Anda di halaman 1dari 45

TEKNIK PENGOPRASIAN PURSE SEINE

PADA KM. RAJAWALI A


DI. PPP TUMUMPA

PROPOSAL KERJA PRAKTEK AKHIR (KPA)

PROGRAM STUDI TEKNIK PENANGKAPAN IKAN

Oleh:

PATRICK JOSHUA PEBIOLA LIUW

NIT. 18.1.01.046

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

BADAN RISET DAN SDM KELAUTAN DAN


PERIKANAN
POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN BITUNG
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Teknik pengoprasian purse seine pada KM.Rajawali
A di PPP tumumpa

Nama : Patrick Joshua Pebiola Liuw

NIT :18.1.01.046

Proposal Kerja Praktek Akhir ini di susun


Sebagai salah satu syarat untuk
Mengikuti Kerja Praktek Akhir
Program studi Teknik Penangkapan Ikan
Pada Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung

Menyetujui :

Pembimbing utama pembimbing pendamping

Ir. Jul Manohas. M.Si Johnny H.Tumiwa,S.pd.,M.Si


NIP.19610213 199903 2 001 NIP.19571110 198903 1 002

Mengetahui :
Ketua Program Studi

Ir. Jul Manohas. M.Si


NIP.19610213 199903 2 001
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


karena atas berkah dan rahmatnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal Kerja Praktek Akhir pada Politeknik Kelautan
dan Perikanan Bitung. Melalui kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:

1. Ir. Adi Suseno M.Si selaku direktur Politeknik Kelautan dan


Perikanan Bitung yang telah menugaskan penulis untuk
mengikuti KPA.
2. Ir. Jul Manohas. M.Si dan Johnny H.Tumiwa,S.pd.,M.Si
sebagai pembimbing utama dan pembimbing pendamping
atas bimbingan dan arahan yang telah di berikan dalam
penyusunan Proposal Kerja Praktek Akhir ini.
3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
proposal Kerja Praktek Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari


kesempurnaan sehingga penulis mengharapkan adanya kritik
dan saran yang bersifat membangun

Semoga Proposal Kerja Praktek Akhir (KPA) ini dpat


bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis.

Bitung, November 2020

penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN

KATA PENGANTAR...........................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................ii

DAFTAR TABEL................................................................iii

DAFTAR GAMBAR............................................................iv

DAFTAR TABEL................................................................v

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................vi

I PENDAHULUAN.............................................................1

1.1 Latar belakang ................................................1


1.2 Tinjauan pustaka.............................................2

II TINJAUAN PUSTAKA....................................................3

2.1 Alat tangkap ikan.................................................3

2.1.1 Definisi purse seine..................................3

2.1.2 Konstruksi purse seine..............................3

2.1.3 Pengoprasian purse seine..........................7

2.1.4 Persiapan................................................7

2.1.5 Penurunan alat tangkap (setting)...............7

2.1.6 Penaikan alat angkap (hauliing) ...............9

2.1.7 Faktor yang mempengaruhi penangkapan. .11

2.1.8 Penanganan hasil tangkapan....................12

2.2 Kapal penangkap ikan.........................................13

2.2.1 Bangunan kapal......................................13

2.2.2 Konstruksi kapal purse seine....................14

ii
2.2.3 Alat navigasi..........................................14

2.3 Alat bantu penangkapan......................................15

2.3.1 Rumpon.................................................15

2.3.2 Cahaya lampu........................................18

2.3.3 Daerah penangkapan...............................19

2.3.4 Hasil tangkapan......................................19

III METODE PRAKTEK.....................................................21

3.1 Waktu dan tempat pelaksanaan KPA......................21

3.2 Alat dan bahan...................................................21

3.3 Metode pengumpulan data...................................22

3.3.1 Cara pengambilan data............................22

3.3.2 Cara pengambilan data............................22

3.3.3 Analisis data...........................................23

3.4 prosedur kerja....................................................23

3.5 Rancangan kegiatan............................................24

3.6 Rencana kegiatan...............................................25

DAFTAR PUSTAKA.................................................27

LAMPIRAN.............................................................29

iii
DAFTAR TABEL

Tabel halaman

1. Jenis alat bantu penarikan tali kolor............................10


2. Rencana kegiatan.....................................................26

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar halaman

1. Konstruksi alat tangkap purse seine.............................6


2. Penurunan alat tangkap purse seine (setting)................9
3. Penarikan tali kolor...................................................10
4. Penarikan jaring (hauling).........................................11
5. Konstruksi kapal purse seine.....................................14
6. Rumpon..................................................................17

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran halaman

1. Kuisioner yang di gunakan dalam Kerja Praktek Akhir. . .29


2. Data spesifikasi kapal...............................................31
3. Data spesifikasi alat bantu penangkapan.....................32
4. Data dan jenis hasil tangkapan...................................34
5. Data operasi penangkapan........................................35

vi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang

Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau, mencapai hampir 13.446


pulau, dikenal sebagai negara maritim karena luas wilayah lautan yang
lebih besar dibandingkan daratan, sekitar 2/3 luas total wilayah negara
Indonesia. Luas areal lautan menjadikan perairan Indonesia dapat
disebut sebagai arteri dunia karena digunakan sebagai jalur angkutan
laut, aktivitas maritim, dan yang paling penting adalah perdagangan
lintas laut (Halida, 2013 dalam Talib, 2017).

