i
PENGOPRASIAN ALAT TANGKAP JARING ANGKAT (Lift Net)
DI BENDUNGAN PANDAN DURI
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
Oleh:
Mengetaui Menyutujui,
Ketua Program Studi
Pemanfaatan Sumberdaya
Perikanan Dosen Pembimbing
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaannirrahiim
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yeng telah memberikan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun Laporan Praktek Kerja
Lapangan yang berjudul “Pengoprasian Alat Tangkap Jaring Angkat (lift net) di
Bendungan Pandan Duri, Kabupaten Lombok Timur’’.
Penulis berharap laporan ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber
informasi ilmiah dalam pengoprasian alat tangkap jaring angkat (lift net) di Bendungan
Pandan Duri Kabupaten Lombok Timur. Penyusunan laporan ini juga tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
membantu proses penyusunan laporan ini, yaitu;
1. Bapak L. Achmad Tan Tilar, Wsk S.Si.,M.Sc selaku dosen pembimbing.
2. Ibu bapak dosen yang telah memberikan saran, bimbingan dan dukungan.
3. Orang tua yang telah memberikan do’a dan dukungannya kepada penulis.
4. Temen-temen seperjuangan atas jalinan persahabatannya.
5. Semua pihak yang telah membantu namun tidak biasa di sebutkan satu persatu
akhirnya, penulis berharap semoga laporan ini berguna berbagi pembaca dan
kemajuan ilmu pengetahuan khususnya bidang perikanan.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iv
DAFTAR IS........................................................................................................... v
DAFTAR TABEL................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. vii
BAB I.PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1.Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2.Tujuan .................................................................................................. 2
1.3.Manfaat ................................................................................................ 2
BAB II.TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 3
2.1.Kontruksi Alat Tangakap Jaring Angkat ............................................... 3
2.2.1.Kontruksi Alat Tangkap ............................................................... 3
2.2.2.Teknik Pengoprasian .................................................................. 4
2.2.Hasil Tangkapan Alat Tangkap Jaring Angkat ..................................... 4
2.3.Analisis Usaha Penangkapan Jaring Angkat ....................................... 5
2.4.Profil Bendungan Pandan Duri ............................................................ 5
BAB III.METODE .................................................................................................. 6
3.1.Waktu dan Temapt .............................................................................. 6
3.2.Alat dan Bahan .................................................................................... 6
3.2.1. Alat-Alat PKL ............................................................................ 6
3.2.2. Bahan-Bahan PKL .................................................................... 6
3.3.Metode ................................................................................................ 7
3.3.1.Jenis Data.................................................................................. 7
3.3.2.Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 7
3.3.3.Analisis Data............................................................................. 7
3.4.Rencana Kegiatan ............................................................................... 8
3.5.Jadwal Kegiatan .................................................................................. 8
BAB IV.PEMBAHASAN ....................................................................................... 9
4.1.Letak Geografis ................................................................................... 9
4.2.Alat tangkap Jaring Angkat (lift net) ..................................................... 9
4.3.Teknik Pengoprasian Jaring Angkat (lift net) ...................................... 11
4.4.Waktu Pengoprasian............................................................................ 11
v
4.5.Fishing Ground (daerah penangkapan) ............................................... 12
4.6.Hasil Tangkapan .................................................................................. 13
4.6.1.Target Utama.............................................................................. 13
4.6.2.Non Target.................................................................................. 14
4.7.Analisi Data .......................................................................................... 15
4.8.Identifikasi Masalah ............................................................................. 16
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 19
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Kontruksi Alat Tangkap Jaring Angkat ........................................................... 10
2. Pengoprasian Tepi Waduk .............................................................................. 11
3. Pengoprasian Tengah Waduk ......................................................................... 11
4. Ikan Nila Target .............................................................................................. 14
5. Ikan Sapu-Sapu............................................................................................... 14
6. Grafik B/C Rasio.............................................................................................. 16
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 . Latar Belakang
Sumberdaya perairan Indonesia merupakan salah satu aset pembangunan
yang penting dan memiliki peluang besar untuk di jadikan sumber pertumbuhan
ekonomi bagi negeri ini. Hal ini didasrkan pada fakta bahwa dua pertiga dari
wilayah Indonesia berupa perairan yang terdiri atas 17.508 pulau, namun
pemanfaatan sebagai salah satu sistem sumberdaya hingga saat ini belum di
rasakan optimal. Sektor perikanan misalnya, dari 6,7 juta ton perikanan potensi
perikanan pertahun, baru sekitar 65% yang diekspoitasi, walaupun di beberapa
tempat kemungkinan besar telah terjadi penangkapan secara berlebihan
(Resosudarmo, 2002).
