Oleh:
GHOZI YOGA PRASETYA
26030118130060
i
LEMBAR PENGESAHAN
Kabupaten Cilacap
NIM : 26030118130060
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
04/02/2022
Mengetahui,
Ketua Program Studi Perikanan Tangkap
ii
ABSTRAK
iii
KATA PENGANTAR
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................x
I. PENDAHULUAN .........................................................................................1
1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2. Pendekatan Masalah ............................................................................. 3
1.3. Tujuan................................................................................................... 4
1.4. Manfaat................................................................................................. 5
1.5. Waktu dan Tempat ............................................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................................6
2.1. Pengertian Kapal Perikanan ................................................................. 6
2.2. Klasifikasi Kapal Perikanan ................................................................. 7
2.3. Jenis Material Konstruksi Pembuatan Kapal Perikanan .................... 10
2.4. Syarat Kapal Ikan yang Efektif dan Efisien ....................................... 15
2.5. Metode Perencanaan Kapal ................................................................ 16
2.6. Proses Perencanaan Kapal .................................................................. 18
2.7. Ukuran Utama Kapal .......................................................................... 20
2.8. Konstruksi Kapal ................................................................................ 22
2.8.1. Tipe Konstruksi Kapal ........................................................... 22
2.8.2. Bagian-bagian Konstruksi ...................................................... 26
2.9. Ruangan Pada Kapal Perikanan ......................................................... 33
2.10. Mesin Penggerak Kapal ..................................................................... 35
III. MATERI DAN METODE .........................................................................37
3.1. Materi ................................................................................................. 37
3.2. Metode ................................................................................................ 37
3.2.1. Metode Pengumpulan Data .................................................... 38
3.2.2. Jenis Data ............................................................................... 41
v
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................44
4.1. Keadaan Umum Lokasi Praktek Kerja Lapangan .............................. 44
4.2. Profil CV. Mutiara Karya ................................................................... 45
4.3. Metode Perencanaan Kapal ................................................................ 46
4.4. Proses Perencanaan Kapal .................................................................. 47
4.4.1. Desain Kapal .......................................................................... 49
4.4.2. Kontruksi Kapal ..................................................................... 51
4.4.3. Susunan Konstruksi ................................................................ 52
4.4.4. Pembentukan Bagian-Bagian Konstruksi .............................. 54
4.5. Pengukuran Kapal .............................................................................. 76
4.6. Tahapan Pemasangan Konstruksi dan Finishing Kapal ..................... 78
4.7. Rencana Permesinan dan Propulsi ..................................................... 86
4.8. Ruangan Pada Kapal .......................................................................... 88
4.9. Material dan Peralatan Pembutan Kapal ............................................ 93
4.9.1. Material .................................................................................. 94
4.9.2. Peralatan ............................................................................... 101
4.10. Biaya Pembuatan Kapal ................................................................... 103
V. KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................105
5.1. Kesimpualan ..................................................................................... 105
5.2. Saran ................................................................................................. 106
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................107
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapangan. .......... 37
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kapal Objek Pengamatan .................................................................... 39
Gambar 10. Bentuk gading haluan, tengah, dan buritan kapal ............................. 62
Gambar 11.Kontruksi Galar Balok, Galar Balok Samping, Galar Kim ................ 64
viii
Gambar 23. Pengeboran Tiang Bangunan Atas .................................................... 74
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Peta lokasi PKL (Praktek Kerja Lapangan) .................................... 113
x
1
I. PENDAHULUAN
terluas (60% wilayah Indonesia berupa perairan) dan garis pantai terpanjang
sudah semestinya memiliki potensi bahari yang luar biasa melimpah. Kekayaan
kesejahteraan Bangsa mulai dari aspek ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat
industri yang bergerak dibidang kelautan maupun kegiatan yang berkaitan dengan
aktivitas laut, aktivitas laut yang terlibat didalamnya antara lain adalah
transportasi laut, industri galangan kapal, dan lain-lain. Kegiatan laut dan aktivitas
Indonesia adalah lautan, sehingga kebutuhan akan kapal akan terus meningkat, hal
ini akan berujung pada proses pembuatan dan perawatan kapal itu sendiri, baik
Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi dibidang maritim atau
daerah yang memiliki luas terbesar di Jawa Tengah. Kabupaten Cilacap memiliki
Kabupaten Kebumen dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan
1
2
Kota Banjar Propinsi Jawa Barat. Terletak antara 108°4-30’ - 109°30’30’’ Bujur
luas wilayah 225.360,840 Ha, yang terbagi menjadi 24 Kecamatan 269 desa dan
ketinggian 198 m dari permukaan laut dan wilayah terendah adalah Kecamatan
penangkapan ikan setelah alat tangkap. Kapal Perikanan merupakan salah satu
faktor penting untuk peningkatan hasil produksi perikanan, maka perlu adanya
perhatian yang baik untuk menambah jumlah kapal penangkap ikan yang tersebar
membangun atau membuat sebuah kapal berdasarkan ukuran dan jenis bahan yang
proses akhir membentuk sebuah kapal yang terstruktur dan sistematis. Industri
pembuatan kapal dilakukan secara terperinci dari berbagai aspek yang bertujuan
agar kapal yang telah jadi nantinya memiliki kalayakan dan sesuai standar yang
perikanan akan mempengaruhi terhadap kemampuan olah gerak kapal pada saat
3
berlayar di laut. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi, salah satunya adalah
jenis material yang dipakai dalam membangun kapal. Perbedaan jenis material
diperlukan suatu kajian yang sistematik dan kompleks terhadap kapal. Berbagai
karakteristik teknis yang diperlihatkan antara kapal khusus berbahan dasar kayu
penangkapan ikan yang dilakukan oleh nelayan. Pembuatan kapal tidak hanya
dilihat dari aspek teknis tetapi juga harus diperhatikan dari aspek sosial dan aspek
kapal dengan harga jual yang murah tetapi memiliki efektivitas kerja yang
tangguh, tidak boros dalam penggunaan bahan bakar serta cepat kembali ke
pangkalan dengan membawa hasil tangkapan dalam keadaan segar dan bernilai
samudera yang berada di Indonesia. Kapal yang berlabuh di PPS Cilacap mulai
berukuran 5 GT hingga 200 GT. Kapal perikanan memiliki peranan penting dalam
penangkapan ikan, kapal perikanan juga mulai menuju arah yang lebih maju
4
Galangan kapal merupakan suatu tempat yang dibuat khusus dan dilengkapi
kapal. Pada proses pebuatan kapal pihak galangan bisa secara langsung bertindak
secara jelas. Mempelajari bahan utama kapal perikanan berbahan dasar kayu.
berbeda dengan kapal berbahan dasar lain. Berbeda jenis material yang dipakai
membangun kapal, akan berbeda pula keragaan teknis kapal yang dihasilkan.
1.3. Tujuan
berikut :
2. Mengetahui cara atau tahapan dalam pembuatan kapal kayu di CV. Mutiara
Karya;dan
3. Mengetahui alat kerja, bahan, dan material dalam pembutan kapal kayu di
1.4. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adalah
sebagai berikut :
Mutiara Karya
2. Bagi mahasiswa sendiri, dari hasil praktek kerja lapangan ini dapat
2021 dengan lokasi di CV. Mutiara Karya, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
6
adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu yang bergerak dengan
tenaga angin, tenaga mekanik, ditarik atau di tunda, termasuk kendaraan yang
berdaya dukung dinamis, kendaran dibawah permukaan air, serta alat apung dan
dan,mempunyai sifat muat berupa penumpang atau barang, yang sifat geraknya
bisa dengan dayung, angin atau mesin. Kapal juga dapat diartikan sebagai suatu
kendaraan yang kompleks dimana dia dituntut untuk mampu tetap beroperasi dan
bertahan dengan daya tahan yang tinggi dalam waktu yang relatif lama dalam
Perikanan adalah kapal, perahu, atau alat apung ain yang digunakan untuk
6
7
perikanan turut menjadi salah satu faktor yang penting dalam meningkatkan hasil
penangkap ikan baik dari segi desain ataupun konstruksinya mutlak diperlukan,
suatu kapal penangkap ikan adalah apabila memenuhi 3 (tiga) faktor yaitu laik
laut, laik operasi, dan laik simpan. Laik laut sangatlah berpengaruh terhadap
disesuaikan oleh kreteria kapal perikanan Indonesia. Selain itu, desain dari kapal
perikanan haruslah disesuaikan dengan cara pengoprasian alat tangkap yang akan
Jenis dan bentuk kapal ikan berbeda sesuai dengan tujuan usaha, keadaan
menyebabkan ukuran kapal yang berbeda pula. Klasifikasi kapal perikanan baik
1. Kapal Longline
Kapal yang secara khusus dirancang untuk menangkap ikan dengan alat
tangkap jenis longline atau rawai dimana alat tangkap ini bersifat pasif dengan
cara melelparkan tali utama dan tali cabang yang berisi pancing ke perairan, lalu
mesin kapal dimatikan sehingga kapal dan alat tangkap akan hanyut mengikuti
arus atau disebut drifting. Drifting berlangsung selama kurang lebih 4-5 jam,
Kapal purse seine adalah kapal yang mengoperasikan alat penangkapan ikan
yang berbentuk kantong dilengkapi dengan cincin dan tali purse line yang terletak
dibawah tali ris bawah berfungsi menyatukan bagian bawah jaring sewaktu
operasi dengan cara menarik tali purse line tersebut sehingga jaring membentuk
dengan alat penangkapan jenis pole and line atau sering disebut juga huhate.
Tujuan utama penangkapan ikan dari kapal pole and line yang berukuran 30-100
GT adalah jenis cakalang (skipjack) dan ikan tuna jenis yellow fin tuna, sehingga
sering pula kapal disebut sebagai kapal skipjack pole and line.Kapal yang mencari
dengan lemparan umpan hidup dan dibantu semprotan air dan akhirnya
9
menangkap ikan-ikan tersebut. Konstruksi alat tangkap pole and line terdiri dari
4. Kapal Gillnet
5. Kapal Trawl
Kapal yang secara khusus dirancang dan dibangun untuk menangkap ikan
dengan alat tangkap jenis trawl dimana alat tangkap ini menelusuri permukaan
dasar perairan. Tujuan utama penangkapan adalah udang dengan hasil sampingan
6. Kapal penggaruk
yang dilengkapi dengan salah satu atau beberapa perlengkapan penangkapan ikan
berupa pangsi jaring angkat, batang rentang depan dan belakang serta lampu
pengumpul ikan.
Kapal penangkap ikan yang mengoperasikan lebih dari satu alat penangkap
ikan yang dilengkapi dengan salah satu atau beberapa perlengkapan penangkapan
ikan yang sesuai dengan jenis alat penangkapan ikan yang digunakan.
Pada pembuatan kapal salah satu unsur utama yang harus dipertimbangkan
adalah jenis material yang akan digunakan karena hal ini sangat berpengaruh
terhdap aspek ekonomisnya (operasional). Sampai saat ini sudah dikenal ada
1. Kayu
kayu sebagai bahan baku utama. Kayu merupakan bahan baku yang fleksibel,
serbaguna, dan salah satu bahan baku konstruksi yang berkelanjutan. Jenis kayu
yang digunakan menjadi hal yang penting karena merupakan salah satu aspek
teknis yang perlu diperhatikan guna memperoleh umur yang lama dari kapal
pengawetan adalah daya tahan kayu terhadap serangan hama yaitu serangga dan
jamur dan kualitas kekuatan, kekuatan adalah daya tahan kayu terhadap kekuatan
11
mekanis dari luar, antara lain: daya dukung, daya tarik, daya tahan dan
digolongkan kepada kualitas kelas awet dan kualitas kelas kuat. Kualitas kelas
awet adalah tingkat kekuatan alami sesuatu jenis kayu terhadap serangan hama
dinyatakan dalam kelas awet I, II, III. Makin besar angka kelasnya makin rendah
suatu jenis kayu terhadap kekuatan mekanis (beban) dinyatakan dalam Kelas Kuat
I, II, III, IV dan V. Makin besar angka kelasnya makin rendah kekuatan dari kayu
2. Alumunium
dibandingkan dengan material lain untuk pembuatan kapal. Selain itu galangan
pembangunan kapal juga harus memiliki gasilitas alat pengelasan dan sumberdaya
mempunyai ketahanan dan memiliki kekuatan tinggi serta daya lentur (ductility)
pada kondisi dingin dan memiliki daya tahan korosi tinggi terhadap lingkungan.
Pada bidang maritim yaitu perkapalan untuk transportasi laut biasa digunakan
sebagai material utama pada badan kapal, dalam hal ini khususnya adalah
konstruksi lambung kapal. Salah satu jenis aluminium adalah aluminium 6061.
Aluminium jenis tersebut memiliki perpaduan antara magnesium (Mg) dan silikon
(Si) yang memiliki sifat mekanik yang baik tanpa mengurangi hantaran listrik.