Purse seine atau jaring lingkar merupakan alat tangkap yang


efektif untuk menangkap ikan-ikan pelagis yang bersifat bergerombol
dan cara hidup dekat dengan perairan. Alat tangkap ini bersifat aktif
karena dalam pengoperasiannya bersifat menghalangi, mengurung
serta mempersempit ruang gerak ikan baik kesamping (horizontal)
maupun kearah dalam (vertical) sehingga ikan tidak dapat melarikan
diri dan akhirnya tertangkap. (Tomasila dan Usemahu, 2004).
Untuk mendapatkan hasil tangkapan yang banyak dalam
kegiatan penangkapan ikan di laut, harus ada faktor penunjang dalam
pengoperasiannya. Seperti alat bantu pengkapan yang paling efektif
dan efisien menggunakan alat bantu ponton dan cahaya lampu agar
lebih mempermudah mengumpulkan ikan dalam suatu daerah
penangkapan (fishing ground).
Purse seine merupakan alat penangkap ikan yang penting baik
untuk perikanan pantai maupun perikanan lepas pantai dengan tujuan
penangkapan adalah ikan-ikan yang tingkah lakunnya antara lain
membentuk gerombolan dan berada dekat dengan permukaan air (sea
surface).
Cara pengoprasian alat tangkap ini di lakukan dengan dua cara
yaitu di operasikan dengan cara mengeajar gerombolan ikan dan
menggunakan alat bantu penangkapan seperti rumpon, cahaya dan
alat-alat navigasi, namun keterampilan mengoprasikan alat tangkap

1
sangat di tentukan oleh ilmu dan teknologi penangkapannya (Mallawa
dan sudirman, 2004).
Teknologi bantu penangkapan ikan sangat penting dalam
pengoprasian alat tangkap purse seine baik untuk mengumpulkan
ikan, mencari keberadaan ikan, menentukan daerah penangkapan
maupun untuk mempermudah pengoprasian alat tangkap dalam hal ini
adalah alat-alat navigasi (Esam, 2015)
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk
melaksankan Kerja Praktek Akhir pada sebuah kapal penangkapan
ikan dengan judul laporan “ TEKNIK PENGOPRASIAN PURSE
SEINE DI KM.RAJAWALI A DI PPP TUMUMPA “

1.2 Tujuan
Dalam pelaksanaan Kerja Praktik Akhir (KPA) penulis

mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Dapat mengoperasikan alat tangka purse seine.


2. Dapat mengoperasikan alat-alat navigasi di atas kapal.
3. Dapat melakukan penanganan hasil tangkapan di atas kapal

2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Alat Tangkap Ikan

Alat tangkap ikan yang di desain khusus untuk menangkap ikan-


ikan pelagis yang bergerombol dalam jumlah yang sangat besar,
dengan melingkari gerombolan ikan, mengurung dan menutup bagian-
bagian yang di perkirakan dapat meloloskan diri.

2.1.1 Definisi purse seine


Purse seine adalah alat penangkap ikan yang berbentuk kantong
di lengkapi dengan cincin dan tali purse line yang terletak di bawah tali
ris bawah berfungsi menyatukan bagian bawah jaring sewaktu operasi
dengan cara menarik tali purse line tersebut sehingga jaring
membentuk kantung. Alat penangkap ikan purse seine ini termasuk ke
dalam klasifikasi pukat kantong (Nedelec, 2000)
Purse seine adalah suatu alat penangkap ikan yang di golongkan
kedalam kelompok jaring lingkar (surrounding nets), jaring ini di
operasikan dengan cara melingkari gerombolan ikan, baik dari bagian
samping maupun dari bagian bawah, sehingga gerombolan ikan
tersebut tidak dapat meloloskan diri dari jaring. (Baskoro dan
Suherman, 2007).

2.1.2 Konstruksi Purse seine


Konstruksi dari alat penangkapan adalah bentuk umum yang
menggambarkan suatu alat penangkapan dan bagian-bagiannya
dengan jelas sehingga mudah dimengerti. (syofyan, dalam silitonga et
al, 2016)

1.jaring utama

Bahan utama yang biasa digunakan untuk pembuatan jaring


utama biasannya amenggunakan nylon atau vinylon. Ukuran mata
jarring disesuaikan dengan jenis-jenis ikan yang akan di tangkap.
(Mahiswara. T.W Budiharti dan bahaqi,2013)

3
2.jaring bagian sayap

Jarring bagian sayap yaitu bagian jarring yang terletak di


samping kiri dan kanan pada jenis jarring berkantong tengah. Jaring
bagian sayap yaitu jarring yang terletak pada samping kiri dan kanan
pada jarring berkantong tengah. (Mahiswara.T W Budiharti dan
bahaqi,2013)

3.jaring pembentuk kantong

Jarring bagian pembentuk kantong yaitu tempat untuk


mengonsentrasikan ikan yang telah terkurung sehingga dapat
mempermudah pada saat menaikan ikan hasil tangkapan ke atas kapal
(palka). (Mahiswara.T W Budiharti dan Bahaqi,2013)

4.srampatan (selvedge)

Ada dua bagian yaitu srampat atas dan bawah yang


menghubungkan antara tali ris dan bagian jarring (kantong, badan,
sayap). DKP,2005

Menurut santoso dan fermenas (2014), srampat (selvedge) atau


disebut juga jarring penguat berfungsi untuk melindungi bagian tepi
jarring utama yang diikat pada tali ris agar bagian tepi jarring utama
tidak cepar rusak atau robek. Bahan yang di gunakan pada selvedge
ini menggunakan bahan yang lebih kaku dari jarring utama seperti
polyethyelene.

5.Tali ris atas

Mahiswara T.W Budiharti dan Bahaqi (2013) tali ris atas terdiri
dari 2 (dua) bagian yaitu:

- Tali pelampung, yaitu tali yang melewati lubang-lubang pelampung.

4
- Tali pengapit, yaitu tali yang berbuat dari bahan yang sama dengan
tali pelampung tapi pelampung tapi berbeda arah pintalnya, (S dan Z)
dengan maksud agar tali pelampung tidak kusut.

6.Tali ris bawah

Mahiswara T.W Budiharti dan Bahaqi (2013), Tal iris bawah


terdiri dari

a. Tali pemberat, yaitu tali yang di masukan ke dalam lubang-lubang


pemberat.

b. tali tegak, yaitu tali yang diikatkan ke dalam tepi sayap jarring dan
menghubungkan antara tali ris bawah dengan fungsi untuk
memperkokoh bagian bawah jarring pada saat jarring di Tarik ke atas
kapal.

c. Tali cincin, yaitu tali tempat bergantungnya cincin sebagai pemberat


yang terdapat di tali ris bawah.

d. tali kerut, tali kerut untuk mengubungkan ring dengan jaringn


bagian bawah pada waktu operasi maka digunakan tali kerut yang di
tarik setelah jarring selesai di lingkarkan. Karena dengan
terkumpulnya ring maka jaring bagian bawah akan terkumpul menjadi
satu. Sebaiknya penarikan tali kerut harus sehalus dan secepat
mungkin sampai seluru cincin purse seiene terkumpul dan muncul dari
laut, atau hamper terasa cukup.