Menurut Khairuman dan Amri (2008), di perkirakan sekitar 16% spesies ikan
yang ada di dunia hidup di perairan Indonesia. Total jumlah jenis ikan yang
terdapat di perairan Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 7.000 jenis (spesies).
Hampir sekitar 2.000 jenis (spesies) diantaranya merupakan jenis ikan air tawar.
Ikan air tawar merupakan jenis ikan yang hidup dan menghuni perairan daratan
(inland water).
Bendungan Pandan Duri terletak di DAS Palung, Desa Suangi, Kecamatan
Sakra, Kabupaten Lombok Timur dan di bangun pada tahun 2011 dengan tipe
kontruksi timbunan inti tegak. Bendungan ini memiliki luas genangan 315.7 Ha,
dengan volume tampungan 27 juta m3, lebar spillway 37,5 m. Bendungan ini
memiliki fungsi irigasi lahan seluas 5168 Ha, Selain itu memiliki manfaat sebagai
pengendali banjir, perikanan darat, Pariwisata serta pengembangan pembangkit
listrik micro hydro (BWS Nusa Tenggara I, 2020).
Ketersediaan air yang cukup bagi masyarakat Lombok Timur wilayah selatan
merupakan suatu hal yang sangat di inginkan sejak lama. Oleh karna itu
Pemerintah Kabupaten Lombok Timur telah memperjuangkan terlaksananya
pembangunan Bendungan Pandan Duri, agar masyarakat segera lepas dari
ketersediaan air yang memadai. (Faisal, A 2014).
Salah satu alat tangkap yang di harapkan dapat meningkatkan produksi
perikanan di kawasan Bendungan Pandan Duri adalah jaring angkat (Lift Net). Alat
tangkap ini di tunjukan untuk menangkap ikan pelagis, terutama ikan pelagis yang
memiliki nilai ekonomis dan menguntungkan bagi nelayan. Menurut Ayodhyoa
1
(2021) menyatakan bahwa untuk mencapai hasil tangkap yang menguntungkan,
penentuan fishing method yang tepat haruslah di dasari pengetahuan tentang fish
behavior dan keadaan perairan.
Studi tentang alat tangkap jaring angkat yang di oprasikan di perairan tawar di
Pulau Lombok masih sangat jarang di lakukan. Sehingga, kajian awal tentang
pengoprasian jaring angkat (lift net) di Bendungan Pandan Duri menjadi salah satu
data awal untuk memperkaya pengetahuan mahasiswa serta masyarakat umum
tentang keberadaan alat tangkap ini dalam meningkatkan perekonomian
masyarakat nelayan di sekitaran Bendungan Pandan Duri.
1.2. Tujuan
1. Mengetahui dan mendeskripsikan kontruksi alat tangkap jaring angkat yang di
gunakan nelayan di Bendungan Pandan Duri.
2. Mengetahui dan mendeskripsikan hasil tangkapan jaring angkat yang di
gunakan nelayan di Bendungan Pandan Duri.
3. Mengetahui dan mendeskripsikan analisis usaha penangkapan menggunakan
alat tangkap jaring angkat di Bendungan Pandan Duri.