12
Aluminium jenis ini sangat cocok digunakan untuk rangka konstruksi, khususnya
3. Baja
manusia yang ahli dalam bidang ini. Sekarang ini baja adalah logam yang sering
Hampir semua konstruksi pada kapal menggunakan baja sebagai bahan baku
utama. Pelat baja merupakan meterial yang bisa dikatakan paling efisien, karena
proses penyambungan dengan mengunakan teknologi las dan proses reparasi yang
cukup memakan waktu yang relatif efisien. Logam ini terdari dari unsur Fe dan
CO dimana di dalam proses pencetakan plat baja lembaran tentunya untuk plat
sering juga disebut dengan Marine Plate, tentunya sudah sesuai dengan standart
yang di keluarkan oleh klasifikasi Biro Klasifikasi Indonesia. Baja SS 400 adalah
jenis baja carbon yang mempunyai kadar karbon rendah yaitu dibawah 0,3 % dan
mempunyai sedikit kandungan silikon. Baja karbon rendah memiliki sifat ulet dan
tangguh, di bidang perkapalan baja karbon rendah merupakan bahan utama untuk
pembuatan konstruksi, seperti pada konstruki lambung kapal (Julian et al. ,2019).
masih terbatas pada kapal kapal skala kecil dengan ukuran ± 4 meter s.d. 30
meter. Perkembangan kapal dengan konstruksi FRP berawal dari tahun 1960
13
penggunaan material ini adalah karena stok kayu semakin berkurang dan harganya
terbentuk dari kombinasi antara dua atau lebih material pembentukan, melalui
proses pencampuran yang tidak homogen dengan bersifat mekanik dari masin-
masing material pembentuknya berbeda. Bahan dasar untuk pembuatan FRP ini
pada dasarnya dari bahan mat roving, woven roving, polyester resin. Bahan
material FRP (Fiber Reinforced Plastic) sebagai material dasar badan kapal (hull)
baja.Harga material serta proses fabrikasi pembangunan kapal FRP lebih murah
5. Ferrocement
pembuatan kapal. Ferrocement adalah suatu tipe dinding tipis beton bertulang
yang dibuat dari mortar semen hidrolis diberi tulangan dengan kawat anyam /
kawat jala (wire mesh) yang menerus dan lapisan yang rapat serta ukuran kawat
relatif kecil. Teknologi ferrocement pertama kali diajukan hak patennya oleh
tahun 1848 dan 1849. Tahun 1968, FAO mengadakan proyek pembuatan kapal
ferrocement di Asia, Afrika, Amerika Latin, dan Uni Soviet. Dibanding dengan
ketebalannya, penulangan dua arah, dan matriksnya hanya terdiri atas agregat
halus dan semen. Dari sifat mekaniknya, ferrocement memiliki sifat-sifat seragam
dalam dua arah, umumnya memiliki kuat tarik dan kuat lentur yang tinggi,
memiliki ratio tulangan yang tinggi, proses retak dan perluasan retak yang
berbeda pada beban tarik, duktilitas meningkat sejalan dengan peningkatan rasio
tulangan anyam, kedap air tinggi. Ferrocement lemah terhadap temperatur tinggi,
tetapi ketahanan terhadap beban kejut lebih tinggi. Metode pembuatannya pun
mudah dalam perawatan dan perbaikan, dan biaya konstruksi untuk pengaplikasi
di laut lebih murah dibanding dengan kayu, beton bertulang, atau material
6. Komposit
Material komposit adalah sebuah dan atau sekumpulan material yang terbuat
dari dua bahan atau lebih yang tetap terpisah dan berbeda dalam level
dalam cara ini adalah dengan komposisi material kombinasi, seperti misalnya
gading gading terbuat dari alumunium sedangkan kulit lambungnya berasal dari
material kayu. Desain konstruksi kapal saat ini mengalami perkembangan dengan
adalah material Fiber Reinforced Plastic (FRP) adalah salah satu material
komposit yang sering digunakan terdiri dari penguat (reinforced) dan matriks
Suatu kapal ikan dapat dikatakan efektif dan efisien, apabila telah
1. Kecepatan kapal
fungsinya untuk mengejar kelompok ikan dan membawa ikan segar dengan cepat.
Suatu kapal membutuhkan olah gerak khusus yang baik pada saat
(turning cycle) yang kecil dan daya dorong mesin (propulsion engine) yang dapat
3. Kelaiklautan kapal
pelayarannya ditentukan oleh pergerakan kelompok ikan daerah musim ikan dan
migrasi ikan.
Konstruksi kapal harus kuat karena dalam operasi penangkapan ikan akan
daya dorong mesin yang cukup besar agar kapal dapat bergerak cepat untuk
hasil tangkapan dalam ruangan tertentu atau palka, terutama untuk kapal yang
memiliki trip yang cukup lama, terkadang dilengkapi pula dengan ruang
seperti: winch, power block, dan line hauler. Desain dan konstruksi kapal
perikanan dengan ukuran tertentu harus dapat menyediakan tempat untuk mesin
bantu tersebut. Kapal penangkap ikan berbeda dengan jenis kapal yang lain
Pada perancangan kapal penangkap ikan yang perlu diketahui yaitu metode
perencanaan yang akan digunakan. Menurut Ronald et al. (2014) secara umum
kapal yang lebih baik dari kapal sebelumnya. Pada perencanaan kapal dengan
Walau pada dasarnya dalam merencanakan kapal baru, metode ini tidak
dan sederhana, serta resiko kegagalan sedikit karena bersifat untuk memperbaiki
dari kapal yang sudah ada baik dari aspek teknis maupun ekonomis.
Metode ini tidak tergantung langsung dari kapal pembanding. Adapun cara
adalah memperbaiki secara terus menerus semua statistik data-data kapal baru,
utama akhir didapat setelah diadakan beberapa kali ulangan perhitungan (trial and
error). Metode statistik juga dapat dipakai dalam proses metode ini. Grafik yang
menunjukkan proses metode ini disebut dengan desain spiral. Semua parameter
sangat tergantung satu sama lain, oleh karena itu perubahan dari parameter akan
memengaruhi yang lain dan semua parameter pada setiap putaran. Beberapa
18
dan stabilitas harganya dapat ditentukan sejak awal, ulangan perencanaan tidak
diperlukan, dan perjanjian dengan pihak pemesan dapat dilakukan dengan lebih
cepat.
Metode ini terutama dipakai untuk kapal-kapal yang harganya relatif tinggi
atau kapal yang rumit dan cocok juga untuk tipe baru. Metode ini jarang
perhitungan dari persamaan yang pasti. Ketelitian pekerjaan cukup pasti sehingga
atau modern diperlukan proses perencanaan yang biasanya dilakukan bertahap dan
menggunakan pola yang sudah mereka miliki dan berdasarkan hasil pengalaman
pembuatan kapal terdahulu. Menurut Waluyo (2002) adapun yang dilakukan pada
1. Basic design
Pada basic design terdapat dua hal yaitu concept design dan preliminiary
elemen-elemen dasar dari kapal yang akan direncanakan. Pada tahap ini akan
dihasilkan proposed ships untuk panjang, lebar, tinggi, tenaga mesin atau karakter
lainya dengan maksud untuk memenuhi kecapatan, kapasitas, dan dead weight.
Hasil dari konsep perencanaan ini digunakan untuk mendapatkan perkiraan biaya
konstruksi.
perencanaan dengan melihat kembali ukuran dasar kapal yang dikaitkan dengan
biaya dan performance. Pemeriksaaan ulang terhadap panjang, lebar, sarat, tenaga
kuda dan dead weight yang diharapkan tidak berubah banyak pada tahapan ini.
2. Contrac design
Pada tahapan ini akan didapatkan dokomen kontrak pembuatan kapal dan
design.Tahapan ini juga menghitung lebih teliti mengenai bentuk badan kapal
jarak gading. Pada tahap ini dibuat juga rencana umum (general arrangement)
20
estimasi titik berat kapal,dimana titik berat tersebut dihitung berdasarkan posisi
3. Detail design
Detail design dapat diartikan sebagai langkah final dari perencanaan kapal
,hasil dari tahapan ini adalah petunjuk atu instruksi mengenai instalasi dan detail
konstruksi kepada para pekerja. Misalnya untuk kapal konstruksi baja maka detail
tersebut ditujukan kepada pekerja potong plat (fitters) dan pekerja las (welders),
sedangkan untuk kapal kayu detail tersebut ditujukan kepada tukang kayu
(charpenter).
menyatakan dimensi atau ukuran sebuah kapal seperti panjang, lebar, maupun
melintang dan membujur. Bentuk dari penampang ini tergantung dari tipe kapal
dan kegunaan dari kapal tersebut. Menurut Setiyanto et al. (2007), ukuran-ukuran
a. Length Over All (LOA) adalah panjang maksimum, jarak mendatar dari
tegak buritan sampai garis tegak haluan yang diukur pada garis air muat.
21
c. Length Deck Line (LDL) adalah jarak mendatar antara sisi depan linggi
haluan sampai sisi belakang linggi buritan diukur memanjang pada garis
geladak utama.
d. Length Water Line (LWL) adalah panjang jarak mendatar antara ujung garis
air muat yang diukur dari titik potong linggi haluan dan linggi buritan.
a. Breadth maximum (B max) yaitu jarak mendatar yang paling lebar dari
kapal. Apabila terdapat bagian geladak yang melebihi lambung kapal, maka
b. Breadth Water Line (BWL) yaitu jarak mendatar antara sisi-sisi luar
sisi-sisi luar gading kapal yang diukur pada gading kapal terlebar (tidak
Tinggi kapal atau tinggi geladak kapal (Height = H atau Depth = D) adalah
jarak vertikal atau tegak antara garis dasar sampai dengan garis atau sisi atas
geladak bagian tepi geladak utama yang diukur pada pertengahan panjang garis
tegak kapal. Tinggi atau dalam kapal merupakan jarak vertikal antara badan kapal
paling bawah sampai geladak utama yang terendah, umumnya terletak di bagian
tengah kapal (midship). Pada kapal yang direncanakan dalam keadaan datar (even
keel atau beban rata) maka garis dasar letaknya berhimpit dengan dengan garis
lunas (keel line) Sehinga sarat air kapal berlaku untuk seluruh panjang kapal.
22
Sedangkan untuk kapal-kapal yang direncanakan dalam keadaan miring atau trim
(beban tidak rata) maka garis dasar akan membentuk sudut dengan lunas kapal,
a. Sarat air maksimum (draft maximum: d max) adalah tinggi terbesar dari
lambung kapal yang berada dibawah permukaan air yang diukur dari garis
b. Sarat haluan kapal adalah sarat air kapal yang diukur pada garis tegak
haluan.
c. Sarat buritan kapal adalah sarat air kapal yang diukur pada garis tegak
buritan.
d. Apabila kapal dalam keadaan trim, maka sarat kapal rata-rata adalah selisih
kontruksi yang merupakan kontruksi memanjang adalah lunas, linggi, galar balok,
dan kulit luar. Sedangkan bagian kontruksi yang merupakan kontruksi melintang
Kekuatan kapal adalah hal yang sangat penting untuk dianalisa pada sebuah
kapal. Kekuatan kapal dipengaruhi oleh beban dan gaya angkat yang dihasilkan
23
oleh kapal tersebut. Akumulasi dari beban dan gaya angkat tersebut, akan
yang terjadi ini dapat mengakibatkan terjadinya gagal konstruksi. Menurut Rosyid
menjadi tiga jenis konstruksi yaitu tipe konstruksi memanjang, tipe konstruksi
bekerja pada konstruksi diterima oleh pelat kulit dan diuraikan pada hubungan-
melintangi kapal.
plan) dengan jarak antara (spacing) ke arah memanjang kapal, satu sama lain yang
rapat (sekitar antara 500 mm – 1000 mm, tergantung panjang kapal). Pada
dengan jarak antara yang sama seperti jarak antara gading-gading. Ujung masing-
masing balok geladak ditumpu oleh gading-gading yang terletak pada vertikal
yang sama.
Pada alas dipasang wrang dengan jarak yang sama pula dengan jarak antara
dan balok geladak membentuk sebuah rangkaian yang saling berhubungan dan
terletak pada satu bidang vertikal sesuai penampang melintang kapal pada tempat
ring) ini dengan jarak antara yang rapat sebagaimana disebutkan di atas.
Rangkaian ini hanya ditiadakan apabila pada tempat yang sama telah dipasang
bilah (web) yang sangat besar (dibandingkan bilah gading-gading utama). Gading-
gading besar ini dihubungkan pula ujung-ujungnya dengan balok geladak yang
mempunyai bilah besar (web beam). Gading-gading besar ini umumnya hanya
juga di dalam ruang muat bila memang diperlukan sebagai tambahan penguatan
membujur pada sisi kapal dengan jarak antara, diukur ke arah vertikal, sekitar 700
mm-1000 mm. Gading-gading ini (pada sisi) dinamakan pembujur sisi (side
pembujur sisi tersebut di atas dengan jarak antara yang sama pula seperti jarak
pembujur alas (bottom longitudinal) dan, pada alas dalam, pembujur alas dalam
pelintang sisi; yaitu setiap dua atau lebih pelintang sisi. Wrang-wrang pada sistem
dan penumpu samping sama halnya seperti pada sistem melintang. Pada geladak
longitudinal). Balok-balok geladak dengan bilah yang besar dipasang pada setiap
pelintang sisi; dan disebut pelintang geladak (deck transverse). Konstruksi lainnya
(penumpu geladak, sekat) sama seperti halnya pada sistem melintang. Dengan
penguatan melintang.
digunakan pada geladak utama dan dasar kapal. Sedangkan pada konstruksi
diartikan bahwa sistem melintang dan sistem membujur dipakai bersama alas
dibuat menurut sistem membujur sedangkan sisinya menurut melintang. Jadi, sisi
jarak antara yang rapat seperti halnya dalam sistem melintang, sedangkan alas dan
untuk sistem melintang, sedangkan alas dan geladaknya mengikuti ketentuan yang
Konstruksi kapal kayu pada dasarnya terdiri dari badan kapal,bagunan atas
dan rumah geladak, meskipun ada beberapa kapal kayu (kapal kecil) yang tanpa
bagunan atas dan rumah geladak. Pada konstruksi tesebut juga terdapat bagian-
bagian yang terhubung satu dengan lainnya sehingga membentuk sebuah kapal.