7. Pelampung

Menurut santoso dan Fermenas (2014), pelampung memiliki


fungsi untuk mengapungkan seluruh alat tangkap ke dalam permukaan
air. Bahan yang di gunakan adalah bahan yang berat jenisnya lebih

5
kecil di banding berat jenis air laut. Pada pukat cincin umumnya di
gunakan bahan sintetik berupa busa plastic yang keras.

8. Pemberat

menurut Santoso dan Fermenas (2014), pemberat berfungsi


agar jaring lebih cepat tenggelam sewaktu di operasikan maka tali ris
bawah perlu di beri pemberat. Bahn yang di gunakan pemberat
biasanya menggunakan timah atau tambul.

Menurut Mudztahid (2013), Pemberat berfungsi untuk


menenggelamkan badan jaring sewaktu di operasikan, semakin berat
pemberat maka jaring utama akan semakan cepat tenggelamnya.

9. Cincin

Menurut Santoso dan Fermenas (2014), cincin berfungsi


sebagai lewatmya tali kolor sewaktu di Tarik agar bagian bawah jaring
dapat tearkumpul. Bahan yang di gunakan terbuat dari kuningan atau
tembaga, kadang-kadang di gunakan bahas besi lapis baja.

gambar 01. Konstruksi alat tangkap purse seine

Sumber:https://www.google.com/search?

safe=strict&tbm=isch&sa=1&ei=OBbOXcXUHYSBvgTmyJDoAQ&q=konstruksi+purse+seine

6
2.1.3 Pengoprasian purse seine

Setelah samapi di daerah yang di anggap baik untuk


melakukan penangkapan, serta keadaan cuaca yang memungkinkan
purse seine perlu di persiapkan segala sesuatunya, persiapan
persiapan tersebut antara lain:

1.Mengikat cincin pada pemberat

2.memasang pelampung pada tali pelampung

3.memasukan tali kolor ke cincin yang di pasang ring stick

4.memperbaiki jaring apabila terjadi kerusakan.

Pengoprasian penangkapan terdiri dari: Persiapan, penurunan


alat tangkap (setting), penaikan jaring (hauling), dan menaikan ikan di
atas kapal.

2.1.4 Persiapan

Perbekalan dan peralatan yang di gunakan pada saat operasai


penangkapan harus di persiapkan dengan matang, sehingga pada saat
operasi penangkapan berjalan dapat berjalan dengan lancer.

Adapun persiapan yang di lakukan meliputi: persiapan


administrasi (dokumen), persiapan ransum makanan, persiapan air
tawar, persiapan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan pelumas.

2.1.5 Penurunan alat tangkap (setting)

Setting adalah suatu kegiatan di mana penurunan jaring


(melingkari gerombolan ikan. Setting di lakukan dengan cara bertahap
sampai jaring melingkari gerombolan ikan (scholling). menurut
tomasilia dan usemau (2004), hal-hal yang harus di perhatikan dalam
pelingkaran purse seine yaitu:

7
1.Arah pelingkaran alat: pelingkaran jaring dapat di lakukan di
kea rah kiri dan kanan yaitu dengan sesuai dengan arah putaran
baling-baling kapal dan tatanan jaring di atas kapl.

2.Kedudukan alat dan gerombolan ikan terhadap kapal


penangkap. Pada waktu pelingkaran alat untuk mengepung
gerombolan ikan perlu di perhatikan factor-faktor tersebut:

a. Arah angin

terhdap arah datangnya angina, kedudukan gerombolan ikan


dan jaring harus di tempatkan di atas angina sedangkan kapal harus di
atas angin.

b. Arah arus

kebalikan dari kedudukan arah angin, kedudukan kapal


terhadap arah arus adalah di atas arus.

c.Arah gerombolan ikan

Terhadap arah pergerakan gerombolan ikan kedudukan jaring


harus menghadang kemuka gerombolan ikan sedangkan kedudukan
kapal berada di belakang gerombolan ikan.

d. Arah datang sinar matahari

Terhadap datangnya sinar matahari, gerombolan ikan dan


jaring harus di tempatkan kearah datangnya sinar matahari,
sedangkan kedudukaan kapal adalah sebaliknya harus bertentangan
dengan arah datangnya sinar matahari.

Proses setting dimulai dengan komando nahkoda, pelampung


besar (buoy) dilepas ke laut, kapal di jalankan dengan cepat hamper
searah ataupun memotong arus, kemudian jaring di lingkarkan pada
gerombolan ikan, dengan memperhitungkan jari-jari lingkaran dan
gerombolan ikan maka setelah selesai penurunan jaring maka

8
pelampung besar sudah berada di haluan kapal dan segera dinaikan ke
atas kapal.

(sumber: google)

Gambar 02. Penurunan alat tangkap (setting)

2.1.6 Penarikan alat tangkap (hauling)


Penarikan badan jaring dimulai dari ujung-ujung sayap, hal ini

dilakukan pada purse seine yang menggunakan kantong yang

ditengah-tengah jaring atau yang ditarik oleh tenaga manusia. Tetapi

pada purse seine jaring ditarik menggunakan tenaga hidrolik (power

block), biasanya kantong dibuat pada satu ujung sayap. Penarikan

jaring dilakukan mulai dari ujung sayap yang tidak berkantong.