1.3. Manfaat
Hasil praktek kerja lapangan (PKL) ini di harapkan dapat meberikan informasi
mengenai alat tangkap jaring angkat (lift net) dan pengoprasianl alat tangkap jaring
angkat (lift net) yang beroprasi di Bendungan Pandan Duri, Desa Suangi, Kecamatan
Sakra, Kabupaten Lombok Timur. Juga di harapkan dapat bermanfaat sebagai bahan
informasi bagi praktek kerja lapangan (PKL) selanjutnya.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Teropong penyambung
Petuk/kerangka
jaring
Tongkat utama
3
2. Petuk/Kerangka
Bahan :Kayu
Panjang :8 Meter
Lebar :1 Meter
Tinggi :1 Meter
3. Bambu
Panjang : 12 meter
Bahan : Kayu
Diameter : 5 cm
5
BAB III
METODE
6
3.3. Metode
3.3.1. Jenis Data
a) Data Primer
Yaitu dengan cara survei lapangan kemudian mendatangi langsung
nelayan yang memiliki alat tangkap jaring angkat, kemudian
mewawancarai segala hal yang menyangkut alat tangkap jaring
angkat. Data yang di ambil langsung pada nelayan adalah kontruksi
alat tangkap, jumlah dan jenis hasil tangkapan jaring angkat, serta
data modal kegiatan penangkapan, nilai jual hasil tangkapan serta
keuntungan yang di dapat.
b) Data Sekunder
Dengan cara mencari informasi dari buku, jurnaal, sosial media, dan
refrensi-refrensi lainnya.
3.3.2. Teknik Pengumpulan Data
a) Observasi
Yaitu dengan cara mengumpulkan data dengan mengadakan
Pencatatan terhadap apa yang terjadi di lapangan penelitian.
b) Wawancara
Salah satu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab yang bertatap muka langsung dengan
pewawancara.
3.3.3. Analisi Data
a) B/C Ratio
B/R Ratio dimaksudkan untuk mengetahui besarnya nilai
perbandingan penerimaan dan biaya praoduksi yang di gunakan.
Rumus perhitungan ini seperti di kemukakan Hermanto (1998) adalah
sebagai berikut:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛
B/C Ratio = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎
7
3.4.Rencana Kegiatan
a) Persiapan alat dan bahan yang akan di gunakan dalam peroses penangkapan
ikan menggunakan alat jaring angkat (lift net).
b) Melakukan perjalanan menuju ke lokasi praktek kerja lapangan (PKL) di
Bendungan Pandan Duri.
c) Melakukan kegiatan oprasi penangkapan ikan menggunakan alat tangkap
jaring angkat (lift net).
d) Melakukan pendataan tentang hasil tangkapan dan analisi ekonomi
kegiatan penangkapan.
3.5.Jadwal Kegiatan
PKL dilakukan selama satu bulan dengan tahapan: Persiapan, Kegitan Lapangan
(penangkapan), Analisis data, serta Pelaporan Rangkaian Kegiatan dijadwalkan
sebagai berikut:
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Persiapan
2 Penangkapan
3 Analisis data
4 Pelaporan
8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
9
Usia :46 tahun
Jumlah alat tangkap yang di miliki 1 unit alat tangkap jaring angkat (lift net).
10
4.3. Teknik Pengoprasian Jaring Angkat (lift net)
Cara pengoprasian jaring angkat sangat sederhana, perinsipnya nelayan akan
mengangkat alat ini saat dirasakan ikan yang berada pada area jaring sudah
berkumpul cukup banyak. Lebih rincinya, pertama nelayan menenggelamkan
jaring pada kedalaman tertentu, setelah di rasa ikan yang berkumpul sudah cuk
up banyak, jaring di angkat dan ikan yang berada pada area jaring akan ikut
terangkut dan terperangkap, sementara air akan tersaring.