1. Lunas
Lunas kapal adalah balok kayu yang memanjang kapal sebagai kekuwatan
memanjang kapal. Tulang punggung untuk kekuatan memanjang kapal dan wrang
yang menghubungkan gading kiri dan gading kanan. Ukuran lunas di tentukan
oleh besar kapal dan konstruksinya. Lunas kapal merupakan bagian konstruksi
terpenting pada sebuah kapal dan awal dari tahap pembuatan kapal. Lunas pada
pembuatan kontruksi kapal hendaknya memiliki kriteria yang baik seperti terbuat
dari bahan yang kuat, keras tidak mudah patah dan memiliki massa jenis yang
lebih besar dari air, ini dikarenakan seluruh badan kapal bertumpuh pada lunas,
sehingga persyaratan kayu yang dijadikan sebagai lunas harus kuat, dan tidak
mudah pecah, dari kenyataan tersebut maka kayu-kayu yang digunakan sebagai
2. Linggi Haluan
Linggi haluan merupakan lanjutan dari lunas kearah depan dan berfungsi
menghubungkan papan kulit bagian kiri dan bagian kanan. Selain itu linggi haluan
juga menghubungkan galar-galar pada kedua sisi kapal. Seperti lunas, linggi
27
haluan dapat dibuat terdiri dari satu bagian saja, atau terdiri dari dua bagian, linggi
haluan atas dan linggi haluan bawah. Linggi haluan dibangun dengan kemiringan
±45° dari lunas, linggi haluan diikatkan dengan memasangkan baut yang
disatukan dengan lunas. Selain sudut kemiringannya, tinggi dari linggi haluan
menjadi faktor penentu dalam pelayaran kapal karena linggi haluan merupakan
bagian pertama yang berpapasan dengan gelombang dan ombak air ketika kapal
sedang bermanuver di atas permukaan air laut dengan ketinggian yang tepat dan
sesuai, linggi haluan dapat meminimalisir air yang masuk ke dalam kapal. Selain
itu linggi haluan berfungsi sebagai pembelah gelombang dan ombak air sehingga
3. Linggi Buritan
Linggi buritan merupan juga lanjutan dari lunas kearah belakang dimana
ujung belakang lunas ini disebut sepatu linggi, jika berfungsi menjadi bantalan
bawah untuk poros kemudi. Konstruksi linggi buritan adalah bagian konstruksi
kapal yang merupakan kelanjutan lunas kapal. Bagian linggi ini harus diperbesar
atau diberi boss pada bagian yang ditembus oleh poros baling-baling, terutama
balok lunas di belakang linggi baling-baling disebut sepatu linggi yang digunakan
sebagai tempat dudukan poros kemudi. Diantara lunas dan linggi buritan ,selain
balok poros baling-baling diisi dengan balok mati (dead wood) kearah memanjang
dan juga ditopang oleh balok linggi baling-baling yang dipasang tegak terhadap
lunas luar dan menyangga linggi buritan serta penutup balok mati (dead wood)
Gading merupakan salah satu bagian kapal yang sangat berperan penting
kekuatan melintang kapal, maka bentuk badan kapal (lambung), tergantung dari
bentuk gading dimana bentuk gading dibedakan menjadi tiga macam bentuk yaitu:
bentuk single chine, bentuk block chine, dan bentuk round. Gading-gading
bertugas menghubungkan papan kulit luar satu dengan lajur lainya dan juga
kulit menahan tekanan air dan muatan dalam palka. Gading tunggal terdiri dari
bagian lambung kiri dan bagian lambung kanan serta bagian bawah saling
dari lambung kiri dan bagian lambung kanan. Gading-gading ganda umumnya
menerus melewati tengah kapal dan di bagian tengah dibuat meninggi. Tingginya
sama dengan tinggi wrang pada gading-gading tunggal (Juniawan et al., 2015).
5. Balok-balok Galar
sisi dalam gading. Jumlah balok galar ini tergantung pada besar kecilnya kapal
tersebut. Pada kapal yang berukuran kecil masing-masing sisi kapal dipasang satu
balok pada sisi tepi balok geladak dan satu balok galar pada bilga. Pada kapal
yang berukuran lebih besar berdasarkan ketentuan dari Biro Klasifikasi Indonesia
terdapat balok galar pada bagian dasar dan kadang pada sisi atas yaitu dibawah
balok geladak dipasang satu lagi balok galar. Galar pada kapal terbagi menjadi
dua yaitu galar balok dan galar kim galar balok merupakan penyambung antara
gading dari bagian depan sampai bagian belakang ditiap sisi kapal bagian atas,
29
galar balok tepat terletak di bawah balok geladak sedangkan galar kim merupakan
penyambung antar gading di tiap sisi kapal namun berada pada bagian bawah
setelah galar balok. Galar kim terletak di bawah galar balok tepatnya menempel
6. Papan Kulit
kearah panjang kapal. Menurut Waluyo (2002), pemasangan kulit kapal disusun
berdasarkan penggunaan kapal atau perahu sesuai dengan tujuan kegunaan kapal
tersebut. Adapun beberapa macam cara penyusunan papan kulit adalah sebagai
berikut :
a. Carvel
Penyusunan papan carvel yaitu ujung papan dipotong siku dan sisi papan
yang memanjang ditempelkan serapat mungkin satu sama lain dan diantara sisi
papan yang rapat tersebut harus diisi dengan bahan pakal agar benar-benar kedap
air.
b. Lapstrake
Lapstrake atau disebut juga tumpang tekan adalah pemasangan tiap lajur
papan kulit satu dengan yang lainnya dengan sedikit menumpang pada papan kulit
bawahnya. Tumpang papan akan menjadi lebih rapat dan lebih luas apabila papan
yang saling bertumpangan benar-benar saling menempel. Cara ini terbatas untuk
perbedaanya hanya paap papan kulit konstruksi ini sepenuhnya menempel pada
pemasangan papan kulit seperti ini lebih baik, namun pengerjaannya memakan
waktu lama dan sulit pada pelaksanaannya. Konstruksi ini dapat diterapkan pada
kapal-kapal yang besar atau kapal yang beroperasi di daerah yang berpantai keras
atau berbatu.
d. Ribband Carvel
berjejer saling menempel rapat. Hanya saja tiap pembagian garis kulit dalam
konstruksi ini dipasang lajur (band) tipis sepanjang garis bagi yang digunakan
sebagai tumpuan papan kulit sehingga papan kulit tidak langsung menempel pada
gading. Pada sela-sela antara gading dan kulit pada tiap gading diisi dengan kayu
pengisi sebagai penahan tekanan papan kulit. Konstruksi ribband carvel ini tepat
untuk kapal-kapal yang mendapat beban getar seperti pada kapal/perahu dengan
e. Strip Planking
Pada penyusunan strip planking terdapat dua lapis papan kulit atau dapat
diartikan sebagai kapal berkulit ganda. Papan kulit ini tidak terlalu lebar yaitu
sekitar 3,50 – 7,50 cm untuk memperoleh kekedapan yang baik papan bagian
dalam dibuat sedikit cembung,sedangkan pada bagian luar dan papan lapisan luar
sisi dalam dibuat cekung sesuai dengan cembungnya papan lapisan dalam.Garis
31
pembagi kulit lapisan dalam dan luar tidak pada satu baris tetapi sedikit
bergeser.Tebal kedua lapisan ini boleh lebih tipis 10% dari papan kulit tunggal
dan tebal papan kulit luar lebih tebal sekitar 30 % dari papan kulit lapisan
besar ,sehingga jarak gading dapat diperbesar atau diperlebar. Pemasangan papan
kulit ganda juga lebih mudah karena kulitnya lebih tipis dan secara keseluruhan
berat kapal menjadi lebih ringan dan dapat menambah bobot mati (DWT) kapal.
7. Balok Geladak
Balok geladak kapal berfungsi sebagai penghubung lajur papan geladak satu
dengan lajur lainnya dan juga memperkuat geladak ke arah melintang, yaitu balok
geladak dan papan geladak pada daerah-daerah yang mendapat beban tinggi. Jarak
balok geladak dibuat sama dan diukur dari tengah balok satu ke balok yang lain.
Biasanya balok geladak dibuat sama dengan jarak gading atau dibuat dua kali
jarak gading.Semua balok geladak yang menerima beban tinggi seperti bagian
depan dan belakang palka,didekat tiang utama yang bertumpu pada sekat,dibawah
8. Papan Geladak
Papan geladak kapal berfungsi untuk menutup badan kapal bagian atas
sehingga menjadi kedap air dan merupakan bagian utama kekuatan memanjang
kapal. Selain itu geladak juga menjadi tempat bekerja awak kapal, sehingga harus
dibuat kuat. Untuk membuat geladak kedap air, celah di antara papan yang
digunakan disi dengan serat tahan air dan diikat dengan tar, juga dapat
yang berfungsi melindungi keselamatan jiwa orang yang berada di atas deck yaitu
untuk melindungi kemungkinan jatuhnya orang ke luar kapal. Selain itu juga
berfungsi untuk menghindari melimpahnya air laut ke dalam deck saat kapal
lubang yang berada di atas pinggiran deck yang berfungsi untuk membebaskan
atau mengalirkan air ke luar kapal yang menggenangi deck akibat limpahan air
Sekat kedap air merupakan dinding pemisah ruang satu dengan ruang
lainnya, sehingga apabila salah satu ruangan mengalami kebocoran maka air tidak
bahwa semua kapal yang panjangnya lebih dari 18 meter harus mempunyai sekat
tubrukan yang diletakan dan diukur dari garis tegak haluan. Kamar mesin, ruang
akomodasi, ruang muat (cargo hold), ruang muat ikan (fish hold) harus dibatasi
dengan sekat sekat kedap air.Bahan untuk sekat kedap air dapat dibuat dari papan
kayu,multiplek atau kayu lapis tahan air dan pelat baja (Waluyo, 2002).
Pondasi adalah bagian terbawah dari sebuah struktur yang memiliki fungsi
untuk menahan beban dari struktur yang menopangnya. Pada kapal bermesin
(inboard engine) mesin utama pengerak kapal tersebut harus terpasang kokoh
diatas pondasi mesin sehingga mampu menahan beban berat mesin,keuat menahan
heaving (naik turun), dan mampu menahan tekanan serta getaran sewaktu mesin
bekerja. Pondasi mesin terdiri dari sepasang pemikul bujur yang berbentuk balok
kayu tanpa sambungan. Kadang pondasi terbuat dari konstruksi baja atau
campuran dari balok kayu dengan penegar baja yang menghubungkan balok
pondasi dari wrang dan gading. Konstruksi balok tersebut dipasang sepanjang
kamar mesin, diikat dengan penegar sekat kamar mesin secara sempurna dan
melintang, diperkuat dengan gading besar, serta plat pengikat pondasi sehingga
menjadi satu kesatuan unit konstruksi terpadu (Sariadin dan Putra, 2021).
pada spesifikasi jenis kapal tersebut, namun secara umum pembagian ruang pada
kapal yang meliputi : roda kemudi kapal, peralatan navigasi, peralatan komunikasi
untuk hubungan antar kapal, maupun antar dermaga dan pihak lain yang
pandang yang baik dan jelas untuk memantau kesegala arah, bertujuan untuk
memudahkan nahkoda menentukan dengan jelas arah dan tujuan kapal yang
Hal tersebut menyebabkan anjungan menjadi sebagian wilayah wajib yang harus
dijaga agar proses pengendalian arah gerak kapal sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai.Kemudi berfungsi untuk mengolah gerak kapal. Kemudi kapal ikan harus
34
dilengkapi dengan sistem kemudi yang akan menjamin kemampuan olah gerak
yang cukup. Sistem kemudi mencakup seluruh bagian peralatan yang diperlukan
utuk mengemudikan kapal ikan mulai dari kemudi dan instalasi kemudi sampai
ketempat kemudi. Instalasi kemudi adalah suatu sistem yang menjamin olah gerak
kapal uang cukup. Kemudi berfungsi untuk menentukan dan mengatur arah haluan
2. Geladak
Geladak atau yang dalam bahasa inggris dikenal dengan deck merupakan
lantai dari suatu kapal. Geladak utama terdapat di atas, sementara geladak dasar
berada di bawah. Beberapa bahan yang bisa dijadikan sebagai konstruksi geladak
adalah kayu atau besi. Bagian yang melapisi konstruksi geladak disebut dengan
lajur geladak yang biasanya terbuat dari kayu. Lajur geladak ini harus memiliki
beberapa kriteria seperti tahan lama, daya serapan air sekecil mungkin, cukup
keras dan tahan perubahan suhu. Geladak kapal berfungsi untuk menutup badan
kapal bagian atas sehingga menjadi kedap air dan merupakan bagian utama
kekuatan memanjang kapal. Selain itu geladak juga menjadi tempat bekerja awak
3. Ruang Mesin
penyimpanan mesin sebagai alat penggerak kapal dan jantung kapal karena di
dalamnya terdapat mesin-mesin yang vital bagi operasional kapal. Ruang mesin
umumnya terletak di bagian belakang kapal dan mengambil ruang paling bawah.
Faktor ukuran mesin kapal pada ruang mesin berpengaruh terhadap hasil
tangkapan. Hal ini karena kapal yang berukuruan besar umumnya dilengkapi
35
dengan ruang mesin yang luas dan mesin penggerak yang bertenaga besar, jaring
yang berukuran besar, dan menampung hasil tangkapan yang lebih banyak. Maka
4. Palka Ikan
penempatannya yang permanen maupun tidak permanen (yang dapat diangkat dan
diturungkan) dalam lambung kapal. Bentuk palka secra umum dibedakan menjadi
dua yaitu berbentuk dasar dan atau di sisi dan berbentuk mengikuti bentuk badan
kapal di bagian dasr dan atau di sisi samping. Fungsi dari palka ikan antara lain
sebagai tempat penyimpanan ikan, untuk menjaga kualitas ikan agar tetap
higienis, sebagai “ruang apung” apabila sekat dan penutup tertutup rapat, menjaga
Mesin penggerak kapal merupakan suatu alat atau mesin yang digunakan
sebagai motor penggerak kapal sehingga kapal dapat bergerak dari tempat yang
kemampuan kapal adalah penggunaan daya mesin penggerak (HP) dan capaian
kecepatan kapal (knot) yang sesuai dengan kebutuhan operasi penangkapan ikan.