Penarikan dilakukan dengan melepas ring dari badan jaring, tetapi

pada purse seine yang ditarik manusia cincin tidak dilepaskan

(Mudztahid, 2008). 1.penarikan tali kolor

Penarikan tali kolor menurut marzuki dalam gardjito (2000).

sebaiknya penaikan tali kolor tidak memakan waktu yang lama kira

berkisar 30 menit dengan kecepatan sedang agar supaya tali kolor

tidak mudah putus, di samping itu penarikan tali kolor yang terlalu

cepat akan menyebabkan kapal akan tertarik masuk ke dalam

9
lingkaran jaring. Guna menghindari ikan ikan melarikan diri ke arah

vertical ataupun horizontal maka kkecepatan penarikan tali kolor harus

di perhatikan setelah jaring di lingkarkan.

(sumber: google)

Gambar 03. Penarikan tali kolor

Alat-alat bantu penaikan tali kolor dapat di bedakan dalam 5 jenis,


sesuai dengan jenis tali kolor yang digunakan, yaitu:

Tabel 1. Jenis alat bantu penarikan tali kolor

No Jenis Alat Jenis bahan tali


kolor

1 Captstand Serat manila

2 Windlass Serat manila

3 One drum winch Kawat baja

4 Two drum trawl winch Kawat baja

4 Three-four seine winch Kawat baja

(Sumber: ben yami 1994)

10
Semakin cepat proses penaikan tali kolor, maka semakin cepat
pula cincin purse seine akan terkumpul sehingga jaaring akn
membentuk sebuah kantong dan kawanan ikan tidak dapat meloloskan
diri lagi. Hal ini dimaksudkan demi efisiensi dan tingkat keberhasilan
operasi penangkapan yang tinggi.
2.Penarikan isi jaring

penarikan isi jaring harus cepat, namun hati-hati mengingat


ikan masih bisa lolosdan melarikan diri dengan cara melompati tali
pelampungnya

(sumber: google)

Gambar 04. penarikan jaring (hauling) di atas kapal

2.1.7 Faktor yang mempengaruhi penangkapan

Faktor yang mempengaruhi penangkapan ikan, yaitu meliputi:

1. Kecerahan perairan
2. Adanya angin dan arus angin
3. Musim
4. Panjang dan kedalaman air
5. Kecepatan kapal pada waktu melingkari gerombolan ikan
6. Kecepatan menarik badan jaring
7. Predator pemangsa

11
2.1.8 penanganan hasil tangkapan

Penanganan hasil tangkapan merupakan suatu tugas yang harus


di selesaikan dengan cepat oleh seluruh anak buah kapal setelah
selesai melakukan operasi penangkapan. Penanganan ikan hasil
tangkapan dengan baik akan menentukan mutu atau kualitas ikan
tersebut sehingga harga ikan pun akan menjadi tinggi (Deni. S, 2015).
Langkah-langkah yang perlu di ambil dalam melakukan operasi
penanganan di atas kapal adalah sebagai berikut:

1. Tahap sortir

Dalam tahap ini di lakukan pemisahan ikan sesuai dengan


ukuran sebelum di masukan ke dalam bak penampung, tujuan dari
penyortiran yaitu memisahkan menurut kualitas yakni apabila terluka
pada tubuh ikan maka di pisahkan dan tidak lagi di proses.

2. Tahap pencucian

Tahap ini di lakukan untuk pembersihan ikan dari darah serta


kotoran yang menempel pada tubuh ikan tujuan tahap ini adalah untuk
mengurangi jumlah bakteri yang terdapat pada tubuh ikan sehingga
mutu ikan dapat terjaga. Pencucian umumnya di lakukan dengan
menggunakan air laut sebelum di letakan pada bak yang berisi es.

3. penyiapan es

Es balok yang berada pada palka di masukan ke dalam karung


untuk di hancurkan sampai ukuran paling besar berdiameter 5cm,
tetapi rata-rata berdiameter 2-3cm, es berfungsi untuk mengurangi
pertumbuhan bakteri dan menjaga agar suhu ikan tetap stabil
sehingga pertumbuhan bakteri sangat sedikit sehingga mutu ikan
dapat terjaga.

12
4. Tahap pendinginan

Setelah es di siapkan maka pendingin langsung di mulai dengan


cara mencampur ikan dengan es ialah dengan membuat lapisan es
pada dasar, kemudian di atasnya di letakan selapis ikan. Berikutnya. di
buat dengan lapisan es dan berganti-ganti, dan di tutup dengan
lapisan es sebagai lapisan teratas.

5. tahap pendaratan

Nilai jual ikan hasil tangkapan cukup tinggi, maka ikan harus di
bingkar dari kapal dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan
akibat benturan dan sinar matahari. Jika pembongkaran di lakukan
pada siang hari maka palka perlu di lindungi dengan terpal atau
peneduh lainya. Pembongkaran harus di lakukan dengan cepat agar
ikan tidak banyaj mengalami kenaikan suhu selama pengangkutan.

2.2 Kapal penangkap ikan

menurut setianti ( 2007) kapal purse seine adalah secara


khusus dirancang untuk digunakan menangkap ikan denagn alat
tangkap jenis purse seine atau sering di sebut juga pukat cincin, kapal
ini sekaligus di gunakan untuk menyimpan, mendinginkan, dan
mengangkut hasil.

2.2.1 Bangunan kapal

Bentuk rancangan dan dimensi purse seine haruslah sesuai


dengan ukuran dan bentuk kapal, peralatan deck dan fasilitas lain. jadi
sambil merancang purse seine harus di himpun data mengenai
kecepatan maksimal kapal, kecepatan waktu menurunkan jaring
(operasi), radius putaran minimum, dimensi kapal, deck tempat

13
bekerja, turn table (papan yang dapat di lipat) bila ada kekuatan dan
kecepatan tarikan alat-alat mekanis lainnya.untuk menghitung
resistensi (tahanan) jaring. Kecepatan melaju pada waktu
mengoprasikan alat kira-kira 20% lebih lambat

2.2.2 Konstruksi kapal purse seine

Kapal purse seine termasuk jenis kapal encircling dan


merupakan kapal yang di gunakan untuk membawa alat tangkap
purse seine yang menangkap ikan bersifat schooling fish. Oleh kapal
harus memiliki kapsitas dukung yang besar dan sebagai kapal yang
membawa alat tangkap yang di persiapkan sangat penting. Menurut
fysion (1995) dalam (Aziz. M.K, 2017) bahwa purse seine umumnya
memiliki hasil tangkapan dalam jumlah banyak sehingga perlu di
rancang agar memiliki kapasitas daya muat yang tinggi.