Cara oprasi alat tangkap jaring angkat berdasarkan wawancara dan surve secara
teknis pengoprasiannya meliputi:
a) Persiapan
Sebelum oprasi penangkapan ikan di lakukan terlebih dahulu segala
sesuatu peralatan dan perlengkapan oprasional agar di persiapkan
terlebih dahulu secara teliti, seperti penyusunan alat di tempatnya agar
mudah di turunkan.
b) Penurunana jaring (seting)
Jaring ditengelamkan ke dasar perairan dengan menggunakan tangkai
panjang secara perlahan dan di lakukan secara manual sampai jaring
terbentang di dasar perairan, lama menenggelamkan jaring sekitar 1-5
menit.
c) Pengangkatan jaring (hauling)
Jaring diangkat / dinaikan setelah 1-5 menit dan diperkirakan sudah
terdapat ikan hasil tangkapan yang berkumpul didalam jaring maka jaring
diangkat dengan menggunakan tangkai panjang secara manual tanpa
menggunakan mesin.
d) Pengambilan hasil tangkapan ikan yang tertangkap/ terdapat pada jaring
selanjutnya diambil kemudian ikan hasil tangkapan disortir menurut
jenisnya dan dimasukan wadah penyimpanan ikan begitu sterusnya.
11
kebutuhan nelayan jaring angkat. Nelayan jaring angkat juga beroprasi pada pagi
hari dan malam hari di bendungan pandan duri berdasarkan wawancara nelayan
jaring angkat.
12
Adapun sebagai titik lokasi atau daerah penangkapan ikan yang di lakukan oleh
nelayan jaring angkat (lift net) di Bendungan Pandan Duri.
1. Sebelah utara di lakukan penangkapan sebanyak 1 titik
2. Sebelah timur di lakukan penangkapan sebanyak 2 titik
3. Sebelah selatan di lakukan penangkapan sebanyak 8 titik
4. Sebelah barat tidak ada aktivitas penangkapan ikan menggunakan jaring angkat
Nelayan paling banyak melakukan kegiatan penangkapan ikan di bagian selatan
Bendungan Pandan Duri
4.6. Hasil Tangkapan
Hasil dari alat tangkap jaring angkat di Bendungan Pandan Duri ada 7 jenis
spesies. Hasil tangkapan dapat di bagi menjadi 2 kelompok yaitu hasil tangkapan
utama dan sampingan, dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini:
Dari hasil tabel diatas jumlah hasil tangkapan ikan nila yang secara umum
berjumlah 238 ekor dengan jenis ukuran ikan yang sedang, tergantung besar
kecilnya ukuran ikan yang tertangkap. Ikan nila sebagai target utama penagkapan
anco karena di Bendungan Pandan Duri mendominasi ikan nila, serta ikan nila
banyak diminati oleh masyarakat. Dalam pengoprasian alat tangkap jaring angkat
hasil tangkapan sampingan seperti ikan mujair, ikan karper, ikan lele, ikan sapu-
sapu, ikan gabus dan udang galah, biasanya hasil penjualan ikan sampingan akan
di gabung dengan ikan target dalam penjualan hasil tangkapan, karena hasil
tangkapan ikan sampingan tidak begitu banyak di bandingan ikan nila.
4.6.1.Target utama
Target utama dari oprasi alat tangkap jaring angkat ini adalah ikan nila,
ikan ini merupakan jenis ikan yang di introduksi dari luar negri. Namun ikan Nila
sendiri, menurut direktur jendral perikanan, sesuai dengan asal ikan tersebut,
yaitu dari perairan sungai Nil dan danau-danau yang berhubungan dengan
13
aliran sungai Nil tersebut (suyanto 1993). Ikan Nila adalah ikan yang tahan
terhadap perubahan lingkungan, tahan terhadap serangan penyakit
mempunyai toleransi terhadap kualitas air dengan kisaran yang lebar dan
mampu mencerna pakan buatan dengan efektif. Banyaknya hasil tangkap nila
di karenakan di Bendungan Pandan Duri memang perairannya dominan banyak
ikan nila memngingat kondisi lingkungan perairan cocok dari kondisi fisik dari
ikan nila tersebut. Sedangkan selain ikan nila termasuk dalam kategori ikan
sampingan, hasil tangkapan sampingan (HTS) dapat di artikan hasil tangkapan
yang tertangkap selain hasil utama (target species) dan bukan merupakan
target spesies (non targer species).
