Oleh:
NIT. 18.1.01.046
NIT :18.1.01.046
Menyetujui :
Mengetahui :
Ketua Program Studi
penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN
KATA PENGANTAR...........................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................ii
DAFTAR TABEL................................................................iii
DAFTAR GAMBAR............................................................iv
DAFTAR TABEL................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................vi
I PENDAHULUAN.............................................................1
II TINJAUAN PUSTAKA....................................................3
2.1.4 Persiapan................................................7
ii
2.2.3 Alat navigasi..........................................14
2.3.1 Rumpon.................................................15
DAFTAR PUSTAKA.................................................27
LAMPIRAN.............................................................29
iii
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar halaman
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran halaman
vi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
1
sangat di tentukan oleh ilmu dan teknologi penangkapannya (Mallawa
dan sudirman, 2004).
Teknologi bantu penangkapan ikan sangat penting dalam
pengoprasian alat tangkap purse seine baik untuk mengumpulkan
ikan, mencari keberadaan ikan, menentukan daerah penangkapan
maupun untuk mempermudah pengoprasian alat tangkap dalam hal ini
adalah alat-alat navigasi (Esam, 2015)
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk
melaksankan Kerja Praktek Akhir pada sebuah kapal penangkapan
ikan dengan judul laporan “ TEKNIK PENGOPRASIAN PURSE
SEINE DI KM.RAJAWALI A DI PPP TUMUMPA “
1.2 Tujuan
Dalam pelaksanaan Kerja Praktik Akhir (KPA) penulis
2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
1.jaring utama
3
2.jaring bagian sayap
4.srampatan (selvedge)
Mahiswara T.W Budiharti dan Bahaqi (2013) tali ris atas terdiri
dari 2 (dua) bagian yaitu:
4
- Tali pengapit, yaitu tali yang berbuat dari bahan yang sama dengan
tali pelampung tapi pelampung tapi berbeda arah pintalnya, (S dan Z)
dengan maksud agar tali pelampung tidak kusut.
b. tali tegak, yaitu tali yang diikatkan ke dalam tepi sayap jarring dan
menghubungkan antara tali ris bawah dengan fungsi untuk
memperkokoh bagian bawah jarring pada saat jarring di Tarik ke atas
kapal.
7. Pelampung
5
kecil di banding berat jenis air laut. Pada pukat cincin umumnya di
gunakan bahan sintetik berupa busa plastic yang keras.
8. Pemberat
9. Cincin
Sumber:https://www.google.com/search?
safe=strict&tbm=isch&sa=1&ei=OBbOXcXUHYSBvgTmyJDoAQ&q=konstruksi+purse+seine
6
2.1.3 Pengoprasian purse seine
2.1.4 Persiapan
7
1.Arah pelingkaran alat: pelingkaran jaring dapat di lakukan di
kea rah kiri dan kanan yaitu dengan sesuai dengan arah putaran
baling-baling kapal dan tatanan jaring di atas kapl.
a. Arah angin
b. Arah arus
8
pelampung besar sudah berada di haluan kapal dan segera dinaikan ke
atas kapal.
(sumber: google)
sebaiknya penaikan tali kolor tidak memakan waktu yang lama kira
tidak mudah putus, di samping itu penarikan tali kolor yang terlalu
9
lingkaran jaring. Guna menghindari ikan ikan melarikan diri ke arah
(sumber: google)
10
Semakin cepat proses penaikan tali kolor, maka semakin cepat
pula cincin purse seine akan terkumpul sehingga jaaring akn
membentuk sebuah kantong dan kawanan ikan tidak dapat meloloskan
diri lagi. Hal ini dimaksudkan demi efisiensi dan tingkat keberhasilan
operasi penangkapan yang tinggi.