(sumber: google)

Gambar 05. konstruksi kapal purse seine

2.2.3 Alat navigasi

1. Kompas

Kompas adalah salah satu alat navigasi yang berfungsi untuk


menetapkan arah haluan kapal dan untuk membaring suatu target
sasaran (Runny A N, 2014)

14
3. GPS

GPS adalah salah satu sistem radio navigasi dan penentuan posisi
menggunakan satelit. Nama formalnya NAVSTAR GPS singkatan dari
Navigation Satelite And Ranging Positioning System. Dalam hal
penentuan posisi, GPS dapat memberikan ketelitian posisi
spektrumnya cukup luas, dari yang sangat teliti sampai yang biasa
biasa saja. (Kuncowati, 2015)

4. Radar

Radar adalah singkatan dari Radio Detecting and Ranging. Radar


merupakan salah satu alat bantu navigasi elektronika, yang di
gunakan untuk mendeteksi obyek (target/sasaran) berdasarkan prinsip
pengukuran waktu tempu yang di perlukan untuk merambatkan pulsa
sinyal gelombang elektromagnetik, sejak sinyal tersebut di pancarkan
oleh transmitter hingga gema (echo-)yang di pantulkan oleh obyek ke
pesawat penerima tersebut selanjutnya tergambar pada layar kaca
(position plane indicator dan PPI), sehingga arah baringan dan jarak
pengamat terhadap obyek dapat di ketahui . (Kuncowati, 2015)

4.fish finder

Alat navigasi fish finder ini berfungsi untuk menentukan


kedalaman perairan, mendeteksi ikan di bawah perairan dan mencari
gerombolan ikan (M, Fadil dan Hari ilhamdi, 2019)

2.3 alat bantu penangkapan ikan

2.3.1 Rumpon

Soegiri dan Nur Bambang (2004), merupakan suatu bangunan


benda yang menyerupai pepohonan yang di pasang atau di tanam di
suatu tempat di tengah laut. Rumpon biasa di sebut juga dengan Fish
Agregation Device (FAD) yaitu suatu alat bantu penangkapan yang

15
berfungsi untuk memikat ikan agar berkumpul dalam suatu daearah.
Rumpon laut dalam adalah alat bantu pengumpul ikan yang di
gunakan dalam operasi penangkapan ikan. Rumpon ini di letakan di
suatu perairan yang kedalaman lebih dari 200 meter, yaitu berfungsi
sebagai tempat berteduh atau berlindung dan tempat mencari makan
bagi ikan-ikan pelagis besar.

1.penempatan rumpon

Berdasarkan posisi penempatannya, rumpon dapat di


klasifikasikan menjadi dua jenis yaitu rumpon permukaan yang
befungsi untuk mengumpulkan ikan-ikan pelagis, dan rumpon dasar
yang berfungsi untuk mengumpulkan ikan-ikan demersial. rumpon
juga dapat di klasifikasikan menurut kedalamannya yaitu:

a. Rumpon laut dangkal yaitu kedalaman laut sampai 200 meter

b. Rumpon laut dalam yaitu kedalaman laut lebih dari 200 meter

2.Konstruksi rumpon

Secara garis besar konstruksi rumpon dapat di definisikan


melalui komponen-komponennya yang meliputi:

a.Pelampung

komponen utama pelampung terbuat dari berbagai macam


bahan di antaranya rakit bambu, bahan besi plat ponton atau torpedo,
atau rangkaian drum oli berlapis fiberglass

d.Tali payaw

terbuat dari rangkaian beberapa jenis bahan antara lain rantai,


tali baju (wire rope), tali polyethylene (PE) atau tali polyprophylene
(PP). tali-tali ini juga merupakan komponen utama yang panjangya
kurang lebih 1,5 kali kedalaman laut. Pada tiap sambungan rangkaian

16
tali payaw di gunakan segel dan beberapa bagian tersebut di lengkapi
kili-kili/patiri (swivel).

c. Attractor

Terbuat dari berbagai macam bahan di antaranya daun kelapa,


jaring bekas, atau pita plastik yang berfungsi sebagai tempat
berkumpulnya ikan.

d. jangkar atau pemberat

terbuat dari bahan beton cor (concrete) yang berjumlah 2-5


buah, masing-masing mempunyai berat 200 – 500 kg. jumlah
pemberat tergantung dari kedalaman atau panjang tali rumpon/payaw
yang di gunakan.

(sumber: google)

Gambar 06. rumpon

5. prinsip kerja rumpon

Menurut garditjo (2000), bahwa ikan-ikan kecil berkumpul di


sekitar rumpon karena adanya palnkton ataupu organisme yang lain
yang hidup dan menempel pada daun kelapa. Rumpon merupakan
pengganti terumbu karang atau tumbuhan laut.

Pada waktu penangkapan mulai di atur sedemikian rupa dan di


usahakan agar ikan-iakn berkumpul di sekitar rumpon agar dapat di
pindahkan atau distimulasikan ke rumpon mini. Caranya ada beberapa
macam misalnya menggiring dengan menggerak-gerakan rumpon

17
induk di atas perahu melalui pelampung-pelampungnya. Hal ini
menyebabkan ikan-ikan yang semula berkumpul di sekitar rumpon
beralih ke rumpon mini dan di sini di lakukan penangkapan.

2.3.2 cahaya Lampu

Ikan tertarik pada cahaya melalui penglihatan mata dan


rangsangan melalui otak. Peristiwa tertariknya ikan pada cahaya di
sebut phototaxis. Dengan demikian, ikan yang tertarik oleh cahaya
hanyalah ikan-ikan phototaxis yang umumnya adalah ikan-ikan pelagis
dan sebagian kecil ikan demersal, sedangkan ikan-ikan yang tidak
tertarik oleh cahaya atau menjauh cahaya biasa di sebut photophobi.