4.6.2.Non Targat
Spesies non-target dapat di bagi menjadi spesies-spesies yang memiliki
nilai ekonomis (by-product) dan spesies-spesies yang tidak di inginkan (by-
cath) karna mereka tidak memiliki nilai ekonomis. Ardil (2013) memperkirakan
bahwa rata-rata ikan di buang setiap tahunnya, setara dengan 30% dari ikan
yang di daratkan di dunia, walaupun ada laporan yang menyatakan bahwa
beberapa ikan ini telah di daratkan dan dikomsumsi.
14
4.7. Anaisis Data
Pendapatan merupakan sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan sehari hari dan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup dan
penghidupan seseorang secara langsung maupun tidak langsung. Pendapatan
sangat berpengaruh bagi kelangsungan suatu usaha, semakin besar
pendapatan yang diperoleh maka semakin besar kemampuan suatu usaha
untuk membiayai segala pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang akan di
lakukan (Humaerah dkk, 2014).
Pada dasarnya sebuah usaha akan di katakan layak untuk di jalankan
apabila nilai R/C yang di dapatkan lebih besar dari pada 1. Hal ini bisa terjadi
karena semakin tinggi R/C dari sebuah usaha, maka tingkat keuntungan yang
akan didapat kan suatu usaha juga akan semakin tinggi. R/C adalah singkatan
dari Revenue Cost Ratio atau di kenal dengan perbandingan antara total
penerimaan (R) dan total biaya (C).
a) B/C ratio
Berdasarkan hasil wawancara dan surve di lapangan selama PKL hasil
tangkapan nelayan jaring tangkap di Bendungan Pandan Duri dapat diketahui
biaya oprasional yang di keluarkan nelayan jaring angkat mulai dari BBM/
bensin yang dibutuhkan dalam satu kali trip yaitu 1 liter dengan harga Rp10.000,
Rokok satu bungkus Rp15.000, dan Nasi satu bungkus Rp10.000. total biaya
yang dikeluarkan adalah Rp35.000.
Untuk modal tetep dalam pembuatan alat tangkap jaring angkat ini,
nelayan jaring angkat hanya membeli net/jaring dengan harga Rp50.000,
bambu dengan harga Rp50.000, teropong yang terbuat dari besi atau pipa
Rp20.000, total biaya yang di keluarkan dalam pembuatan alat tangkap jaring
angkat adalah Rp120.000.
Adapun nelayan jaring angkat yang tinggal di sekitar Bendungan Pandan
Duri, hanya mengeluarkan biaya oprasional yaitu rokok saja, dikarenakan
tempat atau lokasi penangkapan ikan yang tidak begitu jauh dengan rumah
nelayan.
Hasil tangkapan 1 kali trip tergantung lama pengoprasian dan keadaan
cuaca perairan di sekitaran Bendungan Pandan Duri. Secara umum
pendapatan nelayan berjumlah 1 kg - 5 kg per trip. Dari hasil tangkapan alat
tangkap jaring angkat, nelayan dapat menjual hasil tangkapannya dengan
15
hagra RP 15.000 - RP 25.000 /kg ikan nila tergantung besar kecilnya ukuran
ikan nila.
b) Hasil grafik B/C ratio
B/C ratio nelayan jaring angkat di Bendungan Pandanduri dapat di lihat
pada grafik 10 di bawah ini:
2,50
2,00
2,00
1,50
1,50
1,00
0,50
0,00
1 2 3 4 5
Responden nelayan
Hasil pengolahan data yang dilakukan pada total penerimaan dan total
biaya nilai B/C ratio berkisar anatara 1.50 – 3.33. Nilai B/C ratio tersebut
menunjukkan bahwa nelayan jaring angkat memiliki keuntungan yang besar
karena nilai B/C ratio > 1.