2.Penarikan isi jaring
(sumber: google)
1. Kecerahan perairan
2. Adanya angin dan arus angin
3. Musim
4. Panjang dan kedalaman air
5. Kecepatan kapal pada waktu melingkari gerombolan ikan
6. Kecepatan menarik badan jaring
7. Predator pemangsa
11
2.1.8 penanganan hasil tangkapan
1. Tahap sortir
2. Tahap pencucian
3. penyiapan es
12
4. Tahap pendinginan
5. tahap pendaratan
Nilai jual ikan hasil tangkapan cukup tinggi, maka ikan harus di
bingkar dari kapal dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan
akibat benturan dan sinar matahari. Jika pembongkaran di lakukan
pada siang hari maka palka perlu di lindungi dengan terpal atau
peneduh lainya. Pembongkaran harus di lakukan dengan cepat agar
ikan tidak banyaj mengalami kenaikan suhu selama pengangkutan.
13
bekerja, turn table (papan yang dapat di lipat) bila ada kekuatan dan
kecepatan tarikan alat-alat mekanis lainnya.untuk menghitung
resistensi (tahanan) jaring. Kecepatan melaju pada waktu
mengoprasikan alat kira-kira 20% lebih lambat
(sumber: google)
1. Kompas
14
3. GPS
GPS adalah salah satu sistem radio navigasi dan penentuan posisi
menggunakan satelit. Nama formalnya NAVSTAR GPS singkatan dari
Navigation Satelite And Ranging Positioning System. Dalam hal
penentuan posisi, GPS dapat memberikan ketelitian posisi
spektrumnya cukup luas, dari yang sangat teliti sampai yang biasa
biasa saja. (Kuncowati, 2015)
4. Radar
4.fish finder
2.3.1 Rumpon
15
berfungsi untuk memikat ikan agar berkumpul dalam suatu daearah.
Rumpon laut dalam adalah alat bantu pengumpul ikan yang di
gunakan dalam operasi penangkapan ikan. Rumpon ini di letakan di
suatu perairan yang kedalaman lebih dari 200 meter, yaitu berfungsi
sebagai tempat berteduh atau berlindung dan tempat mencari makan
bagi ikan-ikan pelagis besar.
1.penempatan rumpon
b. Rumpon laut dalam yaitu kedalaman laut lebih dari 200 meter
2.Konstruksi rumpon
a.Pelampung
d.Tali payaw
16
tali payaw di gunakan segel dan beberapa bagian tersebut di lengkapi
kili-kili/patiri (swivel).
c. Attractor
(sumber: google)
17
induk di atas perahu melalui pelampung-pelampungnya. Hal ini
menyebabkan ikan-ikan yang semula berkumpul di sekitar rumpon
beralih ke rumpon mini dan di sini di lakukan penangkapan.
18
b. kedalaman perairan, hal ini akan sangat mengganggu intensitas
cahaya yang masuk ke dalam perairan tersebut.
c. sinar bulan, pada waktu bulan terang, cahaya bulan akan menyebar
sehingga penggunaan cahaya lampu tidak akan efektif
19
Menurut Fauzim (2014), penanganan ikan di atas kapal harus
baik dan benar agar di peroleh hasil yang semaksimal mungkin.
Keberhasilan penanganan ikan di atas kapal dapat di pengaruhi oleh
beberapa faktor di antaranya alat penanganan, media pendingin,
teknik penanganan, dan keterampilan.
Pamakaian alat-alat penanganan yang lengkap dan baik dalam
arti dapat memperkecil kerusakan fisik, kimia, mikrobiologi dan
biokimia akan memberikan hasil yang maksimal. Media pendingin yang
meberikan hasil yang baik adalah media pendingin yang dapat
memperlambat proses biokimia dan pertumbuhan mikroba dalam
daging ikan.