Fungsi cahaya dari lampu dalam penangkapan ikan adalah untuk


mengumpulkan ikan sampai pada suatu cathable area tertentu. Tidak
semua ikan tertarik oleh cahaya, pada suatu saat ikan akan
mendeteksi sumber cahaya (fototaxis negatif) ataupun menyebar
karena pengaruh warna dan intensitas cahaya tersebut. Hal ini karena
adanya faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi ikan terhadap
cahaya lampu tersebut (Baskoro dan Suherman, 2007)

Tomasilia dan Usemahu (2014), menyatakan bahwa, faktor-faktor


yang mempengaruhi tertariknya ikan terhadap cahaya adalah sebagai
berikut:

1.faktor dalam (perilaku ikan), yaitu kelakuan atau tingkah laku


(behaviour) ikan itu sendiri. Dalam hal ini tidak semua ikan memberi
rangsangan yang sama terhadap cahaya.

2.faktor luar (lingkungan), yaitu faktor yang menyebabkan tertariknya


ikan terhadap rangsangan cahaya, yaitu:

a. kekeruhan air, kekeruhan air laut sangat mempengaruhi


perambatan cahaya sehingga mengganggu tertariknya ikan terhadap
cahaya.

18
b. kedalaman perairan, hal ini akan sangat mengganggu intensitas
cahaya yang masuk ke dalam perairan tersebut.

c. sinar bulan, pada waktu bulan terang, cahaya bulan akan menyebar
sehingga penggunaan cahaya lampu tidak akan efektif

3. stimulus, stimulus atau rangsangan yang di maksudkan di sini


adalah berupa intesitas, posisi sumber cahaya dan warna cahaya itu
sendiri. Intensitas cahaya yang di gunakan umumnya tergantung pada
umur bulan atau keadaan bulan di langit.

2.3.3 Daerah penangkapan

Menurut tomasilia dan usemahu (2004), daerah penangkapan


umtuk alat tangkap purse seine merupakan daerah terbuka dan luas,
dasarnya harus bebas dari batu dan karang atau kerangka karang
karam yaitu kedalaman berkisar 50 meter. Di daerah penangkapan
purse seine di perairan lepas pantai ukuran lebar jaring dan ukuran
mata jaring din sesuaikan dengan jenis ikan yang akan di tangkap.

Cara mengenali fishing ground dapat di ketahui dengan


memperhatikan tanda-tanda sebagai berikut:

1. Perubahan warna laut


2. Lompatan ikan-ikan di permukaan laut
3. Riak-riak kecil di permukaan laut
4. Adanya bui-buih di permukaan laut
5. Burung-burung yang menukik menyambar ikan di permukaan
laut.
2.3.4 hasil tangkapan
Menurut taufik (2010), jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan
penangkapan dari purse seine adalah ikan-ikan yang membentuk
suatu gerombolan dan berada dekat dengan permukaan air, di
harapkan pula densitas dari gerombolan tersebut tinggi yang berarti
jarak ikan dengan ikan yang lain haruslah sedekat mungkin.

19
Menurut Fauzim (2014), penanganan ikan di atas kapal harus
baik dan benar agar di peroleh hasil yang semaksimal mungkin.
Keberhasilan penanganan ikan di atas kapal dapat di pengaruhi oleh
beberapa faktor di antaranya alat penanganan, media pendingin,
teknik penanganan, dan keterampilan.
Pamakaian alat-alat penanganan yang lengkap dan baik dalam
arti dapat memperkecil kerusakan fisik, kimia, mikrobiologi dan
biokimia akan memberikan hasil yang maksimal. Media pendingin yang
meberikan hasil yang baik adalah media pendingin yang dapat
memperlambat proses biokimia dan pertumbuhan mikroba dalam
daging ikan.
Menurut tomasilia dan usemahu (2004) hasil tangkapan yang
telah tercurah di deck kapal harus di sortir atau di pilih dan di pisahkan
untuk ikan-ikan ekonomis penting dan yang tidak mempunyai nilai
ekonomis penting. Adapun ikan-ikan yang telah di pilih dan
mempunyai nilai ekonomis penting segera di cuci dengan air laut yang
bersih dan di simpan ke dalam palka yang sudah di lengkapi dangan
alat pendingin atau bila lainnya dapat di campur dengan es pecahan
dengan perbandingan ikan:es (satu kilo ikan, satu kilo es)

20
BAB III. METODE PRAKTEK

3.1 Waktu dan tempat pelaksaan KPA

Kegiatan Kerja Praktek Akhir di laksanakan pada bulan februari


2020 sampai dengan bulan juni 2020 di KM. Rajawali A di PPP
tumumpa kota manado, Sulawesi Utara.

3.2 Alat dan bahan

Alat dan bahan yang akan penulis gunakan sebagai berikut:

1.Alat

• Alat tangkap
• Kapal
• mesin induk
• Mesin bantu
• seperangkat kunci-kunci
• peralatan keselamatan
• proposal alat tulis menulis
• alat dokumentasi/kamera
• obat-obatan/P3K

2.Bahan

• bahan bakar
• air tawar

21
• minyak pelumas

3.3 Metode pengumpulan data

3.3.1 Cara pengambilan data

1. Observasi yaitu melakukan pengamatan langsung dengan


mengikuti kegiatan operasi penangkapan dan penangangan
ikan di atas kapal purse seine, mencatat jurnal kegiatan
setting-hauling, mencatat komposisi dan jenis hasil tangkapan

2. interview yaitu mengdakan wawancara dan tanya jawab


dengan pihak-pihak yang terkait/ahli, guna menunjang data
yang telah di dapat dilapangan, seperti data perusahaan.

3. melakukan studi literatur sebagai bahan pertimbangan dan


penunjang dalam penyusunan laporan.

