangkapan menggunakan ember hitam besar yang

berukuran diameter 25 cm x tinggi 53 cm dari dalam coolbox (Gambar 15),

kemudian dari ember hitam besar dipindahkan ke dalam keranjang plastik, ketika

keranjang tersebut sudah berisi ikan lalu diangkat dan diturunkan ke dermaga oleh

anak buah kapal. Proses penurunan keranjang dilakukan secara bersama-sama dan

sebagian anak buah kapal sudah menunggu di tepi dermaga untuk mengambil

keranjang yang sudah berisi ikan yang dikeluarkan dari dalam coolbox tersebut

(Gambar 16).
28

Gambar 15. Ikan Hasil Tangkapan Yang Dipisah

Gambar 16. Pembongkaran dan Pendaratan Ikan

2. Penimbangan Ikan

Setelah melakukan pembongkaran dan pendaratan ikan, keranjang yang

berisi ikan tersebut langsung diantarkan ke dalam gudang penyimpanan oleh anak

buah kapal, kemudian langsung dilakukan penimbangan, setelah itu ikan yang

telah ditimbang langsung dimasukkan kedalam Styrofoam dilapisi plastik, yang

melakukan penimbangan yaitu anak buah kapal bagan KM. Atira 01 secara

bersama-sama. Timbangan yang digunakan adalah timbangan duduk 300 kg.


29

Gambar 17. Penimbangan Ikan

3. Wrapping (Pengemasan)

Ikan yang sudah ditimbang dimasukkan kedalam Styrofoam yang sudah

dilapisi plastik Pe biru yang sebelumnya sudah diisi dengan es batu (Gambar 18),

kemudian Styrofoam tersebut dilakban (Gambar 19), satu kotak Styrofoam berisi

40 kg ikan. Proses pengemasan ikan dilakukan oleh anak buah kapal secara

bersama-sama kemudian setelah dikemas dan dilakban, styrofoam tersebut

diangkat keatas mobil pick up.

Gambar 18. Pengemasan Ikan


30

Gambar 19. Ikan Yang Sudah Di Wrapping

4. Distribusi

Setelah ikan tersebut di kemas menggunakan styrofoam, Kemudian ikan

tersebut langsung dipasarkan atau juga ada langsung dikirim pada hari itu juga

keluar daerah seperti Payakumbuh, Solok Lubuak Basuang hingga Pekanbaru.

Proses pengirimannya langsung diantar oleh pemilik kapal bersama satu orang

anak buah kapal ke berbagai daerah tergantung permintaan dari pembeli dan juga

ada yang langsung dijemput oleh pembeli ke gudang (Gambar 20).

Gambar 20. Distribusi Hasil Tangkapan


31

Pendaratan Ikan Kambang selama praktik magang antara lain yaitu ikan

kembung (Rastrelliger), ikan lemuru (Sardinella lemuru), ikan tongkol (Euthynnus

affinis), dan ikan selar (Selaroides leptolepis). Dalam satu berlayar, biasanya hasil

tangkapan yang diperoleh sebanyak 800 kg hingga 1000 kg untuk ikan selar dan

ikan tongkol, 500 kg hingga 800 kg untuk ikan kembung.


V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Aktivitas penanganan hasil tangkapan dilakukan pada hari rabu tanggal 18-

22 januari 2023 dan dilakukan diatas kapal bagan perahu, biasanya aktivitas

penanganan hasil tangkapan dilakukan pada malam hari sekitar jam 19.00 WIB

hingga pukul 05.00 WIB setelah melakukan pengoperasian alat tangkap. Dalam

proses penanganan ini dapat dilakukan ketika proses pengoperasian selesai

dilakukan dan hasil tangkapan dinaikkan ke atas kapal, dan memerlukan waktu

yang cukup lama.

Distribusi hasil tangkapan dilakukan pada saat kapal tambat dan langsung

dilakukan pendistribusian dengan memasukkan ikan hasil tangkapan ke dalam

styrofoam dan memasukkan es batu agar kualitas ikan pada saat dilakukannya

pengiriman tetap segar.

Ikan hasil tangkapan yang diperoleh dari kapal bagan perahu pada tanggal

18-22 Januari 2023 yang dominan yaitu ikan kembung (Rastrelliger), ikan tongkol

(Euthynnus affinis), ikan selar (Selaroides leptolepis), dan ikan lemuru (Sardinella

lemuru).

5.2 Saran

Dalam penanganan hasil tangkapan sebaiknya ikan ketika disimpan di

dalam coolbox tidak ditumpuk dengan acak atau tidak beraturan. Agar tekstur

tubuh ikan tidak rusak/sobek sehingga mengakibatkan kualitas ikan pun

menjadi menurun.

.
32

VI. DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2004. Produksi Budidaya Perikanan Darat Menurut Jenis
Budidaya dan Kabupaten/Kota (Ton). Sumatera Barat
Geografi.org. 2022. Geografi Provinsi Sumatera Barat. Diakses pada 6 April 2022, dari
https://www.geografi.org/2022/04/geografi-provinsi-sumatera-barat.html
Hakim, Ihsan. 2023. Analisis Teknis Perikanan Tonda di Pangkalan Pendaratan Ikan
(PPI) Kambang Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. (Skripsi
Sarjana, Universitas Bung Hatta)
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor :
66/PERMEN-KP/2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis Perikanan Tangkap, Jakarta.
Mallawa, Achmad. 2012. Teknik Penangkapan Ikan. Rineka Cipta: Jakarta
Murniyati AS, Sunarman. 2000. Pendinginan Pembekuan dan Pengawetan Ikan.
Yogyakarta : Kanisius.
Portal Pesisir Selatan. 2023. Geografi dan Topografi. Sumatera Barat.http://
berita.pesisirselatankab.go.id/page/detail/geografis-dan-topografis
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 48/PERMEN-KP/2020 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.08/ MEN/2012 tentang


Kepelabuhanan Perikanan, Jakarta.

Robbins, S. P., 1990, Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi,


Raharja, Samun Jaja dan Ria Arifianti. “Analisis Saluran Distribusi Hypermarket di
Kota Bandung”. Jurnal Sosiohumaniora 15, no. 2, (2015).

Sudirman dan Mallawa. 2004. Teknik Penangkapan Ikan. Rineka Cipta: Jakarta

Subani, W., dan H. R. Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut. Jurnal
Penelitian Perikanan Laut 5 Tahun 1988 (Edisi Khusus). Jakarta. 248 hal.
Stoner et al., 1992, Manajemen, Jilid 2, Edisi Bahasa Indonesia, Penerbit.

Sumardi JA. 2000. Ikan Segar Mutu dan Cara Penanganan (review) Teknologi
Hasil Perikanan. Malang :Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya.
34

LAMPIRAN
Lampiran 1. Lokasi Praktek Magang
35
36

Lampiran 2. Alat Bantu Yang Digunakan Pada Kapal Bagan

a. Ember Hitam Besar b. Keranjang

c. Roller d. Ember Hitam Kecil

e. Waring f. Lampu Sorot

g. Coolbox
37

Lampiran 3. Dokumentasi Magang

a. Penarikan Waring b. Pemasangan Waring

c. Pendistribusian Ke Pasar Lokal d. Pemindahan Ikan dari waring ke ember

e. Pendistribusian Ke Luar Kota f. Pemindahan Ikan Ke Dalam Coolbox


38

g. Pembuatan SIPI dan SPB


39
Lampiran 4. SIPI dan SPB

a. Surat Persetujuan Berlayar


40

b. Surat Izin Penangkapan Ikan


41

Lampiran 5. Bukti Magang

Anda mungkin juga menyukai