Menurut tomasilia dan usemahu (2004) hasil tangkapan yang
telah tercurah di deck kapal harus di sortir atau di pilih dan di pisahkan
untuk ikan-ikan ekonomis penting dan yang tidak mempunyai nilai
ekonomis penting. Adapun ikan-ikan yang telah di pilih dan
mempunyai nilai ekonomis penting segera di cuci dengan air laut yang
bersih dan di simpan ke dalam palka yang sudah di lengkapi dangan
alat pendingin atau bila lainnya dapat di campur dengan es pecahan
dengan perbandingan ikan:es (satu kilo ikan, satu kilo es)
20
BAB III. METODE PRAKTEK
1.Alat
• Alat tangkap
• Kapal
• mesin induk
• Mesin bantu
• seperangkat kunci-kunci
• peralatan keselamatan
• proposal alat tulis menulis
• alat dokumentasi/kamera
• obat-obatan/P3K
2.Bahan
• bahan bakar
• air tawar
21
• minyak pelumas
1. Data primer
22
i) Cara penanganan ikan di atas kapal
2. Data sekunder
23
3.4 Prosedur Kerja
24
d. Konsultasi proposal dengan perusahaan dan orientasi
lapangan
2. Pelaksanaan kegiatan
a. Pelaksanaan kegiatan
b. Terjun langsung melakukan pekerjaan
c. Wawancara dengan menggunakan kuisioner
3. Pengakhian
a. Menyusun Laporan Kerja Praktek Akhir
b. Konsultasi dengan dosen pembimbing
c. Seminar laporan dan ujian komprehensif
4. Jadwal kegiatan: sebelum melaksanakan Kerja Praktek Akhir
terlebih dahulu melakukan persiapan dan tahapan
perencanaan agar kegiatan yang akan di lakukan dapat di
kendalikan
25
c. Seminar laporan dan ujian komprehensif
4. Jadwal kegiatan: sebelum melaksanakan Kerja Praktek Akhir
terlebih dahulu melakukan persiapan dan tahap perencanaan
agar kegiatan yang akan di lakukan dapat di kendalikan
Konsultasi
1 dengan dosen
pembimbing
Penyusunan
2
Proposal
Seminar
3
Proposal
Persiapan
4
Kelokasi KPA
Pelaksanaan
5
KPA
Penarikan
6
Kpa
Penyusunan
7
Laporan
8 Konsultasi
Seminar
9
Laporan
26
DAFTAR PUSTAKA
27
Silitonga, C., Isnaniah., I. Syofian (2016) Studi Konstruksi Alat
28
LAMPIRAN
1.pelaksaan setting
2.pelaksanaan hauling
29
3. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan penangkapan
c. ikan apa saja yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan menjadi
sasaran utama?
30
Lampiran 2. Data Spesifikasi Kapal
I. Identifikasi kapal
a. Nama kapal :
b. Tanda selar :
c. Tipe kapal :
d. Tahun pembuatan :
e. Tempat pendaftaran :
f. Nomor SIUP :
g. Nomor SIPI :
II. Ukuran kapal
a. Panjang :
b. Lebar :
c. Dalam :
d. Draf :
e. Isi kotor :
f. Isi bersih :
III. Spesifikasi mesin
a. Jenis mesin :
b. Merek :
c. Kapasitas pk :
d. Bahan bakar :
e. Kapasitas tengk :
IV. Awak kapal
a. Nahkoda :
b. Pembantu nahkoda :
c. KKM :
d. Pembantu KKM :
e. ABK :
V. Perlengkapan keselamatan
a. Life boat :
b. Life craft :
c. Life buoy :
31
d. Life jacket :
e. Fire extinguisher :
f. Fire rocket :
7. Lampu
° Bahan :
° Jenis lampu :
° Warna lampu :
32
° Jumlah lampu :
° Bahan bakar lampu :
° Intensitas cahaya :
° Penempatan lampu :
33
Lampiran 4. Data jenis ikan hasil tangkapan
34
Lampiran 5. Data Operasi Penangkapan
Hari/ Waktu Penggunaan
Posisi Arah Ket
No Tangga Operasi Alat Bantu
l Lintang Bujur Arus Angin Setting Hauling Lampu Rumpon
35
36