4. dokumentasi yaitu mengambil data yang telah di sediakan


oleh pihak perusahaan serta mengambil gambar pada
pelaksanaan operasi penangkapan

3.3.2 Sumber data

1. Data primer

Data primer adalah data hasil pengamatan langsung di


lapangan pada saat operasi penangkapan, yaitu sebagai berikut

a) Pengoprasian purse seine


b) Jumlah setting-hauling dalam satu trip
c) Komposisi dan jenis hasil tangkapan ikan tiap satu kali
setting-hauling
d) Operasi daerah penangkapan
e) Lamanya waktu pelingkaran dan lama penarikan tali kolor
f) Alat bantu penngkapan
g) Alat-alat navigasi di atas kapal
h) Alat bantu penarikan tali kolor

22
i) Cara penanganan ikan di atas kapal

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang di kumpulkan tidak dari


pengamatan langsung melainkan dri dokumen yang telah tersedia,
yakni meliputi:

a) Keadaan geografis lokasi praktek


b) Sarana dan prasarana produksi
c) Data spesifikasi kapal
d) Data spesifikasi alat tangkap
e) Data time series hasil tangkapan yang ada.

3.3.3 Analisis data

Data yang sudah di dapat kemudian diolah terlebih dahulu


selanjutnya di analisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif
yaitu analisis yang berfungsi untuk mendskripsikan atau memberi
gambaran terhadap obyek yang di teliti melalui data sampel atau
populasi sebagaimana adanya, tanpa melainkan analisis dan membuat
kesimpulan yang berlaku umum.

23
3.4 Prosedur Kerja

Menuju fishing ground


Fishing base
1.Melayarkan kapal
1.Menyiapkan dokumen kapal
2.Melakukan tugas jaga
2.Menyiapkan bahan bakar navigasi

3.Menyiapkan bahan makanan 3.Menentukan posisi kapal

4.Mengisi air bersih ke dalam 4.Menentukan posisi rumpon


palka, dll
5.Menjaga stabilitas kapal

6.Mengatur kecepatan kapal


apabila terjadi cuaca buruk

Kembali ke fishing base Saat di fishing ground

1.Melayarkan kapal 1.Mempersiapkan alat tangkap.


Memperhatikan gerombolan
2.Melakukan tugas jaga kapal ikan

3.Menjaga stabililitas kapal 2.Ikan hasil tangkapan di


masukan ke dalam palka
4.Mengatur kecepatan kapal
apabila terjadi cuaca buruk 3.Memilih ikan hasil tangkapan
dan target sampingan
5.Membersihkan kapal
4.Melakukan penanganan hasil
6.Menyiapkan alat tangkap tangkapan

3.5 Rancangan kegiatan


Adapun rancangan kegiatan selama pelaksanaan Kerja Praktek
Akhir adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan persiapan, kegiatan ini dilakukan sebelum
berangkat ke lokasi praktek
a. Konsultasi dengan dosen pembimbing
b. Penyiapan proposal
c. Melapor ke perusahaan terkait

24
d. Konsultasi proposal dengan perusahaan dan orientasi
lapangan
2. Pelaksanaan kegiatan
a. Pelaksanaan kegiatan
b. Terjun langsung melakukan pekerjaan
c. Wawancara dengan menggunakan kuisioner
3. Pengakhian
a. Menyusun Laporan Kerja Praktek Akhir
b. Konsultasi dengan dosen pembimbing
c. Seminar laporan dan ujian komprehensif
4. Jadwal kegiatan: sebelum melaksanakan Kerja Praktek Akhir
terlebih dahulu melakukan persiapan dan tahapan
perencanaan agar kegiatan yang akan di lakukan dapat di
kendalikan

3.6 Rencana Kegiatan

Adapun rencana kegiatan selama pelaksaan Kerja Praktek Akhir


adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan persiapan: kegiatan ini di lakukan sebelum berangkat


ke lokasi praktek
a. Konsultasi awal dengan dosen pembimbing
b. Penyiapan proposal
c. Melapor ke perusahaan terkait
d. Konsultasi proposal dengan perusahaan dan orientasi
lapangan
2. Pelaksanaan kegiatan
a. Mengamati secara langsung
b. Terjun langsung melakukan pekerjaan
c. Wawancara langsung dengan menggunakan kuisioner
3. Pengakhiran
a. Menyusun laporan Kerja Praktek Akhir
b. Konsultasi dengan dosen pembimbing

25
c. Seminar laporan dan ujian komprehensif
4. Jadwal kegiatan: sebelum melaksanakan Kerja Praktek Akhir
terlebih dahulu melakukan persiapan dan tahap perencanaan
agar kegiatan yang akan di lakukan dapat di kendalikan

Tabel 2. Rencana Kegiatan


Bulan atau waktu pelaksanaan

Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul


Uraian
No
Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Konsultasi
1 dengan dosen
pembimbing
Penyusunan
2
Proposal
Seminar
3
Proposal
Persiapan
4
Kelokasi KPA
Pelaksanaan
5
KPA
Penarikan
6
Kpa
Penyusunan
7
Laporan

8 Konsultasi

Seminar
9
Laporan

26
DAFTAR PUSTAKA

Baskoro,dan Agus Suherman. 2007. Teknologi penangkapan. ikan


dengan cahaya. Universitas Diponegoro : Semarang.

Deni, S. (2015) Karakteristik Mutu Ikan Selama Penangan Pada Kapal

KM. Cakalang. Jurnal Ilmiah dan Perikanan (agrikan UMMU-

Ternate) Volume 8 Edisi 2 (oktober 2015)

Gardjito. 2000. Alat bantu dalam pengoperasian purse seine. Balai


Pelatihan Penangkapan ikan. Tegal.