Secara umum ada beberapa jenis mesin yang digunakan sebagai mesin penggerak
kapal yaitu mesin uap torak (steam reciprocating engine) ,turbin uap (steam
Selain beberapa mesin tersebut untuk kapal kecil (motor boat) biasanya
sehari-harinya. Mesin sebagai bagian inti dari sebuah kapal ikan pun memiliki
peran penting yang mendukung kerja nelayan. Pasalnya, mesin kapal ikan harus
seperti musim ikan ataupun ombak tinggi. Mesin harus dipastikan dalam keadaan
resistance) yang terjadi agar memenuhi standar kecepatan. Secara umum, Sistem
Propulsi Kapal terdiri dari 3 (tiga) komponen utama, antara lain: (a) Motor
Penggerak Utama (main engine); (b) Sistem Transmisi dan (c) Alat Gerak
(propulsor). Ketiga komponen utama ini merupakan suatu kesatuan yang didalam
ketiga komponen utama system propulsi ini sangat dipengaruhi oleh rancangan
fungsi kapal itu sendiri, serta bagaimana misi yang harus dijalankan dalam
3.1. Materi
perikanan berbahan dasar kayu. Pengukuran kapal meliputi ukuran utama kapal
Alat dan Bahan yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapangan dapat dilihat
pada tabel 1.
Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapangan.
No. Alat/Bahan Ketelitian Kegunaan
1. Kapal Kayu - Sebagai objek pengamatan
2. Galangan Kapal - Sebagai tempat pembuatan kapal
3. Kamera 16 MP Sebagai alat dokumentasi
4. Meteran Gulung 1 mm Sebagai alat ukur
5. Kalkulator - Sebagai alat hitung
6. Alat tulis - Sebagai alat mencatat data
Sumber: Praktek Kerja Lapangan, 2021.
dalam Praktek Kerja Lapangan sedang dalam keadaan setengah jadi atau sekitar
pembuatan dan perbaikan kapal dengan ukuran maksimal 150 GT serta untuk
jenis galangan yang digunakan adalah jenis slipway dock (dok tarik) yang
3.2. Metode
Metode yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapangan ini adalah metode
37
38
yang sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta yang ada di lapangan
untuk mencapai suatu tujuan dengan cara yang teratur dan efisien. Metode
pembuatan kapal perikanan berbahan dasar kayu, pengukuran ukuran utama kapal,
pengamatan desain dan konstruksi kapal, kebutuhan bahan dan material selama
pengumpulan data pada Praktek Kerja Lapangan ini adalah sebagai berikut:
Metode observasi yang dilakukan pada saat Praktik Kerja Lapangan yaitu dengan
pengukuran secara langsung terhadap beberapa ukuran utama kapal yang meliputi
panjang, lebar dan tinggi kapal. Pengamatan terhadap penggunaan bahan dan
Pengamatan proses pembuatan kapal kayu yang dimulai dari peletakan lunas dan
linggi; pemasangan wrang, gading, galar, dan balok dek; pemasangan papan kulit
tiang bangunan atas; pemakalan dan pendempulan; pelapisan fiber dan pengecatan
39
kayu dengan ukuran umum panjang maksimal 27,90 m; lebar maksimal 5,92 m;
tinggi kapal keseluruhan berserta bangunan atas 7,17 m . Kemudian kondisi kapal
pada saat Praktek Kerja Lapangan dilakukan sedang pada tahap pengerjaan atau
pada saat proses pemasangan kulit kapal dan rencana alat tangkap yang digunakan
b. Metode wawancara
pembuatan kapal yang berjumalah 3 orang (1 orang kepala produksi utama dan 2
orang wakil kepala produksi) yang betugas memimpin jalannya proses pembuatan
kapal dan bertanggung jawab penuh atas proses pembuatan kapal tersebut.
dimulai dengan peletakan lunas dan linggi hingga pada tahap akhir yaitu proses
mengenai ada atau tidaknya desain pada saat proses pembuatan kapal
40
konstruksi yang ditanyakan meliputi ukuran lunas, linggi haluan dan buritan,
gading dan wrang, galar balok dan galar kim, balok geladak, papan kulit dan
geladak, sekat, pagar, palka, bagunan atas dan pondasi mesin. Pada proses
wawancara juga ditanyakan perihal bahan dan material pembuatan kapal seperti
jenis dan kebutuhan kayu serta alat-alat bantu pengerjaan yang dibutuhkan seperti
alat elektronik dan non elektronik dalam pelaksanaan pembuatan kapal. Kemudian
juga ditanyakan mengenai jumlah tenaga kerja dan biaya pembuatan kapal secara
(Peraturan Kapal Kayu) yang diterbitkan oleh Biro Klasifikasi Indonesia, buku
Cilacap yang diterbitkan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ,dan
beberapa jurnal ilmiah yang berkaitan dengan studi pembuatan kapal perikanan.
d. Metode dokumentasi
saat pengamatan dengan cara pengambilan foto atau video dari proses pembuatan
visualisasi hasil Praktek Kerja Lapangan. Dokumentasi yang diambil yaitu foto
41
dan video proses pembuatan kapal yang dimulai dengan peletakan lunas dan
linggi hingga pada tahap akhir yaitu proses pengecatan kapal. Kemudian foto
bahan dan material pembuatan kapal, foto bagian-bagian dan konstruksi pada
kapal meliputi lunas, linggi haluan dan buritan, gading dan wrang, galar balok dan
galar kim, balok geladak, papan kulit dan geladak, pagar, palka, bagunan atas dan
pondasi mesin. Kemudian juga foto keadaan tempat dan kegiatan mahasiswa saat
Jenis data dapat dibedakan menjadi dua jenis diantaranya yaitu data primer
dan data sekunder. Data primer dan sekunder digunakan sebagai dasar dalam
a. Data primer
Data primer yang diambil dalam Praktek Kerja Lapangan ini antara lain :
2. Ukuran utama kapal yaitu berupa panjang seluruh kapal (length over all),
panjang garis geladak kapal (length deck line), panjang garis air kapal
3. Ukuran konstruksi kapal yang meliputi ukuran lunas, linggi haluan dan
buritan, gading dan wrang, galar balok dan galar kim, balok geladak, papan
kulit dan geladak, sekat, pagar, palka, bagunan atas dan pondasi mesin;
mesin, ruang penyimpanan dan palka ikan, ruang ABK dan kakus/toilet;
5. Bahan dan material yang digunakan selama proses pembutan kapal meliputi
jenis dan kebutuhan kayu serta jenis alat-alat bantu penunjang proses
pembuatan kapal;
8. Jumlah tenaga kerja dan biaya pembuatan satu unit kapal di CV. Mutiara
Karya.
b. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan atau tersedia untuk
peneliti dari pihak lain yang diperoleh secara tidak langsung melalui perantara.
Data sekunder biasanya telah tersusun dalam bentuk dokumen tertulis yang
pengumpulan data sekunder yang dilakukan pada Praktek Kerja Lapangan ini
mengunakan metode studi pustaka dari beberapa sumber yaitu buku Peraturan
Klasifikasi dan Konstruksi Kapal Laut (Peraturan Kapal Kayu) yang diterbitkan
untuk Rancang Bangun Kapal Nelayan di Cilacap yang diterbitkan oleh Badan
Data sekunder yang diambil dalam Praktek Kerja Lapangan ini antara lain :
Barat, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kebumen dan sebelah barat
berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar Provinsi Jawa Barat.
Kabupaten Cilacap merupakan satu dari 35 kabupaten atau kota di Provinsi Jawa
Tengah yang mempunyai letak cukup strategis karena merupakan daerah yang
Selain itu, Kabupaten Cilacap merupakan kabupaten yang terluas di Jawa Tengah
dan terletak di jalur yang menghubungkan antara Jawa Tengah dan Jawa Barat.
CV. Mutiara Karya memiliki kantor sekaligus gudang bahan dan peralatan
produksi yang terletak di Jl. Madukara No. 8 RT 01 RW 01, Desa Tritih Wetan,
praktek kerja lapangan ini pihak CV. Mutiara Karya merupakan sebuah kontraktor
jasa pembuatan kapal kayu. Pada proses pembuatan kapal tersebut pihak CV.
Mutiara Karya menyewa sebuah dok atau galangan kapal CV. Kilat Jaya yang
dengan titik kordinat 7°43'37.47" LS ; 109° 1'26.94" BT dan luas area galangan
sekitar 4.873 m2. Galangan kapal (dock) adalah tempat dimana segala kegiatan
yang menyangkut reparasi kapal yang rusak, perawatan kapal dan proses
44
45
penangkapan ikan. Galangan kapal CV. Kilat Jaya merupakan salah satu
Jenis docking yang digunakan adalah jenis slipway dock dengan memiliki 4 jalur
slipway docking yang digunakan sebagai tempat untuk proses pengedokan kapal
kapal.
kontraktor di bidang industri kayu yang ada di Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa
Tengah. CV. Mutiara Karya juga bergerak dalam bidang jual beli kayu dan
CV. Mutiara Karya memiliki kantor sekaligus gudang bahan dan peralatan
Pada proyek kontraktor industri kayu CV. Mutiara Karya juga merambah
pada bisnis pembuatan kapal perikanan berbahan dasar kayu khususnya di daerah
Kabupaten Cilacap dan sekitarnya, namun kadang juga permintaan datang dari
luar daerah seperti daerah sekitar Jawa Barat. Pada proses pembangunan atau
pembuatan kapal yang sederhana (tradisional) namun telah teruji kualitasnya yang
Mutiara Karya.
Cilacap yaitu galangan CV. Kilat Jaya. Kerjasama perihal penyewaan galangan ini
menurut pemaparan pihak CV. Mutiara Karya telah berlangsung sejak lama
kurang lebih sekitar 15 tahun sehingga hampir semua proyek pembuatan kapal
menyewa galangan dari CV. Kilat Jaya. Jenis galangan (dock) CV. Kilat Jaya
adalah jenis slipway dock atau dok tarik yang mana dalam sistemnya mengunakan
rel dan meja lori sebagai tumpuan sistem dok dan kawat baja sebagai sistem
penarik.
Berdasarkan Praktek Kerja Lapangan yang telah dilakukan CV. Mutiara Karya
kapal. Dasar pemikiran dari metode ini adalah merencanakan kapal yang
diharapkan lebih baik dari kapal terdahulu (kapal pembanding) sehingga dalam
47
ini tidak digunakan untuk merencakan kapal tipe baru, tetapi pengembangan dari
tipe yang telah ada. Keuntungan dari penggunaan metode perbandingan (method
of comparision ship) salah satunya adalah cepat dan sederhana pada penerapannya
serta resiko kegagalan yang rendah. Metode ini juga bersifat memperbaiki dari
kapal yang sudah ada baik dari segi teknis atau ekonomisnya.
seperti basic design, contrac design, dan detail design sedangkan untuk
para pengrajin. Pada umumnya CV. Mutiara Karya membuat kapal tanpa disertai
gambar sketsa kapal yang akan dibangun. Akan tetapi, pihak CV. Mutiara Karya
juga dapat menerima pesanan pembuatan kapal yang telah dilengkapi dengan
gambar detail seperti general arrangement dan profile construction yang berasal
Menurut Rachman et al. (2012), pada umumnya kapal kayu nelayan di Indonesia
lines plan, midship section, dan construction profile sebagai salah satu syarat
teknis yang harus dipenuhi. Hal ini terjadi karena proses pembangunan
Pada proses perencanaan kapal pihak pemesan kapal bertemu dengan pihak
perencanaan tersebut berkaitan dengan ukuran dasar kapal yang dikaitkan dengan
biaya dan performa atau spesifikasi kapal. Kemudian setelah proses perencanaan
dilakukan, pihak dari CV. Mutiara Karya melakukan koordinasi dan penyampaian
kayu berkualitas sesuai dengan bagian-bagian kapal yang akan dibangun. Hal ini
dilakukan karena masing-masing bagian kapal dibangun dari jenis kayu yang
49
Lapangan yang telah dilakukan diketahui bahwa jenis kayu yang digunakan untuk
proses pembuatan kapal adalah kayu Bangkirai (Shorea laevis) dan kayu Laban
(Vitex pinnata L). Menurut Kholis et al. (2020), pembangunan kapal perikanan
tradisional dengan bahan kayu di Indonesia cukup bervariasi, baik dari segi
hingga pemasangan kulit lambung kapal bagian bawah terlebih dahulu lalu
pemasangan kerangka utama lambung bagian atas. Setelah itu, dilanjutkan lagi
dengan pembuatan dek dan palka. Tahap akhir dari proses pembangunan kapal
untuk lebih memahami sebuah objek. Desain diperlukan jika ingin membuat suatu
rancangan objek menjadi bentuk tiga dimensi dengan ketelitian tinggi dan akurat.
Berdasarkan Praktek Kerja Lapangan yang telah dilakukan CV. Mutiara Karya
tanpa mengunakan penggambaran desain pada tahap awal, namun pada tahap ini
diganti dengan dilakukan proses perencanaan ukuran utama kapal dengan pihak
kapal disampaikan kepada kepala produksi kapal sebagai pelaksana teknis yang
berfungsi sebagai dasar umum pembuatan kapal. Menurut Rachman et al. (2012),
pada umumnya kapal kayu nelayan di Indonesia dibangun oleh galangan kapal
gambar desain seperti general arrangement, lines plan, midship section, dan
construction profile sebagai salah satu syarat teknis yang harus dipenuhi. Hal ini
pada lines plan ataupun general arrangement oleh galangan kapal pada tahap
akhir. Menurut Pasaribu et al. (2011), desain merupakan hal yang sangat penting
dalam proses pembangunan kapal perikanan. Desain sebuah kapal tertuang dalam
gambar lines plan yang menggambarkan bentuk irisan kapal dalam tiga buah
gambar yaitu: gambar tampak samping (profile plan), tampak atas (half breadth
plan) dan tampak depan (body plan). Desain kapal ini diperoleh dari data yang
terdapat didalam tabel offset lapangan dimana data dalam tabel offset ini diperoleh
Indonesia biasanya memiliki ciri khas tersendiri dalam pembuatan kapal. Hal ini
didasarkan atas beberapa pertimbangan antara lain tujuan pembuatan kapal dan
digunakan.