16
d) Dampak positif penggunakan alat tangkap jaring angkat di bendungan pandan
duri adalah ikan-ikan keci tidak ikut tertangkap dikarenakan ukuran mata jaring
yang besar membuat ikan kecil terkikis pada lubang jaring saat pengangkatan
jaring.
e) Upaya yang perlu di lakukan pada saat proses pengoprasian alat tangkap
jaring angkat adalah harus memahami hal-hal yang mempengaruhi
keberhasilan penangkapan seperti angin, gelombang, dan musim.
f) Tidak selamanya dalam pengoprasian alat tangkap jaring angkat ketika
pengangkatan jaring (hauling) ikan berada atau menyangkut pada jaring.
17
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan Peraktek Kerja Lapangan (PKL) yang telah di lakukan dapat di
tarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Jaring angkat merupakan alat tangkap ikan berbentuk persegi panjang yang
tersusun oleh rangka bambu atau semacamnya dan dilengkapi dengan net atau
jaring sebagai komponen utama dalam menjebak dan mengangkat ikan yang
tertangkap.
2. Jaring angkat termasuk alat tangkap sederhana karna tidak membutuhkan
banyak nelayan yang terlibat, bahkan 1 orang nelayan sudah cukup, selain itu
alat ini juga tidak memerlukan kapal dalam pengoprasiannya karna di pasang
menetap di tepi perairan.
3. Alat tangkap jaring angkat tidak menggunakan bantuan mesin, alat ini di
oprasikan secara manual.
4. Tidak selamanya nelayan jaring angkat sebagai nelayan tetap, dikarnakan
penangkapan ikan menggunakan jaring angkat merupakan waktu luang bagi
nelayan jaring angkat, karena rata rata nelayan jaring angkat di Bendungan
Pandan Duri berfropesi sebagai petani, kuli bangunan, dan serabutan.
5. Selain ikan nila sebagai target utama banyak ikan sampingan yang banyak di
di konsumsi dan memiliki nilai ekonomis.
5.2. Saran
Setelah pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) selama kurang lebih 2
minggu, saran yang dapat di sampaikan oleh penulis sebagai berikut:
1. Perlu di lakukan PKL selanjutnya mengenai hasil tangkapan alat tangkap jaring
angkat terkait perbedaan waktu pengoprasian alat tangkap jaring angkat.
2. Perlu ada alat tambahan dalam pengoprasian jaring angkat agar memudahkan
nelayan saat pengangkatan alat tangkap jaring angkat.
3. Perlu di bangun tempat pemasaran ikan, sebab tanpa adanya tempat
pemasaran ikan maka menyulitkan untuk mengumpulkan data mengenai
produksi dan pemanfaatan sumberdaya perikanan.
18
DAFTAR PUSTAKA
19
Subani, W., dan H. R. Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut. Jurnal
Penelitian Perikanan Laut 5 Tahun 1988 (Edisi Khusus). Jakarta.248 hal.
Resosudarmono. 2002. Analisi Sektor Prioritas di Kelautan dan Pendahuluan
Perikanan Indonesia. Jakarta: Jurnal Perikanan dan Kelautan. 4 (3) :30-45.
Rullyta et al, 2017. Analisis Perbandingan Nelayan dengan Pola Waktu Penangkapan
Berbeda Pada Alat Anco (lift net) di Perairan Rawa Bulung, Kabupaten Kudus
Vol.6 No.4, Hlm 110-118.
20
LAMPIRAN
Lampiran 1. Lokasi PKL
21
Lampiran 2. Penggunaan alat anco oleh mahasiswa PKL
22
Lampiran 4. Kegiatan mewawancarai nelayan
23
Lampiran 6. Ikan sampingan
24