Heru Santoso, S.Pi., M.Si. Fermenas Bawole, A.Md.Pi. ;

Teknik Pengoperasian Alat Tangkap Purse Seine pada

Kapal Timur Laut 00,Akademi Perikanan Bitung, BPSDM-KP

Kuncowati, 2015. Analisis pengaruh penggunaan peralatan


navigasi elektronik di kapal dan persyaratan
pengawakan pada kapal niaga. Hal 3

Mahiswara T. W Budiharti dan Bahaqi. 2013. Karakteristik Teknis Alat


Tangkap Pukat Cincin di Perairan Teluk Apar, Kabupaten Paser
Kalimantan Timur. J. Lit. Perikanan Indonesia, Vol. 19, No. 1:
1-7.
M. Fadil yahya dan Hari Ilhamdi (2019) ob board observer pada kapal

purse seine teri di perairan pantai lhokseumawe, Aceh.

Nedelec, 2000. FISH LAMPS. Japanese Fishing Gear and methods


textbook for marine Fisheriesresearch course Japan.
Runny A N, 2014. Alat navigasi kompas, 14 oktober 2014.
Soegiri dan Nur Bambang, (2004) Rumpon Laut Dalam (payaw). Balai
Diklat Jakarta.

27
Silitonga, C., Isnaniah., I. Syofian (2016) Studi Konstruksi Alat

Tangkap Pukat Cincin (Purse seine) Di Pelabuhan Perikanan

Nusantara (PPN) Sibolga Kelurahan Pondok Batu Kota Sibolga

Provinsi Sumatera Utara.

Tomasila dan A.rahman usemahu 2004. Teknik Penangkapan Ikan.


Dapertemen Kelautan dan Perikanan: Jakarta. 44 hal

Taufik A, (2010) Jenis Hasil Tangkapan Dengan Alat Tangkap Purse


seine. PT Rinenka Cipta. Jakarta

28
LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuisioner yang di gunakan dalam kerja Praktek Akhir

1.pelaksaan setting

a. persiapan apa yang di lakukan sebelum pengoprasian alat


tangkap

b. faktor-faktor apa yang mempengaruhi saat setting?

c. Waktu yang idela saat melaksanakan setting?

d. Sistematika penurunan alat tangkap?

e. Kecepatan yang ideal saat setting?

f. Lamanya proses setting?

g. Cara memantau rumpon sebelum setting?

h. Jenis-jenis rumpon yang baik untuk di gunakan?

i. Posisi rumpon pada saat setting?

j. Masalah yang sering timbul ketika pengoprasian alat tangkap


purse seine?

2.pelaksanaan hauling

a. Faktor apa yang mempengaruhi proses hauling?

b. Sistematika pada saat hauling?

c. Posisi kapal dan alat tangkap selama melakukan hauling?

d. Waktu yang ideal selama hauling?

e. Bagaimana cara pengangkatan hasil tangkapan ke atas kapal?

f. Posisi rumpon pada saat hauling?

g. Posisi perahu lampu pada saat hauling?

29
3. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan penangkapan

a. Arah arus saat melakukan setting?

b. Posisi kapal terhadap arus?

c. Posisi kapal terhadap angin?

d.Bagaimana cara mengetahui arah angin dan arah arus pada?


saat pengoprasian alat tangkap?

e. Kejadian apa saja yang sering terjadi secara tiba-tiba saat


pengoprasian alat tangkap dan bagaimana cara
mengatasinya?

4. Efisiensi penggunaan alat bantu penangkapan

a. Kapan saj alat bantu penangkapan bisa di gunakan?

b. Berapa lama rumpon bisa bertahan di perairan dalam?

c. Berapa lama penggunaan attractor pada rumpon bisa diganti?

d. Jenis lampu dan daya lampu yang di sukai ikan?

e. Cara pengoprasian alat bantu peanangkapanagar dapat


memperoleh hasil yang memuaskan?

f. Bagaimana cara menempatkan rumpon di perairan yang


dalam?

5. Pengidentifikasikan jenis-jenis ikan hasil tangkapan

a. Jenis-jenis ikan apa sajakah hasil tangkapan utama?

b. ikan apa saja yang merupakan hasil tangkapan sampingan?

c. ikan apa saja yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan menjadi
sasaran utama?

d. Proses penanganan pada ikan hasil tangkapan?

30
Lampiran 2. Data Spesifikasi Kapal

I. Identifikasi kapal
a. Nama kapal :
b. Tanda selar :
c. Tipe kapal :
d. Tahun pembuatan :
e. Tempat pendaftaran :
f. Nomor SIUP :
g. Nomor SIPI :
II. Ukuran kapal
a. Panjang :
b. Lebar :
c. Dalam :
d. Draf :
e. Isi kotor :
f. Isi bersih :
III. Spesifikasi mesin
a. Jenis mesin :
b. Merek :
c. Kapasitas pk :
d. Bahan bakar :
e. Kapasitas tengk :
IV. Awak kapal
a. Nahkoda :
b. Pembantu nahkoda :
c. KKM :
d. Pembantu KKM :
e. ABK :
V. Perlengkapan keselamatan
a. Life boat :
b. Life craft :
c. Life buoy :

31
d. Life jacket :
e. Fire extinguisher :
f. Fire rocket :

Lampiran 03. Data spesifikasi alat bantu penangkapan

a. Rumpon laut: Rakit atau attractor dan cahaya lampu


1. Rakit bambu
° Ukuran PxL :
° Jumlah bambu :
° ø Bambu :
2. Tanda pengenal
° Bahan :
° Ukuran :
3. Attractor
° Bahan :
° Ukuran :
4. Tali jangkar
° Bahan :
° Jumlah :
° ø tali :
5. Pemberat
° Bahan :
° Jumlah :
° Ukuran/berat :
6. Lokasi penempatan rumpon
° Lintang dan bujur :

7. Lampu
° Bahan :
° Jenis lampu :
° Warna lampu :

32
° Jumlah lampu :
° Bahan bakar lampu :
° Intensitas cahaya :
° Penempatan lampu :

33
Lampiran 4. Data jenis ikan hasil tangkapan

No Nama Ikan Jenis Ikan Jumlah (kg/ton)

34
Lampiran 5. Data Operasi Penangkapan
Hari/ Waktu Penggunaan
Posisi Arah Ket
No Tangga Operasi Alat Bantu
l Lintang Bujur Arus Angin Setting Hauling Lampu Rumpon

35
36

Anda mungkin juga menyukai