51
tujuan mendukung suatu bangunan dan desain dari suatu kapal. Pada bidang
bangunan kapal yang mana terdiri dari badan kapal beserta bangunan atas.
Menurut Yulianto et al. (2013), pembangunan kapal ikan perlu ada suatu
rancangan agar kapal yang dihasilkan memiliki atau mempunyai keragaan yang
baik dan dapat berfungsi secara optimal dalam usaha penangkapan ikan.
beberapa hal yang menjadi penentu kapal bisa dioperasikan dengan layak
konstruksi pada kapal kayu pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua
kekuatan yang utuh yang mampu menahan beban statis dan dinamis yang bekerja
pada badan kapal. Menurut Rachman et al. (2012), bagian-bagian konstruksi kapal
kekuatan memanjang adalah lunas, linggi, galar balok, dan kulit luar. Sedangkan
52
Susunan konstruksi kapal kayu pada dasarnya terdiri dari badan kapal,
bagunan atas atau rumah geladak, meskipun pada beberapa kapal kayu berukuran
kecil tidak terdapat bagunan atas dan rumah geldak pada susunan konstruksinya.
Badan kapal terdiri dari lambung sebelah kiri dan lambung sebelah kanan, bagian
dasar, bagian geladak dan bagunan atas yang merupakan bagian tambahan yang
dengan linggi haluan dan susunan lunas, linggi buritan dan balok linggi baling-
baling disusun menjadi satu kesatuan yang kokoh untuk menerima daya dorong
dari tenaga baling-baling. Sedangkan pada bagian dalam dipasang balok bilga
kapal.
Susunan konstruksi lambung terdiri dari lajur lunas atau lajur alas, lajur
galar, lajur sisi dan lajur sisi atas yang dipasang memanjang. Gading pada bagian
atas dihubungkan dengan balok geladak dan pada bagian bawah dihubungkan
tekanan air laut dari bawah dan dari arah samping kapal.
berfungsi untuk menahan beban dari atas geladak dan menutup ruang kapal dari
53
kerangka memanjang kapal, maka pelat geladak diperkuat oleh pembujur geladak.
Jadi dengan demikian daerah yang mendapat pembebanan tarik dan tekan yang
paling besar, yakni di alas dan di geladak sistem kerangka memanjang kapal,
sedangkan untuk daerah yang terutama mendapat pembebanan geser yaitu pelat
Bentuk konstruksi bagian depan kapal dirancang untuk membelah air atau
gelombang dengan baik dan dapat mengurangi tahanan kapal sebesar mungkin.
Komponen konstruksi bagian depan terdiri dari linggi haluan yang merupakan
bagian terdepan dari kapal dan juga berfungsi sebagai penguat utama pada ujung
depan kapal, linggi ini menerus kebawah sampai lunas dan berasal dari balok kayu
tanpa sambungan. Menurut Bangun et al. (2017), haluan kapal merupakan bagian
Gelombang yang diterjang oleh bagian haluan kapal selalu lebih besar
dibandingkan dengan yang dihadapi oleh bagian badan kapal lainnya. Haluan
kapal memiliki fungsi penting, salah satunya adalah sebagai pemecah gelombang
laut pada saat kapal dioperasikan di laut. Secara umum, haluan kapal memiliki
bentuk raked bow atau spoon bow. Bentuk haluan kapal yang sesuai dengan
sehingga operasional kapal dan pergerakan kapal akan menjadi lebih baik dan
efisien.
sehingga bentuk aliran air dari bagian depan dan lambung dapat dimanfaatkan
bagian buritan kapal biasanya dilakukan apabila fungsi dari kapal tersebut dirubah
dari fungsi awal, agar kecepatan servis kapal mencapai kecepatan yang
diinginkan. Pada setiap aliran air pada badan kapal sampai ke bagian buritan
kapal, selalu terjadi wake / arus ikut yang merupakan perbedaan antara kecepatan
tegangan yang terjadi pada bagian tengah konstruksi kapal. Pada ukuran
Rumus empiris beban rancangan konstruksi kapal tersebut didasarkan pada ukuran
beban laut baik yang berasal dari muatan kapal maupun dari besarnya tekanan air
Pada pembangunan kapal khususnya kapal ikan dari bahan kayu, maka
keterampilan khusus dan harus dikerjakan secara teliti, karena merupakan pokok
dari kekuatan kapal. Konstruksi kapal ikan harus memiliki kekuatan yang besar
karena bisa berhadapan dengan kondisi laut yang buruk dan menahan getaran
a. Konstruksi lunas
penting dalam menyangga kekuatan memanjang kapal yang terletak pada dasar
tengah kapal mulai dari linggi buritan sampai linggi haluan kapal. Menurut
letaknya, lunas dapat dibedakan menjadi dua macam lunas yaitu lunas luar dan
konstruksi kapal kayu bahwa kapal kayu dengan angka petunjuk panjang
dikalikan lebar per 3 ditambah tinggi geladak utama L (B/3 + H) lebih kecil dari
140, tidak perlu dipasang lunas dalam, sedangkan L (B/3 + H) lebih besar dari 140
pada pembuatan kapal oleh CV. Mutiara Karya sebuah balok kayu panjang tanpa
sambungan dengan ukuran panjang 21,82 m. Pada ujung lunas bagian depan
Pada konstruksi lunas jenis kayu yang digunakan adalah kayu bangkirai (Shorea
laevis) yang memiliki karakter kekuatan yang sesuai dengan prinsip lunas kapal
Linggi ini terdiri dari dua macam, yaitu linggi haluan yang dipasang dibagian
depan kapal (haluan) dan linggi buritan yang dipasang di bagian belakang kapal
lambung kiri dan kanan kapal. Linggi haluan berukuran lebih panjang daripada
linggi buritan dan saat dipasang, postur linggi haluan lebih tinggi daripada linggi
buritan. Linggi haluan juga merupakan bagian kapal yang menghadapi ombak dan
berfungsi membelah air. Linggi haluan adalah konstruksi kapal yang terdiri dari
kayu balok yang disambung pada ujung lunas haluan kapal dan dipasang dalam
dan diperkuat dengan sepatu linggi yang terbuat dari baja serta diikat sambungan-
sambungan tersebut dengan menggunakan mur baut. Adapun linggi buritan adalah
bagian kapal yang membentuk ujung buritan kapal dan berfungsi menyangga
linggi haluan, linggi buritan biasanya memiliki ukuran tebal yang lebih besar
daripada tebal linggi haluan. Hal ini disebabkan pada bagian tebal dari linggi
Ketentuan linggi haluan yang diatur oleh Biro Klasifikasi Indonesia tentang
konstruksi kapal kayu adalah sebagai berikut: a). Sponeng yang dibuat pada linggi
haluan paling sedikit 1,5 kali tebal papan kulit luar; b). Lebar tinggi haluan
diantara sponeng-sponeng paling sedikit harus tiga kali tebal papan kulit luar;
c).Sambungan pada linggi haluan sedapat mungkin harus dihindari, jika terdapat
sambungan pada linggi haluan, maka letak sambungan tersebut harus diatas garis
58
air (garis muat) panjang sambungan kurang lebih lima kali tinggi haluan ; d). Pada
sambungan antara lunas dengan tinggi haluan, harus dipasang penahan air (stop
water) dari kayu lunak pada titik titik dimanan sponeng memotong sambungan-
sambungan tersebut; e). Lutut linggi (knee) harus dipasang untuk penguat
sambungan linggi haluan dengan lunas. Lutut linggi haluan tersebut harus
berimpitan dengan lunas dengan linggi masing-masing sepanjang tiga kali tinggi
lunas.
Keterangan : (A) bentuk linggi raked bow, (B) bentuk linggi spoon bow
Gambar 7. Jenis Bentuk Linggi Haluan
Sumber : Praktek Kerja Lapangan, 2021.
pada pembuatan kapal oleh CV. Mutiara Karya, linggi memenuhi ketentuaan
teknis seperti halnya lunas. Bentuk linggi haluan kapal berbentuk raked bow tidak
(siku tinggi). Adapun ketentuan dari sudut pertemuan atau sudut siku kelunas
harus dibuat panjang tiga kali lebar lunas, begitu juga dari sudut siku ke linggi
harus dibuat panjang tiga kali lebar lunas, dengan diikat masing-masing tiga baut.
Jadi untuk siku linggi harus diikat dengan enam baut. Bilamana konstruksi
kedudukan linggi terhadap lunas tidak dipasang siku atau tidak diperkuat degan
siku, maka kekuatan konstruksi atau kedudukan linggi terhadap lunas sangat
berbahaya, dan kekuatannya hanya terletak pada ujung papan kulit yang
kapal di mana kulit kapal diletakkan. Gading juga sebagai tempat melekatnya
kulit atau lambung kapal agar bentuknya tidak berubah. Selain sebagai tempat
melekatnya kulit atau lambung kapal, gading juga berfungsi sebagai tempat
60
melekatnya galar dan sekaligus sebagai penumpu balok geladak kapal. Secara
umum gading pada kapal dibedakan menjadi gading tunggal dan gading ganda.
Menurut Bochary dan Larengi (2012), gading-gading dapat dibuat dari gading-
dari bagian kiri bagian kanan dihubungkan dengan wrang. Gading-gading ganda
umumnya menerus melewati tengah kapal dan di bagian tengah dibuat meninggi.
Wrang merupakan balok melintang yang dipasang di atas lunas luar untuk
menghubungkan gading bagian kanan dan kiri. Wrang sering juga disebut sebagai
gading dasar karena letaknya yang berada di dasar badan kapal. Disamping wrang
sebagai penguat dan penyatu gading sebagai kerangka kapal, disini senta/galar
balok juga sebagai penguat, pengikat dan penghubung antara gading satu dengan
gading lainnya, juga sebagai kekuatan memanjang kapal selain lunas. Sehingga
kiri dan kanan di sambung dan dihubungkan dengan menggunakan gading alas
(wrang) yang di bentuk dari bahan kayu yang sama dengan bahan gading (laban
Ketentuan gading dan wrang juga diatur oleh Biro Klasifikasi Indonesia
- Gading-gading kayu balok dapat dibuat berupa kayu balok tunggal atau kayu
balok ganda.
- Jarak antara gading satu dengan yang lain diukur dari tengah-tengah gading
61
dengan bentuk gading-gading. Bila kayu tersebut tidak cukup panjang, maka
tiga kali lebih tebal; (2) Sambungan tumpul (sambungan dasar) sebuah balok
yang lain, tetapi pertemuan sambungan harus dibagi sebaik mungkin (merata).
yang kedua harus kira-kira enam kali tebal gading, tetapi jarak antara kedua
- Gading-gading sisi kiri dan sisi kanan dari gading-gading tunggal lengkung
gading dan wrang pada pembuatan kapal oleh CV. Mutiara Karya mengunakan
tipe gading tunggal dengan jarak antar gading sekitar 30 cm dengan ketebalan 17
beradapada bagian haluan, 23 gading berada pada tengah kapal (badan kapal) dan
10 bagian dibagian buritan. Jenis kayu yang digunakan untuk gading adalah kayu
kayu bagian pangkal tersebut bertujuan agar kelengkungan alami yang ditimbukan
memiliki kekuatan yang lebih baik daripada membentuk gading dari bagian yang
63
konstruksi gading kapal kayu tidak terdapat gading alas dan gading balik. Gading-
gading kapal kayu dibuat dari kayu yang melengkung secara alami, sehingga
mudah untuk membentuknya. Hal ini juga memperkuat konstruksi kapal karena
gading bagian bawah, gading bagian samping dan gading atas. Gading bawah
disambungkan dengan gading samping tepat pada posisi kelengkungan dan gading
samping juga dihubungkan dengan gading atas (pagar) tepat pada batas geladak
kapal dengan menggunakan baut ukuran 5/8 14 inch. Antar gading kiri dan kanan
dengan gading-gading tunggal memakai paling sedikit tiga baut ukuran 5/8 .
Selain itu wrang juga dihubungkan dengan lunas menggunakan baut-baut ukuran
3/4. Wrang di bawah pondasi mesin harus diperkuat yaitu tinggi atau tebalnya
ditambah. Wrang dipasang dengan jarak yang sama pula dengan jarak antara
dan balok geladak membentuk sebuah rangkaian yang saling berhubungan dan
terletak pada satu bidang vertikal sesuai penampang melintang kapal pada tempat
haluan. Gading yang terletak pada tempat yang terlebar dari kapal disebut gading
besar dan gading yang terletak di sarung poros baling-baling disebut gading
mengurangi tahanan kapal, sedangkan bagian tengah hingga buritan, gading kapal
d. Konstruksi galar balok utama, galar balok samping dan galar balok kim
Galar balok utama adalah salah satu konstruksi yang utuh dan tidak terputus
gaya-gaya dari luar maupun dari dalam. Galar balok samping dan galar balok kim
adalah termasuk konstruksi pada bagian dalam kapal yang merupakan bangunan
dari luar maupun dari dalam. Menurut Chatimah et al. (2021), galar pada kapal
terbagi menjadi dua yaitu galar balok dan galar kim, galar balok merupakan
penyambung antara gading dari bagian depan sampai bagian belakang di tiap sisi
kapal bagian atas, galar balok tepat terletak di bawah balok geladak sedangkan
galar kim merupakan penyambung antar gading di tiap sisi kapal namun berada
pada bagian bawah setelah galar balok tepatnya menempel pada bagian gading-
Keterangan : (A) Galar Balok, (B) Galar Balok Samping, (C) Galar Kim
Gambar 12. Konstruksi Galar Tampak Depan
Sumber : Praktek Kerja Lapangan, 2021
balok utama, galar balok samping dan galar balok kim pada pembuatan kapal oleh
CV. Mutiara Karya dipasang sepanjang kapal tanpa terputus (menembus sekat) di
sisi dalam gading-gading pada lajur di bawah geladak dan untuk pengikatan galar
berukuran panjang 800 cm, lebar 30 cm ; dan tebal 8 cm. Kemudian untuk baut
pengikat dan penyambung galar mengunkan baut 5/8 14 inch s.d. baut 5/8 15 inch
serta dipasang ring dan mur ukuran 5/8 pada saat proses pengencangan baut.
(chamber) sehingga air yang terdapat di permukaan papan geladak dapat mengalir
ke luar kapal dengan cepat melalui lubang air yang ditempatkan di atas papan
geladak antara gading-gading pada sisi kiri dan kanan pagar geladak kapal.
66
geladak pada pembuatan kapal oleh CV. Mutiara Karya dipasangan balok geladak
dengan arah melintang kapal yang dihubungkan dengan gading merupakan suatu
melintang kapal. Balok geladak berukuran lebar dan tebal 17 cm dengan panjang
geladak dipasang pada posisi diatas galar balok dan pada setiap gading dengan
mengunakan baut 3/4 12 inch serta dipasang ring dan mur ukuran 3/4 pada saat
balok geladak berukuran semakin pendek dan ringan. Balok-balok yang berada
pada ujung-ujung lubang palka harus diperkuat lagi. Hal ini mengingat daerah
yang harus menerima beban yang relatif besar. Balok-balok ujung lubang palka di
bagian tengah, ditumpu oleh penumpu-penumpu ujung lubang palka dan ujung-
Kulit kapal adalah papan atau plat yang disambung menjadi lajur yang
terdapat pada badan kapal biasa disebut dengan kulit kapal atau disebut juga ship
shell. Kulit luar berfungsi untuk mencegah air masuk ke dalam badan kapal
kapal. Konstruksi papan papan kulit dapat dilihat pada gambar 13 dan detail
konstruksi pada gambar 14 serta bentuk sambungan kulit pada gambar 15.
terdiri dari dua lapisan papan memberikan kekuatan yang lebih baik yaitu papan
kulit luar dan papan kulit dalam, sehingga jarak gading dapat diperbesar dan
secara keseluruhan berat konstruksi lebih ringan. Kulit kapal berguna untuk
memberikan kekuatan struktur memanjang kapal, menerima beban dari kapal dan
muatannya merupakan penutupan kedap air dari dasar hingga bagian atas kapal.
Papan kayu yang digunakan mengunakan jenis kayu damar laut atau bangkirai
dengan ketebalan untuk papan yaitu 6 cm dan 8 cm. Panjang papan kulit juga
terdapat beberapa macam yaitu papan dengan panjang 4 m, 6 m dan 8 m dan lebar
papan kulit dengan ketebalan 6 cm dipasang pada bagian yang tidak sejajar
dengan tempat galar balok/kim. Paku yang digunakan untuk melekatkan papan
kulit pada gading mengunkan paku 4 inch. Selain itu pada setiap jarak satu gading
akan dilakukan pembautan untuk menambah kekuatan papan dengan ukuran baut
5/8 12 inch s.d. 5/8 15 inch menyesuaikan ketebalan papan serta dipasang ring dan
g. Konstruksi sekat-sekat
Konstruksi sekat melintang dapat dijumpai pada semua tipe kapal dan
hanya dijumpai pada kapal-kapal tertentu saja. Peraturan tentang jumlah sekat
melintang kedap air pada kapal-kapal tercantum dalam buku peraturan Biro
Klasifikasi Indonesia. Kapal harus mempunyai paling sedikit tiga sekat kedap air
untuk kamar mesin yang terletak di belakang dan empat sekat untuk kamar mesin
sekat-sekat pada pembuatan kapal oleh CV. Mutiara Karya berupa papan yang
berada di atas gading-gading dasar dan ukurannya sama dengan papan kulit yaitu
disesuikan berdasarkan lebar geladak (B mdl) yaitu sekitar 570 cm untuk sekat
lambung kapal. Seperti pada semua kapal untuk menjaga agar apabila terjadi
kebocoran air tidak langsung mengenai seluruh ruangan di dalam lambung kapal,
maka perlu di pasang sekat kedap air di tempat-tempat tertentu antara lain sekat
tubrukan di haluan, sekat palka ikan dan sekat ruang mesin. Sekat-sekat berfungsi
70
untuk memisahkan antara ruangan mesin, ruangan muatan (fish hold / palka),
geladak menurut Biro Klasifikasi Indonesia untuk kapal dengan angka petunjuk L
(B/3 + H) lebih kecil dari 55 m2, lebarnya minimal 75 mm dan untuk kapal yang
lebih besar, lebarnya minimal 100 s/d 130 mm. Panjang papan geladak harus
geladak pada pembuatan kapal oleh CV. Mutiara Karya dipasang memanjang.
Adapun ukuran papan geladak yaitu ketebal 4 cm, lebar 30 cm dan panjang 400
cm. Kemudian untuk pemasanganya mengunakan paku ukuran 2 inch s.d. 3 inch.
geladak agar tidak jatuh ke dalam laut pada saat kapal mengalami oleng.
(pagar geladak) pada pembuatan kapal oleh CV. Mutiara Karya, kubu-kubu (pagar
j. Konstruksi palka
penangkapan. Pada pembuatan palka-palka, harus dibuat sebaik mungkin baik dari
tata letak, kekuatan, kedap udara, kedap air maupun dari segi daya muat (volume)
ikan pada pembuatan kapal oleh CV. Mutiara Karya berbentuk balok tanpa tutup
pada bagian lambung tengah dengan dilengkapi lubang palka berbentuk persegi
haluan/buritan juga terdapat palka dengan bentuk mengikuti haluan atau buritan
kapal. Menurut Furkanudin et al. (2014), bentuk palka secara umum di bedakan
menjadi dua, yaitu berbentuk ruang empat persegi dan berbentuk mengikuti
Rencana jumlah palka yang dibuat adalah sembilah buah palka dengan
konstruksi palka per bagian berukuran panjang 1,8 m ; lebar 4,4 m ; tinggi 1,85 m
pada bagian haluan atau buritan. Sedangkan pada bagian lambung tengah hanya
berberbeda pada lebarnya yaitu lebar 2 m dan untuk panjang dan tingginya tetap
sama, hal ini dikarenakan pada palka bagian lambung tengah tersebut dibagi
menjadai dua bagian yaitu bagian kiri dan kanan. Pada tahap akhir proses
pembuatan kapal, ruang palka juga akan dilapisi dengan bahan fiberglass yang
berfungsi sebagai pelapis kayu agar palka tidak bocor/ kedap air dan menjaga
Bagunan atas pada kapal merupakan sebuah bagunan di atas geladak atau
dek kapal yang berisi ruangan-ruangan yang berfungsi menunjang kegiatan saat
pelayaran. Adapun bentuk konstruksi bangunan atas dapat dilihat pada gambar-
gambar berikut.
bangunan atas pada pembuatan kapal oleh CV. Mutiara Karya berfungsi sebagai
ruang kemudi dan akomodasi. Konstruksi bagunan atas ini tersusun dari delapan
balok kayu dengan ukuran lebar 20,2 cm dan tebal 20,2 cm dan tinggi 750 cm
yang berfungsi sebagai tiang utama bagunan atas. Balok kayu tersebut terpasang
pada gading bagian bawah mengunakan baut 3/4 17 inch serta dipasang ring dan
mur ukuran 3/4 pada saat proses pengencangan baut. Selain itu untuk
balok tiang atas dengan ukuran lebar 15 cm, tebal 10 cm dan panjang 400 cm.
75
l. Pondasi mesin
sesuatu yang dijalankan dengan roda-roda dan digerakkan oleh tenaga manusia
Pondasi mesin berfungsi menyangga berat mesin utama dan menahan mesin
utama pada waktu kapal oleng dan mengangguk, juga pada waktu mesin bekerja.
pondasi mesin pada pembuatan kapal oleh CV. Mutiara Karya, pondasi mesin
harus kayu utuh atau kayu tunggal yang kuat. Ukuran besarnya pondasi mesin
tergantung akan besarnya kekuatan mesin ,besarnya mesin dan ukuran dari mesin.
Pondasi mesin tersebut harus lebih panjang dari pada mesin sehingga dapat
memikul beban mesin dan bantalan mesin yang di pasang. Konstruksi pondasi
mesin menurut ketentuan tehnis adalah dari bagian depan dan belakang pondasi
mesin harus diperkuat/dipasang balok silang dengan konstruksi balok batang yang
kanan dan kiri supaya menjadi satu. Pada sekeliling bagian pada pondasi mesin
dibedakan atas penampang melintang dan membujur. Bentuk dari penampang ini
tergantung dari tipe kapal dan kegunaan dari kapal tersebut.Ukuran utama kapal
terdiri dari panjang kapal (L), lebar kapal (B) dan tinggi kapal (D). Ukuran kapal
dapat dihitung melalui GT (gross tonnage), dimana gross tonnage adalah ukuran
geladak ukur.
Gross Tonnage (GT) kapal adalah satuan total volume kapal yang diukur
berdasarkan ukuran-ukuran utama kapal baik diatas dek maupun di bawah dek.
dilihat dari besar kecilnya gross tonnage kapal. Hal ini dikarenakan gross tonnage
merupakan gambaran daya muat kapal yang dapat digunakan sebagai acuan untuk
Menurut Akbari et al. (2015), kapal perikanan yang berukuran diatas 24 meter
+ 0.02 log V; V = Volume total dari kapal yang diasumsikan (atas dan bawah).
Tonage) pada kapal CV. Mutiara Karya adalah sebesar 105 GT. Perhitungan
mengunakan rumus GT jika LOA > 24 meter juga telah diatur dalam Peraturan
GT =kxV
GT = k x (V1 + V2)
= 0,2 + 0,02 log V x (23,23 x 5,7 x 3,32 x 0,7 + 8,91 x 3,20 x 3,85)
= 0,2 + 0.052413
= 0.252413 (417.494364)
= 105.3810
= 105 GT
Berdasarkan Praktek Kerja Lapangan yang telah dilakukan tahapan atau alur
dalam proses pemasangan konstruksi dan finishing kapal di CV. Mutiara Karya
Pembuatan kapal yang dibuat oleh CV. Mutiara Karya kurang lebih
dilaksanakan 4-5 bulan mulai dari penletakan lunas sampai dengan peluncuran
atau finishing. Beberapa konstruksi utama kapal telah dijelaskan pada sub-bab
79
konstruksi dan finishing sesuai dengan penjelasan yang telah didapatkan selama
Proses peletakan lunas merupakan awal dari proses atau tahapan dalam
pembuatan kapal. Proses peletakan lunas diartikan sebagai penempatan awal kayu
Lapangan yang telah dilakukan, pada proses peletakan lunas pada awalnya lunas
kayu yang telah diukur dan dibentuk sesuai ketentuan dan arahan dari kepal
produksi (mandor), balok lunas tersebut dipasang diatas meja lori. Pada
pemasangan diatas meja lori tersebut dikarenakan jenis dok yang digunakan
adalah slipway dock maka balok lunas tersebut terlebih dahulu dihayutkan ke
dalam kolam dok, kemudian para pekerja saling mengatur posisi balok lunas agar
sejajar dengan rel dan meja lori. Selanjutnya setelah posisi sesuai balok lunas
kembali di tarik ke luar dari kolam dok menuju wilayah dok yang tidak tergenang
air untuk selajutnya dilakukan pengerjaan. Lunas yang digunakan oleh CV.
Mutiara Karya adalah sebuah balok kayu panjang tanpa sambungan dengan
ukuran panjang 21,82 m. Proses selajutnya yaitu pemasangan linggi, linggi terbagi
dua yaitu linggi haluan dan linggi buritan. Tinggi linggi haluan dengan ukuran
kapal, menjaga agar tidak terjadi perubahan bentuk pada kulit kapal sekaligus
80
yang telah dilakukan gading dipasang pada lunas dengan dimulai dari pemberian
badan kapal, jarak antara gading-gading yang satu dengan yang lainya tidak sama,
dilakukan dibidang simetri, sehingga mudah diketahui bahwa jarak gading pada
bagian-bagian ujung akan lebih kecil bila dibandingkan dengan bagian tengah
badan kapal. Gading-gading pada bagian haluan kapal ujung bawahnya berakhir
diatas lunas dan ujung-ujung tersebut saling dihubungkan dengan wrang linggi.
Selanjutnya dilakukan dengan pemberian takik pada lunas atau linggi haluan dan
pembautan gading.
dari pada kapal, maka pada setiap pertemuan masing-masing gading untuk bagian
sisi kiri dengan bagian sisi kanan pada lunas maupun linggi dan transom harus
diperkuat dan disatukan dengan wrang, yang diikat dengan beberapa buah baut.
Pada setiap kedudukan wrang yang diapit dengan lunas dalam, maupun yang tidak
diapit dengan lunas dalam seperti dibagian linggi dan transom harus diikat dengan
baut tembus ke lunas luar (linggi atau transom). Bilamana kedudukan wrang yang
kebetulan tepat pada siku linggi cukup diikat dengan dua buah baut sekrup,
sehingga kedudukan gading dengan wrang terhadap lunas, linggi maupun transom
81
akan menjadi kuat dan kokoh. Sehingga pada akhirnya kedudukan papan kulit
Begitu juga dengan balok dek sebagai penguat dan penahan kekuatan
melintang gading pada kapal dan juga sebagai penompang papan deck dan
penahan beban dari atas. Maka balok dek harus dibuat kuat, tidak mudah patah
apabila mendapat beban dari atas, disamping itu tingkat kemiringan juga dilihat
agar memudahkan terbuangnya air bila diadakan pencucian dek. Adapun besar
ukuran balok dek dan balok girder disesuaikan dengan besarnya ukuran gading.
terhadap balok girder harusa dibentuk ekor burung. Begitu juga sebaliknya dengan
pertemuan/sambungan ujung balok girder terhadap balok dek harus dibentuk ekor
burung dan setiap masing-masing pertemuan silang harus diperkuat dengan siku-
siku.
Fungsi dan kedudukan papan kulit kapal dapat dibedakan menjadi dua
bagian, yaitu papan kulit yang selalu berhubungan dengan air dan papan kulit
yang tidak berhubungan dengan air. Kulit yang selalu berhubungan dengan air
harus menggunakan bahan kayu yang memenuhi persyaratam teknis (kayu yang
termasuk klasifiasi klas awet dan klas kuat). Disamping itu papan kulit yang
mengapit lunas atau sering disebut papan pengapit lunas, harus dibuat lebih tebal
dari pada papan kulit lainnya. Papan kulit harus mempunyai panjang yang cukup,
sedang tebal papan kulit tergantung dari ukuran kapal dan jarak gading pada
kapal. Makin jarang jarak antara gading satu dengan gading lainnya, makin tebal
papan kulit lambung kapal ini menggunakan paku ukuran 3-5 inch tergantung dari
ketebalan papan kayu. Papan kayu yang digunakan mengunakan jenis kayu damar
laut atau bangkirai dengan ketebalan untuk papan yaitu 8 cm dan 6 cm. Papan
kayu dilengkungkan mengunakan alat pres sesuai bentuk body kapal dan gading
yang telah terpasang dan proses pemakuan papan selalu pada bagian gading kapal.
bagian bawah, tengah, dan atas. Sedangakan papan dengan tebal 6 cm akan
mengisi sisi papan diantaranya. Pemasangan papan kulit pada sisi gading kanan
harus bersamaan dan seimbang (sama jumlah lajurnya) dengan sisi gading sebelah
kiri sampai pekerjaan selesai. Bila pemasangan tersebut tidak seimbang dan
bersamaan maka akan berpengaruh besar terhadap bentuk dan kestabilan dari pada
kapal tersebut.
yaitu sebagai pemisah antara kompartemen atau ruangan di kapal baik pemisah
fluida ke ruangan lain saat terjadi kebocoran. Pemasangan sekat melintang dapat
dijumpai pada semua tipe kapal dan menjadi persyaratan Biro Klasifikasi
papan dek bisa dilaksanakan bersamaan dengan papan kulit, kecuali pada bagian-
bagian yang bukan menjadi geladak utama. Papan dek yang terpasang memiliki
ketebalan 4 cm.
baguanan atas diawali dengan pemasangan balok berfungsi sebagai tiang utama
Pada sambungan antar papan kulit terjadi celah-celah antar sambungan yang
kebocoran pada kapal. Solusi untuk menghindari kebobocoran pada kapal dapat
pendempulan. Bahan pakal dapat dibuat dari kain wool, serat manila maupun serat
memasukkan serat kain ke dalam celah-celah lubang badan kapal. Pemakalan ini
berfungsi untuk menutup lubang-lubang kapal atau celah-celah antar papan kayu
sehingga air tidak dapat masuk ketika kapal beroperasi. Pemakalan ini dilakukan
dengan bantuan alat pahat dan palu. Pendempulan dilakukan dengan cara melapisi
bagian-bagian yang telah dipakal dan lubang paku. Dempul terbuat dari campuran
serbuk gergaji, lem kayu dan oli. Campuran dempul ini digunakan pada bagian
mengalami kerusakan berat dilapisi dengan dempul yang terbuat dari campuran
pemakalam dilakukan pada saat kulit kayu tidak lagi mengalami perubahan
bentuk atau dalam arti pada proses tahap akhir (finishing). Proses pemakalan
dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu pemadat ataupun pahat kayu.
Bahan yang digunakan pada proses pemakalan adalah oli, serat kain dari keset,
dempul dan cairan teer, dimana serat kain tersebut akan dimampatkan ke celah
pada sambungan dan setelahnya akan dilapisi dengan bahan cairan teer. Adapun
urutan proses pemakalan yang pertama adalah membuat atau memperbaiki celah
antar sambungan sebagai tempat pemakalan. Mengoleskan lem kayu dan teer pada
pakal ke dalam celah dan diadakan pemampatan dengan pahat pipih dan dipukul
dengan palu. Langkah selanjutnya kemudian memberi dempul pada sisa celah
perawatan kapal yang sangat penting dan tidak boleh ditinggalkan. Pendempulan
dilakukan dengan mengoleskan campuran dempul, minyak dempul dan lem epoxy
yang biasa disebut dengan plamir pada bagian permukaan kulit kapal yang
bertujuan untuk merekatkan bagian yang dipakal dan meratakan permukaan badan
menggunakan serat fiber atau dapat disebut mat dengan hasil yang lebih bagus
dibanding dengan pengecatan karena lebih awet dan tahan terhadap air laut.
85
Prinsip pemasangan fiber pada dasarnya sama dengan prinsip pengecatan sampai
permukaan lambung yang telah didempul kemudian diolesi oleh campuran lem
resin dan catalyst, kemudian ditempelkan serat fiber yang berbentuk lembaran dari
campuran pewarna dan lem resin serta cairan catalyst agar cepat kering.
permukaan kayu dari serangan serangga, jamur, rayap serta binatang laut yang
menyebabkan kayu cepat lapuk. Selain itu untuk mempertahankan kekuatan kayu
dapat mencegah terjadinya korosi pada bahan pengikat yang terbuat dari logam
serta untuk memperindah kapal. Berdasarkan Praktek Kerja Lapangan yang telah
dilakukan pengecatan pada lambung kapal di atas garis air, selain tahan terhadap
air laut juga harus tahan terhadap pengaruh cuaca. Pada pengecatan badan kapal di
bawah garis air perlu dilakukan sampai tiga kali atau tiga lapisan cat yaitu dua
lapisan cat dasar dan satu lapis cat anti fouling. Cat ini gunanya untuk melindungi
badan kapal di bawah garis air dari serangan binatang serangga laut. Penggunaan
tiap jenis cat juga berlainan fungsi tergantunng dari bagian permukaan yang akan
dicat. Cat yang digunakan untuk pengecatan adalah cat kayu dengan merek cat
nippon marine coating dan cat carepol. Kemudain pengecatan dilakukan dengan
kuas dan roll cat. Pengecatan dengan roll cat digunakan untuk tempat-tempat yang
luas seperti pada lambung kapal dan batang roll cat juga dipasang tongkat panjang
yang berfungsi untuk menjangkau daerah-daerah yang tinggi dan sulit dijangkau.
86
Salah satu aspek yang penting dalam pembuatan kapal adalah perencanaan
permesinan yang menjadi salah satu aspek dari sistem propulsi. Propulsi adalah
mekanisme atau sistem yang digunakan untuk menghasilkan daya dorong untuk
memindahkan kapal atau perahu di air. Secara umum sistem propulsi kapal terdiri
dari tiga komponen utama yaitu motor penggerak utama (main engine), sistem
transmisi, dan alat gerak (propulsor). Ketiga komponen utama ini merupakan
suatu kesatuan yang didalam proses perencanaannya tidak dapat ditinjau secara
karena pemakaian bahan bakar untuk operasional propulsi kapal merupakan hal
yang mempengaruhi total cost operasional kapal. Selain itu kapal perikanan juga
dituntut dapat bergerak secara cepat dan stabil dalam kondisi operasi penangkapan
dalam operasional kapal ikan adalah sangat tinggi. Sehingga untuk memenuhi
yang handal dan yang mampu memberikan ruang fleksibilitas secara optimal
pada pembuatan kapal CV. Mutiara Karya adalah propeller wheel. Propeller
wheel atau baling-baling merupakan salah satu komponen pada kapal penangkap
ikan yang memiliki fungsi untuk menggerakan kapal. Efisiensi dari propeller
kapal sangat berpengaruh langsung terhadap mesin utama penggerak pada kapal
160 cm dengan jumlah daun baling baling sebanyak 4 (empat) buah yang
ditempatkan pada bagian bawah buritan kapal tepatnya pada bagian atas dari lunas
sehingga bila kapal dalam keadaan bermuatan penuh baling-baling tersebut akan
dua buah daun atau lebih yang menjorok dari hub atau bos.
Mesin penggerak kapal merupakan suatu alat atau mesin yang digunakan
sebagai motor penggerak kapal sehingga kapal dapat bergerak dari tempat yang
satu ke tempat yang lain. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi
kemampuan kapal adalah penggunaan daya mesin penggerak (HP) dan capaian
kecepatan kapal (knot) yang sesuai dengan kebutuhan operasi penangkapan ikan.
pada saat kapal telah selesai adalah menggunakan mesin pembakaran dalam
antara 220-350 HP. Mesin merek Nissan mengunakan mesin tipe Nissan RF 7
dengan 8 silinder yang memiliki daya 340 HP dan torsi 1,177 Nm / 1.400 rpm.
8DC11 dengan 8 silinder yang memiliki daya 340 HP dan torsi 1.225 Nm / 1.300
rpm. Menurut Adji (2006), internal combustion engines yang digunakan dalam
dikenal dengan nama Diesel Engines. Berbagai ukuran untuk diesel engines ini
kemudian dibuat, mulai dari kebutuhan untuk pleasure boats hingga ke modern
memberikan lebih dari 2500 kW per cylinder, maka output power bisa mencapai
Ruangan pada kapal biasanya telah tergambar pada rencana umum (general
dari pada konstruksi kapal yang menggambarkan susunan ruang badan kapal,
Berdasarkan Praktek Kerja Lapangan yang telah dilakukan, susunan tata ruang
kapal dan pembagian ruangan pada kapal dapat dilihat pada gambar berikut ini :
89
Keterangan :
4 = Ruang Mesin
Ruangan pada kapal dapat dibagi menjadi ruangan di bawah dan di atas
geladak utama (deck). Adapun penjelasan beberapa ruangan pada kapal adalah
sebagai berikut :
Secara umum ruang palka adalah ruangan dibawah geladak yang berguna
sebagai tempat penyimpanan muatan kapal. Palka ikan diartikan sebagai suatu
90
ruangan yang terdapat dalam kapal untuk menyimpan ikan hasil tangkapan selama
beroperasi. Menurut Hadi et al. (2012), teori bangunan kapal palka adalah sebuah
atau beberapa ruangan dibawah deck (under deck) yang diisolir atau disekat secara
kedap air antara ruang yang satu dengan ruang yang lain dan didalamnya ditata
Bentuk palka secara umum dibedakan menjadi dua, yaitu berbentuk ruang
empat persegi dan berbentuk mengikuti bentuk badan kapal di bagian dasar dan
beroperasi dan menangkap ikan. Berdasarkan Praktek Kerja Lapangan yang telah
dilakukan terdapat 9 (sembilan) ruangan palka dan ukuran dari ruang palka I-IX
Berdasarkan data ukuran palka yang diperoleh ruang palka pada bagian
haluan (palka I) dan ruangan palka bagian buritan (palka VIII dan IX) memiliki
ukuran paling besar yaitu panjang 1,8 m, lebar 4,4 m dan tinggi 1,85 m yang
91
berbentuk mengerucut pada bagian depan pada palka I dan mengerucut pada
bagian belakang pada palka VIII dan IX. Sedangkan pada ruang palka II-VII
dengan panjang 1,8 m, lebar 2 m dan tinggi 1,85 m membentuk persegi panjang
yang pada bagian tengah diberi sekat pembatas palka bagian kanan dan kiri.
- Ruang Mesin
seperti menjalankan kapal atau berlayar serta mesin bantu yang termasuk untuk
penunjang kegiatan awak kapal dan orang-orang lain diatas kapal. Ruang mesin
kompartemen yang sangat penting pada sebuah kapal. Pada tempat inilah terdapat
mesin penggerak kapal yang biasanya dinamakan mesin induk atau mesin utama.
pada ruang mesin memiliki panjang 5,22 m , lebar 5,05 m, dan tinggi 3,5 m. Pada
ruang mesin ini terdapat dua balok kayu memanjang yang berfungsi sebagai
tempat dudukan mesin saat mesin terpasang. Selain itu pada ruangan ini pada
bagian ujung terdapat lekukan yang menyerupai setengah kerucut yang berfungsi
- Gudang depan
Gudang depan merupakan sebuah ruang kecil pada bagian ujung kapal
yang berada pada bagian haluan kapal. Gudang ini biasanya berisikan peralatan-
serta beberapa peralatan lain. Berdasarkan Praktek Kerja Lapangan yang telah
dilakukan ukuran gudang depan kapal memiliki panjang 4,26 m , lebar 3 m, dan
tinggi 1,5 m.
kapal yang meliputi : roda kemudi kapal, peralatan navigasi, peralatan komunikasi
untuk hubungan antar kapal, maupun antar dermaga dan pihak lain yang
pandang yang baik dan jelas untuk memantau kesegala arah, bertujuan untuk
memudahkan nahkoda menentukan dengan jelas arah dan tujuan kapal yang
yang dibuat memiliki 2 tingkat, pada tingkat pertama memiliki ukuran panjang
8,91 m , lebar 3,20 m, dan tinggi 2,05 m. Pada anjungan kapal di tingkat satu
memiliki pembagian ruangan sebagai ruang penyimpanan dan ruang masuk kamar
mesin. Sedangkan pada tingkat ke dua memiliki ukuran panjang 8,91 m, lebar
3,20 m, dan tinggi 1,80 m. Pada anjungan kapal di tingkat dua memiliki
93
pembagian ruangan sebagai ruang awak kapal dan ruang anjungan (ruang
kemudi).
ruang istirahat para anak buah kapal (ABK) atau nahkoda. Berdasarkan Praktek
Kerja Lapangan yang telah dilakukan terdapat total dua ruang awak kapal yang
letaknya berada pada satu tingkat (lantai) yaitu pada lantai dua bagunan kapal.
Pada lantai kedua ukuran ruang awak kapal memiliki panjang 8,91 m , lebar 3,20
m, dan tinggi 1,80 m. Ruangan tersebut dibagi menjadi dua yaitu pada bagian
ujung depan digunakan sebagai ruang kemudi yang menyatu dengan kamar
nahkoda dan pada bagian belakang digunakan sebagai kamar ABK (anak buah
kapal).
utamanya sebagai tempat pembuangan kotoran, yaitu urin dan feses. Berdasarkan
Praktek Kerja Lapangan yang telah dilakukan terdapat satu ruangan kakus yang
berada pada ujung buritan yang berukuran relatif kecil dengan panjang 1,2 m ,
lebar 0,8 m dan penutup dengan tinggi 1,5 m yang terbuat dari kayu. Ruang kakus
(toilet) pada kapal perikanan tergolong sangat sederhana dan relatif kecil
dibandingkan dengan kapal jenis lainnya dikarenakan pada kapal perikanan lebih
penangkapan ikan.
4.9.1. Material
Bahan atau material merupakan sesuatu yang dapat dibuat menjadi suatu
benda yang lebih berdaya guna atau bermanfaat. Jenis bahan atau material yang
akan digunakan pada pembuatan sebuah kapal karena hal ini sangat berpengaruh
menjadi dua yaitu material utama berupa kayu dan material pendukung berupa
paku, baut, cat dan beberapa material lain yang berfungsi sebagai penguat serta
a. Material utama
Kayu merupakan bahan baku utama yang digunakan dalam pembuatan suatu
keuntungan yaitu harga relatif murah dan dapat diperoleh dalam waktu singkat,
kekuatan tinggi, daya tahan tinggi terhadap pengaruh kimia dan listrik, mudah
dikerjakan dan diganti bila rusak. Menurut Rusmilyansari et al. (2014), dilihat
dari segi pengerjaannya, pembangunan kapal dari bahan kayu lebih mudah
dibandingkan dengan bahan lain dan tidak membutuhkan teknologi yang tinggi
dalam operasi penangkapan. Hal inilah yang menjadikan kayu lebih unggul dalam
Mutiara Karya mengunakan bahan atau material utama kapal berupa kayu. Kayu
Indonesia menggunakan kapal kayu dalam menangkap ikan. Hal itu dikarenakan
biaya produksi dan perawatan kapal kayu lebih murah daripada kapal-kapal
95
dengan bahan baku yang lain, seperti FRP dan GRP. Kayu yang digunakan untuk
kelas kuat III dan kelas awet III. Kriteria kayu yang baik untuk digunakan sebagai
bahan baku pembuatan kapal tradisional adalah kayu harus kuat, tidak mudah
binatang laut.
Kuat dan Kelas Awat. Kelas kuat adalah tingkat ketahanan alami suatu jenis kayu
terhadap kekuatan mekanis (beban) dinyatakan dalam Kelas Kuat I, II, III, IV dan
V. Makin besar angka kelasnya makin rendah kekuatannya. Sedangkan kelas awet
adalah tingkat kekuatan alami sesuatu jenis kayu terhadap serangan hama
dinyatakan dalam kelas awet I, II, III. Makin besar angka kelasnya makin rendah
keawetannya. Adapun kriteria kelas kuat dan awet kayu dapat dilihat pada tabel 4
dan 5 berikut :
kelembapan kayu sehingga dapat dipilih jenis kayu yang baik dan kuat. Juga
menjadi pertimbangan adalah cacat-cacat yang ada serta mudah atau tidaknya
jenis kayu tersebut dikerjakan dan dibentuk. Selain itu, kayu harus memiliki berat
yang ringan agar memiliki daya apung yang cukup untuk digunakan sebagai
kapal.
Jenis kayu yang digunakan pada proses pembuatan kapal oleh CV. Mutiara
Karya adalah Kayu Bangkirai atau Damar Laut (Shorea laevis) dan Kayu
97
Laban(Vitex pinnata L). Kayu Bangkirai atau Damar Laut digunakan pada bagian
konstruksi kapal yang berpenampang lurus seperti lunas, wrang, pondasi mesin,
tiang utama bangunan kapal, papan kulit kapal, balok dan papan geladak.
Sedangkan Kayu Laban digunakan digunakan pada bagian konstruksi kapal yang
yang diamati menggunakan kayu sebanyak 92,5 m³ untuk kapal kayu berukuran
Kayu Bangkirai atau Damar Laut (Shorea laevis) dan 15 % menggunakan Kayu
Laban (Vitex pinnata L). Adapaun kebutuhan kayu untuk beberapa bagian
daya tahan kayu terhadap serangan hama yaitu serangga dan jamur. Sedangkan
kualitas kekuatan adalah daya tahan kayu terhadap kekuatan mekanis dari luar,
antara lain : daya dukung, daya tarik, dan daya tahan. Kayu yang digunakan dalam
pembuatan kontruksi kayu digolongkan kepada kualitas kelas awet dan kualitas
kelas kuat kayu. Berdasarkan hal tersebut kelas Kayu Bangkirai atau Damar Laut
(Shorea laevis) dan Kayu Laban (Vitex pinnata L) adalah sebagai berikut :
Kayu Bangkirai (Shorea laevis) merupakan salah satu kayu yang banyak
Laksono et al. (2019), kayu bangkirai ini sebagai bahan dasar untuk pembuatan
kapal. Kayu bangkirai ini termasuk kedalam golongan kayu jenis meranti atau
kayu komersial satu. Pada umumnya kayu ini di gunakan untuk bahan utama
kapal seperti badan kapal sesuai dengan kondisi kapal. Kayu bangkirai merupakan
jenis kayu yang kuat dan tahan terhadap perubahan cuaca sehingga kayu ini
digunakan untuk konstruksi berat. Pada dasarnya jenis kayu bangkirai dapat
99
digunakan pada semua bagian kapal. Khusus pada bagian lunas kapal
menggunakan jenis kayu bangkirai yang mempunyai kelas awet I dan kelas kuat I.
Bagian lain yang mengunakan kayu jenis bangkirai adalah lambung atau kulit
Kayu Laban (Vitex pinnata L) adalah kayu yang verasal dari jenis pohon
dari keluarga Lamiaceae, yang berasal dari sekitaran Asia selatan sampai timur.
Ciri umum pohon laban berukuran sedang hingga besar dan dapat mencapai tinggi
hingga 40 meter. Menurut Juniawan et al. (2015) Kayu Laban (Vitex pinnata L.)
merupakan jenis kayu yang dianjurkan oleh pihak BKI. Kayu ini termasuk dalam
kelas awet I yang dapat bertahan delapan tahun walaupun selalu berinteraksi
dengan air. Kayu ini pun tahan terhadap serangan oleh rayap. Kayu ini termasuk
dalam kelas kuat I yang memiliki berat jenis kering udara kurang dari 0,9 serta
kukuh lentur dan tekanan mutlaknya yang tinggi dibandingkan jenis kayu lain.
Sedangkan kayu laban (Vitex pinnata L.) memiliki kekuatan bahan kuatan
481,22kN/m2 dengan sifat liat tapi jarang yang lurus-panjang dan digunakan
b. Material Pendukung
Material pendukung yang juga memiliki peranan yang sangat penting dalam
pembuatan suatu kapal yang terdiri dari paku bermacam ukuran, baut bermacam
ukuran, drat, long drat, cat (epoxy, nippon marine coating, carepol), bahan pakal
(teer), fiber (matt, woving, katalis). Bahan-bahan ini dapat dibeli dan dipesan dari
ini dilakukan oleh pihak galangan dengan bantuan peralatan seperti palu, pahat
kayu, gergaji dan beberapa peralatan lainnya yang dapat dilihat pada tabel 8.
baik bagi kualitas kapal dan pengeluaran biaya tidak terlalu besar. Fungsi
baut, mur, ring dan paku berfungsi sebagai penguat dan penyambung bagian-
konstruksi kayu yang tipis menggunakan paku seperti pada papan kulit, papan
geladak, dan papan rumah geladak (bangunan atas). Paku yang digunakan adalah
paku persegi yang dilapisi galvanis/seng dengan ukuran mulai dari 1 inchi hingga
5 inchi. Penyambungan atau pemasangan pada bagian yang konstruksi yang lebih
tebal dan besar seperti pada gading, galar balok, galar kim, balok geladak
menggunakan baut dan mur yang dilapisi ring pada kedua sisi, baut dan mur yang
digunakan adalah baut khusus yang tahan karat yang terbuat dari baja dengan
ukuran 3/4 (9 inch – 18 inch) dan 5/8 (7 inch – 20 inch). Kemudian juga terdapat
beberapa jenis cat, bahan pakal dan fiber yang berperan dalam pelapisan kayu
agar kedap air dan tingkat keawetan kayu lebih tahan lama.
4.9.2. Peralatan
Peralatan secara umum dapat diartikan sebagai suatu alat ataupun bisa
Beberapa peralatan yang digunakan pada pembuatan kapal oleh CV. Mutiara
pembuatan kapal perikanan di CV. Mutiara Karya masih tergolong sederhana dan
didominasi oleh peralatan non elektronik. Hal ini dikarenakan galangan kapal
proses awal hingga berbentuk kapal dan siap untuk beroprasi normal sebagaimana
yang ahli dalam pembuatan kapal mulai dari pemesanan sampai peluncuran, harus
ada tenaga kerja yang ahli dalam bidangnya masing – masing. Berdasakan Praktek
Kerja Lapangan yang telah dilaksanakana CV. Mutiara Karya dalam membuat
satu kapal memperkerjakan 20 orang tenaga kerja yang terdiri dari 1 orang kepala
produksi utama (mandor), 2 orang wakil kepala produksi, 4 orang ahli pemotong
pembuatan kapal secara umum sesuai perintah kepala produksi (mandor). Biaya
yang dikeluarkan sebagai gaji atau upah dihitung per hari dengan sistem
pembagian gaji atau upah per minggu yang dibagi oleh kepala produksi utama
(mandor). Upah untuk mandor yaitu sebesar Rp. 150.000,00 dan upah untuk
charpenter dan perkerja biasa yaitu sebesar Rp. 100.000,00. Pada pelaksanaan
104
perkerjaan tersebut setiap hari kepala produksi utama (mandor) akan selalu
mengabsen dan mencatat setiap pekerja yang masuk pada hari itu dan sebelum
memulai pekerjaan biasanya akan ada briefing singkat perihal jobdesk pekerjaan
pada hari tersebut. Selain itu kepala produksi (mandor) juga selalu memantau dan
mengawasi setiap pekerjaan dari para anggotanya serta terkadang juga turut serta
Biaya yang dikeluarkan dalam satu kali pembuatan kapal oleh CV. Mutiara
Karya berbeda-beda pada setiap kapalnya dikarenakan pada kapal perikanan harga
kapal tergantung dari spesifikasi dan ukuran kapal tersebut. Berdasarkan Praktek
Kerja Lapangan yang telah dilakukan biaya pembuatan kapal oleh CV. Mutiara
dari rata-rata pembuatan satu kapal 105 GT oleh CV. Mutiara Karya, memberikan
dan ukuran kapal serta untuk estimasi pengerjaan sekitar 4-6 bulan. Harga tersebut
merupakan harga total dari biaya pembuatan kapal yang meliputi biaya kebutuhan
kayu, biaya pembelian mesin utama, sewa galangan dan biaya tenaga kerja.
105
5.1. Kesimpualan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari Praktek Kerja Lapangan ini adalah
sebagai berikut:
terdiri dari lunas, linggi haluan dan buritan, gading dan wrang, galar balok
dan galar kim, balok geladak, papan kulit dan geladak, sekat, pagar, palka,
dengan peletakan lunas dan linggi; pemasangan wrang, gading, galar, dan
3. Bahan atau material dalam pembutan kapal kayu di CV. Mutiara Karya
mengunakan bahan utama berupa kayu bangkirai atau damar laut (Shorea
laevis) dan kayu laban (Vitex pinnata L). Kemudian material pendukung
berupa baut, ring, paku, drat, long drat, cat dan bahan. Alat kerja yang
alat bantu elektronik dan non elektronik. Biaya yang dibutuhkan untuk
membuat satu kapal perikanan kayu 105 di CV. Mutiara Karya yaitu sekitar
105
106
5.2. Saran
Saran yang dapat diberikan pada Praktek Kerja Lapangan di CV. Mutiara
1. Sebaiknya perlu adanya desain dan konstruksi kapal yang lebih detail
DAFTAR PUSTAKA
Azis, M. A., B. M. Iskandar dan Novita. 2017. Kajian Desain Kapal Purse Seine
Tradisional Di Kabupaten Pinrang (Studi Kasus KM. Cahaya Arafah).
Jurnal Albacore., 1(1): 69-76.
Busthomi, A. O., Edy. S dan Lin. P. 2018. Akad Muzara’ah Pertanian Padi dalam
Prespektif Hukum Ekonomi Syariah. Al- Mustashfa. 3(2):268-283.
107
108
Furkanudin, W.Amiruddin dan A.Wibawa. 2014. Desain Palka Kapal Ikan yang
Efisien Guna Melayani Kebutuhan Pelayaran di Daerah Zona Ekonomi
Eksklusif. Jurnal Teknik Perkapalan., 2 (3) : 34-52.
Guruh,M .2016. Propulsi Kapal Dalam Tinjauan Uji Model. Jurnal Wave., 10 (1) :
25-30.
Karim, N., A. Said, dan W. Y.Prasetyo. 2013. Dualisme Kebijakan Pelayaran Dan
Perikanan (Studi Tentang Implementasi Kepmen. Perhubungan No KM
46 Tahun 1996 Tentang Sertifikasi Kelaiklautan Kapal Penangkap Ikan
Dan Permen Kelautan Dan Perikanan No 07 Tahun 2010 Tentang Surat
Laik Operasi Kapal Perikanan Di PPP Mayangan, Kota Probolinggo).
Jurnal Administrasi Publik., 1 (5) : 1039-1047.
Sariadin,H. ,A.Putra. 2021. Studi Kasus Pada Metode dan Tahapan Pengenalan
Perancangan Kapal Penangkap Ikan. Jurnal Riset Kapal Perikanan., 11
(1) : 41-48.
LAMPIRAN
113
+
115
Cat Carepol
Benang Bangunan 30 m